Anda di halaman 1dari 32

TUGAS MAKALAH KOSMETOLOGI

KOSMETIKA DEKORATIF PEWARNA PIPI

Disusun Oleh :

ELISABETH A PAMIMI 14334109

RATNA AMBAR SARI 15334034

HERVIANA P 153340..

NUR UKIYAH 18334709

WALENTYA AMBARITA 18334711

FILDA SARI AYUNDA 18334712

DOSEN : Ana Yulyana, S. Farm, M. Farm, Apt

FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. MOCH KAHFI II SRENGSENG SAWAH , JAGAKARSA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Ta’ala, karena berkat Rahmat dan Karunia-
Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah kosmetika dekoratif perona pipi Pada
kesempatan ini tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen pengajar Ana Yulyana, S. Farm, M. Farm, Apt dan orang tua kami yang
telah memberikan doa serta dukungan moril dan materil, sahabat dan kerabat, serta semua
pihak yang telah terlibat dalam membantu penyelesaian makalah ini.
Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para
pembaca agar kami dapat memperbaiki di waktu yang akan datang.

Penyusun berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi seluruh


mahasiswa/mahasiswi ISTN dan para pembaca pada umumnya.

Jakarta, 5 Desember 2018

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................I


DAFTAR ISI .............................................................................................II
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Tujuan Pembuatan ..............................................................................................1
C. Perumusan Masalah ..............................................................................................1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. XXXXXXXXXXXX............................................................................................X
B. XXXXXXXXXXXX............................................................................................X
C. XXXXXXXXXXXX............................................................................................X
D. XXXXXXXXXXXX..........................................................................................X
E. XXXXXXXXXXXX..........................................................................................X
F. XXXXXXXXXXXX..........................................................................................X
G. XXXXXXXXXXXX..........................................................................................X
H. XXXXXXXXXXXX..........................................................................................X
BAB III. KESIMPULAN
Kesimpulan .............................................................................................X

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................X

II
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pendahuluan

Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmetikos” yang berarti keterampilan


menghias, mengatur. 

Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan


pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ
genital bagian luar), atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan/atau memperbaiki bau
badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.

Industri Kosmetika yang berada di wilayah Indonesia yang telah memiliki


izin produksi, importir yang bergerak dibidang Kosmetika sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan, atau usaha perorangan/badan usaha
yang melakukan kontrak produksi dengan industri Kosmetika yang telah
memiliki izin produksi.

Bahan Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan yang berasal dari alam
dan/atau sintetik yang merupakan komponen Kosmetika.

Penandaan adalah setiap informasi mengenai Kosmetika yang berbentuk


gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada
Kosmetika, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian
kemasan, serta yang dicetak langsung pada produk Kosmetika.

Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk


kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan
rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari
kerusakan sinar UV, polusi dan factor lingkungan yang lain, mencegah penuaan,
dan secara umum, membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup.

II.2 Penggolongan Kosmetik


A. Menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI, kosmetik dibagi menjadi 13 kelompok: 
1. Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dll.
2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dll.
3. Preparat untuk mata, misalnya mascara, eyes-shadow, dll
4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dll
5. Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dll
6. Preparat pewarna rambut, misalnya pewarna rambut, dll
7. Preparat make-up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstick, dll
8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mount washes, dll
9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dll

1
10. Preparat kuku, misalnya cat kuku, losion kuku, dll
11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih pelembab, pelindung, dll
12. Preparat cukur, misalnya sabun cukur, dll
13. Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunscreen foundation, dll

B. Penggolongan menurut sifat dan cara pembuatan


1. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern (termasuk
didalamnya cosmedics)

2. Kosmetik tradisional:
a. Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam dan
diolah menurut resep dan cara yang turun-temurun.
b. Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan lama.
c. Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-benar tradisional dan
diberi zat warna yang menyerupai bahan tradisional

C. Penggolongan menurut penggunaanya pada kulit

1. Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetics).


Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit, termasuk didalamnya:
a. Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun, cleansing cream, cleansing
milk, dan penyegar kulit (freshener).
b. Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya moisturizring cream, night
cream, anti wrinkle cream.
c. Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen foundation, sun block cream/lotion
d. Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling), misalnya scrub cream
yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai pengampelas (abrasiver)

2. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)


Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga menghasilkan
penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti
percaya diri (self confidence). Dalam kosmetik riasan, peran zat warna dan zat pewangi
sangat besar.

2.2.1 Persyaratan Kosmetik Dekoratif


Persyaratan untuk kosmetik dekoratif [1] :
a. Warna yang menarik.
b. Bau harum yang menyenangkan
c. Tidak lengket.
d. Tidak menyebabkan kulit tampak berkilau.
e. Tidak merusak atau mengganggu kulit.
2.2.2 Pembagian Kosmetik Dekoratif
Kosmetik dekoratif dapat dibagi dalam 2 golongan [1] :

2
a. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan
pemakaiannya sebentar, misalnya bedak, lipstik, pemerah pipi, eye shadow,
blush on, dan lain – lain.
b. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu
lama baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, dan
pengeriting rambut.
2.2.3 Peranan Zat Pewarna dalam Kosmetik Dekoratif
Dalam kosmetik dekoratif, zat pewarna memegang peranan sangat besar. Zat
warna untuk kosmetik dekoratif berasal dari berbagai kelompok [1] :
a. Zat warna alam yang larut
Zat ini sekarang sudah jarang dipakai dalam kosmetik. Sebetulnya
dampak zat alam ini pada kulit lebih bak dari zat warna sintetis, tetapi
kekuatan pewarnaannya relatif lemah, tak tahan cahaya, dan relatif mahal.
Misalnya carmine zat warna merah yang diperoleh dari tubuh serangga
coccus cacti yang dikeringkan, klorofil daun – daun hijau, henna yang
diekstraksi dari daun Lawsonia inermis, carotene zat warna kuning.
b. Zat warna sintetis yang larut
Zat warna sintetis pertama kali disintesis dari anilin, sekarang
benzena, toluena, anthracene yang berfungsi sebagai produk awal bagi
kebanyakan zat warna. Sifat – sifat zat warna sintetis yang perlu
diperhatikan antara lain :
 Intensitas harus kuat sehingga jumlah sedikit pun sudah memberi
warna.
 Harus bisa larut dalam air, alkohol, minyak, atau salah satunya. Yang
larut air untuk emulsi O/W dan larut minyak untuk emulsi W/O. Yang
larut air hampir selalu juga larut dalam alkohol encer, gliserol, dan
glikol. Yang larut minyak juga larut dalam benzena, karbon
tetraklorida, dan pelarut organik lainnya, kadang – kadang juga dalam
alkohol tinggi. Tidak pernah ada zat warna yang sekaligus larut dalam
air dan minyak.

3
 Sifat yang berhubungan dengan pH. Beberapa zat warna hanya larut
dalam pH asam, lainnya hanya dalam pH alkalis.
 Kelekatan pada kulit atau rambut. Daya lekat berbagai zat warna pada
kulit dan rambut berbeda – beda. Terkadang kita memerlukan daya
lekat besar seperti cat rambut, namun terkadang kita menghindarinya
misalnya untuk pemerah pipi.
 Toksisitas. Yang toksis harus dihindari, tetapi ada derajat
keamanannya.

c. Pigmen alam
Pigmen alam adalah pigmen warna pada tanah yang memang
terdapat secara alamiah, misalnya aluminium silikat, yang warnanya
tergantung pada kandungan besi oksida atau mangan oksidanya (misalnya
kuning, coklat, merah bata, coklat tua). Zat warna ini murni, sama sekali
tidak berbahaya, penting untuk mewarnai bedak-krim dan make-up sticks.
Warnanya tidak seragam, tergantung asalnya, dan pada pemanasan kuat
menghasilkan pigmen warna baru.
d. Pigmen sintetis
Dewasa ini besi oksida sintetis sering menggantikan zat warna
alam. Warnanya lebih intens dan lebih terang. Pilihan warnanya antara
lain kuning, coklat sampai merah, dan macam – macam.
Pigmen sintetis putih seperti zinc oxide dan titanium oxide
termasuk dalam kelompok zat pewarna kosmetik yang terpenting. Zinc
oxide tidak hanya memainkan suatu peran besar dalam pewarnaan
kosmetik dan farmasi lainnya.
Bismuth carbonate kadang – kadang digunakan sebagai pigmen
putih, sementara bismuth oxychloride umum digunakan untuk warna putih
mutiara. Sejumlah senyawa cobalt digunakan sebagai pigmen sintetis
warna biru, khususnya warna cobalt dan ultramarine. Cobalt hijau adalah
pigmen hijau yang kebiru – biruan.

4
Sejumlah zat warna asal coal-tar juga diklasifikasikan sebagai
pigmen sintetis. Daya larutnya dalam air, alkohol, dan minyak rendah
sehingga umumnya hanya digunakan dalam bentuk bubuk padat yang
terdispersi halus. Satu wakilnya yang penting adalah indanthrene blue.
Banyak pigmen sintetis yang tidak boleh dipakai di dalam preparat
kosmetika karena toksis, misalnya cadmium sulfide dan prussian blue.
e. Lakes alam dan sintetis
Lakes dibuat dengan mempresipitasikan satu atau lebih zat warna
yang larut air di dalam satu atau lebih substrat yang tidak larut dan
mengikatnya sedemikian rupa (biasanya dengan reaksi kimia) sehingga
produk akhirnya menjadi bahan pewarna yang hampir tidak larut dalam
air, minyak, atau pelarut lain. Kebanyakan lakes dewasa ini dibuat dari zat
warna sintetis, kecuali Florentine lake yang diperoleh dari presipitasi
carmine dan brasilin (zat warna dari sayuran) di dalam aluminium
hidroksida.
Lakes yang dibuat dari zat – zat warna asal coal-tar merupakan zat
pewarna terpenting di dalam bedak, lipstik, dan make-up warna lainnya,
karena lebih cerah dan lebih kompatibel dengan kulit.
Substrat paling umum adalah zinc oxide, aluminium hidroksida,
aluminium phosphate, barium phosphate, barium sulfate, magnesium
carbonate, alumina hydrate dan kaolin.

2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana sejarah perona pipi ?

5
b. Bagaimana memilih perona pipi yang baik

c. Apa saja jenis-jenis perona pipi ?

d. Bagaimana formulasi perona pipi tersebut ?

e. Stabilitas apa saja yang mempengaruhi kosmetika perona pipi ?

f. Kerusakan apa yang terjadi pada formulasi perona pipi dan evaluasinya ?

g. Adakah zat berbahaya yang sering dimasukan kedalam perona pipi ?

h. Apa efek yang ditimbulkannya ?

3. Tujuan

a. Mahasiswa dapat memahami kosmetika perona pipi yang baik dan benar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

6
Definisi Perona Pipi (Rouge/ Blushers/ Blush on)

Perona pipi adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi dengan
sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah.[2]

Perona pipi dibuat dalam berbagai corak warna yang bervariasi mulai dari warna
merah jambu hingga merah tua. Perona pipi kenvesional lazim mengandung pigmen
merah atau merah kecoklatan dengan kadar tinggi. Perona pipi mengandung pigmen
kadar rendah digunakan sebagai pelembut warna atau pencampur untuk memperoleh efek
yang menyolok. Perona pipi dapat digunakan langsung dengan melekatkan pada kulit
pipi, tetapi dalam banyak hal lebih baik digunakan setelah sediaan alas rias, baik sebelum
maupun sesudah menggunakan bedak.[2]

1. Sejarah pewarna pipi

Masyarakat kuno mengandalkan pewarna sayur dan mineral


alami untuk blush on. Di Mesir, oker tanah digosokkan di pipi dan
bibir, menonjolkan mata kohl. Ada bukti bahwa orang Yunani
awal menggunakan jus dari mulberry yang dihancurkan untuk
memberi sedikit noda pada pipi mereka, dan menerapkan akar
Alkanet sebagai sejenis rouge yang sederhana. Aristokrat Romawi
memasukkan senyawa-senyawa timbal pemutih kulit ke dalam
ritual perawatan mereka, dan sering di atasnya dengan red
vermilion (bentuk bubuk dari mineral cinnabar) untuk warna
pipi. Namun keduanya sangat beracun.

Selama Abad Pertengahan di Eropa, kosmetik kurang


disukai. Kulit pucat dilihat sebagai penanda kekayaan; Jadi
sementara para petani dan budak merontokkan cokelat di ladang,
tuan mereka (dan wanita) akan menutup diri dan menjalani
prosedur pengucilan darah untuk mencapai cahaya yang benar-
benar mengerikan. Tampilan ini mungkin disorot oleh dab atau
dua warna pipi yang terbuat dari stroberi dan air.

7
2. Jenis perona pipi & penggunaannya

Kosmetika perona pipi digunakan dengan tujuan mewarnai pipi . pada kondisi

kulit tertentu menyebabkan blush on / perwarna pipi tidak bertahan lama

khususnya pada kulit berminyak . dan pada kulit kering memperparah keadaan

kulit hingga kasarnya epidermis teraba. Penyesuaian formulasi perlu dilakukan

mengingat bahwa terdapat jenis jenis kulit yang mempengaruhinya .

Berikut ini adalah jenis-jenis blush on / perwarna pipi dan penggunaannya :

a. Cream blush / perwarna pipi cream

Blush on / Perwarna pipi ini memiliki ketahanan warna yang cukup

lama pada kulit dari pada blush on / perwarna pipi bentuk bubuk,

penggunaannya dengan cara mengoleskan dengan jari , kuas , atau bantuan

8
beauty blender . komposisinya kaya akan pelembab atau minyak yang

paling baik untuk menjaga kulit kering agar tetap terhidrasi

contoh produk : sariayu marshmallow Blush on , maybelline dream boucy

mousse , nyx cream blush , revlon cream blush

9
b. Gel blush / pewarna pipi jel

Blush on / Perwarna pipi dengan tekstur gel / cairan sangat cocok untuk

kulit yang berminyak , karna formulasi pada Blush on / Perwarna pipi ini

10
mengandung sedikit pelembab / minyak . dan sediaan ini cepat kering jika

di aplikasikan pada kulit . juga seringkali diformulasikan untuk 2

penggunaan sekaligus untuk pipi dan bibir . penggunaannya dengan cara

dioleskan menggunakan jari , kuas , atau bantuan beauty blender .

Contoh produk : elf shimmering facial whip , Thebalm stainiac , the body

shop lip & cheek stain .

c. Shimmer Blush / perwarna pipi bergliter

Produk kecantikan ini sangat jelas memberikan aksen gliter / berkilau

bercahaya pada area tertentu penggunaannya dengan kuas , jari , beauty

blender. Biasanya di haluan kelopak mata , puncak pipi , puncak hidung

11
dan lain lain. Contoh produk : nyx professional makeup baked blush , zuii

organic flora diamond sparkle blush

d. Powder blush / pewarna pipi bubuk

Powder blush baik untuk semua kulit , mengandung sedikit pelembab ,

bagi kulit berminyak sangat baik menggunakan produk ini , untuk kering

hingga normal tidak bermasalah menggunakan produk ini . powder blush

seringkali digunakan sebagai kontur. Penggunaannya , dengan brush /

sikat khusus pewarna , tangan , beauty blender

Contoh produk : Clinique cheek pop, mac cosmetics x blush on ,

bareMinerals blush

12
e. Tint or stain Blush / pewarna pipi tint atau stain

Blush on jenis ini mengandung sedikit pelembab , dan produk pewarna pipi

dengan ketahanan pada kulit berminyak lebih baik dibandingkan powder blush

on . hanya perlu sedikit saja blushon ini . penggunaan , dengan kuas atau jari

13
Contoh produk : wardak cheek and lip tint , dear darling water tint , YSL Baby

doll kiss & Blush

f. Ball blush on / pewarna pipi bola

Blush On Ball ini memiliki bentuk yang cukup unik, yaitu bola-bola kecil

berwarna. Cara penggunaanya cukup dengan memutar kuas beberapa kali

di atas bulatan tersebut dan warna akan menempel pada kuas.

Jenis blushini sangat cocok untuk digunakan oleh semua jenis kulit

Contoh produk : giordani oriflame blush on , make over cheek marbels ,

14
BAB III
PEMBAHASAN

1. Formulasi pada jenis-jenis blush on / pewarna pipi

a. Cream blush on

Revlon Cream blush , berry filrtatius

N Nama bahan fungsi


o

1 Vitamin a , vitamin e antioksidan

2 Isopropyl paraben, butylparaben, pengawet


BHT , phenoxyethanol

3 Ultramarines , besi oksida , FD&C pewarna


YELLOW 5 ALUMINUM LAKE , D&C
RED 6 ALUMINUM LAKE , BISMUTH
OXYCHLORIDE , carmin, D&C RED 7
LAKE

4 Lecitin Emolient , penyejuk kulit , surfactan ,


emulsifier

5 Vitamin c Pengawet , antioksidan

15
6 Cyclopentasiloxane Konditioner , pelarut , emolient

7 Titanium oksida Pewarna , agen tabir surya,

8 Laureth-12 Surfactant , emulsifier

9 Talk Absorben , anticaking , bulking agent,


pelindung kulit

10 Dimeticone Antifoaming agent, emolient ,


pelindung kulit

11 Alumina Abrasive; Anticaking Agent; Bulking


Agent; Opacifying Agent;
ABSORBENT; VISCOSITY
CONTROLLING

12 BaSo4 Opacifying Agent; COSMETIC COLOR

13 silica Abrasive; Absorbent; Anticaking


Agent; Bulking Agent; Opacifying
Agent; Suspending Agent-
Nonsurfactant

14 Ekstrak daun the hijau Antioksidan , pengaroma, uv


absorber , antimikroba , astrigensia ,
perlindungan kulit

15 ETHYLENE  FILM FORMING

16 ACRYLATES Absorbent
CROSSPOLYMER

17 Ekstrak gingseng Skin-Conditioning Agent -


Miscellaneous; EMOLLIENT; HAIR
CONDITIONING; SKIN
PROTECTING; TONIC

18 Ekstrak daun gingkobiloba ,  Skin-Conditioning


NEOPENTYL GLYCOL
DIETHYLHEXANOATE

19 Ekstrak bunga centaurea cyanus Astrigensia , pelembab

16
20 Ekstrak biji vitis vinifera Pengawet , antioksidan , tabir surya

21 HDI/ TRIMETHYLOL HEXYLLACTONE Anticaking Agent


CROSSPOLYMER

22 BORON NITRIDe ABSORBENT; OPACIFYING; KONDI


SI KULIT

23 ISOPROPYL TITANIUM EMOLLIENT; EMULSIFYING


TRIISOSTEARATE

24 EMOLLIENT; EMULSIFYING masking

25 TRIETHYL CITRATE Antioksidan, deodoran, masking ,


pelarut

26 SORBITAN TRIOLEATE  Surfactant - Emulsifying Agent

27 CALCIUM ALUMINUM Bulking Agent


BOROSILICATE
28 METIL METHACRYLATE Pembentuk film , meningkatkan
CROSSPOLYMER viskositas ,

29 PHENYL TRIMETHICONE Antifoaming Agent; SKIN


CONDITIONING

30 ISOTRIDECYL Emollient; SKIN CONDITIONING


ISONONANOATE

31 POLYETHYLENE FORMING FILM; PENGENDALIAN


VISCOSitas

32 TRIMETHYLSILOXYSILICAT Emolient , skin conditioning


E

33 NYLON-12 Bulking agent , opacifying agent m


agen pengontrol viskositas

b. Gel & tint Blush on

17
theBalm Stainiac Tinted Gel Blush, Beauty
Queen
No Nama bahan Kegunaan

1 Perasa khas stainiac Perasa

2 METHYLPARABEN , SODIUM DEHYDROACETATE Pengawet

3 D&C RED 33 Pewarna

4 GLYCERIN Agen Perawatan Mulut, Obat


Kesehatan Oral; Agen
Kondisioner Kulit -
Humektan; Pelindung kulit; Agen
Pengurangan
Viskositas; PERFUMING; PELARUT

5 ACRYLATES / C10-30 ALKYL ACRYLATE MULSI STABILIZING; FORMING


CROSSPOLYMER FILM; PENGENDALIAN VISCOSITY

6 HYALURONIC ACID ANTISTATIC; HUMECTANT;

18
MOISTURISING; SKIN
CONDITIONING

7 Air pelarut

c. Shimmer Blush on

Physicians Formula Shimmer Strips Custom Bronzer, Blush & Eye Shadow

No Nama bahan Kegunaan

1 PROPYLPARABEN, pengawet
ETHYLPARABEN ,
METHYLPARABEN
PHENOXYETHANOL

2 ULTRAMARINES , pewarna
FERRIC
FERROCYANIDE, IRON

19
OXIDES, D&C YELLOW 5
, ALUMINUM LAKE ,
CARMINE

3 TITANIUM DIOKSIDA Pewarna; Agen oportif; Agen Tabir


Surya; Ultraviolet Light Absorber

4 TALC Abrasive; Absorbent; Anticaking


Agent; Bulking Agent; Opacifying
Agent; Skin Protectant, SKIN
PROTECTING

5 DIMETHICONE Antifoaming Agent; Agen Kondisioner


Kulit - Occlusive; Pelindung
kulit; emolient PERLINDUNGAN
KULIT

6 ZINC STEARATE Agen Anticaking; Pewarna;  WARNA


KOSMETIK; PENGENDALIAN
VISCOSITY

7 MIKA, Pewarna; OPACIFYING , shimmering


 silicate minerals  effect

8 BIS-DIGLYCERYL Skin-Conditioning Agent - Emollient;


POLYACYLADIPATE-2 SKIN CONDITIONING

9 CETYL DIMETHICONE Skin-Conditioning Agent - Occlusive;


EMOLLIENT

10 OCTYLDODECYL Agen pengkondisi kulit -


STEAROYL STEARATE Occlusive; emolient; PENGENDALIAN
VISCOSITY

11 SORBITAN urfactant - Emulsifying Agent


SESQUIOLEATE

12 Air Pelarut

d. Powder blush on

20
Omiana LOOSE POWDER BLUSH, CHEERFUL

No Nama kegunaan

1 ZINC OXIDE Bulking


Agent; Pewarna; Pelindung
kulit; Agen Sunscreen

2 IRON OXIDES pewarna

3 ORYZA SATIVA (RICE) Bulking Agent, abrasive ,


POWDER absorbent , pengikat ,
surfactant

4 KAOLIN Abrasive; Absorben; Agen
Anticaking; Bulking
Agent; Agen
oportif; Pelindung kulit

4.5 Evaluasi[7]

21
1. Uji Penampakan
Uji penampakan dapat dilakukan dengan cara visual yang meliputi
pengujian pada warna, bau, dan daya lekat sediaan. Pengamatan harus dilakukan
secara teliti dan bila ada hasil yang kurang sesuai dengan ketentuan maka perlu
dilakukan evaluasi ulang dan kemudian melakukan solusi yang tepat.
2. Uji pH
Penggunaan indikator dalam pengujian dan penetapan kadar untuk
menunjukkan kesempurnaan reaksi kimia dalam analisa volumetrik atau untuk
menunjukkan kadar ion hydrogen (pH) larutan suatu sediaan.

3. Uji Daya Guna Pengawet Anti Mikroba


Pengawet antimikroba ialah zat yang ditambahkan pada bentuk sediaan
untuk melindungi dari kontaminasi mikroba. Pengawet digunakan terutama pada
wadah pemakaian berganda untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme
yang dapat masuk secara tidak sengaja, selam atau setelah proses pembuatan. Zat
antimikroba tidak boleh digunakan semata-mata untuk menurunkan hitungan
mikroba yang masih memiliki daya hidup sebagai pengganti cara produksi yang
baik.
4. Uji Cemaran Mikroba
Uji yang pertama adalah melakukan uji bebas Staphylococcus aureus
dengan menggunakan uji koagulasi, dan uji bebas Pseudomonas aeruginosa
menggunakan uji oksidasi dan pigmen. Uji kedua yang dilakukan adalah uji bebas
Salmonella dengan menggunakan singkelit dan uji bebas Escherichia coli dengan
menggunakan singkelit.
5. Pay-Off
Parameter ini digunakan untuk melihat efek dari pengopakan yang kurang
baik. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan aplikator. Hasil dari perona
pipi harus selalu diperiksa pada kulit. Jika tekanan pada cake terlalu besar, perona
pipi yang dihasilkan tidak akan tersapu bersih dengan mudah, dan akan ada gaya
adhesi yang tidak cukup dari bahan terhadap puff. Jika tekanannya terlalu rendah,

22
cake akan menjadi lembek dan mempunyai kecenderungan menjadi remuk dan
pecah.
6. Uji Tekanan
Pada perona pipi tekanan yang diberikan secara alami haruslah rata,
dengan adanya kantung – kantung udara akan membuat cake menjadi mudah
pecah. Keseragaman dan kekerasan dari cake sebaiknya diperiksa dengan
penetrometer. Pemeriksaan pada table sebaiknya diambil dari berbagai segi untuk
meyakinkan bahwa produk cukup keras dan tekanan yang diberikan seragam.
7. Uji Kerapuhan
Langkah yang paling baik terhadap kecenderungan perona pipi menjadi
pecah adalah dengan menjatuhkan perona pipi pada permukaan kayu beberapa
kali pada ketinggian 8-10 inci. Jika cake yang dihasilkan tidak rusak,
mengindikasikan bahwa kekompakannya lulus uji dan dapat disimpan tanpa
menghasilkan hal-hal yang tidak memuaskan.

4.6 Pengujian[7]
1. Uji Dispersi Warna
Dispersi warna diuji dengan menyebarkan serbuk pada permukaan
berwarna putih dan ditentukan dari keindahannya. Tidak boleh ada warna yang
tercoreng, atau tidak merata. Uji ini penting dilakukan karena perwarna yang
digunakan cenderung lebih banyak dibandingkan dengan jenis produk lainnya.
Jika pewarna tidak terdispersi dengan baik, akan muncul garis pada wajah
konsumen. Pencetakan pun akan lebih sulit.
2. Uji Kesesuaian Bayangan
Uji ini dilakukan untuk memastikan bahwa spesifik bayangan pada setiap
batch sama dengan batch sebelumnya. Pada uji ini, dilakukan perbandingan
produk dengan produk sebelumnya yang telah diterima sebagai standar bayangan
partikular yang diproduksi. Ini harus dilakukan pada tempat dengan cahaya yang
standar. Warna bayangan akan terkait dengan dispersi warna dan jumlah minyak.

23
3. Uji Lekatan dan Uji Hedonik
Uji lekatan (patch test) merupakan uji iritasi dan kepekaan kulit yang
dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan uji pada kulit normal panel manusia
untuk mengetahui apakah sediaan tersebut dapat menimbulkan iritasi pada kulit
atau tidak.
Sementara, uji kesukaan (hedonic test) adalah pengujian terhadap kesan
subyektif yang sifatnya suka atau tidak suka terhadap produk ini. Pelaksanaan uji
ini memerlukan dua pihak yang bekerja sama, yaitu panel dan pelaksana. Jumlah
panel uji kesukaan yang semakin banyak semakin baik, sebaiknya melebihi 20
orang. Jumlah yang lebih besar akan menghasilkan kesimpulan penerimaan pasar
yang lebih valid.

Pewarna pipi yang dilarang


Pada jurnal pemberitahuan pada tahun 2009 jurnal publik menkes banyak
beredar bahan pewarna berbahaya berikut
1. Merah K3 , Merah K10 , mercuri ,

Pada jurnal fda

. Sodium lauryl sulfate

Ditemukan di: sampo, cuci badan, foundation, cuci muka, obat kumur
dan pasta gigi

24
SLS telah terbukti menyebabkan atau berkontribusi pada: iritasi kulit,
sariawan, gangguan keseimbangan minyak alami kulit dan kerusakan
mata. Ia juga dipercaya sebagai penyumbang utama jerawat (terutama
jerawat kistik) di sekitar mulut dan dagu.

2. BHA

Ditemukan di: exfoliants, parfum

Program Toksikologi Nasional mengklasifikasikan butylated


hydroxyanisole (BHA) sebagai "cukup diantisipasi untuk menjadi
karsinogen manusia." Hal ini dapat menyebabkan depigmentasi
kulit. Dalam penelitian hewan, BHA menghasilkan kerusakan hati dan
menyebabkan kanker perut seperti papiloma dan karsinoma dan
mengganggu perkembangan sistem reproduksi normal dan kadar
hormon tiroid. Uni Eropa menganggap itu tidak aman dalam wangi.

3. Triclosan dan triclocarban

Ditemukan dalam: pasta gigi, deodoran, sabun antibakteri

Triclosan adalah semua kemarahan karena produk antibakteri menjadi


umum di tahun 1990-an. Bahkan FDA setuju bahwa tidak ada manfaat
kesehatan bagi manusia yang menggunakan triclosan, dan
pada 2013  memutuskan bahwa produsen yang menggunakannya harus
menunjukkan bahwa tidak ada efek merugikan jangka
panjang. Triclosan (dalam produk cair) dan triclocarban (dalam sabun
batangan) telah dikaitkan dengan gangguan hormonal, resistensi
bakteri, gangguan fungsi otot, gangguan fungsi kekebalan tubuh dan
peningkatan alergi. Sebaliknya, gunakan agen antibakteri dan antiseptik
alami seperti minyak pohon teh.

4. Aminophenol, Diaminobenzene, Phenylenediamine (Coal Tar)

Ditemukan dalam: pewarna rambut, sampo

Batubara, produk sampingan dari pemrosesan batu bara, adalah


karsinogen manusia yang diketahui, menurut Program Toksikologi

25
Nasional dan Badan Internasional untuk Penelitian Kanker. Penata
rambut dan profesional lainnya terkena bahan kimia ini dalam pewarna
rambut hampir setiap hari. Eropa telah melarang banyak dari bahan-
bahan ini dalam pewarna rambut. Sementara FDA memberlakukan
batubara tar dalam produk khusus seperti ketombe dan sampo
psoriasis, keamanan jangka panjang dari produk ini belum terbukti.

5. Parabens

Ditemukan dalam: makeup, pelembab, gel cukur, sampo, pelumas


pribadi dan produk semprot tan

FDA mengakui beberapa studi yang menghubungkan parabens, yang


meniru estrogen, kanker payudara, kanker kulit dan penurunan jumlah
sperma, tetapi belum memutuskan bahwa itu berbahaya. Menurut
Komisi Ilmiah Komisi Eropa tentang Produk Konsumen, paraben rantai
yang lebih panjang seperti propil dan butil paraben dan rekan-rekan
bercabang mereka, isopropil dan isobutilparabens, dapat mengganggu
sistem endokrin dan menyebabkan gangguan reproduksi dan
perkembangan. Carilah bahan dengan akhiran “-paraben” juga —
produk bebas paraben akan diberi label seperti itu.

6. Polyethylene / PEGs

Ditemukan dalam: scrub, body wash, makeup, pasta gigi

Manik-manik plastik kecil di wajah atau lip scrub dan mencuci


exfoliating terbuat dari polietilena (digunakan karena mereka lebih
lembut pada kulit dari exfoliators alami seperti kulit kenari). Bahan kimia
sintetis ini sering terkontaminasi dengan 1,4-dioksan, yang oleh
pemerintah AS dianggap sebagai karsinogen manusia yang mungkin
dan yang dengan mudah menembus kulit. Polyethylene telah dicatat
sebagai iritasi kulit dan tidak boleh digunakan pada kulit yang
rusak. Manik-manik polietilena di scrub dan mencuci tubuh juga tidak
disaring oleh sistem pembuangan limbah kami, yang berarti mereka
dapat mengumpulkan polutan dan melakukan perjalanan ke saluran air,
di mana mereka dikonsumsi oleh ikan dan hewan laut.

26
7. Retinil palmitat, retinil asetat, asam retinoat dan retinol

Ditemukan di: pelembap, produk bibir, tabir surya, produk anti-penuaan

Produk retinol (sering ditemukan dalam produk anti-penuaan) memiliki


efek yang berlawanan yang dimaksudkan dan menjadi karsinogenik di
bawah sinar matahari, membuatnya lebih penting untuk hanya
menggunakannya pada malam hari dan untuk menghindari tabir surya
yang mengandung bahan-bahan yang berasal dari retinol.

8. Destilan minyak bumi

Ditemukan dalam: maskara

Bahan-bahan kosmetik yang diekstrak minyak dapat menyebabkan


dermatitis kontak dan sering terkontaminasi dengan kotoran-kotoran
yang menyebabkan kanker. Mereka diproduksi di kilang minyak pada
saat yang sama seperti bahan bakar mobil, minyak pemanas dan bahan
baku kimia.

10. Oxybenzone

Ditemukan di: tabir surya

Oxybenzone adalah salah satu bahan kimia berisiko tinggi yang


ditemukan di tabir surya. Ia bertindak seperti estrogen dalam tubuh,
mengubah produksi sperma pada hewan dan berhubungan dengan
endometriosis pada wanita. Studi pada sel dan hewan laboratorium
menunjukkan bahwa oxybenzone dan metabolitnya dapat mengganggu
sistem hormon. Pilihlah tabir surya dengan zinc oxide atau titanium
oxide atau avobenzene sebagai gantinya.

11. dibutil ftalat, toluena dan formaldehida

Ditemukan di: cat kuku dan produk kuku lainnya

Zat kimia ini, yang dikenal sebagai "trio beracun," telah dikaitkan
dengan cacat lahir, gangguan endokrin, sakit kepala dan masalah

27
pernapasan - terutama yang berkaitan dengan pekerja salon kuku  dan
mereka yang sering mendapatkan manis atau pedis. Disarankan bahwa
wanita hamil menghindari produk kuku sama sekali. Merek seperti OPI
dan Zoya telah berjanji untuk menghapus bahan kimia ini dari produk
mereka.

12. Hidrokuinon

Ditemukan di: skin lighteners

FDA memperingatkan bahwa kimia pemutihan kulit ini dapat


menyebabkan penyakit kulit yang disebut ochronosis, dengan lesi biru-
hitam "menodai dan ireversibel" pada kulit yang terpapar. Pencerah
kulit yang diimpor secara ilegal dapat mengandung merkuri, yang dapat
meracuni orang dewasa dan anak-anak dan sangat beracun selama
kehamilan. Waspadalah terhadap lighteners kulit impor, jangan
membeli produk tanpa bahan yang diberi label dengan jelas, dan selalu
hindari produk dengan "merkuri," "calomel", "mercurio" atau "mercurio
klorida."

BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
https://notifkos.pom.go.id/bpom-notifikasi/document_peraturan/PerKaBPOM%20Nomor
%2019%20Tahun%202015%20tentang%20Persyaratan%20Teknis%20Kosmetika.pdf

http://www.ewg.org

bpom ri public warning no.KH.00.1.43.2503. 11 juni 20019

28
https://helloglow.co/ingredients-to-avoid-in-makeup-and-skincare-products/ source fda

datas 2015

29

Anda mungkin juga menyukai