Anda di halaman 1dari 12

 

MAKALAH TEKNOLOGI MINYAK BUMI


 Proses Alkilasi, Polimerisasi, dan Isomerisasi

Disusun Oleh :

Kelompok II / VKC

1. Nama : Anisa Novita Sari


Nim : 0609 3040 0363

2. Nama : Fitri Kortina


Nim : 0609 3040 0367

Instruktur : Ir. Fadarina M.T

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
TAHUN 2011
 

Bab I
PENDAHULUAN

I.  Latar Belakang

II.  Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, sebagai berikut :
1.  Apa saja Sifat Fisik dan Kimia bahan baku dan Produk yang dihasilkan dari
proses Alkilasi, Polimerisasi dan Isomerisasi ?
2.  Bagaimana diagram alir proses Alkilasi, Polimerisasi dan Isomerisasi ?
3.  Bagaimana uraian proses yang terjadi pada proses Alkilasi, Polimerisasi dan
Isomerisasi dalam Minyak Bumi ?
4.  Bagaimana reaksi yang terjadi pada proses Alkilasi, Polimerisasi dan Isomerisasi
dalam Minyak Bumi ?
5.  Apa saja kegunaan hasil Produk dari proses Alkilasi, Polimerisasi dan Isomerisasi ?

III.  Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat yang ingin dicapai, sebagai berikut :
1.  Dapat mengetahui Sifat Fisik dan Kimia bahan baku dan Produk yang
dihasilkan dari proses Alkilasi, Polimerisasi dan Isomerisasi.
2.  Dapat menjelaskan diagram alir proses Alkilasi, Polimerisasi dan Isomerisasi.
3.  Dapat menguraikan proses yang terjadi pada proses Alkilasi, Polimerisasi dan
Isomerisasi dalam Minyak Bumi.
4.  Dapat mengetahui reaksi yang terjadi pada proses Alkilasi, Polimerisasi dan
Isomerisasi dalam Minyak Bumi.
5.  Dapat mengetahui kegunaan hasil Produk dari proses Alkilasi, Polimerisasi
dan Isomerisasi.
 

Bab II
PEMBAHASAN

II.1 ALKILASI
Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang
lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat
seperti H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi secara umum adalah
sebagai berikut:
RH + CH2=CR’R’’ R-CH2-CHR’R” 
Secara kimia reaksi alkilasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1.  Alkilasi Katalis
0
Suhu reaksi berkisar antara 30  – 105 F dan tekanan 1 atm  – 150 psig.
Katalis yang banyak digunakan, yaitu :
a.  Proses Alkilasi Asam Fluorida diperkenalkan oleh Phillips Petroleum
Company pada tahun 1942.
b.  Proses Alkilasi Aluminium Khlorida di operasikan oleh Phillip selama Perang
Dunia.
c.  Proses Alkilasi Katalis Asam Sulfat telah di mulai di Amerika Serikat pada
tahun 1938 oleh Shell Oil Company. Pada proses ini, komponen gasolin
dengan angka oktan tinggi dibuat melalui reaksi isobutana dengan olefin.
Butilen merupakan senyawa yang paling umum dipakai, karena produk yang
dihasilkan mempunyai kualitas tinggi dan dapat diperoleh hanya dengan
sedikit Asam Sulfat dibandingkan dengan olefin lainnya, jika diproses pada
kondisi operasi yang sama.

2.  Alkilasi Termis


Alkilasi termis adalah alkilasi yang mengolah Etilen yang diikuti oleh Propilene,
0  
Butane dan Isobutilene dengan bantuan panas. Suhu reaksi berkisar 950 F dan
tekanan sekitar 3000-5000 psia. Proses Alkilasi termis yang komersil telah di
bangun oleh Phillips Petroleum Co untuk membuat neoheksana. Alkilasi ini
menggunakan Etilene dan Isobutana sebagai reaktan untuk membuat neoheksana.
 

II.1.1 Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan Produk 


1.  Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku

2.  Sifat Fisik dan Kimia Produk 

II.1.2 Diagram Alir


1.  Diagram alir proses Alkilasi Katalis Asam Sulfat

2.  Diagram alir proses Alkilasi Termis


 

II.1.3 Uraian Proses


1. Uraian Proses Alkilasi Katalis Asam Sulfat

2.  Uraian Proses Alkilasi Termis

II.1.4 Reaksi yang Terjadi

CH3 CH3 CH3 CH3 

H2SO4 

H3C – CH – CH3 + H2C = C – CH3 H3C – C – CH2  – CH – CH3 

CH3 

Isobutana Isobutilene 2,2,4 Trimetil Pentana

II.1.5 Kegunaan Produk 


 

II.2 POLIMERISASI
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul
besar. Reaksi umumnya adalah sebagai berikut :
M CnH2n Cm+nH2(m+n)
Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa
Isobutana menghasilkan Bensin berkualitas tinggi, yaitu Isooktana.

Polimerisasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :


1.  Polimerisasi Termis
Proses polimerisasi termis terdiri dari perengkahan fasa uap senyawa propana dan
butana diikuti dengan memperpanjang waktu reaksi polimerisasi pada suhu 950  –  
0
1100 F, selanjutnya diikuti dengan reaksi dekomposisi, depolimerisasi dan
 
sebagainya. Polimerisasi termis mengubah C4 dan gas  – gas kilang yang lebih
ringan menjadi produk cair hasil kondensasi.
2.  Polimerisasi Katalis
Katalis yang digunakan adalah Asam Sulfat dan Asam Phosfat dalam berbagai
bentuk. Demikian juga dengan silika Alumina, Aluminium Khlorida, Boron
Trifluorida dan Bauksit aktif.
Proses polimerisasi ini dibagi menjadi 2, yaitu :
a.  Polimerisasi Selektif 
Polimerisasi Selektif merupakan proses polimerisasi yang menggunakan
umpan hanya fraksi C4 saja (Propilene  – propilene) atau fraksi C3 saja
(Butilene – Butilene) yang berlangsung pada suhu yang lebih rendah
dibandingkan dengan polimerisasi tak selektif.
b.  Polimerisasi Tak Selektif 
Polimerisasi Tek Selektif adalah suatu proses Polimerisasi yang terjadi pada
suhu dan tekanan tinggi dengan umpan berupa campuran Hidrokarbon C3 dan
C4 menggunakan katalis Asam Phosfat.
 

Polimerisasi katalis proses UOP adalah proses Polimerisasi tak selektif 


menggunakan katalis Asam Phosfat yang dijenuhkan didalam kieselguhr  dan
berbentuk pelet.

II.2.1 Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan Produk 


1.  Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku

2.  Sifat Fisik dan Kimia Produk 

II.2.2 Diagram Alir


1.  Diagram Alir Proses Polimerisasi Termis Proses Kellog 

2.  Diagram Alir Proses Polimerisasi Tak Selektif Proses UOP


 

II.2.3 Uraian proses


1.  Uraian Proses Polimerisasi Termis Proses Kellog 
Umpan cair (Olefin) dengan tekanan 1200  –  2000 psig dipompakan kedalam
0
dapur dan dipanaskan menjadi 975  –  1100 F. Keluaran dari dapur polimerisasi
didinginkan dan di stabilisasikan didalam Quench Stabilizer, polimer gasoline
dipisahkan dengan cara fraksionasi. Gas yang keluar dari stabilizer
dikembalikan ke pemisah uap atau didalam fraksionatot untuk dipisahkan C3
dan C4 sebagai daur ulang.

2.  Uraian Proses Polimerisasi Tak Selektif Proses UOP


Umpan C3 / C4 masuk menuju tempat pencucian Soda bertujuan untuk 
pemurnian umpan. Kotoran (senyawa Nitrogen asam, seperti : HCN, HOCN, dll
bila dibiarkan dalam sistem akan berubah menjadi amoniak dan kemudian
amonium posfat yang akan merusak daya rangsang katalisator (menurunkan
aktifitas katalis) dan dapat dihilangkan dengan larutan Soda, sedangkan basa,
seperti : NH3 dan amina  – amina dapat dihilangkan dengan mencucinya dengan
menggunakan air, Belerang dalam bentuk gas / larutan H2S maupun merkaptan)
yang terdapat didalam Umpan dipisahkan dengan larutan soda dan air karena
racun bagi katalis. Selanjutnya, umpan Hidrokarbon (campuran Propilene / 
Butilene) yang sudah dibersihkan dan dipanaskan secukupnya direaksikan
dalam reaktor. Tipe reaktor UOP ada 2 tipe, yaitu : Shell and Tube Heat 
 Exchanger  dan Chamber. Reaksi polimerisasi menggunakan reaksi isotermis
 

sehingga memerlukan air untuk menyerap panas yang terjadi dan berfungsi
untuk mengatur suhu reaktor yang dikendalikan oleh tekanan steam drum. Suhu
0
dalam reaktor 430 F, tekanan operasi 1000  –  1100 psig, kadar Olefin didalam
umpan 35  –  45 % dan kecepatan aliran Olefin pada permukaan katalis (space
velocity) dirancang0,28 galon umpan/jam per lb katalis. Dari hasil reaksi
campuran keluar dari dasar reaktor didinginkan dan tekanannya diturunkan
menjadi 300 psig sebelum masuk ke tahap pemisahannya. Campuran hasil
reaksi pertama kali di masukkan kedalam menara depropanizer untuk 
memisahkan propana dan gas  –  gas lain yang lebih ringan. Sedangkan senyawa
yang lebih berat dari propana akan keluar dari dasar menara dan selanjutnya
dikirim menuju menara Butanizer untuk memisahkan fraksi butana yang lebih
ringan. Fraksi yang lebih berat dari butana adalah polimer gasolin dengan RVP
0
8 psi dan FPB 400  – 420 F.

II.2.4 Reaksi yang Terjadi

II.2.5 Kegunaan Produk 

II.3 ISOMERISASI
Proses Isomerisasi dalam dunia industri berlangsung sangat lambat, hal ini disebabkan
karena tingginya biaya penanganan katalis yang korosif dan biaya pemisahan isomer  – isomer
hidrokarbon yang mengandung 5 atau lebih atau karbon.
Macam – macam Proses Isomerisasi terbagi menjadi 2, yaitu :
1.  Isomerisasi dengan Katalis aluminium Khlorida
Proses yang biasa dilakukannya adalah Isomerisasi Butana menjadi Isobutana,
Pentana menjadi Isopentana, Nafta atau fraksi n-Heksana menjadi Isoheksana.
2.  Isomerisasi dengan Katalis logam mulia
Katalis yang digunakan adalah platina atau logam-logam lain berada dalam unggun
tetap dan dapat diregenerasi. Kondisi operasi bervariasi tergantung pada proses dan
0
umpan yang dipakai, yaitu suhu 100  – 900 F dengan tekanan 150  – 1000 psig. Proses
ini dikenal dengan nama Isomerisasi Penex.
 

 
II.3.1 Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan Produk 
1.  Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku

2.  Sifat Fisik dan Kimia Produk 

II.3.2 Diagram Alir


1.  Diagram Alir Proses Isomerisasi Aluminium Khlorida

2.  Diagram Alir Proses Isomerisasi Logam Mulia


 

II.3.3 Uraian Proses


1.  Uraian Proses Isomerisasi Aluminium Khlorida

2.  Uraian Proses Isomerisasi Logam Mulia

II.3.4 Reaksi yang Terjadi

II.3.5 Kegunaan Produk 


Bab III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

III.2 Saran
 

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai