Anda di halaman 1dari 43

1

BABI
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap makhluk hidup mempunyai bau yang berasal dari proses dalam
tubuhnya. Bau tersebut biasanya khas sehingga berguna untuk identifikasi
terhadap lingkungannya. Tumbuhan tertentu mempunyai bau yang berasal dari
akar, batang, daun, maupun bunganya yang karena baunya menyenangkan,
manusia membuatnya sebagai wewangian (parfum,fragrance). Bau tumbuhan
yang tidak menyenangkan manusia misalnya kentut-kentutan, tentu saja tidak
digunakan. Binatang tertentu mempunyai bau khas yang menjadi daya tarik
seksual lawan jenisnya. Berbeda dengan tumbuhan maupun hewan, bau badan
manusia umumnya justru bukan menjadikan daya tarik terhadap orang lain,
sehingga tidak disukai dan harus dihilangkan.
Indonesia merupakan suatu negara tropis yang selalu disinari matahari,
sehingga berkeringat tidak dapat dihindari. Bagi seseorang keluarnya keringat
yang berlebihan dapat menimbulkan masalah, seperti misalnya menimbulkan
bau badan yang kurang sedap. Bau badan sangat berhubungan dengan sekresi
keringat seseorang dan adanya pertumbuhan mikroorganisme, serta makanan
dan bumbu-bumbuan yang berbau khas seperti bawang-bawangan (1).
Keringat merupakan hasil sekresi dari kelenjar-kelenjar yang bermuara
pada kulit berupasebum, asam lemak tinggi, dan debris (pigmen yang
terkumpul; sisa hasil metabolisme pada kulit), oleh karena itukeringat dapat
membantu terbentuknya produk yang berbau hasil dekomposisi atau

penguraian oleh bakteri. Bau badan lebih tercium pada daerah dengan kelenjar
apokrin lebih banyak, seperti pada ketiak (aksila) dan daerah genital(2,3).
Penggunaan sabun dan air sebagai pencuci badan pada waktu mandi
relatif kurang efektif untuk mencegah bau badan. Untuk maksud tersebut dapat
dilakukan beberapa alternatif tindakan lain, seperti menggunakan sediaan
kosmetikanti bau badan (4).
Ada banyak cara untuk mengatasi bau badan. Cara yang paling umum
digunakan adalah menggunaan deodoran dan antiperspiran. Deodoran
mengandung antiseptik yang menekan pertumbuhan bakteri, sedangkan
antiperspiran mengandung bahan yang dapat mengurangi keringat yang keluar.
Sekarang tersedia banyak produk yang sekaligus mengandung deodoran dan
antiperspiran. Selain itu terdapat pula berbagai macam pilihan aroma wangi
dari masing-masing deodoran dan antiperspiran yang mampu menjadikan kita
lebih semakin percaya diri. Hal yang perlu diperhatikan adalah memilih produk
yang cocok dan aman bagi kulit.
Bau badan ketiak berasal dari proses dekomposisi protein yang terdapat
dalam keringat ekrin dan terutama apokrin oleh mikroba yang terdapat pada
temapt tersebut. Bau badan yang terjadi bervariasi jenis dan intensitasnya
sesuai dengan jenis dan jumlah hasil dekomposisi tersebut, yaitu golongan
amino acid urea, misalnya trimetil aminuria menimbulkan bau ikan.Banyak
individual yang telah menggunakan produk deodoran antiperspiran untuk
mengontrol pengeluaran keringat dan bau di ketiak, faktanya lebih dari 90%
populasi di dunia ini telah menggunakannya (5).
Produk untuk mengontrol bau badan dan basah telah digunakan selama
berabad-abad. Sebelum mandi menjadi suatu hal yang biasa, orang
menggunakan cologne berat untuk menutupi bau badan. Pada akhir abad
kesembilan belas, ahli kimia mengembangkan produk yang mampu mencegah
pembentukan bau tersebut. Awalnya antiperspiran yang berbentuk pasta yang
dipakai pada daerah ketiak; produk pertama kali yang keluar di Amerika

Serikat pada tahun 1888 adalah merek Mum. Itu adalah berupa sediaan krim
lilin yang sulit untuk dipakai dan sangat berantakan. Beberapa tahun kemudian,
muncul merek Everdry, yang merupakan antiperspiran pertama yang
menggunakan bahan aktif aluminium klorida. Dalam kurun waktu 15 tahun,
berbagai produk yang dipasarkan dalam berbagai bentuk yang berbeda
termasuk

krim,

padat,

bantalan,

dabbers,

roll-ons,

dan

bubuk.

Pada akhir 1950-an, beberapa produsen mulai menggunakan teknologi aerosol


untuk membuat produk perawatan pribadi seperti parfum dan krim cukur. Pada
awal 1960-an, Gillette memperkenalkan Right Guard, yang merupakan
antiperspiran aerosol pertama. Aerosol menjadi populer untuk kategori produk
antiperspiran karena penggunaanya mudah untuk menerapkan tanpa harus
menyentuh daerah ketiak. Pada tahun 1967, setengah penjualan dari
antiperspiran yang dijual di Amerika Serikat kebanyakan dalam bentuk aerosol,
dan pada awal tahun 1970-an, mereka menyumbang angka 82% dari seluruh
penjualan. Namun, beberapa dua dekade kemudian muncul masalah teknis
yang sangat berdampak terhadap popularitas produk ini. Pertama, pada tahun
1977, Food and Drug Administration (FDA) melarang bahan aktif utama yang
digunakan

dalam

aerosol,

kompleks

aluminium

zirkonium,

mengeluarkan produk. Antiperspiran stik yang dikemas dalam tabung berongga


dengan platform lift di dalam yang bergerak ke atas dan ke bawah untuk
mengeluarkan produk. Bahan ktif ini tetap aman untuk digunakan dalam pada
bentuk stik. Selanjutnya, Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) membatasi
terkait penggunaan chlorofluorocarbon (CFC) sebagai propelan yang
digunakan dalam produk antperspiran aerosol karena kekhawatiran yang
berkembang bahwa gas-gas ini dapat berkontribusi pada penipisan lapisan
ozon. CFC lebih disukai sebagai propelan untuk sediaan antiperspiran karena
mereka memberi semprotan kering yang lembut. Meskipun industri
merumuskan produk mereka aman dan berkhasiat, itu sudah terlambat.
Konsumen telah kehilangan kepercayaan pada antiperspirant jeni aerosol. Pada
tahun 1977, penjualan bentuk aerosol turun menjadi hanya 50% dari pasar, dan
di tahun 1982, penjualan mereka merosot di bawah 32%. Sementara beberapa
merek masih menawarkan antiperspiran dalam bentuk aerosol, muncul

antiperspiran dalam bentuk stik. Seiring popularitas aerosol berkurang,


antiperspiran dalam bentu stik menjadi semakin populer. Pada tahun 1974,
antiperspirant bentuk stik penjualannya hanya sekitar 4% dari pasar, karena
bentuk stik ini dianggap basah dan estetikanya tidak menyenangkan. produk
seperti itu umumnya terkait dengan deodoran dan antiperspiran untuk pria.
Karena terobosan dalam teknologi bahan yang memungkinkan untuk kering,
produk yang lebih berkhasiat, bentuk stik memperoleh penerimaan antara
1974-1978. Konsumen memilih bentuk stik sebagai alternatif dari aerosol dan
pangsa pasar mereka membengkak menjadi lebih dari 35% pada pertengahan
1980-an. Sampai saat ini, bentuk stik adalah bentuk antiperspiran yang paling
populer. Bentuk batang atau deodorant stick adalah suatu sediaan antibau
badan yang sangat disukai karena mudah dan praktis digunakan, serta mudah
dibawa kemana-mana (6). Sediaan kosmetik anti bau badan biasanya
mengandung deodoran dan antiperspiran.
Bahan aktif yang dipakai dalam deodoran dapat berupa pewangi; untuk
menutupi bau badan yang tidak disukai, dengan adanya pewangi maka
deodoran dapat digolongkan dalam kosmetik pewangi (perfumery). Beluntas
merupakan pewangi tradisional indonesia yang dapat dipergunakan.Daun
beluntas berbau khas aromatis dan rasanya getir. Menurut Ferdian (2008), daun
beluntas berkhasiat untuk meningkatkan nafsu makan (stomatik), membantu
pencernaan, peluruh keringat (difoterik), pereda demam (antipiretik), dan
penyegar. Daun beluntas mengandung alkaloid, flavonoida, tannin, minyak
atsiri, asam klorogenik, natrium, kalium, aluminium, kalsium, magnesium, dan
fosfor. Sedangkan menurut data pada TanamanObat.org (2008), daun dan
bunga beluntas mengandung saponin, flavonoida dan polivenol,Daun beluntas
berkhasiat sebagai obat penurun panas, obat batuk dan penghilang bau
keringat. Namun meskipun demikian daun beluntas tetap memiliki kandungan
untama yaitu seperti flavonoida, saponin, polivenol, minyak atsiri, etanol,
dimana semuanya berperan sebagai senyawa antioksidan untuk menangkal
radikal bebas. Daun sirih sudah sejak lama dikenal sebagai antiseptik alami
yang mengandung senyawa aktif yang membantu menghilangkan bau badan.

Daun sirih dikenal bisa membantu mengatasi bau badan apalagi penyebabnya
adalah karena bakteri dan juga jamur. Kandungan kimia yang da didalamnya
adalah kandungan minyak atsiri dan kandungan lainya seperti kadinen, kavikol,
sineol, eugenol, karvakol, dan juga kandungan zat samak. Dengan
menggunakan bahan alami yang banyak disekitar kita. Selain murah, bahan
alami juga tidak berbahaya bagi kesehatan kita.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat diambil
perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksuddenganantiperspiran.
2. Bagaimanakarakteristik, komponendanmetodeantiperspiran yang baik.
3. Bagaimanakarakteristik, komponen, metode dan evaluasi dari sediaan
antiperspiran yang dibuat.

C. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami mengenai antiperspiran.
2. Mengetahui dan memahami formulasi antiperspiran stik yang baik.
3. Mengetahui cara pembuatan sediaan antiperspiran stik.

D. MANFAAT
1. Memberikan informasi mengenai antiperspiran.
2. Sebagai dasar pengetahuan dalam formulasi antiperspiranstik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

KULIT
1. Struktur dan Fungsi Kulit
a. Gambaran Umum Kulit
Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan
memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan
dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah
mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus
menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati), respirasi
dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, dan
pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar
ultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap
tekanan dan infeksi dari luar. Selain itu, kulit merupakan suatu kelenjar
holokrin yang besar (Montagna, Renault, Debreuil).Luas kulit pada
manusia rata-rata 2 m2, dengan berat 10 kg jika dengan lemaknya atau
4 kg jika tanpa lemak.Kulit terbagi atas 2 lapisan utama yaitu:
1) Epidermis (kulit ari), sebagai lapisan yang paling luar.
2) Dermis (korium, kutis, kulit jangat).
Di bawah dermis terdapat subkutis atau jaringan lemak bawah kulit. Para
ahli histologi membagi epidermis dari bagian terluar hingga ke dalam
menjadi 5 lapisan, yakni:
1)
2)
3)
4)
5)

Lapisan Tanduk (Stratum Corneum), sebagai lapisan paling atas.


Lapisan Jernih (Stratum Lucidum), disebut juga lapisan barrier.
Lapisan berbutir-butir (Stratum Granulosum).
Lapisan Malpighi (Stratum Spinosum) yang selnya seperti berduri.
Lapisan Basal (Stratum Germinativum) yang hanya tersusun oleh satu
lapis sel-sel basal.

Gambar II.1. Struktur Kulit

b. Epidermis
Dari sudut kosmetik, epidermis merupakan bagian kulit yang menarik
karena kosmetik dipakai pada epidermis itu. Meskipun ada beberapa
jenis kosmetik yang digunakan sampai ke dermis, namun tetap
penampilan epidermis yang menjadi tujuan utama. Dengan kemajuan
teknolohi, dermis menjadi tujuan dalam kosmetik medik.Ketebalan
epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal
berukuran 1mm, misalnya pada telapak kaki dan telapak tangan, dan
lapisan yang tipis 0,1mm terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi, dan
perut. Sel-sel epidermis ini disebut keratosit.
1) Lapisan Tanduk (Stratum Corneum)
Terdiri atas beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti,
tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna, dan sangat
sedikit mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin,
jenis protein yang tidak larut dalam air, dan sangat resisten terhadap
bahan-bahan kimia. Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit untuk
memproteksi tubuh dari pengaruh luar. Secara alami, sel-sel yang
sudah mati dipermukaan kulit akan melepaskan diri untuk bergenerasi.
Permukaan stratum corneum dilapisi oleh suatu lapisan pelindung
lembab tipis yang bersifat asam, disebut mantel asam kulit.
2) Lapisan Jernih (Stratum Lucidum)
Terletak tepat dibawah stratum corneum, merupakn lapisan yang tipis,
jernih, mengandung eleidin, sangat tampak jelas pada telapak tangan

dan telapak kaki. Antara stratum lucidum dan stratum granulosum


terdapat lapisan keratin tipis yang disebut reins barrier (szakali) yang
tidak bisa ditembus (impermeable).
3) Lapisan berbutir-butir (Stratum Granulosum)
Tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir
kasar, berinti mengkerut. Stoughton menemukan bahwa di dalam butir
keratohyalin itu terdapat bahan logam, khususnya tembaga yang
katalisator proses pertandukan kulit.
4) Lapisan Malphigi (Stratum Spinosum atau Malphigi Layer)
Memliki sel yang berbentuk kubus dan seoerti berduri. Intinya besar
dan oval. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas
serabut protein. Cairan limfe masih ditemukan mengitari sel-sel dalam
lapisan malphigi ini.
5) Lapisan Basal (Stratum Germinativum atau Membran Basalis)
Lapisan basal adalah lapisan terbawah epidermis. Di dalam stratum
germinativum juga terdapat sel-sel melanosit, yaitu sel-sel yang tidak
mengalami keratinisasi dan fungsinya hanya membentuk pigmen
melanin dan memberikannya kepada sel-sel keratinosit melalui
dendrit-dendritnya. Satu sel melanosit melayani sekitar 36 sel
keratinosit. Kesatuan ini diberi nama unit melanin epidermal.
c. Dermis
Berbeda dengan epidermis yang tersusun oleh sel-sel dalam berbagai
bentuk dan keadaan, dermis terutama terdiri dari bahan dasar serabut
kolagen dan elastin, yang berada di dalam substansi dasar yang bersidat
koloid dan terbuat dari gelatin mukopolisakarida. Serabut kolagen dapat
mencapai 72% dari keseluruhan berat kulit manusia bebas lemak.Di
dalam dermis terdapat adneksa-adneksa kulit seperti folikel rambut,
papila rambut, kelenjar keringat, saluran keringat, kelenjar sebase, otot
penegak rambut, ujung pembuluh darah dan ujung saraf, juga sebagian
serabut lemak yang terdapat pada lapisan lemak bawah kulit
(subkutis/hipodermis).
d. Kelenjar keringat dan perspirasi
Ada dua jenis kelenjar keringat, yaitu :
1) Kelenjar keringat ekrin mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang
mengandung 95 -97 persen air dan mengandung beberapa mineral,

10

seperti garam, sodium klorida, granula minyak, glusida, dan


sampingan dari metabolisme seluler. Kelenjar ini terdapat di seluruh
kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai kulit kepala.
Jumlahnya diseluruh badan sekitar 2 juta, menghasilkan 4liter keringat
dalam waktu 24 jam pada orang dewasa. Bentuknya langsing,
bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung pada permukaan
kulit yang tidak ada rambutnya.
2) Kelenjar keringat aprokin lebih besar daripada ekrin, hanya terdapat di
daerah-daerah ketiak, puting susu, daerah kelamin, dan manghasilkan
cairan yang agak kental serta berbau khas pada setiap orang.
Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran
folikel rambut. Kelnjar keringat aprokin jumlahnya tidak terlalu
banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini.
B.

PENYEBAB BAU BADAN


Mengeluarkan keringat merupakan cara yang alami untuk mendinginkan
tubuh. Dengan berkeringat maka akan terbentuk lingkungan yang sempurna
bagi pertumbuhan bakteri karena bakteri berkembang dengan baik di
lingkungan panas dan lembab seperti ketiak manusia. Pada dasarnya, keringat
hanya terdiri dari air dan garam, sehingga tidak mempunyai bau yang istimewa.
Bau dari badan kita sebenarnya disebabkan oleh bakteri yang menguraikan
keringat dengan melepaskan asam 3-methyl-2-hexenoic, yang mempunyai bau
yang sangat kuat (7).
Masalah bau

badan dapat dialami oleh setiap orang dan dapat

disebabkan oleh beberapa hal, seperti faktor genetik, kondisi kejiwaan, faktor
makanan, faktor kegemukan dan bahan pakaian yang dipakai. Keringat yang
dikeluarkan seseorang sangat terlibat dalam proses timbulnya bau badan,
dimana kelenjar apokrin yang menghasilkannya telah terinfeksi oleh bakteri
yang berperan dalam proses pembusukan (8). Beberapa bakteri yang diduga
menjadi penyebab bau badan tersebut diantaranya ialah Staphylococcus
epidermidis,

Corynebacterium

acne,

Pseudomonas

aeruginosa

dan

11

Streptococcus pyogenes (9). Penggunaan antibiotik yang tidak benar biasanya


akan membuat bakteri menjadi bersifat resisten dan tetap memperbanyak diri
dalam inangnya. Menurut Bartlett (2007) bakteri S. epidermidis umumnya
telah resisten terhadap antibiotik penisilin dan metisilin, sehingga perlu
diketahui bahan alternatif yang dapat membasmi atau menghambat
pertumbuhan bakteri tersebut (10). Bau badan muncul karena penguraian
lemak sebum pada kulit menjadi asam lemak bebas (9).
C.

ANTIPERSPIRAN (7)
Antiperspiran adalah bahan astringent yang digunakan pada kulit yang
digunakan untuk menekan produksi keringat, baik ekrin maupun apokrin.,
sedangkan Deodoranadalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk menyerap
keringat dan mengurangibau badan yang disebabkan oleh bakteri pengurai.
Food Drug Administration (FDA) menggolongkan dan mengatur deodoran
sebagai kosmetik OTC (Over-The-Counter). Antiperspiran adalah bahan
astringent yang digunakan pada kulit untuk mengurangi keringat. Di Amerika
(FDA), antiperspirant dikategorikan sebagai obat sebab cara kerjanya
mempengaruhi fungsi tubuh yaitu kelenjar keringat. Antiperspiran biasanya
dipakai pada ketiak, sementara deodorant dapat juga digunakan pada kaki dan
daerah lain dalam bentuk semprot tapi seiring dengan perkembangan jaman,
saat ini antiperspiran juga digunakan pada kaki untuk mengurangi keringat
berlebih di daerah kaki.

D.

MEKANISME KERJA ANTIPERSPIRAN (7)


Untuk mengerti bagaimana mekanisme kerja deodoran atau antiperspiran,
kita harus mengerti kenapa kita memerlukan deodoran atau antiperspiran.
Seseorang membeli deodoran atau antiperspiran bertujuan untuk mengurangi
atau menutupi bau badan yang tidak enak. Deodoran bekerja dengan cara
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang ditemukan pada axial
sedangkan antiperspiran bekerja dengan cara membatasi jumlah sekresi
kelenjar keringat yang dikirim ke permukaan kulit melalui pembentukan
halangan atau sumbatan pada saluran keringat. Sebagai akibatnya, mekanisme

12

kerjanya akan mengurangi produksi keringat pada kelenjar keringat.Perbedaan


antara antiperspiran dan deodoran yaitu:
1. Deodoran membiarkan pengeluaran keringat tetapi mencegah bau melalui
cara melawannya dengan bahan antiseptik yang membunuh bakteri
penyebab bau juga menutup bau dengan bahan parfum.
2. Antiperspiran mengandung perfumedan bahan kimia yangmenghambat atau
menyumbat pori-pori untuk menghentikan pengeluaran keringat.

