KOSMETIKA
I. PENDAHULUAN
SEKARANG :
1. Personal hygiene,
2. Meningkatkan daya tarik-make up,
3. Meningkatkan kepercayaan diri & ketenangan,
4. Melindungi kulit-rambut- dari uv yg merusak,
5. Polutan dan faktor lingkungan lain,
6. Menghindari penuaan
1. Anatomi kulit
2. Keratinisasi
3. Sel sebaceous, sebum, keringat, penguapan
4. Fungsi kulit,warna,kelainan kulit
5. Acne, aging, proses pigmentas
KLASIFIKASI KOSMETIK
KULIT
B. MAKE UP COSMETICS
Kosmetika dasar: foundation, bedak
Make up : lipstik, blusher, eyeshadow, eyeliner
Perawatan kuku : cat kuku, pembersih cat kuku
C. BODY COSMETICS
Sabun mandi padat-cair, perlengkapan mandi
Suncares dan suntan : krim sunscreen, sun oil
Antiperspirant & deodoran : deodorant spray-stick-roll on
Bleaching, Depilatory
Insect repellent
KOSMETIKA PERAWATAN
RAMBUT, KULIT KEPALA, MULUT, FRAGRANS
1. Pembersih rambut
2. Perawatan rambut
3. Hair styling
4. Pengeriting rambut
5. Pewarna rambut
6. Penumbuh rambut, Tonik
7. Perawatan kulit kepala
8. Pasta gigi, mouth wash
9. Perfume, eau de cologne
KARAKTERISTIK MUTU
KOSMETIK
Mencapai kepuasan konsumen yang terdiri dari design, manufaktur,sales.
Persyaratan kualitas dasar meliputi :
1. Safety :
2. Stability
: stabil thd perubahan mutu,warna,bau,kontaminasi bakteri
3. Efficacy
efek melembabkan,melindungi terhadap uv,membersihkan,mewarnai
4. Usability
Feeling (sensibility,moisturizing, smoothness),
Kemudahan menggunakan (bentuk,ukuran,bobot,komposisi, penampilan, portability),
Preference (bau,warna,design)
Jaminan mutu kosmetika
3. Usability:
Uji kebergunaan ( Sensory test),
Pengukuran fisikokimia(reologi)
4. Efficacy:
uji efikasi untuk setiap produk
1. Bahan Minyak/lemak
2. Surfaktan : emulgator, suspending agent, stabilizer
3. Humektan
4. Polimer
5. UV absorben
6. Antioksidan
7. Sequestering agent dll
8. Bahan pewarna
9. Pengemas primer dan sekunder
BAHAN MINYAK/LEMAK
1. Komponen utama : Trigliserida asam lemak dan
gliserin
2. Minyak dan lemak : olive,camellia,macademia,castor
oils
3. Wax ester : carnauba,candelilla,jojoba, bees,
lanolin
4. Hidrokarbon : parafliq,paraf.solid,petrolatum,
ceresin, mikrokristalin wax,squalane
5. Asam lemak tinggi : asam laurat, miristat, palmitat,
stearat, isostearat
6. Alkohol bermatabat tinggi :
cetyl,stearyl,isostearyl,octyl
7. Ester : isopropilmiristat,2-octyldodecylmiristat,
SURFACE ACTIVE AGENT
1. Anionik:
sabun,alkilsulfat,polioksietilenalkile
tersulfat,acyl-N-metiltaurat, alkileterfosfat, garam
asam N-acylamino
2. Kationik:alkiltrimetilamoniumklorid,dialkilm
tilamoniumklorid,benzalkoniumklorid
3. Amfoterik
4. Nonionik
HUMEKTAN
Gliserin
Propilenglikol
Butilenglikol
Polietilenglikol
Sorbitol
Sodium laktat
Sodiumpirolidonkarboksilat
Sodium hialuronat
POLIMER
Bahan yang dapat meningkatkan :
viskositas fase air –thickening agent, film former, resinous powder
Stokes : v = 2 gr2(ρ-ρo) / 9η
KLASIFIKASI
1. Vegetable mucins : gum tragakan, gum karaya, gum arab (akasia), quince
mucilago, marsh mallow, Xanthan gum
Ada dua jenis pompa yang digunakan di dalam produksi kometika, yaitu •
Positive displacement pump.
Centrifugal pumps
Positive displacement pump bekerja dengan menarik cairan ke dalam suatu
rongga, kemudian mendesaknya keluar pada sisi yang lain. Contoh yang
paling umum adalah diaphragma pumps gear pumps dan mono pumps Pompa
sentrifugal (centrifugal pumps) berbeda dari tipe positive displacement pumps
ialah bahwa pompa sentrifugal bersandar pada konversi suatu kekuatan
sentrifugal dan bukannya pada kekuatan linear, menjadi suatu tekanan. Pada
pompa sentrifugal, cairan dimasukkan di titik pusat dari suatu propeler yang
berputar cepat.
Dalam memompa cairan kosmetika, perlu diketahui sifat-sifat
cairan tersebut, sebab pompa yang terlalu sempit atau terlalu
cepat dapat merubah emulsi, memperangkap udara, dll.
Kecepatan jangan sampai melewati titik perubahan dari arus
laminar menjadi arus turbulensi.
3. Pemindahan Panas(Heat
Transfer)
Dalam banyak proses pembuatan kosmetika, bahan
baku sering harus dipanaskan sampai ke suhu 70-
80
o
C, dicampur, dan kemudian didinginkan sampai
sekitar 30-40
o
C sebelum produk akhir dapat dipompa
dan disimpan. Karenanya, di dalam pabrik kosmetika,
efisiensi pemindahan panas merupakan suatu faktor
yang sangat penting yang harus diperhitungkan dalam
design.
•
Walaupun kebanyakan produk dipanaskan dan
didinginkan di dalam tanki besar (vat) dengan diberi
uap panas atau jacket air panas disekelilingnya, di
mana efisiensi sangat tergantung pada pencampuran
bahan, namun ada sejumlah pemisah khusus yang
bisa digunakan di dalam proses pembuatan kosmetika,
misalnya yang paling umum yang dinamakan sebagai
Votator
4.
