Anda di halaman 1dari 15

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA

PETUNJUK PRAKTIKUM
BIOKIMIA

Aulia Mutiara Hikmah

D-3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA
SEMESTER GENAP 2020/2021

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA SEMESTER GENAP 2020/2021


PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA

DAFTAR ISI

PERCOBAAN I : UJI KARBOHIDRAT: MOLISCH


PERCOBAAN II : UJI KARBOHIDRAT: FEHLING DAN BENEDICT
PERCOBAAN III : UJI KARBOHIDRAT: IODIN DAN OSAZON
PERCOBAAN IV : UJI KARBOHIDRAT: BARFOED
PERCOBAAN V : UJI PROTEIN: NINHIDRIN DAN BIURET
PERCOBAAN VI : UJI PROTEIN: XANTHOPROTEIN DAN MILLON
PERCOBAAN VII : UJI LIPID : DAYA KELARUTAN
PERCOBAAN VIII : UJI LIPID : UJI SAPONIFIKASI SABUN
PERCOBAAN IX : UJI AKTIVITAS ENZIM: PENGARUH AKTIVATOR DAN INHIBITOR
PERCOBAAN X : UJI AKTIVITAS ENZIM: PENGARUH pH
PERCOBAAN XI : UJI AKTIVITAS ENZIM: PENGARUH SUHU
PERCOBAAN XII : IDENTIFIKASI VITAMIN C
PERCOBAAN XIII : PENENTUAN KADAR VITAMIN C

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA SEMESTER GENAP 2020/2021


PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN I, II, III, IV


UJI KARBOHIDRAT: MOLISCH, FEHLING DAN BENEDICT, IODIN DAN OSAZON, dan
BARFOED DAN METODE OPTIK

Tujuan Percobaan :
Memamahami identifikasi senyawa karbohidrat dengan beberapa uji molisch,
fehling dan benedict, iodin dan osazon, dan barfoed dan metode optik
Dasar Teori
Karbohidrat terdiri dari unsur C, H, dan O yang memiliki gugus aldehid/keton dan
alkohol. Rumus umum karbohidrat adalah CnH2nOn. Karbohidrat banyak ditemui di alam,
contohnya saja tumbuhan dan hewan. Manusia mengkonsumsi karbohidrat sebagai
sumber energi utama penghasil ATP. Karbohidrat dibagi atas beberapa jenis:
monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Perbedaan jenis ini adalah
bergantung pada jumlah n. Semakin banyak n, maka karbohidrat semakin kompleks dan
membentuk polimer dengan ikatan glikosidik. Setiap karbohidrat dapat memiliki ciri
khas tersendiri. Sehingga dapat diketahui dari identifikasi dengan pereaksi tertentu. Uji
yang dimaksud adalah molisch, fehling dan benedict, iodin dan osazon, dan barfoed dan
metode optik.

”Uji Molisch”
Bahan dan Alat
1. Remahan roti
2. Larutan gula
3. Buah
4. Larutan Pati
5. Pereaksi Molisch ( Larutan 5% -naftol dalam alkohol 95%)
6. H2SO4 Pekat
7. Pipet tetes
8. Tabung reaksi 4
9. Rak tabung reaksi
Prosedur Percobaan
• Menyiapkan tabung reaksi dan beri label pada masing-masing tabung
• Isi pada masing-masing tabung 3 ml larutan bahan uji
• Tambahkan 2 tetes pereaksi Mollisch pada masing-masing tabung sesuai dengan
labelnya
• Miringkan tabung reaksi yang berisi larutan standar karbohidrat, kemudian
alirkan 2 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung
• Amati warna pada bidang batas antara asam dan larutan air
• Perhatikan terbentuknya cincin warna ungu yang terjadi pada bidang batas

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA SEMESTER GENAP 2020/2021


PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA

”Uji Fehling dan Benedict”


Bahan dan Alat
• Remahan roti • Larutan benedict: (CuSO4.5H2O 1,73
• Larutan gula gram ke 10 mL aquades dan NaSitrat
• Buah 17,3 gram + NaKarbonat 10 gram ke
• Larutan Pati 50 mL aquades, diaddkan sampai 100
• Fehling A : larutan CuSO4 6,9 % mL)
• Fehling B: larutan K-Na-tartrat 34,6 • Pipet tetes
g dan larutan NaOH 10 gram dlm 100 • Tabung reaksi
mL air • Bunsen
• Rak tabung reaksi
Prosedur Percobaan
1. Bahan praktikum yang telah dimenyediakan dihancurkan secara terpisah kemudian
diletakan pada dish petri
2. Masukan bahan praktikum yang sudah di hancurkan kedalam tabung reaksi yang
berbeda-beda dan diberikan label nama untuk masing-masing bahan.
3. Kedalam tabung reaksi yang berisi bahan selanjutnya ditetesi 5 tetes larutan
Benedict / larutan fehling lalu dipanaskan menggunakan penangas air
4. Diamkan beberapa menit sampai terjadi reaksi dan perubahan warna. Tuliskan
perubahan warna setelah ditambahkan kedua pereaksi

“Uji Iodin dan Osazon”

Bahan dan Alat


• Larutan iodin (KI-KIO3): KI 5 gram • Buah
+ KIO3 0,357 gram + NaOH 2mL • Larutan Pati
ditambahkan aquades 1000 mL • Pipet tetes
• Larutan HCl 0,05N • Tabung reaksi
• Remahan roti • Bunsen
• Larutan gula • Rak tabung reaksi
Prosedur Percobaan
• Menyiapkan tabung reaksi dan beri label pada masing-masing tabung (seperti
pada metode fehling)
• Isi pada masing-masing tabung 3 ml bahan uji sesuai dengan labelnya.
• Tambahkan 3 ml larutan HCl 0,05 N pada masing-masing tabung
• Tambahkan pereaksi Iod (larutan KI-KIO3) sebanyak 1 ml
• Amati warna yang terjadi pada masing-masing tabung.

“Uji Barfoed dan Metode Optik”

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA SEMESTER GENAP 2020/2021


PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA

Bahan dan Alat


• Larutan barfoed: Cu asetat 13,3 • Pipet tetes
gram dilarutkan dalam asam • Tabung reaksi
asetat 1% 200 ml • Bunsen
• Remahan roti • Rak tabung reaksi
• Larutan gula • Penangas air
• Buah • Gelas beaker
• Larutan Pati

Prosedur Percobaan
• Menyiapkan tabung reaksi dan beri label pada masing-masing tabung (seperti
pada metode fehling)
• Isi pada masing-masing tabung 2,5 ml larutan barfoed
• Panaskan semua tabung dalam waterbath selama 10 menit
• Tambahkan 5 tetes bahan uji pada masing-masing tabung reaksi sesuai dengan
labelnya
• Panaskan kembali semua tabung dalam penangas air selama 10 menit
• Catat waktu terjadinya perubahan warna merah pada masing-masing bahan uji

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA SEMESTER GENAP 2020/2021


PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN V, VI:
UJI PROTEIN: NINHIDRIN, BIURET, XANTHOPROTEIN, DAN MILLON

Tujuan Percobaan
Memahami identifikasi protein dengan berbagai pereaksi yakni ninhidrin, biuret,
xanthoprotein, dan millon

Dasar Teori
Protein merupakan senyawa makromolekul yang menjadi komponen utama sel
tubuh manusia. Protein terdiri dari asam amino yang berikatan dengan proses
polimerisasi peptida-peptida. Untuk membentuk peptide dan protein, asam amino akan
membentuk ikatan peptida dengan asam amino lainnya. Ikatan yang terjadi pada saat
polimerisasi adalah ikatan hidrogen (gugus -NH dan gugus -OH) dan ikatan disulfida (-S-
S-) yang menyokong terjadinya ikatan yang kompleks pada protein.
Jenis-jenis asam amino yang paling umum diketahui adalah 20 jenis. Berdasarkan
jumlah asam amino penyusunnya, rantai asam amino dibagi menjadi: peptide (asam
amino kurang dari 50) dan protein (lebih dari 50 asam amino). Asam amino bersifat
amfoter karena memiliki gugus amina (basa) dan karboksilat (Asam). Berdasarkan sifat-
sifat protein yang telah dicantumkan di atas, pada praktikum ini dapat dilakukan
identifikasi protein yang ada pada sampel.

“Uji Ninhidrin dan Biuret”


Bahan dan Alat
• Pipet tetes • Pereaksi ninhidrin: 2 gram
• Tabung reaksi ninhidrin dalam 1000 mL aquades
• Bunsen • Putih telur
• Rak tabung reaksi • Air liur
• penangas air • Larutan pati
• gelas beaker • Susu
• Pereaksi biuret: NaOH 10% dan
CuSO4 0,1 %

Prosedur Percobaan tes Biuret


• Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih, tandai dengan 1, 2, 3, dan 4
• Isikan masing – masing 2 ml sampel uji
• Tambahkan 2 ml larutan NaOH 10% pada masing – masing tabung.
• Tambahkan 1 sampai 10 tetes larutan CuSO4 pada masing – masing tabung hingga
terjadi warna lembayung
• Amati perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung.

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA SEMESTER GENAP 2020/2021


PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA

Prosedur Percobaan tes Ninhidrin


• Menyediakan tabung reaksi sejumlah bahan uji dan isi dengan 3 ml bahan uji
• Tambahkan 10 tetes ninhidrin ke dalam masing – masing tabung
• Panaskan dalam penangas air selama 1 – 2 menit
• Diamkan sampai dingin dan amati warna yang terjadi.
• Reaksi positif dengan ninhidrin akan memberikan warna biru.

“Uji Xanthoprotein dan Millon”


Bahan dan Alat
• Pipet tetes • Larutan pati
• Tabung reaksi • Susu
• Bunsen • Pereaksi Xanthoprotein: HNO3 pekat
• Rak tabung reaksi dan NaOH 40%
• penangas air • Pereaksi milon: HgO 100 mg + HNO3
• gelas beaker 100 mL
• Putih telur • Larutan NaNO2
• Air liur
Prosedur Percobaan uji Xanthoprotein
• Menyediakan 4 tabung reaksi yang diisi dengan 3 ml larutan bahan uji
• Tambahkan 2 ml larutan HNO3 Pekat
• Panaskan selama 1 menit dalam penangas air
• Dinginkan dengan air yang mengalir
• Tambahkan NaOH 40% kedalam tabung secara perlahan dan hati – hati sampai
terbentuk warna jingga atau kuning tua

Prosedur Percobaan uji millon


• Menyediakan 5 tabung reaksi diisi dengan 3 ml larutan uji
• Tambahkan pada tiap-tiap tabung 4 tetes reagen millon
• Aduk sampai terbentuk endapan putih
• Panaskan hati-hati dengan api kecil
• Setelah dingin tambahkan 2 ml NaNO2 dan amati warna yang terjadi.
• Reaksi positif akan memberikan warna merah.

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA SEMESTER GENAP 2020/2021


PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN VII, VIII


UJI LIPID: DAYA KELARUTAN DAN SAPONIFIKASI SABUN

Tujuan Percobaan
Memahami kelarutan lemak dan minyak dalam berbagai macam pelarut dan
mengetahui mekanisme saponifikasi lemak dalam pembuatan sabun

Dasar Teori
Lipid merupakan senyawa yang tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut
organic non polar. Sama seperti makromolekul lain, lipid terdiri dari unsur karbon,
hydrogen, dan oksigen. Fungsi lemak sebagai sumber energi yang digunakan dalam
proses metabolisme tubuh, pembentuk insulator, komponen pembentuk hormon dan
pelindung membran sel. Lipid merupakan gabungan dari gliserida dan asam lemak.
Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.
Asam lemak jenuh biasa ditemukan pada susu, lemak hewan dan jika kadarnya
berlebihan dalam tubuh maka akan membahayakan tubuh manusia karena
meningkatkan kadar kolestrol dan trigliserida darah. Sedangkan, asam lemak tak jenuh
sangat diperlukan bagi tubuh karena dapat menurunkan kadar kolestrol dan trigliserida
darah. Contoh asam lemak tak jenuh adalah minyak zaitun. Lemak biasa ditemukan
pada hewan, sedangkan minyak merupakan bagian lipid dari tumbuhan.

“Uji LIPID: Daya Kelarutan Lemak dan Minyak”


Bahan dan Alat
• Tabung reaksi • Eter
• Rak tabung reaksi • Bensin (premium)
• Pipet tetes • Kloroform
• Gelas ukur • Minyak goreng
• Aquades • Minyak zaitun
• Aseton • Keju
• Larutan HCl 2 N
• Alkohol

Prosedur Percobaan
• Menyiapkan tabung reaksi sejumlah pelarut yang tersedia. Tandai tabung sesuai
dengan sampel yang digunakan
• Isikan 2 ml pelarut yang telah ditentukan ke dalam masing-masing tabung reaksi
yang telah ditandai
• Tambahkan 2 ml bahan uji pada masing-masing tabung.
• Kocok kuat tabung reaksi hingga minyak dan pelarut tercampur secara merata

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA SEMESTER GENAP 2020/2021


PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA

• Amati kelarutan dari bahan uji minyak tersebut pada tiap-tiap pelarut

“ Uji LIPID: Saponifikasi Sabun”


Bahan dan Alat
• Gelas erlenmeyer • Es batu
• Penangas air • NaOH padat
• Gelas beaker • Minyak goreng
• Spatula dan pengaduk • Gelas ukur
• Tabung reaksi • Timbangan analitis
• Rak tabung reaksi • Alkohol
• Aquades

Prosedur Percobaan
• Masukkan ke dalam Gelas erlenmeyer : minyak goreng 5 ml, 5 gram NaOH padat dan
50 ml Alkohol.
• Tempatkan dalam air mendidih selama 1 jam
• Dinginkan larutan dalam gelas beaker dengan cara merendam gelas erlenmeyer
dalam air dingin
• Amati terjadi endapan putih sabun
• Ambil sedkit dari zat padat (sabun) yang terbentuk dengan batang pengaduk,
kemudian larutkan dengan sedikit air dalam tabung reaksi
• Kocok dan amati perubahan yang terjadi pada larut

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA SEMESTER GENAP 2020/2021


PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN XI, X, XI
UJI AKTIFITAS ENZIM: PENGARUH INHIBITOR DAN AKTIVATOR; PENGARUH pH;
PENGARUH SUHU

Tujuan Percobaan
Memahami pengaruh activator dan inhibitor, pengaruh pH, dan pengaruh suhu
pada proses kerja enzim

Dasar Teori
Enzim adalah biokatalisator yang mempercepat laju reaksi kimia dalam tubuh
dengan menurunkan energi aktivasi reaksi. Reaksi yang dapat dikatalisis oleh enzim
sangat spesifik terhadap reaksi tertentu. Kebutuhan akan enzim pada reaksi adalah
sedikit. Enzim bekerja dalam reaksi bolak-balik (reversible). Struktur enzim adalah
gabungan protein atau protein tunggal dan senyawa non-protein yang hanya dapat
dihasilkan oleh makhluk hidup. Enzim memiliki sisi aktif yang mengikat substrat dan sisi
alosterik yang mengikat kofaktor atau activator.
Cara kerja enzim dijelaskan dalam 2 teori yaitu teori gembok dan kunci (lock and
key) dan teori kecocokan terinduksi (induced fit).Kerja enzim sangat dipengaruhi oleh
beberapa factor yakni: konsentrasi enzim dan kofaktor, konsentrasi substrat, inhibitor,
activator, suhu dan pH. Pada praktikum ini, akan dipelajari bagaimana factor-faktor
yang dapat mempengaruhi kerja enzim.

“Uji Pengaruh Aktivator dan Inhibitor pada kerja enzim”


Bahan dan Alat
• Pipet tetes • aquades
• Tabung reaksi • saliva (enzim amilase 1%)
• Rak tabung reaksi • amilum 1%
• gelas beaker • larutan NaCl 0,9%
• gelas ukur • larutan buffer pH 9,5
• kuvet • larutan KI-KIO3
• spektrofotometer UV-Vis • larutan HCl 0,05 N
• gelas gelas erlenmeyer
Prosedur Percobaan
• Menyediakan Gelas Erlemeyer 1, 2, 3
Erlenmryer 1: Erlemeyer 2
❖ 15 ml larutan buffer pH 6,5 ❖ 15 ml larutan buffer pH 6,5
❖ 3 ml larutan substrat ❖ 3 ml larutan substrat
amilum ❖ 5 ml aquades
❖ 5 tetes larutan HgCl2

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA SEMESTER GENAP 2020/2021


PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA

❖ 6 ml larutan garam NaCl


0,9%

Erlemeyer 3
(sebagai pembanding 1, 2):
❖ 15 ml larutan buffer pH 6,5
❖ 3 ml larutan substrat
❖ 6 ml aquades

• Menyediakan 5 tabung reaksi, tandai 0’, 5’, 10’, 15’, 20’ dan isi masing-masing
dengan 10 ml larutan HCl 0,05 N
• Pipet 1 ml larutan dari erlemeyer, masukkan kedalam tabung 0’
• Kemudian untuk Gelas erlenmeyer 1,2,3; tambahkan 1 ml larutan enzim ke dalam
erlemeyer.
• Setiap 5 menit setelah ini, masukkan 1 ml larutan dari erlemeyer 1, 2, 3 berturut-
turut ke dalam tabung 5’, 10’, 15’, 20’ (larutan diambil dari erlemeyer dengan
memipet dan memasukkannya ke dalam tabung, harus tepat pada waktu yang
ditentukan)
• Setelah semua selesai, tambahkan 1 ml larutan KI – KIO3 ke dalam tiap-tiap tabung
reaksi, campur baik-baik dan tunggu 5 –10 menit.
• Bacalah dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 560 nm dan lihat
absorbansinya
Untuk menghitung persentase substrat yang diolah, memakai rumus:
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡
%substrat yang diolah: 100%- x 100 %
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡0

“Uji Pengaruh pH pada kerja enzim”


Bahan dan Alat
• Pipet tetes • stopwatch
• Tabung reaksi • aquades
• rak tabung reaksi • saliva (enzim amilase 1%)
• gelas beaker • amilum 1%
• gelas ukur • larutan NaCl 0,9%
• kuvet • larutan buffer pH 4, 6, 8, 10
• spektrofotometer UV-Vis • larutan KI-KIO3
• gelas gelas erlenmeyer • larutan HCl 0,05 N

Prosedur Percobaan
• Menyediakan stopwatch dan 5 tabung reaksi yang masing-masing diberi tanda 0’,
5’, 10’, 15’, 20
PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA SEMESTER GENAP 2020/2021
PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA

• Masukkan 15 ml larutan penyangga (sesuai dengan pH yang telah ditentukan), 3 ml


substrat amilum 1% dan 6 ml larutan NaCl 0,9% ke dalam sebuah labu erlemeyer.
Kocoklah agar semua larutan tercampur.
• Setiap tabung reaksi diisi dengan 10 ml HCl 0,05 N
• Dipipet 1 ml cairan dari labu erlemeyer (pada poin 2) dan masukkan ke dalam
tabung reaksi ber tanda 0’, kocok sebentar.
• Tambahkan 1 ml larutan enzim (amilase) kedalam labu erlemeyer dan campur
dengan cepat. Tepat pada saat penambahan enzim ini dicatat waktu pada
stopwatch.
• Mendekati 5 menit setelah enzim dimasukkan ke dalam labu erlemeyer, dipipet 1
ml lagi dari labu erlemeyer. Masukkan larutan dalam pipet ke dalam tabung reaksi
bertanda 5’ tepat pada saat stopwatch berjalam 5 menit. Kocok sebentar.
• Tiap 5 menit, masukkan 1 ml larutan dari gelas erlemeyer berturut-turut kedalam
tabung reaksi dengan tanda 10’, 15’, 20’ seperti diatas. Kocok sebentar.
• Setelah semua selesai, ke dalam tiap tabung reaksi tambahkan 1 ml larutan KI-
KIO3, campur baik-baik secara merata, tunggu 5 – 10 menit.
• Lihat intensitas warna dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 560 nm
dan catat absorbansinya
Untuk menghitung persentase substrat yang diolah, memakai rumus:
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡
%substrat yang diolah: 100%- x 100 %
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡0

“Uji Pengaruh suhu pada kerja enzim”


Bahan dan Alat
• Pipet tetes • es batu
• Tabung reaksi • aquades
• penangas air • saliva (enzim amilase 1%)
• rak tabung reaksi • amilum 1%
• gelas beaker • larutan NaCl 0,9%
• gelas ukur • larutan buffer pH 9,5
• kuvet • larutan KI-KIO3
• spektrofotometer UV-Vis • larutan HCl 0,05 N
• gelas gelas erlenmeyer

Prosedur Percobaan
• Menyediakan gelas beaker untuk beberapa variasi suhu:
a. Untuk suhu 0°C disediakan bak berisi es
b. Untuk suhu 27°C diletakkan pada suhu kamar
c. Untuk suhu 40°C diletakkan pada penangas air
c. Untuk suhu 50°C diletakkan pada penangas air
PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA SEMESTER GENAP 2020/2021
PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA

• Erlenemyer diisikan dengan: 15 ml larutan penyangga pH 6,5; 3 ml larutan


substrat; 6 ml larutan NaCl 0,9%. Campur baik-baik lalu letakkan pada 1,2, 3 (pada
poin di atas) selama kira-kira 30 menit
• Tabung reaksi dimenyiapkan dan diberi tanda 0’, 5’, 10’, 15’, 20’
• Diisi masing-masing dengan 10 ml larutan HCl 0,05 N
• Dipipet 1ml larutan dari gelas erlenmeyer (pada poin 2), masukkan ke dalam
tabung reaksi bertanda 0’.
• Tambahkan 1 ml enzim ke dalam labu erlemeyer. Campur dengan cepat dan
jalankan stopwatch.
• Setiap 5 menit setelah ini, masukkan 1 ml larutan dari gelas erlenmeyer berturut-
turut ke dalam tabung 5’, 10’, 15’, 20’ (larutan diambil dari gelas erlenmeyer
dengan memipet dan memasukkannya kedalam tabung, harus tepat pada waktu
yang ditentukan).
• Setelah semua selesai, tambahkan 1 ml larutan KI – KIO3 ke dalam tiap-tiap tabung
reaksi, campur baik-baik dan tunggu 5 –10 menit.
• Lihat intensitas warna dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 560 nm
dan catat absorbansinya
Untuk menghitung persentase substrat yang diolah, memakai rumus:
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡
%substrat yang diolah: 100%- x 100 %
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡0

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA SEMESTER GENAP 2020/2021


PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN XII, XIII


IDENTIFIKASI VITAMIN C DAN PENENTUAN KADAR VITAMIN C

Tujuan Percobaan
Memahami cara identifikasi vitamin c dan penentuan kadar vitamin c dengan
metode titrasi iodometri

Dasar Teori
Vitamin merupakan salah satu satu senyawa yang sangat diperlukan oleh tubuh
untuk proses metabolism dan pertumbuhan. Asupan vitamin diperlukan untuk tubuh
karena pada umumnya vitamin tidak dapat disintesis sendiri oleh tubuh, meski ada
vitamin yang dapat disintesis walau prosesnya sangat lama.
Berdasarkan kelarutannya, vitamin dapat dibedakan menjadi vitamin yag larut
dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin A, D, E, K merupakan golongan
vitamin yang larut dalam lemak, sedangkan vitamin C dan vitamin B kompleks dapat
larut dalam air.
Vitamin C atau yang bisa disebut asam askorbat adalah vitamin yang dapat
disintesis dari glukosa dalam hati dari semua jenis mamalia, kecuali manusia. Manusia
tidak memiliki enzim yang dapat mensintesis precursor vitamin C. asupan vitamin c
sangatlah terbatas (tidak boleh labih dari 1000 mg/hari), karena sifatnya yang asam
sehingga jika mengkonsumsi vitamin c diperlukan untuk meminum air cukup banyak,
agar vitamin c dapat diekskresikan.

“Identifikasi Vitamin C pada sari buah”


Bahan dan Alat
• Tabung reaksi • Minyak goreng
• Rak tabung reaksi • Kentang
• Pipet tetes • Buah
• Gelas ukur • Larutan vitamin c
• Aquades • Mortar
• Larutan iodin

Prosedur Percobaan
• Menyiapkan sampel yang akan diuji
• Membuat label untuk variasi sampel yang akan diuji pada tabung reaksi
• 10 tetes iod dimasukkan ke dalam tabung reaksi
• Memasukkan sampel uji sesuai dengan label yang diberi dan lihat hasilnya. Catat
perbedaannya
PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA SEMESTER GENAP 2020/2021
PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA

“Penentuan Kadar Vitamin C pada sari buah”


Bahan dan Alat
• Buret • aquades
• Labu erlenmeyer 100 ml • larutan HCl 4N
• Pipet volume • larutan amilum 1%
• pipet tetes • larutan iodium
• ball hisap • sari buah
• labu ukur • larutan Na2S2O3
• klem dan statif • larutan KI 2%
Prosedur Percobaan
• melarutkan sari buah dan disaring ampasnya
• melakukan pengenceran pada sari buah di dalam labu ukur
• sampel diambil sebanyak 25 mL, ditambah 3 mL HCl 4N, 10 mL KI, dan 3 tetes
amilum
• dititrasi dengan larutan Na2S2O3
• catat volume titrasi pada saat warna menjadi keruh

Sehingga, untuk menghitung kadar vitamin c dalam sari buah adalah menggunakan
rumus berikut ini:
mL larutan iodin yang digunakan x 0,88 x 100 mg
mg vitamin C dalam 100 mL sari buah=
mL sari buah yang digunakan sebelum pengenceran

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA SEMESTER GENAP 2020/2021

Anda mungkin juga menyukai