Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH UJI BIOKIMIAWI

IDENTIFIKASI KUMAN

DISUSUN OLEH :
ASIMA G.S BR DAMANIK

DOSEN : Seri Rayani Bangun M Biomed.


PRODI :TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

STIKes Santa Elisabeth Medan


2020/2021

[Type text] Page 1


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-NYA penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Dalam
makalah ini penulis membahas tentang Uji Biokimiawi untuk identifikasi Kuman yang
bertujuan agar kita lebih memahami dan dapat melakukan Uji Biokimiawi untuk
identifikasi Kuman dengan baik dan benar.

Dalam pembuatan makalah ini penulis sangat berterimakasih karena mendapat


banyak bantuan dari berbagai pihak.dan penulis menyadari dalam makalah ini masih
banyak kekurangan dalam pembuatannya, Oleh sebab itu penulis memerlukan saran dan
kritikan dari dosen dan para pembaca untuk lebih memperbaiki makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan orang lain, sekian
dan terimakasih.

Medan, Oktober 2021

Penyusun

[Type text] Page 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. 3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 4

1.1. Latar Belakang…………………………………………………………….. 4


1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………… 5
1.3. Tujuan……………………………………………………………………… 5

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….. 6

2.1 pengertian uji biokimia……………………………………………….. 6


2.2 teknik uji biokimia………………………………………………….. 6
1. Uji Hidrolisis Pati…………………………………………………. 6
2. Uji Reduksi Nitrat…………………………………………………… 7
3. Uji Peptonasi……………………………………………………….. 8
4. Uji Indol……………………………………………………………… 9
5. Uji Fermentasi Karbohidrat……………………………………… 10

BAB III PENUTUP………………………………………………………………… 12

1. Kesimpulan…………………………………………………………… 12
2. Saran…………………………………………………………………… 12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...... 13

[Type text] Page 3


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang senyawa-senyawa yang ada


di dalam sistem hidup, penyusunan senyawa-senyawa tersebut ke dalam sel-sel dan
interaksi kimia yang terjadi. Sel-sel pada makhluk hidup tersusun dari biomolekul. Untuk
dapat mempertahankan hidup, sel-sel mengalami metabolisme (reaksi pada sel). Dalam
metabolisme, sel menyerap energi dari makanan atau nutrisinya, energi ini digunakan
untuk membentuk biomolekul penyusun sel.

Karakterisasi dan klasifikasi sebagian besar mikroba seperti bakteri berdasarkan


pada reaksi enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe
media, memproduksi tipe metabolit tertentu yang di deteksidengan interaksi mikroba
dengan reagen tes yang menghasilkan warna reagen. Reaksi-reaksi dalam sel akan
teridentifikasi dengan melakukan pengujian-pengujian tertentu. Sel akan memberikan
respon sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, misalnya menghasilkan enzim
katalase, enzim gelatinase atau kemampuan untuk menghidrolisis lemak.

Secara morfologis, biakan maupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa.
Karena itu ciri fisiologis atau biokimiawi merupakan kriteria yang amat penting di dalam
identifikasi spesimen yang tidak dikenal. Tanpa hasil pengamatan fisiologis yang
memadai mengenai organisme yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidaklah
mungkin dilakukan.

Bakteri E.coli dikenal sebagai salah satu bakteri yang menyebabkan gangguan
pencernaan pada manusia. Bakteri ini termasuk dalam kelompok bakteri berbentuk
pendek dan tumbuh ideal pada suhu 20-40°C.

Bakeri Staphylococcus aureus ditemukan pada kulit dan hidung manusia. Salah satu
penyakit berbahaya yang disebabkan oleh bakteri satu ini ialah MRSA
(Methicilin-Resistant Staphylococcus Aureus) yang kebal terhadap antibiotik.

[Type text] Page 4


1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan biokimia?
2. Apa sajakah uji biokimia untuk identifikasi kuman?
3. Bagaimana teknik uji biokimiawi untuk identifikasi kuman?
4. Apakah fungsi dari uji biokimiawi untuk identifikasi kuman?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu uji biokimiawi untuk identifikasi kuman
2. Untuk mengetahui teknik uji biokimiawi untuk identifikasi kuman
3. Untuk mengetahui fungsi dari uji biokimiawi untuk identifikasi kuman

[Type text] Page 5


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 pengertian uji biokimia

Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi melalui
sifat-sifat fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya dengan metabolisme sel, yakni
selama reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan energi maupun yang
menggunakan energi untuk sintesis komponen-komponen sel dan untuk kegiatan seluler,
seperti pergerakan.

sehingga perlu diteliti sifat-sifat biokimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi


pertumbuhannya. Ciri fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di
dalam identifikasi spesimen bakteri yang tidak dikenal karena secara morfologis biakan
ataupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil pegamatan fisiologis
yang memadai mengenai kandungan organik yang diperiksa maka penentuan spesiesnya
tidak mungkin dilakukan. Karakterisasi dan klasifikasi sebagian mikroorganisme seperti
bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik maupun biokimia. Mikroorganisme dapat
tumbuh pada beberapa tipe media yang memproduksi tipe metabolit yang dapat
dideteksi dengan reaksi antara mikroorganisme dengan reagen test yang dapat
menghasilkan perubahan warna reagen.

2.2 teknik uji biokimia

Berikut beberapa uji Biokimia yang digunakan untuk identifikasi bakteri antara lain:

1. Uji Hidrolisis Pati

Pada uji hidrolisis pati, hasil positif ditandai dengan terbentuknya zona bening
berwarna kuning di sekitar daerah pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme dan tidak

[Type text] Page 6


terjadi perubahan warna medium setelah penambahan larutan lugol. Hal ini menunjukkan
amilum/pati telah terhidrolisis menjadi sakarida yang lebih sederhana.

Pra analitik:
Persiapan alat dan bahan
Alat:
• Tabung durham
• Ose
• Inkubator

Bahan:

• Suspensi bakteri
• Pati

Analitik:

1. pertama, diinokulasi 100 mikro liter suspensi bakteri uji pada lubang di
media NA yang mengandung pati
2. kemudian inkubasi selama 24 jam dalam inkubator pada suhu 37
derajat celcius.

Post analitik:

Uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya zona bening di sekitar daerah inokulasi

2. Uji Reduksi Nitrat

Uji reduksi nitrat ditandai dengan terbentuknya warna merah atau merah muda
setelah menambahkan reagen uji yang menunjukkan nitrat telah tereduksi menjadi nitrit.

Pra analitik:
Persiapan alat dan bahan
Alat:
• Tabung reaksi
• Jarum ose
• Pipet tetes

[Type text] Page 7


Bahan:

• Biakan bakteri
• Medium nitrat
• asam sulfanilat
• larutan naftilamin

Analitik:

1. Pertama diinokulasi isolat ke dalam medium nitrat cair


2. kemudian diinkubasi selama 24-48 jam dalam suhu ruang
3. kemudian dituang setengah bagian biakan ke tabung reaksi kosong lain
4. ditambahkan 2-3 tetes larutan asam sulfanilat
5. Kemudain 2-3 tetes larutan naftilamin.
6. Kemudian amati perubahan

Post analitik:

Terjadinya perubahan warna media menjadi merah atau merah muda


menunjukkan bahwa bakteri uji dapat mereduksi nitrat.

3. Uji Peptonasi

Pada peptonasi susu, kasein dihidrolisis oleh enzim renin membentuk parakasein
yang bereaksi dengan garam-garam kalsium membentuk endapan parakaseinat, Pada
peptonasi, medium menjadi basa sehingga warna indikator berwarna ungu terang.
Pada fermentasi laktosa diubah menjadi asam, sehingga menyebabkan kasein
mengendap atau menggumpal.

Pra analitik:
Persiapan alat dan bahan
Alat:
• Tabung reaksi
• Labu ukur
• Water bath

Bahan:

• Aquades
• Substrat pektin
• Buffer asetat
• Reagen DNS

[Type text] Page 8


Analitik

1. Siapkan tabung reaksi sebanyak 2 buah masing-masing diisi 1 mL susbtrat


pektin 0,5 % (b/v). 1 mL ekstrak kasar pektinase dan 1 mL buffer asetat pH 5.
2. kemudian dipanaskan dalam penangas air pada temperatur 50 oC selama 55
menit
3. selanjutnya pada tabung 2 diisi dengan 1 mL akuades dan diberi perlakuan
yang sama seperti sampel.
4. Setelah itu ditambah dengan 2 mL reagen DNS dan dipanaskan dalam air
mendidih selama 15 menit.
5. Selanjutnya campuran dimasukkan dalam labu ukur 25 mL dan ditambahkan
dengan akuades hingga tanda batas.
6. Larutan diukur serapannya pada panjang gelombang 495 nm.

Post analitik

Jika sudah selesai praktikum maka cuci dan bereskan alat-alat yang sudah dipakai.

4. Uji Indol

. Media ini biasanya digunakan dalam indetifikasi yang cepat. Hasil uji indol yang
diperoleh negatif karena tidak terbentuk lapisan (cincin) berwarna merah muda pada
permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari tryptopan sebagai
sumber karbon, yang dapat diketahui dengan menambahkan larutan kovaks. Asam
amino triptofan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein,
sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat
penguraian protein.

Pra analitik:
Persiapan alat dan bahan
Alat:
• Ose
• Tabung reaksi
• Inkubator

Bahan:

• Media MIO
• Pereaksi indol
• Biakan bakteri

[Type text] Page 9


Analitik

1. Inokulasi biakan bakteri dari media miring ke media MIO


2. Lalu inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 derajat celsius.
3. Tambahkan 0,2-0,3 ml pereaksi indol ke setiap tabung
4. Aduk dan diamkan selama beberapa menit.
5. Amati perubahannya.

Post analitik:

Warna merah cherry pada permukaan membentuk cincin menandakan reaksi indol
positif, warna jingga menunjukkan reaksi indol

5. Uji Fermentasi Karbohidrat

Uji fermentasi karbohidrat dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri yang mampu


memfermentasikan karbohidrat. Karboidrat/gula dapat difermentasikan menjadi
bermacam-macam zat, seperti alkohol, asam, dan gas; tergantung pada macamnya gula
dan spesies bakteri. Terbentuknya asam pada uji ini ditandai dengan berubahnya warna
indikator dalam medium.

Berikut ini beberapa jenis bakteri yang mampu melakukan fermentasi terhadap
karbohidrat serta hasil fermentasinya, adalah :

▶ Fermentasi asam laktat : bakteri asam laktat ( )


▶ Fermentasi alkohol :
▶ Fermentasi asam propionate : bakteri asam propionate ( )
▶ Fermentasi 2,3-butanadiol :
▶ Fermentasi asam campuran : bakteri enterik
( )
▶ Fermentasi asam butirat :

Pra analitik:
Persiapan alat dan bahan
Alat:

[Type text] Page 10


• Tabung durham
• Ose
• Inkubator

Bahan:

• Gula (glukosa, sukrosa, dan laktosa)


• Media uji fermentasi 5ml
• Isolat khamir

Analitik

Prosedur kerja:

1. Uji fermentasi dilakukan pada tabung Durham.


2. Gula yang digunakan adalah glukosa, sukrosa, dan laktosa.
3. Media untuk uji fermentasi karbohidrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi
sebanyak 5 mL.
4. Isolat khamir sebanyak 1 ose dari media padat yang telah berumur 48 jam
diambil lalu diinokulasikan ke dalam media uji fermentasi.
5. Setelah itu dilakukan inkubasi selama 7 hari pada suhu ruang ±28ºC .
6. Amati perubuhannya

Post analitik:

• Khamir yang melakukan fermentasi dapat menghasilkan gelembung,


dinyatakan tanda (+)
• Apabila tidak menghasilkan gelembung, maka khamir dinilai tidak mampu
melakukan fermentasi yang dinyatakan dengan tanda(-)
• Uji fermentasi yang positif ditandai dengan terjadinya perubahan warna media
menjadi kekuningan

[Type text] Page 11


BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang senyawa-senyawa yang ada


di dalam sistem hidup Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang
dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan
murni bakteri hasil isolasi melalui sifat-sifat fisiologinya.

Berikut beberapa uji Biokimia yang digunakan untuk identifikasi bakteri antara lain:

1. Uji Hidrolisis Pati


2. Uji Reduksi Nitrat
3. Uji Peptonase
4. Uji Indol
5. Uji Fermentasi Karbohidrat

2. Saran

Setelah membuat makalah ini penulis menyarankan agar pembaca dapat mempelajari
dan memahami isi dari makalah ini,
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan
saran yang membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik kedepannya. Terima
kasih

[Type text] Page 12


[Type text] Page 13
DAFTAR PUSTAKA

1. ^ a b Petczar, Michael J. dan E.C.S Chan (2010). . Jakarta:


UI press.
2. ^ Karyakin, et.,al. "Hydrogenase electrodes for fuel cells". 33: 73-75.
Biochem.Soc.Trans.
3. ^ Lehninger (1992). . Jakarta: Erlangga.
4. ^ a b Murray (2005). . Jakarta: EGC.
5. ^ a b c d e f g h i Ferdiaz,S (1992). . Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
6. https://hidesideofme.wordpress.com/laporan-praktikum-agent-penyakit/laporan-p
raktikum-uji-biokimia/#:~:text=Uji%2Duji%20biokimia%20yang%20biasanya,Citrate
%20(Dwidjoseputro%2C%201954).
7. https://www.pasundanekspres.co/opini/biokimia-bakteri/
8. https://www.academia.edu/36358605/LAPORAN_PRAKTIKUM_5_UJI_Biokimia
9. https://hidesideofme.wordpress.com/laporan-praktikum-agent-penyakit/laporan-p
raktikum-uji-biokimia/#:~:text=Uji%2Duji%20biokimia%20yang%20biasanya,Citrate
%20(Dwidjoseputro%2C%201954).

[Type text] Page 14

Anda mungkin juga menyukai