UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
Laporan Praktikum
1. TUJUAN
Untuk menganalisis efek diuretik pada mencit dengan melihat dan mengamati serta
menentukan jumlah volume dan frekuensi urin pada hewan mencit setelah pemberian aquadest.
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
2. PRINSIP
Efek diuretik dapat diamati dengan meningkatnya frekuensi urinasi dan volume urin pada
mencit.
3.2 Bahan
- Aquadest
4. PROSEDUR
4.1 Ambil 3 mencit yang akan digunakan ,timbang berat badan mencit dan catat.
4.2. Tiap mencit diberikan Aqudest sebanyak 1 ml secara oral.
4.4 Mencit kemudian ditempatkan dalam kandang khusus yang memiliki penampung urine.
4.5 Urine mencit ditampung selama 2 jam, dengan pencatatan volume urine dilakukan tiap 30
menit
5. HASIL
5.2 Perhitungan
6. PEMBAHASAN
SINGKAT
Diuretik adalah yang dapat mengikat jumlah urine dengan menghambat jumlah reabsorpsi air
dan natrium serta mineral lain pada tubulus ginjal. Dengan demikian bermanfaat
menghilangkan udema. Kegunaan diuretik terbanyak adalah untuk hipertensi dan gagal jantung.
Pada praktikum kali ini yang digunakan adalah aquadest atau air, yang di berikan
sebanyak 1 ml pada setiap mencit sebanyak 3 kali. Urine yang di keluar tidak terlalu banyak
karena tidak adanya pemberian obat yang dapat meningkatkan jumlah urine yang keluar.
7. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini urine yang di keluarkan tidak terlalu banyak karena pada mencit tidak
ada pemberian obat yang dapat meningkatkan jumlah urine. Sehingga pengeluaran nya tidak
terlalu banyak.
8. PUSTAKA
Setiawan, Ebta. 2016. Diuretik. Diakses dari http://kbbi.web.id/diuretik
9. LAMPIRAN
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
Laporan Praktikum
1. TUJUAN
1. Dapat menerapkan metode skrining farmakologi dalam penentuan aktivitas dan potensi suatu
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
obat atau senyawa baru.
2. Dapat mengaitkan sifat farmakologi suatu obat, 3. Memahami faktor-faktor yang berperan
2. PRINSIP
Pengamatan dan evaluasi hasil-hasil pengamatan dengan melakukan skrining yang dimulai
dengan percobaan-percobaan terhadap hewan uji, dan senyawa-senyawa yang diseleksi
berdasarkan hasil percobaan pada hewan kemudian dipastikan khasiatnya pad manusia.
3. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
- Spuit
- Beaker glass
- Pipet
- Kandang mencit
3.2 Bahan
- Aquadest
- Sampel
4. PROSEDUR
4.1 Ambil 1 mencit yang akan digunakan ,timbang berat badan mencit dan catat.
4.2 Lalu larutkan sampel yang akan digunakan dengan aqudest dalam 100 ml
4.3 Berikan sample yang telah dilarutkan kepada mencit intra peritoneal (ip) dengan dosis yang
telah dihitung.
4.4 Lalu amati selama 60 menit dan catat.
5. HASIL
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
5.1 Hasil Pengamatan
SKOR
0 30 60
menit menit menit
A. SIKAP
1 Awarenes 4 4 4
Alertness 4 4 3
Visual placing 1 0 0
Stereotypy 0 0 0
Passivity 0 0 0
2 Mood
Grooming 4 3 0
Vocalization 0 0 0
Restlessness 0 0 0
Iritability 0 0 0
Fearfulnes 0 0 0
3 Aktivitas Motorik
Aktivitas spontan 4 4 3
Reaktivitas 4 4 3
Touch response 4 4 4
Respon nyeri 4 3 1
B. PROFIL
NEUROLOGIS
1 Eksitesi SSP 0 0 0
Startle respone 0 0 0
Straub respone 0 0 0
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
Tremor 0 0 0
konvulsi 0 0 0
2 likondinasi motorik
Posisi tubuh 4 4 4
Posisi anggota badan 4 4 4
Staggering gait 0 2 3
Abnormal gait 0 0 0
Somersault test 0 0 0
3 Tonus otot
Otot anggota tubuh 4 3 2
grip strenght 4 3 1
Body tone 4 4 4
Abdominal tone 4 4 4
4 Reflex
Pinna 4 4 3
Corneal 4 4 3
Ipsilaterial flexor 4 3 2
C. PROFIL OTONOMIK
1 Optik
Ukuran pupil 4 4 4
Pembukaan palperbal 4 2 1
Exophtalmus 0 0 0
2 Sekresi
Urinasi 4 5 4
Saliva 4 4 4
3 Umum
writhing 0 0 0
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
Pilo ereksi 0 0 0
Hypothermis 0 0 0
Warna kulit 4 4 4
Kec. Denyut Jantung 4 4 4
Kec. Respirasi 4 4 4
5.2 Perhitungan
Perhitungan dosis
Berat mencit = 19
6. PEMBAHASAN SINGKAT
Telah dilakukan praktikum skrining farmakologi yang dilakukan skrining buta terhadap
farmakologis dari suatu sediaan obat. Untuk mengetahuibatau mencari obat baru yang belum diketahui
khasiatnya. Pada praktikum ini rute pemberian obat dilakukan secara subkutan. Sebelum dilakukan
penyuntikan zat, mencit dipeiksa dulu keadaan biologisnya dalam keadaan normal termasuk uji yang
akan dilakukan. Pada mencit ini zat yang disuntikkan adalah zat yang belum diketahui senyawa obat apa,
pemberian obat juga dilakukan sesuai dengan dosis yang sudah dihitung sesuai dengan bobot mencit.
Pengujian utama yang dilakukan terhadap Pengujian utama yang mencit sebelum disuntikan zat yang
belum diketahui diantaranya uji Sikap. Profil Neurologis, dan Profil Otonomik. Lalu dilakukan
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
penyuntikan dengan dosis yang sesuai bobot mencit. Setelah dilakukan pengamatan terjadi kenaikan
terhadap laju respirasi, frekuensi jantung, dan aktifitas motoriknya. Kenaikan laju respirasi dan frekuensi
jantung memang tidak terlalu jauh dari normal. Pada reaksi mencit setelah disuntikan zat maka dapat
disimpulkan zat apa yang kami peroleh, zat yang kami peroleh termasuk kedalam obat antiinflamasi
nonsteroid digunakan untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri ringan dan sakit akibat pilek atau
flu. Obat ini bekerja dengan menghalangi produksi zat alami dalam tubuh yang menyebabkan
peradangan.
7. KESIMPULAN
Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa setelah melakukan percobaan ini dan melihan gejala-gejala
yang ada maka dapat disimpulkan bahwa zat obat yang disuntikan pada mencit ini yaitu golongan obat
8. PUSTAKA
8.1 Tim departemen Farmakologi FKUI .2007. Farmakologi dan Terapi. FKUI: Jakarta
8.2 Darmono, Syamsudin. 2011. Buku Ajar Farmakologi Eksperimental. Jakarta. UI-Press
8.3 Katzung. Betram g. 1986. Farmakologi dasar dan klinik. Selemba Medika: Jakarta
9. LAMPIRAN
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
Laporan Praktikum
1. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antihipertensi terhadap mencit putih galur Swiss
2. PRINSIP
Efek obat antihipertensi dapat diamati dengan penurunan tekanan darah pada hewan uji.
5. HASIL
5.1 Hasil Pengamatan
Kelompok 2
Pemberian Tekanan Darah
No Mencit
Obat I II III
1 I PGA 112/99 128/106 112/91
2 II PGA 113/89 128/116 112/81
3 III PGA 112/93 127/126 112/103
Kelompok 4
Tekanan Darah
No Mencit Pemberian Obat
I II III
1 I Amlodipin 5 mg 113/103 129/116 112/988
2 II Amlodipin 5 mg 113/103 128/115 112/88
3 III Amlodipin 5 mg 112/111 127/112 113/106
5.2 Perhitungan
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
Bobot Mencit :
Penginduksi : Dexamethasone 5 mg
Mekanisme kerja percobaan kali ini yaitu pada percobaan antiihipertensi, mencit dibagi
menjadi 4 kelompok lalu diinduksi dengan adrenalin (dexamethasone) secara per oral. Setelah 30
menit tiap kelompok diinduksi obat secara per oral : Aquadest (Kelompok I), PGA 2% (kelompok
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
II), Captopril 25 mg (Kelompok III), Amlodipin 5 mg (kelompok IV).
Dari percobaan yang telah dilakukan mencit yang diinduksi menggunakan dexamethasone
menghasilkan tekanan darah yang tinggi. Lalu kelompok 2 menggunakan larutan kontrol PGA
2% diperoleh hasil tekanan darah mencit mengalami kenaikan pada TD II dan mengalami
penurunan pada TD III. Dan untuk kelompok kontrol yang menggunakan Captopril 25 mg dan
Amlodipin 5 mg mengalami penurunan tekanan darah secara signifikan.
7. KESIMPULAN
Dari hasil yang diperoleh mencit yang disuntikkan larutan kontrol Captopril dan Amlodipin
hasilnya baik untuk menurunkan tekanan darah.
1. Amlodipine termasuk dalam golongan calcium-channel blockers (CCBs) atau antagonis
kalsium. Obat ini bekerja dengan cara membantu melemaskan otot pembuluh darah. Dengan
begitu, pembuluh darah akan melebar, darah dapat mengalir dengan lebih lancar, dan tekanan
darah dapat menurun.
2. Captopril atau kaptopril merupakan obat golongan ACE inhibitor yang bekerja dengan cara
menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin berperan dalam
penyempitan pembuluh darah. Cara kerja ini akan membantu melebarkan pembuluh darah,
sehingga aliran darah lebih lancar dan tekanan darah pun menurun.
8. PUSTAKA
1.1 Anonim, 2016. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi. Jakarta : Depkes RI
1.2 Modul Praktikum Farmakologi
1.3 Anonim, 2016. Laporan Lengkap Farmakologi dan Toksikologi Percobaan “Antihipertensi
dan Diuretika”. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
9. LAMPIRAN
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung