Anda di halaman 1dari 152

TEKNOLOGI

KOSMETIKA
I. PENDAHULUAN

I. Pengertian dan Tujuan


II. Anatomi dan fungsi Kulit, Rambut, Kuku
III. Klasifikasi Umum
IV. Karakteristik dan jaminan mutu
V. Proses pengembangan
VI. Latar belakang sains, teknologi dan masa
depan kosmetika
PENGERTIAN
 Sediaan/paduan bahan yang siap digunakan
pada bagian luar badan (epidermis, rambut,
kuku, bibir &organ kelamin luar), gigi dan
rongga mulut untuk : membersihkan, menambah
daya tarik, mengubah penampilan, melindungi
supaya dalam keadaan baik, memperbaiki bau
badan tetapi tidak dimaksudkan untuk
mengobati atau menyembuhkan penyakit (SK
MENKES No 140/1991)
TUJUAN KOSMETIKA
 DAHULU :
1.Melindungi tubuh dari alam (panas : sinar matahari – terbakar, dingin –
kekeringan, iritasi – gigitan nyamuk).
2. Tujuan Religius : Bau dari kayu tertentu – cendana – mengusir mahluk halus

 SEKARANG :
1. Personal hygiene,
2. Meningkatkan daya tarik-make up,
3. Meningkatkan kepercayaan diri & ketenangan,
4. Melindungi kulit-rambut- dari uv yg merusak,
5. Polutan dan faktor lingkungan lain,
6. Menghindari penuaan

Secara umum : membantu manusia untuk menikmati hidup yang lebih


bermanfaat
ANATOMI DAN FUNGSI KULIT,
RAMBUT, KUKU

1. Anatomi kulit
2. Keratinisasi
3. Sel sebaceous, sebum, keringat, penguapan
4. Fungsi kulit,warna,kelainan kulit
5. Acne, aging, proses pigmentas
KLASIFIKASI KOSMETIK
KULIT

A. SKIN CARE COSMETICS


 Kosmetik pembersih : krim dan busa pembersih muka
 Kosmetika konditioner : lotion, krim masage
 Kosmetika pelindung : krim dan lotion pelembab

B. MAKE UP COSMETICS
 Kosmetika dasar: foundation, bedak
 Make up : lipstik, blusher, eyeshadow, eyeliner
 Perawatan kuku : cat kuku, pembersih cat kuku

C. BODY COSMETICS
 Sabun mandi padat-cair, perlengkapan mandi
 Suncares dan suntan : krim sunscreen, sun oil
 Antiperspirant & deodoran : deodorant spray-stick-roll on
 Bleaching, Depilatory
 Insect repellent
KOSMETIKA PERAWATAN
RAMBUT, KULIT KEPALA, MULUT, FRAGRANS

1. Pembersih rambut
2. Perawatan rambut
3. Hair styling
4. Pengeriting rambut
5. Pewarna rambut
6. Penumbuh rambut, Tonik
7. Perawatan kulit kepala
8. Pasta gigi, mouth wash
9. Perfume, eau de cologne
KARAKTERISTIK MUTU
KOSMETIK
Mencapai kepuasan konsumen yang terdiri dari design, manufaktur,sales.
Persyaratan kualitas dasar meliputi :
1. Safety :

tdk ada iritasi kulit,sensitivitas kulit,toksisitas oral,bercampur dgn bahan lain,tidak


berbahaya

2. Stability
: stabil thd perubahan mutu,warna,bau,kontaminasi bakteri

3. Efficacy
efek melembabkan,melindungi terhadap uv,membersihkan,mewarnai

4. Usability
 Feeling (sensibility,moisturizing, smoothness),
 Kemudahan menggunakan (bentuk,ukuran,bobot,komposisi, penampilan, portability),
 Preference (bau,warna,design)
Jaminan mutu kosmetika

A. Jaminan mutu produk


1. Untuk mencapai kepercayaan dan kepuasan
2. Konsumen (mutu mencapai longterm usage):
B. Jaminan :
1. Safety :
 Uji keamanan
 Patch test
 Uji racun logam berat
2. Stability:
 Uji kestabilan warna, fotoresisten,
 Bau, uji thd panas dan lembab, pengawetan,
 Kestabilan zat aktif,kestabilan fisiko-kimia

3. Usability:
 Uji kebergunaan ( Sensory test),
 Pengukuran fisikokimia(reologi)
4. Efficacy:
 uji efikasi untuk setiap produk

C. JAMINAN MUTU KEMASAN KOSMETIKA


 Jaminan perlindungan isi (uji perlindungan thd cahaya, permeabilitas,
perlindungan bau)
 Jaminan kecocokan bahan (uji ketahanan kimia, thd matahari, uji anti
korosi)
 Jaminan keamanan bahan (bahan yang memerlukan perhatian :
formalin,standar keamanan:Depkes,uji konfirmasi keamanan
 Jaminan fungsi (thd manusia,fungsi fisik)
 Keamanan penggunaan (lingkungan,metode)

 Jaminan Disposability (mudah dibuang,aman dimusnahkan)


BAHAN PEMBANTU DAN
PENGEMAS DALAM KOSMETIK

1. Bahan Minyak/lemak
2. Surfaktan : emulgator, suspending agent, stabilizer
3. Humektan
4. Polimer
5. UV absorben
6. Antioksidan
7. Sequestering agent dll
8. Bahan pewarna
9. Pengemas primer dan sekunder
BAHAN MINYAK/LEMAK
1. Komponen utama : Trigliserida asam lemak dan
gliserin
2. Minyak dan lemak : olive,camellia,macademia,castor
oils
3. Wax ester : carnauba,candelilla,jojoba, bees,
lanolin
4. Hidrokarbon : parafliq,paraf.solid,petrolatum,
ceresin, mikrokristalin wax,squalane
5. Asam lemak tinggi : asam laurat, miristat, palmitat,
stearat, isostearat
6. Alkohol bermatabat tinggi :
cetyl,stearyl,isostearyl,octyl
7. Ester : isopropilmiristat,2-octyldodecylmiristat,
SURFACE ACTIVE AGENT
1. Anionik:
 sabun,alkilsulfat,polioksietilenalkile
 tersulfat,acyl-N-metiltaurat, alkileterfosfat, garam
asam N-acylamino

2. Kationik:alkiltrimetilamoniumklorid,dialkilm
 tilamoniumklorid,benzalkoniumklorid
3. Amfoterik
4. Nonionik
HUMEKTAN
 Gliserin
 Propilenglikol
 Butilenglikol
 Polietilenglikol
 Sorbitol
 Sodium laktat
 Sodiumpirolidonkarboksilat
 Sodium hialuronat
POLIMER
Bahan yang dapat meningkatkan :
 viskositas fase air –thickening agent, film former, resinous powder

 Penstabil emulsi o/w– meningkatkan viskosita fase luar


 membentuk suspensi koloidal dalam air membentuk koloid
 pelindung di sekitar globul
 meningkatkan kestabilan
 Self emulsifiers : metilselulosa, sodium alginate, gum arab

 Stokes : v = 2 gr2(ρ-ρo) / 9η
KLASIFIKASI
1. Vegetable mucins : gum tragakan, gum karaya, gum arab (akasia), quince
mucilago, marsh mallow, Xanthan gum

2. Alginate : sodium alginate – less sticky dp tragakan dan gum.


Ditambah garam Ca pd pH 4-5 lebih mengentalkan.
Carrageenan dan agar2 masuk kelompok ini, agar2
hampir tidak digunakan di kosmetik tetapi di industri makanan

3. Turunan selulose dan senyawa sejenis : metil selulose CMC, Na


CMC.
Sifat fisik dan kimianya tetap, dapat dibuat dalam air dingin, tdk menjadi
terfermentasi, dan hanya sedikit menjadi media pertumbuhan bakteri dan jamur.
Reaksinya netral.
Berbagai grade ≈ BM≈viskosita
 Protein dan produk degradasi :
 gelatin.Viskositas bergantung pada suhu dan pH
•
 Gel anorganik:koloidal alumunium silikat,
 bentonit, veegum
 ≈ struktur kristal
•
 Film Formers
 . Bahan polimer sintetik : PVA,
 PVP, poliakrilat,reaksi netral, tidak mengiritasi
 kulit.Etilen oksid BM tinggi:Polyox resin 1%.
 Carbopol 934 1%/polikarboksimetilen
 viskositasnya = 4% gum tragakan = 2,5% CMC
 high grade
•
 Water soluble film former : polietilenglikol BM
 tinggi,dapat digunakan juga dalam emulsi o/w,
 ttp lebih banyak digunakan dalam sediaan non
 lemak
UV ABSORBENT
 Turunan Benzophenon
•
 Turunan P-aminobenzoate
•
 Turunan Methoxycinnamat
•
 Turunan Asam Salisilat
•
 Lain-lain
ANTIOXIDANT
 Terutama untuk mencegah ketengikan –
 ada 2 tipe tengik : oksidatif dan keton
•
 Keton : terjadi pd asam lemak dgn C , 14,
 hasil kerja molds aspergilum dan
 penisilium dgn adanya lembab dan bahan
 nitrogen membentuk keton, baunya khas
 dan mudah dideteksi secara kimia.Dpt
 dicegah dengan pengawet
 Ketengikan oksidatif : asam lemak tdk
 jenuh menyebabkan molekul asam
lemak
 splitting pada titik double
linkage.Hasilnya
 aldehid yang baunya tidak enak dan
iritasi
 pada kulit krn lemak tengik. Proses
 oksidatif disebabkan oksigen atmosfer –
 kontak lemak dengan udara
Faktor yang mempercepat
terjadinya ketengikan
 adanya logam berat spt Fe, Cu, Co, Mn,
 Sn, Ni – semua yang dapat mengkatalis
 oksidasi
•
 Pengaruh cahaya
•
 Adanya sejumlah kecil lemak tengik
•
 Adanya asam lemak bebas
•
 Adanya air dan enzim tertentu yang
 menghidrolisis gliserida
•
 Disimpan di tempat panas
Menghindarkan
 Cegah faktor tsb di atas
•
 Gunakan antioksidan :NDGA, etilgalat,
 BHA,BHT,dihidroquercetin, diisoeugenol,
 amina2, tokoferol, dihidrochroman
SEQUESTERING AGENTS
 Sodium edetat (EDTA)
•
 Phosphoric acid
•
 Citric acid
•
 Ascorbic acid
•
 Succinic acid
•
 Gluconic acid
•
 Sodium polyphosphate
•
 Sodium metaphosphate
BAHAN LAIN
 Bahan Pewarna
 Bahan Pengemas: primer, sekunder
KERUSAKAN DAN STABILITAS
PRODUK
 Jenis kerusakan sediaan kosmetika
•
 Uji stabilita
KOSMETIKA MEDIK DAN BAHAN
AKTIF KOSMETIKA
 Vitamin
 •
 Hormon
•
 Zat pemutih
•
 Tabir matahari
•
 Anti ageing
•
 Antioksidan
•
 Radical scavenger
•
 Serum protein:protein, pepton, peptide, asam
 amino
•
 Bahan-bahan lain:deodorant, antiperspirant,
 antiinflamasi, astringens, refrigeran, antihistamin
Vitamin
HORMON
 Folicle Hormone (Estrogen) dalam dosis
 tinggi sebagai anti jerawat : Estradiol dan
 esternya spt estron, etinil estradiol
•
 Adreno Cortical Hormone (ACH)
 memperbaiki kulit usia >40 thn berfungsi
 sebagai antiinflamasi, pemutih kulit :
 Cortisone, hidrokortison, dan esternya spt
 prednison, prednisolon
TABIR MATAHARI-UV
ABSORBENT
 Sinar UV 290-400 nm
•
 Digunakan untuk mengabsorb sinar UV pd
 panjang gelombang 290-400 nm untuk
 menghindari kerusakan kulit termasuk erythema,
 sunburn,suntan,premature aging juga kerusakan
 preparat kosmetika itu sendiri dan wadah
•
 Non toksik, mengabsorbsi UV dalam range
 luas,tidak rusak krn UV dan panas, bercampur
 dengan bahan lain
•
 Lihat tabel
Zat Pemutih
PROSES MANUFAKTUR DAN
PENGEMBANGAN INDUSTRI
KOSMETIKA
 Formulasi
 : konsep, kajian pustaka dan
 input market, trial laboratorium
•
 Uji stabilita awal dan uji aplikasi
•
 Identifikasi peralatan yang diperlukan
•
 Scale up
•
 Riset pengembangan produk
RISET PENGEMBANGAN
PRODUK
 Pengembangan formula
•
 Pengembangan bahan aktif baru, bahan
 pembantu baru
•
 Pengembangan bentuk sediaan baru
•
 Pengembangan proses manufaktur
FORMULASI
 Mengingat bahan-bahan baku dan
 peralatan yang ada, serta keterbatasan
 waktu, sedangkan suatu produksi
 kosmetika harus segera diproduksi untuk
 mengejar musim, tren, fesyen dan lain-
 lain, maka kita harus pandai memilih
 formulasi agar kosmetika itu dapat segera
 diproduksi dan dapat memenuhi maksud-
 maksud tertentu.
TAHAPAN FORMULASI
 Input konsep,kajian pustaka,permintaan
 pasar,percobaan di lab
•
 Uji klinis sederhana/uji aplikasi
•
 Uji keamanan formula dan bahan baku
 (iritasi formula/bahan baku)
•
 Uji stabilita skala lab
UJI STABILITA AWAL, UJI
APLIKASI, UJI EFIKASI
 Uji stabilita awal dari formula yang dibuat (skala
 lab)
•
 Uji aplikasi (uji klinik sederhana):
 perabaan/feeling
 (sensibility, moisturizing,
 smoothness),
 kemudahan digunakan
 (bentuk,
 ukuran, bobot, komposisi, penampilan),
 preferensi
 (bau, warna, design)
•
 Uji efikasi: efek melembabkan, efek melindungi
 terhadap sinar uv, efek membersihkan, efek
 pewarnaan
IDENTIFIKASI PERALATAN YANG
DIPERLUKAN
 Mixing / Emulsification Tanks.
•
 Dispersing / Grinding Mills.
•
 Homogenizers.
•
 Filling Equipment
SCALE UP
 Pembesaran produksi dari
 laboratory size
 batches
(
±
 5 kg)
 atau
 clinical batches
(
 sampai
 25 kg
)
 , ke
 pilot plant batches
 (25-200 kg)
 umumnya disebut sebagai
 scale-up
 formulasi
 atau produksi.
•
 Untuk produksi kosmetika yang masih baru,
 scale-up
 dapat dirampungkan dalam dua fase :
•
 Pembuatan
 Clinical Batches
•
 Pembuatan
 Pilot Plant Batches
CLINICAL BATCH: 25 KG
 Pengalaman pertama dengan
 batches
 ukuran agak
 besar umumnya ditemui disini. Maka disarankan agar
 formulator dari produk itu hadir menyaksikan pembuatan
 clinical batch
 tersebut untuk menghindari terjadinya
 sesuatu problema yang mungkin timbul akibat tidak
 tersedianya metoda pembuatan yang kurang terinci.
 Setelah beberapa
 clinical batches
 berhasil dengan
 sukses dibuat, maka suatu metoda pembuatan
 umumnya sudah bisa dituliskan di dalam suatu format
 tertulis yang dapat dengan mudah dilanjutkan ke
 produksi
 Pilot Plant Batches
PILOT PLANT BATCH:25-200 KG
 Umumnya disarankan unutk melanjutkan pembuatan
 batches
 ke dalam fase
 pilot plant batches
 sebelum mulai dilakukannya test keamanan
 klinis fase III untuk menjamin agar test klinis iu dijalankan dengan produk hasil
 metode pembuatan pilihan terakhir/NDA. Kebutuhan produksi untuk tes klinis
 fase III demikian umumnya membutuhkan batches ukuran agak besar (200 kg).
 Penelitian terhadap produksi
 Pilot Plant
 juga disebut sebagai penelitian
 perkembangan proses (
 process development
 ) yang diadakan untuk menjawab
 pertanyaan-pertanyaan pokok berikut dan untuk mengidentifikasi langkah-
 langkah inti dalam proses pembuatan yang perlu disahkan atau sebaliknya
 ditolak :Sudah dapatkah formulasi itu direproduksi membesar (
 scale-up)?
 •
 diharapkan dan dengan peralatan yang ada?
 Apakah diperlukan peralatan baru atau pabrik pembuat yang ketiga?
 Apakah langkah-langkah pokok proses pembuatan telah teridentifikasi?
 Apakah studi untuk validasi telah didesain dengan baik?
 Penelitian terhadap produksi pilot plan perlu diarahkan untuk dapat menjawab
 pertanyaan-pertanyaan tersebut secara memuaskan. Jika timbul pertanyaan, ya
 atau tidak produk itu fleksibel untuk diproduksi, maka sebaiknya diproduksi
 saja dengan menggunakan perlatan dan ukuran batch yang akan dipakai secara
 rutin jika produk itu nantinya dipasarkan.Kulminasi dari kegiatan scale-up
biasanya berupa produksi yang memuaskan dari formulasi dimaksud dalam
bentuk suatu “
 Production Demonstration Batch
 ” yang kemudian digunakan untuk mengisi kebutuhan suatu “
 Packaging
 Demontration Run”
 , yang berakhir pada produk akhir beserta pengemasannya.
 •
 Studi validasi biasanya dijalankan selama pembuatan
 “Production
 Demonstratioin Batch”
 dan
PRODUCTION BATCH: 500-5000 KG
Alat2 yang digunakan
 Mixing/Emulsification Tanks.
 Tangki-tangki pencampur atau pengemulsi ini
berkisar dari tangki-tangki simple open
jacketed dengan kemampuan mencampur
sampai ke tangki-tangki yang lebih rumit yang
dapat menyediakan kemampuan hight speed
and sweep paddle counter moving paddles
 homogenizing heads kemampuan
penghampaan, dan jika perlu, tutup rapat
buat memberi tempat kepada gas murni.
Dispersing/Grinding Mills.
 Alat-alatpendispersi atau penggiling ini berkisar
mulai dari colloid mills dan blender type
homogenizer yang sederhana untuk membentuk
lapisan tipis bahan-bahan baku tertentu sampai
ke alat hight suction/shear equipment yang
digunakan untuk mendispersikan gums dan
gelling agent lainnya ke dalam suatu batch.
 Peralatan-peralatan ini menjamin terbentuknya
lapisan bahan baku yang seragam, sehingga
dapat dihasilkan produk yang homogen, bebas
dari gumpalan-gumpalan.
Homogenizer
.
 Umumnya diperlukan jika pembentukan suatu emulsi
 memerlukan alat pengaduk mekanis berkecepatan
 tinggi untuk memperoleh pengurangan ukuran
 gelembung-gelembung udara yang memadai dengan
 hasil akhir berupa perbaikan profil dalam estetika
 produk atau stabilitas produk.
•
 Homogenizers hanya memiliki satu
 emulsifying head
 atau dilengkapi dengan
 two-stage emulsification head
,
 head yang pertama menghasilkan emulsi yang kasar,
 sedangkan head yang kedua diperlukan untuk
 menghasilkan emulsi yang halus.
•
 Homogenizers dapat juga digunakan untuk formulasi-
 formulasi nonemulsi.
Filling Equipment
.
 Setelah diproduksi, maka produk harus bisa
 dipompa dari kawasan produksi ke kawasan
 pengisian, jika perlu. Peralatan pengisian
 dapat berkisar mulai dari mesin-mesin yang
 sederhana dan dijalankan dengan tangan,
 yang hanya bisa mengisi suatu jumlah yang
 diinginkan, sampai ke mesin-mesin otomatis
 berkecepatan tinggi yang dapat mengisi,
 melipat dan menjepit tutup serta menerakkan
 cap yang diperlukan
PROSES DAN TUJUANNYA
A. Pencampuran(Mixing
 Walaupun pencampuran dua bahan sepintas lalu nampak sebagai
hal sederhana saja, tetapi tidak demikian dalam kenyataannya,
yang sering sangat kompleks atau rumit.
 Menurut Lin (1964), mencampur bahan-bahan di dalam satu batch
sesungguhnya untuk mencapai banyak tujuan, misalnya untuk
suatu emulsi, tujuan-tujuan dari pencampuran itu antara lain :
1. Mencampur cairan-cairan yang sulit tercampur.
2. Mempercepat pemanasan bahan-bahan di dalam
ketel.
3. Pelarutan lemak-lemak dan bahan-bahan lainnya.
B. Emulsifikasi atau dispersi.
C. Pendahuluan pendinginan.
2. Pemompaan
(Pumping)

 Ada dua jenis pompa yang digunakan di dalam produksi kometika, yaitu •
 Positive displacement pump.
 Centrifugal pumps
 Positive displacement pump bekerja dengan menarik cairan ke dalam suatu
rongga, kemudian mendesaknya keluar pada sisi yang lain. Contoh yang
paling umum adalah diaphragma pumps gear pumps dan mono pumps Pompa
sentrifugal (centrifugal pumps) berbeda dari tipe positive displacement pumps
ialah bahwa pompa sentrifugal bersandar pada konversi suatu kekuatan
sentrifugal dan bukannya pada kekuatan linear, menjadi suatu tekanan. Pada
pompa sentrifugal, cairan dimasukkan di titik pusat dari suatu propeler yang
berputar cepat.
 Dalam memompa cairan kosmetika, perlu diketahui sifat-sifat
 cairan tersebut, sebab pompa yang terlalu sempit atau terlalu
 cepat dapat merubah emulsi, memperangkap udara, dll.
 Kecepatan jangan sampai melewati titik perubahan dari arus
 laminar menjadi arus turbulensi.
3. Pemindahan Panas(Heat
Transfer)
 Dalam banyak proses pembuatan kosmetika, bahan
 baku sering harus dipanaskan sampai ke suhu 70-
 80
o
 C, dicampur, dan kemudian didinginkan sampai
 sekitar 30-40
o
 C sebelum produk akhir dapat dipompa
 dan disimpan. Karenanya, di dalam pabrik kosmetika,
 efisiensi pemindahan panas merupakan suatu faktor
 yang sangat penting yang harus diperhitungkan dalam
 design.
•
 Walaupun kebanyakan produk dipanaskan dan
 didinginkan di dalam tanki besar (vat) dengan diberi
 uap panas atau jacket air panas disekelilingnya, di
 mana efisiensi sangat tergantung pada pencampuran
 bahan, namun ada sejumlah pemisah khusus yang
 bisa digunakan di dalam proses pembuatan kosmetika,
 misalnya yang paling umum yang dinamakan sebagai
 Votator
4.
Filtrasi
 Umumnya, filtrasi di dalam produksi kosmetika hanya
 diperlukan dalam memurnikan air leiding dan untuk
 penjernihan lotion seperti lotion untuk cukur, hair tonic,
 dll. Di mana bahan-bahan baku untuk produk-
 produk ini sering berisikan sejumlah kecil kontaminan
 yang akan mengganggu penampilan produk akhir jika
 tidak dihilangkan.
•
 Alat filter yang paling sering digunakan adalah
 filter
 press
 yang didesain khusus untuk memfiltrasi cairan
 yang mengandung sedikit bahan-bahan padat yang
 perlu dipisahkan. Betapapun untuk proses
 penjernihan, yaitu jika kandungan bahan kontaminan
 yang harus dihilangkan sedikit sekali, digunakan
 sejenis “
 candle filter
 ” setelah penambahan sejumlah
 kecil filter acid.
5.
Pengisian
(Filling)
 Cairan.
 Kosmetika dalam bentuk cairan dapat diisikan
 ke kemasan dengan cara sederhana menggunakan
 daya tarik bumi (gravitasi). Cara ini sederhana dan
 sering dianjurkan, terutama untuk shampo dan
 deterjen yang akan berbusa jika dengan
 tekanan.Tetapi cara pengisian yang lebih cepat dan
 lebih rapi ialah dengan menggunakan sistem vakum
 pada botol-botol yang berderet-deret.
•
 Creams.
 Pengisian dalam keadaan dingin ialah
 memakai “
 filteram type
 ”, di mana cream dimasukkan
 ke dalam tube silindris dengan bantuan suatu
“
 plunger
 ”. Bentuk harus bulat agar tidak ada udara
 terjebak. Pengisian dalam keadaan dingin adalah
 murah dan bersih. Pengisian dalam keadaan panas
 lebih rumit, tetapi pada esensianya mirip pengisian
 dengan cairan, baik yang sistem gravitasi atau sistem
 vakum.
Pembuatan Produk-Produk
Khusus
 1. CAIRAN
 Cairan
•
 Pembuatan produk kosmetika cair mencakup pelarutan atau
 dispersi yang baik, serta penjernihan. Lotion dalam alkohol-air
 dapat dibuat dengan dua cara, yaitu :
•
 Dengan mengaduk bahan-bahan di dalam campuran air dan alkohol
 dengan konsentrasi yang sama seperi dimaksudkan dalam produk
 akhir sampai larutan dimaksud terbentuk.
•
 Dengan melarutkan bahan-bahan di dalam alkohol konsentrasi
 tinggi, kemudian larutan ini diencerkan dengan air sambil diaduk
 sampai konsentrasi yang dimaksud.
•
 Cara yang manapun yang digunakan, pengadukan dapat dijalankan
 entah dengan memakai propeller yang digerakkan listrik yang dapat
 ditempelkan di sisi tanki, atau memakai pengaduk permanen jika
 produksi itu besar-besaran. Agar pencampuran maksimal
 efisiensinya, tanki sebaiknya bundar dan terbuat dari nikel murni,
 aluminium, Monel atau stainless steel.
•
 Untuk sejumlah produk kosmetika cair, pelarutan terlebih dulu
 parfum atau bahan yang berminyak di dalam pelarut yang cocok,
 mungkin diperlukan. Ini umumnya terjadi dalam pembuatan
 shampoo.
•
 Karena kejernihan suatu lotion sangat, maka penting bahwa
 kemasannya juga harus jernih. Untuk itu perlu pencucian dengan
 udara bertekanan atau dengan air panas yang diikuti dengan
 pembilasan dan pengeringan
GEL
 Produk kosmetika dalam bentuk gel dapat berkisar
 mulai dari lotion yang kental seperti misalnya
 roll-ball
 antiperspirant
 sampai ke gel thixotropik yang sangat
 kental dan tidak bisa mengalir, yang dapat digunakan
 sebagai kosmetika
 hairdressing
 dan
 hair setting
.
•
 Lotion kental lebih mudah dibuatnya, yaitu dengan
 menambahkan sedikit demi sedikit gellant padat ke
 dalam fase cair yang diaduk terus menerus dengan
 cepat memakai propeller yang digerakkan turbin.
•
 Gel kental yang tidak bisa mengalir cara
 pembuatannya lebih sulit, karena pada produk
 akhirnya udara tidak bisa melarikan diri dari dalamnya
 seperti pada lotion kental. Gel kental harus dibuat
 dalam ruang tanpa udara atau perlu diadakan proses
 pembuangan udara yang rumit. Pemakaian carboxy-
 vinyl polymers (misalnya karbopol) mempermudah
 pengeluaran udara dari dalam gel
3.
Micro-emulsi.
 lanjutan
 3.
 Micro-emulsi.
•
 Karena mikroemulsi terbentuk melalui sistem yang
 spontan, pembuatannya cukup dengan alat pencampur
 yang sederhana, tidak memerlukan alat pencampur rumit
 yang berkecepatan tinggi.
•
 Merupakan praktek umum dalam pembuatan mikro
e
 mulsi
 untuk menambahkan sedikit demi sedikit fase minyak
 dengan suhu sekitar 80
O
 C ke dalam fase air dalam suhu
 serupa, di bawah pengadukan yang pelan. Untuk
 sementara produk dipertahankan pada suhu di atas
“
 setting point
 ” nya agar udara naik dan keluar. Ini berarti
 bahwa pipa-pipa dan alat pengisi perlu dipanaskan dengan
 air panas atau uap bercampur air.
•
 Hendaknya hati-hati dalam memilih peralatan untuk
 membuat mikro
e
 mulsi, karena kotoran halus, seperti
 misalnya ion-ion logam, dapat mengeruhkan penampilan
 produk
4.
Emulsi.
 Karena begitu banyak jenis produk emulsi di pasaran,
 baik dalam kosmetika maupun tolietries, maka tidak
 mungkin akan merinci pembuatannya masing-masing.
 Tetapi mengingat perlunya menentukan sifat-sifat
 produk akhir dari emulsi, maka perlu dibicarakan
 faktor-faktornya yang terpenting. Biasanya selalu
 tercakup tiga proses dalam pembuatannya yaitu :
•
 Emulsifikasi awal.
•
 Pendinginan.
•
 Homogenisasi.
 Emulsifikasi awal.
 •
 Ada sejumlah faktor penting di dalam emulsifikasi awal, yaitu
 temperatur, intensitas dan lama pencampuran, serta keteraturan
 dan kecepatan penambahan fase-fase.
•
 Emulsifikasi awal biasanya dijalankan pada suhu yang lebih tinggi
 untuk menjamin bahwa kedua fase serta hasil emulsi cukup mobil
 geraknya sewaktu diaduk. Intensitas dan lama pengadukan
 tergantung pada efisiensi dispersi dari emulsifator.
•
 Secara umum, ada dua cara penambahan bahan-bahan. Yang
 pertama, penambahan fase-fase yang dalam bentuk dispersi ke
 dalam fase yang dalam bentuk homogen. Yang kedua adalah
 kebalikannya. Yang pertama nampak lebih alamiah, tetapi yang
 kedua, dimana ada infersi fase, memberikan keuntungan yang lebih
 besar jika tidak tersedia alat pengaduk yang memadai.
•
 Untuk emulsi O/W yang lebih kental, seperti misalnya vanishing
 cream, sebaiknya jangka waktu pengadukan dengan kecepatan
 tinggi singkat saja untuk mencegah masuknya udara. Setelah
 emulsi awal terbentuk, kecepatan pengadukan diturunkan, dan
 suhu diturunkan sampai sekitar 50OC dan waktu itu parfum
 ditambahkan. Emulsi W/O dikerjakan dengan cara yang sama,
 hanya larutan dalam air dimasukkan ke dalam fase lemak sedikit
 demi sedikit.
•
 Mungkin cara pembuatan emulsi terbaik ialah dengan menuangkan
 serentak proporsi yang sama kedua fase pada setiap waktu ke
 dalam mixer yang berputar terus, sehingga terus menerus terbentuk
 emulsi. Tapi ini hanya dapat dilakukan di dalam pabrik besar
 b.
 Pendinginan
•
 Mendinginkan emulsi merupakan suatu proses yang sangat
 penting, terutama dalam produk yang berisikan bahan-bahan
 mirip lillin (“
 wax-like
 ”) yang berharga. Selama pendinginan
 biasanya emulsi diaduk terus untuk mengurangi lamanya
 proses serta untuk menghasilkan produk yang homogen.
 c.
 Homogenisasi.
•
 Pada suhu yang tinggi kebanyakan emulsi tidak stabil dan
 selama pendinginan dalam batch terbentuk butiran-butiran
 emulsi. Atau pada produk yang memiliki fase minyak dengan
 titik leleh tinggi, pada pendinginan terjadi pengerasan
 produk. Karenanya diperlukan pencampuran (
 mixing
)
 tambahan untuk memperoleh produk seperti yang
 diinginkan.
•
 Pencampuran tambahan ini dapat bervariasi mulai dari
 pelewatan produk melalui pompa bergir berputar dengan
 tekanan rendah dari belakang, misalnya 50 psig, atau
 penghancuran agregat-agregat kristal lilin, atau pelewatan
 katub homogenizer dengan tekanan tinggi 5000 psig. Proses
 ini diberi nama homogenisasi
 5.
 Pasta.
•
 Pasta, terutama pasta gigi, umumnya dapat dibuat dengan
 menambahkan komponen-komponen padat yang mungkin
 sudah dicampur sebelumnya, ke dalam komponen-
 komponen cair, di mana mungkin termasuk bahan-bahan
 yang larut dalam air. Pencampuran dapat di dalam mixer
 terbuka atau mixer vakum. Mixing dalam keadaan panas,
 diikuti dengan pendinginan memakai alat Votator atau
 metoda serupa lainnya juga dapat dilakukan.
•
 Suatu metoda alternatif penyiapan pasta yang terbuat dari
 powder padat di dalam suatu cairan ialah melalui
 pencampuran awal yang kasar dan melewatkan campuran ini
 melalui suatu “
 triple roller mill
 ”, kemudian di dalam mixer
 seperti itu mengalami berbagai penekanan dan pemutaran
 sampai terbentuk pasta yang diinginkan.
•
 Triple roller mill
 sering digunakan di dalam pembuatan
 preparat make-up dimana pigmen warna perlu didispersikan
 di dalam campuran wax atau minyak
 6.
 Stik
 •
 Lipstik
.
 Pada umumnya pembuatan lipstik meliputi 3 tahap :
•
 Penyiapan campuran komponen, yaitu campuran minyak-
 minyak, campuran zat-zat warna dan campuran wax.
•
 Pencampuran semua itu untuk membentuk massa lipstik.
•
 Pencetakan massa lipstik menjadi batangan-batangan lipstik.
•
 Itu
l
 ah dasar dari pembuatan lipstik, yang rinciannya akan
 terlalu berkepanjangan untuk diuraikan di sini
.
•
 Deodorant stik
.
 Agak berbeda cara pembuatannya daripada
 lipstik karena merupakan gel sabun dan pembuatannya mirip
 dengan pembuatan emulsi, suatu fase minyak (fatty acid)
 diadukkan ke dalam suatu fase larutan dalam air pada suhu
 sekitar 70
O
 C. Gel panas yang terbentuk diisikan ke dalam
 cetakan pada suhu sekitar 60-65
O
 C dan dibiarkan memadat
 7.
 Powder
•
 Pencampuran powder biasanya dijalankan di dalam
 suatu wadah semi bundar yang dilengkapi dengan
 suatu pengaduk spiral yang padanya dua pita
 menyebabkan campuran itu bergerak dalam dua rah
 yang berbeda sehingga terjadi tubrukan-tubrukan.
•
 Mixer tipe ini sangat baik untuk garam mandi dan
 bahan-bahan kristal lainnya dan sangat luas
 digunakan untuk pembuatan
 face powder
.
•
 Betapapun, pengalaman menunjukan bahwa dispersi
 yang lebih baik dengan resiko pelukaan kulit yang
 lebih kecil akibat kasarnya butiran-butiran dapat
 dicapai jika campuran bubuk itu akhirnya dipulverisasi
 dan digiling di dalam suatu
 ball mill
 atau diperbaiki
 dengan cara lainnya
 8.
 Pomade dan Brilliantin Padat
.
•
 Produk dari tipe ini mudah dibuat hanya dengan
 mencampur bahan-bahan di dalam suatu wadah
 pelebur di suhu tertentu, bahan-bahan yang titik
 lelehnya tinggi, seperti lilin mungkin memerlukan
 pelelehan pendahuluan pada suhu yang lebih tinggi di
 dalam pot elektris.
•
 Proses pengisian malah lebih rumit karena mula-mula
 perlu didinginkan sebelum penutupan permukaan
 pomade dengan plastik penutup (
 lidding
 ) dan
 perhatian yang hati-hati diperlukan baik terhadap suhu
 ketika pengisian, maupun kecepatan pendinginan jika
 ingin dihindari terjadinya rongga-rongga berisi udara
KONTROL KUALITAS (
QUALITY CONTROL
)
 Fungsi utama dari kontrol kualitas
 (
 Quality Control
 atau
 Quality
 Assurance
 ) adalah menjamin agar perusahaan memenuhi standar
 tertinggi dalam setiap fase dari produksinya. Faktor-faktor yang
 tercakup dalam kontrol kualitas adalah :
•
 Personalia.
•
 Fasilitas.
•
 Spesifikasi Produk.
 Fungsi
 kontrol kualitas
 , antara lain :
•
 Kontrol di dalam prosesing (
 In Process Control
 ).
•
 Testing spesifikasi bahan baku (
 Raw Material Specification Testing
 ).
•
 Testing spesifikasi produk (
 Testing spesifikasi produk (
 Product Specification Testing
 ).
•
 Pengawasan Fasilitas Penyimpanan dan Distribusi (
 Storage and
 Distribution Facilities Control
)
•
 Pengawasan tempat yang mungkin sebagai produsen pihak ketiga
 yang potensial (
 Site Inspection of Potential Third Party Manufacture
 ).
•
 Pengawasan terhadap kontaminasi mikrobiologis
 (Microbiological
 Surveillance
 ).
•
 Kemungkinan memperpanjang tanggal kadaluwarsa produk (
 Product
 Expiration Dating Extension
 ).
 Tentang
 quality control
 ini
 lebih spesifik
 dibicarakan dalam Cara
 Pembuatan Kosmetika Yang Baik (CPKB)
Skin Cleansing Bars
Skin Cleansing Bars
 Meskipun asal sabun tidak begitu jelas, diterima secara luas
bahwa beberapa bentuk metode pembuatan sabun primitif ada
beberapa ribu tahun yang lalu, berpacaran sejauh ini 2000 bc.
Selama berabad-abad, sabun dibuat dengan memanaskan
campuran lemak hewani (lemak) dengan alkali, larutan dasar yang
diperoleh dari abu kayu [1]. Hingga akhir abad kedelapan belas,
sabun dianggap barang mewah yang hanya tersedia bagi keluarga
kerajaan dan kelas atas sosial. Saat ini, sabun diproduksi
menggunakan berbagai proses yang jauh lebih halus dan berbeda
lemak dan minyak, menghasilkan produk jadi yang memberikan
kinerja yang relevan dengan konsumen manfaat dengan estetika
yang diinginkan [1]. Pada bagian ini, kita akan membahas kimia
dan sifat fisik sabun batangan komersial dengan fokus pada
pembersihan kulit, bahan baku diperlukan, persyaratan
manufaktur dan proses, dan produk jadi akhir evaluasi kinerja
 Sabun umumnya didefinisikan sebagai garam alkali dari asam lemak rantai panjang.
Ketika lemak atau minyak disabunkan, natrium atau garam kalium yang terbentuk
dari asam lemak rantai panjang disebut sebuah sabun. Istilah ‘‘ sabun ’mengacu
pada sekelompok asam karboksilat rantai panjang yang dinetralisasi, yang dihasilkan
dari dua bahan utama: alkali dan trigliserida (lemak atau minyak). Itu panjang rantai
kelompok alifatik biasanya antara 7 dan 21 karbon dengan satu karboksilat karbon,
menghasilkan molekul yang mengandung 8 hingga 22 karbon. Kation yang terkait
dengan kelompok kepala karboksilat umumnya terdiri dari natrium, kalium, atau
pada tingkat lebih rendah kation lain seperti trietanolamina serta logam berat dan
logam alkali tanah seperti itu sebagai magnesium. Sabun membersihkan dengan
mengubah tegangan permukaan air dan mengemulsi dan menangguhkan tanah
harus dibilas. Kedua ujung sabun memiliki polaritas berbeda di mana panjangnya
ujung rantai karbon nonpolar dan hidrofobik, sedangkan ujung karboksilat garam
adalah ionik dan hidrofilik. Ketika sabun digunakan untuk membersihkan lemak atau
kotoran, ujung nonpolar dari molekul sabun melarutkan lemak dan minyak nonpolar
yang menyertai kotoran. Orang yang mencintai air (hidrofilik) ujung-ujung garam dari
molekul-molekul sabun membentang di luar di mana mereka dapat dilarutkan dalam
air. Molekul-molekul sabun melapisi minyak atau lemak, membentuk gugusan yang
disebut misel. Itu
 akhir hidrofilik dari molekul-molekul
sabun memberikan polaritas pada misel,
sehingga mengemulsi mereka di dalam
air. Akibatnya, gumpalan kecil minyak
dan lemak dilapisi dengan molekul
sabun ditarik ke lapisan air dan bisa
dibilas.
BAHAN BAKU SOAP
 Lemak dan minyak Lemak dan minyak alami yang digunakan dalam pembuatan sabun adalah gliserida
dengan tiga lemak kelompok asam secara acak diesterifikasi dengan gliserol (trihidroksi alkohol). Perbedaan
antara lemak dan minyak hanyalah salah satu dari keadaan fisik mereka: lemak adalah padatan dan minyak
adalah cairan. Lemak dan minyak biasanya terdiri dari molekul asam lemak jenuh dan tak jenuh yang
mengandung antara 7 dan 21 karbon didistribusikan secara acak pada tulang punggung gliserol. Secara
keseluruhan, itu reaksi kaustik (alkali) dengan trigliserida menghasilkan gliserin dan sabun dalam reaksi yang
diketahui sebagai saponifikasi. Ini adalah proses pembuatan sabun yang paling banyak digunakan. Jurusan
kedua proses pembuatan sabun adalah netralisasi asam lemak dengan alkali. Lemak dan minyak dihidrolisis
(dibelah) dengan uap bertekanan tinggi untuk menghasilkan asam lemak kasar dan gliserin. Itu asam lemak
kemudian dimurnikan dengan distilasi dan dinetralkan dengan alkali untuk menghasilkan sabun dan air (sabun
yang rapi) [2–7]. Sifat-sifat sabun yang dihasilkan ditentukan oleh kualitas dan komposisi dari komponen asam
lemak dalam campuran lemak awal. Secara umum, panjang rantai kurang dari 12 atom karbon lebih
mengiritasi kulit; sebaliknya, panjang rantai jenuh lebih dari 18 atom karbon membentuk sabun yang kurang
larut untuk solusi siap pakai dan busa. Demikian juga, proporsi asam lemak tak jenuh yang lebih tinggi
(misalnya, oleat dan linolenat) sabun rentan terhadap perubahan oksidatif atmosfer yang tidak diinginkan.
Untuk alasan ini dan Fakta bahwa lemak dan minyak diperlakukan sebagai komoditas di pasar terbuka, jumlah
lemak dan minyak yang cocok untuk pembuatan sabun komersial terbatas. Pemilihan yang tepat mulai lemak
dan minyak membentuk komposisi dasar sabun adalah kunci untuk kualitas dan kinerja. Di antara lemak dan
minyak yang digunakan di seluruh dunia, lemak sapi dan domba adalah lemak yang paling umum, dan minyak
dari kelapa, palem, kedelai, dan babassu adalah yang paling banyak minyak yang sering digunakan. Komposisi
sabun yang mengandung fraksi minyak seperti palm stearin dan minyak lain dengan hidrogenasi atau
peningkatan lainnya juga ada di gudang formulator untuk seleksi. Di Amerika Serikat, kebanyakan sabun toilet
terbuat dari lemak sapi dan kelapa minyak. Beberapa lemak dan minyak umum yang digunakan dalam
pembuatan sabun komersial dibahas di bagian berikut (Tabel 1).
 Lemak
Tallow, yang merupakan lemak hewan utama dalam pembuatan sabun, diperoleh dari
pengolahan daging
industri sebagai hasil rendering lemak tubuh dari daging sapi dan dalam beberapa
kasus domba
[8]. Di Amerika Serikat, kebanyakan sabun toilet terbuat dari lemak sapi dan minyak
kelapa.
Sifat-sifat ini dan lemak lainnya tergantung pada asam lemak penyusunnya. Lemak
dari sumber yang berbeda dapat bervariasi dalam warna (baik awal dan setelah
pemutihan),
titer (titik solidifikasi dari asam lemak), kandungan asam lemak bebas, nilai
penyabunan
(alkali yang diperlukan untuk saponifikasi), dan nilai yodium (ukuran tidak jenuh).
Tallow
terdiri dari sebagian besar asam lemak jenuh dan tidak jenuh rantai panjang -
kebanyakan C16 (palmitic,
28%), C18 (stearat, 18%), dan C18: 1 (oleic, 44%) - memberikan kekerasan dan tebal
dan
krim busa tahan lama (Tabel 1).
Skin Cleansing Bars 487
TABLE 1 Fatty Acid Distribution and Characteristics of Soap Bases
 Palm Palm
 Fatty acid distribution Tallow Coconut Palm oil stearin kernel
 Caprylic (C-8) 7.4
 Capric (C-10) 6.3
 Lauric (C-12) 47.8 49.7
 Myristic (C-14) 2.8 18.3 1.1 1.5 15.7
 Palmitic (C-16) 27.8 9.0 43.5 56.5 8.0
 Palmitoleic (C-16:1) 3.8 0.2
 Stearic (C-18) 17.9 2.8 4.2 4.8 2.4
 Oleic (C-18:1) 43.9 6.3 40.8 29.6 15.2
 Linoleic (C-18:2) 2.3 2.0 10.2 7.2 1.5
 Linolenic (C-18:3) 0.1
 Characteristics
 Iodine value (IV) 38–48 8–10 50–55 32–40 14–22
 Titer, °C 40 26 40 49–51 25
 Saponification value (SV) 193–200 251–263 196–209 196–209 240–250
 Fatty acid average molecular weight 272 213 270 268 221
 (FA Ave mw)
 Minyak kelapa Minyak kelapa adalah salah satu minyak nabati
yang paling penting yang digunakan dalam pembuatan sabun.
Seperti sebelumnya disebutkan, kebanyakan sabun toilet di
Amerika Serikat terbuat dari lemak dan minyak kelapa. Minyak
kelapa sebagian besar terdiri dari asam lemak C12 (lauric, 48%)
dan C14 (miristat, 18%), mengurangi kekerasan dan memberikan
kelarutan dan busa dengan gelembung besar yang tidak
bertahan lama panjang (Tabel 1). Minyak kelapa diperoleh dari
buah kering, kopra, dari kelapa sawit pohon. Minyak kelapa sawit
Minyak sawit, yang sering berfungsi sebagai pengganti lemak,
diperoleh dari buah pohon palem. Ini terdiri dari sebagian besar
asam lemak rantai panjang — seperti C16 (palmitat, 44%) dan
C18: 1 (oleic, 41%) - menyediakan properti dan komposisi yang
lebih mirip dengan tallow dari minyak nabati lainnya (Tabel 1).
 Minyak Kernel Sawit Minyak inti sawit tidak seperti minyak sawit,
diperoleh dari pusat kacang pohon palem dan tersusun dari sebagian
besar asam lemak rantai panjang — seperti C12 (laurik, 50%) dan C14
(miristis, 16%) - menyediakan sifat dan komposisi yang mirip dengan
minyak kelapa (Tabel 1). Minyak inti sawit umumnya digunakan sebagai
pengganti minyak kelapa dalam pembuatan sabun proses. Palm Stearin
Seperti minyak kelapa sawit atau lemak, stearin sawit terdiri dari
sebagian besar asam lemak rantai panjang panjang tetapi dengan
tingkat kejenuhan yang lebih rendah. Palm stearin diproduksi dengan
memisahkan minyak kelapa sawit ke dalam palm olein (yang digunakan
dalam makanan) dan stearin sawit. Palm stearin menyediakan properti
lebih mirip dengan lemak daripada minyak nabati lainnya Meskipun lima
minyak yang dibahas adalah lemak dan minyak yang paling umum
digunakan di industri pembuatan sabun, sumber lain seperti lemak babi
(babi gemuk), minyak Babassu, minyak dedak padi, kelapa sawit kernel
olein, dan minyak kedelai juga digunakan di seluruh dunia
 FASE SOAP Sifat fisikokimia sabun telah terbukti sangat penting untuk sifat
yang digunakan. Secara umum diterima bahwa ada empat fase kristal sabun
natrium yang berbeda. Sabun ini fase disebut sebagai fase kristal beta, delta,
omega, dan cair. Hari ini, radiografi difraksi (XRD) dianggap sebagai metode
yang paling sederhana dan paling dapat diandalkan untuk membedakan fase
yang berbeda. Fase menandakan jarak kisi antara rantai hidrokarbon dan
memprediksi sifat fisik seperti busa, slough, penggunaan tingkat, dan bahkan
tingkat tembus cahaya dari sabun batang [9]. Kristal besar dari Fase omega
dengan fase cair terbentuk ketika sabun yang rapi didinginkan (setelah
langkah pengeringan). Konversi fase-beta dalam sabun batangan tergantung
pada beberapa faktor, termasuk suhu, jenis surfaktan, tingkat kelembaban
dan jumlah millings. Fase Delta adalah dibentuk oleh rekristalisasi sabun
rantai jenuh lebih tinggi di bawah suhu tertentu kondisi dan tingkat
kelembaban. Ferguson dkk. pengukuran XRD pertama yang terhubung ke
fisik sifat dan karakteristik batangan sabun sebagai produk jadi. Misalnya,
fase delta memberikan low slough dan tingkat keausan rendah, sedangkan
fasa beta memiliki busa yang baik, keausan rendah rate, dan high slough [9].
 KOMPOSISI DAN KINERJA BASE SOAP Profil kinerja produk sangat
bergantung pada pemilihan komposisi basa. Misalnya, lemak yang
relatif kurang larut menyediakan kekerasan bar dan padat, busa
berbusa yang stabil dan kecil, sedangkan minyak kelapa yang lebih
mudah larut memberikan kemudahan dihasilkan busa yang terdiri
dari gelembung besar. Selain kekerasan bar, warna, bau, dan
pertimbangan busa, formulator harus peduli dengan kelarutan
sabun sebagai itu berdampak pada penggunaan dan peluruhan
produk akhir. Sebuah sabun batangan khas di United Negara-
negara menggunakan basis minyak tallow / kelapa dan rasio dari
dua komponen menentukan busa atribut seperti kecepatan,
kuantitas, dan kekayaan. Peningkatan semua atribut ini terjadi
dengan meningkatnya proporsi minyak kelapa tetapi proporsi
kelapa lebih tinggi minyak juga menyebabkan peningkatan iritasi
pada kulit karena tingginya rantai pintal -
 komposisi asam lemak panjang.
Selanjutnya, perilaku pangkalan dapat
ditentukan tidak hanya oleh rantai asam
lemak tetapi juga oleh kation yang
dinetralkan. Kation juga dapat memiliki
pengaruh signifikan pada sifat kelarutan
dan kelembutan dari pangkalan.
Misalnya, sabun natrium akan lebih
keras daripada sabun kalium panjang
rantai karbon yang sama [1].
 TAMBAHAN Produsen sabun telah mengembangkan berbagai
pendekatan formulasi untuk menghasilkan produk yang lebih baik
memenuhi kebutuhan konsumen saat ini. Meskipun komposisi
sabun basa belum berubah, kebutuhan konsumen terpenuhi
dengan masuknya berbagai aditif. Seperti produk lainnya, stabilitas
(keadaan fisik dan kimia) dari aditif sabun-basa atau bahkan aditif-
aditif campuran harus dipertimbangkan selama perumusan. Ada
sebuah berbagai aditif yang diformulasikan ke dalam batang sabun
untuk memberikan konsumen tambahan Bar Pembersih Kulit 489
manfaat dan / atau untuk memodifikasi kinerja dan estetika produk
akhir. Yang lengkap daftar aditif fungsional dapat ditemukan di The
Kosmetik, Perlengkapan Mandi dan Fragrance Association (CTFA)
Kosmetik Ingredient Handbook [10]. Keharuman Fragrance sejauh
ini aditif paling penting untuk penerimaan konsumen pribadi produk
pembersih. Meskipun tujuan utama pemilihan wewangian adalah
 untuk target kelompok pengguna tertentu, juga
digunakan untuk menutupi bau dasar karakteristik
yang terkait dengan asam lemak. Wewangian
diperparah dari beberapa komponen termasuk
karboksilat asam, ester, aldehid, keton, dan glikol di
mana pemilihan komponen dapat mempengaruhi
stabilitas dan / atau kemampuan proses dari produk
akhir. Misalnya, wewangian dengan pelarut seperti
dipropilena glikol (glikol) dan dietilpratat (ester)
cenderung melunakkan dan sabun batangan tembus
cahaya [2]. Pabrikan bahan mentah kemampuan untuk
menyediakan basis yang lebih bersih dengan bau dasar
 yang jauh lebih sedikit telah sangat meningkat dalam
dua dekade terakhir, sehingga memungkinkan produsen
sabun menggunakan lebih sedikit wewangian dalam
produk akhir atau bahkan, dalam beberapa kasus,
menyediakan produk yang bebas pewangi. Wewangian
juga dikenal untuk mengubah sifat kelembutan dari
sabun batangan. Misalnya, sabun bar yang menargetkan
konsumen dengan kulit sensitif memiliki aroma yang
cukup untuk menutupi bau dasar dari asam lemak sambil
memberikan beberapa parfum lembut yang memperkuat
sifat kelembutan mereka. Tingkat aroma di bar sabun
biasanya berkisar dari 0,3% (kulit sensitif) ke 1,5%
(sabun deodoran
Saponification of triglycerides; (b) fat splitting
(glycerol as a by-product) and fatty acid
neutralization reaction
Skin Cleansing Bars

Flow chart of the soap manufacturing steps .


FORMULASI: SOAPS REGULER,
COMBAR, DAN SYNDET
 Sabun batangan diformulasikan dengan kombinasi lemak panjang
rantai panjang karbon (lemak, kelapa sawit, palm stearin) dan minyak
panjang rantai karbon yang lebih pendek (minyak inti sawit, minyak
kelapa). Nomenklatur umum untuk sabun bar adalah rasio dari panjang
rantai panjang lemak karbon minyak panjang rantai karbon yang lebih
pendek. Misalnya, sebuah bar yang mengandung 80% lemak dan 20%
minyak kelapa sebagai basis sabunnya akan disebut sebagai bar sabun
‘‘ 80/20 ’. Rasio digunakan biasanya berkisar dari 90/10 hingga 60/40.
Tingkat minyak coco atau palm kernel yang lebih tinggi dalam sabun
bar tidak hanya mengarah ke profil lathering yang lebih tinggi [1]
tetapi juga ke tingkat penggunaan yang lebih tinggi karena bagian
tinggi dari basis panjang rantai karbon yang lebih pendek. Bar sabun
biasa umumnya mengandung sekitar 75 hingga 85% sabun. Sisa sabun
batang terdiri dari air, gliserin, garam, wewangian, dan zat aditif
lainnya yang meningkatkan estetika dan kinerjanya.
 Sabun batangan sering superfatted untuk memperbaiki kerasnya sabun dan
meningkatkan profil sensorik produk (lihat bagian Free Fatty Acid atau Superfatting)
bab ini). Tingkat lemak super dalam sabun biasanya berkisar antara 1 dan 7%.
Formulasi sabun batangan telah menjadi semakin kompleks. Seperti sabun telah
menjadi lebih tersedia untuk konsumen, tuntutan pada kinerja produk telah
meningkat. Ekspektasi konsumen telah meningkat melampaui pembersihan dasar
untuk meningkatkan kelembutan, lathering, perlindungan deodoran, perlindungan
antibakteri, dan estetika produk yang menarik dan pengemasan [2]. Bar yang
diproduksi dengan surfaktan sintetis telah diperbaiki mengoleskan dan membilas
profil, terutama dalam air keras. Pada tingkat yang lebih tinggi dari surfaktan
sintetis, bar menunjukkan kelembutan superior dibandingkan sabun biasa. Contoh
batang sintetis (syndets) di pasaran adalah Dove, Oil of Olay, dan Vel. Bahan baku
dan karenanya biaya produk jadi dari menggabungkan surfaktan sintetis lebih
tinggi dibandingkan dengan sabun. Bar kombinasi, atau kombinasi, dirancang untuk
menggabungkan properti yang paling diinginkan sabun batangan biasa dan batang
pembersih sintetis (Syndets) (Gbr. 3). Secara umum, kelebihan mereka lebih dari
sabun konvensional adalah rinsability unggul dan latherability dalam air keras.
Contoh dari kombinasi di pasar termasuk Zest dan Lever 200
Skin cleansing bar formulations and

.
attributes
 Manfaat dari sabun batangan konvensional adalah pembersihan
yang baik, pembersihan menyeluruh, dan biaya rendah
dibandingkan dengan batangan yang mengandung surfaktan
sintetis (Gbr. 3). Beberapa kekurangan adalah: (1) ketergantungan
kinerja pada kondisi kesadahan air karena sifatnya reaksi dengan
garam kalsium dan magnesium dalam air keras menyebabkan
kesulitan untuk membilas sabun ‘‘ sampah, ’’, dan (2) kurangnya
manfaat kelembutan yang dirasakan secara klinis dan konsumen.
Beberapa orang dapat mengalami iritasi dan kekeringan yang
berlebihan, terutama selama periode suhu rendah dan kelembaban
seperti di musim dingin. Batang pembersih sintetis (syndets)
umumnya mengandung hanya kadar rendah atau tanpa sabun.
Sebaliknya, syndets terdiri dari surfaktan sintetis (antara 20–20
80% dari total komposisi bar), konsentrasi emolien dan kondisioner
yang tinggi, dan beberapa pengisi dan pengikat [19]
 Mereka cenderung membersihkan dan berbusa dengan lembut atau keras air,
dan mereka tidak terpengaruh oleh garam kalsium atau magnesium yang
menghasilkan lebih baik Membilas properti dari kulit dan permukaan yang keras.
Juga karena hadirnya level yang tinggi pelembab kulit dan kondisioner, sindet
memberikan lebih banyak kulit setelah merasa, meninggalkan kulit merasa lebih
lembut dan lembab. Sementara semua surfaktan sintetis mengatasi defisiensi air
keras dari sabun, tidak semuanya cocok untuk digunakan dalam pembersihan bar
karena efeknya pada kulit bisa sangat berbeda dari sabun. Kriteria seleksi yang
perlu diikuti untuk memilih surfaktan sintetis untuk digunakan dalam sabun
batangan cukup berat. Selain menjadi ringan, surfaktan harus memiliki sifat yang
dapat diterima seperti aktivitas permukaan, fisik dan stabilitas kimia, bau dan
warna yang baik, kemampuan diproses ke batang sabun, busa cepat, dan kulit
terasa bersih [1]. Beberapa bisa terlalu kuat dan mengganggu kulit dan
karenanya bisa biarkan kulit terasa kering dan rusak. Surfaktan sintetik anionik
yang umum digunakan dalam syndets dan combars termasuk sodium
cocoylisethionate, alkylglycerylether sulfonate, dan alkylsulfate. Surfaktan
amfoterik seperti cocamidolpropylbetaine atau surfaktan nonionik kadang-kadang
juga digunakan pada level rendah.
 Sabun transparan dan transparan menggabungkan tingkat
solubilizers yang tinggi, yang cenderung mengontrol ukuran dan
struktur kristal memungkinkan transmitansi cahaya melalui
produk. Contoh pelarut ditambahkan ke sabun transparan dan
transparan termasuk gliserin, sorbitol, trietanolamina, dan lainnya
gula [20-22]. Produk-produk sabun khusus ini sering mengubah
tisu, berkumur dan karakteristik tingkat pemakaian karena tingkat
kelarutan yang tinggi di bagian akhir produk. Sabun khusus
lainnya termasuk penambahan estetika unik (marmer dan lurik)
atau penambahan bahan abrasif khusus (misalnya, batu apung,
rumput laut) dan botani lainnya atau bahan alami. Bar Pembersih
Kulit 495 EVALUASI KINERJA SABUN BAR Soap bar dievaluasi untuk
beberapa karakteristik untuk memastikan bahwa mereka
memenuhi kebutuhan konsumen dan harapan
 Busa Jumlah busa, seberapa cepat suatu produk lathers,
dan kualitas busa dapat dinilai oleh panel yang terlatih.
Panel yang terlatih ini menilai produk pada kuantitas,
kualitas, dan kecepatan dengan memberi peringkat pada
skala numerik. Biasanya panelis dilatih untuk memutar
sabun barkan sejumlah kali dan evaluasi untuk atribut
versus produk benchmark. Ini paling berguna dalam
analisis dan perbandingan persamaan formulasi dan
perbedaan serta produk yang kompetitif. Variabel yang
mempengaruhi kinerja busa dari suatu produk termasuk
suhu air, kesadahan air, dan metode mencuci. Panelis
terlatih membutuhkan dilatih dan divalidasi secara teratur
untuk memastikan konsistensi evaluasi mereka.
 Metode laboratorium evaluasi busa termasuk tes ketinggian busa Ross-
Miles. Ini membutuhkan pengukuran tinggi busa larutan sabun yang telah
dibalikkan dalam a silinder untuk jumlah waktu yang tetap. Hasil dari tes
jenis ini bisa menyesatkan karena bentuk bar dan kelarutan dapat
mempengaruhi kinerja busa yang digunakan [1]. Wear Rate / Use-Up
Pengukuran berapa lama bar berlangsung dalam kondisi penggunaan
normal adalah penting atribut ke nilai yang dirasakan konsumen. Tingkat
penggunaan diukur dengan menimbang pertama bilah sabun lalu cuci bilah
untuk sejumlah angka dan panjang waktu (misalnya, 25 kali pencucian
selama 10 detik). Bar kemudian dikeringkan dan ditimbang lagi dan
digunakan atau tingkat keausan dilaporkan sebagai persen penurunan
berat badan. Sabun bar bentuk dan ukuran berdampak yang dilaporkan
tingkat penggunaan. Pengukuran tingkat penggunaan harus dikontrol untuk
kesadahan air dan suhu. Untuk tujuan perbandingan formulasi, yang
terbaik adalah membandingkan batangan sabun dengan yang serupa
ukuran dan bentuk. Bar dapat dicukur dengan ukuran dan bentuk yang
sama
 untukpengukuran untuk mencerminkan
pengaruh formula yang sebenarnya.
Untuk membandingkan bagaimana bar
akan tampil di tangan konsumen,
ukuran dan bentuk komersial yang
sebenarnya harus digunakan. Slough /
Mush Slough atau bubur adalah bagian
lembut yang tidak diinginkan dari bar
yang resu
Cairan Pembersih Kulit
 PENGANTAR Cairan pembersih kulit adalah produk yang membersihkan dan menyegarkan kulit
dengan menghilangkan kotoran atau bahan kotor untuk membantu menjaga kondisi fisik kulit
tetap normal. Ada sisa metabolit pada kulit yang tidak stabil dan reaktif dengan oksigen atau
molekul yang disimpan oleh paparan sinar matahari atau mikro-organisme kulit untuk
membentuk bahan berbahaya untuk menyebabkan masalah kulit. Jadi pembersihan adalah
praktek perawatan kulit harian yang penting bahkan untuk kulit normal. Selanjutnya, perawatan
khusus harus diambil untuk kulit sensitif atau kulit atopik karena kerentanannya. Dalam jenis
kulit yang bermasalah ini, kebersihan harus dicapai tanpa berkontribusi kerentanan [1]. Ada
berbagai jenis produk pembersih yang dikembangkan dan umumnya digunakan tergantung pada
jenis bahan yang akan dikeluarkan dari kulit atau jenis penggunaan kondisi. Jenis khas produk
pembersih kulit komersial tercantum dalam Tabel 1 [2]. SEBUAH produk pembersih yang paling
umum mengandung konsentrasi surfaktan yang relatif tinggi dan diaplikasikan dengan air untuk
membuat busa sebelum dicuci bersih. Lathering yang bagus adalah fitur yang paling penting dari
produk-produk ini karena perasaan sensoris orang kaya dan busa halus adalah faktor kunci dari
penggunaan berulang oleh konsumen, meskipun jumlah dan kualitas busa tidak secara langsung
berhubungan dengan detergensi dari sudut pandang fisikokimia. Di atas tangan lainnya, busa
halus dan tebal melayani fungsi penting dalam persiapan busa cukur untuk aplikasi pisau cukur
yang halus. Kemudahan bilasan dan rasa cepat adalah faktor-faktor lainnya aturan kualitas
produk pembersih kulit. Perasaan yang segar dan lembab adalah elemen yang khas yang
memenuhi keinginan konsumen, dan menyegarkan tampaknya lebih penting untuk mencuci
badan, terutama untuk konsumen Jepang.
 Dalam hal formulasi untuk pembersih kulit tipe surfaktan,
sabun batangan telah menjadi pembersih kulit yang paling
tradisional tetapi ada cairan, pasta, atau pembersih tipe
aerosol lebih populer di pasaran. Serbuk pembersih wajah
— tren yang agak baru dan ceruk di Jepang — mengandung
enzim untuk membantu pembersihan endapan tipe protein
karena sifatnya formula anhidrat untuk mengawetkan
aktivitas enzim. Jenis pelarut terutama digunakan untuk
menghilangkan kosmetik berminyak yang diaplikasikan
pada kulit. Tipe ini lebih lanjut dikategorikan ke krim
pembersih, lotion, cairan, atau gel. Penggunaan riasan
produk, seperti waterproof atau nonstaining dan lipstik
tahan lama, membutuhkan penggunaan spe-
 pembersih cial untuk menghapusnya.
Paket wajah dengan gel pembersih yang
mengklaim kelemahlembutan dan
kekuatan pembersihan yang cukup telah
diluncurkan di Jepang.
LAPISAN KULIT JENIS
SURFACTANT
 Surfaktan utama yang digunakan untuk pembersih kulit tipe-surfaktan
tercantum dalam Tabel 2. Sabun adalah digunakan sebagai surfaktan
utama untuk pembersih batang padat dan pembersih jenis pasta. Sabun
sodium biasanya digunakan untuk batang padat dan sabun potasium
terutama untuk jenis pasta-jenis atau mencukur busa. Bar lunak buram
terbuat dari sabun triethanolamine sebagai facial yang lembut pembersih.
Sabun memiliki sifat pengolesan yang sangat baik dan detergensi
superior tetapi sedikit endapan dalam air keras dan menyebabkan kulit
menjadi kaku. Surfaktan tambahan dikombinasikan dengan sabun untuk
meningkatkan sesak dan memberikan kelembutan yang lebih baik.
Alkylethersulfate, asidisetionat, acylglutamate, acylmethyltaurate, dan
acylglycinate umumnya dikombinasikan sebagai sekunder atau surfaktan
tersier dengan sabun. Acylglutamate memiliki fitur unik sebagai asam
lemah mirip dengan surfaktan pH kulit dan dengan demikian sering
digunakan sebagai surfaktan utama untuk memberikan yang luar biasa
kelembutan untuk jenis formulasi yang berbeda.
 Sebagai sifat fisikokimia mereka, surfaktan tidak hanya menghilangkan
tanah tetapi juga cenderung untuk melucuti zat yang berguna dari
kulit. Jadi pelarutan berlebihan dan pengupasan lipid kulit dan faktor
pelembab alami (NMF) harus dihindari, jika tidak, kehancuran fungsi
penghalang kulit akan terjadi. Komposisi lipid permukaan kulit terdaftar
dalam Tabel 3 [3] dan komposisi lipid konstitutif dalam stratum
korneum ditampilkan dalam Tabel 4 [4]. Deterjen surfaktan harus cukup
baik untuk menghilangkan lipid permukaan tetapi tidak melucuti lipid
konstitutif minimal, yang merupakan komponen kunci dari fungsi
penghalang kulit. Detergensi selektif seperti itu ditemukan untuk
beberapa surfaktan dan asilaminoacid seperti itu asilglutamat atau
asilmetiltaurat, yang relatif lebih baik dalam hal ini daripada sabun
[5,6]. Komposisi NMF ditunjukkan dalam Pustaka. [7]. Asilglutamat
menunjukkan sedikit pengupasan NMF dari sabun. [8] Perubahan pH
kulit tergantung pada jenis surfaktan yang digunakan terlalu.
 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1
dan 2, kapasitas penahanan air dan pH kulit
dengan pencucian berulang dengan
asilglutamat tidak terpengaruh banyak saat
sabun mengubah dua sifat ini dengan
serius. Formulasi dirancang agar sesuai
dengan konsep spesifik yang ditujukan
untuk suatu produk bersama dengan
persyaratan umum sebagai pembersih kulit
seperti detergensi, perasaan, viskositas,
 stabilitas, keamanan, dan pengelolaan atau kemudahan penggunaan, yang
kadang-kadang kontradiktif
untuk memenuhi semuanya sekaligus. Keinginan konsumen untuk produk
alami tidak hanya membutuhkan itu
bahan-bahan yang digunakan alami tetapi juga bahwa penampilan mereka
terlihat alami atau transparan.
Persyaratan tersebut menyebabkan kesulitan lebih lanjut untuk pekerjaan
formulasi [9].
Pembersih kulit tipe-cair telah dikembangkan terutama untuk penggunaan
wajah dan beragam
lebih lanjut ke formulasi jenis pasta atau gel. Mencuci tubuh tipe cair
dikembangkan terlebih dahulu
di Jepang dan menyebar luas ke pasar barat dengan pertumbuhan yang
cepat bahkan untuk menggantikan yang signifikan
pangsa pasar sabun batangan. Ini antara lain karena keramahan
penggunaannya
dan menambahkan nilai sebagai konsep alami dan kelembutan.
TABLE 3 Composition of Human Skin Surface Lipids
Average

 Lipid amount (wt%) Range (wt%)


 Triglycerides 41.0 19.5–49.4
 Diglycerides 2.2 2.3–4.3
 Fatty acids 16.4 7.9–13.9
 Squalene 12.0 10.1–13.9
 Wax esters 25.0 22.6–29.5
 Cholesterol 1.4 1.2–2.3
 Cholesterol esters 2.1 1.5–2.6
TABLE 4 Composition of
Constitutive Lipids in the
Stratum Corneum
 Lipid Wt%
 Cholesterol esters 1.7
 Triglycerides 2.8
 Fatty acids 13.1
 Cholesterol 26.0
 Ceramides 45.8
 Glucosylceramides 1.0
 Cholesteryl sulfate 3.9
 Unidentified 5.7
TABLE 5 Analysis of Commercial Paste–Type
Facial
Cleansers
 Cleansers
 Distribution of fatty acid (wt%) Total
 fatty acid
 Sample C12 C14 C16 C18 (wt%)
 Sample A 5.9 16.8 1.4 6.4 30.5
 Sample B 10.9 4.7 9.6 8.5 33.7
 Sample C 0.0 15.0 6.9 4.0 25.9
 Sample D 5.8 6.4 2.2 3.6 18.0
 Sample E 4.9 13.3 3.5 5.8 27.5
 Sample F 1.2 23.1 3.9 5.6 33.8
Skin Cleansing Liquids
Effect of surfactant on the moisture content of the skin. Forearms were washed every
20 minutes with 5 mL of surfactant solution (10%) and skin surface conductance was measured
by surface hygrometer (Skicon 200; IBS Japan, at 25°C, 40 RH%, n 6) as indicator of the moisture of the skin
Effect of surfactants on the pH of human skin. Forearms were washed with 5
mL
of surfactant solution (10%) and after that pH of the skin was measured every
20 minutes at
25°C, 40 RH%, n 6.
 Foaming and Cleansing Power)
 Ingredients %
 Stearic acid 10.0
 Palmitic acid 11.0
 Myristic acid 12.0
 Lauric acid 2.0
 Squalane 2.0
 Potassium hydroxide 6.0
 PEG1500 10.0
 Glycerin 20.0
 Glycerol monostearate 2.0
 POE(30)glycerol monostearate ester 2.0
 Water q.s.* to 100
 Perfume q.s.
 Preservative q.s.
 Procedure: Heat fatty acids, emollient, humectants, and
preservative
 together until melted and keep at 70°C (oil phase).
Dissolve the alkali
 in the purified water and add this to the oil phase while
stirring.
 Keep at 70°C until the neutralization reaction is
completed.
 In Table 5, analytical results of the fatty acid
compositions for the
 commercial soap-based paste-type facial cleanser are
shown.
PELAYAKAN KULIT JENIS
TIPE
 Pembersih jenis pelarut dirancang untuk menghilangkan residu berminyak dari kosmetik.
Biasanya pembersih ini diterapkan dengan tangan untuk menghilangkan deposit warna
atau pigmen berminyak kulit, dan kemudian dihapus dengan tisu atau kain. Emulsi air-
minyak (W / O) atau sederhana minyak bekerja dengan memuaskan untuk tujuan ini tetapi
membuat kulit berminyak. Jadi pembersih jenis surfaktan cukup sering diterapkan setelah
perawatan ini. Tren yang meluas dari kosmetik yang tahan lama membutuhkan
pembersihan yang lebih kuat dan melelahkan dengan pembersih jenis pelarut. Untuk
menghindari kelebihan beban pada kulit dan mencapai pembersihan efektif dari deposit
berminyak, (1) solubilisasi dan dispersibilitas, dan (2) daya tahan dengan air adalah sifat
utama dari pembersih tipe pelarut, sementara kelembutan adalah persyaratan wajib untuk
produk. Untuk kebutuhan yang lama, yang produk harus lebih lipofilik, dan sebaliknya
untuk tujuan yang terakhir itu lebih baik menjadi agak hidrofilik. Untuk mengatasi tugas-
tugas yang kontradiktif ini, ada beberapa yang berbeda formulasi yang dikembangkan
adalah emulsi W / O, gel, atau kristal cair dengan pilihan khusus dan kombinasi fasa
minyak dan fasa berair. Prinsip formula ini adalah memiliki fase berminyak yang kuat, yang
dapat dengan mudah berinteraksi dan melarutkan endapan cairan, kapan diterapkan pada
kulit. Setelah itu, dengan penerapan jumlah air yang berlebih, suatu campuran akan
terbentuk antara pembersih dan deposit berminyak, yang akan dengan mudah berubah
menjadi hidrofilik campuran (seperti emulsi W / O) [11,12].
Formula 8: Soap-Based Facial Cleansing Lotion (Soap
Emulsion

 Formula 8: Soap-Based Facial Cleansing Lotion (Soap


 Emulsion)
 Ingredients %
 Stearyl alcohol 0.5
 Hardened palm oil 3
 Liquid paraffin 35
 Cholesteryl/behenyl/octyldodecyl 2
 Lauroyl glutamate
 Dipropylene glycol 6
 PEG 400 4
 Sorption sesquioleate 1.6
 POE(20)oleyl alcohol ether 2.5
 Carboxyvinyl polymer (1%) 15
 Potassium Hydroxide 0.1
 Water q.s.* to 100
 Perfume q.s.
 Preservative q.s.
 Procedure: Add the humectants and
chelating agent to the purified
 water and heat to 70°C (water phase).
Heat the oil component ingredients
 together to make solution, add the
surfactants, preservative,
 and perfume, and keep heating to 70°C.
Add this mixture to the water
 phase.
Emulsion-Based Skincare Products:
Formulating and Measuring Their
Moisturizing Benefits

 SEBUAH GAMBARAN DARI PRODUK KULIT YANG BERBASIS EMULSI


 Berbagai produk perawatan kulit tersedia di pasar saat ini. Mereka memenuhi
berbagai fungsi dengan bertindak langsung pada kulit (misalnya, pelembab)
atau menjadi kosmetik kendaraan elegan untuk pengiriman bahan aktif spesifik
(misalnya, tabir surya atau antipuretik atau obat-obatan antiacne). Secara
umum, produk-produk ini dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok fungsional:
• Obat-obatan. Untuk Mencegah atau memperbaiki penyakit dengan mengubah
struktur dan / atau fungsi dari tubuh. • Kosmetik. Untuk mempercantik dan
meningkatkan aspek perasaan atau sensorik yang normal dan / atau kulit yang
tidak rusak. Kulit kering akan dimasukkan dalam kategori ini. • Cosmeceuticals.
Klasifikasi menengah untuk produk kosmetik yang mungkin meningkatkan
fungsi kulit. Saat ini, kategori ini tidak diakui oleh Administrasi Makanan dan
Obat Amerika Serikat (FDA) [1]. Ada klasifikasi serupa di Uni Eropa. Ketiga
kelompok produk juga dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat fisiknya. Paling
bentuk umum produk perawatan kulit adalah emulsi. Emulsi adalah campuran
dari dua yang tidak larut bahan yang distabilkan terhadap pemisahan.
Contohnya adalah minyak dan air, yang tidak akan bercampur kecuali
pengemulsi intermediet dimasukkan ke dalam campuran.
 Berbagai Jenis Emulsi Emulsifiers dapat bertindak sebagai
solubilizers serta agen menyebar atau menyebar. Penggunaan
yang benar pengemulsi memungkinkan formulasi campuran
homogen, dispersi atau emulsi zat berminyak dan berminyak
dengan air. Padatan dapat terdispersi dalam cairan atau
cairan yang tidak larut dalam cairan lain. Salep anhidrat
berminyak bisa dirancang agar lebih bisa dicuci. Jenis properti
ini dapat dicapai dengan pemilihan emulsifier yang tepat, aktif
bahan, dan bahan lain yang kompatibel di dalam kendaraan.
Emulsi bisa berupa air-dalam-minyak (w / o), minyak-dalam-air
(o / w), gel berair, dan silikon dalam air. Produk-produk lain
dapat diformulasikan sebagai semisolid yang mengandung
bahan oleor- 511
 ents, basis absorpsi, dan jenis yang larut dalam air yang mengandung polietilen glikol. Baru
saja, telah ada minat yang tumbuh di air-dalam-minyak-di-air (w / o / w), juga disebut
sebagai beberapa emulsi. Emulsi minyak dalam air adalah yang paling umum
diformulasikan. Jenis emulsi ini cenderung merasa kurang berminyak dan memiliki biaya
lebih rendah daripada bentuk lain karena lebih tinggi kandungan air. Emulsi air dalam
minyak (w / o) secara historis kurang populer karena karakteristik berminyak, berminyak
pada aplikasi untuk kulit. Namun, perkembangan pengemulsi baru telah memungkinkan
formulator yang terampil untuk mengembangkan tanpa emulsi pemantik tekstur. Alat bantu
formulasi silikon juga dapat digunakan untuk membentuk air yang stabil dalam silikon (w /
Si) atau tanpa emulsi. Silikon ini adalah zat aktif permukaan polimer dengan ikatan panjang
panjang dan sudut ikatan lebar. Ini menyediakan rotasi bebas dari grup fungsional yang
memungkinkan formulasi emulsi w / o andW / Si dengan keanggunan luar biasa dan cakupan
yang baik ketika diterapkan pada kulit [2]. Ini memungkinkan formulasi emulsi stabil dengan
medium untuk viskositas rendah. Emulsi jenis kimia yang berbeda ini biasanya disebut
sebagai kendaraan saat ‘‘ kosmetik ’’ aktif atau bahan aktif obat dimasukkan ke dalamnya
(lihat Tabel 1). Tidak semua pengemulsi berperilaku dengan cara yang sama. Sifat emulsifier
akan menentukan jenis emulsi. Kompatibilitas mereka dengan minyak memiliki polaritas
yang berbeda juga perhatian kritis. Pengemulsi akan mempengaruhi sifat sensoris yang
diinginkan dari produk seperti warna, bau, dan viskositas yang diinginkan (misalnya, lotion
atau konsistensi krim)
 Berbagai Jenis Pengemulsi Agen pengemulsi, yang
merupakan agen aktif permukaan (surfaktan), tersedia
secara luas berbagai jenis bahan kimia. Ini termasuk
nonionik, hidrofilik, lipofilik, teretoksilasi, dan tidak
teretoksilasi. Tren terbaru adalah menurunkan atau bahkan
menghilangkan surfaktan dalam upaya untuk meminimalkan
potensi iritasi yang sudah rendah dari formulasi. Hal ini
dimungkinkan untuk dirumuskan emulsifier bebas emulsi
dengan derivatif polimer akrilik cross-linked. Bahan-bahan ini
adalah polimer hidrofilik yang dimodifikasi secara hidrofobik
dengan menambahkan rantai alkylic. Molekul-molekul ini,
yang dikenal sebagai pengemulsi polimer memberikan opsi
formulasi tambahan untuk pengembangan produk baru [4
 MENGUMUMKAN CREAM DAN LOTION HYDRATING
Kelanjutan pengembangan instrumen biofisik ditemui
dalam perawatan kulit: (w / o / w), di mana fase air
internal dan eksternal dipisahkan oleh minyak, dan
minyak-dalam-air-dalam-minyak (o / w / o) di mana
fasa air memisahkan dua minyak fase. Metode
persiapan untuk masing-masing jenis emulsi ganda
serupa. Manfaat dari jenis formulasi ini adalah
pelepasan berkelanjutan yang diklaim dari bahan
yang terperangkap di dalam fase internal dan
pemisahan berbagai bahan yang tidak kompatibel
dalam formulasi yang sama.
 Teknikyang disarankan untuk membentuk emulsi w / o / w adalah pertama-tama
buat primer tanpa w / o emulsi dengan menggabungkan air sebagai satu fase dengan
minyak dan pengemulsi lipofilik sebagai fase kedua dalam metode tradisional.
Selanjutnya, air dan pengemulsi hidrofilik digabungkan dengan w / o emulsi primer
pada suhu kamar atau hangat (yaitu, 40 ° C) dengan pencampuran membentuk
emulsi ganda dg. Emulsi ini biasanya mengandung sekitar 18 hingga 23% minyak
dan 3-8% pengemulsi lipofilik. Fase berminyak kontinu distabilkan dengan sekitar 0,5
hingga 0,8% magnesium sulfat. Pengemulsi air dalam minyak memiliki HLB kurang
dari 6 dan sering nonionik atau polimer. Pengemulsi minyak dalam air memiliki HLB
lebih besar dari 15 dan bersifat ionik dengan aktivitas antarmuka tinggi. Untuk o / w /
o emulsi ganda, tanpa emulsifier memiliki HLB kurang dari 6 dengan sifat yang mirip
sebagai w / o / w w / o emulsifier. Minyak di dalam air emulsifier memiliki HLB lebih
besar 15 dan nonionik dengan aktivitas antarmuka yang lebih rendah. Emulsi Air-
dalam-Silikon Senyawa silikon telah berevolusi menjadi kelas bahan khusus yang
digunakan untuk penggantian, pengganti, atau penambah untuk berbagai zat aktif
permukaan organik, yang menghasilkan kemampuan untuk merumuskan produk
dengan sifat unik. Sebelumnya, senyawa silikon itu tersedia sebagai bahan
berminyak yang tidak larut dalam air hampir secara eksklusif.
 Senyawa silikon yang lebih baru seperti basa polietilen-oksida yang
dicangkokkan pada polimer hidrofobik polydimethylsiloxane, dikenal
sebagai pengencer emulsi dimengicone, telah dikembangkan. Jenis
pengemulsi ini izin pembentukan emulsi air-in-cyclomethicone.
Pekerjaan lebih lanjut di bidang ini menyebabkan penambahan rantai
hidrokarbon ke polimer silikon polimer. Ini menghasilkan peningkatan
estetika untuk emulsi o / s. Silicone copolyols menunjukkan aktivitas
dan fungsi permukaan yang tinggi mirip dengan emulsifier tradisional.
Tidak seperti pengemulsi hidrokarbon dengan molekul yang lebih
tinggi bobot, pengemulsi silikon berat molekul tinggi dapat tetap cair.
Ini memberi film viskoelastik yang sangat stabil pada antarmuka w / o.
Kemampuan untuk membuat silikon lebih banyak ramah-formulator
telah menyebabkan pengembangan beberapa surfaktan berbasis
silikon baru. Kedua bagian yang larut dalam air dan yang dapat larut
dalam minyak diperlukan untuk membuat molekul permukaan aktif
 Surfaktan silikon menggantikan atau menambah hidrofobik
berbasis silikon, menciptakan yang khas kulit terasa dan atribut
lain dari silikon khas serta atribut surfaktan lemak. Emulsi ini
dapat disiapkan dengan metode dua fase tradisional, misalnya,
2 hingga 3% b / b laurylmethicone copolyol dalam fase minyak
23% w / w dapat dicampur dalam fase air yang terpisah dengan
elektrolit untuk membentuk krim yang menghidrasi. [8] Basa
Salep Larut dalam Air Polietilena glikol polimer (PEGs) tersedia
dalam berbagai berat molekul. Bahan-bahan ini larut dalam air
dan tidak menghidrolisis atau mendukung pertumbuhan jamur.
Untuk ini beralasan, PEGs membuat dasar yang baik untuk salep
yang dapat dicuci dan dapat diformulasikan untuk dimiliki
konsistensi lunak hingga keras. Polietilena glikol larut dalam air
untuk membentuk larutan yang jernih
 Mereka juga larut dalam pelarut organik seperti mineral dan
menghasilkan formulasi itu lebih substantif pada kulit. Polyethylene
glycol salep USP adalah campuran dari polietilena glikol 3350 dan
polietilena glikol 400 dipanaskan sampai 65 ° C dan didinginkan dan
dicampur sampai Produk Perawatan Kulit Berbasis Emulsi 517 beku.
Untuk merumuskan basis salep yang larut dalam air, air dan stearil
alkohol mungkin dimasukkan ke dalam basis ini. Basa Penyerapan dan
Petrolatum Basa absorber dapat berfungsi sebagai konsentrat untuk w /
o emolien, dan air dapat ditambahkan ke basis absorpsi anhidrat untuk
membentuk konsistensi seperti krim. Petrolatum, komponen dari
beberapa basis absorpsi, telah terbukti diserap ke dalam kulit yang
telah dihapus dan untuk mempercepat pemulihan penghalang. Basa
dapat dibuat bisa dicuci dengan penambahan hidrofilik pengemulsi.
Misalnya, formulasi dengan pengemulsi tipe polisorbat dengan
polyoxypropylene eter lemak akan meningkatkan daya tahan.
Surfaktan ini akan membentuk emulsi o / w
 dengan menggosok kulit. Krim petrolatum air dalam
minyak dapat diformulasikan dengan mencampur 50
sampai 55% petrolatum dengan sorbitan sesquioleate
pada 5 hingga 10%, memiliki HLB sekitar 3 sampai 7
dalam satu fase dan air dalam fase kedua. Kedua fase
dicampur pada 67 hingga 70 ° C dengan percampuran.
Bahan - bahan lainnya Manfaat yang dirasakan
konsumen dari krim atau lotion seringkali merupakan
hasil dari bahan yang tersisa pada kulit setelah air dan
bahan-bahan volatil lainnya telah menguap. Emolien dan
kondisioner kulit lainnya biasanya digunakan untuk
alasan ini. Tabel 3 mencantumkan bahan sering
digunakan
 Ingredient Use level Comments
 Emollient esters 5–25% Modify the oily, greasy feel of
 mineral oil and petrolatum;
 light to moderate feel on skin
 Triglyceride oils 5–30% Light to heavy feel; often used as
 spreading agents
 Mineral oil/petrolatum 5–70% Heavy, oily feel; provides occlusion
 for appropriate vehicles
 Silicone oils 0.1–15.0% Helps to prevent soaping of formulations;
 improves spread on
 skin; water-repellent and skinprotective
 properties
 Humectants (glycerin, 0.5–15.0% Moisture-binding properties;
 propylene glycol, helps retard evaporation of wasorbitol,
 polyethyl- ter from formulation; viscosity
 ene-glycol) control; impacts body and feel
 of emulsion
 Thickeners (Carbopol, 0.1–2.0% Help obtain viscosity; enhances
 Veegum) stability, bodying agents
 TABLE 4 Examples of Emulsifiers
 Emulsifiers Properties
 Nonionic
 Polyoxyethylene fatty alcohol ethers Very hydrophobic to slightly hydrophobic
 Polyglycol fatty acid esters Very hydrophobic to slightly hydrophobic
 Polyoxyethylene-modified fatty acid Very hydrophilic to slightly hydrophilic
 esters
 Cholesterol and fatty acid esters Slightly lipophilic to strongly lipophilic
 Glyceryl dilaurate Secondary emulsifier
 Glycol stearate Secondary emulsifier
 Anionic
 Disodium laureth sulfosuccinate
 Sodium dioctyl sulfosuccinate
 Alcohol ether sulfate
 Sodium alkylaryl sulfonate
 Cationic
 PEG-Alkyl amines
 Quaternary ammonium salts
 Self-Emulsifying Bases (Form O/W Emulsions)
 PEG-20 stearate and cetearyl alcohol
 Cetearyl alcohol and polysorbate 20
 Glyceryl stearate SE
 Absorption Bases
 Lanolin alcohol and mineral oil and octyldodecanol
 Petrolatum and ozokerite and mineral oil
 nas infection in the eyes, or from an existing
Sistem Pengawet
 Sebagian besar formulasi, terutama yang
mengandung proporsi air yang signifikan,
membutuhkan sistem pengawet untuk mengontrol
pertumbuhan mikroba. Kontaminasi mikroba dengan
patogen mikro-organisme dapat menimbulkan risiko
kesehatan bagi konsumen, terutama dari infeksi
Pseudomo-nas di mata, atau dari penyakit yang ada.
Kontaminasi mikroba dapat menyebabkan emulsi
untuk memisahkan dan / atau membentuk bau-off.
Produk yang terkontaminasi juga merupakan subjek
untuk mengingat, yang tidak diinginkan dari sudut
pandang komersial.
 Pengawet dapat dibagi menjadi dua kelompok: donor
formaldehyde dan yang itu tidak dapat menghasilkan
formaldehid. Kelompok pertama termasuk DMDM ​
hydantoin, diazolidinyl urea, imidazolidinyl urea,
Quaternium 15, dan paraben (ester dari p-
hydroxybenzoic asam), sedangkan bahan pengawet
seperti Kathon GC, phenoxyethanol, dan
iodopropynyl butylcarbamate bekerja dengan
mekanisme alternatif. Formulator disarankan untuk
berkonsultasi sesuai produsen pengawet untuk
memilih sistem pengawet yang optimal untuk emulsi.
MENILAI EFISIFIKASI
MOISTURIZER
 Fungsi Lotion Pelembab tangan dan tubuh memiliki dua fungsi utama.
Pandangan tradisional pelembab fungsinya adalah meringankan kulit
kering yang sudah ada sebelumnya dan mencegahnya kembali. Baru saja,
Namun, laporan dalam literatur ilmiah telah menunjukkan bahwa pelembab
dapat mencegah induksi beberapa tanda dermatitis kontak iritan [9,10].
Produk Perawatan Kulit Berbasis Emulsi 519 Kemampuan untuk mencegah
dermatitis kontak iritan memiliki relevansi dengan segmen yang signifikan
dari populasi. Studi epidemiologis menunjukkan bahwa prevalensi
didiagnosis tangan dan lengan bawah eksim dapat setinggi 5,4% dari
populasi di salah satu waktu, dan dari 8 hingga 11% pada tahun
sebelumnya [11,12]. Ini sering memiliki komponen iritasi terutama dari
paparan berulang terhadap larutan surfaktan. Mampu mencegah iritasi
dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi individu-individu ini, serta
orang-orang dengan kulit kering (xerosis), yang sering mempengaruhi
lengan dan kaki konsumen. Meski gejalanya sedang biasanya kurang intens
daripada eksim, kulit kering mungkin mempengaruhi proporsi yang lebih
besar populasi.
 Mengukur efek lotion pada kekeringan dan iritasi primer
adalah kunci untuk menilai pelembab kemanjuran. Metode
klinis telah dikembangkan yang menilai kulit kering atau
ketiadaannya melalui penilaian visual oleh pengamat
terlatih dan dengan menggunakan pengukuran biofisik
dari kulit. Demikian pula, kerusakan penghalang eritema
dan stratum korneum terkait dengan primer iritasi dapat
diukur secara klinis. Keampuhan klinis saja tidak cukup
untuk membuat produk yang berhasil secara komersial.
Untuk menarik konsumen, lotion harus berkhasiat dan
estetis, yaitu, beraroma menyenangkan (atau tidak
beraroma) dan dapat diterima karakteristik taktil selama
dan segera setelah aplikasi.
 Menilai kemampuan dua lotion yang tersedia
secara komersial untuk mengurangi kekeringan
kulit
menggunakan tes regresi mini. (a) Penilaian
oleh pengamat terlatih; (b) Penilaian
Desquamation
Indeks: pengambilan serpihan kulit dengan
selotip, kemudian kuantisasi menggunakan
analisis gambar;
dan (c) Evaluasi hidrasi kulit menggunakan
Skicon 200 untuk mengukur konduktansi
Hair
 Rambut adalah simbol ketampanan dan keindahan di
beberapa area tubuh manusia. Sekali waktu, tenaga, dan
uang dihabiskan untuk merawatnya, terutama dalam hal
rambut kulit kepala. Di beberapa area lain, seperti
janggut, perawatan harian dengan mencukur diperlukan
untuk sebagian besar laki-laki. Pada wanita, rambut kulit
kepala yang banyak sangat disambut, tidak seperti
rambut kaki, wajah rambut, dan ketiak (aksila) rambut.
Distribusi rambut di daerah tubuh tertentu adalah
sekunder karakteristik seks dan mulai muncul di sekitar
pubertas sebagai janggut, kumis, dan tubuh rambut pada
laki-laki, dan rambut kemaluan dan aksila pada kedua
jenis kelamin.
 Arti sosial rambut sangat penting. Begitu banyak sosial dan / dan lama / atau
praktik keagamaan berurusan dengan rambut. Penghapusan rambut kepala
yang sudah dipaksakan telah lama digunakan sebagai tanda hukuman dan
dalam praktik agama tertentu sebagai tanda ketaatan. Itu Roma sepenuhnya
mencukur kulit kepala tahanan, pezina, dan pengkhianat. Scalping musuh
yang bertikai, yang sudah lama dipraktekkan oleh beberapa masyarakat
primitif menyatakan kemenangan dan balas dendam [1]. Penataan rambut
bisa berfungsi sebagai bentuk ekspresi. Pemberontakan pemuda kepada yang
ada tatanan sosial sering dimanifestasikan sebagai perubahan dalam
penampilan, dan terutama perubahan rambut gaya, misalnya, rambut panjang
pada laki-laki, rambut rias (skinhead), dan rambut yang diwarnai (punks) [1].
Rambut juga berperan sebagai tanda membedakan etnis seseorang, mulai
dari lurus ke keriting dalam bentuk dan dari gelap ke pirang dalam warna. Ada
juga perbedaan jumlah rambut tubuh di antara ras. Rambut umumnya tunduk
pada begitu banyak ras dan variasi interindividual yang dapat dikatakan
bahwa, selain dari folikel rambut, ada tidak ada organ dalam tubuh manusia
yang secara morfologis begitu banyak variabel seperti rambut.
 Meskipun rambut tidak vital bagi keberadaan manusia, itu sangat
penting bagi seseorang secara psikologis ekuilibrium [2-4]. Masalah
psikologis kerontokan rambut terjadi pada kedua jenis kelamin, dan
lebih banyak di antara wanita karena relevansi daya tarik fisik [5].
Rambutnya erat terkait dengan daya tarik fisik dan perbedaan antara
pola rambut pria dan wanita memberikan fenomena pengenalan.
Secara umum, kebotakan menyebabkan overestimasi usia laki-laki
yang terkena dampak [1]. Selain fungsi estetika rambut, ia memiliki
fungsi yang lebih alami, yang menjadi kurang penting karena evolusi
antropologi dan prog- 35 36 Shaker dan Van Neste ress of mankind.
Rambut kulit kepala melindungi terhadap kondisi lingkungan tertentu
seperti sinar matahari dan dingin. Rambut tubuh manusia sangat
berkurang dibandingkan dengan mamalia lain, dan banyak teori telah
dipostulasikan untuk menjelaskan fakta ini; kebanyakan didasarkan
pada suhu dan pengaturan termal tubuh manusia sepanjang perjalanan
evolusi manusia
 Rambut hidung melindungi terhadap debu dan bertindak sebagai
filter udara. Rambut aksila dan perineum berkurang gesekan
selama gerakan tubuh dan juga berfungsi untuk penyebaran yang
lebih luas atau lebih lama bau kelenjar apokrin. Rambut kemaluan
dikatakan memiliki beberapa fungsi rangsangan selama seksual
hubungan. Tak terhitung adalah produk kosmetik yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam perawatan rambut untuk
menghilangkan sebum dan kotoran dan untuk meningkatkan
tampilan, shininess, keseragaman, kelembutan, warna, bau, dan
kemudahan sisir rambut, serta pengendapan molekul pengkondisi
dan pengurangan statis ‘‘ Fly-aways ’’ (misalnya, shampoo,
conditioner, pewarna rambut, semprotan fiksasi, gel, krim, dll.)
Ada juga banyak produk yang telah dipasarkan dan digunakan
oleh orang sebagai anti-rambut persiapan kerugian dan / atau
agen pertumbuhan-mempromosikan rambut.
 Banyak yang belum tahan uji waktu. Literatur medis kuno penuh dengan
resep dan formula farmasi digunakan untuk mengobati kerontokan rambut
atau untuk meningkatkan pertumbuhan rambut. Mereka sangat beragam
dalam sumber dan sifat bahwa setiap upaya untuk mengkategorikannya
tampaknya tidak berguna. Selain formula rambut kulit kepala, banyak
senyawa lain yang dimaksudkan untuk dihapus atau untuk membantu
menghilangkan rambut dari bagian lain dari tubuh, misalnya, preshave dan
aftershave persiapan, depilatori, dan sebagainya. Produk lain bertujuan
untuk mengurangi kontras rambut dengan kulit, membuat rambut kurang
terlihat, misalnya, bahan pemutih. Selain keampuhan variabel dari produk
ini, konsumen dapat mengembangkan banyak efek yang tidak diinginkan
pada rambut dan kulit seperti kerusakan rambut, rambut rontok, iritasi kulit,
dan / atau alergi dan fotoreaksi disebabkan beberapa bahan aktif dan / atau
aditif mereka. Untuk memahami rambut produksi, perlu untuk meninjau
kembali embriogenesis dan memiliki gagasan tentang struktur dan aktivitas
fungsional dari folikel rambut. Aspek-aspek ini sekarang akan menjadi
singkat dijelaskan.
THE HAIR FOLLICLE
 Embriolog
 Pada tahap awal perkembangan folikel
rambut pada kulit janin manusia,
diferensiasi simultan dari beberapa sel
epidermis dan dermal terjadi antara yang
kedua dan ketiga bulan kehidupan
intrauterin di beberapa daerah seperti alis
dan dagu, diikuti oleh yang lain daerah
tubuh di bulan keempat. Secara histologis,
itu dimulai sebagai
 Sel-sel di lapisan basal memanjang untuk membentuk
pasak rambut, yang tumbuh miring ke bawah dalam karakteristik
orientasi untuk masing-masing
wilayah tubuh. Ujung ujung pasak rambut akan menjadi sedikit cekung
dan membawa sebelumnya
itu sel mesenkimal agregat, yang akan menjadi papilla dermal. Selama
ke arah bawah pasak rambut, dua bengkak muncul di sisi posterior folikel.
Pembengkakan atas akan membentuk kelenjar sebaceous, sedangkan
yang lebih rendah akan menjadi
situs penyisipan otot arrektor pili. Di beberapa situs tubuh, seperti aksila,
selangkangan, kulit
genitalia, dan wajah, pembengkakan ketiga akan berkembang di atas
kuncup kelenjar sebaceous
dan ini akan membentuk kelenjar apokrin [6-8].
Pengembangan folikel rambut berlangsung dalam arah cephalocaudal dan
selesai
 pada minggu ke-22 kehidupan intrauterin. Folikel-
folikel ini secara progresif mensintesis batang rambut
(Rambut lanugo), yang terlihat pada permukaan kulit
pada minggu ke-28. Rambut pertama lapisan rambut
halus lanugo ditumpahkan dalam rahim sekitar 1
bulan sebelum lahir pada saat bayi lahir. Itu shedding
tentu saja mengikuti arah cephal caudal, yang berarti
bahwa folikel rambut frontal memulai siklus rambut
kedua mereka sementara folikel rambut occipital
masih dalam siklus rambut pertama mereka. Lapisan
kedua rambut lanugo akan terlepas dari semua area
selama 3 hingga 4 pertama bulan kehidupan [6-8].
 Histologi Bola rambut folikel terdiri dari papila dermis sentral
dan rambut di sekitarnya matriks. Ini mengalami banyak
perubahan sesuai dengan aktivitas siklus folikel rambut dalam
kesehatan dan penyakit. Pada tingkat keterikatan otot arrector
pili ke folikel adalah zona tonjolan dari selubung akar. Ini
dianggap sebagai situs sel induk dari yang siklus rambut baru
dimulai. Batang rambut tertutup dalam dua selubung, yaitu,
selubung akar bagian dalam dan selubung akar luar. Selubung
akar bagian dalam terdiri dari kutikula lapisan di bagian dalam
(di samping lapisan kutikula dari korteks rambut), lapisan
Huxley di tengah, dan lapisan Henle di luar. Selubung akar
bagian dalam mengeras di depan dugaan rambut di dalamnya,
dan sebagai akibatnya berpikir untuk mengendalikan bentuk
definitif batang rambut [6-8].
 el-selselubung akar luar memiliki aspek
vakuolisasi yang khas. Sarung ini
ditutupi oleh membran vitreous. Di
sebelah lapisan ini kita dapat
menemukan jaringan ikat selubung
dengan fibroblast yang khas [6-8].
 STRUKTUR RAMBUT
Rambut postnatal dapat dibagi menjadi dua kategori besar: rambut
vellus, yang lembut, tidak terputus,
kadang-kadang berpigmen, dan jarang melebihi 2 cm; dan terminal, yang
lebih panjang, kasar, dan sering berpigmen dan medullated [8]. Sebelum
pubertas, rambut terminal
terbatas pada kulit kepala, alis, dan bulu mata. Setelah pubertas, terminal
seksual sekunder
rambut dikembangkan dari rambut vellus sebagai respons terhadap
androgen. Bagian terbesar dari setiap segmen rambut
terbentuk terutama oleh korteks, yang dikelilingi oleh kutikula dan
mungkin juga memiliki
inti atau medula kontinyu atau terputus [8,9]. Medula biasanya ditemukan
lebih tebal
38 Shaker dan Van Neste
ANGKA
 rambut, dan komposisi proteinnya mengandung trichohyaline. Di
atas tingkat epidermis beberapa sel medullar mengalami dehidrasi,
membentuk vakuola berisi udara, yang bertanggung jawab atas
mengganggu tampilan medula karena pantulan cahaya pada udara
ini spasi. Korteks yang matang terdiri dari sel-sel berbentuk spindle
yang sangat padat yang dipisahkan oleh lamella interseluler
menyatukan sel-sel. Di dalam sel sebagian besar mikrofibril erat
dan berorientasi longitudinal [8,9]. Kutikula rambut terdiri dari lima
hingga 10 lapisan sel yang saling tumpang tindih seperti atap ubin
dan diarahkan ke arah luar (ke arah ujung distal rambut). Sel
matang tipis timbangan yang terdiri dari keratin padat. Di atas
bagian rambut yang baru terbentuk, sisik sisik utuh, tetapi ketika
rambut muncul dari kulit mereka putus secara progresif. Luar
permukaan setiap sel otot memiliki lapisan A yang sangat jelas,
yang kaya
 kan protein sulfur tinggi; lapisan ini melindungi
sel-sel kutikula dari kerusakan prematur yang
disebabkan oleh kimia dan penghinaan fisik
[8,9]. Keratin adalah sekelompok kompleks
protein heliksida yang mengandung sistin yang
tidak larut diproduksi di jaringan epitel
vertebrata. Karena ketahanan protein ini
kompleks, rambut telah dikatakan mengandung
keratin keras dibandingkan dengan keratin lunak
jaringan desquamating [9]. 40 Shaker dan Van
Neste
 GAMBAR 1 Skema pandangan siklus rambut dari
folikel rambut manusia. Langkah-langkah terbaru
dari pertumbuhan rambut fase (anagen 6) di mana
rambut terlihat di permukaan kulit dan tumbuh
ditunjukkan dalam (A) sementara fase istirahat
nyata dari siklus rambut (fase telogen) ditunjukkan
pada (B) di mana siklus rambut baru dapat dimulai.
Legenda [antara (A) dan (B)] membantu pembaca
untuk menyesuaikan dirinya dalam berbagai
komponen folikel rambut manusia, yang penting
untuk memahami pertumbuhan dan istirahat.
 (A) Dari pertumbuhan hingga istirahat: Folikel rambut yang sama diwakili
pada berbagai waktu (hari) pada akhir fase pertumbuhan. Di permukaan
kulit, ada produksi rambut berpigmen normal (hari a-b dan b-c) mewakili
produksi rambut harian konstan (L1 dan L2). Kemudian, pigmentasi dari
batang rambut yang baru disintesis (muncul di bagian bawah) folikel
rambut) menurun (c). Peristiwa awal ini mengumumkan kemunduran dari
ketidakkekalan bagian dari folikel rambut dan diikuti oleh diferensiasi
terminal sel dalam proliferasi kompartemen (d) dan penyusutan papilla
dermal (e). Yang terakhir mulai naik gerakan bersama dengan batang
rambut (f – h; 21 hari). Ini mencirikan fase catagen (d –h). Perpanjangan
jelas dari serat rambut (L3) mencerminkan migrasi ke luar dari rambut
batang. Apa yang tersisa setelah hilangnya sel epitel dari bagian yang
tidak permanen folikel rambut adalah, pertama, membran basal, diikuti
oleh jaringan ikat dermal biasanya disebut sebagai streamer atau stelae
(***). Tahap istirahat yang sebenarnya dimulai ketika catagen selesai, yaitu,
ketika papilla dermal berbatasan ke bagian bawah dari bagian permanen
folikel rambut
 Dengan tidak adanya interaksi fisik
antara papilla dermal dan tonjolan
berikutnya siklus (lihat B) pasti
terganggu. Mulai sekarang tidak ada
pertumbuhan rambut yang diamati di
permukaan
 pertumbuhan di permukaan kulit (a-g) tetapi perubahan
signifikan terjadi di bagian-bagian yang lebih dalam dari
rambut kantong. Papilla dermal mengembang dan menarik
sel-sel epitel dari tonjolan (zona sel induk) dalam gerakan
ke bawah (a – b). Untuk menciptakan ruang, materi yang
sebelumnya disimpan harus dicerna (a-b, ***). Sel-sel
epitel kemudian mulai diferensiasi secara teratur mulai
dengan selubung akar bagian dalam (c) dan ujung kutikula
dan korteks rambut yang baru terbentuk serat rambut
tidak berpigmen (d). Rambut yang beristirahat tetap
berada di folikel rambut selama kurang lebih 1 hingga 3
bulan (a – e), maka rambut yang terlepas dilepaskan (f).
Ujung akar rambut yang mengilap adalah klub
 Sebelum, selama, atau setelah rambut rontok, mungkin
ada penggantian oleh rambut baru poros (e – f – g).
Memang, dalam kondisi fisiologis, folikel berlangsung
segera atau hanya perlahan dengan produksi rambut
baru (dari f ke g; maksimum 90 hari). Kondisi tertentu
dicirikan dengan interval yang lebih lama sebelum
pertumbuhan kembali terlihat. Biasanya, rambut yang
tidak berpigmentasi tip terlihat pertama (h), diikuti oleh
serat rambut yang lebih tebal, lebih berpigmen, dan
lebih cepat tumbuh (i) tergantung pada banyak faktor
pengatur mengendalikan folikel rambut. (Direproduksi
dengan izin dari H.A.I.R. Teknologi [Skinterface sprl,
Tournai, Belgia].
METODE PENILAIAN-UMUM-
PERTUMBUHAN KLINIS
 Evaluasi subyektif dan kepuasan pribadi orang yang
menggunakan modulator pertumbuhan rambut dan / atau
kosmetik dalam skala luas adalah faktor yang paling
penting untuk kelangsungan hidup ini produk di pasar.
Evaluasi ini akan didasarkan pada apakah mereka
dianggap sebagai berkhasiat, terutama ketika manfaatnya
bersifat kosmetik (mengakui hal yang besar efek plasebo
dan kemungkinan bias). Oleh karena itu, sebelum mereka
mencapai tangan konsumen, pengujian keamanan dan
kemanjuran harus dilakukan sesuai dengan sains, etika,
dan aturan praktik klinis yang baik dan penelitian medis
untuk mendukung klaim secara memadai dibuat untuk
pasien dan konsumen.
 Untuk metode evaluasi yang dianggap berharga, harus memberikan
informasi tentang variabel-variabel berikut: kepadatan rambut,
yang merupakan jumlah rambut per satuan luas (biasanya angka /
cm2); tingkat pertumbuhan rambut linier (LHGR) sebagai milimeter
per hari; persentase fase pertumbuhan anagen (% A); diameter
rambut dalam mikrometer; dan waktu untuk pertumbuhan kembali
rambut setelah selesainya fase telogen [10]. Untuk banyak teknik
evaluasi, metodologi rincian kurang serta informasi tentang
sensitivitas dan reproduktifitas biasanya diperlukan untuk teknik
investigasi klinis [11]. Banyak upaya diperlukan untuk standardisasi
metode evaluasi untuk memungkinkan untuk membandingkan
metode yang berbeda, atau hasil yang berbeda dari pusat yang
berbeda menggunakan metode yang sama. Untuk tujuan klasifikasi
metode ini dapat dikategorikan sebagai invasif, semi-invasif, dan
non-invasif. Metode invasif
Biopsi
 Selain bagian kulit yang biasa dari biopsi kulit yang memungkinkan
studi bagian folikuler memanjang, bagian horizontal (sejajar dengan
permukaan kulit) kulit kepala biopsi menawarkan peluang diagnostik
lebih lanjut. Pertama dijelaskan oleh Headington [12], itu ditunjukkan
bahwa pembagian horizontal dapat memberikan hasil diagnostik
yang lebih baik daripada bagian vertikal [13,14]. Pembagian
horizontal memungkinkan studi tentang jumlah yang lebih besar
struktur folikuler. Infiltrat inflamasi lebih mudah dilihat dan hubungan
mereka ke struktur folikel lebih jelas daripada di bagian vertikal.
Saluran berserat, yang sering sulit untuk memvisualisasikan pada
bagian vertikal, menjadi lebih jelas pembelahan horisontal. Adalah
mungkin juga untuk membedakan vellus dari rambut terminal, ke
identifikasi tahapan sedentifikasi tahapan semua rambut dalam satu
bagian dan untuk mengklasifikasikannya ke dalam anagen, telogen
atau folikel catagen.
Metode Semi-invasif
Trichogram
 Ide memperkirakan perubahan yang mempengaruhi
pertumbuhan rambut dengan memeriksa akar rambut
adalah yang pertama disarankan oleh Van Scott dkk. [15].
Untuk memeriksa status akar rambut yang diperlukan
untuk mendiagnosis gangguan rambut, setidaknya 50
rambut harus dipetik untuk mengurangi kesalahan
sampling. Akar diperiksa di bawah mikroskop daya rendah.
Morfologi dasarnya stabil dan rambut dapat disimpan
selama berminggu-minggu dalam kemasan kering sebelum
analisis. Karena kerabatnya nilai-nilai yang dihasilkan rasio
telogen / anagen (T / A), teknik ini merupakan indikator
yang relatif buruk aktivitas penyakit dan / atau keparahan
penyakit di alopecia androgen tergantung pada wanita [16]
 Dipusat kami, metode ini telah ditinggalkan
karena hanya menghasilkan nilai relatif
dibandingkan dengan metode yang
dijelaskan di bagian berikut. Rambut 41 Area
Unit Trichogram Unit area trichogram (UAT)
adalah teknik di mana semua rambut dalam
area yang ditentukan (biasanya 60 mm2)
dipetik dan dipasang ke pita dua sisi yang
menempel pada kaca meluncur. Pemeriksaan
mikroskopis optik dari estimasi slide ini
GAMBAR 2 Skor alopecia androgen-dependent (ADA) pada
pria. Klasifikasi saat ini
menunjukkan pola ADA yang
 menunjukkan pola ADA yang
mempengaruhi kulit kepala subjek pria
yang rentan secara genetik setelah
pubertas.
Mereka dibagi dalam enam tahap dari
botak ringan sampai berat (1-6). Pola
anterior (A)
menunjuk

Anda mungkin juga menyukai