Anda di halaman 1dari 7

7.

2 Proses Pengolahan Dasar


Proses pengolahan dasar sebagai proses utama untuk mengolah minyak mentah
menjadi produk dan fraksi-fraksinya terdiri atas :
1. Pengolahan secara fisik, yaitu distilasi terdiri dari :
a. Distilasi Atmosferik
b. Distilasi Hampa
c. Distilasi Bertekanan
2. Pengolahan secara kimia, disebut juga sebagai proses konversi atau
transforming terdiri dari :
a. Proses Perengkahan (Cracking) terdiri dari :
 Perengkahan Termis (Thermal Cracking)
 Perengkahan Katalis (Catalytic Cracking)
 Perengkahan Hidro (Hydrocracking)
b. Proses Pembentukan Kembali (Reforming) terdiri dari :
 Reformasi Termis (Thermal Reforming)
 Reformasi Katalis (Catalytic Reforming)
c. Proses Penggabungan molekul, terdiri dari :
 Polimerisasi Katalis, yakni :
Polimerisasi Selektif dan Polimerisasi tidak Selektif
 Alkilasi Katalis, yang terdiri dari :
Alkilasi H2SO4 dan Alkilasi HF

7.2.1 Pengolahan secara Fisik


Proses distilasi dalam kilang minyak merupakan proses pengolahan secara
fisik yang primer yang mengawali semua proses-proses yang diperlukan untuk
memproduksi BBM dan non BBM.
Proses distilasi/fraksionasi adalah proses untuk memisahkan campuran yang
terdapat dalam minyak mentah (crude oil) menjadi komponen-komponennya atas
dasar fraksi atau pemotongan ( cut) yang dibatasi oleh jarak titik didih tertentu,
bukan atas dasar titik didih masing-masing komponen. Proses distilasi ini dapat
menggunakan satu kolom atau lebih menara fraksinya, misalnya residu dari menara
distilasi atmosferik dialirkan ke menara distilasi hampa, atau salah satu fraksi dari
menara distilasi atmosferik dialirkan ke menara distilasi bertekanan. Fraksi-fraksi
yang dapat ditarik dari kolom distilasi/menara fraksionasi antara lain adalah sebagai
berikut :
Fraksi Jarak Didih, oF
Gas < 80
Nafta ringan 80 – 220
Nafta berat 180 – 520
Gas oil ringan 420 – 650
Gas oil berat 610 – 800
Residu > 800

Secara fundamental semua proses-proses distilasi dalam kilang minyak bumi adalah
sama. Semua proses distilasi memerlukan beberapa unit peralatan penting seperti :
1. Pipe Still
2. Menara Fraksionasi
3. Kolom Stream Stripping
4. Penukar Panas (Heat Exchanger)
5. Pengembunan dan Pendinginan (Condenser dan Cooler)
6. Pompa dan Jaringan Pipa
7. Tangki Penampung dan Pengumpul
8. Instrumentasi

7.2.2 Proses Konversi atau Transforming


Proses Konversi atau Transforming merupakan suatu proses untuk mengubah
fraksi tertentu menjadi produk-produk lain yang mempunyai harga yang lebih tinggi
yang terjadi secara kimiawi.
Dasar proses konversi atau Transforming adalah terjadinya perubahan susunan
molekul hidrokarbon seperti yang terjadi pada :
1. Proses Perengkahan, yaitu memotong rantai lurus dan panjang menjadi rantai
pendek dengan bantuan panas atau katalis.
2. Proses Reforming dan Isomerisasi, yaitu merubah rantai lurus menjadi rantai
cincin atau rantai bercabang.
3. Proses Polimerisasi dan Alkilasi, yaitu penggabungan beberapa molekul kecil
menjadi suatu molekul yang lebih besar.
Perengkahan (cracking)
1. Proses Perengkahan (Cracking) (450-550 oF)
Proses perengkahan (Cracking) adalah suatu proses perubahan molekul
hidrokarbon yang panjang dan lurus dipotong-potong menjadi beberapa rantai yang
lebih pendek. Proses perengkahan merupakan dekomposisi molekul minyak berat
atau minyak yang mempunyai titik didih tinggi menjadi komponen yang lebih ringan
yang mempunyai titik didih rendah.

Macam-Macam Perengkahan:
Perengkahan termis

Perengkahan adalah suatu fenomena dimana minyak dengan molekul besar


dipecah menjadi molekul-molekul kecil yang mempunyai titik didih rendah. Pada
waktu yang bersamaan beberapa dari molekul-molekul tersebut yang bersifat
reaktif bergabung satu sama lain membentuk molekul yang jauh lebih besar dari
molekul asalnya. Molekul-molekul yang lebih stabil keluar dari sistem sebagai bensin
rengkahan, dan reaktif berpolimerisasi membentuk minyak bakar rengkahan
(cracked fuel oil) dan juga kokas. Meskipun gasoline adalah produk akhir yang
utama dari unit rengkahan, namun diproduksi juga minyak-minyak yang mempunyai
jarak didih antara minyak bakar dan gasoline yang disebut Recycle Stock. Recycle
stock ini dapat ditahan dalam sistem perengkahan sampai mereka dipecah dengan
cara mendaur-ulangnya secara terus menerus atau dengan sistem operasi batch
pada tekanan tinggi.
Secara umum ada 2 tipe reaksi yang terjadi yaitu :
1. Reaksi primer, dimana terjadi peruraian molekul besar menjadi molekul kecil
2. Reaksi sekunder, dimana produk-produk reaktif berpolimerisasi membentuk
senyawa-senyawa dengan molekul yang perlahan-lahan membesar. Selanjutnya
pada waktu yang bersamaan hasil polimerisasi tersebut terurai lagi menjadi
molekul-molekul kecil.

Perengkahan katalis dibedakan dari perengkahan termis terutama pada


pemakaian katalisnya yang dapat menahan produk-produk aspal atau ter pada
permukaan katalis dalam bentuk kokas. Katalis yang digunakan adalah campuran
silika (SiO2) dan alumina (Al2O3).
Perengkahan katalis terdiri dari proses :
a. Fluidisasi
b. Termofor
c. Houdry
d. Houdry Flow
e. Sikloversi, yang tergantung pada cara penanganan katalisnya.

Di antara proses-proses tersebut yang paling banyak digunakan adalah proses


FCCU (Fluidized Catalytic Cracking Unit). Pada proses fluidisasi ini, umpan minyak
dan katalis saling terfluidisasi dan bersirkulasi antara reaktor dan regenerator
dimana katalis diregenerasi secara terus-menerus.
Perengkahan hidro merupakan proses gabungan antara perengkahan dan
hidrogenasi. Suhu reaksi lebih dari 350 oC dan tekanan tinggi sampai dengan 200
atm. Katalis yang digunakan untuk proses ini adalah nikel, platina, palladium, kobal
dan besi.

2. Reforming
Tujuan proses reforming adalah untuk merubah senyawa hidrokarbon
menjadi aromatik sehingga diperoleh bensin dengan bilangan oktan yang lebih
tinggi.
Proses reforming terdiri dari Thermal Reforming dan Catalytic Reforming. Pada
Catalytic Reforming, gasoline dan nafta umpan dipanaskan sampai 500 oF dan
dialirkan kedalam reaktor yang berisi katalis secara seri. Karena reaksi adalah
endotermis, maka diperlukan penambahan panas melalui Heater di antara reaktor
untuk memenuhi suhu reaksi. Katalis yang digunakan adalah logam platina yang
dibalut dengan alumina (Al2O3).

3. Isomerisasi
Tujuan proses isomerisasi adalah untuk membentuk hidrokarbon rantai
cabang dengan bilangan oktan yang lebih tinggi.

4. Polimerisasi
Tujuan proses polimerisasi adalah untuk membuat bensin mobil (mogas)
dengan katalis asam sulfat atau asam fosfat.
Polimerisasi dapat dilakukan dengan satu macam umpan (Polimerisasi Selektif)
yaitu isobutan (iC4) atau butan (C4) saja. Polimerisasi dengan umpan campuran
disebut dengan Polimerisasi tidak Selektif.

5. A l k i l a s i
Tujuan proses alkilasi adalah untuk memasukkan gugus radikal alkil ke
dalam suatu molekul, yaitu antara olefin dengan iso parafin, menghasilkan bensin
pesawat terbang (avgas).

Kebanyakan kilang-kilang minyak yang besar memiliki proses-proses yang lengkap


yang dikelompokkan dalam urutan proses sebagai berikut :
1. Proses fraksionasi minyak mentah dalam proses topping (Unit Distilasi Atmosfir)
lalu diikuti dengan proses pelepasan material yang mudah menguap dari
produk-produk berupa gas, kerosin, diesel, gas oil, dan residu (reduced crude).
2. Proses-proses dekomposisi dalam unit-unit perengkahan termis, perengkahan
katalis dan catalytic reforming.
3. Proses fraksionasi lanjutan dari produk-produk perengkahan untuk
menghasilkan gas, gasoline, LCGO (light cycle gas oil), HCGO (heavy cycle gas
oil), distilat perengkahan, dan minyak bakar (fuel oil).
4. Proses stabilisasi produk-produk dari ketiga proses di atas untuk menghasilkan
gas, propan/butan/pentan, nafta ringan, buten/butilen, alkilat, bensin
rengkahan, poli gasolin, gas oil dan ter.
5. Proses alkilasi dan polimerisasi dari produk-produk yang sudah distabilkan
seperti alkilat dan poli gasolin.
6. Proses absorpsi terhadap produk-produk gas hasil proses stabilisasi untuk
mendapatkan produk gas kilang, dan minyak yang lebih bersih.
7. Proses blending atau pencampuran untuk mendapatkan produk-produk akhir
yang memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan oleh pasar atau konsumen.

Pemurnian Produk Minyak Bumi


Proses pemurnian adalah proses kimiawi yang dimaksudkan untuk memisahkan
atau mengurangi kotoran-kotoran yang tidak diingini dalam produk yang akan
dipasarkan.
Pengolahan tersebut meliputi perbaikan warna minyak, stabilitas terhadap cahaya,
bau, kandungan sulfur, jumlah material padat seperti getah minyak (gum), korosi
dan komposisi.
Secara garis besar proses pemurnian terdiri dari :
1. Pengolahan dengan asam sulfat merupakan proses yang paling banyak
digunakan untuk memisahkan sulfur, mengendapkan aspal dan getah minyak
(gum), memperbaiki warna dan stabilitas, dan untuk menghilangkan bau
2. Pengolahan sweetening, dimaksudkan untuk memisahkan merkaptan dalam
distilat-distilat yang masam (sour)
3. Proses desulfurisasi, dimaksudkan untuk menghilangkan sulfur menjadi gas
hidrogen sulfida (H2S)

Pengolahan dengan Asam Sulfat:


Asam kuat (H2SO4 93 % atau lebih) diperlukan untuk memisahkan merkaptan,
demikian pula senyawa-senyawa alkil sulfida, disulfida, dan senyawa-senyawa
sulfat larut dalam asam kuat. Alkil asam sulfat dapat larut dalam sejumlah minyak
tertentu.
Kecepatan pelarutan oleh asam sulfat terhadap berbagai senyawa-senyawa
pengotor dalam minyak bumi mempunyai tingkatan sebagai berikut :
1. Senyawa-senyawa nitrogen seperti amina, amida dan asam-asam amino,
2. Senyawa-senyawa alifatik,
3. Olefin,
4. Aromatik,
5. asam-asam naftenik.
Persyaratan atau kualitas asam sulfat yang dipakai untuk melarutkan senyawa-
senyawa pengotor dalam minyak bumi adalah sebagai berikut :

Pengolahan dengan Sweetening: proses untuk memisahkan atau untuk merubah


merkaptan, hidrogen sulfida dan sulfur elementer yang terdapat dalam distilat-
distilat ringan.
Adanya merkaptan memberikan bau yang busuk dan menunjukkan
penurunan angka oktan dengan mereduksi kerentanan terhadap TEL ( tetra ethyl
lead) sebagai senyawa pengungkit oktan. Sulfur elementer yang terdapat dalam
merkaptan akan menyebabkan korosi.
Ada tiga cara untuk mencapai sweetening yaitu :
1. Proses oksidasi untuk merubah merkaptan menjadi disulfida
2. Proses yang memisahkan merkaptan
3. Proses yang menghancurkan dan merubah senyawa-senyawa sulfur lain yang
menyertai merkaptan, hidrogen sulfida, dan sulfur bebas.

Anda mungkin juga menyukai