Gambar II.2. Mekanisme Kerja Antiperspiran

E.

MACAM- MACAM SEDIAAN ANTIPERSPIRAN


1. Antiperspiran aerosol spray bersifat cepat kering dan mudah dipakai.
Bentuk cair, dikemas dalam kaleng aluminium memiliki wangi kuat.
Biasanya disebut juga Deodoran Perfume Spray.
2. Antiperspiran bedak kompak. biasanya berwarna putih, dikemas dalam
sachet.
3. Antiperspiran emulsi, merupakan larutan yang mengandung emulgator.
Untuk larutan yang mengandung kadar elektrolit tinggi diperlukan ketelitian
dalam memilih emulgator, agar tidak mudah rusak. Bentuk lotion, biasanya
berwarna putih, dikemas dalam sachet.

13

4. Antiperspiran krim memungkinkan pengaplikasian dengan takaran yang


tepat untuk memberikan perlindungan dari keringat sekaligus melembabkan
kulit.
5. Antiperspiran larutan. Roll- on bentuk cair, biasanya berwarna putih.
Dikemas dalam kemasan botol plastik ataupun kaca. Wanginya kuat. Bola
roll-on sebagai media pengoles. Cara pakai : Oleskan di ketiak.
6. Antiperpiran stik, Bentuk padat transparan berwarna. Wangi kuat, terasa
dingin saat digunakan dikulit. Dikemas dalam botol plastik. Dibuat
menggunakan garam kompleks dengan penambahan laktat ke dalam
aluminium

klorhidrat.

Garam

kompleks

natrium

aluminium

klorhidroksilaktat dapat campur dengan Natrium Stearatatau sabun lain,


karena ionisasi Aluminium dapat ditekan jika pH larutan meningkat menjadi
8-8,5 , menyebabkan sangat mudah campur. Karena memiliki permukaan
oles yang besar, produk stik cocok untuk kasus berkeringat yang sangat
berlebihan.

F.

KOMPONEN SEDIAAN ANTIPERSPIRAN (11).


Formulasi sediaan antiperspiran terdiri dari komponen sebagai berikut :
1. Zat Aktif, biasanya merupakan Alumunium Klorhidroksida atau garamgaram serupa.
2. Sistem cair untuk melarutkan zat aktif atau untuk mensuspensikan zat aktif
atau bagian dari emulsi air dalam minyak.
3. Zat tambahan, seperti talk.
4. Parfum.
5. Bahan pensuspensi.

G.

BAHAN-BAHAN ANTIPERSPIRAN (7)


Bahan kosmetik yang sering digunakan sebagai antiperspiran yaitu :
1. Parfum

14

Campuran dari minyak esensial dan komponen aroma, fiksatif dan pelarut
digunakan untuk memberikan wangi yang menyenangkan pada tubuh
manusia.
2. Triclosan
Bahan antifungi dan antibakteri spektrum luas yang poten. Antibakteri ini
menghambat pertumbuhan bakteri gram (+) pada ketiak, yang menyebabkan
bau tak sedap. Triklosan digunakan pada sabun (0.1% - 1%), deodorant,
shaving creams, mouthwashes, dan peralatan kebersihan. Triklosan
menunjukan efektifitas dalam mengurangi dan mengontrol bakteri. Pada
konsentrasi yang lebih tinggi, Triklosan bekerja sebagai biosida sedangkan
pada kadar yang lebih rendah bersifat bakteriostatik.Mekanisme kerja
triklosan dalam membunuh bakteri terutama dengan cara menghambat
sintesis fatty acid. Beberapa spesies bakteri dapat membangun resistensi
dalam tingkat rendah terhadap triklosan, yaitu Escherichia coli and
Staphylococcus aureus. Sedangkan bakteri yang mempunyai resistensi
bawaan terhadap triklosan yaitu Pseudomonas aeruginosa.

Beberapa bahan antiperspiran yang biasa digunakan dalam sediaan kosmetik


diantaranya yaitu :
1. Aluminium Chlorohydrate
Alumunium Chlorohydrate dalah kelompok garam yang mempunyai rumus
umum AlnCl(3n-m)(OH)m,

biasa digunakan

dalam deodoran

dan

antiperspiran serta flokulan pada pemurnian air. Aluminium chlorohydrate


digunakan dalam antiperspirant dan pada treatment hyperhidrosis yaitu
kondisi yang ditandai oleh meningkatnya keringat,secara tidak normal lebih
dari yang diperlukan untuk pengaturan suhu tubuh.
2. Aluminium Sulphate (Tawas)
Tawas adalah semacam batu putih agak bening yang bisa digunakan untuk
membeningkan air. Selain manfaatnya untuk menjernihkan air, ternyata
tawas juga dapat digunakan untuk menghilangkan bau badan khususnya
didaerah ketiak. Tawas merupakan salah satu bahan aktif dari antiperspirant,

15

walaupun demikian, awal tahun 2005 US Food and Drug Administration


tidak lagi mengakuinya sebagai pengurang keringat.
3. Potasium Aluminium Sulphate (Potasium Alum)
Potassium aluminum sulfate adalah bahan kimia yang sesuai dengan rumus
kimia KAl(SO4)2. 12H2O, juga dikenal sebagai Aluminum potassium
sulfate. Potasium alum adalah astringent dan antiseptic, oleh karena itu
Potasium alum dapat digunakan sebagai deodoran dengan cara menghambat
pertumbuhan bakteri penyebab bau badan sekaligus mengurangi keluarnya
keringat.
4. Aluminium Zirconium Tetrachlorohydrex Glycine
Anhydrous aluminium zirconium tetrachlorohydrex

glycine

atau

sinonimnya Aluminum zirconium chloride hydroxide; Aluminum zirconium


tetrachlorohydrate; Aluminum zirconium chlorhydrate; mempunyai dua
fungsi utama sebagai antiperspiran yaitu :
a. Ion aluminium dan zirconium membentuk gel yang menyumbat pori-pori
pada kulit, sumbatan yang mencegah keluarnya keringat dari pori-pori.
Kemampuan menyumbat ini biasa terjadi pada antiperspirant berbasis
aluminium.
b. Anhydrous aluminium

zirconium

tetrachlorohydrex

gly

bersifat

higroskopik sehingga menyerap keringat yang dihasilkan pori-pori yang


tidak tersumbat pada tempat pertama.
Kedua fungsi inilah yang dapat mengurangi keringat sehingga aluminium
zirconium tetrachlorohyderx gly dikatakan dapat mengurangi bau badan.
Dalam Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK.00.05.42.1018 Tahun
2008, penggunaan Aluminium zirconium tetrachlorohyderx gly dalam
kosmetik dibatasi 20% sebagai anhydrous alumnium zirconium chloride
hydroxide atau 5.4% sebagai zirconium serta mencantumkan peringatan
Jangan digunakan pada kulit yang teriritasi/luka.

H.

METODE PEMBUATAN ANTIPERSPIRAN (11).


Produk kosmetika dalam bentuk gel dapat berkisar mulai dari lotion yang
kental seperti misalnya roll-ballantiperspirant sampai ke gel thiksotropik yang

16

sangat kental dan tidak bisa mengalir, yang dapat digunakan sebagai kosmetika
hairdressing dan hair setting.
1. Lotion kental lebih mudah dibuatnya, yaitu dengan menambahkan sedikit
demi sedikit gellant padat ke dalam fase cair yang diaduk terus menerus
dengan cepat memakai propeller yang digerakkan turbin.
2. Gel kental yang tidak bisa mengalir cara pembuatannya lebih sulit, karena
pada produk akhirnya udara tidak bisa melarikan diri dari dalamnya seperti
pada lotion kental. Gel kental harus dibuat dalam ruang tanpa udara atau
perlu diadakan proses pembuangan udara yang rumit. Pemakaian
carboxyvinyl polymers (misalnya karbopol) mempermudah pengeluaran
udara dari dalam gel.
3. Deodoran stik. Agak berbeda cara pembuatannya daripada lipstik karena
merupakan gel sabun dan pembuatannya mirip dengan pembuatan emulsi,
suatu fase minyak (fatty acid) diadukkan ke dalam suatu fase larutan dalam
air pada suhu sekitar 70oC. Gel panas yang terbentuk diisikan ke dalam
cetakan pada suhu sekitar 60-65oC dan dibiarkan memadat.
I.

EVALUASI EFEKTIVITAS SEDIAAN ANTIPERSPIRAN (12)


Evaluasi efektivitas antiperspirant dapat dilakukan dengan menggunakan dua
metode yaitu :
1. Metode Noda (Semi Kuantitatif Terbaik)
Berbagai metode noda telah dilakukan untuk mendeteksi dan mengukur
jumlah keringat yang keluar di permukaan kulit. Pada pemeriksaan klinik
dilakukan metode berdasarkan reaksi Iodum Pati. Di samping itu metode
yang sangat sederhana dan cepat berdasarkan reaksi biru Bromfenol yang
disuspensikan ke dalam minyak silikon, akan memberikan noda kebiruan
pada permulaan keluarnya keringat, yang dapat diamati pada tiap
terbukanya pembuluh keringat melalui lapisan transparan larutan indikator.
Dengan mengkombinasikan kedua metode tersebut di atas diperoleh catatan
permanen noda hitam biru pada kertas toilet yang telah mengabsorpsi
keringat. Kemudian dapat diulang dengan meletakkan pada ketiak bola
pingpong yang disalut dengan campuran serbuk Biru Bromfenol yang
dibalut dengan kain kassa. Salutan berubah menjadi biru dengan sedikit

17

keringat, kepekatan warna yang dihasilkan menunjukkan kecepatan sekresi


ketiak.
2. Metode Pencatatan Kontinyu dan Gravitasi
a. Metode gravitasi
Metode ini lebih baik untuk mengevaluasi efektivitas antiperspirant.
Dalam metode ini bahan absorben yang telah mengabsorbsi keringat
ditimbang, sebagai bahan absorben digunakan kain kassa yang telah
ditarra.
b. Metode pencatatan kontinyu
Metode ini paling teliti karena menggunakan higrometer elektronik.
Prinsip yang digunakan adalah sama, yakni dengan membuang terus
menerus uap lembab yang dihasilkan oleh bagian kulit yang tertutup
dengan menggunakan aliran udara kering.Tiap metode mempunyai
perbedaan dalam menggunakan tipe detektor uap lembab. Beberapa
metode menggunakan Higrometer resistan dan kapasitan, lainnya ada
yang menggunakan analisa gas infra merah, dan analisa air elektrolit.
Detektor analisa air elektrolit terdiri dari ukuran aliran dan gulungan
salisan fosforpentoksida. Sewaktu gas kering dialirkan melalui gulungan
air yang dibebaskan diabsorbsi oleh fosforpentoksida. Arus yang melalui
gulungan diukur terus menerus dan harus sesuai dengan jumlah air yang
J.

diabsorbsi oleh gulungan.


DAUN SIRIH
1. Klasifikasi Ilmiah Daun Sirih (13)
Klasifikasi ilmiah atau taksonomi dari daun sirih adalah sebagai berikut :

Gambar II.3. Daun Sirih

a. Kingdom : Plantae

18

b. Division : Magnoliophyta
c. Class
: Magnoliopsida
d. Ordo
: Piperales
e. Family : Piperaceae
f. Genus
: Piper
g. Species : P. Betle
2. Gambaran Umum Daun Sirih
Sirih merupakan tanaman menjalar dan merambat pada batang pokok
di sekelilingnya dengan daunnya yang memiliki bentuk pipih seperti gambar
hati, tangkainya agak panjang, tepi daun rata, ujung daun meruncing,
pangkal daun berlekuk, tulang daun menyirip, dan daging daun yang tipis.
Permukaan daunnya berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya
berwarna hijau tembelek atau hijau agak kecoklatan dan permukaan kulitnya
kasar serta berkerut-kerut. Sirih hidup subur dengan ditanam di atas tanah
gembur yang tidak terlalu lembab dan memerlukan cuaca tropika dengan air
yang mencukupi. Sirih merupakan tumbuhan obat yang sangat besar
manfaatnya. Dalam farmakologi Cina, sirih dikenal sebagai tanaman yang
memiliki sifathangat dan pedas.Di India, daun sirih memegang peranan
penting dalam kebudayaan pada masyarakat Hindu. Semua upacara
tradisional menggunakan daun sirih sebagai komponen dalam upacara
tersebut. Daun sirih juga sering digunakan dalamupacara. Adatperkawinan
di pulau Jawa. Dalam beberapa cara adat lain, daun sirih sering dihidangkan
untuk menyambut para tamu. Daun sirih juga dikunyah oleh sebagian
masyarakat, bahkan masyarakat Vietnam mengatakan bahwa daun sirih
mengawali percakapan yang mengacu pada kegiatan mengunyah daun sirih.
3. Kandungan Farmakologi Daun Sirih
Daun sirih memiliki aroma yang khas yaitu rasa pedas, sengak, dan
tajam.Rasa dan aroma yang khas tersebut disebabkan oleh kavikol dan
bethelphenolyang terkandung dalam minyak atsiri. Di samping itu, faktor
lain yang menentukan aroma dan rasa daun sirih adalah jenis sirih itu
sendiri, umur sirih, jumlah sinar matahari yang sampai ke bagian daun,
dankondisi dedaunan bagian atas tumbuhan.Daun sirih mengandung minyak
atsiri di manakomponen utamanya terdiri atas fenol dan senyawa

19

turunannya

seperti

kavikol,

kavibetol,

karvakrol,

eugenol,dan

allilpyrocatechol. Selain minyak atsiri, daun sirih juga mengandung karoten,


tiamin, riboflavin, asam nikot inat, vitamin C, tannin, gula, pati, dan asam
amino. Daun sirih yang sudah dikenal sejak tahun 600 SM ini mengandung
zat antiseptik yang dapat membunuh bakteri sehingga banyak digunakan
sebagai antibakteri dan anti jamur. Hal ini disebabkan oleh turunan fenol
yaitu kavikol dalam sifat antiseptiknya lima kali lebih efektif dibandingkan
fenol biasa. Selain hasil metabolisme gula, glukan juga merupakan salah
satu komponen dari jamur. Dengan sifat antiseptiknya, sirih sering
digunakan untuk menyembuhkan kaki yang luka dan mengobati pendarahan
hidungataumimisan. Pada pengobatan tradisional India, daun sirih dikenal
sebagai zat aromatik yang menghangatkan,bersifat antiseptik, dan bahkan
meningkatkan gairah seksual. Kandungan tannin pada daun sirih dipercaya
memiliki khasiat mengurangi sekresi cairan pada vagina, melindungi fungsi
hati, dan mencegah diare. Sirih juga mengandung arekolin di seluruh bagian
tanaman yang bermanfaat untuk merangsang saraf pusat dan daya pikir,
meningkatkan gerakan peristaltik, dan meredakan dengkuran. Kandungan
eugenol pada daun sirih mampu membunuh jamurCandida albicans,
mencegah ejakulasi dini, dan bersifat analgesik. Daun sirih juga sering
digunakan oleh masyarakat untuk menghilangkan bau mulut, mengobati
luka, menghentikan gusi berdarah, sariawan, dan menghilangkan bau badan.
Daun sirih memiliki efek antibakteri terhadap Streptococcus mutans,
Streptococcus sanguis, Streptococcus viridans, Actinomyces viscosus, dan
Staphylococcus aureus.

20

K.

DAUN BELUNTAS
1. Klasifikasi Ilmiah Daun Beluntas (13)
Klasifikasifikasi ilmiah dari tumbuhan Beluntas (Pluchea indica (L.) Less) :

Gambar II. 4. Daun Beluntas

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Kingdom
Super divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
Ordo
Family
Genus
Species

: Plantae (tumbuhan)
: Spermatophyta (menghasilkan biji)
: Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
: Asteridae
: Astelares
: Asteraceae
: Pluchea
: Pluchea indica (L.) Less

2. Gambaran Umum Daun Beluntas


Tumbuhan Beluntas merupakan tumbuhan liar yang dapat hidup di
sembarang tempat kecuali tempat berair, yang tidak banyak orang kenal dan
tahu apa kegunaannya. Tumbuhan beluntas biasa dijadikan sebagai
pembatas pagar pekarangan, sebagai pembatas petakan sawah-sawah,
bahkan tidak terurus dan hanya sebagai semak belukar yang dapat
ditemukan di tempat-tempat lapang dan tanah kosong, padahal tumbuhan
beluntas jika dimanfaatkan dengan baik akan banyak memberi keuntungan,
karena tumbuhan beluntas merupakan salah satu tumbuhan yang
mempunyai begitu banyak khasiat khususnya dalam bidang kesehatan,

21

dengan merubah sajian dari tumbuhan beluntas menjadi lebih variatif dan
menarik merupakan suatu cara yang cukup baik untuk memaksimalkan
pemanfaatan tumbuhan beluntas.
3. Kandungan Farmakologi Daun Beluntas (14)
Daun beluntas mengandung beberapa senyawa yang pada dasarnya
tidak memiliki peran khusus dalam menghilangkan bau badan, seperti
senyawa polivenol, flavonoida, dan minyak atsiri yang merupakan senyawa
antioksidan yang baik bagi tubuh untuk menangkal radikal bebas. Tidak
dijelaskan secara rinci bahwa senyawa apa yang bisa menghilangkan
ataumengurangi bau badan tersebut, padahal berdasarkan berbagai sumber
ilmiah menyatakan bahwa daun beluntas memiliki khasiat salah satunya
sebagai penghilang bau keringat atau bau badan.
Jika dipahami satu persatu, antioksidan didefinisikan sebagai senyawa
yang dapat menunda, memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid.
Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau
mencegah terjadinya reaksi antioksidasi radikal bebas dalam oksidasi
lipid.Sedangkan radikal bebas itu sendiri adalah bahan kimia yang secara
alamiah terdapat pada tanaman, binatang, dan manusia. Yang berfungsi
mencegah terjadinya kerusakan yang diakibatkan oleh virus, bakteri, serta
bahan-bahan lain (asing) yang menyerang sel tubuh, namun jika terjadi
produksi yang berlebihan akan menyerang sel tubuh sendiri dengan cara
yang sama seperti menyerang bakteri dan benda asing (Sitibaitul, 2010).
Dapat disimpulkan bahwa adanya kandungan antioksidan dalam suatu
bahan makanan atau minuman sangat menguntungkan karena dapat
menangkal radikal bebas sehingga tidak terjadi produksi yang berlebihan
yang akan membahayakan tubuh.
Radikal bebas memiliki efek yang berbahaya bagi kesehatan yang
berujung pada timbulnya suatu penyakit, hal ini disebabkan karena radikal
bebas adalah spesi kimia yang memiliki pasangan elektron bebas di kulit
terluar sehingga sangat reaktif dan mampu bereaksi dengan protein, lipid,
karbohidrat, atau DNA. Reaksi antara radikal bebas dan molekul itu
berujung pada timbulnya suatu penyakit, dan efek oksidatif radikal bebas

