Anda di halaman 1dari 18

LABORATORIUM FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung

Nama Mata Kuliah : PRAKTIKUM FARMAKOLOGI III


Nama Dosen Pengampu: Apt. Dyta Andri Deswati,M.Si
Tanggal Praktikum: 28 November 2021
Judul Modul: Asisten :
Taufik Septiyan Hidayat
DIURETIK Septia Anjani Suherman

Disusun Oleh : Kelompok :


Reyna Rachman 1. Bekti Septiatno G NIM: D1A191753
NIM: 2. Nani Fitriani NIM: D1A191887
D1A191778 3. Reyna Rachman NIM: D1A191778

Laporan Praktikum
1. TUJUAN
Untuk menganalisis efek diuretik pada mencit dengan melihat dan mengamati serta
menentukan jumlah volume dan frekuensi urin pada hewan mencit setelah pemberian aquadest.
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
2. PRINSIP
Efek diuretik dapat diamati dengan meningkatnya frekuensi urinasi dan volume urin pada
mencit.

3. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
- Sonde
- Gelas ukur
- Pipet
- Kandang mencit

3.2 Bahan
- Aquadest

4. PROSEDUR
4.1 Ambil 3 mencit yang akan digunakan ,timbang berat badan mencit dan catat.
4.2. Tiap mencit diberikan Aqudest sebanyak 1 ml secara oral.
4.4 Mencit kemudian ditempatkan dalam kandang khusus yang memiliki penampung urine.
4.5 Urine mencit ditampung selama 2 jam, dengan pencatatan volume urine dilakukan tiap 30
menit

5. HASIL

5.1 Hasil Pengamatan

Waktu Volume urine


LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3
30 menit - - -
60 menit - - -
90 menit - - -
120 menit - 1ml 1 ml

5.2 Perhitungan

Berat badan mencit 1 = 23,16 gr

Berat badan mencit 2 = 21,22 gr

Berat badan mencit 3 = 21,30 gr

6. PEMBAHASAN
SINGKAT
Diuretik adalah yang dapat mengikat jumlah urine dengan menghambat jumlah reabsorpsi air
dan natrium serta mineral lain pada tubulus ginjal. Dengan demikian bermanfaat
menghilangkan udema. Kegunaan diuretik terbanyak adalah untuk hipertensi dan gagal jantung.

Faktor utama yang mempengaruhi respon diuretik:

 Tempat kerja diuretik


 Status fisiologi dari organ
 Interaksi antara obat dengan reseptor
Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin sehingga
mempercepat pengeluaran urine dari dalam tubuh. Fungsi utama diuretik adalah untuk
memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa
sehingga volume cairan ekstra sel kembali menjadi normal (Hasan,2017). Berdasarkan
mekanisme kerjanya, secara umum diuretik dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu
diuretik osmotik yaitu yang bekerja dengan cara menarik air ke urin, tanpa mengganggu sekresi
atau absorbsi ion dalam ginjal dan penghambat mekanisme transport elektrolit di dalam tubuli
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
ginjal, seperti diuretiktiazid (menghambat reabsorbsi natrium dan klorida pada ansa Henle
parsascendens), Loop diuretik (lebih poten dari pada tiazid dan dapat menyebabkan
hipokalemia), diuretik hemat kalium (meningkatkan ekskresi natrium sambil menahan kalium).

Pada praktikum kali ini yang digunakan adalah aquadest atau air, yang di berikan
sebanyak 1 ml pada setiap mencit sebanyak 3 kali. Urine yang di keluar tidak terlalu banyak
karena tidak adanya pemberian obat yang dapat meningkatkan jumlah urine yang keluar.

7. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini urine yang di keluarkan tidak terlalu banyak karena pada mencit tidak
ada pemberian obat yang dapat meningkatkan jumlah urine. Sehingga pengeluaran nya tidak
terlalu banyak.

8. PUSTAKA
Setiawan, Ebta. 2016. Diuretik. Diakses dari http://kbbi.web.id/diuretik

Arsyi,K.2007.Diuretik.Diakses dari http://eprints.ums.ac.id/15303/2/bab_1.pdf

9. LAMPIRAN
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung

Nama Mata Kuliah : PRAKTIKUM FARMAKOLOGI III


Nama Dosen Pengampu: Apt. Dyta Andri Deswati,M.Si
Tanggal Praktikum: 28 November 2021
Judul Modul: Asisten :
Taufik Septiyan Hidayat
SKRINING FARMAKOLOGI Septia Anjani Suherman

Disusun Oleh : Kelompok :


Reyna Rachman 1. Bekti Septiatno G NIM: D1A191753
NIM: 2. Nani Fitriani NIM: D1A191887
D1A191778 3. Reyna Rachman NIM: D1A191778

Laporan Praktikum
1. TUJUAN
1. Dapat menerapkan metode skrining farmakologi dalam penentuan aktivitas dan potensi suatu
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
obat atau senyawa baru.

2. Dapat mengaitkan sifat farmakologi suatu obat, 3. Memahami faktor-faktor yang berperan

dalam skrining suatu senyawa baru.

2. PRINSIP
Pengamatan dan evaluasi hasil-hasil pengamatan dengan melakukan skrining yang dimulai
dengan percobaan-percobaan terhadap hewan uji, dan senyawa-senyawa yang diseleksi
berdasarkan hasil percobaan pada hewan kemudian dipastikan khasiatnya pad manusia.
3. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
- Spuit
- Beaker glass
- Pipet
- Kandang mencit

3.2 Bahan
- Aquadest
- Sampel

4. PROSEDUR
4.1 Ambil 1 mencit yang akan digunakan ,timbang berat badan mencit dan catat.
4.2 Lalu larutkan sampel yang akan digunakan dengan aqudest dalam 100 ml
4.3 Berikan sample yang telah dilarutkan kepada mencit intra peritoneal (ip) dengan dosis yang
telah dihitung.
4.4 Lalu amati selama 60 menit dan catat.

5. HASIL
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
5.1 Hasil Pengamatan

SKOR
0 30 60
  menit menit menit
  A. SIKAP      
1 Awarenes 4 4 4
  Alertness 4 4 3
  Visual placing 1 0 0
  Stereotypy 0 0 0
  Passivity 0 0 0
2 Mood  
  Grooming 4 3 0
  Vocalization 0 0 0
  Restlessness 0 0 0
  Iritability 0 0 0
  Fearfulnes 0 0 0
3 Aktivitas Motorik  
  Aktivitas spontan 4 4 3
  Reaktivitas 4 4 3
  Touch response 4 4 4
  Respon nyeri 4 3 1
 
B. PROFIL
  NEUROLOGIS      
1 Eksitesi SSP 0 0 0
  Startle respone 0 0 0
  Straub respone 0 0 0
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
  Tremor 0 0 0
  konvulsi 0 0 0
2 likondinasi motorik  
  Posisi tubuh 4 4 4
  Posisi anggota badan 4 4 4
  Staggering gait 0 2 3
  Abnormal gait 0 0 0
  Somersault test 0 0 0
3 Tonus otot  
  Otot anggota tubuh 4 3 2
  grip strenght 4 3 1
  Body tone 4 4 4
  Abdominal tone 4 4 4
4 Reflex      
  Pinna 4 4 3
  Corneal 4 4 3
  Ipsilaterial flexor 4 3 2
 
  C. PROFIL OTONOMIK      
1 Optik      
  Ukuran pupil 4 4 4
  Pembukaan palperbal 4 2 1
  Exophtalmus 0 0 0
2 Sekresi  
  Urinasi 4 5 4
  Saliva 4 4 4
3 Umum  
  writhing 0 0 0
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung

  Pilo ereksi 0 0 0
  Hypothermis 0 0 0
  Warna kulit 4 4 4
  Kec. Denyut Jantung 4 4 4
  Kec. Respirasi 4 4 4

5.2 Perhitungan
Perhitungan dosis

Skrining = obat (ibuprofen)

400 x 0,0026 = 1,04

400 x 100 ml = 0,26 ml

Berat mencit = 19

20 x 0,26 = 0,247 = 0,25

6. PEMBAHASAN SINGKAT
Telah dilakukan praktikum skrining farmakologi yang dilakukan skrining buta terhadap

suatu sediaan obat. Bertujuan melatih mahasiswa mengenali gejala-gejala

farmakologis dari suatu sediaan obat. Untuk mengetahuibatau mencari obat baru yang belum diketahui

khasiatnya. Pada praktikum ini rute pemberian obat dilakukan secara subkutan. Sebelum dilakukan

penyuntikan zat, mencit dipeiksa dulu keadaan biologisnya dalam keadaan normal termasuk uji yang

akan dilakukan. Pada mencit ini zat yang disuntikkan adalah zat yang belum diketahui senyawa obat apa,

pemberian obat juga dilakukan sesuai dengan dosis yang sudah dihitung sesuai dengan bobot mencit.

Pengujian utama yang dilakukan terhadap Pengujian utama yang mencit sebelum disuntikan zat yang

belum diketahui diantaranya uji Sikap. Profil Neurologis, dan Profil Otonomik. Lalu dilakukan
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung

penyuntikan dengan dosis yang sesuai bobot mencit. Setelah dilakukan pengamatan terjadi kenaikan

terhadap laju respirasi, frekuensi jantung, dan aktifitas motoriknya. Kenaikan laju respirasi dan frekuensi

jantung memang tidak terlalu jauh dari normal. Pada reaksi mencit setelah disuntikan zat maka dapat

disimpulkan zat apa yang kami peroleh, zat yang kami peroleh termasuk kedalam obat antiinflamasi

nonsteroid digunakan untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri ringan dan sakit akibat pilek atau

flu. Obat ini bekerja dengan menghalangi produksi zat alami dalam tubuh yang menyebabkan
peradangan.

7. KESIMPULAN

Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa setelah melakukan percobaan ini dan melihan gejala-gejala

yang ada maka dapat disimpulkan bahwa zat obat yang disuntikan pada mencit ini yaitu golongan obat

antiinflamasi nonsteroid dengan spesifikasi zat ibuprofen.

8. PUSTAKA
8.1 Tim departemen Farmakologi FKUI .2007. Farmakologi dan Terapi. FKUI: Jakarta

8.2 Darmono, Syamsudin. 2011. Buku Ajar Farmakologi Eksperimental. Jakarta. UI-Press

8.3 Katzung. Betram g. 1986. Farmakologi dasar dan klinik. Selemba Medika: Jakarta

9. LAMPIRAN
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung

Gambar Pemberian Obat Ibuprofen


LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung

Nama Mata Kuliah : Praktikum Farmakologi III


Nama Dosen Pengampu: Apt. Dytha Andri Deswanti, M. Si
Tanggal Praktikum: 28 November 2021
Judul Modul: Asisten :

Taufik Septian Hidayat, S. Farm


Hipertensi
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
Septia Anjani Suherman

Disusun Oleh : Kelompok :


Reyna Rachman 1. Bekti Septiatno G NIM: D1A191753
NIM: 2. Nani Fitriani NIM: D1A191887
D1A191778 3. Reyna Rachman NIM: D1A191778

Laporan Praktikum
1. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antihipertensi terhadap mencit putih galur Swiss

webster untuk mendapatkan efek penurunan tekanan darah.

2. PRINSIP
Efek obat antihipertensi dapat diamati dengan penurunan tekanan darah pada hewan uji.

3. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
 Spuit 1 mL
 Sonde oral
 Timbangan
 Tensimeter mencit
 Stopwatch
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
3.2 Bahan
 Mencit
 PGA
 Dexamethasone 5 mg
4. PROSEDUR
1. Disiapkan 3 ekor mencit
2. Ditimbang setiap mencit diatas timbangan, lalu catat beratnya untuk menghitung dosis dan
volume sediaan yang akan diberikan.
3. Diinduksi dengan dexamethasone 5 mg secara per oral.
4. Setelah 30 menit, tiap kelompok disuntikan per oral PGA pada setiao mencit.

5. HASIL
5.1 Hasil Pengamatan
 Kelompok 2
Pemberian Tekanan Darah
No Mencit
Obat I II III
1 I PGA 112/99 128/106 112/91
2 II PGA 113/89 128/116 112/81
3 III PGA 112/93 127/126 112/103

 Kelompok 4
Tekanan Darah
No Mencit Pemberian Obat
I II III
1 I Amlodipin 5 mg 113/103 129/116 112/988
2 II Amlodipin 5 mg 113/103 128/115 112/88
3 III Amlodipin 5 mg 112/111 127/112 113/106

5.2 Perhitungan
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
Bobot Mencit :

Mencit I : 14,90 gram

Mencit II : 15,03 gram

Mencit III : 15,73 gram

Penginduksi : Dexamethasone 5 mg

Sampel Obat : PGA 2%

 Konversi dosis Dexamethasone pada mencit :


0,013
5 mg x 0,0026 = x 100 mL=0,26 mL/20 g BB Mencit
5 mg
14,90
Mencit I = x 0,26=¿ 0,193 mL
20
15,03
Mencit II = x 0,26=0,195 mL
20
15,73
Mencit III = x 0,26=0,204 mL
20
6. PEMBAHASAN
SINGKAT
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah diastolik tetap yang lebih bessar dari 90 mmHg
disertai dengan kenaikan tekanan darah sistolik 140 mmHg. Pada kebanyakan kasus, hipertensi
terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai
“silent killer”. Tanpa disadari penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti
jantung, otak maupun ginjal. Penurunan tekanan darah yang efektif dengan farmakologi telah
terbukti mencegah kerusakan pembuluh darah dan secara substansial menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas.

Mekanisme kerja percobaan kali ini yaitu pada percobaan antiihipertensi, mencit dibagi
menjadi 4 kelompok lalu diinduksi dengan adrenalin (dexamethasone) secara per oral. Setelah 30
menit tiap kelompok diinduksi obat secara per oral : Aquadest (Kelompok I), PGA 2% (kelompok
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
II), Captopril 25 mg (Kelompok III), Amlodipin 5 mg (kelompok IV).

Dari percobaan yang telah dilakukan mencit yang diinduksi menggunakan dexamethasone
menghasilkan tekanan darah yang tinggi. Lalu kelompok 2 menggunakan larutan kontrol PGA
2% diperoleh hasil tekanan darah mencit mengalami kenaikan pada TD II dan mengalami
penurunan pada TD III. Dan untuk kelompok kontrol yang menggunakan Captopril 25 mg dan
Amlodipin 5 mg mengalami penurunan tekanan darah secara signifikan.

7. KESIMPULAN
Dari hasil yang diperoleh mencit yang disuntikkan larutan kontrol Captopril dan Amlodipin
hasilnya baik untuk menurunkan tekanan darah.
1. Amlodipine termasuk dalam golongan calcium-channel blockers (CCBs) atau antagonis
kalsium. Obat ini bekerja dengan cara membantu melemaskan otot pembuluh darah. Dengan
begitu, pembuluh darah akan melebar, darah dapat mengalir dengan lebih lancar, dan tekanan
darah dapat menurun.
2. Captopril atau kaptopril merupakan obat golongan ACE inhibitor  yang bekerja dengan cara
menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin berperan dalam
penyempitan pembuluh darah. Cara kerja ini akan membantu melebarkan pembuluh darah,
sehingga aliran darah lebih lancar dan tekanan darah pun menurun.

8. PUSTAKA
1.1 Anonim, 2016. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi. Jakarta : Depkes RI
1.2 Modul Praktikum Farmakologi
1.3 Anonim, 2016. Laporan Lengkap Farmakologi dan Toksikologi Percobaan “Antihipertensi
dan Diuretika”. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
9. LAMPIRAN
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung

Gambar Mencit yang akan ditensi

Anda mungkin juga menyukai