Anda di halaman 1dari 29

POLYMER REACTION

ENGINEERING
Polimerisasi Suspensi
(bead/pearl/granular polymerization)
inisiator Dispersing agent
monomer air
• Monomer dan initiator
tidak larut dalam solven,
• Polimer tidak larut dalam
larutan
• Ekotermis

E-1
• Semakin besar konversi,
viskositas relatif tidak
berubah.
Polimer tersuspensi
Peran air:
1. Media transfer panas.
2. Menjaga viskositas media reaksi tetap rendah.

Dalam polimerisasi vinyl chloride :


(CP)monomer = (CP)polimer = ¼ (CP)air

Rasio air/monomer : 1,5/1 – 1,75/1


Inisiator

Senyawa Senyawa Senyawa


peroxide azo ionik
Benzoyl peroxide Azo-bis- aluminum alkyl
Diacetyl peroxide isobutyronitrile antimony alkyl
(AIBN) titanium chloride
Lauryl peroxide
chromium oxides
t-butyl-peroxides

Jumlah katalis : 0.1 – 0.5% dari berat monomer


Apa yang terjadi dalam tetesan monomer?

0% 10 – 20% 75 – 80%

Encer Kental Padatan


Lengket Tidak lengket
Stabilizing agent

Surface-active agents Polimer yang


(surfactants) larut dalam air
Garam dari asam lemak, gelatin, methyl cellulose,
MgCO3 , CaCO3 poly(vinyl alcohol),
starches, gums, dan
Ca3(PO4)2 poly(acrylic acids) beserta
TiO, Al2O3 garamnya

Jumlah stabilizing agent: 0,01 – 0,5% dari berat monomer


• Dalam polimerisasi suspensi, monomer +
inisiator yang terlarut didispersikan dalam
bentuk tetesan kecil ke dalam air yang
mengandung sedikit suspension agent.

• Begitu polimerisasi berlangsung, tetesan


monomer berubah menjadi kental dan lengket.

• Hasil akhir reaksi mengandung polimer 25-50%


yang terdispersi dalam air.

• Koagulasi dari dispersi dikontrol dengan


pengadukan dan bantuan stabilizing agent.
• Jika polimerisasi sudah selesai, suspensi polimer
dialirkan ke blowdown tank atau stripper untuk
memisahkan sisa monomer.
• Slurry dipompa ke centrifuge atau filter untuk
menyaring, mencuci, dan mengeringkan polimer.
• Polimer basah (30% air) dikeringkan dengan udara
hangat (66 to 149°C) dalam dryer.
• Polimer kering dikirim ke storage.
Keuntungan polimerisasi suspensi:
1. Penggunaan air sebagai media pertukaran panas
lebih ekonomis daripada solven organik.

2. Dengan nilai CP yang besar, pengambilan panas


reaksi lebih efektif dan kontrol terhadap
temperatur menjadi lebih mudah.

3. Pemisahan dan penanganan polimer lebih mudah


daripada polimerisasi emulsi dan larutan.

4. Produk lebih mudah dimurnikan.


Polimerisasi suspensi paling banyak digunakan untuk
memprodukasi resin plastik:
• Semua jenis resin termoplastik
• Polystyrene,
• Polymethyl methacrylate,
• Polyvinyl chloride,
• Polyvinylidene chloride,
• Polyvinyl acetate,
• Polyethylene,
• Polypropylene
Polimerisasi Emulsi

• Polimerisasi emulsi saat ini banyak dimanfaat-


kan secara komersial untuk memproduksi ber-
bagai jenis polimer.

• Polimer yang dibuat dengan proses ini addition


polymer dan memerlukan inisiator radikal
bebas.
Pada umumnya, sistem polimerisasi emulsi terdiri
atas :
• monomer,
• dispersing medium,
• emulsifying agent,
• Inisiator yang larut dalam air,
• transfer agent.
Sabun adalah garam Na atau K dari asam organik,
seperti sodium stearate:
O

[CH3 (CH2)16  C  O–] Na+

R
Jika sejumlah kecil sabun dimasukkan ke air, maka
akan terionisasi:

O O

[CH3 (CH2)16  C  O–] Na+ [CH3 (CH2)16  C  O–] + Na+


Anion sabun terdiri dari bagian yang tak larut dalam
air (R) yang berupa rantai panjang, dan diakhiri oleh
bagian yang larut dalam air.

O
Hydrophilic
[CH3 (CH2)16  C  O–] group

Hydrophobic
group
First addition More addition More addition
of surfactant of surfactant of surfactant

Surfactant dissolves colloidal particles The micelles remain


in the bulk and form in dynamic
an adsorption film at equilibrium with the
the air/water soap molecules
interface dissolved in water
Micelle bentuk
batang 2  panjang molekul sabun

00Å
0
–3
000
1
50 – 100 molekul sabun

Micelle bentuk bola


Jika monomer yang tidak larut/sedikit larut
dalam air diemulsikan dalam air dengan bantuan
sabun dan pengadukan, maka akan terbentuk
tiga fasa:

• Fasa air dengan sedikit sabun dan monomer


yang terlarut.
• Tetesan monomer yang teremulsikan.
• Micelle (monomer-swollen micelles).
• Diameter tetesan monomer : 1 μm.

• Ukuran butiran sangat dipengaruhi oleh


kecepatan pengadukan.

• Konsentrasi micelle: 1018 micelle per ml

• Konsentrasi tetesan monomer: 1010 – 1011 per


ml.
Contoh diagram alir polimerisasi emulsi
Pembentukan agregat dalam air sangat ter-
gantung pada beberapa faktor:

• Konsentrasi surfactant
• Temperatur
• Kekuatan ion
• Keberadaaan molekul lain
Lokasi polimerisasi
Alasan mengapa reaksi polimerisasi terjadi dalam
micelle:

(1) Dimensi micelle 50 – 100 Å sementara tetesan


monomer > 1 μm (10,000 Å). Karena rasio luas
permukaan/volume bola adalah 3/R, maka
micelle memiliki luas pemukaan yang lebih
besar.
(2) Konsentrasi micelles lebih tinggi daripada
tetesan monomer (1018 vs. 1011 per cm3).
• Jika CMC terlampaui, 50 –100 molekul
emulsifier akan membentuk micelle yang
berbentuk bola dengan ukuran 40 – 50 Å;

• Beberapa micelles terisi oleh lebih banyak


monomer dan memiliki ukuran 50 – 100 Å;

• Konsentrasi micelle  1018 per ml.

• Tegangan permukaan rendah karena adanya


sufactant.

Anda mungkin juga menyukai