Anda di halaman 1dari 3

III.

TEKNIK EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI


Metode yang paling umum digunakan dalam mengekstrak minyak atsiri adalah dengan
metode destilasi. Salah satu tipe destilasi adalah dengan meletakkan bagian tanaman atau
bunga pada saringan yang kemudian dilalukan steam. Steam kemudian dilalukan pada daerah
yang dingin sehingga terjadi kondensasi. Campuran minyak dan air kemudian dipisahkan dan
dikemas dalam botol. Mengingat kandungan minyak atsiri pada tanaman hanya sedikit, untuk
membuat satu ons minyak atsiri dibutuhkan beberapa ratus lb bahan baku.

DESTILASI UAP AIR


Metode ini adalah yang paling umum digunakan dalam mengekstrak minyak atsiri. Bahan
baku tumbuhan yang akan diekstrak diletakkan pada suatu ruangan. Steam bertekanan yang
diproduksi pada ruang lain kemudian dilalukan/sirkulasi ke dalam ruang dimana bahan baku
diletakkan. Panas dari steam memaksa kantungkantung intraseluler tempat minyak atsiri
membuka dan melepaskannya. Temperatur dari steam harus cukup tinggi untuk menyebabkan
hal tersebut terjadi tetapi tidak menyebabkan kerusakan pada tanaman atau membakar
minyak atsiri. Minyak atsiri yang keluar kemudian terevaporasi bersama dengan molekul
steam. Staem kemudian didinginkan dan berubah menjadi air sedangkan minyak atsiri akan
terbentuk berupa film pada permukaan air. Untuk memisahkan air dengan minyak atsiri
dilakukan dekantasi. Air yang terpisah disebut dengan destilat, hydrosol atau floral water
masih mengandung sifat-sifat teraphi yang dapat digunakan untuk pemeliharaan kulit, untuk
facial mist.

COLD PRESSING (Pengepresan dingin)


Metode lain yang digunakan dalam mengekstraksi minyak atsiri adalah dengan pengepresan
dingin (cold-pressed expression / scarification). Metode ini digunakan untuk mengekstrak
minyak buah jeruk seperti bergamot, grapefruit, lemon, lime/limo, mandarin, orange dan
tangerine. Dalam proses ini buah dimasukan ke dalam saluran yang memiliki geligi yang
tajam yang menusuk kulit. Hal tersebut akan menyebabkan terbukanya kantung-kantung yang
mengandung minyak atsiri. Selanjutnya seluruh buah dipress untuk memisahkan jus dari
pulpnya dan mengeluarkan minyak atsiri. Minyak atsiri akan berada pada permukaan jus dan
dipisahkan dari jus menggunakan sentrifusa.

ENFLURASI / ENFLURAGE
Beberapa jenis bunga misalnya melati atau tuberose, memiliki hanya sedikit kandungan
minyak atsiri sehingga jika menggunakan proses panas akan menyebabkan rusaknya petal
dari bunga. Dalam hal ini proses yang cukup memakan waktu dan mahal yang disebut
enflurage digunakan. Kelopak-kelopak bunga diletakkan pada baki-baki yang telah diolesi
minyak tumbuhan atau hewan yang tidak berbau. Lemak tersebut kemudian akan
mengabsorbsi minyak atsiri dari bunga tersebut. Setiap hari atau setiap beberapa jam setelah
lemak tersebut mengabsorbsi sebanyak mungkin minyak atsiri dari kelopak bunga, maka
kelopak bunga lama kemudian diganti dengan kelopak bunga yang baru. Prosedur ini diulang
berkali-kali hingga lemak menjadi jenuh dengan minyak atsiri (disebut dengan pomade).
Ekstraksi menggunakan alcohol pada campuran enflurage kemudian dilakukan secara
berulang-ulang, selanjutnya campuran alcohol tersebut kemudian didinginkan sehingga akan
terjadi endapan yang berasal dari lilin dari bunga. Dengan melakukan filtrasi akan terpisah
lilin dan filtrat. Filtrat kemudian diuapkan secara vakum sehingga meninggalkan konsentrat
dari minyak atsiri.

MASERASI
Sama dengan metode enflurasi. Maserasi digunakan ddalam mengekstrak minyak atsiri dari
yang berasal dari binatang, vanilla dan iris. Bahan-bahan tersebut dimasukkan dalam wadah
yang mengandung minyak, hingga bagian dari minyak atsirinya terekstrak. Minyak tersebut
terkadang dipanaskan untuk mempercepat proses. Maserasi memerlukan waktu yang lama.

SOLVENT EXTRACTION (Ekstraksi dengan pelarut)


Metode lain yang digunakan untuk mengekstrak tanaman yang mengandung sedikit minyak
atsiri adalah ekstraksi menggunakan pelarut dimana proses ini menghasilkan rendemen yang
lebih tinggi dengan biaya yang lebih murah. Pada proses ini pelarut kimia seperti hexane
digunakan untuk menjenuhkan bahan tanaman dan menarik senyawa-senyawa aromatik.
Senyawa yang dihasilkan disebut dengan concrete. Concrete ini kemudian dilarutkan pada
alkohol untuk memisahkan pelarut. Setelah alkohol diuapkan akan meninggalkan larutan
yang disebut absolute. Walaupun proses ekstraksinya lebih murah dibanding enflurage, tetapi
proses ini memiliki kekurangan. Residu dari pelarut akan tertinggal pada absolute yang dapat
menyebabkan efek samping. Absolut ini (konsentrat aromatic) terlalu tebal / kental untuk
digunakan langsung sebagai aromatherapy. Dalam hal ini resin atau minyak atsiri dapat
diekstrak dari absolute dengan menggunakan alkohol atau pelarut seperti heksan. Resin atau
minyak atsiri yang dihasilkan dapat langsung digunakan untuk kegunaan aromatherapy.
TURBODISTILLATION EXTRACTION
Proses ini cocok untuk mengekstrak bahan-bahan yang keras atau tidak beraturan seperti
umbi, akar atau biji-bijian. Pada proses ini, bahan direndam dalam air dan uap air
disirkulasikan pada campuran air dan material ini. Selama proses berlangsung air yang sama
disirkulasikan pada bahan. Proses ini menghasilkan minyak atsiri dari bahan tumbuhan yang
sulit diekstrak.

HYDRODIFFUSION EXTRACTION
Pada proses hydrodiffusion, steam bertekanan atmosfir dilalukan (didispersikan) pada bahan
tumbuhan dari bagian atas ruangan. Dengan cara ini steam dapat menjenuhkan tanaman lebih
merata dan lebih sedikit waktu disbanding dengan proses steam distillation. Metode ini lebih
baik dari steam distillation dan menghasilkan minyak atsiri dengan bau yang lebih mirip
dengan tanaman aslinya.

CARBON DIOXIDE EXTRACTION


Proses ini menggunakan karbondioksida di bawah kondisi tekanan sangat tinggi untuk
mengekstrak minyak atsiri. Bahan diletakkan pada tangki stainless steel kemudian
karbondioksida diinjeksikan kedalam tangki tersebut dan kemudian tekanan di dalam tangki
ditingkatkan. Dalam kondisi tekanan tinggi, karbondioksida berubah menjadi cair dan berlaku
sebagai pelarut untuk mengekstrak minyak atsiri dari bahan. Jika tekanan kemudian
diturunkan maka karbondioksida kemudian berubah menjadi gas meninggalkan residu
minyak atsiri. Minyak atsiri yang dihasilkan lebih segar dan murni dibanding dengan proses
steam distillation, dan baunya sangat mirip dengan tanaman aslinya. Para peneliti
menyatakan bahwa hasil ekstraksi menggunakan proses ini menghasilkan minyak atsiri yang
sangat bagus dan baik untuk digunakan sebagai bahan terapi.
Metode ini menggunakan temperatur yang lebih rendah dari proses steam distillation,
menghasilkan rendemen yang lebih tinggi dan mempermudah penangan beberapa bahan
seperti gum, resin. Banyak minyak atsiri yang tidak dapat diekstrak menggunkaan metode
steam distillation diperoleh dengan menggunakan sistem ini.

Anda mungkin juga menyukai