FARMASI INDUSTRI
KRIM TABIR SURYA
OLEH:
KELOMPOK I
KELAS B
TJANG RICKY CHANDRA
N211 11 038
IRMA DEWI S
N211 11 189
N211 11 195
NURHAFNI HIROSA
N211 11 200
N211 11 201
MUSNAENI T
N211 11 202
RIZKA ARIANI
N211 11 663
ARISAH
N211 11 667
HASMIRA HASANUDDIN
N211 11 684
BAB I
PENDAHULUAN
Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmetikos yang berarti
keterampilan menghias, mengatur. Kosmetologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari hukum-hukum kimia, fisika, biologi dan mikrobiologi
tentang pembuatan, penyimpanan dan penggunaan bahan kosmetika.
Defenisi kosmetik dalam PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR
1175/MENKES/PERNIII/2010
BAB II
ISI
II.1 KOSMETIK DAN TABIR SURYA (ANTI-UV)
Kosmetik dalam PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR
1175/MENKES/PERNIII/2010
memperbaiki
dan
mempertahankan
kesehatan
kulit
1. Sunscreen Fisik
(PABA dan
turunannya,
sinamat,
salisilat,
turunan
kamfer,
rokok
atau
barang
lain
yang
mungkin
dapat
sedapat
mungkin
pencemaran produk.
dihindari
karena
menambah
risiko
Penimbangan
hendaknya
dilakukan
di
tempat
tertentu
di
peredaran,
penelitian
stabilitas
dan
menetapkan
2. Pengolahan Ulang
2.1 Metoda pengolahan ulang hendaklah senantiasa dievaluasi untuk
menjamin agar pengolahan ulang tidak mempengaruhi mutu produk.
2.2 Pengujian tambahan hendaklah dilakukan terhadap produk jadi hasil
pengolahan ulang.
3. Produk Kembalian
3.1 Produk kembalian hendaklah diidentifikasi dan disimpan terpisah di
tempat yang dialokasikan untuk itu atau diberi pembatas yang dapat
dipindah-pindah misalnya pembatas dari bahan pita, rantai atau tali.
Catatan-catatan
harus
dipelihara
meliputi
semua
catatan
penerimaan dan
catatan pengeluaran produk.
2.2.2. Pengawasan hendaknya meliputi pengamatan prinsip rotasi barang
(FlFO).
2.2.3. Semua label dan wadah produk tidak boleh diubah, dirusak atau
diganti.
II.2.7 Produksi Krim Tabir Surya
A. Master Formula:
Nama produk
Jumlah produk
Tanggal formula
Tanggal produksi
No. Registrasi
No. Batch
PT
Cosmetindo
Farma
No.
Kode Bahan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
TD 01
MS 02
BP 03
PP-04
CA-05
AS-06
TEA-07
LA-08
IPM-09
DT-10
MP 11
:
:
:
:
:
:
Fourfusid Krim
5000g ( 1000tube) @ 5 gram/tube
17 September 2011
24 September 2011
POM CD 1101210355 A1
B031202
Zat aktif
Zat aktif
Zat aktif
Humektan
Emolien
Emulgator
Emulgator
Pengental
Penetrasi
Emolien & Film Forming
Pengawet
PerBatch
1250 g
300 g
375 g
750 g
100 g
250 g
100 g
50 g
100 g
50 g
1g
12
13
14
PP 12
AT 13
DW 14
Propilparaben
-tokoferol
Demineralisata water
Pengawet
Antioksidan
0,1 g
2,5 g
ad 5000 g
dan
seng
oksida.
Formulasi
tabir
surya
dengan
Metoksisinamat
Digunakan sebagai anti UVB dengan absorpsi maksimum 310 nm,
dantidak mudah hilang bila dibilas. (Cosmetics Dermatology
Principles and Practices : 250)
Metoksisinamat merupakan anti UVB yang paling banyak digunakan
dan dapat mengabsorpsi dengan baik UVB. Seringkali dikombinasi
dengan anti UVA untu memperluas spektrum. (Handbook of
Cosmetic Science and Technology 3rd edition : 455)
Benzophenon-3
Digunakan sebagai penyerap UVA , tetapi peningkatan nilai SPF
dapat dilakukan dengan mengkombinasinya dengan penyerap UVB.