22

dapat menyebabkan peradangan dan penuaan dini. Lipid yang seharusnya


menjaga kulit agar tetap segar berubah menjadi lipid peroksida karena
bereaksi dengan radikal bebas sehingga mempercepat penuaan. Dengan
adanya zat antioksidan dalam suatu makanan atau minuman dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan-kerusakan oleh radikal
bebas yang dapat membahayakan tubuh.
Secara umum mekanisme kerja antioksidan dalam tubuh adalah
dengan menghambat terjadinya proses oksidasi lemak. Proses oksidasi
lemak diakibatkan adanya kinerja dari radikal bebas yang pada prinsip
kerjanya dapat merusak molekul makro pembentuk sel, yaitu protein,
karbohidrat (polisakarida), lemak, dan deoxyribo nucleic acid (DNA),
sehingga mengakibatkan sel menjadi rusak, mati, dan bermutasi.
Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik.
Hal ini disebabkan karena adanya proses otooksidasi radikal lemak tidak
jenuh dalam minyak. Otooksidasi dimulai dengan faktor-faktor yang dapat
mempercepat reaksi seperti cahaya, panas, peroksida lemak, atau
hidroperoksida, logam-logam berat, dan enzim-enzim lipoksidase. Pada
industri makanan ketengikan tersebut dapat membahayakan karena akan
berpengaruh pada nilai gizi dari makanan tersebut. Begitu pula didalam
tubuh kita, proses oksidasi lemak dapat membahayakan kesehatan, dan bau
tengik yang dihasilkan dari proses oksidasi lemak dapat dinetralisir oleh zat
antioksidan dalam tubuh dari makanan dan minuman yang kita konsumsi.
Dari penjabaran diatas dapat dikatakan bahwa antioksidan selain
berfungsi sebagai penangkal radikal bebas, juga berperan dalam mengurangi
bau yang diakibatkan oleh adanya proses oksidasi lemak oleh radikal bebas.
Sehingga daun beluntas yang mengandung begitu banyak senyawa
antioksidan dapat menghilangkan atau mengurangi bau badan / keringat
yang diekskresikan oleh tubuh melalui kulit, dimana keringat itu sendiri
merupakan hasil pembakaran dari lemak/oksidasi dalam tubuh yang
diakibatkan oleh tidak seimbangnya suhu dalam tubuh (adanya panas),
selain itu juga mengeluarkan zat-zat sisa seperti urea dan zat yang sudah
tidak dibutuhkan lagi dalam tubuh, jika zat-zat tersebut tidak dikeluarkan

23

maka akan menyebabkan keracunan dalam tubuh sehingga ekskresi keringat


perlu dilakukan.
L.

MONOGRAFI BAHAN BAKU


1. Propanediol (15,16,18)
Rumus Molekul

: HOCH2CH2CH2OH

Nama CTFA

:1,3-Propanediol

No. CAS

: 504-63-2

Berat Jenis

: 1.055 g/mL pada suhu 20C

Indeks Bias

: n25/D 1.4386

Berat Molekul

: 76, 1

Pemerian

: cairan jernih, tidak berwarna, praktis tidak berbau

Kelarutan

: praktis larut dalam air, dengan aseton dan

BJ

: 1,038 g/cm3

OTT

: zat pengoksidasi seperti Pottasium Permanganat

Batas Pemakaian

: Maksimal sampai dengan 75% masih aman dan tidak


menimbulkam reaksi iritasi dan sensitisasi pada kulit.
Karena 100% murni hasil fermentasi natural dari gula
jagung.

Stabilitas

: Higroskopis dan harus disimpan dalam wadah


tertutup rapat, lindungi dari cahaya, ditempat dingin
dan kering. Pada suhu yang tinggi akan teroksidasi
menjadi propional dehid asam laktat, asam piruvat dan
asam asetat. Stabil jika dicampur dengan etanol,
gliserin,atau air.

Kegunaan

: antimikroba, desinfektan, pelembab, pelarut, anti


iritasi dan sensitisasi pada kulit

Penyimpanan

: disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari


cahaya ,sejuk dan kering. Hindarkan dari suhu >129C

2. Poly Ethylene Glycol 400 Monolaurate (12,13)


Rumus molekul

: H(O-CH2-CH2)nOH.

Nama CTFA

: PEG-8 Laurate

24

No. CAS

: 9004-81-3

Berat Jenis

: 1.00 g/mL pada suhu 20C

Indeks Bias

: n20/D 1.346

Berat molekul

: 380 - 420.

Pemerian

: Cairan kuning muda jernih kental; bau khas lemah

Kelarutan

: Larut dalam air, dalam etanol, dalam hidrokarbon


aromatik, praktis tidak larut dalam eter.

Titik beku

: 40 C sampai 80 C

Khasiat

:Pada

formulasi

kosmetik

sebagai

(dispersant,

emulsifier, emollient).
Batas Pemakaian

: Sampai 30% v/v

OTT

: Tidak bercampur dengan beberapa zat pewarna

Stabilitas

: Dapat disterilkan dengan autoklaf, filtrasi dan


Penyinaran sinar gamma

Penyimpanan

: Wadah tertutup rapat dan kondisi yang kering, sejuk


dan jauhkan dari kondis lembab dan panas.

3. Aquadest (12)
Rumus molekul

: H2O

Nama CTFA

: Water, Aqua

No. CAS

: 7732-18-5

Berat Jenis

: 1.00 g/mL pada suhu 20C

Indeks Bias

: n20/D 1.3325

Berat Molekul

: 18.02

Pemerian

: Cairan jernih

Warna

: Tidak berwarna

Bau

: Tidak Berbau

Rasa

: Tidak Berasa

Kelarutan

: Melarutkan semua zat yang sifatnya polar

Kegunaan

: Sebagai larutan pembawa dalam formula.

Stabilitas

: Stabil dalam semua keadaan fisika (es,cair,dan uap)

25

Inkompatibilitas

:-

4. Sodium Stearate (12,13)


Rumus molekul

: C18H35NaO2

Nama CTFA

: Sodium Stearate

No. CAS

: 822-16-2

Berat Jenis

: 1.02 g/mL pada suhu 20C

Berat molekul

: 306.47.

Pemerian

: Padatan serbuk berwarna putih

Kelarutan

: Larut dalam air panas: air, metanol dan etanol.


`Larut atau sedikit larut dalam: ester, keton, minyak
terpentin, benzena, toluena, xilena, minyak nabati,
karbon tetraklorida, minyak mineral, lilin, dan asam
oleat.

Titik leleh

: 245C - 255 C

Khasiat

: Pada formulasi kosmetik sebagai basis kosmetik


berbentuk padatan stik dan gel kaku berupa stik.

Batas Pemakaian

: 3 -15%

Stabilitas

: Jangan disimpan pada kondisi panas yang melebihi


200F (93.33C).

Penyimpanan

: Simpan pada wadah kering dan tertutup rapat.


Jauhkan dari bahan mudah terbakar, panas yang
ekstrim dan dari bahan oksidator kuat.

BAB III
PEMBAHASAN

26

Berbagai macam aktivitas baik ringan maupun berat akan memicu


sekresi keringat dalam badan. Sekresi keringat merupakan metabolisme
yang normal dan alamiah, karena untuk menjaga keseimbangan pada tubuh
kita agar tetap sehat. Keringat dihasilkan oleh kelenjar

keringat yang

bernama kelenjar ekrin dan apokrin. Kelenjar ekrin terdapat di hampir


seluruh permukaan kulit. Kelenjar ekrin sudah ada sejak kecil di mana
keringat yang

dihasilkannya tidak hanya berfungsi sebagai alat pengeluaran

sisa metabolisme tubuh namun juga berguna untuk mengatur suhu tubuh.
Kelenjar apokrin terletak

di

daerah ketiak, payudara, daerah anus dan

kemaluan. Kelenjar apokrin akan berfungsi aktif setelah remaja dan


keringat yang dihasilkan dipengaruhi oleh rangsangan emosi. Keringat
apokrin mengandung banyak lemak dan protein, yang apabila diuraikan oleh
bakteri akan menimbulkan dan melepaskan bau yang tidak enak. Bau inilah
yang kemudian dikenal sebagai bau badan atau juga dikenal sebagai
bromhidrosis. Kondisi hangat dan lembap di ketiak merupakan lingkungan
yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak. Kondisi ini juga memerangkap
keringat hasil kelenjar apokrin yang lebih rentan melepaskan bau tak sedap.
Lebih jauh lagi, keringat di lokasi ini menyebabkan bercak-bercak keringat
pada pakaian.
Bau badan pada pria mulai terjadi pada masa pubertas. Demikian juga
dengan bau badan wanita. Pria lebih cenderung mengalami bau badan karena
pria berkeringat lebih banyak dari kelenjar apokrin daripada wanita meskipun
sebenarnya wanita memiliki lebih banyak kelenjar keringat secara keseluruhan.
Bau badan yang timbul tergantung pada banyaknya keringat yang di sekresikan
oleh tubuh. Selain itu juga ada faktor lain yang menyebabkan sekresi keringat,
tergantung dari emosi dan asupan makanan. Minuman dan makanan panas atau
pedas dapat meningkatkan suhu dalam tubuh dan juga memicu produksi
keringat selama atau sesudah makan. Hal ini sebagai mekanisme pendinginan
pada tubuh kita. Dengan mengkonsumsi makanan yang pedas, minuman yang
panas, dan atau kombinasi dari keduanya sebelum tidur bisa menyebabkan
keringat malam. Selain itu bila kita suka minum kopi, kafein yang terkandung
pada kopi dapat menstimulasi kelenjar-kelenjar keringat, sedangkan pada

27

seseorang yang suka minum minuman beralkohol dapat berakibat memperlebar


pembuluh darah pada kulit sehingga membuat tubuh berkeringat lebih banyak.
Jenis-jenis makanan penyebab bau badan pada umumnya terkandung dalam
masakan yang berbumbu. Bawang bombai, bawang putih, makanan berbumbu,
dan produk-produk turunan susu bisa menjadi penyebab bau ketiak. Bakteri
alami yang hidup di kulit memakan keringat kita dan melepaskan bau tak
sedap, terutama di daerah ketiak. Menghindari makanan berbau tajam bisa
menjadi cara menghilangkan bau ketiak secara alami. Bau ketiak dan bau badan
tak sedap tidak merugikan kesehatan tubuh, akan tetapi kita semua tahu bahwa
hal ini kadang-kadang memalukan bila kita sedang berada di keramaian atau
berdekatan dengan orang lain.
Dengan melakukan beberapa perubahan dalam kebiasaan sehari-hari bisa
memperbaiki bau badan dan mengatasi bau keringat. Dengan mandi paling
tidak dua kali sehari dan menggunakan produk sejenis deodoran atau
antiperspiran untuk menjaga tubuh agar tetap kering dan segar.
Deodoran mengandung antiseptik yang menekan pertumbuhan bakteri,
sedangkan antiperspirant mengandung bahan yang dapat mengurangi keringat
yang keluar. Saat ini tersedia banyak pilihan produk yang sekaligus
mengandung deodorant dan antiperspirant. Selain itu terdapat pula berbagai
macam pilihan dari segi aroma wangi dari masing-masing deodoran dan
antiperspiran yang mampu menjadikan kita untuk lebih semakin percaya diri.
Hal-hal apa saja yang perlu kita perhatikan adalah memilih produk yang cocok
dan aman bagi kulit tubuh kita. Berikut ini karakteristik dari

sediaan

antiperspiran yang baik dan memenuhi persyaratan antara lain sebagai berikut :
a. Dapat menghilangkan bau badan walaupun sifatnya sementara.
b. Tidak merangsang kulit atau tidak iritasi pada kulit.
c. Dapat mengurangi keringat tubuh.
d. Tidak beracun dan aman bagi kulit tubuh.
Tidak ada riset ilmiah yang menyebutkan bahwa bahan-bahan yang
terkandung di dalam antiperspiran dan deodoran merugikan kesehatan pada
tubuh kita. Antiperspiran dan deodoran efektif digunakan karena telah diuji
secara teliti dan aman untuk pemakaian secara reguler. Sejumlah artikel di surat
kabar atau di internet banyak memperingatkan kemungkinan adanya kaitan

28

antara kanker payudara dengan antiperspiran dan deodoran. Meskipun


demikian, para ahli pakar kanker, organisasi-organisasi terkait, dan otoritas
kesehatan dunia menyatakan tidak ada bukti yang kredibel untuk mendukung
pernyataan ini. Sebagian orang bisa jadi sensitif terhadap antiperspiran atau
deodoran, terutama pada daerah ketiak. Reaksi mungkin muncul berupa iritasi
atau biang keringat. Sensitivitas terhadap antiperspiran atau deodoran pada
umumnya disebabkan oleh bahan pewangi atau parfum yang ditambahkan ke
dalam produk untuk menyembunyikan bau badan, atau sebagai reaksi terhadap
bahan-bahan lain semisal alkohol atau garam aluminium. Kalau kulit tubuh
sensitif terhadap parfum atau bahan pewangi, atau memiliki riwayat penyakit
eksim, sebaiknya mencoba produk antiperspiran atau deodora yang bagus dan
bebas pewangi (fragrance-free). Setelah beralih ke antiperspiran atau deodoran
tanpa pewangi, kita mungkin akan melihat gejala alergi mereda.
Sebagai alternatif, kita bisa melakukan sebagai berikut :
1. Menggunakan

losion

emollient

atau

pelembap

bersamaan

dengan

antiperspiran atau deodoran untuk meredam iritasi dan peradangan kulit.


2. Konsultasikan dengan dokter atau paramedis untuk mendapakan saran-saran
kalau khawatir tentang reaksi apa pun yang dialami ketika memakai
antiperspiran atau deodoran.
Bagi para penderita alergi atau kondisi kulit tertentu, seperti eksim atau kulit sensitif,
bias memakai produk-produk tanpa kandungan bahan aluminium bagi pria dan
wanita. Antiperspirant dan deodoran hadir di pasaran dalam empat bentuk utama :
deodorant spray, stik, roll-on, dan krim. Spray bersifat cepat kering dan mudah
dipakai. Jenis stik merupakan produk antiperspiran padat. Karena memiliki
permukaan oles yang besar, produk stik cocok untuk kasus berkeringat yang sangat
berlebihan. Sedangkan pemakaian roll-on lebih praktis dan sama-sama dioleskan. Krim

memungkinkan pengaplikasian dengan takaran yang tepat untuk memberikan


perlindungan dari keringat sekaligus melembapkan kulit.

29

Guna melawan bau badan, beberapa deodoran antiperspiran

juga

mengandung bahan-bahan antimikroba yang bekerja membunuh bakteri-bakteri


penyebab bau badan. Memperlambat proses reproduksi bakteri-bakteri tersebut
berarti menetralkan bau tak sedap sehingga kamu tetap segar lebih lama. Sejumlah
antiperspiran yang bagus juga mengandung kondisioner tambahan yang membuat
kulit ketiakmu terasa lembut. Antiperspiran membantu mengurangi produksi
keringat. Garam aluminium bahan aktif di dalam antiperspiran larut dalam
kelembapan pada permukaan kulit. Larutan ini membentuk gel yang secara
sementara menyelimuti kelenjar keringat dan mengurangi jumlah keringat yang
dilepaskan. Jika terdapat kandungan alkohol di dalam antiperspirant, alkohol
membantu bahan aktif tersebut mengering lebih cepat dan menciptakan sensasi yang
menyenangkan dan menyegarkan pada kulit.

Formula Antiperspiran Stik

30

Berikut ini adalah rancangan formula yang dibuat dan dibandingkan dengan
tiga fromulasi yang diperoleh dari jurnal dan buku bacaan terkait formulasi
pembuatan antiperspiran stik.

BREAKDOWN FORMULA ANTIPERSPIRANT STICK

No.

INCI Name

%
FORMU
LA I

%
FORMU
LA II

%
FORMU
LA III

%
FORMUL
A IV
(researc
h)

Function of Raw Material

Water

42.4

27

Propylene Glycol

50

Sorbitol

Sodium Stearate

10

6.5

Cetyl Alcohol

0.5

0.5

Emusifier

Gllycol Stearate

7.5

Emusifier

Alcohol

33

36

Propanediol (Zemea)

60

Solvent, anitbacterial Agent,


anti Irritation& sensitization
agent in skin

PEG 400 Monolaurate

Emulsifier, Dispersant Agent

40

40

Cosmetic Astringent

10

Sodium aluminum
chlorhydroxy lactate
(CHLORACEL 40%)

11

8.5

0.1

12

Triclosan

13

Aluminium-Zirconium
Tetra Chlorohydrex
Glycine

14

Ekstrak Daun Sirih

15

Ekstrak Daun
Beluntas

15

Fragrance

0.5

0.5

100.000

Surfactant - Emulsifying Agent

Cosmetic
Astringent,
Antiperspir
ant agent
Antibacteria
Agent
Cosmetic
Astringent

4.0

100.000

Solvent, Skin Conditioning


Agent-Humectant
Skin Conditioning AgentHumectant

Solvent

Aluminium Chlorohydrate

TOTAL

Solvent

100.000

100.000

Cosmetic Astringent,
Antibacteria agent
Cosmetic
Antibacteria
Astringent,
Odor
eliminator
Perfume

31

Metode langkah kerja pembuatan formulasi sediaan antiperspirant stik sebagai


berikut :
1.
2.

Disiapkan alat dan ditimbang bahan yang akan digunakan.


Dimasukkan bahan Propanediol, Air, dan PEG 400 Monolaurate yang

telah ditimbang kedalam gelas beaker, kemudian dipanaskan diatas hot plate
sampai dengan suhu 95C dan diaduk sampai dengan larut sempurna dan
jernih.
3.
Dimasukkan bahan Sodium Stearate dan diaduk sampai dengan terlarut
sempurna.
4.
Diturunkan suhu menjadi 80C, kemudian ditambahkan Ekstrak Daun
Sirih dan Ekstrak Daun Beluntas diaduk sampai dengan homogen.
5.

Setelah homogen, dituangkan pada kemasan cetak yang sudah

disediakan pada kondisi suhu hingga suhu 70 -75C.


7.
Dimasukkan kedalam wadah kemasan dan diberi label/etiket.
Karakteristik Produk Jadi Formulasi Antiperspirant Stik sebagai berikut :

SPESIFIKASI MIKROBIOLOGI & HEAVY METAL PRODUK JADI


ANTIPERSPIRANT STIK
I. CEMARAN MIKROBA

PARAMETER

METODE

SPESIFIKASI

REFERENSI

Angka Lempeng Total (ALT)


Koloni/g

APG/IK/QC/075

< 103

Internal

Angka Kapang dan Khamir (AKK)


Koloni/g

APG/IK/QC/074

< 103

Internal

P. aeruginosa per 0.1 g sampel


(contoh uji)

APG/IK/QC/079

Negatif

Peraturan Ka BPOMRI No.


HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011

S. aureusper 0.1 g sampel (contoh


uji)

APG/IK/QC/076

Negatif

Peraturan Ka BPOMRI No.


HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011

C. albicans per 0.1 g sampel


(contoh uji)

APG/IK/QC/073

Negatif

Peraturan Ka BPOMRI No.


HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011

Peraturan Ka BPOMRI No.


HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011

II. CEMARAN LOGAM BERAT

Merkuri (Hg)

External
Laboratory

< 1 mg/kg or mg /L
(1 ppm)

Timbal (Pb)

External

< 20 mg/kg or 20 mg/L

Peraturan Ka BPOMRI No.

32

Arsen (As)

Laboratory

(20 ppm)

HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011

External
Laboratory

< 5 mg/kg or 20 mg/L


(5 ppm)

Peraturan Ka BPOMRI No.


HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011

SPESIFIKASI PRODUK JADI ANTIPERSPIRANT STIK


I. SPESIFIKASI PRODUK
PARAMETER
METODE

SPESIFIKASI

REFERENSI

Bentuk

APG/IK/IC/006

Padatan Stik

Internal

Warna

APG/IK/IC/006

Hijau Muda Bening - Hijau Muda


Sedikit Keruh

Internal

Bau

APG/IK/IC/007

Khas frag. Madam Vic

Internal

pH 1% di Air

APG/IK/IC/008

4,5 - 6.5

Internal

II. SPESIFIKASI KEMASAN


:
Kemasan
Primer :
Kemasan
Sekunder :
Kemasan Tertier :

- Botol Plastik Putih Susu HDPE, Tuup berwarna Hijau PP


-

Proses pembuatan pada formula yang dipilih dengan mengunakan


ekstrak daun sirih dan ekstrak daun beluntas beserta ke tiga formula lainnya
adalah dengan cara proses emulsi.Yang dimana pembuatanya mirip dengan
pembuatan emulsi, yaitu suatu fase minyak (fatty acid) diadukkan dalam
suatu fase larutan dalam air pada suhu sekitar 950C. Gel stik panas yang
terbentuk diisikan ke dalam cetakan pada suhu sekitar 70-750C dan dibiarkan
memadat. Emulsi sendiri adalah campuran dari dua cairan yang biasanya
tidak bergabung, seperti minyak dan air. Ketika diaduk atau dikocok dengan
kuat, dua cairan akan membentuk emulsi sementara. Dalam waktu yang

33

relatif singkat, namun, keduanya akan terpisah menjadi lapisan yang berbeda.
Emulsi permanen dapat dibuat dengan menambahkan zat ketiga, disebut
emulsifier atau agen pengemulsi, ke campuran formula terkait. Bahan baku
yang berfungsi sebagai emuslsifier dari beberapa formula diatas adalah
sebagai berikut : Sodium Stearate,Cetyl Alcohol, Glycol Stearate, PEG-400
Monolaurate
Pada umumnya proses pembuatan emulsi mencakup tiga hal,
diantaranya:
1. Emulsifikasi awal
Emulsifikasi awal biasanya dijalankan pada suhu yang lebih tinggi untuk
menjamin bahwa kedua fase serta hasil emulsi cukup mobil geraknya
sewaktu diaduk. Intensitas dan lama pengadukan tergantung efisiensi dispersi
emulsifator.Cara pembuatan emulsi yang baik adalah dengan menuangkan
serentak proporsi kedua fase yang sama pada setiap waktu ke dalam mixer
yang terus berputar sehingga emulsi terus-menerus terbentuk, tetapi ini hanya
dapat di lakukan dalam pabrik besar.
2. Pendinginan
Mendinginkan emulsi merupakan proses yang sangat penting, terutama
dalam produk yang berisi bahan-bahan mirip lilin yang berharga. Selama
pendinginan biasanya emulsi terus di aduk untuk mengurangi lamanya proses
serta untuk menghasilkan produk yang homogen.
3. Homogenisasi
Pada suhu yang tinggi, kebanyakan emulsi tidak stabil dan selama
pendinginan dalam batch terbentuk butiran-butiran emulsi atau pada produk
yang memiliki fase minyak dengan titik leleh tinggi, pada proses pendinginan
terjadi pengerasan produk. Karena itu, diperlukan pencampuran tambahan
untuk memperoleh produk seperti yang diinginkan. Pencampuran tambahan
ini bervariasi, mulai dari pelewatan produk melalui pompa bergir berputar
dengan tekanan rendah dari belakang, misalnya 50 psig atau penghancuran
agregat-agregat kristal lilin, atau pelewatan katub homogenizer dengan
tekanan tinggi 5000 psig.

34

Evaluasi Pemilihan Bahan Baku Aktif dan Tambahan


Bahan aktif Alumunium Klorhidrat adalah kelompok garam yang mempunyai
rumus

umum AlnCl(3n-m)(OH)m,

biasa

digunakan

dalam

deodoran

dan

antiperspiran serta flokulan pada pemurnian air. Aluminium chlorohydrate digunakan


dalam antiperspiran dan pada treatment hyperhidrosis yaitu kondisi yang ditandai
oleh meningkatnya keringat, secara tidak normal lebih dari yang diperlukan untuk
pengaturan suhu tubuh. Fungsi dari Aluminium klorhidrat adalah sebagai zat aktif
yang berfungsi sebagai antiperspiran. Senyawa aluminium mempunyai kemampuan
untuk menghambat sekresi keringat hingga 20%. Senyawa ini terkandung pada
formula yang ada dari jurnal, yang dikombinasikan dengan garam-garam alumina
lain seperti : Sodium Aluminium Chlorohydroxy Lactate, dan Aluminium Zirconium
Tetrachlorohydrex Glycine pada sediaan antiperspiran stik. Bahan-bahan aktif ini
pada dasarnya aman untuk sediaan antiperspiran, akan tetapi tidak digunakan untuk
kulit yang sensitif pada sebagaian orang yang mengalamo hipersensitif pada garamgaram alumina tersebut.
Sedangkan untuk formula antiperspiran yang dibandingan adalah dengan
menggunakan bahan aktif yang berasal dari unsur alam. Dikarenakan kandungan dari
unsure alam ini relatif cenderung aman dan tidak menyebabkan iritasi serta
menambah kasanah pemanfaatan bahan alam untuk sediaan kosmetik yang
berkhasiat untuk masyarakat Indonesia khusunya. Gabungan kedua ekstak bahan
alam ini yaitu ekstrak daun sirih dan ekstrak daun beluntas memiliki peranan penting
dalam mengeliminasi bakteri dan bau badan khususnya pada ketiak. Ekstrak daun
sirih ini mengandung zat antiseptik yang dapat membunuh bakteri sehingga dapat
digunakan sebagai antibakteri dan anti jamur.

Kandungan turunan fenol yaitu

kavikol dalam sifat antiseptiknya lima kali lebih efektif dibandingkan fenol biasa.
Sementara ekstrak daun beluntas sendiri kandungan senyawa aktifnya yang limpah
seperti minyak atsiri, flavonoid, dan tanin, yang bersifat antibakteri, membuat
tanaman Beluntas ini, ampuh lenyapkan bau tak sedap dari kulit tubuh.

35

Bahan tambahan Propilen glikol, berupa cairan jernih tidak berwarna, kental,
praktis tidak berbau dengan rasa yang manis, sedikit berbau tajam mirip dengan
gliserin, tetapi memiliki rasa yang lebih baik saat digunakan karena viskositasnya
lebih rendah dari gliserin. Dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol 95%,
gliserin dan air; larut 1:8 dalam eter; tidak dapat bercampur dengan minyak mineral
atau minyak tertentu, tetapi dapat melarutkan beberapa minyak essensial. Propilen
glikol (10%) dapat menguatkan aktivitas antimikroba paraben ketika terdapat
surfaktan non ionik, dan mencegah interaksi metil paraben dan polisorbat 80.
Konsentrasi yang digunakan pada sediaan topikal sebagai humektan adalah ~15%.
Pada formula yang dipilih sebagai perbandingan memakai propanediol sebagai
pengganti propilenglikol. Bahan baku tambahan glikol telah digunakan dalam
kosmetik dan produk perawatan pribadi untuk memberikan sifat menguntungkan
seperti humectancy, solvabilitas, moisturization dan emulsifikasi. Salah satu bahan
tersebut adalah 1,3-propanadiol (PDO), yang diproduksi baik oleh proses kimia
menggunakan bahan baku minyak bumi atau oleh fermentasi (bio-based) proses
menggunakan gula jagung. Bahan ini juga bisa berperan sebagai bahan pengawet
yang bersifat alami. Saat mengganti glikol lain dengan 1,3-propanadiol (PDO),
menggantikannya 1: 1 dalam formulasi. Jika agak keruh atau kelarutan masalah
timbul, maka menyesuaikan urutan penambahan dan campuran PDO ke dalam fase
air dan atau meningkatkan suhu blending. Ketika memformulasikan deodoran
antiperspiran padat, maka harus meningkatkan suhu pada saat pecampuran dengan
bahan baku lainnya. Kosentrasi maksimum sebesar 60% bahan 1,3-propanadiol
(PDO)

dianjurkan

untuk

pembuatan

deodoran

antiperspiran

stik

yang

dikombinasikan dengan natrium stearat; jika penyusutan terjadi pada produk jadi,
maka penambahan zat pelarut sangat dianjurkan. Ketika mempersiapkan formulasi
sediaan deodoran dan antiperspiran stik yang menggunakan 1,3-propanadiol (PDO),
dan natrium stearat, sangat disarankan untuk menggunakan tambahan zat pelarut
(PEG 400 monolaurat), suhu pencampuran yang lebih tinggi (85-95C) dan
menyesuaikan urutan penambahan dalam prosedur kerja. Pemakaian bahan baku ini
juga membuat sediaan antiperspirant lebih aman dan tidak menyebabkan alergi atau
sensitisasi, karena bahan ini murni dari alam hasil fermentasi dari gula jagung.

36

Sodiuam stearate adalah garam natrium dari asam stearat, asam lemak alami.
Pemilihan Sodium stearate adalah dikarenakan bahan dasar untuk membentuk fase
solid untuk membuat deodorant dan antiperspiran stik. Mengapa natrium stearat?
Natrium stearat adalah surfaktan anionik Itu adalah garam natrium dari asam lemak,
asam stearat Dalam hal ini (C18: 0) yang dihasilkan melalui proses saponifikasi
ketika trigliserida datang di kontak dengan natrium hidroksida (atau lye), yang
meninggalkan dengan 3 mol natrium stearat dan satu mol gliserin. Dan itu Dianggap
jenis sabun dan merupakan salah satu senyawa utama yang kita temukan di sabun.
Natrium stearat adalah bahan yang sangat fungsional dalam formulasi kosmetik.
Bahan ini dapat menstabilkan emulsi seperti lotion, dapat membuat produk lebih
tebal, lebih kental, dan dapat membuat produk memiliki nuansa krem dan
penampilan. Natrium stearat adalah konstituen utama dari sabun. Dalam produk
deodoran dan antiperspiran memiliki kemampuan unik untuk membentuk gel stik
dengan bahan lain seperti propilen glikol, gliserin, dan propanediol.

Pengujian sediaan :
A. Uji organoleptik
Deodorant roll-on dilakukan terhadap homogenitas, antara 3,6 (agak

homogen)-4,07 (sangat homogen)


kelembutan, antara 3,9 (agak lembut)-4 (sangat lembut).
kesan lengket dikulit dan penerimaan panelis terhadap produk3,07 (agak

lengket)-3,53 (tidak lengket).


Nilai rata-rata tingkat homogenitas produk yang dinilai oleh panelis berkisar
Nilai rata-rata penerimaan panelis terhadap produk berkisar antara 3,33
(biasalnetral)-3,5 (suka).

B.

Uji stabilitas
Dilakukan terhadap pH produk 1% di larutkan didalam air
Laju perubahan pH relatif terhadap kondisi .
Laju perubahan bentuk padatan stik antiperspirant

C. Uji Iritasi
Iritasi kulit

37

Ketebalan pada kulit

D. Uji Kosmomikrobiologi
Kosmetika peka terhadap mikroba
Rusak , berubah warna, dan encer
Kontaminasi selama proses pembuatan
Kontaminasi selama proses penyimpanan
Kontaminasi saat pemakaian
Nilai batas cemaran logam berat

E. Uji Bahan Pengawet (Microbiology Chalange Test)


Bahan pengawet yang digunakan
Ketahanan dari pengawet
Reaksi pengawet apabila dicampur dengan bahan lain.

F. Evaluasi Efektivitas

Penilaian intensitas bau (secara olfaktori/penggunaan osmometer), lalu hasil


dievaluasi secara statistik dibandingkan dengan pembanding.

Penentuan angka mikroba sebelum dan sesudah penggunaan deodorant , hasil


tes dikultur pada media agar.

38

BAB V
KESIMPULAN

Bau Badan

39

Keringat yang disekresikan tubuh adalah hal yang bersifat alamiah


untuk menjaga keseimbangan tubuh agar tetap sehat. Keringat merupakan cairan
bening dan tidak berbau. Komposisi keringat terdiri atas air, garam, protein, dan
minyak. Penyebab bau keringat, atau lebih tepat disebut bau badan, sebetulnya
adalah bakteri dari luar cairan keringat itu sendiri. Bau badan pria mulai terjadi pada
masa pubertas. Demikian juga dengan bau badan wanita. Pria lebih cenderung
mengalami bau badan karena pria berkeringat lebih banyak dari kelenjar apokrin
daripada wanita meskipun sebenarnya wanita memiliki lebih banyak kelenjar
keringat secara keseluruhan. Beberapa bahan makanan seperti bawang putih,
masakan berbumbu pedas, dan alkohol menyebabkan bau badan tak sedap. Beberapa
tipe obat juga bisa menjadi penyebab bau badan tak sedap. Ada banyak cara untuk
mengatasi bau badan. Cara yang termudah adalah mandi dua kali sehari untuk
menghilangkan keringat dan bakteri . Selain itu sediaan kosmetik yang digunakan
tersebut adalah deodorant dan antiperspirant.

Bentuk Antiperspirant Terbaik


Antiperspiran dan deodoran hadir di pasaran dalam empat bentuk utama :
spray, stik, roll-on, dan krim. Spray bersifat cepat kering dan mudah dipakai. Jenis
stik merupakan produk antiperspirant padat. Karena memiliki permukaan oles yang
besar, produk stik cocok untuk kasus berkeringat yang sangat berlebihan.Sedangkan
pemakaian roll-on lebih praktis dan sama-sama dioleskan. Krim memungkinkan
pengaplikasian dengan takaran yang tepat untuk memberikan perlindungan dari
keringat sekaligus melembapkan kulit.

Karakteristik dari Sediaan Antiperspiran yang Baik Sebagai Berikut :


a. Dapat menghilangkan bau badan walaupun sifatnya sementara.
b. Tidak merangsang kulit atau tidak iritasi pada kulit.

40

c. Dapat mengurangi keringat tubuh.


d. Tidak beracun dan aman bagi kulit tubuh.
Evaluasi Pemilihan Bahan Baku Aktif dan Tambahan :
a. Garam-garam alumina seperti : Sodium Aluminium Chlorohydroxy Lactate,
dan Aluminium Zirconium Tetrachlorohydrex Glycine yang terdapat pada ke
tiga formula pada sediaan antiperspiran stik pada dasarnya aman untuk sediaan
antiperspiran, akan tetapi tidak digunakan untuk kulit yang sensitif pada
sebagaian orang yang mengalami hipersensitif pada garam-garam alumina
tersebut. Alternatif memakai ekstrak bahan alam gabungan dari ekstrak daun
sirih dan ekstrak daun beluntas dinilai aman dan cukup efektif untuk
menggantikan peranan garam-garam alumina tersebut. Karena merupakan
bahan alam yang sudah empiris dipakai untuk menghilangkan masalah bau
badan pada tubuh.
b. Formula yang memakai propanediol sebagai pengganti propilenglikol,
digunakan dalam kosmetik dan produk perawatan pribadi untuk memberikan
sifat menguntungkan seperti humectancy, solvabilitas, moisturization dan
emulsifikasi. Karena bahan alami yang berasal dari fermentasi (bio-based)
proses menggunakan gula jagung. Maka bahan ini aman dan juga bisa
berperan sebagai bahan pengawet yang bersifat alami.
c. Ketika mempersiapkan formulasi sediaan deodoran dan antiperspiran stik
yang menggunakan 1,3-propanadiol (PDO),

dan natrium stearat, sangat

disarankan untuk menggunakan tambahan zat pelarut (PEG 400 monolaurat),


suhu pencampuran yang lebih tinggi (85-95C) dan menyesuaikan urutan
penambahan dalam prosedur kerja. Pemakaian bahan baku ini
d. Metode yang dipakai untuk formulasi sedian antiperspirant ini keseluruhan
menggunakan proses emulsifikasi. Penggabungan antara fase minyak dan
fase air dengan dibantu bahan emulsifier.
Karakteristik Sediaan Antiperspirant Stik Yang Dibuat :
a.
b.
c.
d.

Berbentuk padatan stik


Berwarna hijau muda bening sampai dengan hijau muda sedikit keruh
Beraroma khas fragrance Madam Vic
Dengan nilai pH balance berkisar 4.5 6.5

41

Pengujian Sediaan Antiperspirant Stik Meliputi :


a. Uji Organoleptik
b. Uji stabilitas
c.

Uji Iritasi

d.

Uji Kosmomikrobiologi

e.

Uji Bahan Pengawet (Microbiology Chalange Test)

f.

Evaluasi Efektivitas (Effectivenes Test)

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim.
2009.
Formulasideodoranbentukbatang
stick
denganlendirdaunlidahbuaya.
Diunduhdari
ttp://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/04/formulasi_deodoran_bentuk_batang_stick_dengan_le
ndir_daun_lidah_buaya.pdf. Diaksespadatanggal 13 April 2016.
2. Mutschler, Ernest. 1991. DinamikaObat
EdisiKeenam. ITB Press: Bandung.

Farmakologi

danToksikologi.

42

3. Rikowski, A., AndGrammer K. 1999. Human Body Odour, Symmetry and


Attractiveness. Proceedings of the Royal Society of London. Series B, 266: 899.
4. Harry, R. G. 1982. Harrys Cosmeticology. 7th ed. Chemical Publishing
Company Inc: New York. Hal. 314-333.
5. Swaile, D. F., Elstun L. T., and Benzing K. W. 2011. Clinical StudiesOf sweat
rate reduction by an over-the-counter soft-solid antiperspirant and comparison
with a prescription antiperspirant product in male panelists. British Journal of
Dermatology. British Association of Dermatologist. 166(1): 22-26.
6. Leon, A. G., dan David L. 1954. Handbook of Cosmetic Materials-The
Properties, Uses and Toxic and Dermatologic Actions. Interscience Publishes
Inc.: New York.
7. BPOM, 2009, Naturakos : Deodorant dan Antiperspirant, Vol. IV/No.12
November 2009, Badan POM: Jakarta.
8. Jacoeb, T.N.A. (2007). Bau Badan yang Bikin Tak Nyaman [Online].
Tersedia:http://racik.wordpress.com/2007/06/15/bau-badan-yang-bikin-taknyaman/, dalam, Hamdiyati Yanti, Kusnadi, Irman Rahadian, 2008, Aktivitas
Antibakteri Ekatrak Saun Patikan Kebo (Euphorbia hirta) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus epidermidis, Jurusan Biologi FPMIPA
UPI : Bandung.
9. Endarti, Elin Yulinah Sukandar, .Iwang Soediro, 2004, Kajian Aktivitas Asam
Usnat Terhadap Bakteri Penyebab Bau Badan, JurnalBahan Alam Indonesia,
ISSN 1412-2855 Vol. 3, No. 1, Januari 2004, Depatemen Farmasi FMIPA ITB.
10. Hamdiyati Yanti, Kusnadi, Irman Rahadian. 2008. Aktivitas Antibakteri
Ekatrak Saun Patikan Kebo (Euphorbia hirta) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus epidermidis, Jurusan Biologi FPMIPA UPI : Bandung.
11. Jungerman, Eric. 1974.Antiperspirant: New Trends in Formulation and Testing
Technology.Journal Soc. Cosmet. Chem., 25, 621-638 (November 1974) : New
York.
12. Anonim. 1995.Formularium Kosmetika Indonesia. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta.

43

13. Plantamor. 2008. PlantamorSitusDuniaTumbuhan, InformasiSpesies-Pala.


http://www.plantamor.com/index.php?plant=883. 13 April 2016.
14. Ardiansyah. 2007. AntioksidanAlami. http://ardiansyah.multiply.com/14. 13
April 2016.
15. Ditjen POM. 1995. Farmakope
DepartemenKesehatan RI.

Indonesia.

Edisi

IV.

Jakarta:

16. Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E., 2009. Handbook of
Pharmaceutical Excipients. Sixth Edition. Pharmaceutical Press and American
Pharmacists Association. London.
17. Wasitaatmadja M,Sjarif., (1997), Penuntun Ilmu Kosmetik Medik.UI-PRESS:
Jakarta.
18. Http://www.cosmeticsandtoiletries.com/testing/invivo/premium-Evaluating-13Propanediol-for-Potential-Skin-Effects-205644221.html
19. Http://www.rexona.co.id/fakta-keringat/detail/945517/apa-itu-antiperspirant
20. Http://www.madehow.com/Volume-5/Antiperspirant-DeodorantStick.html#ixzz46WYT4vzW

Anda mungkin juga menyukai