Anda di halaman 1dari 12

DYSPEpSIA

KELOMPOK IV

MADE SHANDY PRATAMA


ASNIAR TAIMAN
SRIANI ALIMUDDIN
HJ. CARNINA BONITA
SANTRI AMALIAH
PENGERTIAN
Dispepsia merupakan salah satu gangguan
pada saluran penceranaan, khususnya
lambung. Dispepsia dapat berupa rasa nyeri
atau tidak enak di perut bagian tengah
keatas. Rasa nyeri tidak menentu, kadang
menetap atau kambuh
Klasifikasi
Dispepsia terbagi dua, yaitu :
1. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan

organik sebagai
penyebabnya. Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan
yang nyata
terhadap organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus
dua belas jari,
radang pankreas, radang empedu, dan lain-lain.
2. Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional, atau

dispesia nonulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya.


Dispepsi fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan
struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis,
laboratorium, radiologi, dan endoskopi (teropong saluran
pencernaan).
Gejala
1. Usia 50 tahun keatas
2. Kehilangan berat badan tanpa disengaja
3. Kesulitan menelan
4. Terkadang mual-muntah
5. Buang air besar tidak lancar
6. Merasa penuh di daerah perut (Bazaldua,

et al, 1999)
Penyebab
1 Menelan udara (aerofagi)
2.Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari
lambung
3. Iritasi lambung (gastritis)
4.Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
5. Kanker lambung
6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)

7. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna


susu dan produknya)
8. Kelainan gerakan usus
9. Stress psikologis, kecemasan, atau depresi
10. Infeksi Helicobacter pylory
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan laboratorium biasanya meliputi hitung jenis
sel darah yang lengkap dan pemeriksaan darah dalam
tinja, dan urine. Dari hasil pemeriksaan darah bila
ditemukan lekositosis berarti ada tanda-tanda infeksi. Pada
pemeriksaan tinja, jika tampak cair berlendir atau banyak
mengandung lemak berarti kemungkinan menderita
malabsorpsi. Seseorang yang diduga menderita dispepsia
tukak, sebaiknya diperiksa asam lambung Pada karsinoma
saluran pencernaan perlu diperiksa petanda tumor,
misalnya dugaan karsinoma kolon perlu diperiksa CEA,
dugaan karsinoma pankreas perlu diperiksa CA

2. Barium enema untuk memeriksa kerongkongan, lambung


atau usus halus dapat dilakukan pada orang yang
mengalami kesulitan menelan atau muntah, penurunan
berat badan atau mengalami nyeri yang membaik atau
memburuk bila penderita makan.
3. Endoskopi bisa digunakan untuk memeriksa
kerongkongan, lambung atau usus kecil dan untuk
mendapatkan contoh jaringan untuk biopsi dari lapisan
lambung.Contoh tersebut kemudian diperiksa dibawah
mikroskop untuk mengetahui apakah lambung terinfeksi
oleh Helicobacter pylori. Endoskopi merupakan
pemeriksaan baku emas, selain sebagai diagnostik
sekaligus terapeutik.

4. Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan


radiologi, yaitu OMD dengan kontras ganda, serologi
Helicobacter pylori, dan urea breath test (belum
tersedia di Indonesia). Pemeriksaan radiologis dilakukan
terhadap saluranDapat menutup gejala malignant
ulcers Kemungkinan besar untuk menyediakan jaminan
pasien paling kurang. Jarang, efek samping yang serius
Pengobatan
1. Antasid 20-150 ml/hari
Golongan obat ini mudah didapat dan murah. Antasid akan menetralisir
sekresi asam lambung. Antasid biasanya mengandung Na bikarbonat,
Al(OH)3, Mg(OH)2, dan Mg triksilat. Pemberian antasid jangan terus-
menerus, sifatnya hanya simtomatis, unutk mengurangi rasa nyeri. Mg
triksilat dapat dipakai dalam waktu lebih lama, juga berkhasiat sebagai
adsorben sehingga bersifat nontoksik, namun dalam dosis besar akan
menyebabkan diare karena terbentuk senyawa MgCl2.
2. Antikolinergik
Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang agak
selektif yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang
dapat menekan seksresi asama lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin juga
memiliki efek sitoprotektif.
3. Antagonis reseptor H2
Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik
atau esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan
antagonis respetor H2 antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin, dan
famotidin.
4. Penghambat pompa proton (proton pump inhibitor = PPI)
Golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir
dari proses sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk golongan PPI
adalah omeperazol, lansoprazol, dan pantoprazol.
Pengobatan
5.Sitoprotektif
Prostoglandin sintetik seperti misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2).
Selain bersifat sitoprotektif, juga menekan sekresi asam lambung oleh sel
parietal. Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi prostoglandin endogen,
yang selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan produksi mukus
dan meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan
protektif (site protective), yang bersenyawa dengan protein sekitar lesi
mukosa saluran cerna bagian atas (SCBA).
6. Golongan prokinetik
Obat yang termasuk golongan ini, yaitu metoklopramid, cisaprida, dan
domperidon. Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia
fungsional dan refluks esofagitis dengan mencegah refluks dan
memperbaiki bersihan asam lambung (acid clearance)
7. Antibiotika
obat-obat golongan antibotika seperti Amoksisillin, tetrasiklin dapat
digunakan untuk membasmi H.Pylori yang merupakan penyebab infeksi
pada ulkus peptikum
8. Kadang kala juga dibutuhkan psikoterapi dan psikofarmaka (obat anti-
depresi dan cemas) pada pasien dengan dispepsia fungsional, karena tidak
jarang keluhan yang muncul berhubungan dengan faktor kejiwaan seperti
cemas dan depresi
Golongan Obat Senyawa obat Mekanisme Kerja

Antasida Na bikarbonat, Menetralkan asam lambung


Al(OH)3, Mg(OH)2, dan Mg triksilat

Antagonis reseptor H2 Simetidin, ranitidin, famotidin, Menempati reseptor histamin H2


roxatidin secara selektif di permukaan sel-
sel parietal sehingga sekresi asam
lambung dan pepesin berkurang

Penghambat pompa proton (ppp) Omeprazol, lansoprasol, Meengurangi sekresi asam dengan
pentoprazol, rabeprazol, jalan menghambat enzim H+/K+-
esomeprazol ATPase secara selektif dalam sel-
sel parietal.
Analogon prostaglandin-E1 Misoprostol Mengahambat secara langsung
sel-sel parietal

Antikolinergik Pirenzepin Memiliki daya sitoprotektif yang


dapat melindungi mukosa
lmabung terhadapa pemborokan
akibat dari HCL, obat NSAID,
kortikosteroid
Golongan prokinetik (penguat Metoklopramida, cisaprida, dan Bekerja sebagai antiemetik serta
motilitas) domperidon antagonis dopamin. Gerakan
peristaltik lambung dan usus
duabelasjari dihambat oleh
neurotrnsmitter dopamin.
Antibiotika Amoksisillin, tetrasiklin membasmi H.Pylori yang
merupakan penyebab infeksi
pada ulkus peptikum
Psikoterapi dan psikofarmaka Meprobamat, diazepam Mengatasi serangan akut yang
parah akibat kegelisahan dan
kecemasan karena stres emosional
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai