Anda di halaman 1dari 26

Formulasi Shampo Antiketombe

Di Susun oleh : Kelompok 2 / Kelas L

Tri Aprilia ( 14334008 )


Nurul Adha Damayanti ( 14334009 )
Aprilia Aryani ( 14334015 )
Abdulloh Kholid Almaisah ( 14334017 )

Dosen :
Rahmi Hutabarat, S.Si. M.Si. Apt
Latar Belakang
Penyakit ketombe adalah penyakit yang dapat
menurunkan kepercayaan diri seseorang dan sering di alami
oleh banyak orang terutama yang sudah mengalami atau
pasca mengalami pubertas di mana setidaknya 50%, terkena
atau mengalaminya dari berbagai jenis kelamin. Dari
pustaka lain di katakana bahwa sekitar 60% orang
mengalami terkena penyakit ketombe, di mana 6 dari 10
pria, dan 5 dari 10 wanita terkena penyakit ini
Ketombe
Ketombe termasuk penyakit kulit yang disebut dengan
dermatitis seboroik (seborrheic dermatitis) dengan tanda-tanda
inflamasi atau peradangan kulit pada daerah seborea (kulit
kepala, alis mata, bibir, telinga, dan lipat paha), yang disebabkan
karena keaktifan dari kelenjar keringat yang berlebihan (Harahap,
1990). Berdasarkan jenisnya secara umum dikenal dua macam
ketombe, yaitu:

 Seborrhea sicca
 Seborrhea oleosa
Anatomi Rambut
Bagian atau susunan dari rambut terdiri dari beberapa
bagian diantaranya ujung rambut, batang rambut dan
akar rambut

 Ujung Rambut
Ujung rambut adalah bagian rambut yang berbentuk
runcing terdapat pada rambut yang baru tumbuh dan
belum pernah dipotong.
 Batang Rambut
Batang rambut merupakan bagian rambut yang
berada di luar kulit, berupa benang-benang halus terdiri
dari keratin atau sel-sel tanduk. Batang rambut
mempunyai 3 lapisan,
 Akar Rambut
Merupakan bagian rambut yang berada di dalam kulit
dan tertahan di dalam folikel/kantong rambut. Bagian-
bagian dari akar rambut adalah sebagai berikut:
Teori Shampoo

Pengertian Formula Pembanding

Karakteristik Formula Baru

Jenis Cara pembuatan

Metode Pembuatan Hasil Evaluasi

Evaluasi Keunggulan
Shampoo adalah suatu zat yang terdiri dari surfaktan,
pelembut, pembentuk busa, pengental dan sebagainya
yang berguna untuk membersihkan kotoran yang
melekat pada rambut seperti sebum, keringat, sehingga
rambut akan kelihatan lebih bersih, indah dan mudah
ditata
Karakteriatik Shampoo
 Shampo harus dapat membentuk busa yang berlebih, yang terbentuk
dengan cepat, lembut dan mudah dihilangkan dengan membilas dengan
air.
 Shampo harus mempunyai sifat detergensi yang baik tetapi tidak
berlebihan, karena jika tidak kulit kepala menjadi kering.
 Shampo harus dapat menghilangkan segala kotoran pada rambut, tetapi
dapat mengganti lemak natural yang ikut tercuci dengan zat lipid yang ada
didalam komposisi shampo. 
 Tidak mengiritasi kulit kepala dan juga mata.
 Shampo harus tetap stabil.  Shampo yang dibuat transparan tidak boleh
menjadi keruh dalam penyimpanan.  Viskosita dan pHnya juga harus tetap
konstan, shampo harus tidak terpengaruh oleh wadahnya ataupun
jasadrenik dan dapat mempertahankan bau parfum yang ditambahkan
kedalamnya.
Jenis-jenis Shampoo
 Shampo bubuk
Sebagai dasar shampo digunakan sabun bubuk, sedangkan zat
pengencer biasanya digunakan natrium karbonat, natrium
bikarbonat, natrium seskuikarbonat, dinatrium fosfat, atau boraks.

 Shampo emulsi
Shampo ini mudah dituang, karena konsistensinya tidak begitu
kental.  Tergantung dari jenis zat tambahan yang digunakan
 Shampo larutan
Merupakan larutan jernih.  Faktor yang harus diperhatikan
dalam formulasi shampo ini meliputi viskosita, warna keharuman,
pembentukan dan stabilitas busa, dan pemgawetan.

 Shampo krim atau pasta


Sebagai bahan dasar digunakan natrium alkilsulfat dari jenis
alkohol rantai sedang yang dapat memberikan konsistensi kuat
Komponen Shampoo

Bahan Utama Bahan Tambahan

 Deterjen anionik
 Opacifying Agent
 Clarifying Agent
 Finishing Agent
 Deterjen kationik  Conditioning agent
 Zat pendispersi
 Deterjen nonionik  Zat pengental
 Zat pembusa
 Zat Pengawet
 Zat aktif
 Zat pewangi
 Zat pewarna
 Zat tambahan lain
Metode Pembuatan

SHAMPO KRIM DAN PASTA SHAMPO LARUTAN


  
Detergen dipanaskan dengan air  Jika digunakan alkilolamida, mula-
pada suhu lebih kurang dalam mula zat ini di larutkan dalam
panci dinding rangkap, sambil setengah bagian detergen yang di
terus di aduk. gunakan dengan pemanasan hati-
 Zat malam ditambahkan , dan hati
 Detergen sisa ditambhakan sedikit-
diaduk terus kurang lebih 15
demi sedikit, sambil terus di aduk
menit.  Zat warna yang telah di larutkan
 Biarkan campuran ini pada suhu dengan air secukupnya ditambahkan
 Parfum ditambahkan, dan di aduk kedalam campuran.
terus hingga homogen  Jika masih tersisa airtambahkan
 Pengadukan di lanjutkan untuk sedikit-demi sedikit, sambil terus
mengehilangkan udara, selagi diaduk untuk mencegah terjadinya
panas busa
Evaluasi
 Uji Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati
perubahan-perubahan bentuk, bau, dan warna sediaan
sampo

 pH
menggunakan pH meter digital,dengan cara terlebih
dahulu diencerkan dengan air suling dengan
perbandingan 1 : 10.
 Viskositas
Caranya adalah dengan menempatkan sediaan sampo yang akan
diperiksa dalam gelas piala (±200 mL), kemudian diletakkan di
bawah alat viskometer Brookfield model LV dengan tongkat
pemutar (spindel) yang sesuai.Spindel dimasukkan ke dalam
sediaan sampai terendam.

 Kemapuan dan stabilitas busa


Caranya yaitu dengan memasukkan 50 ml sampo 1% ke dalam
tabung reaksi 250 ml kemudian dikocok kuat selama 10 kali

 Pengukuran Tinggi Busa


Larutannya 1% dalam air, kemudian dimasukkan ke dalam gelas
ukur bertutup, dan dikocok selama 20 detik dengan cara
membalikkan gelas ukur secara beraturan..
 Pengukuran Tegangan Permukaan

 Menentukan kerapatan air (sebagai standar) dan kerapatan


sediaan menggunakan Piknometer.
 Memasukkan air ke dalam Stalagnometer.
 Memasukkan Stalagnometer ke dalam termostat pada
temperatur sebesar 25° C
 Menghitung jumlah tetesan yang jatuh dari
Stalagnometer.Pengukuran dilakukan setiap minggu selama 8
minggu penyimpanan (Mita, 2009).
 Uji Tempel (Patch Test)
Uji keamanan sediaan sampo dilakukan dengan cara mengoleskan
sediaan sampo pada kulit punggung kelinci, bulu dilokasi
tersebut dikerok seluas lebih kurang 25 cm. Sediaan sampo yang akan
diuji dibuat menjadi larutan 2% dalam air, kemudian baru dioleskan ke
lokasi lekatan. Lokasi lekatan dibiarkan terbuka selama 24 jam,dan
reaksi kulit yang terjadi diamati

 Uji Iritasi terhadap Mata


Sebagai binatang percobaan digunakan mata kelinci, dan sebagai
sediaan uji adalah larutan sediaan sampo 10% dalam air. Sebanyak 0,1
mL sediaan yang telah diencerkan, diteteskan ke dalam salah satu
kelopak mata kelinci dan kelopak mata yang satunya lagi digunakan
sebagai kontrol
Formula Pembanding
Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4
Ekstrak daun Ekstrak seledri Ekstrak kangkung Sodium laureth
Allamanda Sulfat 70%
cathartica

Natrium Lauril Sodium Lauryl Etanol 70%, Cocamidopropyl


Sulfat Sulfate Betain 30%
Cocamide DEA Cocamide DEA Sodium Lauryl Tetrasodium EDTA
Sulfate
CMC CMC Cocamide DEA Preservatif
Metil Paraben Propil paraben Na-CMC Parfum
Menthol Asam sitrat Propel Paraben Colour
Aqua des Menthol Asam sitrat Citric Acid
Aqua des Menthol Sodium Chloride
Aqua des Aqua des
Formula
Nama Bahan Fungsi Kadar (w/v)

Ketoconazole Zat Aktif 2%

Natrium Lauri Sulfat Detergen 10 %

Nipagin Pengawet 2%

Oleum Citri Pengaroma Q.s

Na-CMC Pengental 3%

Menthol Anti iritan 0.5 %

Asam sitrat Cleating Agent Q.s

Cocamide DEA
Opacifiying Agent 5%

Etanol 70% Pelarut Q.s

Aqua Pelarut Ad 100 ml


Cara pembuatan
 Na-CMC serbuk yang telah ditimbang diatas air panas, biarkan beberapa
menit sampai mengembang dan diaduk perlahan sampai terbentuk
massa gel(1)
 Air dipanaskan pada suhu 600 C ±20 ml dimasukkan kedalam beaker
glass Tambahkan Sodium Lauryl Sulfate, aduk sampai larut(2)
 Larutkan menthol dengan etanol 70% secukupnya, aduk sampai larut
kemudian tambahkan nipagin aduk sampai homogen(3)
 Larutan Sodium Lauryl Sulfate (2) dimasukkan sedikit demi sedikit
kedalam masa gel (1) sambil diaduk perlahan sampai homogen
 Tambahkan As.sitrat sedikit demi sedikit, aduk sampai homogeny.
 Masukan ketoconazole dan Cocamide DEA, aduk sampai homogeny(4)
 asukan larutan campuran (3) kedalam campuran (4), aduk perlahan
sampai homogeny tambahkan oleum citri
 Tambahkan air panas sampai batas kalibrasi botol 100ml, dan masukan
ke dalam botol 100ml
Hasil evaluasi
 Uji Organoleptis : Warna ( kuning ), aroma ( Jeruk ), pemerian (
cairan kental )

 pH : 6

 Viskositas : ( 11000 cPs )

 Kemapuan dan stabilitas busa, Pengukuran Tinggi Busa : tinggi


busa yang di dapat 2 cm, setabil busa selama 8 menit

 Uji Tempel (Patch Test) dan Uji Iritasi terhadap Mata : Tidak
terjadi efek samping yang timbul
Uji Stabilitas
  Suhu Rendah (4)

Keterangan Minggu Ke-2 Minggu ke-4 Minggu Ke-6 Minggu ke 8

Organolaptis + + Warna Kuning Warna Kuning


memudar memudar

pH 6 6 5.7 5.6

Viskositas 11000 cPs 10800 cPs 10800 cPs 10500 cPs

Daya Busa 2 cm stabil 2 cm stabil 2 cm stabil 2 cm stabil


dalam 5 menit dalam 5 menit dalam 5 menit dalam 4 menit
  Suhu ruang (25)
Keterangan Minggu Ke-2 Minggu ke-4 Minggu Ke-6 Minggu ke 8

Organolaptis + + + Warna Kuning


memudar

pH 6 6 6 5.8

Viskositas 11000 cPs 11000 cPs 10800 cPs 10800 cPs

Daya Busa 2 cm stabil 2 cm stabil 2 cm stabil 2 cm stabil


dalam 5 menit dalam 5 menit dalam 5 menit dalam 5 menit
  Suhu Tinggi (60)

Keterangan Minggu Ke-2 Minggu ke-4 Minggu Ke-6 Minggu ke 8

Organolaptis + + Warna Kuning Warna Kuning


memudar memudar
pH 6 5.8 5.5 5.5
Viskositas 11000 cPs 10800 cPs 10500 cPs 10500 cPs

Daya Busa 2 cm stabil 2 cm stabil 2 cm stabil 2 cm stabil


dalam 5 menit dalam 3 menit dalam 3 menit dalam 1 menit
Keunggulan
 Sediaan dapat bertahan atau memiliki kesetabilan
dalam waktu jangka lama

 Zat aktif dapat bekerja maksimum untuk membunuh


jamur yang menyebabkan ketombe

 Memiliki aroma yang menyegarkan yaitu aroma citrus

 Tidak memiliki efek samping apabila di gunakan


sesuai aturan
Terima Kasih
Wasalamu’alaikum warohmatullahi
wabarokatu

Anda mungkin juga menyukai