(Handbook of Cosmetic Science and Technology 3rd edition : 457)
ketiga
humektan
kurang
secara
luas
sebagai
pengawet
bila
2.
3.
4.
(Protap) pembersihan.
Bahan-bahan pembersih yang digunakan antara lain :
larutan Risapol, Na2CO3 1% (Somat), alkohol 70%, sedangkan larutan
disinfektan antara lain : larutan Benzalkonium klorida 0,4% atau Tego51,1% yang pemakaiannya diganti tiap 6 bulan sekali untuk
5.
dengan
Raw Water
Penyinaran
dengan sinar UV
(254 nm)
Chlorinated
water
(Klorinasi
dengan NaOCl
Disaring
dengan
filter 5
Deklorinasi
dengan
karbon aktif
Resin mix
bed
Ion Exchange
Penyinaran
dengan sinar UV
(254 nm)
Karbon Filter
Disaring
dengan
filter 5
Distribusi
Bahan Pengemas
Semua bahan yang digunakan dalam proses pengemasan obat.
Bertujuan untuk :
Memudahkan penggunaan
Distribusi
Melindungi produk dari pengaruh lingkungan luas sepeti suhu,
Disedot keluar
Tempat
udara
LAF
mengalir
Suhu kamar
: 15 - 30C
Sejuk
: 0 - 15C
Dingin
: 0 - 5C
Kalibrasi merupakan bagian dari validasi sehingga adanya kalibrasi
timbangan tersebut menunjukka berat sesungguhnya dari bahan yang
ditimbang.
Di industri, timbangan bisa dikalibrasi sendiri menggunakan anak
timbangan yang sudah dikalibrasi Neraca analitik mg juga jarang terdapat
di ruang produksi. Timbang 10 g seksama. 10 g : 10.000 mg (miniml
mempunyai kepekaan 10 mg). Seksama : kesalahannya 0,1% = 1/1000.
Jadi, untuk menimbang 10 g seksama digunakan neraca analitik kepekn
0,1 mg.
Manufakturing Sediaan Semi Padat
Bentuk semi padat adalah formulasi yang kompleks, terdiri dari 2
fase atau 3 fase. Sifat fisika sediaan ini tergantung pada berbagai faktor,
antara lain ukuran partikel terdispersi, tegangan antar fase, reologi produk
dan viskositas.
Keseragaman potensi
pengisian
Perlu dikontrol karena panas berlebih dapat menyebabkan :
a. Degradasi fisika dan kimia dari produk obat, bahan obat dan bahan
tambahan
b. Bahan pegendeap atau terlarut kembali, pengubahan ukuran
partikel, pembentukan Kristal
c. Inkubasi mikroba
Ruang Pencampuran
Pada ruangan ini dilengkapi dengan alat double jacket tank untuk
memanaskan air, ultraturrax untuk mencampur bahan aktif dengan bahan
dasar krim, mixer untuk pengadukan sehingga diperoleh produk ruahan.
Alat-alat tersebut dibersihkan setiap pagi hari sebelum digunakan dan
sore hari sesudah selesai digunakan. Bila tidak ada kegiatan produksi
maka pembersihan dilakukan seminggu sekali.
Pada ruangan ini dilakukan pengelompokan bahan-bahan yang
termasuk fase minyak, fase air dan zat aktif. Krim dibuat pada alat
vacuum homogenizer cream mixer (VHCM) dengan mencampurkan fase
minyak yang telah dipanaskan dengan steam dalam melting vessel pada
suhu 70OC dengan fase air (air demineralisata dengan pH antara 5,0-7,0)
yang telah dipanaskan di VHCM yang dilengkapi dengan steam (double
jacket) pada suhu 70OC. Kedua fase dicampur dengan mixer dan system
homogenizer yang mengalirkan krim dari bawah ke atas, kemudian
dilakukan penambahan zat aktif ke dalam dasar krim. Setelah krim jadi,
krim didorong keluar dengan bantuan compressed air yang disaring
dengan filter 0,2 untuk dipindahkan ke vessel. Krim didinginkan hingga
25C selama beberapa jam dan mencapai konsistensi yang sesuai.
Sediaan setengah padat lain seperti salep dan gel dibuat dengan mesin
shang yuh. IPC yang dilakukan antara lain uji organoleptik, homogenitas,
kadar zat aktif, pH, BJ, viskositas, spreadibility dengan alat spreadibility
test dan uji stabilitas melalui accelerated testing.
3 hari, 1-4 minggu, atau 2-3 bulan (FDA Guideline). Ekstrapolasi pada
keadaan normal. Penyimpanan pada suhu 37 o-45oC selama 3 bulan tanpa
ada tanda ketidakstabilan menunjukkan bahwa produk stabil pada suhu
kamar (25o-30oC) selama lebih kurang setahun, dengan menganggap
bahwa reaksi yang terjadi pada suhu yang dinaikkan sama dengan reaksi
yang terjadi pada suhu kamar.
2.
3.
jam sebanyak 6 siklus. Freeze-Thaw antara 4o dan 40o atau 45o. FreezeThaw dapat juga dilakukan antara -30 o dan suhu kamar selama 24 jam
sebanyak minimum 6 siklus untuk semua larutan, emulsi, krim, cairan dan
semisolid lain.
4.
suatu
fungsi
gravitasi,
dan
karenanya
kenaikan
dalam
gravitasi
maka
ditempelkan
label
Approved
dan
dilakukan
1. Evaluasi Fisik
Homogenitas dan konsistensi, mudah dikeluarkan dari tube dan
mudah
dioleskan.
Pengukuran
konsistensi
dengan
pnetrometer.
terdapat
kontaminasi
mikroba
Staphylococcus
aureus,
wadah
Jika serbuk suspense berada di dasar tanki, pencampuran sempurna
pembentukan Kristal
3. Inkubasi mikroba
Uji Iritasi dan sensitivitas kulit pada sediaan topikal
1. Uji iritasi
1. Subjek 30 orang, bebas dari penyakit kulit
2. Penelitian dilakukan selama 22 hari
3. Patch test dilakukan secara acak, terkntrol, terulang dan
dibandingkan dengan innovator patch
4. Dapat juga digunakan placebo patches
5. Patch diaplikasikan selama 23 jam (1 hari) selama 21 hari
pada lokasi yang sama
2. Uji Sensitivitas
1. Subjek 200 orang
2. Bebas dari penyakit kulit, tidak menjalani terapi kortikosteroid,
analgesik, antihistamin
3. Waktu uji 6 minggu
4. Patch test dibandingkan dengan innovator patch. Dapat
matahari
Produk photoirritant harus menyertakan peringatan hindari
sinar uv
Photoirritant umumnya menyebabkan erythema (sunburn) pada
photogenotoxicity)
dilakukan
untuk
memperoleh
meliputi (a) tempat ujian, (b) ukuran lapangan TGE, (c) metode yang
digunakan untuk mengisolasi lokasi penelitian, (d) pretest pengobatan, (e)
normalisasi respon, (f) metode penerapan persiapan ujian, (g) jadwal
eksposur digunakan, dan (h) evaluasi hasil.
a. Tempat tes. Luas bagian belakang atau perut lebih disukai karena, itu
diklaim daerah ini memiliki sensitivitas yang lebih besar dan respon
yang seragam untuk semua panjang gelombang ultraviolet. Perawatan
harus dilakukan untuk memastikan bahwa statusnya bebas dari
penyakit kulit dan tidak pernah terkena sinar matahari baru-baru ini.
Permukaan kulit anterior lengan, di bawah siku, juga digunakan untuk
uji laboratorium sebagai tempat nyaman yang jarang terkena sinar
matahari dan yang memerlukan fasilitas minimal khusus untuk
pengujian.
b. Ukuran bidang uji. Bidang tes biasanya tetap kecil untuk menghindari
daerah yang luas yang mungkin menjadi sakit jika terpapar / terbakar.
Bagian yang biasanya terisolasi sehingga daerah kulit contoguous
tidak terkena radiasi. Sharp, bidang geometris yang tepat membantu
dalam menekankan efek dan membuat sifat dari respon kulit lebih
mudah untuk dievaluasi. Daerah uji melingkar, dari diameter atau
3/8, atau persegi panjang, sering 1 - x - sesuai ukurannya. Sebuah
uji pengukuran sering digunakan untuk menerapkan jumlah yang tepat
meteran dari persiapan tes untuk daerah kulit yang diketahui.
lampu
inframerah
untuk
menginduksi
hiperemia
akan
tidak ada
antara
sumber
dan
permukaan
kulit
disesuaikan
untuk
2. Eritema jelas
3. Eritema jelas, tidak menyakitkan
4. Vivid eritema, menyakitkan
5. Eritema dengan terik
Uji Transmisi Eritema
Nilai serapan (A) yang diperoleh dari 3 replikasi dihitung nilai transmisinya
(T), nilai transmisi eritema (Te) di hitung dengan cara mengalikan nilai
transmisi
x Fp
Keterangan :
n = terbesar (dengan A 0,05 untuk ekstrak dan A 0,01
untuk sediaan
1 = terkecil 290 nm
n-1 = interval aktivitas eritemogenik
Fp = Faktor pengenceran (Fp = 1 untuk ekstrak, Fp = 5 untuk
sediaan)
Pengawasan
Mutu
(QC)
di
industri
farmasi
Bagian-bagian dari QC :
1. Bagian Analisa
Tugas dan tanggung jawab bagian analisa antara lain : pemeriksaan mutu
bahan baku, pemeriksaan mutu bahan kemas dan pemeriksaan produk/obat jadi.
a. Pemeriksaan mutu bahan baku
Pemeriksaan mutu bahan baku dilakukan untuk menjamin agar bahan
Selama proses pengujian, bahan dikarantina dan diberi label karantina yang
berwarna kuning. Hal-hal yang harus diperhatikan :
Pengambilan sampel bahan baku dilakukan secara acak pada bagian
atas, tengah, dan bawah dari wadah. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan alat thief sampler.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak untuk setiap batch dengan
rumus
pabrik pembuat berbeda dari biasanya, atau bahan berasal dari supplier yang
baru maka sampling dilakukan terhadap semua wadah dalam batch.
Pengambilan contoh harus dilakukan dalam ruang sampling dengan tepat
pengujian (testing order) atau catatan hasil pengujian yang ditandatangani oleh
QC manager. Bahan baku yang telah lulus seleksi diberi label diluluskan yang
berwarna hijau, dan jika tidak sesuai dengan spesifikasinya diberi label merah
ditolak.
Selain itu bagian analisa mengeluarkan lembar disposisi QC yang
menerangkan status
selama
proses
produksi
berlangsung.
Seksi
IPC
Produk
antara,
yaitu
pemeriksaan
terhadap
campuran
yang
masih
memerlukan satu atau lebih tahap pengolahan lebih lanjut untuk menjadi
produk ruahan. Pada sediaan padat pemeriksaannya meliputi uji kadar air
granul, uji keragaman bobot, uji kekerasan, uji kerapuhan, uji waktu hancur
dan uji kebocoran strip. Sedangkan untuk sediaan liquida meliputi uji
pemerian dan uji keseragaman volume pada saat filling.
Produk ruahan, yaitu pemeriksaan terhadap bahan yang telah selesai diolah
dan menunggu tahap pengemasan untuk menjadi produk jadi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
and
Technology.
Wiley
9.
10. Rosen MR. Delivery System Handbook for Personal Care and
Cosmetic Products: Technology, Applications, and Formulation.
William Andrew Publishing. USA. 2005.
11.