BABI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap makhluk hidup mempunyai bau yang berasal dari proses dalam
tubuhnya. Bau tersebut biasanya khas sehingga berguna untuk identifikasi
terhadap lingkungannya. Tumbuhan tertentu mempunyai bau yang berasal dari
akar, batang, daun, maupun bunganya yang karena baunya menyenangkan,
manusia membuatnya sebagai wewangian (parfum,fragrance). Bau tumbuhan
yang tidak menyenangkan manusia misalnya kentut-kentutan, tentu saja tidak
digunakan. Binatang tertentu mempunyai bau khas yang menjadi daya tarik
seksual lawan jenisnya. Berbeda dengan tumbuhan maupun hewan, bau badan
manusia umumnya justru bukan menjadikan daya tarik terhadap orang lain,
sehingga tidak disukai dan harus dihilangkan.
Indonesia merupakan suatu negara tropis yang selalu disinari matahari,
sehingga berkeringat tidak dapat dihindari. Bagi seseorang keluarnya keringat
yang berlebihan dapat menimbulkan masalah, seperti misalnya menimbulkan
bau badan yang kurang sedap. Bau badan sangat berhubungan dengan sekresi
keringat seseorang dan adanya pertumbuhan mikroorganisme, serta makanan
dan bumbu-bumbuan yang berbau khas seperti bawang-bawangan (1).
Keringat merupakan hasil sekresi dari kelenjar-kelenjar yang bermuara
pada kulit berupasebum, asam lemak tinggi, dan debris (pigmen yang
terkumpul; sisa hasil metabolisme pada kulit), oleh karena itukeringat dapat
membantu terbentuknya produk yang berbau hasil dekomposisi atau
penguraian oleh bakteri. Bau badan lebih tercium pada daerah dengan kelenjar
apokrin lebih banyak, seperti pada ketiak (aksila) dan daerah genital(2,3).
Penggunaan sabun dan air sebagai pencuci badan pada waktu mandi
relatif kurang efektif untuk mencegah bau badan. Untuk maksud tersebut dapat
dilakukan beberapa alternatif tindakan lain, seperti menggunakan sediaan
kosmetikanti bau badan (4).
Ada banyak cara untuk mengatasi bau badan. Cara yang paling umum
digunakan adalah menggunaan deodoran dan antiperspiran. Deodoran
mengandung antiseptik yang menekan pertumbuhan bakteri, sedangkan
antiperspiran mengandung bahan yang dapat mengurangi keringat yang keluar.
Sekarang tersedia banyak produk yang sekaligus mengandung deodoran dan
antiperspiran. Selain itu terdapat pula berbagai macam pilihan aroma wangi
dari masing-masing deodoran dan antiperspiran yang mampu menjadikan kita
lebih semakin percaya diri. Hal yang perlu diperhatikan adalah memilih produk
yang cocok dan aman bagi kulit.
Bau badan ketiak berasal dari proses dekomposisi protein yang terdapat
dalam keringat ekrin dan terutama apokrin oleh mikroba yang terdapat pada
temapt tersebut. Bau badan yang terjadi bervariasi jenis dan intensitasnya
sesuai dengan jenis dan jumlah hasil dekomposisi tersebut, yaitu golongan
amino acid urea, misalnya trimetil aminuria menimbulkan bau ikan.Banyak
individual yang telah menggunakan produk deodoran antiperspiran untuk
mengontrol pengeluaran keringat dan bau di ketiak, faktanya lebih dari 90%
populasi di dunia ini telah menggunakannya (5).
Produk untuk mengontrol bau badan dan basah telah digunakan selama
berabad-abad. Sebelum mandi menjadi suatu hal yang biasa, orang
menggunakan cologne berat untuk menutupi bau badan. Pada akhir abad
kesembilan belas, ahli kimia mengembangkan produk yang mampu mencegah
pembentukan bau tersebut. Awalnya antiperspiran yang berbentuk pasta yang
dipakai pada daerah ketiak; produk pertama kali yang keluar di Amerika
Serikat pada tahun 1888 adalah merek Mum. Itu adalah berupa sediaan krim
lilin yang sulit untuk dipakai dan sangat berantakan. Beberapa tahun kemudian,
muncul merek Everdry, yang merupakan antiperspiran pertama yang
menggunakan bahan aktif aluminium klorida. Dalam kurun waktu 15 tahun,
berbagai produk yang dipasarkan dalam berbagai bentuk yang berbeda
termasuk
krim,
padat,
bantalan,
dabbers,
roll-ons,
dan
bubuk.
dalam
aerosol,
kompleks
aluminium
zirkonium,
Daun sirih dikenal bisa membantu mengatasi bau badan apalagi penyebabnya
adalah karena bakteri dan juga jamur. Kandungan kimia yang da didalamnya
adalah kandungan minyak atsiri dan kandungan lainya seperti kadinen, kavikol,
sineol, eugenol, karvakol, dan juga kandungan zat samak. Dengan
menggunakan bahan alami yang banyak disekitar kita. Selain murah, bahan
alami juga tidak berbahaya bagi kesehatan kita.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat diambil
perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksuddenganantiperspiran.
2. Bagaimanakarakteristik, komponendanmetodeantiperspiran yang baik.
3. Bagaimanakarakteristik, komponen, metode dan evaluasi dari sediaan
antiperspiran yang dibuat.
C. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami mengenai antiperspiran.
2. Mengetahui dan memahami formulasi antiperspiran stik yang baik.
3. Mengetahui cara pembuatan sediaan antiperspiran stik.
D. MANFAAT
1. Memberikan informasi mengenai antiperspiran.
2. Sebagai dasar pengetahuan dalam formulasi antiperspiranstik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
KULIT
1. Struktur dan Fungsi Kulit
a. Gambaran Umum Kulit
Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan
memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan
dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah
mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus
menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati), respirasi
dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, dan
pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar
ultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap
tekanan dan infeksi dari luar. Selain itu, kulit merupakan suatu kelenjar
holokrin yang besar (Montagna, Renault, Debreuil).Luas kulit pada
manusia rata-rata 2 m2, dengan berat 10 kg jika dengan lemaknya atau
4 kg jika tanpa lemak.Kulit terbagi atas 2 lapisan utama yaitu:
1) Epidermis (kulit ari), sebagai lapisan yang paling luar.
2) Dermis (korium, kutis, kulit jangat).
Di bawah dermis terdapat subkutis atau jaringan lemak bawah kulit. Para
ahli histologi membagi epidermis dari bagian terluar hingga ke dalam
menjadi 5 lapisan, yakni:
1)
2)
3)
4)
5)
b. Epidermis
Dari sudut kosmetik, epidermis merupakan bagian kulit yang menarik
karena kosmetik dipakai pada epidermis itu. Meskipun ada beberapa
jenis kosmetik yang digunakan sampai ke dermis, namun tetap
penampilan epidermis yang menjadi tujuan utama. Dengan kemajuan
teknolohi, dermis menjadi tujuan dalam kosmetik medik.Ketebalan
epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal
berukuran 1mm, misalnya pada telapak kaki dan telapak tangan, dan
lapisan yang tipis 0,1mm terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi, dan
perut. Sel-sel epidermis ini disebut keratosit.
1) Lapisan Tanduk (Stratum Corneum)
Terdiri atas beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti,
tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna, dan sangat
sedikit mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin,
jenis protein yang tidak larut dalam air, dan sangat resisten terhadap
bahan-bahan kimia. Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit untuk
memproteksi tubuh dari pengaruh luar. Secara alami, sel-sel yang
sudah mati dipermukaan kulit akan melepaskan diri untuk bergenerasi.
Permukaan stratum corneum dilapisi oleh suatu lapisan pelindung
lembab tipis yang bersifat asam, disebut mantel asam kulit.
2) Lapisan Jernih (Stratum Lucidum)
Terletak tepat dibawah stratum corneum, merupakn lapisan yang tipis,
jernih, mengandung eleidin, sangat tampak jelas pada telapak tangan
10
disebabkan oleh beberapa hal, seperti faktor genetik, kondisi kejiwaan, faktor
makanan, faktor kegemukan dan bahan pakaian yang dipakai. Keringat yang
dikeluarkan seseorang sangat terlibat dalam proses timbulnya bau badan,
dimana kelenjar apokrin yang menghasilkannya telah terinfeksi oleh bakteri
yang berperan dalam proses pembusukan (8). Beberapa bakteri yang diduga
menjadi penyebab bau badan tersebut diantaranya ialah Staphylococcus
epidermidis,
Corynebacterium
acne,
Pseudomonas
aeruginosa
dan
11
ANTIPERSPIRAN (7)
Antiperspiran adalah bahan astringent yang digunakan pada kulit yang
digunakan untuk menekan produksi keringat, baik ekrin maupun apokrin.,
sedangkan Deodoranadalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk menyerap
keringat dan mengurangibau badan yang disebabkan oleh bakteri pengurai.
Food Drug Administration (FDA) menggolongkan dan mengatur deodoran
sebagai kosmetik OTC (Over-The-Counter). Antiperspiran adalah bahan
astringent yang digunakan pada kulit untuk mengurangi keringat. Di Amerika
(FDA), antiperspirant dikategorikan sebagai obat sebab cara kerjanya
mempengaruhi fungsi tubuh yaitu kelenjar keringat. Antiperspiran biasanya
dipakai pada ketiak, sementara deodorant dapat juga digunakan pada kaki dan
daerah lain dalam bentuk semprot tapi seiring dengan perkembangan jaman,
saat ini antiperspiran juga digunakan pada kaki untuk mengurangi keringat
berlebih di daerah kaki.
D.
12
E.
13
klorhidrat.
Garam
kompleks
natrium
aluminium
F.
G.
14
Campuran dari minyak esensial dan komponen aroma, fiksatif dan pelarut
digunakan untuk memberikan wangi yang menyenangkan pada tubuh
manusia.
2. Triclosan
Bahan antifungi dan antibakteri spektrum luas yang poten. Antibakteri ini
menghambat pertumbuhan bakteri gram (+) pada ketiak, yang menyebabkan
bau tak sedap. Triklosan digunakan pada sabun (0.1% - 1%), deodorant,
shaving creams, mouthwashes, dan peralatan kebersihan. Triklosan
menunjukan efektifitas dalam mengurangi dan mengontrol bakteri. Pada
konsentrasi yang lebih tinggi, Triklosan bekerja sebagai biosida sedangkan
pada kadar yang lebih rendah bersifat bakteriostatik.Mekanisme kerja
triklosan dalam membunuh bakteri terutama dengan cara menghambat
sintesis fatty acid. Beberapa spesies bakteri dapat membangun resistensi
dalam tingkat rendah terhadap triklosan, yaitu Escherichia coli and
Staphylococcus aureus. Sedangkan bakteri yang mempunyai resistensi
bawaan terhadap triklosan yaitu Pseudomonas aeruginosa.
biasa digunakan
dalam deodoran
dan
15
glycine
atau
zirconium
tetrachlorohydrex
gly
bersifat
H.
16
sangat kental dan tidak bisa mengalir, yang dapat digunakan sebagai kosmetika
hairdressing dan hair setting.
1. Lotion kental lebih mudah dibuatnya, yaitu dengan menambahkan sedikit
demi sedikit gellant padat ke dalam fase cair yang diaduk terus menerus
dengan cepat memakai propeller yang digerakkan turbin.
2. Gel kental yang tidak bisa mengalir cara pembuatannya lebih sulit, karena
pada produk akhirnya udara tidak bisa melarikan diri dari dalamnya seperti
pada lotion kental. Gel kental harus dibuat dalam ruang tanpa udara atau
perlu diadakan proses pembuangan udara yang rumit. Pemakaian
carboxyvinyl polymers (misalnya karbopol) mempermudah pengeluaran
udara dari dalam gel.
3. Deodoran stik. Agak berbeda cara pembuatannya daripada lipstik karena
merupakan gel sabun dan pembuatannya mirip dengan pembuatan emulsi,
suatu fase minyak (fatty acid) diadukkan ke dalam suatu fase larutan dalam
air pada suhu sekitar 70oC. Gel panas yang terbentuk diisikan ke dalam
cetakan pada suhu sekitar 60-65oC dan dibiarkan memadat.
I.
17
a. Kingdom : Plantae
18
b. Division : Magnoliophyta
c. Class
: Magnoliopsida
d. Ordo
: Piperales
e. Family : Piperaceae
f. Genus
: Piper
g. Species : P. Betle
2. Gambaran Umum Daun Sirih
Sirih merupakan tanaman menjalar dan merambat pada batang pokok
di sekelilingnya dengan daunnya yang memiliki bentuk pipih seperti gambar
hati, tangkainya agak panjang, tepi daun rata, ujung daun meruncing,
pangkal daun berlekuk, tulang daun menyirip, dan daging daun yang tipis.
Permukaan daunnya berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya
berwarna hijau tembelek atau hijau agak kecoklatan dan permukaan kulitnya
kasar serta berkerut-kerut. Sirih hidup subur dengan ditanam di atas tanah
gembur yang tidak terlalu lembab dan memerlukan cuaca tropika dengan air
yang mencukupi. Sirih merupakan tumbuhan obat yang sangat besar
manfaatnya. Dalam farmakologi Cina, sirih dikenal sebagai tanaman yang
memiliki sifathangat dan pedas.Di India, daun sirih memegang peranan
penting dalam kebudayaan pada masyarakat Hindu. Semua upacara
tradisional menggunakan daun sirih sebagai komponen dalam upacara
tersebut. Daun sirih juga sering digunakan dalamupacara. Adatperkawinan
di pulau Jawa. Dalam beberapa cara adat lain, daun sirih sering dihidangkan
untuk menyambut para tamu. Daun sirih juga dikunyah oleh sebagian
masyarakat, bahkan masyarakat Vietnam mengatakan bahwa daun sirih
mengawali percakapan yang mengacu pada kegiatan mengunyah daun sirih.
3. Kandungan Farmakologi Daun Sirih
Daun sirih memiliki aroma yang khas yaitu rasa pedas, sengak, dan
tajam.Rasa dan aroma yang khas tersebut disebabkan oleh kavikol dan
bethelphenolyang terkandung dalam minyak atsiri. Di samping itu, faktor
lain yang menentukan aroma dan rasa daun sirih adalah jenis sirih itu
sendiri, umur sirih, jumlah sinar matahari yang sampai ke bagian daun,
dankondisi dedaunan bagian atas tumbuhan.Daun sirih mengandung minyak
atsiri di manakomponen utamanya terdiri atas fenol dan senyawa
19
turunannya
seperti
kavikol,
kavibetol,
karvakrol,
eugenol,dan
20
K.
DAUN BELUNTAS
1. Klasifikasi Ilmiah Daun Beluntas (13)
Klasifikasifikasi ilmiah dari tumbuhan Beluntas (Pluchea indica (L.) Less) :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Kingdom
Super divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
Ordo
Family
Genus
Species
: Plantae (tumbuhan)
: Spermatophyta (menghasilkan biji)
: Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
: Asteridae
: Astelares
: Asteraceae
: Pluchea
: Pluchea indica (L.) Less
21
dengan merubah sajian dari tumbuhan beluntas menjadi lebih variatif dan
menarik merupakan suatu cara yang cukup baik untuk memaksimalkan
pemanfaatan tumbuhan beluntas.
3. Kandungan Farmakologi Daun Beluntas (14)
Daun beluntas mengandung beberapa senyawa yang pada dasarnya
tidak memiliki peran khusus dalam menghilangkan bau badan, seperti
senyawa polivenol, flavonoida, dan minyak atsiri yang merupakan senyawa
antioksidan yang baik bagi tubuh untuk menangkal radikal bebas. Tidak
dijelaskan secara rinci bahwa senyawa apa yang bisa menghilangkan
ataumengurangi bau badan tersebut, padahal berdasarkan berbagai sumber
ilmiah menyatakan bahwa daun beluntas memiliki khasiat salah satunya
sebagai penghilang bau keringat atau bau badan.
Jika dipahami satu persatu, antioksidan didefinisikan sebagai senyawa
yang dapat menunda, memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid.
Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau
mencegah terjadinya reaksi antioksidasi radikal bebas dalam oksidasi
lipid.Sedangkan radikal bebas itu sendiri adalah bahan kimia yang secara
alamiah terdapat pada tanaman, binatang, dan manusia. Yang berfungsi
mencegah terjadinya kerusakan yang diakibatkan oleh virus, bakteri, serta
bahan-bahan lain (asing) yang menyerang sel tubuh, namun jika terjadi
produksi yang berlebihan akan menyerang sel tubuh sendiri dengan cara
yang sama seperti menyerang bakteri dan benda asing (Sitibaitul, 2010).
Dapat disimpulkan bahwa adanya kandungan antioksidan dalam suatu
bahan makanan atau minuman sangat menguntungkan karena dapat
menangkal radikal bebas sehingga tidak terjadi produksi yang berlebihan
yang akan membahayakan tubuh.
Radikal bebas memiliki efek yang berbahaya bagi kesehatan yang
berujung pada timbulnya suatu penyakit, hal ini disebabkan karena radikal
bebas adalah spesi kimia yang memiliki pasangan elektron bebas di kulit
terluar sehingga sangat reaktif dan mampu bereaksi dengan protein, lipid,
karbohidrat, atau DNA. Reaksi antara radikal bebas dan molekul itu
berujung pada timbulnya suatu penyakit, dan efek oksidatif radikal bebas
22
23
: HOCH2CH2CH2OH
Nama CTFA
:1,3-Propanediol
No. CAS
: 504-63-2
Berat Jenis
Indeks Bias
: n25/D 1.4386
Berat Molekul
: 76, 1
Pemerian
Kelarutan
BJ
: 1,038 g/cm3
OTT
Batas Pemakaian
Stabilitas
Kegunaan
Penyimpanan
: H(O-CH2-CH2)nOH.
Nama CTFA
: PEG-8 Laurate
24
No. CAS
: 9004-81-3
Berat Jenis
Indeks Bias
: n20/D 1.346
Berat molekul
: 380 - 420.
Pemerian
Kelarutan
Titik beku
: 40 C sampai 80 C
Khasiat
:Pada
formulasi
kosmetik
sebagai
(dispersant,
emulsifier, emollient).
Batas Pemakaian
OTT
Stabilitas
Penyimpanan
3. Aquadest (12)
Rumus molekul
: H2O
Nama CTFA
: Water, Aqua
No. CAS
: 7732-18-5
Berat Jenis
Indeks Bias
: n20/D 1.3325
Berat Molekul
: 18.02
Pemerian
: Cairan jernih
Warna
: Tidak berwarna
Bau
: Tidak Berbau
Rasa
: Tidak Berasa
Kelarutan
Kegunaan
Stabilitas
25
Inkompatibilitas
:-
: C18H35NaO2
Nama CTFA
: Sodium Stearate
No. CAS
: 822-16-2
Berat Jenis
Berat molekul
: 306.47.
Pemerian
Kelarutan
Titik leleh
: 245C - 255 C
Khasiat
Batas Pemakaian
: 3 -15%
Stabilitas
Penyimpanan
BAB III
PEMBAHASAN
26
keringat yang
sisa metabolisme tubuh namun juga berguna untuk mengatur suhu tubuh.
Kelenjar apokrin terletak
di
27
sediaan
antiperspiran yang baik dan memenuhi persyaratan antara lain sebagai berikut :
a. Dapat menghilangkan bau badan walaupun sifatnya sementara.
b. Tidak merangsang kulit atau tidak iritasi pada kulit.
c. Dapat mengurangi keringat tubuh.
d. Tidak beracun dan aman bagi kulit tubuh.
Tidak ada riset ilmiah yang menyebutkan bahwa bahan-bahan yang
terkandung di dalam antiperspiran dan deodoran merugikan kesehatan pada
tubuh kita. Antiperspiran dan deodoran efektif digunakan karena telah diuji
secara teliti dan aman untuk pemakaian secara reguler. Sejumlah artikel di surat
kabar atau di internet banyak memperingatkan kemungkinan adanya kaitan
28
losion
emollient
atau
pelembap
bersamaan
dengan
29
juga
30
Berikut ini adalah rancangan formula yang dibuat dan dibandingkan dengan
tiga fromulasi yang diperoleh dari jurnal dan buku bacaan terkait formulasi
pembuatan antiperspiran stik.
No.
INCI Name
%
FORMU
LA I
%
FORMU
LA II
%
FORMU
LA III
%
FORMUL
A IV
(researc
h)
Water
42.4
27
Propylene Glycol
50
Sorbitol
Sodium Stearate
10
6.5
Cetyl Alcohol
0.5
0.5
Emusifier
Gllycol Stearate
7.5
Emusifier
Alcohol
33
36
Propanediol (Zemea)
60
40
40
Cosmetic Astringent
10
Sodium aluminum
chlorhydroxy lactate
(CHLORACEL 40%)
11
8.5
0.1
12
Triclosan
13
Aluminium-Zirconium
Tetra Chlorohydrex
Glycine
14
15
Ekstrak Daun
Beluntas
15
Fragrance
0.5
0.5
100.000
Cosmetic
Astringent,
Antiperspir
ant agent
Antibacteria
Agent
Cosmetic
Astringent
4.0
100.000
Solvent
Aluminium Chlorohydrate
TOTAL
Solvent
100.000
100.000
Cosmetic Astringent,
Antibacteria agent
Cosmetic
Antibacteria
Astringent,
Odor
eliminator
Perfume
31
telah ditimbang kedalam gelas beaker, kemudian dipanaskan diatas hot plate
sampai dengan suhu 95C dan diaduk sampai dengan larut sempurna dan
jernih.
3.
Dimasukkan bahan Sodium Stearate dan diaduk sampai dengan terlarut
sempurna.
4.
Diturunkan suhu menjadi 80C, kemudian ditambahkan Ekstrak Daun
Sirih dan Ekstrak Daun Beluntas diaduk sampai dengan homogen.
5.
PARAMETER
METODE
SPESIFIKASI
REFERENSI
APG/IK/QC/075
< 103
Internal
APG/IK/QC/074
< 103
Internal
APG/IK/QC/079
Negatif
APG/IK/QC/076
Negatif
APG/IK/QC/073
Negatif
Merkuri (Hg)
External
Laboratory
< 1 mg/kg or mg /L
(1 ppm)
Timbal (Pb)
External
32
Arsen (As)
Laboratory
(20 ppm)
External
Laboratory
SPESIFIKASI
REFERENSI
Bentuk
APG/IK/IC/006
Padatan Stik
Internal
Warna
APG/IK/IC/006
Internal
Bau
APG/IK/IC/007
Internal
pH 1% di Air
APG/IK/IC/008
4,5 - 6.5
Internal
33
relatif singkat, namun, keduanya akan terpisah menjadi lapisan yang berbeda.
Emulsi permanen dapat dibuat dengan menambahkan zat ketiga, disebut
emulsifier atau agen pengemulsi, ke campuran formula terkait. Bahan baku
yang berfungsi sebagai emuslsifier dari beberapa formula diatas adalah
sebagai berikut : Sodium Stearate,Cetyl Alcohol, Glycol Stearate, PEG-400
Monolaurate
Pada umumnya proses pembuatan emulsi mencakup tiga hal,
diantaranya:
1. Emulsifikasi awal
Emulsifikasi awal biasanya dijalankan pada suhu yang lebih tinggi untuk
menjamin bahwa kedua fase serta hasil emulsi cukup mobil geraknya
sewaktu diaduk. Intensitas dan lama pengadukan tergantung efisiensi dispersi
emulsifator.Cara pembuatan emulsi yang baik adalah dengan menuangkan
serentak proporsi kedua fase yang sama pada setiap waktu ke dalam mixer
yang terus berputar sehingga emulsi terus-menerus terbentuk, tetapi ini hanya
dapat di lakukan dalam pabrik besar.
2. Pendinginan
Mendinginkan emulsi merupakan proses yang sangat penting, terutama
dalam produk yang berisi bahan-bahan mirip lilin yang berharga. Selama
pendinginan biasanya emulsi terus di aduk untuk mengurangi lamanya proses
serta untuk menghasilkan produk yang homogen.
3. Homogenisasi
Pada suhu yang tinggi, kebanyakan emulsi tidak stabil dan selama
pendinginan dalam batch terbentuk butiran-butiran emulsi atau pada produk
yang memiliki fase minyak dengan titik leleh tinggi, pada proses pendinginan
terjadi pengerasan produk. Karena itu, diperlukan pencampuran tambahan
untuk memperoleh produk seperti yang diinginkan. Pencampuran tambahan
ini bervariasi, mulai dari pelewatan produk melalui pompa bergir berputar
dengan tekanan rendah dari belakang, misalnya 50 psig atau penghancuran
agregat-agregat kristal lilin, atau pelewatan katub homogenizer dengan
tekanan tinggi 5000 psig.
34
umum AlnCl(3n-m)(OH)m,
biasa
digunakan
dalam
deodoran
dan
kavikol dalam sifat antiseptiknya lima kali lebih efektif dibandingkan fenol biasa.
Sementara ekstrak daun beluntas sendiri kandungan senyawa aktifnya yang limpah
seperti minyak atsiri, flavonoid, dan tanin, yang bersifat antibakteri, membuat
tanaman Beluntas ini, ampuh lenyapkan bau tak sedap dari kulit tubuh.
35
Bahan tambahan Propilen glikol, berupa cairan jernih tidak berwarna, kental,
praktis tidak berbau dengan rasa yang manis, sedikit berbau tajam mirip dengan
gliserin, tetapi memiliki rasa yang lebih baik saat digunakan karena viskositasnya
lebih rendah dari gliserin. Dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol 95%,
gliserin dan air; larut 1:8 dalam eter; tidak dapat bercampur dengan minyak mineral
atau minyak tertentu, tetapi dapat melarutkan beberapa minyak essensial. Propilen
glikol (10%) dapat menguatkan aktivitas antimikroba paraben ketika terdapat
surfaktan non ionik, dan mencegah interaksi metil paraben dan polisorbat 80.
Konsentrasi yang digunakan pada sediaan topikal sebagai humektan adalah ~15%.
Pada formula yang dipilih sebagai perbandingan memakai propanediol sebagai
pengganti propilenglikol. Bahan baku tambahan glikol telah digunakan dalam
kosmetik dan produk perawatan pribadi untuk memberikan sifat menguntungkan
seperti humectancy, solvabilitas, moisturization dan emulsifikasi. Salah satu bahan
tersebut adalah 1,3-propanadiol (PDO), yang diproduksi baik oleh proses kimia
menggunakan bahan baku minyak bumi atau oleh fermentasi (bio-based) proses
menggunakan gula jagung. Bahan ini juga bisa berperan sebagai bahan pengawet
yang bersifat alami. Saat mengganti glikol lain dengan 1,3-propanadiol (PDO),
menggantikannya 1: 1 dalam formulasi. Jika agak keruh atau kelarutan masalah
timbul, maka menyesuaikan urutan penambahan dan campuran PDO ke dalam fase
air dan atau meningkatkan suhu blending. Ketika memformulasikan deodoran
antiperspiran padat, maka harus meningkatkan suhu pada saat pecampuran dengan
bahan baku lainnya. Kosentrasi maksimum sebesar 60% bahan 1,3-propanadiol
(PDO)
dianjurkan
untuk
pembuatan
deodoran
antiperspiran
stik
yang
dikombinasikan dengan natrium stearat; jika penyusutan terjadi pada produk jadi,
maka penambahan zat pelarut sangat dianjurkan. Ketika mempersiapkan formulasi
sediaan deodoran dan antiperspiran stik yang menggunakan 1,3-propanadiol (PDO),
dan natrium stearat, sangat disarankan untuk menggunakan tambahan zat pelarut
(PEG 400 monolaurat), suhu pencampuran yang lebih tinggi (85-95C) dan
menyesuaikan urutan penambahan dalam prosedur kerja. Pemakaian bahan baku ini
juga membuat sediaan antiperspirant lebih aman dan tidak menyebabkan alergi atau
sensitisasi, karena bahan ini murni dari alam hasil fermentasi dari gula jagung.
36
Sodiuam stearate adalah garam natrium dari asam stearat, asam lemak alami.
Pemilihan Sodium stearate adalah dikarenakan bahan dasar untuk membentuk fase
solid untuk membuat deodorant dan antiperspiran stik. Mengapa natrium stearat?
Natrium stearat adalah surfaktan anionik Itu adalah garam natrium dari asam lemak,
asam stearat Dalam hal ini (C18: 0) yang dihasilkan melalui proses saponifikasi
ketika trigliserida datang di kontak dengan natrium hidroksida (atau lye), yang
meninggalkan dengan 3 mol natrium stearat dan satu mol gliserin. Dan itu Dianggap
jenis sabun dan merupakan salah satu senyawa utama yang kita temukan di sabun.
Natrium stearat adalah bahan yang sangat fungsional dalam formulasi kosmetik.
Bahan ini dapat menstabilkan emulsi seperti lotion, dapat membuat produk lebih
tebal, lebih kental, dan dapat membuat produk memiliki nuansa krem dan
penampilan. Natrium stearat adalah konstituen utama dari sabun. Dalam produk
deodoran dan antiperspiran memiliki kemampuan unik untuk membentuk gel stik
dengan bahan lain seperti propilen glikol, gliserin, dan propanediol.
Pengujian sediaan :
A. Uji organoleptik
Deodorant roll-on dilakukan terhadap homogenitas, antara 3,6 (agak
B.
Uji stabilitas
Dilakukan terhadap pH produk 1% di larutkan didalam air
Laju perubahan pH relatif terhadap kondisi .
Laju perubahan bentuk padatan stik antiperspirant
C. Uji Iritasi
Iritasi kulit
37
D. Uji Kosmomikrobiologi
Kosmetika peka terhadap mikroba
Rusak , berubah warna, dan encer
Kontaminasi selama proses pembuatan
Kontaminasi selama proses penyimpanan
Kontaminasi saat pemakaian
Nilai batas cemaran logam berat
F. Evaluasi Efektivitas
38
BAB V
KESIMPULAN
Bau Badan
39
40
41
Uji Iritasi
d.
Uji Kosmomikrobiologi
e.
f.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim.
2009.
Formulasideodoranbentukbatang
stick
denganlendirdaunlidahbuaya.
Diunduhdari
ttp://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/04/formulasi_deodoran_bentuk_batang_stick_dengan_le
ndir_daun_lidah_buaya.pdf. Diaksespadatanggal 13 April 2016.
2. Mutschler, Ernest. 1991. DinamikaObat
EdisiKeenam. ITB Press: Bandung.
Farmakologi
danToksikologi.
42
43
Indonesia.
Edisi
IV.
Jakarta:
16. Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E., 2009. Handbook of
Pharmaceutical Excipients. Sixth Edition. Pharmaceutical Press and American
Pharmacists Association. London.
17. Wasitaatmadja M,Sjarif., (1997), Penuntun Ilmu Kosmetik Medik.UI-PRESS:
Jakarta.
18. Http://www.cosmeticsandtoiletries.com/testing/invivo/premium-Evaluating-13Propanediol-for-Potential-Skin-Effects-205644221.html
19. Http://www.rexona.co.id/fakta-keringat/detail/945517/apa-itu-antiperspirant
20. Http://www.madehow.com/Volume-5/Antiperspirant-DeodorantStick.html#ixzz46WYT4vzW