Disusun Oleh :
Kelompok II / VKC
Bab I
PENDAHULUAN
Bab II
PEMBAHASAN
II.1 ALKILASI
Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang
lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat
seperti H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi secara umum adalah
sebagai berikut:
RH + CH2=CR’R’’ R-CH2-CHR’R”
Secara kimia reaksi alkilasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Alkilasi Katalis
0
Suhu reaksi berkisar antara 30 – 105 F dan tekanan 1 atm – 150 psig.
Katalis yang banyak digunakan, yaitu :
a. Proses Alkilasi Asam Fluorida diperkenalkan oleh Phillips Petroleum
Company pada tahun 1942.
b. Proses Alkilasi Aluminium Khlorida di operasikan oleh Phillip selama Perang
Dunia.
c. Proses Alkilasi Katalis Asam Sulfat telah di mulai di Amerika Serikat pada
tahun 1938 oleh Shell Oil Company. Pada proses ini, komponen gasolin
dengan angka oktan tinggi dibuat melalui reaksi isobutana dengan olefin.
Butilen merupakan senyawa yang paling umum dipakai, karena produk yang
dihasilkan mempunyai kualitas tinggi dan dapat diperoleh hanya dengan
sedikit Asam Sulfat dibandingkan dengan olefin lainnya, jika diproses pada
kondisi operasi yang sama.
H2SO4
CH3
II.2 POLIMERISASI
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul
besar. Reaksi umumnya adalah sebagai berikut :
M CnH2n Cm+nH2(m+n)
Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa
Isobutana menghasilkan Bensin berkualitas tinggi, yaitu Isooktana.
sehingga memerlukan air untuk menyerap panas yang terjadi dan berfungsi
untuk mengatur suhu reaktor yang dikendalikan oleh tekanan steam drum. Suhu
0
dalam reaktor 430 F, tekanan operasi 1000 – 1100 psig, kadar Olefin didalam
umpan 35 – 45 % dan kecepatan aliran Olefin pada permukaan katalis (space
velocity) dirancang0,28 galon umpan/jam per lb katalis. Dari hasil reaksi
campuran keluar dari dasar reaktor didinginkan dan tekanannya diturunkan
menjadi 300 psig sebelum masuk ke tahap pemisahannya. Campuran hasil
reaksi pertama kali di masukkan kedalam menara depropanizer untuk
memisahkan propana dan gas – gas lain yang lebih ringan. Sedangkan senyawa
yang lebih berat dari propana akan keluar dari dasar menara dan selanjutnya
dikirim menuju menara Butanizer untuk memisahkan fraksi butana yang lebih
ringan. Fraksi yang lebih berat dari butana adalah polimer gasolin dengan RVP
0
8 psi dan FPB 400 – 420 F.
II.3 ISOMERISASI
Proses Isomerisasi dalam dunia industri berlangsung sangat lambat, hal ini disebabkan
karena tingginya biaya penanganan katalis yang korosif dan biaya pemisahan isomer – isomer
hidrokarbon yang mengandung 5 atau lebih atau karbon.
Macam – macam Proses Isomerisasi terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Isomerisasi dengan Katalis aluminium Khlorida
Proses yang biasa dilakukannya adalah Isomerisasi Butana menjadi Isobutana,
Pentana menjadi Isopentana, Nafta atau fraksi n-Heksana menjadi Isoheksana.
2. Isomerisasi dengan Katalis logam mulia
Katalis yang digunakan adalah platina atau logam-logam lain berada dalam unggun
tetap dan dapat diregenerasi. Kondisi operasi bervariasi tergantung pada proses dan
0
umpan yang dipakai, yaitu suhu 100 – 900 F dengan tekanan 150 – 1000 psig. Proses
ini dikenal dengan nama Isomerisasi Penex.
II.3.1 Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan Produk
1. Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
Daftar Pustaka