Anda di halaman 1dari 31

KOLOID

Koloid : campuran fase peralihan homogen menjadi heterogen.


Sistem koloid terdiri dari dua fase, yaitu fase pendispersi (pelarut) dan fase terdispersi
(terlarut).

Fase terdispersi dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : disperse molekuler, disperse
koloid dan disperse kasar.
Berdasarkan fase terdispersi dan pendispersinya, sistem koloid dibagi menjadi : koloid
sel, emulsi dan buih.
Tabel Penggolongan Sistem Terdispersi berdasarkan Ukuran Partikel

Golongan Jangkauan Sifat sistem Contoh


ukuran partikel
Dispersi Kurang dari 1,0 Partikle tidak terlihat dalam mikroskop electron, Molekul
molekuler nm (mµ) dapat melewati ultrafiltrasi dan membran oksigen;
semipermiabel; mengalami difusi cepat glukosa
Dispersi 0,5 µm sampai Partikel tidak terlihat oleh mikroskop biasa, terlihat Sol perak,
koloid 1,0 nm dalam mikroskop electron; dapat melewati kertas polimer alam
saring tetapi tidak melewati membran dan polimer
semipermiabel; difusi berlangsung sangat lambat sintetis
Dispersi Lebih besar Partikel tidak terlihat di mikroskop; tidak melewati Butir-butir
kasar dari 0,5 µm kertas saring atau membran semipermiabel; partikel pasir, emulsi
tidak berdifusi dan suspensi,
sel darah
merah
Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi
No Larutan Koloid Suspensi

1 1 fase 2 fase 2 fase

2 Jernih Keruh Keruh

3 Homogen Antara homogen dan heterogen


heterogen

4 Diameter partikel < 1 nm 1 nm < d < 100 nm d > 100 nm

5 Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring


dengan penyaring biasa

6 Tidak memisah jika Tidak memisah jika Memisah jika didiamkan


didiamkan didiamkan
Sistem koloid berdasarkan fase pendispersi dan fase terdispersi

Fase pendispersi

Padat Cair Gas

Padat Sol padat (logam paduan, Sol cair (cat, tinta, kanji) Sol gas (asap dan
kaca berwarna, baja) debu)
Fase Cair Emulsi padat (mentega, Emulsi cair (susu, minyak Emulsi gas (obat
terdisper
si keju, jelly dan mutiara) ikan, santan kelapa) insektisida semprot,
kabut, hair spray)

Gas Buih padat (busa jok, batu Buih cair (buih sabun, buih -
apung) soda dan krim kocok)
Koloid Liofil
TIPE
SISTEM Koloid Liofob
KOLOID
Koloid Gabungan
Koloid Liofil
Koloid liofil  suka-pelarut (partikel koloid banyak berinteraksi dengan medium
pendispersi). Pembentukan koloid liofil lebih mudah karena adanya gaya Tarik menarik
antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Gaya Tarik ini menyebabkan solvasi,
menempelnya molekul pelarut ke molekul terdispersi.

Sol koloid liofil dibuat dengan cara melarutkan bahan dalam pelarut.
Contoh :
Disolusi gelatin dalam air membentuk sol.
Seluloid dalam amil asetat membentuk sol.
Contoh koloid liofil : gelatin, insulin, albumin, karet dan polistiren.
Umumnya koloid liofil lebih kental dan lebih stabil dari koloid liofob, karena fase
terdispersi dibungkus oleh mediumnya, sehingga terhindar dari pengelompokkan
(koagulasi), hal ini disebut Solvasi/hidratasi.

Koloid liofil bersifat reversible, karena apabila terjadi penggumpalan/pengendapan, dan


endapan itu ditambah kembali koloid liofil.
Koloid Liofob
Koloid liofob  tidak suka-pelarut (partikel koloid memiliki gaya Tarik menarik yang
sangat kecil terhadap medium pendispersi).
Koloid liofil umumnya tersusun dari partikel anorganik yang terdispersi dalam air.
Contoh : emas, perak, arsen (II) sulfida, belerang dan perak iodide.

Koloid liofob akan stabil apabila mengadsorpsi suatu ion.


Untuk membuat koloid liofob diperlukan metode dispersi dan kondensasi.
Koloid Gabungan
Koloid gabungan atau koloid amfifilik.
Amfifil  zat aktif permukaan.
Dalam suatu medium cair dengan konsentrasi rendah, amfifil berada terpisah dan
mempunyai ukuran seperti subkoloid. Jika konsentrasi ditingkatkan, maka terjadi
agregasi yang mengandung 50 monomer yang disebut dengan misel. Konsentrasi
dimana misel terbentuk disebut konsentrasi misel kritis (KMK).
Penggolongan Koloid Gabungan

Tipe Senyawa Amfifil Gegenion


Anionik Natrium Laurilsulfat CH3(CH2)11OSO3- Na+
Kationik Setil Trimetilamonium CH3(CH2)15N+(CH3)3 Br-
Bromida
Nonionik Polioksietilen lauril eter CH3(CH2)10CH2O(CH2OCH2)23H -
Amfolitik Dimetildodekilamonio CH3(CH2)11N+(CH3)2(CH2)3OSO2- -
propane sulfonat
Perbandingan Sifat Sol Koloid
Liofil Gabungan Liofob
Fase terdispersi umumnya Fase terdispersi terdiri dari Fase terdispersi biasanya terdiri
terdiri dari molekul organik agregat (misel) dari molekul dari partikel anorganik seperti
yang terletak dalam daerah organic kecil atau ion-ion yang emas atau perak.
ukuran koloid. berukuran lebih kecil
disbanding koloid.
Molekul fase pendispersi solvasi bergantung pada Terjadi sedikit solvasi antara
mengalami solvasi medium pendispersinya. particle dan medium
pendispersi.
Molekul menyebar secara Terbentuk agregat apabila Tidak ada penyebaran larutan
spontan membentuk larutan konsentrasi amfifil melebihi
koloid KMK
Viskositas medium pendispersi Viskositas meningkat dengan Viskositas medium pendispersi
meningkat dengan adanya fase meningkatnya konsentrasi tidak dipengaruhi oleh partikel
terdispersi. amfifil, jumlah misel liofob.
meningkat.
Lanjutan…..

Liofil Gabungan Liofob


Dispersi umumnya stabil Dalam larutan air, KMK Dispersi liofob tidak stabil
dengan adanya elektrolit. menurun dengan adanya dengan adanya elektrolit,
penambahan elektrolit. walaupun dengan konsentrasi
yang kecil.
Sifat- Sifat Koloid
1. Sifat Optik
Sifat optik/ dapat menghamburkan cahaya.

Yang membedakan larutan dan koloid adalah:


Koloid  menghamburkan cahaya
Larutan  meneruskan cahaya
Peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid disebut Efek Tyndall.
Efek tyndall yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari :
1. Sinar matahari yang masuk melewati celah.
2. Sorot lampu di bioskop
3. Sorot lampu mobil pada daerah berkabut
2. Sifat Kinetik Partikel Koloid
Sifat kinetik koloid ada dua yaitu: gerakan termal dan gerakan akibat gaya gravitasi.
Partikel koloid senantiasa bergerak terus menerus dengan gerakan patah-patah (zig-zag)
yang kemudian dikenal dengan Gerak Brown.

Gerak Brown ini pertama kali dikemukakan oleh Robert Brown, pada waktu
mempelajari gerak serbuk tepung sari di atas air.

Gerak Brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-
molekul medium terhadap partikel koloid.
Gerak Brown dapat menstabilkan koloid karena
partikel-partikel koloid bergerak terus menerus Mengapa gerak
menghasilkan Gerakan yang dapat mengimbangi gaya Brown dapat
menstabilkan
gravitasi, sehingga koloid tersebut tidak akan koloid ?
mengendap.
3. Sifat Listrik Koloid
Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik, pergerakan inilah yang disebut
elektroforesis.
Partikel koloid mempunyai muatan dipermukaannya disebabkan oleh pengionan atau
penyerapan muatan.

Sol hidrofilik seperti larutan protein, muatan diperoleh terutama karena ionisasi gugus
karboksil –COOH dan gugus amino NH3+. Pada pH tinggi protein bermuatan negatif
dan pada pH rendah protein bermuatan positif.
Sifat Listrik Koloid

 Elektroforesis: gerak partikel koloid bermuatan oleh pengaruh medan listrik.


 Elektroosmosis: gerak partikel koloid bermuatan melalui membran semipermeabel
olehpengaruh medan listrik.
 Potensial aliran: partikel koloid dipaksa bergerak melalui pori membran (kebalikan
dari elektroosmosis).
 Potensial sedimentasi: partikel koloid bermuatan mengendap karena pengaruh
perbedaan potensial.
4. Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses melekatnya suatu zat pada permukaan padatan atau cairan.
Partikel koloid mudah mengadsorpsi warna.

Ukuran partikel koloid kecil sehingga permukaannya luas dan menyebabkan


kemampuan adsorpsinya besar. Partikel koloid akan bermuatan listrik, apabila partikel
koloid menyerap ion yang bermuatan, dan ion tersebut menempel pada permukaan
koloid, sehingga partikel koloid itu akan bermuatan.
Sol Fe(OH)3 mampu mengadsorpsi ion-ion H+, sehingga Sol Fe(OH)3 bermuatan
positif.
Sol As2S3 mempu mengabsorbsi ion-ion S2-, sehingga sol As2S3 menjadi bermuatan
negative.
5. Koagulasi

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid, sehingga kestabilan system koloid


menjadi hilang. Penyebab koagulasi pada system koloid, antara lain karena pengaruh:
1. pemanasan,
2. pendinginan,
3. Pencampuran elektrolit
4. elektroforesisyang berlangsung lama.
Koagulasi koloid karena penambahan
elektrolit terjadi sebagai berikut:
Koloidyang bermuatan negatif akan menarik
ion positif (kation), sedangkan koloid yang
bermuatan positif akan menarik ion negatif
(anion). Ion-ion tersebut akan membentuk
Ion fosfat yang bermuatan 3- tertarik lebih
selubung lapisan kedua. Apabila selubung
dekat daripada ion klorida yang
lapisan kedua itu terlalu dekat maka selubung
bermuatan1-, walaupun konsentrasi ion
itu akan menetralkan muatan koloid sehingga
fosfat itu lebih kecil.
terjadi koagulasi. Makin besar muatan ion
makin kuat daya tariknya dengan partikel
koloid, sehingga makin cepat terjadi koagulasi.
Proses Koagulasi
1. Sistem koloid dengan 3. Partikel partikel sol

partikel-pertikel sol yang sistem koloid menjadi

bermuatan negatif netral

2. Ion-ion Na+ ditambahkan ke


4. Partikel partikel sol sistem
sistem koloid dengan partikel-
koloid akan menggumpal dan
pertikel sol yang bermuatan
selanjutnya mengendap
negatif
(terkoagulasi)
Contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari:
- Merebus telur mentah didalam air
- Mendinginkan agar-agar panas
- Pembentukan delta dimuara sungai
- Penjernihan air sungai
- Penggumpalan karet dalam lateks
- Penggumpalan asap debu pabrik dengan pengendap cottrel
Koloid Pelindung

Adalah suatu sistem koloid yang ditambahkan pada koloid lain, sehingga dihasilkan
koloid yang stabil.
Misalnya : pada pembuatan es krim, agar dihasilkan es krim yang lembut, perlu
ditambahkan gelatin sebagai koloid pelindung.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai