UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
D1A191874
Laporan Praktikum
1. TUJUAN
Untuk menganalisis efek diuretik pada mencit dengan melihat dan mengamati serta
menentukan jumlah volume dan, frekuensi urin pada hewan uji mencit (mus musculus) setelah
pemberian obat diuretic.
2. PRINSIP
Efek obat diuretik dapat diamati dengan meningkatnya frekuensi urinasi dan volume urin
pada hewan coba
4. PROSEDUR
5. HASIL
a. Hasil Pengamatan
6. Perhitungan
7. PEMBAHASAN
SINGKAT
Pembahasan Praktikum kali ini merupakan pengujian obat yang berfungsi sebagai
diuretik. Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pmbentukan urin sehingga
mempercepat pengeluaran urine dari dalam tubuh.Obat yang digunakan pada praktikum
kali ini adalah furosemid. Furosemid merupakan obat golongan Loop Diuretic atau obat
diuretik kuat dengan mekanisme kerja menghambat kotranspor Na+/K+/Cl-. Proses
pengerjaan praktikum ini adalah dengan hewan uji tikus dengan bobot badan yang berbeda
yang diinjeksikan secara intraperitoneal menggunakan furosemid dengan dosis yang
berbeda sesuai berat badan. Sebelum diberi obat, tikus terlebih dahulu diberi air hangat
sebanyak 0,5 ml menggunakan sonde yang bertujuan untuk membantu mempercepat atau
memperbanyak urin yang dikeluarkan.
8. KESIMPULAN
Obat diuretik yang digunakan adalah furosemide.
Furosemid adalah diuretik kuat yang digunakan untuk menghilangkan air dan garam
dari tubuh sehingga mengakibatkan cairan-cairan atau bahkan edema pada jaringan
tikus tersebut keluar seluruhnya sehingga urin keluar lebih banyak.
Pada hasil praktikum di atas volume urin yang di hasilkan mencit ke 2 lebih banyak di
bandingkan volume urin mencit ke 3, apalagi di bandingkan dengan mencit ke 1.
Dengan rata ratavolume urine 0,01 ml-0,03 ml. Seharusnya setelah diberikan
furosemide, Frekuensi dan volume urin yang keluar lebih besar. Namun hal yang
terjadi adalah sebaliknya. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan untuk
mengamati jumlah urin yang keluar.
9. PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/laporan-praktikum-farmakologi-diuretik-5-pdf-free.html
Farmakologi dan Terapi, edisi IV, 271-288 dan 800-810, Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Pusat Informasi Obat Nasional Badan
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
Pengawas Obat dan Makanan. 2015. FUROSEMID
https://id.scribd.com/document/347591964/Laporan-Praktikum-Farmakologi-Diuretik
10. LAMPIRAN
Gambar 9.2
Mencit setelah di beri furosemide dan di
simpan pada kandang penampung urine
Gambar 9.1
Mencit saat di beri air hangat
Laporan Praktikum
1. TUJUAN
Dapat menerapkan metode skrining farmakologi dalam penentuan aktivita dan potensi suatu
obat atau senyawa baru.
Dapat mengaitkan gejala-gejala yang diamati dengan sift farmakologi suatu obat.
Memahami faktor-faktor yang berperan dalam skrining suatu senyawa baru
2. PRINSIP
Pengamatan dan evaluasi hasil-hasil pengamatan dengan melakukan skrining yang
dimulai dengan percobaan-percobaan terhadap hewan uji, dan senyawa-senyawa yang diseleksi
berdasarkan hasil percobaan pada hewan kemudian dipastikan khasiatnya pad manusia.
4. PROSEDUR
Tiap masing masing mendapat 1 ekor mencit lalu disuntikan obat yang diberikan,
sebagai blanko tidak diberi apa-apa.
Amati keadaan hewan sebelum diberi obat, dalam wadah kaca pengamatan meliputi
semua hal yang akan diamati setelah pemberian obat.
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
Suntikkan obat yang diberikan.
Tempatkan mencit dalam wadah kaca.
Amati keadaan hewan sesudah diberi obat, sehingga jelas waktu iinduksi intensitas efek
obat dan dan lamanya efek obat berlangsung
7. HASIL
a. Hasil Pengamatan
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan
NO Pengamatan Sebelum Sesudah NO Pengamatan Sebelum Sesudah
Normal Normal
diberi obat diberi obat diberi obat diberi obat
A. Sikap
Awarenes Tonus otot
4 3 2
Alertness Otot anggota tubuh 4 3 2
1 Visual placing 4 3 2 3 Grip strength 3 2 0
Stereotypy 0 0 0 Body tone 4 3 0
Passivity 0 0 0 Abdominal tone 4 3 2
Mood Grooming 4 1 0 Reflex
Vocalization 0 0 0 Pinna 4 4 1
4
2 Restlessness 0 2 1 Corneal 4 4 2
Iritability 0 0 0 Ipsilaterial flexor 0 4 2
Fearfulness 0 0 0 C. Profil Otonomik
Aktivitas Motorik Optik
Aktivitas Spontan 4 0 0 Ukuran pupil 4 4 1
1
3 Reaktivitas 4 2 1 Pembukaan palpebral (ptosis) 4 4 1
Touch response 4 2 1 Exophtalmus 0 0 0
Respon nyeri 4 2 1 Sekresi
B. Profil Neurologis Urinasi 4 3 1
Eksitesi SSP 2 Saliva 4 2 1
Startle respone 0 3 2 Umum
1 Straub respone 0 0 0 Writhing 0 0 0
Tremor 0 0 0 Pilo ereksi 0 0 0
Konvulsi 0 0 0 3 Hypothermis 0 0 0
Iinkordinasi motoric
4 4 3 Warna kulit 4 4 3
Posisi tubuh
b. Perhitungan
Berat Mencit : 21,15
Sediaan obat: 0,026 x 50mg = 0,13/40 x 100ml = 0,325/20 gr mencit
Dosis mencit: 21,15 / 20 x 0,32 = 0,33 ml
Dosis zat yang disuntikan pada mencit sebanyak 0,29 ml.
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
6. PEMBAHASAN
SINGKAT
7. KESIMPULAN
Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa setelah melakukan percobaan ini dan
melihan gejala-gejala yang ada maka dapat disimpulkan bahwa zat obat yang disuntikan
pada mencit ini yaitu golongan stimulansia dengan spesifikasi zat Kafein.
8. PUSTAKA
o Tim departemen Farmakologi FKUI .2007. Farmakologi dan Terapi. FKUI: Jakarta
o Darmono, Syamsudin. 2011. Buku Ajar Farmakologi Eksperimental. Jakarta. UI-Press
o Katzung. Betram g. 1986. Farmakologi dasar dan klinik. Selemba Medika: Jakarta
o
9. LAMPIRAN
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung