Anda di halaman 1dari 34

KOLOID

By :Apt. Yusriyani S.Si.,M.Kes


Ukuran dan bentuk partikel koloid
 Patikel koloid mempunyai luas permukaan yang sangat
besar dibandingkan dengan luas permukaan partikel-
partikel yang lebih besar dengan volume sama.
 Karena ukurannya partikel koloid dapat dipisahkan dari
partikel molekuler dengan mudah secara dialisis.
 Ukuran partikel koloid 1,0 nm – 0,5 mikron dan tdk
tampak dgn mikroskop biasa kecuali mikroskop
elektron , Tdk dpt melewati membran semipermeable
dan difusi sangat lambat.

.
Penerapan farmasetik dari koloid
 Ada beberapa jenis obat yang efek
teraupetiknya meningkat apabila
diformulasi dalam bentuk koloid (perak
iodida, belerang, tembaga)
 Elektrolit koloid(zat aktif permukaan) dpt
mempertinggi kelarutan, stabilitas
 Polimer alam dan sintesis sebagai bahan
pembawa.
Tipe dari dispersi koloid
Terdispersi

Medium
Padat Cair Gas
Emulsi Busa
Sol Padat Padat Padat
Padat
Emulsi
Sol Cair Cair Buih
Cair
Aerosol Aerosol Larutan
Padat Cair Sejati
Gas
Tipe sistem koloid

 Koloid liofilik
 Koloid liofobik
 Koloid gabungan
Koloid liofilik
 Sistem yang mengandung partikel-partikel
koloid yang banyak berinteraksi dengan
medium dispersi (suka-pelarut)
 Bahan-bahan tersebut mudah membentuk
dispersi koloid cukup dengan
melarutkannya dalam pelarut.
 Contoh : disolusi gom atau gelatin dalam
air
Koloid liofilik
 Tarik menarik antara fase terdispersi dan
medium dispersi mengakibatkan solvasi.
 Solvasi yaitu menempelnya molekul
pelarut ke molekul fase dispersi.
 Apabila medium dispersinya air disebut
hidrasi.
Koloida liofilik bukan air
 Koloid yang terjadi pada medium dispersi
bukan air (pelarut organik) misal karet dan
polistiren.
 Suatu bahan yang membentuk suatu
sistem koloidal liofilik dalam suatu cairan
(air) tidak akan bertindak demikian dalam
cairan lain (benzen, hexan)
Koloid Liofobik
 Koloid yang terbentuk oleh tarik menarik
yang kecil dengan medium dispersi.
 Disebut koloid liofobik (tidak suka pelarut)
 Umumnya merupakan partikel-partikel an
organik yang terdispersi dalam air.
 Contoh ; emas, belerang, perak, perak
iodida.
Pembuatan koloid liofobik
 Metode dispersi
partikel-partikel kasar direduksi ukurannya
 Metode kondensasi
dimana bahan-bahan berdimensi sub
koloid diagregasi menjadi partikel-partikel
yang berada pada daerah ukuran koloid.
 Proses penggilingan atau milling dapat
juga digunakan
Pembentukan koloid liofobik
 Pada metode kondensasi pembentukan
koloid liofobik adalah adanya keadaan
lewat jenuh dengan derajat yang tinggi
diikuti dengan pembentukan dan
pertumbuhan inti.
 Keadaan lewat jenuh dapat dibuat dengan
menukar pelarut atau mengurangi
temperatur
Menukar pelarut
 Jika belerang dilarutkan dalam alkohol,
kemudian larutan pekat di tuang kedalam
air berlebih akan terbentuk banyak inti
kecil dalam larutan lewat jenuh tersebut.
Ini tumbuh dengan cepat membentuk
koloid.
 Begitupula dengan metode pendinginan
(penurunan suhu)
Koloid gabungan
 Koloid gabungan disebut juga koloid
ampifilik
 Bersifat amfifil atau zat aktif permukaan.
 Mempunyai dua daerah yang berbeda
yang melawan afinitas larutan dalam
molekul atau ion yang sama.
 Contoh : natrium lauril sulfat, polioksietilen
lauril sulfat.
Koloid gabungan
 Koloid gabungan disebut juga koloid
ampifilik dapat menjadi koloid pelindung
dalam larutan.
Molekul amfifilik

Kepala /Hydrophilic
( lyophobic, suka air)

Hydrophobic ( lyophilic,
tidak suka air ) ekor
mengandung rantai
hidrokarbon
Surfaktan amfifilik
O
S - +
O Na
O
Natrium dodecylsulfate (SDS)

O
O
O
+ -
Na O S
Aerosol OT
O O
O

Amfifilik surfaktan terdiri atas bagian non-polar (ekor)


dan bagian polar (kepala).
Bangun Molekul

Sodium dodecylsulfate (SDS) Aerosol OT


Pembentukan Misel

Misel
– Agregat dari molekul amfifilik


Critical Micelle Concentration (cmc)
– Konsentrasi terendah/minimal dimana misel
mulai terbentuk.
Critical Micelle Concentration (CMC

CMC

14

12
10
8
• Dibawah CMC hanya unimer
6
CMC yang terbentuk
4
2 • Ketik CMC tercapai, misel mulai
0 terbentuk.
0 1
Surfactant concentration
tipe misel dalam medium

+
Peranan koloid dalam bidang
farmasi
 Penglarutan
sifat yang penting dari koloid pelindung
dalam larutan yaitu kesanggupan misel
meningkatkan kelarutan bahan yang
secara normal tidak larut, atau larut sedikit
sekali dalam medium dispersi yang
digunakan.
Penglarutan
 Tempat molekul mengalami penglarutan
dalam suatu misel berhubungan dengan
keseimbangan antara sifat polar dan
nonpolar dari molekul tersebut.
 Solubilitas telah digunakan dalam famasi
untuk membuat larutan bahan-bahan
seperti minyak menguap, vitamin, hormon
dll.
Larutan amfifilik

Konsentrasi molekul
amfifilik di bawah
Critical Micell
Concentration (CMC).
Larutan amfifilik

Konsentrasi molekul
amfifilik di bawah
Critical Micell
Concentration (CMC).
Solution of Amphiphiles

Konsentrasi molekul
amfifilik di bawah
Critical Micell
Concentration (CMC).
Association Colloids

Konsentrasi molekul
amfifilik di atas Critical
Micell Concentration
(CMC).
Hubungan CMC dan tegangan
permukaan

Surface Tension
Magnitude of
Property
critical micelle
concentration

Concentration of Surfactant
Kelarutan dari senyawa non polar

Konsentrasi molekul
amfifilik di bawah CMC

Senyawa non polar


Kemampuan Misel melarutkan
senyawa non polar

Bagisn dalam dari misel


memperlihatkan tempat
berikatnya senyawa non
polar. (hidrokarbon
chain)

Senyawa nonpolar
Hubungan CMC dan kelarutan
senyawa non polar
Kelarutan dari senyawa
non polar

Magnitude of Surface Tension


Property
critical micelle concentration

Concentration of Surfactant
Contoh aplikasi koloid (ampifil)
dalam bidang farmasi
 Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat
yang tidak dapat bercampur,
 biasanya terdiri dari minyak dan air,
 dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir
kecil dalam cairan yang lain.
 Dispersi ini tidak stabil, butir – butir ini bergabung
( koalesen ) dan membentuk dua lapisan yaitu air dan
minyak yang terpisah.
 Untuk itu dibantu oleh zat pengemulsi ( emulgator) 
yang merupakan komponen yang paling penting untuk
memperoleh emulsi yang stabil .
Contoh aplikasi koloid (ampifil)
dalam bidang farmasi
 Semua emulgator bekerja dengan membentuk
film ( lapisan ) di sekeliling butir – butir tetesan
yang terdispersi dan film ini berfungsi agar
mencegah terjadinya koalesen dan terpisahnya
cairan dispersi sebagai zat pemisah.
 Terbentuk dua macam tipe emulsi yaitu tipe M/A
dimana tetes minyak terdispersi dalam fase air
dan tipe A/M dimana fase intern adalah air dan
fase ekstern adalah minyak .
Contoh aplikasi koloid (ampifil)
dalam bidang farmasi
 Zat-zat pengemulsi ( Emugator ) yang
biasa digunakan adalah PGA, PGS,
Gelatin, Tragacantha, ammonium
kwartener, senyawa kolestrol, Surfaktan
seperti Tween dan Span, kuning telur atau
merah telur, CMC, TEA, Sabun,

Anda mungkin juga menyukai