di Rumah Sakit
KELOMPOK 2
Nora Nurhayati Br Simanjuntak 203202017
Janur Malasari 203202018
Fey Padije Limbong 203202019
Zhafirah Rahmasari 203202020
Elsakristina Br Hutagalung 203202021
Fadhilah Ramadhani 203202022
Yolanda Dwindadifa 203202023
Nathania Odilia Rosita Silaen 203202024
Desri Anggria 203202025
Brandon Salim 203202026
Fitri Febriani Saragih 203202027
Vinnie Riessa Manurung 203202028
Jessica Damanik 203202029
Catherine 203202030
Rizki Ananda Putri Nasution 203202031
Eka Nurdiana 203202032
REAGEN
Reagen : Zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi yang berfungsi
untuk mengatasi, mengukur, dan menghasilkan zat lain.
PMK No. 43 Tahun 2013 Tentang Cara Penyelenggaran Laboratorium Klinik yang Baik
PENYIMPANAN REAGEN
• Kondisi ruangan dilengkapi dengan exhaust fan dan lampu ruangan bersifat fire proof. Jika
tidak dilengkapi dengan AC maka ruangan harus memiliki sirkulasi udara yang baik
• Disimpan di dalam lemari hindari bahan dari kayu
• Tempat penyimpanan harus bersih, kering dan jauh dari sumber panas
• Nama reagen
Wadah harus diberi
• Tanggal pembuatan
label yang berisi : • Paraf pembuatan
• Tanggal penerimaan
• Konsentrasi
Penyimpanan: Disimpan dalam wadah tertutup rapat pada tempat yang dingin
terlindung dari cahaya matahari.
Catatan:
Reaksi hipersensitivitas terhadap tuberkulin yang munculnya cepat (immediate
hypersensitivity reactions) dapat timbul segera setelah suntikan dan biasanya menghilang
dalam 24 jam. Hal ini tidak mempunyai arti dan bukan menunjukkan hasil yang positif.
Reagen Pemeriksaan TBC
Mantouxt Test
INTERPRETASI TEST MANTOUX
Tes Mantoux dinyatakan positif apabila diameter indurasi > 10 mm. Kemungkinan yang
perlu dipikirkan pada anak dengan hasil tersebut:
a. Terinfeksi tuberkulosis secara alamiah
b. Infeksi TB mencakup infeksi TB laten, sakit TB aktif, atau pasca terapi TB.
c. Pernah mendapat imunisasi BCG (pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun)
d. Pada pasien usia kurang dari 5 tahun dengan riwayat vaksinasi BCG kecurigaan ke
arah infeksi alamiah TB bila hasil uji Mantoux > 15mm.
e. Infeksi mikobakterium atipik
Meskipun demikian, hasil uji Mantoux > 5 mm dapat dipertimbangkan positif pada pasien
tertentu seperti :
a. Pasien dengan infeksi HIV
b. Pasien dengan transplantasi organ atau mendapat imunosupresan jangka panjang
seperti pasien keganasan atau sindrom nefrotik
Reagen Pemeriksaan TBC
Mantouxt Test
False Negative
Pasien-pasien tertentu yang terinfeksi tuberkulosis mungkin dapat menunjukkan hasil
tes Mantoux yang negatif. Kondisi demikian disebut dengan anergi. Anergi
kemungkinan terjadi pada pasien:
• Berbagai faktor indvidual seperti usia, nutrisi, gagal ginjal, imunosupresi karena
obat (seperti kortikosteroid) atau penyakit (seperti kanker, infeksi HIV, dan
sarcoidosis)
• Infeksi virus (seperti Campak,Mumps, Rubella, mononucleosis, Varicella, dan
influenza) dapat menurunkan reaktivitas tuberkulin selama beberapa bulan
• Setelah vaksinasi dengan vaksin virus hidup (seperti Campak, Mumps, Rubella)
akan teramati penurunan reaktivitas tuberkulin. Oleh sebab itu, jika uji mantoux
tidak dapat dilakukan bersamaan dengan imunisasi Campak, Mumps, dan Rubella,
uji ditunda selama 4-6 minggu
• Pasien dengan sakit TB berat seperti TB milier, meningitis TB
Mengingat masa yang diperlukan untuk terbentuknya cellular mediated immunity sejak
masuknya kuman TB adalah 2-12 minggu maka hasil negatif pada pasien dengan
kontak erat penderita TB dewasa masih mungkin pasien sedang dalam masa inkubasi.
Reagen Pemeriksaan Penyakit Demam
Berdarah
Pengertian
Demam dengue/DF dan demam berdarah
dengue/DBD (dengue haemorrhagic fever/DHF)
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue dengan manifestasi klinis demam,
nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai
leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan ditesis hemoragik.
Reagen Pemeriksaan Penyakit Demam
Berdarah
Diagnosa
Untuk mendiagnosa penyakit demam berdarah dapat
dilakukan pemeriksaan darah dilaboratorium. Adapun
pemeriksaan tersebut meliputi:
2. IgM Positip
Terlihat garis kontrol “C” dan garis IgM (“M”)
pada tes. Positip antibodi IgM terhadap virus
dengue. Mengindikasikan infeksi dengue primer
3. IgG Positip
Terlihat garis Kontrol “C” dan garis IgG (“G”)
pada tes. Positip antibodi IgG terhadap virus
dengue.Mengindikasikan infeksi dengue sekunder
ataupun infeksi dengue masa lalu
Reagen Pemeriksaan Penyakit Demam
Berdarah
4. IgG dan IgM PositiF
Terlihat garis Kontrol “C”, garis IgG (“G”), dan garis
IgM (“M”) pada tes. Positip pada kedua antibodi IgG
dan IgM terhadap virus dengue. Mengindikasikan
infeksi dengue primer akhir atau awal infeksi dengue
sekunder
5. Invalid
Tidak terlihat garis Kontrol “C” pada tes. Jumlah
sampel yang tidak sesuai, atau prosedur kerja yang
kurang tepat dapat mengakibatkan hasil seperti ini.
Ulangipengujian dengan menggunakan tes yang baru.
CARA KERJA
• Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
• Ke dalam lingkaran slide dipipet 50 µl serum
• Tambahkan 50 µl atau 1 tetes antigen (reagen
VDRL)
• Homogenkan dengan batang pengaduk
• Putar pada rotator kecepatan 100 rpm selama 4-8
menit
• Amati ada tidaknya flokulasi
1. Tes non-treponema
INTERPRETASI HASIL :
INTERPRETASI HASIL :
Meliputi :
1. Flourescent Treponema Antibody “Absorbed”
Assay (FTA-ABS)
2. Treponema Polidum Hemaglinination Assay
(TPHA)
2. Tes Treponema
INTERPRETASI HASIL
INTERPRETASI HASIL :
• Positif ditandai dengan bulatan berwarna merah, dipermukaan
lobang.
• Hasil negative terlihat seperti titik berwarna merah ditengah
dasar lobang.
Reagensia Untuk Pemeriksaan Widal
Widal atau Uji Widal adalah salah satu teknik serologi untuk mendeteksi bakteri
Salmonella typhi yang mengakibatkan penyakit demam tifoid.
Uji ini akan memperlihatkan reaksi antibodi Salmonella terhadap antigen O-somatik
dan H-flagellar di dalam darah.
Hasil positif dinyatakan dengan adanya aglutinasi. Titer agglutinin O dan H terhadap
Salmonella typhi ditentukan berdasarkan pengenceran tertinggi yang masih terjadi
aglutinasi.
Tes Widal dapat bereaksi silang dengan penyakit infeksi lain. Karena itu, bisa terjadi
reaksi positif palsu. Misalnya, saat tes Widal menunjukkan hasil yang positif, tetapi
sebenarnya bukan disebabkan oleh demam tifoid. Beberapa penyakit yang dapat
menunjukkan hasil positif terhadap tes Widal. Contohnya, demam berdarah,
tuberkulosis milier, penyakit hati kronik, dan endokarditis.
Reagensia Untuk Pemeriksaan Widal
Metode Pemeriksaan Uji Widal
Prosedur :
• Pada 8 circle slide (plat widal) pemeriksaan widal teteskan serum
pasien 80 µl (dengan pengenceran 1/20), 40 µl (1/40), 20 µl (1/80),
10 µl (1/160) dan 5 µl (1/320).
• Pada masing – masing circle ditambah 80ul antigen H, AH, BH, CH,
O, AO, BO, CO.
• Serum masing – masing antigen dihomogenkan menggunakan
rotator selama 1 menit dan diamati terjadinya aglutinasi pada setiap
circle.
Uji Widal Metode Tube Test
Prosedur:
• Ambil satu set 8 tabung reaksi kering bersih (tabung Kahn) dan beri
label sebagai 1, 2,3, 4, 5, 6, 7 dan 8 untuk deteksi antibodi O.
• Demikian pula, ambil 3 set 8 tabung reaksi dan beri label sebagai 1,
2 sampai 8.
• Encerkan sampel serum dengan pengenceran 1:20, 1:40, 1:80, 1:
160, 1: 320, 1: 640, 1 : 1280.
• Tambahkan setetes antigen uji widal yang sesuai ke semua tabung
reaksi
• Aduk rata dan inkubasi pada suhu 37 ° C selama 16-20 jam dan
periksa aglutinasi.
• Titer antibodi adalah pengenceran serum tertinggi yang
menunjukkan aglutinasi yang jelas.
Uji Widal Metode Tube Test
Pengenceran:
• Pipet ke dalam tabung No. 1 dari semua set 1,9 ml garam isotonik.
Untuk masing-masing tabung yang tersisa (2 sampai 8) tambahkan
1,0 ml garam isotonik.
• Ke tabung No.1 tabung di setiap baris tambahkan 0,1 ml sampel
serum untuk diuji dan aduk rata.
• Pindahkan 1,0 ml serum yang diencerkan dari tabung no.1 ke tabung
no.2 dan aduk rata.
• Pindahkan 1,0 ml sampel yang diencerkan dari tabung no.2 ke
tabung no.3 dan aduk rata. Lanjutkan pengenceran serial ini hingga
tabung no. 7 di setiap set.
• Buang 1,0 ml serum yang diencerkan dari tabung No. 7 dari setiap
set.
• Tube No.8 di semua set, berfungsi sebagai kontrol. Sekarang
pengenceran sampel serum yang dicapai di setiap set adalah sebagai
berikut: Nomor Tabung: 1 2 3 4 5 6 7 8 (kontrol) Pengenceran 1:20
1:40 1:80 1: 160 1: 320 1: 640 1 : 1280.
Uji Widal Metode Tube Test
Pemeriksaan HEPATITIS
1. Tes Penyaring
Serum dimasukkan ke sumuran microliter bentuk v atau u lalu
direaksikan dengan eritrosit yang telah dilapisi anti HBs.
Positif (Kemungkinan mengandung HBsAg) bila terjadi Aglutinasi
2. Tes Konfirmasi
Serum reaktif yang mengandung HBsAg akan terjadi netralisasi dengan
pemberian antibodi yang spesifik (anti HBs) > penghambatan reaksi
aglutinasi
Metode ELISA Sandwich
1. Alat
• Sumuran/well, berisi HBsAg rekombinan. Disimpan pada suhu 2-80C
• Mikropipet
• Tip
• ELISA, dengan panjang gelombang 450/630 nm
2. Bahan
• Larutan standar bewarna kuning berisi antibody HBs yang diencerkan
dengan buffer protein. Larutan standar disimpan pada suhu 2-80C
• Larutan conjugate berisi Horseradish peroxidase conjugate HBsAg yang
berwarna merah. Disimpan pada suhu 2-80C.
• Wash Buffer yakni larutan berwana bening yang berisi larutan buffer.
Sebelum digunakan diencerkan 1:20 dengan aquadest, setelah itu disimpan
pada suhu ruang selama 1minggu atau pada suhu 2-80C selama 2 minggu.
• Chromogen Solution
• Reagen Stop menggunakan H2SO4 untuk mengehentikan reaksi.
Metode ELISA Sandwich
Persiapan Reagen
• Siapkan reagen ELISA beserta microplatenya
(sumur). Diamkan sebentar pada suhu ruang.
• Siapkan sampel yang akan diperiksa, yaitu
sampel serum.
• Penempatan reagen-reagen pada sumur
dilakukan secara tegak lurus
Metode ELISA Sandwich
Cara Kerja
• Sumur A1 dibiarkan kosong untuk blanko.
• Sumur B1 – G1, untuk kontrol standar. Masukkan
masing-masing sumur 50 µl reagen standar.
Std1:(B1), (C1), (D1), (E1), (F1) dan (G1).
• Sumur H1 dan seterusnya untuk sampel.
Masukkan 50 µl sampel. Jumlah sampel
disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya jika ada
4 sampel yang di periksa, maka 4 sumur untuk
sampel yang akan digunakan.
Metode ELISA Sandwich
• Tiap sumur yang akan digunakan, kecuali sumur blanko (A1), di
tambahkan 50 µl Enzyme Conjugate.
• Homogenkan larutan pada sumur secara perlahan.
• Inkubasi: 60 menit, suhu 37˚ Celcius
• Setelah inkubasi, lakukan pencucian pada Microplate Washer
• Setelah di cuci, bersihkan microplate atau sumur dari cairan yang
tersisa dengan dipukul-pukul secara terbalik dengan lembut pada
tissue kering.
• Tiap sumur, termasuk sumur blanko (A1), tambahkan 50 ul
Solution A + Solution B, Homogenkan.
• Inkubasi 15 menit, suhu 37’C.
• Setelah inkubasi, tambahkan tiap sumur 50 µl Stop Solution.
• Lalu baca pada microplate Reader dengan panjang gelombang 450
nm.
Metode ELISA Sandwich
Interpretasi hasil
• Catat hasil absorbansi (OD)
• Menghitung Y dengan cara me-log-kan absorbansi (OD)
• Sumbu X didapatkan dari konsentrasi anti-HBS yang
dihitung dari log-konsentrasi anti HBS (log-mlU/ml)
• Gambarkan hasil dengan kurva menggunakan mircosoft
excel
• Nilai OD dari Blank adalah < 0.080 di 450 nm
• Nilai OD 0 ml/UL standard harus <0.100 di 450/630 nm
setelah blank
• Nilai OD 160 ml/UL standard harus >1.500 di 450/630 nm
setelah blank
Reagen untuk HEPATITIS