Anda di halaman 1dari 9

LABORATORIUM FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI III

Nama Mata Kuliah : Farmakologi 3


Nama Dosen Pengampu: apt,Dytha Andri Deswati,M.Si
Tanggal Praktikum : 14 November 2021
Judul Modul : Diuretik Asisten :
 Taufik Septiyan Hidayat, S.Farm
 Septia Anjani Suherman

Disusun Oleh : Kelompok :


1. Elfa Ardi Effendi NIM: D1A191801
Rianda Istania
2. Fajar Rayhan NIM: D1A191813
3. Ismi Fitri Ainullah NIM: D1A191816
NIM: 4. Rianda Istania NIM: D1A191874

D1A191874

Laporan Praktikum
1. TUJUAN
Untuk menganalisis efek diuretik pada mencit dengan melihat dan mengamati serta
menentukan jumlah volume dan, frekuensi urin pada hewan uji mencit (mus musculus) setelah
pemberian obat diuretic.

2. PRINSIP
Efek obat diuretik dapat diamati dengan meningkatnya frekuensi urinasi dan volume urin
pada hewan coba

3. ALAT DAN BAHAN


a. Alat :Kandang metabolism, Stop watch, Jarum oral, Timbangan tikus, Jarum suntik
b. Bahan :Furosemid, air hangat, Bahan uji lain

4. PROSEDUR

1. Gunakan mencit sebanyak 3 ekor


LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
2. Timbang berat badan tiap mencit lalu catat
3. Kemudian masing-masing mencit diberikan suspensi Furosemid, pemberian
dilakukan secara intraperitonial (ip) atau secara oral dengan volume sesuai dosis
masing-masing mencit
4. Mencit kemudian ditempatkan dalam kendang khusus yang memiliki penampungan
urine.
5. Urine mencit ditampung selama 2 jam, dengan pencatatan volume urine dilakukan
diap 30 menit.
6. Urine yang terkumpul kemudian diamati.

5. HASIL
a. Hasil Pengamatan

Mencit Bobot Volume Volume Efek


mencit air Furosemid Frekuensi Urinasi Volume Urin
hangat 30 60 90 120 30 60 90 120
mnt Mnt mnt mnt menit menit menit menit
1 16,92 0,5 ml 0,2 ml 0 0 0 0 0 0 0 0
Gr
2 21,9 gr 0,5 ml 0,284 ml 0 0 1 0 0 0 0,03 0
kali ml
3 19,6 gr 0,5 ml 0,254 ml 0 0 0 1 0 0 0 0,01
kali ml
Rata-rata 0,5 0 0 0.3 0,3 0 0 0,01 0,003
% Volume 2 0,6
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada pemberian obat diuretic menunjukan hasil yang berbeda
beda, dari frekuensi dan volume urine tersebut menunjukan bahwa mencit ke 1 dengan pemberian
furosemide sebesar 0,2ml tidak menujukan frekuensi urine sama sekali. Sedangakan pada mencit ke 2
dengan pemberian furosemide 0,384 ml menunjukan frekuensi urin yang terjadi pada menit ke 90
sebanyak 1 kali dan bervolume 0,03 ml. sedangkan pada mencit ke 3 dengan pemberian furosemide
0,54 ml menunjukan frekuensi urine 1 kali di menit ke 120sebanyak 1 kali dan bervolume 0,01 ml.

6. Perhitungan

 Berat Mencit 1 = 16,92 gr


 Berat Mencit 2 = 21,9 gr
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
 Berat Mencit 3 = 19,6 gr

Furosemid = 40 x 0,026 = 0,104


= 0,104 / 40 x 100ml
= 0,26 /20g BB

Menghitug Furosemid untuk Mencit :


1. Mencit 1 = 16,92 / 20 x 0,26 = 0,2 ml
2. Mencit 2 = 21,9 / 20 x 0,26 = 0,28 ml
3. Mencit 3 = 19,6 / 20 x 0,26 = 0,25 ml

7. PEMBAHASAN
SINGKAT
Pembahasan Praktikum kali ini merupakan pengujian obat yang berfungsi sebagai
diuretik. Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pmbentukan urin sehingga
mempercepat pengeluaran urine dari dalam tubuh.Obat yang digunakan pada praktikum
kali ini adalah furosemid. Furosemid merupakan obat golongan Loop Diuretic atau obat
diuretik kuat dengan mekanisme kerja menghambat kotranspor Na+/K+/Cl-. Proses
pengerjaan praktikum ini adalah dengan hewan uji tikus dengan bobot badan yang berbeda
yang diinjeksikan secara intraperitoneal menggunakan furosemid dengan dosis yang
berbeda sesuai berat badan. Sebelum diberi obat, tikus terlebih dahulu diberi air hangat
sebanyak 0,5 ml menggunakan sonde yang bertujuan untuk membantu mempercepat atau
memperbanyak urin yang dikeluarkan.

8. KESIMPULAN
 Obat diuretik yang digunakan adalah furosemide.
 Furosemid adalah diuretik kuat yang digunakan untuk menghilangkan air dan garam
dari tubuh sehingga mengakibatkan cairan-cairan atau bahkan edema pada jaringan
tikus tersebut keluar seluruhnya sehingga urin keluar lebih banyak.
 Pada hasil praktikum di atas volume urin yang di hasilkan mencit ke 2 lebih banyak di
bandingkan volume urin mencit ke 3, apalagi di bandingkan dengan mencit ke 1.
Dengan rata ratavolume urine 0,01 ml-0,03 ml. Seharusnya setelah diberikan
furosemide, Frekuensi dan volume urin yang keluar lebih besar. Namun hal yang
terjadi adalah sebaliknya. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan untuk
mengamati jumlah urin yang keluar.

9. PUSTAKA
 https://pdfcoffee.com/laporan-praktikum-farmakologi-diuretik-5-pdf-free.html
 Farmakologi dan Terapi, edisi IV, 271-288 dan 800-810, Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Pusat Informasi Obat Nasional Badan
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
Pengawas Obat dan Makanan. 2015. FUROSEMID
 https://id.scribd.com/document/347591964/Laporan-Praktikum-Farmakologi-Diuretik

10. LAMPIRAN

Gambar 9.2
Mencit setelah di beri furosemide dan di
simpan pada kandang penampung urine

Gambar 9.1
Mencit saat di beri air hangat

Gambar 9.3 Gambar 9.4


Hasil urine mencit 2 dengan Hasil urine mencit ke 3 dengan volume urine
volume 0,03 ml 0,01 ml

Nama Mata Kuliah : Farmakologi 3


Nama Dosen Pengampu: apt,Dytha Andri Deswati,M.Si
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
Tanggal Praktikum: 14 November 2021
Judul Modul: Asisten :Taufik Septiyan Hidayat
Skrining Farmakologi Septia Anjani Suherman

Disusun Oleh : Kelompok :


1. Elfa Ardi Effendi NIM: D1A191801
Rianda Istania
2. Fajar Rayhan NIM: D1A191813
3. Ismi Fitri Ainullah NIM: D1A191816
NIM: 4. Rianda Istania NIM: D1A191874
5. NIM:
D1A191874 6. NIM:
7. NIM:

Laporan Praktikum

1. TUJUAN
 Dapat menerapkan metode skrining farmakologi dalam penentuan aktivita dan potensi suatu
obat atau senyawa baru.
 Dapat mengaitkan gejala-gejala yang diamati dengan sift farmakologi suatu obat.
Memahami faktor-faktor yang berperan dalam skrining suatu senyawa baru
2. PRINSIP
Pengamatan dan evaluasi hasil-hasil pengamatan dengan melakukan skrining yang
dimulai dengan percobaan-percobaan terhadap hewan uji, dan senyawa-senyawa yang diseleksi
berdasarkan hasil percobaan pada hewan kemudian dipastikan khasiatnya pad manusia.

3. ALAT DAN BAHAN


o Alat : Pensil, Suntikan, Timbangan, Toples
o Bahan : Mencit, Zat A, Aquades

4. PROSEDUR
 Tiap masing masing mendapat 1 ekor mencit lalu disuntikan obat yang diberikan,
 sebagai blanko tidak diberi apa-apa.
 Amati keadaan hewan sebelum diberi obat, dalam wadah kaca pengamatan meliputi
semua hal yang akan diamati setelah pemberian obat.
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
 Suntikkan obat yang diberikan.
 Tempatkan mencit dalam wadah kaca.
 Amati keadaan hewan sesudah diberi obat, sehingga jelas waktu iinduksi intensitas efek
obat dan dan lamanya efek obat berlangsung

7. HASIL

a. Hasil Pengamatan
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan
NO Pengamatan Sebelum Sesudah NO Pengamatan Sebelum Sesudah
Normal Normal
diberi obat diberi obat diberi obat diberi obat
A. Sikap
Awarenes Tonus otot
4 3 2
Alertness Otot anggota tubuh 4 3 2
1 Visual placing 4 3 2 3 Grip strength 3 2 0
Stereotypy 0 0 0 Body tone 4 3 0
Passivity 0 0 0 Abdominal tone 4 3 2
Mood Grooming 4 1 0 Reflex
Vocalization 0 0 0 Pinna 4 4 1
4
2 Restlessness 0 2 1 Corneal 4 4 2
Iritability 0 0 0 Ipsilaterial flexor 0 4 2
Fearfulness 0 0 0 C. Profil Otonomik
Aktivitas Motorik Optik
Aktivitas Spontan 4 0 0 Ukuran pupil 4 4 1
1
3 Reaktivitas 4 2 1 Pembukaan palpebral (ptosis) 4 4 1
Touch response 4 2 1 Exophtalmus 0 0 0
Respon nyeri 4 2 1 Sekresi
B. Profil Neurologis Urinasi 4 3 1
Eksitesi SSP 2 Saliva 4 2 1
Startle respone 0 3 2 Umum
1 Straub respone 0 0 0 Writhing 0 0 0
Tremor 0 0 0 Pilo ereksi 0 0 0
Konvulsi 0 0 0 3 Hypothermis 0 0 0

Iinkordinasi motoric
4 4 3 Warna kulit 4 4 3
Posisi tubuh

2 Posisi anggota badan 4 4 3 Kec. Respirasi 4 4 3


Staggering gait 0 0 0
Abnormal gait 0 0 0
Somersault-test 0 0 0

b. Perhitungan
 Berat Mencit : 21,15
 Sediaan obat: 0,026 x 50mg = 0,13/40 x 100ml = 0,325/20 gr mencit
 Dosis mencit: 21,15 / 20 x 0,32 = 0,33 ml
 Dosis zat yang disuntikan pada mencit sebanyak 0,29 ml.
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung

6. PEMBAHASAN
SINGKAT

Telah dilakukan praktikum skrining farmakologi yang dilakukan skrining buta


terhadap suatu sediaan obat. Bertujuan melatih mahasiswa mengenali gejala-gejala yang
mempunyai efek farmakologis dari suatu sediaan obat. Untuk mengetahuibatau mencari obat
baru yang belum diketahui khasiatnya. Pada praktikum ini rute pemberian obat dilakukan
secara subkutan. Sebelum dilakukan penyuntikan zat, mencit dipeiksa dulu keadaan
biologisnya dalam keadaan normal termasuk uji yang akan dilakukan. Pada mencit ini zat
yang disuntikkan adalah zat yang belum diketahui senyawa obat apa, pemberian obat juga
dilakukan sesuai dengan dosis yang sudah dihitung sesuai dengan bobot mencit.
Pengujian utama yang dilakukan terhadap mencit sebelum disuntikan zat yang belum
diketahui diantaranya uji Sikap, Profil Neurologis, dan Profil Otonomik. Lalu dilakukan
penyuntikan dengan dosis yang sesuai bobot mencit. Setelah dilakukan pengamatan terjadi
kenaikan terhadap laju respirasi, frekuensi jantung, dan aktifitas motoriknya. Kenaikan laju
respirasi dan frekuensi jantung memang tidak terlalu jauh dari normal. Pada reaksi mencit
setelah disuntikan zat maka dapat disimpulkan zat apa yang kami peroleh, zat yang kami
peroleh termasuk kedalam obat stimulant pada system saraf dimana obat yang termasuk
golongan ini adalah obat yang dapat merangsang aktifitas SSP di tingkat yang lebih tinggi.
Selain membuat mencit lebih strignin senyawa obat ini bisa meningkatkan denyut jantung,
agresif, dan gelisah. Obat ini termasuk kedalam stimulansia SSP. Obat stimulansia ini bekerja
pada system saraf dengan meningkatkan transmisi yang menuju atau meninggalkan otak. Maka
dapat disimpulkan bahwa zat ini adalah kafein.

7. KESIMPULAN
Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa setelah melakukan percobaan ini dan
melihan gejala-gejala yang ada maka dapat disimpulkan bahwa zat obat yang disuntikan
pada mencit ini yaitu golongan stimulansia dengan spesifikasi zat Kafein.

8. PUSTAKA
o Tim departemen Farmakologi FKUI .2007. Farmakologi dan Terapi. FKUI: Jakarta
o Darmono, Syamsudin. 2011. Buku Ajar Farmakologi Eksperimental. Jakarta. UI-Press
o Katzung. Betram g. 1986. Farmakologi dasar dan klinik. Selemba Medika: Jakarta
o

9. LAMPIRAN
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung

Anda mungkin juga menyukai