Filtrasi
Umumnya, filtrasi di dalam produksi kosmetika hanya
diperlukan dalam memurnikan air leiding dan untuk
penjernihan lotion seperti lotion untuk cukur, hair tonic,
dll. Di mana bahan-bahan baku untuk produk-
produk ini sering berisikan sejumlah kecil kontaminan
yang akan mengganggu penampilan produk akhir jika
tidak dihilangkan.
•
Alat filter yang paling sering digunakan adalah
filter
press
yang didesain khusus untuk memfiltrasi cairan
yang mengandung sedikit bahan-bahan padat yang
perlu dipisahkan. Betapapun untuk proses
penjernihan, yaitu jika kandungan bahan kontaminan
yang harus dihilangkan sedikit sekali, digunakan
sejenis “
candle filter
” setelah penambahan sejumlah
kecil filter acid.
5.
Pengisian
(Filling)
Cairan.
Kosmetika dalam bentuk cairan dapat diisikan
ke kemasan dengan cara sederhana menggunakan
daya tarik bumi (gravitasi). Cara ini sederhana dan
sering dianjurkan, terutama untuk shampo dan
deterjen yang akan berbusa jika dengan
tekanan.Tetapi cara pengisian yang lebih cepat dan
lebih rapi ialah dengan menggunakan sistem vakum
pada botol-botol yang berderet-deret.
•
Creams.
Pengisian dalam keadaan dingin ialah
memakai “
filteram type
”, di mana cream dimasukkan
ke dalam tube silindris dengan bantuan suatu
“
plunger
”. Bentuk harus bulat agar tidak ada udara
terjebak. Pengisian dalam keadaan dingin adalah
murah dan bersih. Pengisian dalam keadaan panas
lebih rumit, tetapi pada esensianya mirip pengisian
dengan cairan, baik yang sistem gravitasi atau sistem
vakum.
Pembuatan Produk-Produk
Khusus
1. CAIRAN
Cairan
•
Pembuatan produk kosmetika cair mencakup pelarutan atau
dispersi yang baik, serta penjernihan. Lotion dalam alkohol-air
dapat dibuat dengan dua cara, yaitu :
•
Dengan mengaduk bahan-bahan di dalam campuran air dan alkohol
dengan konsentrasi yang sama seperi dimaksudkan dalam produk
akhir sampai larutan dimaksud terbentuk.
•
Dengan melarutkan bahan-bahan di dalam alkohol konsentrasi
tinggi, kemudian larutan ini diencerkan dengan air sambil diaduk
sampai konsentrasi yang dimaksud.
•
Cara yang manapun yang digunakan, pengadukan dapat dijalankan
entah dengan memakai propeller yang digerakkan listrik yang dapat
ditempelkan di sisi tanki, atau memakai pengaduk permanen jika
produksi itu besar-besaran. Agar pencampuran maksimal
efisiensinya, tanki sebaiknya bundar dan terbuat dari nikel murni,
aluminium, Monel atau stainless steel.
•
Untuk sejumlah produk kosmetika cair, pelarutan terlebih dulu
parfum atau bahan yang berminyak di dalam pelarut yang cocok,
mungkin diperlukan. Ini umumnya terjadi dalam pembuatan
shampoo.
•
Karena kejernihan suatu lotion sangat, maka penting bahwa
kemasannya juga harus jernih. Untuk itu perlu pencucian dengan
udara bertekanan atau dengan air panas yang diikuti dengan
pembilasan dan pengeringan
GEL
Produk kosmetika dalam bentuk gel dapat berkisar
mulai dari lotion yang kental seperti misalnya
roll-ball
antiperspirant
sampai ke gel thixotropik yang sangat
kental dan tidak bisa mengalir, yang dapat digunakan
sebagai kosmetika
hairdressing
dan
hair setting
.
•
Lotion kental lebih mudah dibuatnya, yaitu dengan
menambahkan sedikit demi sedikit gellant padat ke
dalam fase cair yang diaduk terus menerus dengan
cepat memakai propeller yang digerakkan turbin.
•
Gel kental yang tidak bisa mengalir cara
pembuatannya lebih sulit, karena pada produk
akhirnya udara tidak bisa melarikan diri dari dalamnya
seperti pada lotion kental. Gel kental harus dibuat
dalam ruang tanpa udara atau perlu diadakan proses
pembuangan udara yang rumit. Pemakaian carboxy-
vinyl polymers (misalnya karbopol) mempermudah
pengeluaran udara dari dalam gel
3.
Micro-emulsi.
lanjutan
3.
Micro-emulsi.
•
Karena mikroemulsi terbentuk melalui sistem yang
spontan, pembuatannya cukup dengan alat pencampur
yang sederhana, tidak memerlukan alat pencampur rumit
yang berkecepatan tinggi.
•
Merupakan praktek umum dalam pembuatan mikro
e
mulsi
untuk menambahkan sedikit demi sedikit fase minyak
dengan suhu sekitar 80
O
C ke dalam fase air dalam suhu
serupa, di bawah pengadukan yang pelan. Untuk
sementara produk dipertahankan pada suhu di atas
“
setting point
” nya agar udara naik dan keluar. Ini berarti
bahwa pipa-pipa dan alat pengisi perlu dipanaskan dengan
air panas atau uap bercampur air.
•
Hendaknya hati-hati dalam memilih peralatan untuk
membuat mikro
e
mulsi, karena kotoran halus, seperti
misalnya ion-ion logam, dapat mengeruhkan penampilan
produk
4.
Emulsi.
Karena begitu banyak jenis produk emulsi di pasaran,
baik dalam kosmetika maupun tolietries, maka tidak
mungkin akan merinci pembuatannya masing-masing.
Tetapi mengingat perlunya menentukan sifat-sifat
produk akhir dari emulsi, maka perlu dibicarakan
faktor-faktornya yang terpenting. Biasanya selalu
tercakup tiga proses dalam pembuatannya yaitu :
•
Emulsifikasi awal.
•
Pendinginan.
•
Homogenisasi.
Emulsifikasi awal.
•
Ada sejumlah faktor penting di dalam emulsifikasi awal, yaitu
temperatur, intensitas dan lama pencampuran, serta keteraturan
dan kecepatan penambahan fase-fase.
•
Emulsifikasi awal biasanya dijalankan pada suhu yang lebih tinggi
untuk menjamin bahwa kedua fase serta hasil emulsi cukup mobil
geraknya sewaktu diaduk. Intensitas dan lama pengadukan
tergantung pada efisiensi dispersi dari emulsifator.
•
Secara umum, ada dua cara penambahan bahan-bahan. Yang
pertama, penambahan fase-fase yang dalam bentuk dispersi ke
dalam fase yang dalam bentuk homogen. Yang kedua adalah
kebalikannya. Yang pertama nampak lebih alamiah, tetapi yang
kedua, dimana ada infersi fase, memberikan keuntungan yang lebih
besar jika tidak tersedia alat pengaduk yang memadai.
•
Untuk emulsi O/W yang lebih kental, seperti misalnya vanishing
cream, sebaiknya jangka waktu pengadukan dengan kecepatan
tinggi singkat saja untuk mencegah masuknya udara. Setelah
emulsi awal terbentuk, kecepatan pengadukan diturunkan, dan
suhu diturunkan sampai sekitar 50OC dan waktu itu parfum
ditambahkan. Emulsi W/O dikerjakan dengan cara yang sama,
hanya larutan dalam air dimasukkan ke dalam fase lemak sedikit
demi sedikit.
•
Mungkin cara pembuatan emulsi terbaik ialah dengan menuangkan
serentak proporsi yang sama kedua fase pada setiap waktu ke
dalam mixer yang berputar terus, sehingga terus menerus terbentuk
emulsi. Tapi ini hanya dapat dilakukan di dalam pabrik besar
b.
Pendinginan
•
Mendinginkan emulsi merupakan suatu proses yang sangat
penting, terutama dalam produk yang berisikan bahan-bahan
mirip lillin (“
wax-like
”) yang berharga. Selama pendinginan
biasanya emulsi diaduk terus untuk mengurangi lamanya
proses serta untuk menghasilkan produk yang homogen.
c.
Homogenisasi.
•
Pada suhu yang tinggi kebanyakan emulsi tidak stabil dan
selama pendinginan dalam batch terbentuk butiran-butiran
emulsi. Atau pada produk yang memiliki fase minyak dengan
titik leleh tinggi, pada pendinginan terjadi pengerasan
produk. Karenanya diperlukan pencampuran (
mixing
)
tambahan untuk memperoleh produk seperti yang
diinginkan.
•
Pencampuran tambahan ini dapat bervariasi mulai dari
pelewatan produk melalui pompa bergir berputar dengan
tekanan rendah dari belakang, misalnya 50 psig, atau
penghancuran agregat-agregat kristal lilin, atau pelewatan
katub homogenizer dengan tekanan tinggi 5000 psig. Proses
ini diberi nama homogenisasi
5.
Pasta.
•
Pasta, terutama pasta gigi, umumnya dapat dibuat dengan
menambahkan komponen-komponen padat yang mungkin
sudah dicampur sebelumnya, ke dalam komponen-
komponen cair, di mana mungkin termasuk bahan-bahan
yang larut dalam air. Pencampuran dapat di dalam mixer
terbuka atau mixer vakum. Mixing dalam keadaan panas,
diikuti dengan pendinginan memakai alat Votator atau
metoda serupa lainnya juga dapat dilakukan.
•
Suatu metoda alternatif penyiapan pasta yang terbuat dari
powder padat di dalam suatu cairan ialah melalui
pencampuran awal yang kasar dan melewatkan campuran ini
melalui suatu “
triple roller mill
”, kemudian di dalam mixer
seperti itu mengalami berbagai penekanan dan pemutaran
sampai terbentuk pasta yang diinginkan.
•
Triple roller mill
sering digunakan di dalam pembuatan
preparat make-up dimana pigmen warna perlu didispersikan
di dalam campuran wax atau minyak
6.
Stik
•
Lipstik
.
Pada umumnya pembuatan lipstik meliputi 3 tahap :
•
Penyiapan campuran komponen, yaitu campuran minyak-
minyak, campuran zat-zat warna dan campuran wax.
•
Pencampuran semua itu untuk membentuk massa lipstik.
•
Pencetakan massa lipstik menjadi batangan-batangan lipstik.
•
Itu
l
ah dasar dari pembuatan lipstik, yang rinciannya akan
terlalu berkepanjangan untuk diuraikan di sini
.
•
Deodorant stik
.
Agak berbeda cara pembuatannya daripada
lipstik karena merupakan gel sabun dan pembuatannya mirip
dengan pembuatan emulsi, suatu fase minyak (fatty acid)
diadukkan ke dalam suatu fase larutan dalam air pada suhu
sekitar 70
O
C. Gel panas yang terbentuk diisikan ke dalam
cetakan pada suhu sekitar 60-65
O
C dan dibiarkan memadat
7.
Powder
•
Pencampuran powder biasanya dijalankan di dalam
suatu wadah semi bundar yang dilengkapi dengan
suatu pengaduk spiral yang padanya dua pita
menyebabkan campuran itu bergerak dalam dua rah
yang berbeda sehingga terjadi tubrukan-tubrukan.
•
Mixer tipe ini sangat baik untuk garam mandi dan
bahan-bahan kristal lainnya dan sangat luas
digunakan untuk pembuatan
face powder
.
•
Betapapun, pengalaman menunjukan bahwa dispersi
yang lebih baik dengan resiko pelukaan kulit yang
lebih kecil akibat kasarnya butiran-butiran dapat
dicapai jika campuran bubuk itu akhirnya dipulverisasi
dan digiling di dalam suatu
ball mill
atau diperbaiki
dengan cara lainnya
8.
Pomade dan Brilliantin Padat
.
•
Produk dari tipe ini mudah dibuat hanya dengan
mencampur bahan-bahan di dalam suatu wadah
pelebur di suhu tertentu, bahan-bahan yang titik
lelehnya tinggi, seperti lilin mungkin memerlukan
pelelehan pendahuluan pada suhu yang lebih tinggi di
dalam pot elektris.
•
Proses pengisian malah lebih rumit karena mula-mula
perlu didinginkan sebelum penutupan permukaan
pomade dengan plastik penutup (
lidding
) dan
perhatian yang hati-hati diperlukan baik terhadap suhu
ketika pengisian, maupun kecepatan pendinginan jika
ingin dihindari terjadinya rongga-rongga berisi udara
KONTROL KUALITAS (
QUALITY CONTROL
)
Fungsi utama dari kontrol kualitas
(
Quality Control
atau
Quality
Assurance
) adalah menjamin agar perusahaan memenuhi standar
tertinggi dalam setiap fase dari produksinya. Faktor-faktor yang
tercakup dalam kontrol kualitas adalah :
•
Personalia.
•
Fasilitas.
•
Spesifikasi Produk.
Fungsi
kontrol kualitas
, antara lain :
•
Kontrol di dalam prosesing (
In Process Control
).
•
Testing spesifikasi bahan baku (
Raw Material Specification Testing
).
•
Testing spesifikasi produk (
Testing spesifikasi produk (
Product Specification Testing
).
•
Pengawasan Fasilitas Penyimpanan dan Distribusi (
Storage and
Distribution Facilities Control
)
•
Pengawasan tempat yang mungkin sebagai produsen pihak ketiga
yang potensial (
Site Inspection of Potential Third Party Manufacture
).
•
Pengawasan terhadap kontaminasi mikrobiologis
(Microbiological
Surveillance
).
•
Kemungkinan memperpanjang tanggal kadaluwarsa produk (
Product
Expiration Dating Extension
).
Tentang
quality control
ini
lebih spesifik
dibicarakan dalam Cara
Pembuatan Kosmetika Yang Baik (CPKB)
Skin Cleansing Bars
Skin Cleansing Bars
Meskipun asal sabun tidak begitu jelas, diterima secara luas
bahwa beberapa bentuk metode pembuatan sabun primitif ada
beberapa ribu tahun yang lalu, berpacaran sejauh ini 2000 bc.
Selama berabad-abad, sabun dibuat dengan memanaskan
campuran lemak hewani (lemak) dengan alkali, larutan dasar yang
diperoleh dari abu kayu [1]. Hingga akhir abad kedelapan belas,
sabun dianggap barang mewah yang hanya tersedia bagi keluarga
kerajaan dan kelas atas sosial. Saat ini, sabun diproduksi
menggunakan berbagai proses yang jauh lebih halus dan berbeda
lemak dan minyak, menghasilkan produk jadi yang memberikan
kinerja yang relevan dengan konsumen manfaat dengan estetika
yang diinginkan [1]. Pada bagian ini, kita akan membahas kimia
dan sifat fisik sabun batangan komersial dengan fokus pada
pembersihan kulit, bahan baku diperlukan, persyaratan
manufaktur dan proses, dan produk jadi akhir evaluasi kinerja
Sabun umumnya didefinisikan sebagai garam alkali dari asam lemak rantai panjang.
Ketika lemak atau minyak disabunkan, natrium atau garam kalium yang terbentuk
dari asam lemak rantai panjang disebut sebuah sabun. Istilah ‘‘ sabun ’mengacu
pada sekelompok asam karboksilat rantai panjang yang dinetralisasi, yang dihasilkan
dari dua bahan utama: alkali dan trigliserida (lemak atau minyak). Itu panjang rantai
kelompok alifatik biasanya antara 7 dan 21 karbon dengan satu karboksilat karbon,
menghasilkan molekul yang mengandung 8 hingga 22 karbon. Kation yang terkait
dengan kelompok kepala karboksilat umumnya terdiri dari natrium, kalium, atau
pada tingkat lebih rendah kation lain seperti trietanolamina serta logam berat dan
logam alkali tanah seperti itu sebagai magnesium. Sabun membersihkan dengan
mengubah tegangan permukaan air dan mengemulsi dan menangguhkan tanah
harus dibilas. Kedua ujung sabun memiliki polaritas berbeda di mana panjangnya
ujung rantai karbon nonpolar dan hidrofobik, sedangkan ujung karboksilat garam
adalah ionik dan hidrofilik. Ketika sabun digunakan untuk membersihkan lemak atau
kotoran, ujung nonpolar dari molekul sabun melarutkan lemak dan minyak nonpolar
yang menyertai kotoran. Orang yang mencintai air (hidrofilik) ujung-ujung garam dari
molekul-molekul sabun membentang di luar di mana mereka dapat dilarutkan dalam
air. Molekul-molekul sabun melapisi minyak atau lemak, membentuk gugusan yang
disebut misel. Itu
akhir hidrofilik dari molekul-molekul
sabun memberikan polaritas pada misel,
sehingga mengemulsi mereka di dalam
air. Akibatnya, gumpalan kecil minyak
dan lemak dilapisi dengan molekul
sabun ditarik ke lapisan air dan bisa
dibilas.
BAHAN BAKU SOAP
Lemak dan minyak Lemak dan minyak alami yang digunakan dalam pembuatan sabun adalah gliserida
dengan tiga lemak kelompok asam secara acak diesterifikasi dengan gliserol (trihidroksi alkohol). Perbedaan
antara lemak dan minyak hanyalah salah satu dari keadaan fisik mereka: lemak adalah padatan dan minyak
adalah cairan. Lemak dan minyak biasanya terdiri dari molekul asam lemak jenuh dan tak jenuh yang
mengandung antara 7 dan 21 karbon didistribusikan secara acak pada tulang punggung gliserol. Secara
keseluruhan, itu reaksi kaustik (alkali) dengan trigliserida menghasilkan gliserin dan sabun dalam reaksi yang
diketahui sebagai saponifikasi. Ini adalah proses pembuatan sabun yang paling banyak digunakan. Jurusan
kedua proses pembuatan sabun adalah netralisasi asam lemak dengan alkali. Lemak dan minyak dihidrolisis
(dibelah) dengan uap bertekanan tinggi untuk menghasilkan asam lemak kasar dan gliserin. Itu asam lemak
kemudian dimurnikan dengan distilasi dan dinetralkan dengan alkali untuk menghasilkan sabun dan air (sabun
yang rapi) [2–7]. Sifat-sifat sabun yang dihasilkan ditentukan oleh kualitas dan komposisi dari komponen asam
lemak dalam campuran lemak awal. Secara umum, panjang rantai kurang dari 12 atom karbon lebih
mengiritasi kulit; sebaliknya, panjang rantai jenuh lebih dari 18 atom karbon membentuk sabun yang kurang
larut untuk solusi siap pakai dan busa. Demikian juga, proporsi asam lemak tak jenuh yang lebih tinggi
(misalnya, oleat dan linolenat) sabun rentan terhadap perubahan oksidatif atmosfer yang tidak diinginkan.
Untuk alasan ini dan Fakta bahwa lemak dan minyak diperlakukan sebagai komoditas di pasar terbuka, jumlah
lemak dan minyak yang cocok untuk pembuatan sabun komersial terbatas. Pemilihan yang tepat mulai lemak
dan minyak membentuk komposisi dasar sabun adalah kunci untuk kualitas dan kinerja. Di antara lemak dan
minyak yang digunakan di seluruh dunia, lemak sapi dan domba adalah lemak yang paling umum, dan minyak
dari kelapa, palem, kedelai, dan babassu adalah yang paling banyak minyak yang sering digunakan. Komposisi
sabun yang mengandung fraksi minyak seperti palm stearin dan minyak lain dengan hidrogenasi atau
peningkatan lainnya juga ada di gudang formulator untuk seleksi. Di Amerika Serikat, kebanyakan sabun toilet
terbuat dari lemak sapi dan kelapa minyak. Beberapa lemak dan minyak umum yang digunakan dalam
pembuatan sabun komersial dibahas di bagian berikut (Tabel 1).
Lemak
Tallow, yang merupakan lemak hewan utama dalam pembuatan sabun, diperoleh dari
pengolahan daging
industri sebagai hasil rendering lemak tubuh dari daging sapi dan dalam beberapa
kasus domba
[8]. Di Amerika Serikat, kebanyakan sabun toilet terbuat dari lemak sapi dan minyak
kelapa.
Sifat-sifat ini dan lemak lainnya tergantung pada asam lemak penyusunnya. Lemak
dari sumber yang berbeda dapat bervariasi dalam warna (baik awal dan setelah
pemutihan),
titer (titik solidifikasi dari asam lemak), kandungan asam lemak bebas, nilai
penyabunan
(alkali yang diperlukan untuk saponifikasi), dan nilai yodium (ukuran tidak jenuh).
Tallow
terdiri dari sebagian besar asam lemak jenuh dan tidak jenuh rantai panjang -
kebanyakan C16 (palmitic,
28%), C18 (stearat, 18%), dan C18: 1 (oleic, 44%) - memberikan kekerasan dan tebal
dan
krim busa tahan lama (Tabel 1).
Skin Cleansing Bars 487
TABLE 1 Fatty Acid Distribution and Characteristics of Soap Bases
Palm Palm
Fatty acid distribution Tallow Coconut Palm oil stearin kernel
Caprylic (C-8) 7.4
Capric (C-10) 6.3
Lauric (C-12) 47.8 49.7
Myristic (C-14) 2.8 18.3 1.1 1.5 15.7
Palmitic (C-16) 27.8 9.0 43.5 56.5 8.0
Palmitoleic (C-16:1) 3.8 0.2
Stearic (C-18) 17.9 2.8 4.2 4.8 2.4
Oleic (C-18:1) 43.9 6.3 40.8 29.6 15.2
Linoleic (C-18:2) 2.3 2.0 10.2 7.2 1.5
Linolenic (C-18:3) 0.1
Characteristics
Iodine value (IV) 38–48 8–10 50–55 32–40 14–22
Titer, °C 40 26 40 49–51 25
Saponification value (SV) 193–200 251–263 196–209 196–209 240–250
Fatty acid average molecular weight 272 213 270 268 221
(FA Ave mw)
Minyak kelapa Minyak kelapa adalah salah satu minyak nabati
yang paling penting yang digunakan dalam pembuatan sabun.
Seperti sebelumnya disebutkan, kebanyakan sabun toilet di
Amerika Serikat terbuat dari lemak dan minyak kelapa. Minyak
kelapa sebagian besar terdiri dari asam lemak C12 (lauric, 48%)
dan C14 (miristat, 18%), mengurangi kekerasan dan memberikan
kelarutan dan busa dengan gelembung besar yang tidak
bertahan lama panjang (Tabel 1). Minyak kelapa diperoleh dari
buah kering, kopra, dari kelapa sawit pohon. Minyak kelapa sawit
Minyak sawit, yang sering berfungsi sebagai pengganti lemak,
diperoleh dari buah pohon palem. Ini terdiri dari sebagian besar
asam lemak rantai panjang — seperti C16 (palmitat, 44%) dan
C18: 1 (oleic, 41%) - menyediakan properti dan komposisi yang
lebih mirip dengan tallow dari minyak nabati lainnya (Tabel 1).
Minyak Kernel Sawit Minyak inti sawit tidak seperti minyak sawit,
diperoleh dari pusat kacang pohon palem dan tersusun dari sebagian
besar asam lemak rantai panjang — seperti C12 (laurik, 50%) dan C14
(miristis, 16%) - menyediakan sifat dan komposisi yang mirip dengan
minyak kelapa (Tabel 1). Minyak inti sawit umumnya digunakan sebagai
pengganti minyak kelapa dalam pembuatan sabun proses. Palm Stearin
Seperti minyak kelapa sawit atau lemak, stearin sawit terdiri dari
sebagian besar asam lemak rantai panjang panjang tetapi dengan
tingkat kejenuhan yang lebih rendah. Palm stearin diproduksi dengan
memisahkan minyak kelapa sawit ke dalam palm olein (yang digunakan
dalam makanan) dan stearin sawit. Palm stearin menyediakan properti
lebih mirip dengan lemak daripada minyak nabati lainnya Meskipun lima
minyak yang dibahas adalah lemak dan minyak yang paling umum
digunakan di industri pembuatan sabun, sumber lain seperti lemak babi
(babi gemuk), minyak Babassu, minyak dedak padi, kelapa sawit kernel
olein, dan minyak kedelai juga digunakan di seluruh dunia
FASE SOAP Sifat fisikokimia sabun telah terbukti sangat penting untuk sifat
yang digunakan. Secara umum diterima bahwa ada empat fase kristal sabun
natrium yang berbeda. Sabun ini fase disebut sebagai fase kristal beta, delta,
omega, dan cair. Hari ini, radiografi difraksi (XRD) dianggap sebagai metode
yang paling sederhana dan paling dapat diandalkan untuk membedakan fase
yang berbeda. Fase menandakan jarak kisi antara rantai hidrokarbon dan
memprediksi sifat fisik seperti busa, slough, penggunaan tingkat, dan bahkan
tingkat tembus cahaya dari sabun batang [9]. Kristal besar dari Fase omega
dengan fase cair terbentuk ketika sabun yang rapi didinginkan (setelah
langkah pengeringan). Konversi fase-beta dalam sabun batangan tergantung
pada beberapa faktor, termasuk suhu, jenis surfaktan, tingkat kelembaban
dan jumlah millings. Fase Delta adalah dibentuk oleh rekristalisasi sabun
rantai jenuh lebih tinggi di bawah suhu tertentu kondisi dan tingkat
kelembaban. Ferguson dkk. pengukuran XRD pertama yang terhubung ke
fisik sifat dan karakteristik batangan sabun sebagai produk jadi. Misalnya,
fase delta memberikan low slough dan tingkat keausan rendah, sedangkan
fasa beta memiliki busa yang baik, keausan rendah rate, dan high slough [9].
KOMPOSISI DAN KINERJA BASE SOAP Profil kinerja produk sangat
bergantung pada pemilihan komposisi basa. Misalnya, lemak yang
relatif kurang larut menyediakan kekerasan bar dan padat, busa
berbusa yang stabil dan kecil, sedangkan minyak kelapa yang lebih
mudah larut memberikan kemudahan dihasilkan busa yang terdiri
dari gelembung besar. Selain kekerasan bar, warna, bau, dan
pertimbangan busa, formulator harus peduli dengan kelarutan
sabun sebagai itu berdampak pada penggunaan dan peluruhan
produk akhir. Sebuah sabun batangan khas di United Negara-
negara menggunakan basis minyak tallow / kelapa dan rasio dari
dua komponen menentukan busa atribut seperti kecepatan,
kuantitas, dan kekayaan. Peningkatan semua atribut ini terjadi
dengan meningkatnya proporsi minyak kelapa tetapi proporsi
kelapa lebih tinggi minyak juga menyebabkan peningkatan iritasi
pada kulit karena tingginya rantai pintal -
komposisi asam lemak panjang.
Selanjutnya, perilaku pangkalan dapat
ditentukan tidak hanya oleh rantai asam
lemak tetapi juga oleh kation yang
dinetralkan. Kation juga dapat memiliki
pengaruh signifikan pada sifat kelarutan
dan kelembutan dari pangkalan.
Misalnya, sabun natrium akan lebih
keras daripada sabun kalium panjang
rantai karbon yang sama [1].
TAMBAHAN Produsen sabun telah mengembangkan berbagai
pendekatan formulasi untuk menghasilkan produk yang lebih baik
memenuhi kebutuhan konsumen saat ini. Meskipun komposisi
sabun basa belum berubah, kebutuhan konsumen terpenuhi
dengan masuknya berbagai aditif. Seperti produk lainnya, stabilitas
(keadaan fisik dan kimia) dari aditif sabun-basa atau bahkan aditif-
aditif campuran harus dipertimbangkan selama perumusan. Ada
sebuah berbagai aditif yang diformulasikan ke dalam batang sabun
untuk memberikan konsumen tambahan Bar Pembersih Kulit 489
manfaat dan / atau untuk memodifikasi kinerja dan estetika produk
akhir. Yang lengkap daftar aditif fungsional dapat ditemukan di The
Kosmetik, Perlengkapan Mandi dan Fragrance Association (CTFA)
Kosmetik Ingredient Handbook [10]. Keharuman Fragrance sejauh
ini aditif paling penting untuk penerimaan konsumen pribadi produk
pembersih. Meskipun tujuan utama pemilihan wewangian adalah
untuk target kelompok pengguna tertentu, juga
digunakan untuk menutupi bau dasar karakteristik
yang terkait dengan asam lemak. Wewangian
diperparah dari beberapa komponen termasuk
karboksilat asam, ester, aldehid, keton, dan glikol di
mana pemilihan komponen dapat mempengaruhi
stabilitas dan / atau kemampuan proses dari produk
akhir. Misalnya, wewangian dengan pelarut seperti
dipropilena glikol (glikol) dan dietilpratat (ester)
cenderung melunakkan dan sabun batangan tembus
cahaya [2]. Pabrikan bahan mentah kemampuan untuk
menyediakan basis yang lebih bersih dengan bau dasar
yang jauh lebih sedikit telah sangat meningkat dalam
dua dekade terakhir, sehingga memungkinkan produsen
sabun menggunakan lebih sedikit wewangian dalam
produk akhir atau bahkan, dalam beberapa kasus,
menyediakan produk yang bebas pewangi. Wewangian
juga dikenal untuk mengubah sifat kelembutan dari
sabun batangan. Misalnya, sabun bar yang menargetkan
konsumen dengan kulit sensitif memiliki aroma yang
cukup untuk menutupi bau dasar dari asam lemak sambil
memberikan beberapa parfum lembut yang memperkuat
sifat kelembutan mereka. Tingkat aroma di bar sabun
biasanya berkisar dari 0,3% (kulit sensitif) ke 1,5%
(sabun deodoran
Saponification of triglycerides; (b) fat splitting
(glycerol as a by-product) and fatty acid
neutralization reaction
Skin Cleansing Bars
.
attributes
Manfaat dari sabun batangan konvensional adalah pembersihan
yang baik, pembersihan menyeluruh, dan biaya rendah
dibandingkan dengan batangan yang mengandung surfaktan
sintetis (Gbr. 3). Beberapa kekurangan adalah: (1) ketergantungan
kinerja pada kondisi kesadahan air karena sifatnya reaksi dengan
garam kalsium dan magnesium dalam air keras menyebabkan
kesulitan untuk membilas sabun ‘‘ sampah, ’’, dan (2) kurangnya
manfaat kelembutan yang dirasakan secara klinis dan konsumen.
Beberapa orang dapat mengalami iritasi dan kekeringan yang
berlebihan, terutama selama periode suhu rendah dan kelembaban
seperti di musim dingin. Batang pembersih sintetis (syndets)
umumnya mengandung hanya kadar rendah atau tanpa sabun.
Sebaliknya, syndets terdiri dari surfaktan sintetis (antara 20–20
80% dari total komposisi bar), konsentrasi emolien dan kondisioner
yang tinggi, dan beberapa pengisi dan pengikat [19]
Mereka cenderung membersihkan dan berbusa dengan lembut atau keras air,
dan mereka tidak terpengaruh oleh garam kalsium atau magnesium yang
menghasilkan lebih baik Membilas properti dari kulit dan permukaan yang keras.
Juga karena hadirnya level yang tinggi pelembab kulit dan kondisioner, sindet
memberikan lebih banyak kulit setelah merasa, meninggalkan kulit merasa lebih
lembut dan lembab. Sementara semua surfaktan sintetis mengatasi defisiensi air
keras dari sabun, tidak semuanya cocok untuk digunakan dalam pembersihan bar
karena efeknya pada kulit bisa sangat berbeda dari sabun. Kriteria seleksi yang
perlu diikuti untuk memilih surfaktan sintetis untuk digunakan dalam sabun
batangan cukup berat. Selain menjadi ringan, surfaktan harus memiliki sifat yang
dapat diterima seperti aktivitas permukaan, fisik dan stabilitas kimia, bau dan
warna yang baik, kemampuan diproses ke batang sabun, busa cepat, dan kulit
terasa bersih [1]. Beberapa bisa terlalu kuat dan mengganggu kulit dan
karenanya bisa biarkan kulit terasa kering dan rusak. Surfaktan sintetik anionik
yang umum digunakan dalam syndets dan combars termasuk sodium
cocoylisethionate, alkylglycerylether sulfonate, dan alkylsulfate. Surfaktan
amfoterik seperti cocamidolpropylbetaine atau surfaktan nonionik kadang-kadang
juga digunakan pada level rendah.
Sabun transparan dan transparan menggabungkan tingkat
solubilizers yang tinggi, yang cenderung mengontrol ukuran dan
struktur kristal memungkinkan transmitansi cahaya melalui
produk. Contoh pelarut ditambahkan ke sabun transparan dan
transparan termasuk gliserin, sorbitol, trietanolamina, dan lainnya
gula [20-22]. Produk-produk sabun khusus ini sering mengubah
tisu, berkumur dan karakteristik tingkat pemakaian karena tingkat
kelarutan yang tinggi di bagian akhir produk. Sabun khusus
lainnya termasuk penambahan estetika unik (marmer dan lurik)
atau penambahan bahan abrasif khusus (misalnya, batu apung,
rumput laut) dan botani lainnya atau bahan alami. Bar Pembersih
Kulit 495 EVALUASI KINERJA SABUN BAR Soap bar dievaluasi untuk
beberapa karakteristik untuk memastikan bahwa mereka
memenuhi kebutuhan konsumen dan harapan
Busa Jumlah busa, seberapa cepat suatu produk lathers,
dan kualitas busa dapat dinilai oleh panel yang terlatih.
Panel yang terlatih ini menilai produk pada kuantitas,
kualitas, dan kecepatan dengan memberi peringkat pada
skala numerik. Biasanya panelis dilatih untuk memutar
sabun barkan sejumlah kali dan evaluasi untuk atribut
versus produk benchmark. Ini paling berguna dalam
analisis dan perbandingan persamaan formulasi dan
perbedaan serta produk yang kompetitif. Variabel yang
mempengaruhi kinerja busa dari suatu produk termasuk
suhu air, kesadahan air, dan metode mencuci. Panelis
terlatih membutuhkan dilatih dan divalidasi secara teratur
untuk memastikan konsistensi evaluasi mereka.
Metode laboratorium evaluasi busa termasuk tes ketinggian busa Ross-
Miles. Ini membutuhkan pengukuran tinggi busa larutan sabun yang telah
dibalikkan dalam a silinder untuk jumlah waktu yang tetap. Hasil dari tes
jenis ini bisa menyesatkan karena bentuk bar dan kelarutan dapat
mempengaruhi kinerja busa yang digunakan [1]. Wear Rate / Use-Up
Pengukuran berapa lama bar berlangsung dalam kondisi penggunaan
normal adalah penting atribut ke nilai yang dirasakan konsumen. Tingkat
penggunaan diukur dengan menimbang pertama bilah sabun lalu cuci bilah
untuk sejumlah angka dan panjang waktu (misalnya, 25 kali pencucian
selama 10 detik). Bar kemudian dikeringkan dan ditimbang lagi dan
digunakan atau tingkat keausan dilaporkan sebagai persen penurunan
berat badan. Sabun bar bentuk dan ukuran berdampak yang dilaporkan
tingkat penggunaan. Pengukuran tingkat penggunaan harus dikontrol untuk
kesadahan air dan suhu. Untuk tujuan perbandingan formulasi, yang
terbaik adalah membandingkan batangan sabun dengan yang serupa
ukuran dan bentuk. Bar dapat dicukur dengan ukuran dan bentuk yang
sama
untukpengukuran untuk mencerminkan
pengaruh formula yang sebenarnya.
Untuk membandingkan bagaimana bar
akan tampil di tangan konsumen,
ukuran dan bentuk komersial yang
sebenarnya harus digunakan. Slough /
Mush Slough atau bubur adalah bagian
lembut yang tidak diinginkan dari bar
yang resu
Cairan Pembersih Kulit
PENGANTAR Cairan pembersih kulit adalah produk yang membersihkan dan menyegarkan kulit
dengan menghilangkan kotoran atau bahan kotor untuk membantu menjaga kondisi fisik kulit
tetap normal. Ada sisa metabolit pada kulit yang tidak stabil dan reaktif dengan oksigen atau
molekul yang disimpan oleh paparan sinar matahari atau mikro-organisme kulit untuk
membentuk bahan berbahaya untuk menyebabkan masalah kulit. Jadi pembersihan adalah
praktek perawatan kulit harian yang penting bahkan untuk kulit normal. Selanjutnya, perawatan
khusus harus diambil untuk kulit sensitif atau kulit atopik karena kerentanannya. Dalam jenis
kulit yang bermasalah ini, kebersihan harus dicapai tanpa berkontribusi kerentanan [1]. Ada
berbagai jenis produk pembersih yang dikembangkan dan umumnya digunakan tergantung pada
jenis bahan yang akan dikeluarkan dari kulit atau jenis penggunaan kondisi. Jenis khas produk
pembersih kulit komersial tercantum dalam Tabel 1 [2]. SEBUAH produk pembersih yang paling
umum mengandung konsentrasi surfaktan yang relatif tinggi dan diaplikasikan dengan air untuk
membuat busa sebelum dicuci bersih. Lathering yang bagus adalah fitur yang paling penting dari
produk-produk ini karena perasaan sensoris orang kaya dan busa halus adalah faktor kunci dari
penggunaan berulang oleh konsumen, meskipun jumlah dan kualitas busa tidak secara langsung
berhubungan dengan detergensi dari sudut pandang fisikokimia. Di atas tangan lainnya, busa
halus dan tebal melayani fungsi penting dalam persiapan busa cukur untuk aplikasi pisau cukur
yang halus. Kemudahan bilasan dan rasa cepat adalah faktor-faktor lainnya aturan kualitas
produk pembersih kulit. Perasaan yang segar dan lembab adalah elemen yang khas yang
memenuhi keinginan konsumen, dan menyegarkan tampaknya lebih penting untuk mencuci
badan, terutama untuk konsumen Jepang.
Dalam hal formulasi untuk pembersih kulit tipe surfaktan,
sabun batangan telah menjadi pembersih kulit yang paling
tradisional tetapi ada cairan, pasta, atau pembersih tipe
aerosol lebih populer di pasaran. Serbuk pembersih wajah
— tren yang agak baru dan ceruk di Jepang — mengandung
enzim untuk membantu pembersihan endapan tipe protein
karena sifatnya formula anhidrat untuk mengawetkan
aktivitas enzim. Jenis pelarut terutama digunakan untuk
menghilangkan kosmetik berminyak yang diaplikasikan
pada kulit. Tipe ini lebih lanjut dikategorikan ke krim
pembersih, lotion, cairan, atau gel. Penggunaan riasan
produk, seperti waterproof atau nonstaining dan lipstik
tahan lama, membutuhkan penggunaan spe-
pembersih cial untuk menghapusnya.
Paket wajah dengan gel pembersih yang
mengklaim kelemahlembutan dan
kekuatan pembersihan yang cukup telah
diluncurkan di Jepang.
LAPISAN KULIT JENIS
SURFACTANT
Surfaktan utama yang digunakan untuk pembersih kulit tipe-surfaktan
tercantum dalam Tabel 2. Sabun adalah digunakan sebagai surfaktan
utama untuk pembersih batang padat dan pembersih jenis pasta. Sabun
sodium biasanya digunakan untuk batang padat dan sabun potasium
terutama untuk jenis pasta-jenis atau mencukur busa. Bar lunak buram
terbuat dari sabun triethanolamine sebagai facial yang lembut pembersih.
Sabun memiliki sifat pengolesan yang sangat baik dan detergensi
superior tetapi sedikit endapan dalam air keras dan menyebabkan kulit
menjadi kaku. Surfaktan tambahan dikombinasikan dengan sabun untuk
meningkatkan sesak dan memberikan kelembutan yang lebih baik.
Alkylethersulfate, asidisetionat, acylglutamate, acylmethyltaurate, dan
acylglycinate umumnya dikombinasikan sebagai sekunder atau surfaktan
tersier dengan sabun. Acylglutamate memiliki fitur unik sebagai asam
lemah mirip dengan surfaktan pH kulit dan dengan demikian sering
digunakan sebagai surfaktan utama untuk memberikan yang luar biasa
kelembutan untuk jenis formulasi yang berbeda.
Sebagai sifat fisikokimia mereka, surfaktan tidak hanya menghilangkan
tanah tetapi juga cenderung untuk melucuti zat yang berguna dari
kulit. Jadi pelarutan berlebihan dan pengupasan lipid kulit dan faktor
pelembab alami (NMF) harus dihindari, jika tidak, kehancuran fungsi
penghalang kulit akan terjadi. Komposisi lipid permukaan kulit terdaftar
dalam Tabel 3 [3] dan komposisi lipid konstitutif dalam stratum
korneum ditampilkan dalam Tabel 4 [4]. Deterjen surfaktan harus cukup
baik untuk menghilangkan lipid permukaan tetapi tidak melucuti lipid
konstitutif minimal, yang merupakan komponen kunci dari fungsi
penghalang kulit. Detergensi selektif seperti itu ditemukan untuk
beberapa surfaktan dan asilaminoacid seperti itu asilglutamat atau
asilmetiltaurat, yang relatif lebih baik dalam hal ini daripada sabun
[5,6]. Komposisi NMF ditunjukkan dalam Pustaka. [7]. Asilglutamat
menunjukkan sedikit pengupasan NMF dari sabun. [8] Perubahan pH
kulit tergantung pada jenis surfaktan yang digunakan terlalu.
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1
dan 2, kapasitas penahanan air dan pH kulit
dengan pencucian berulang dengan
asilglutamat tidak terpengaruh banyak saat
sabun mengubah dua sifat ini dengan
serius. Formulasi dirancang agar sesuai
dengan konsep spesifik yang ditujukan
untuk suatu produk bersama dengan
persyaratan umum sebagai pembersih kulit
seperti detergensi, perasaan, viskositas,
stabilitas, keamanan, dan pengelolaan atau kemudahan penggunaan, yang
kadang-kadang kontradiktif
untuk memenuhi semuanya sekaligus. Keinginan konsumen untuk produk
alami tidak hanya membutuhkan itu
bahan-bahan yang digunakan alami tetapi juga bahwa penampilan mereka
terlihat alami atau transparan.
Persyaratan tersebut menyebabkan kesulitan lebih lanjut untuk pekerjaan
formulasi [9].
Pembersih kulit tipe-cair telah dikembangkan terutama untuk penggunaan
wajah dan beragam
lebih lanjut ke formulasi jenis pasta atau gel. Mencuci tubuh tipe cair
dikembangkan terlebih dahulu
di Jepang dan menyebar luas ke pasar barat dengan pertumbuhan yang
cepat bahkan untuk menggantikan yang signifikan
pangsa pasar sabun batangan. Ini antara lain karena keramahan
penggunaannya
dan menambahkan nilai sebagai konsep alami dan kelembutan.
TABLE 3 Composition of Human Skin Surface Lipids
Average