Anda di halaman 1dari 57

ASISTENSI

PRAKTIKUM BIOKIMIA

DEWA AYU PUTU SATRYA DEWI


Kontrak Praktikum

Nama Mata Kuliah : Praktikum Biokimia


Sks : 1 SKS
Pengampu Mata Kuliah : DAP Satrya Dewi, S.Farm.,M.Sc.,Apt
Semester :2
Hari Pertemuan/Jam : sesuai jadwal
Tempat Pertemuan : Laboratorium Biologi
TATA TERTIB /ATURAN/KESEPAKATAN

1. Mahasiswa tidak diperkenankan terlambat praktikum (15 menit


sebelumnya sudah berada di lab), bagi mahasiswa yang terlambat tanpa
alasan diharapkan menyusul praktikum pada gelombang berikutnya.
2. Sebelum menjalankan praktikum para mahasiswa harus sudah
mempersiapkan diri, mempelajari hal-hal yang berhubungan
dengan latihan yang akan dihadapi
3. Para mahasiswa harus memakai jas lab yang berlengan panjang
yang disertai dengan nametag sebagai persyaratan mengikuti
praktikum. Bagi yang tidak menggunakan tidak diperbolahkan
mengikuti pratikum.
4. Para mahasiwa harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh semua
penjelasan yang diberikan oleh koordinator/asisten praktikum
mengenai latihan yang akan dihadapi sehingga tidak akan menemukan
kesulitan dalam menjalankan praktikum
5. Setiap pertemuan praktikum akan diadakan pretest dan postest.
TATA TERTIB /ATURAN/KESEPAKATAN

6. Selama di dalam laboratorium, handphone, gadget, tablet dan alat


komunikasi lainnya diseting pada mode silent/getar (satu kelompok
hanya 1 HP untuk dokumentasi). Apabila harus menerima telepon
penting agar ijin sebentar meninggalkan ruang laboratorium.
7. Tidak diperkenankan makan/minum di laboratorium
8. Bagi perempuan yang mempunyai rambut panjang, diwajibkan untuk
mengikat rambutnya.
9. Jika karena sesuatu hal praktikum tidak dapat dilangsungkan (karena
sesuatu yang diluar rencana sebelumnya), maka dosen dan mahasiswa
dapat membicarakannya untuk menetapkan hari penggantinya.
10. Setelah selesai praktikum mahasiswa diharapkan untuk membersihan
dan menempatkan alat praktikum sesuai dengan letak sebelumnya.
TATA TERTIB /ATURAN/KESEPAKATAN

11. Mereka yang merusak atau menghilangkan alat-


alat harus lapor pada koordinator/asisten
praktikum
12. Mahasiswa yg ketahuan menyontek/bekerjasama saat
pretest/postest/responsi dinyatakan gagal dgn nilai E
13. Mahasiswa yang gagal praktikum dapat mengulang pada
jadwal INHAL .
Penilaian

 Standard Penilaian :
100 – 81 : A
80 – 71 : AB
70 – 66 : B
65 – 61 : BC
60 – 55 : C
54 – 41 : D
54 – 41 : E
Rincian penilaian akan di jelaskan oleh Asisten Dosen
ASDOS PRAKTIKUM BIOKIMIA 2018
A1A A1B
 I GEDE WIDHI PUTRA S.  GUSTI MANU DEWI
 KADEK DWI TRISNA PRASANTHI
 GUSTI MANU ASRI
 IDA AYU PUNIK APSARI
 GEDE DHARMA SANTOSA
 KOMANG TRI FARMANI
 NI MADE DEANA
 KADEK AYU SRI PURNAWATI
 NI NYOMAN AYU KRISTINA DEWI
 NI KOMANG SRI WAHYUNI
 IA HELSHE GIANA PUTRI KUMARA
A1C
 SANG AYU MADE MEILDAWATI
 I KADEK RYAN FARMAWANGSA C.

 NI NENGAH SEMIARI

 KADEK NIANTARI PRADNYADEWI

 THEOPHILUS SEPTIAN TANRI


PERATURAN BIOKIM
 Datang 15 menit sebelum  Individu Wajib :
praktikum dimulai. - Handscoon
 Menggunakan jas lab secara - Masker
rapi, rambut diikat rapi dan - Alat tulis
dimasukkan ke dalam jas.
 Name tag wajib dibawa.
 Kelompok Wajib :
 Menggunakan celana
panjang dengan alas kaki - Kertas label
tertutup. - Pipet tetes
 Diadakan remidi 1x. - Lap, tisu
 Nilai minimal 70. - Kresek sampah
 Bertindak curang nilai NOL. - Korek
- Alkohol 70% semprot
DATANG 15 KUMPUL
CEK ALAT
MENIT LAPORAN
SELAGI PRE
SEBELUM SEMENTARA &
TEST
PRAKTIKUM PRE TEST
DIPERIKSA
(10 SOAL, 10
MENIT)

LULUS  MULAI PRAKTIKUM PENGUMUMAN


TIDAK LULUS  REMIDI LULUS ATAU TIDAK
(NILAI MIN 70)

MAKSIMUM 30 MENIT
SEBELUM BERAKHIR,
SELURUH PEKERJAAN POST TEST
TELAH SELESAI, LEBIH (5 SOAL)
CEPAT LEBIH BAIK.
TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mahasiswa dapat mengetahui uji umum dan


spesifik analisa karbohidrat
2. Mahasiswa dapat membandingkan reaksi Molish,
Benedict, dan Glukosa dalam urin.
KARBOHIDRAT

 Karbohidrat merupakan biomolekul yang paling


melimpah di bumi dengan rumus Cn(H2O)n, dengan
n ≥ 3, beberapa karbohidrat mengandung nitrogen,
fosfor atau sulfur.

 Karbohidrat dikelompokkan menjadi tiga kelas


utama yaitu monosakarida, oligosakarida, dan
polisakarida.
KARBOHIDRAT

UJI
UJI UJI GLUKOSA
MOLISH BENEDICT DALAM
URIN
UJI MOLISH

 Uji molish adalah uji umum karbohidrat


walaupun hasilnya bukan merupakan reaksi yang
spesifik untuk karbohidrat.

 Pereaksi Molisch sangat efektif untuk uji


senyawa-senyawa yang dapat didehidratasi oleh
asam sulfat pekat menjadi senyawa furfural

 Warna yang terjadi disebabkan oleh kondensasi


furfural atau derivatnya dengan α - naftol
menghasilkan cincin berwarna ungu kemerahan
ALAT & BAHAN

ALAT: BAHAN:

Tabung reaksi Larutan Glukosa 1%


Rak tabung reaksi Dektrosa 0,1 %
Pipet tetes Larutan Pati
Spatula Pereaksi Molish
Penjepit H2SO4 Pekat
Batang pengaduk Aquades
Tisu
Keresek sampah
Lap
Kertas label
PROSEDUR KERJA

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan ( lakukan pengecekan alat)

Kedalam masing-maisng tabung masukkan 2 mL bahan percobaan dan 2 tetes


pereaksi molish, aduk dengan baik

Tambahkan perlahan-lahan melalui dinding tabung 2 mL asam sulfat pekat

Perhatikan cincin yang terjadi pada larutan


UJI BENEDICT

 Uji benedict berdasarkan atas reduski Cu2+


menjadi Cu+. Larutan-larutan tembaga dalam
keadaan alkalis bila direduksi oleh karbohidrat
yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas
akan membetuk endapan kupro oksida (Cu2O)
yang berwarna merah bata.
ALAT & BAHAN

 BAHAN:
 ALAT:

- Pereaksi Benedict
- Tabung reaksi
- Larutan Glukosa 1%
- Pipet tetes
(pengenceran 2x, 10x, 50x,
- Rak tabung reaksi 100x)
- Spatula - Larutan Dektrosa 0,1 %
- Batang Penjepit - Larutan Pati 1%
- Batang Pengaduk - Aquadest
- Gelas Ukur
- Labu Erlenmeyer
- Bunsen
PROSEDUR KERJA
GLUKOSA DALAM URIN

 Adanya glukosa dalam urin dapat diperiksa dengan


teknik yang berdasarkan atas sifat dari glukosa
yang dapat mereduksi ion-ion logam tertentu
dalam larutan alkalis, misalnya : Cu, Bi, Hg, dan Fe.

 Metode yang berdasarkan reduksi ion-ion Cu (uji


gula reduksi) antara lain adalah uji Fehling dan Uji
Benedict.
ALAT & BAHAN

 ALAT:  BAHAN:

 Tabung reaksi  Larutan Glukosa 1%


 Pipet tetes  Larutan Dekstrosa 1%
 Penjepit  Urine
 Penangas air
 Rak tabung reaksi
PROSEDUR KERJA

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan ( lakukan pengecekan alat)

Masukkan 2,5 mL larutan benedict ke dalam masing-masing tabung reaksi

Tambahkan 4 tetes larutan yang akan diperiksa, urin patologis yang terdiri
dari :
Tabung I : Glukosa 1%
Tabung II : Dektrosa 1%
Tabung III : Urin mahasiswa

Campur dengan baik

Panasakan pada nyala api bunsen selama 3 menit, kemudian dinginkan. Catat
warna yang terjadi
Tabel Penafsiran

Warna Penilaian Endapan Kadar


Warna Glukosa
Biru - - 0
Hijau/hijau + + < 0,5 %
kuning
Kuning/kunin + ++ 0,5 - 1 %
g orange
Jingga + +++ 1-2 %
Merah Bata + +++ > 2%
ASAM AMINO

 Asam amino sebagai monomer protein merupakan


molekul organik dengan massa molekul rendah
(antara 100-200) yang mengandung setidaknya satu
gugus karboksil (COOH) dan satu gugus amina
(NH2). Terdapat 20 macam asam amino penyusun
protein.
ASAM AMINO

UJI UJI
NIHIDRIN BIURET
UJI NINHIDRIN

 Uji ninhidrin merupakan uji umum untuk asam


amino. Apabila ninhidrin (triketohidrindene
hidrat) dipanaskan dengan asam amino maka
akan terbentuk kompleks berwarna

 Tujuan: Mahasiswa dapat mengidentifikasi asam


amino dengan uji Ninhidrin
ALAT & BAHAN

ALAT: BAHAN:

1. Tabung reaksi 1. Larutan Ninhidrin 0,1%


2. Rak tabung reaksi 2. Albumin (putih telur)
3. Penjepit 3. Sampel Asam Amino
4. Pipet tetes (MSG)
5. Penangas air
PROSEDUR KERJA NINHIDRIN

Larutkan 0,5 mg MSG dalam 50 mL

Ke dalam tabung reaksi  Tabung A : 2 ml putih telur dan Tabung B: 2 ml


larutan MSG

Tambahkan 3-5 tetes latutan ninhidrin 0,1% ke masing masing tabung reaksi

Panaskan dalam penangas air, selama kurang lebih 30 menit pada suhu 100oC

Lalu amati perubahan warna yang terjadi dan simpulkan.


UJI BIURET

 Larutan protein dalam basa kuat yang diberi beberapa


tetes larutan CuSO4 encer akan membentuk warna ungu
dan reaksi ini dinamakan reaksi Biuret.

 Tujuan: Mahasiswa dapat mengidentifikasi asam amino


dengan metode Biuret.
ALAT & BAHAN

 BAHAN:
 ALAT:
 Tabung reaksi
 NaOH 10%
 Rak tabung reaksi
 CuSO4 0,1 %
 Penjepit  Sampel : putih telur, kasein
 Spiritus (susu), MSG
 Urea
 Gelas beker
Pipet tetes
PROSEDUR KERJA BIURET

Ditimbang Susu: 0,5 gram dan MSG: 0,5 mg

Dilarutkan masing-masing ke dalam 50 ml air

Tambahkan 1 mL sampel + 1 mL NaOH 10%, kemudian di gojog

Tambahkan 1 tetes CuSO4 0,1% gojog dengan baik. Jika belum timbul warna
tambahkan kembali beberapa tetes CuSO4 sampai terbentuk warna, kemudian
amati warna yang terjadi

Lalu amati perubahan warna yang terjadi dan simpulkan.


PROSEDUR KERJA UNTUK BAHAN UREA

Pada tabung reaksi masukkan sedikit urea dan panaskan hingga


melebur

Dinginkan dan perhatikan baunya.

Setelah dingin, kemudian lakukan kembali seperti cara kerja di atas (No 3 dan
4).

.
TUJUAN PRAKTIKUM LIPIDA

 1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi lipid dengan


metode hidrolisis dan akrolein
 2. Mahasiswa dapat mengetahui cara penentuan
lipid dan angka peroksida
LIPIDA

Lipid adalah segolongan senyawa dalam organisme


hidup yang bersifat larut dalam pelarut organik. Lipida
berfungsi penting bagi tubuh sebagai pelarut beberapa
vitamin (A,D,E, dan K) dan juga merupakan sumber
energy yang lebih efektif dibanding karbohidrat dan
protein.
LIPIDA

UJI
HIDROLISIS UJI FFA UJI ANGKA
MENTEGA PEROKSIDA
UJI HIDROLISIS MENTEGA

 Lemak dan minyak  dapat mengalami hidrolisis karena

pengaruh asam kuat atau enzim lipase membentuk gliserol dan


asam lemak. Hasil hidrolisis akan memisah karena gliserol
larut dalam air, sedangkan asam lemak tidak larut. Pada uji
kelarutan lipid larut sempurna dalam pelarut nonpolar seperti
kloroform, eter,aseton dan benzena.
ALAT & BAHAN UJI HIDROLISIS MENTEGA

ALAT: BAHAN:

 Beker glas • Mentega


 Kaca Arloji • NaOH alkoholis 10%,
 Penangas Air • CaCl2 0,1 N
 Penjepit • NaCl padat hingga jenuh
 Spatula • larutan PP
 Pipet Tetes • H2SO4 2N 20 tetes
 Gelas Ukur
 Tabung Reaksi
 Rak Tabung Reaksi
PROSEDUR KERJA HIDROLISIS MENTEGA

Masukkan 1,25 gr mentega ke dalam beaker glas kecil  + 10 ml


NaOH alkoholis 10% tutup dengan kaca arloji  panaskan di atas
air mendidih sampai penyabunan sempurna. Kesempurnaan
penyabunan  ambil beberapa tetes hasil penyabunan  dimasukkan
ke dalam tabung reaksi dengan air. Bila penyabunan telah sempurna
akan diperoleh larutan jernih tanpa tetes minyak pada permukaan.

Setelah penyabunan sempurna tambahkan 2,5 ml. Panaskan diatas penangas air
mendidih sampai semua alkohol menguap (tidak tercium bau alkohol).

Ambil 1 ml larutan sabun pada tahap 2, masukkan ke dalam tabung reaksi, kocok dan
perhatikan pembentukan busa. Lalu tambahkan 1 ml air dan 2 tetes CaCl2 0,1 N.
Perhatikan apakah terjadi endapan? Jelaskan
Ambil 1 ml larutan sabun pada tahap 2, masukkan pada tabung reaksi, lalu
tambahkan 1 ml air dan NaCl padat hingga jenuh. Apa yang terjadi dan jelaskan
peristiwa tersebut!

Ambil 1 ml larutan sabun pada tahap 2, tambahkan larutan PP. Perhatikan


pembentukan bau asam butirat dan asam lemak lainnya yang mudah meguap.
Tambahkan H2SO4 2N 20 tetes , kemudian di gojog. Tuliskan reaksi dalam
percobaan ini.
UJI FFA (FREE FATTY ACID)

 Lemak yang menjadi tengik mempunyai bau dan rasa yang tidak
enak dan mungkin akan bersifat toksik untuk beberapa orang,
selain juga dapat merusak kandungan gizi zat-zat makanan
lainnya. Peristiwa ketengikan (rancidity) dapat terjadi karena
adanya proses oksidasi dan hidrolisa pada lemak, baik secara
ensimatik maupun non enzimatik.
 Dimana proses hidrolisa ini akan menghasilkan asam lemak
bebas atau FFA/free fatty acid.
ALAT & BAHAN FFA

 BAHAN:
 ALAT:

 NaOH 0,05 N
 Pipet Volum
 Indikator PP 0,1%
 Buret
 Etanol 96%
 Pipet Tetes
 Minyak Sampel (minyak
 Erlenmeyer
bimoli)
 Statif
 Aluminium foil
 Gelas Ukur
PROSEDUR KERJA FFA

 Ambil minyak kelapa 5 ml dengan pipet volum (BJ = 92)


 Masukkan ke dalam erlenmeyer
 Tambahakan 5 ml etanol 96%
 Ttambahkan 2 tetes PP 1%.
 Titrasi dengan NaOH 0,05N. Ulangi titrasi sebanyak 3x.

 Perhitungan FFA
%FFA = VNaOH x N . NaOH x BM asa mlemak x 100%
Berat Sampel x 1000
UJI ANGKA PEROKSIDA

 Angka peroksida adalah jumlah milligram peroksida tiap


1000 gram minyak/lemak. Angka peroksida ini berguna
untuk mengetahui adanya atauooksidasi dari
minyak/lemak.
ALAT & BAHAN ANGKA PEROKSIDA

 ALAT:  BAHAN:

 Erlenmeyer  Minyak/lemak tengik


 Larutan asam asetat
 Gelas Ukur
kloroform
 Pipet Tetes  Larutan KI jenuh/Na2SO3
 Biuret 0,1N
 Pipet Volum  Aquades

 Standar  Pati 1%

 Statif
PROSEDUR KERJA

Ukur 2,5 ml sampel (minyak/lemak tengik) dalam erlenmeyer dan


tambahkan 10 ml larutan asam asetat-kloroform

Goyangkan sampai bahan terlarut sempurna. Tambahkan 3 tetes larutan KI


jenuh.

Diamkan selama 1 menit dengan kadang-kadang digoyang kemudian


tambahkan 15 ml aquades. Dan perhatikan warna larutan.
Titrasi dengan 0,1N Na2SO3 sampai warna kuning hamper hilang (kuning
muda) dan catat volume Na2S2O3 0,1N yang diperlukan.

Tambahkan 0,5 ml larutan pati 1% titrasi kembali dengan Na2S2O3 0,1N


sampai jernih. Catat kembali volume Na2S2O3 0,1N yang dipakai.

Angka peroksida dinyatakan dalam meliquivalen peroksida dalam 1000 gram


sampel.
TUJUAN PRAKTIKUM
AKTIVITAS ENZIM LIPASE

1. Mahasiswa dapat menentukan aktivitas enzim


lipase dalam menghidrolisis lemak
2. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kerja enzim lipase
3. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi optimum
dari reaksi hidrolisis lemak
ENZIM LIPASE

Enzim-enzim yang bekerja dalam menghidrolisis


(penguraian dan pengerusakan) lemak dan minyak dapat
dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu:
1. enzim lipase = keadaan larutan substratnya lebih aktif
pada keadaaan emulsi minyak dalam air,
2. enzim esterase = keadaan larutan substratnya lebih aktif
aktif baik pada larutan maupun pada emulsi dengan
kecepatan yang sama.
Berdasarkan nomenklatur dari International Union
of Biochemistry, enzim lipase berfungsi
mengkatalisa trigliserida  digliserida dan asam
lemak, dan ternyata juga dapat menghidrolisis
digliserida lebih lanjut menjadi monogliserida.
ALAT AKTIVITAS ENZIM LIPASE

ALAT:

 Buret dan statif


 Erlenmeyer 250 mL
 Tabung reaksi
 Inkubator 37oC
 Penangas air
 Termometer
BAHAN AKTIVITAS ENZIM LIPASE

 Larutan standar NaOH 0,05 M


 Larutan fenolftalein 0,5% dalam alkohol; tablet
pencernaan (ekstrak pankreas)
 Pembuatan emulsi minyak : 1 mL minyak olive + 5 mL
alkohol 95%. Tambahkan air dengan volume yang sama
banyak  dikocok. Lalu + 10 tetes indikator PP 0,04% +
NaOH 0,05M hingga warna menjadi merah muda.
 Suspensi ekstrak pankreas : dari tablet pencernaan 50
mg/mL. Lapisan tablet dihilangkan terlebih dahulu.
 Akuades
 Alkohol 70%
PROSEDUR KERJA

Siapkan 4 buah tabung reaksi dan beri masing-masing 2ml suspensi


ekstrak pancreas.

Tabung No.1 enzim dinonaktifkan (dipanasi s/d 100oC). Selanjutnya


ditambahkan 3 mL emulsi minyak dan 1mL air. Lalu inkubasi selama 0
menit. Lalu amati apa yang terjadi. Kemudian tuangkan ke dalam
Erlenmeyer dan tambahkan 10 ml alcohol 70% & 10 tetes PP. Lalu titrasi
dengan NaOH 0,05 M. Amati dan catat volume NaOH.

Tabung No. 2 ditambahkan 3 mL emulsi minyak dan 1mL air. Lalu


inkubasi selama 15 menit. Lalu amati apa yang terjadi. Kemudian
tuangkan ke dalam Erlenmeyer dan tambahkan 10 ml alcohol 70% & 10
tetes PP. Lalu titrasi dengan NaOH 0,05 M. Amati dan catat volume
NaOH.
Untuk tabung 3 diinkubasi selama 30 menit, dan tabung 4
innkubasi selama 40 menit
sekian

Anda mungkin juga menyukai