Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI II

PERCOBAAN III

UJI BIOKIMIAWI BAKTERI

OLEH :

NAMA : HERAWATI

NIM : A202001087

KELAS : F2

KELOMPOK : 4 (EMPAT)

DOSEN : SUGIRENG.S.Si,M.Si

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengamatan aktivitas biokima atau metabolisme mikroorganisme yang diketahui
dari kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan dan menguraikan molekul yang
kompleks seperti karbohidrat, lemak, protein dan asam nukleat. Selain itu dilakukan pula
pengamatan pada molekul-molekul sederhana seperti asam amino dan monosakarida.
Dan hasil dari berbagai uji ini digunakan untuk perincian dan identifikasi
mikroorganisme. Penggunaan zat hara tergantung dari aktivitas metabolisme mikroba.
Metabolisme sering kali menghasilkan hasil sampingan yang dapat digunakan untuk
identifikasi mikroorganisme. Pengamatan aktivitas metabolisme diketahui dan
kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan dan menguraikan molekul yang
kompleks seperti zat pati, lemak, protein dan asam nukleat. Selain itu pengamatan juga
dilakukan pada molekul yang sederhana seperti amino dan monosakarida.
Karakteristik mikroorganisme dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti
pengamatan mikroskopik koloni, pewarnaan mikroba untuk mengetahui penampakan
mikroskopik sel maupun membedakan golongan-golongan mikroorganisme, serta
karakteristik dengan serangkaian uji-uji biokimia yang menceminkan aktivitas
metabolisme enzimatik mikroorganisme.
Reaksi-reaksi biokimia bagi mikroorganisme dapat dikatakan sebagai sidik jari
biokimia, sebagaimana sidik jari pada manusia yang menjadi pembeda antara satu
orang dengan orang lainnya. Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasannya
dilihat dar interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia.
Kemampuan bakteri menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan
sumber energi yang dapat digunakan untuk identifikasi .

B. Tujuan Praktikum Tujuan pada praktikum uji biokimiawi bakteri adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sifat biokimiawi bakteri


2. Untuk mengetahui kemampuan dari suatu bakteri dalam memanfaatkan media yang
digunakan.

C. Manfaat Praktikum Manfaat yang diperoleh pada praktikum uji biokimiawi bakteri adalah
sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat mengetahui sifat biokimiawi bakteri


2. Mahasiswa dapat mengetahui kemampuan dari suatu bakteri dalam memanfaatkan
media yang digunakan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi melalui sifat-
sifat fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya dengan metabolisme sel, yakni selama
reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan energi maupun yang
menggunakan energi untuk sintesis komponen-komponen sel dan untuk kegiatan seluler,
seperti pergerakan (Rahayu dan Muhammad, 2017)

Uji biokimia untuk menunjuka sifat fisiologi bakteri menunjukan bahwa hanya 1 isolat
yang bersifat non motil. Uji fisiologis dilakukan untuk mengetahui kemampuan fisiologis
bakteri selulotik antara lain uji MR-VP ,TSIA, Indol, Simmon sitrat, urease, dan fermentasi
glukosa, H2O2 Uji oksidase. Uji MR-VP dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri
dalam mengoksidasi glukosa dan berkonsentrasi tinggi (Fallo dan Sine, 2016)

Identifikasi koloni dengan uji biokimia bertujuan untuk menentukan kemampuan bakteri
dalam memproduksi gas H2S dan karbohidrat (uji katalase TSIA) ,memfermentasi gula
(glukosa, sukrosa, laktosa dan Manitol), Produksi asam campuran (Uji MR-VP), serta daya
gerak bakteri(uji SIM). Pada setiap uji koloni ditanam pada media spesifik dan diamati
perubahan pada media setelah masa inkubasi 24 jam pada suhu 37℃. (Sya’baniar dkk,
2017).

Motilitas atau pergerakan bakteri dipengaruhi oleh gerakan aktif maupun gerakan
pasif. Gerakan aktif bakteri terjadi karena adanya flagela sedangkan gerakan pasif bakteri
terjadi karena adanya gerak Brown. Faktor yang mempengaruhi pengamatan motilitas
bakteri yaitu media biakan yang baru, produksi asam dan produk racun (Haryati,2020)

Identifikasi morfologi dilakukan untuk mengamati karakterstik makroskopis.


Diinokulasikan biakan bakteri endofit kedalam media NA baru secara goresan dengan
menggunakan jarum ose. Diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Karakteristik bakteri
endofit secara visual meliputi bentuk koloni, tepi koloni, warna koloni dan permukaan koloni
(elevasi) (Sianipar dan Sartini)
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum uji biokimiawi bakteri dilaksanakan pada hari sabtu, 22 januari
2022, Pada pukul 10.00 – selesai WITA. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi,
Fakultas Sains dan Teknologi, Prodi D-IV Teknologi Laboratorium Medik,
Universitas Mandala Waluya Kendari.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

Tabel 1. 1 Nama alat dan fungsinya

NO ALAT FUNGSI
1. Cawan petri Untuk diisi medium
pertumbuhan bakteri dan Sebagi
tempat perkembangbiakan kultur

2. Bunsen Untuk pemanasan, sterilisasi


dan pembakaran jarum ose

3. Jarum Ose Untuk memindahkan biakan


bakteri untuk ditanam /
ditumbuhkan ke media baru

4. Tabung durham Untuk mendeteksi produksi gas


yang dihasilkan mikroorgaisme

5. Inkubator Untuk menginkubasi atau


Menumbukan bakteri
2. bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2 Bahan dan Fungsi

NO BAHAN FUNGSI
1. Biakan bakteri(E. coli, Sebagai bahan yang di gunakan

Salmonela tiphy, Shigela dalam uji biokimia


2. disentri, Staphylococcus
Media(Sitrat, indol, aureus)
MR, Sebagai media pertumbuhan

VP,TSIA, Glukosa, Laktosa, bakteri


sukrosa)
C Prosedur Kerja

Prosedur kerja praktikum ini adalah sebagai berikut :

Biakan
Bakteri

 Di inokulasikan Biakan uji bakteri


pada media yang telah disiapkan pada
semua media sesuai dengan standar
inokulasi pada setiap media.
Di inkubasikan semua media pada suhu

37 ℃

selama 24-48 jam.

 Dilakukan pengamatan dengan


melihat perubahan warna atau
terjadinya peningkatan volume media
tertentu.
 Diamati dan dicatat hasil pengamatan
Hasil
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

Hasil Praktikum pada uji biokimia bakteri dapat dilihat pada tabel
berikut ini : Tabel 1. 4 Hasil Pengamatan Uji biokima bakteri.
Gram/s
No Bakteri Sitrat Ind MR VP TSIA Glu Lak Suk
A/A;H2S-
1. E.coli Negatif - + + - + + +
Salmonel K/A;H2S+;
2. Negatif - - + - + - -
Shigella K/A;H2S-
3. Negatif - d - - - - -
Staphylo

4. Positif

B. Pembahasan

Uji indol bertujuan mengidentifikasi kemampuan bakteri menghasilkan indol dengan


menggunakan enzim tryptphanase. Produksi indol didalam media dimungkinkan karena
adanya tryptophan. menjadi indol, piruvat dan amonia. Tryptophan adalah asam amino
esensial, yang teroksidasi oleh beberapa bakteri yang mengakibatkan pembentukan
indol, asam piruvat dan amonia. Uji indol dilakukan dengan inokullasi organisme uji
kedalam tryptophan broth, yang mengandung trytophan. Indol yang dihasilkan dideteksi
dengan menambahkan reagen kovac’s ini yang mengahsilkan cincin berwarna merah.
Lapisan alkohol berkonsentrasi warna merah berbentuk cincin terdapat dibagian atas.
Hasil ndol positif dinyatakan dengan adanya cincin merah hal ini disebabkan karena
indol bereaksi dengan aldehide. Hasil uji indol pada isolat bakteri E. coli adalah
positif yang ditunjukan adanya cincin merah pada bagian atas. dan hasil uji indol pada
isolat bakteri Salmonella tiphy dan shigella dysentrie adalaah negatif.

Uji MR bertujuan untuk mendeteksi kemampuan organisme dalam memproduksi dan


mempertahankan produk akhir asam stabil dari fermentasi glukosa. Beberapa bakteri
menghasilkan sejumlah besar asam dari fermentasi. Methyl Red adalah indikator Ph,
yang tetap berwarna merah pada Ph 4,4 atau kurang. Setelah inkubasi, indikator ph
Methyl Red ditambahkan ke dalam kultur bakteri. Methyl Red berwarna merah pada ph
dibawah 4,4 (hasil ini menunjukan hasil positif) dan kuning pada ph diatas 6,0. Warna
orange menunjukan Ph menengah dan dianggap hasil negatif. Hasil pengamatan
untuk Uji MR pada isolat bakteri E.coli dan Salmonella typhi adalah positif yang
ditunjukan dengan larutan berwarna merah. Dan hasil pengamatan untuk Uji MR pada
isolat bakteri Shigella dysentrie adalah negatif

VP adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi acetoin dalam kultur cair bakteri.
Pengujian ini dilakukan dengan menambahkan alpha-naftol dan kalium hidroksida
dangan kaldu Voges Proskauer yang telah di inokulasi dengan bakteri. Warna merah
cherry menunjukan hasil yang positif, sedangkan warna kuning-coklat menunjukan hasil
negatif. Tes ini tergantung pada pencernaan glukosa menjadi acetylmethylcarbinol. Jika
glukosa pecah, maka akan bereaksi dengan alpha-naftol untuk membentuk warna
merah. Dalam tes ini dua reagen, 40% KOH dan alpha- naftol ditambahkan setelah
inkubasi dan terkena oksigen. Jika terdapat acetoin, acetoin akan teroksidasi dengan
adanya udara dan KOH menjadi diacetyl. Diacetyl kemudian bereaksi dengan komponen
guanidin dari pepton, adanya alpha-naftol menghasilkan warna merah. Peran alpha-naftol
adalah untuk katalis dan penguat warna. Hasil pengamatan untuk uji VP pada semua
isolat bakteri adalah negatif yang ditunjukan tidak adanya perubahan warna terhadap
larutan VP.

Tes Citrat bertujuan mendeteksi kemampuan suatu organisme untuk memanfaatkan


sitrat sebagai satu-satunya suber karbon dan energi. Bakteri diinokulasi pada
medium yang mengandung natrium sitrat dan indikator ph bromthymol biru. Media
juga mengandung garam amoniak anorganik, yang digunakan sebagai satu-
satunya sumber nitrogen. Pemanfaatan sitrat melibatkan enzim citrat permease, yang
memecah sitrat menjadi piruvat dan CO 2-. Produksi Na2CO3 serta NH3 dari
pemanfaatan natrium sitrat dan garam amonium masing- masing menghasilkan ph
basa. Hal ini meneyebabkan perubahan warna medium dari hijau menajdi biru. Uji citrat
dilakukan dengan inokulasi mikroorganisme kedalam media sintetis organik. “Simon
Citrate Broth” apabila natrium sitrat adalah satu- satunya sumber karbon dan energi.
Bromthymol blue digunakan sebagai indicator saat asam sitrat dimetabolisme,
menghasilkan karbondioksida yang menggabungkan natrium dengan air untuk
membentuk natrium karbonat yang merupakan produk alkaline yang mengahsilkan
perubahan warna dari hijau menjadi biru dan hal ini menunjukan tes tersebut positif.
Hasil pengamatan untuk uji Citrat adalah negatif untuk semua isolat bakteri yang
ditunjukan tidak adanya perubahan warna terhadap media uji citrat.

TSIA agar adalah media diferensial yang digunakan dalam menentukan fermentasi
karbohidrat dan produksi H2S. Selain itu, uji TSIA ini juga dapat mendeteksi adanya gas
hasil dari metabolisme karbohidrat. TSIA membedakan bakteri berdasarkan
fermentasi mereka laktosa, glukosa dan sukrosa dan produksi hidrogen sulfida. TSIA
yang paling sering digunakan dalam ident ifikasi Enterobacteriaceae, meskipun
berguna untuk bakteri gram negatif lainnya. Hasil dari pengamatan untuk uji TSIA pada
E.coli menunjukan hasil A/A dengan gas positif dan H2S negatif. Hasil uji TSIA pada

Salmonella typhi menunjukan hasil K/A dengan gas negatif dan H2S positif. Hasil Uji

TSIA pada Shigella dysentrie menunjukan hasil K/A dengan gas negatif dan H2S negatif.
Dari ketiga isolat tersebut, pada E. coli terjadi perubahan warna kuning pada
keseluruhan media dikarenakan E.coli pada media TSIA dapat memfermentasikan
glukosa, laktosa, dan sukrosa. Gas positif dikarenakan gas yang dihasilkan oleh
fermentasi karbohidrat akan muncul sebagai celah di media atau akan mengangkat agar-
agar dari bagian bawah tabung.

Fermentasi karbohidrat adalah proses metabolisme oleh molekul organik yang


bertindak memberikan donor electron serta satu atau lebih produk organik yang bertindak
sebagai penerima electron. Fermentasi glukosa dimulai dengan memproduksi piruvat.
Produk akhir ferementasipiruvat meliputi berbagai asam, alkohol, dan H2 ATAU Gas
CO2-. Produk akhir yang spesifik tergantung pada organisme tertentu. Setiap media
terdiri dari bahan dasar yang ditambahkan karbohidrat yang dapat difermentasi.
Bahan dasar tersebut termasuk di dalamnya adalah pepton dan indikator ph. Tabung
Durham diletakan terbalik dalam masing- masing tabung sebagai indikator adanya
produksi gas. Produksi asam dari fermentasi karbohidrat meunurunkan ph dibawah netral
dan ternyata deaminasi dari asam amino pepton menghasilkan amonia (NH3), yang
meningkatkan ph. Produksi gas di tunjukkan dengan adanya gelembung pada tabung
durham. Kemampuan media ini untuk mendeteksi produksi asam tergantung pada
waktu inkubasi dan kemampuan fermentor untuk menghasilkan kelebihan yang relatif
asam terhadap amonia yang dihasilkan dari proses deaminasi. Hasil dari pengamatan
untuk uji gula-gula yaitu glukosa, laktosa dan sukrosa adalah positif untuk bakteri E.coli .
Pada bakteri Salmonela typhi untuk uji glukosa adalah positif dan negatif untuk uji
laktosan dan sukrosa. Pada bakteri Shigella dysentrie untuk keseluruhan uji gula-
gula yaitu glukosa, laktosa, sukrosa adalah negatif.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada tujuan dan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa


sebagai berikut :

1. Uji biokimia dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat fisiologis koloni bakteri hasil
isolasi. Biokimia bakteri berkaitan dengan proses metabolisme sel bakteri. Identifikasi
bakteri tidak dapat dilakukan dengan mengetahui sifat morfologinya saja, namun
harus mengetahui sifat fisiologis bakteri juga. Sifat fisiologis bakteri sangat penting
diketahui apabila melakukan identifikasi bakteri karena sifat morfologis bakteri
dapat tampak serupa bahkan tidak dikenal sehingga dengan melakukan uji biokimia
terhadap koloni bakteri dapat mengetahui sifat dan menentukan spesies bakteri.

2. Hasil uji indol pada isolat bakteri E. coli adalah positif yang ditunjukan adanya cincin
merah pada bagian atas. dan hasil uji indol pada isolat bakteri Salmonella tiphy dan
shigella dysentrie adalah negatif. Hasil pengamatan untuk Uji MR pada isolat bakteri
E.coli dan Salmonella typhi adalah positif yang ditunjukan dengan larutan berwarna
merah. Dan hasil pengamatan untuk Uji MR pada isolat bakteri Shigella
dysentrie adalah negatif. Hasil pengamatan untuk uji VP pada semua isolat bakteri
adalah negatif yang ditunjukan tidak adanya perubahan warna terhadap larutan VP.
Hasil pengamatan untuk uji Citrat adalah negatif untuk semua isolat bakteri yang
ditunjukan tidak adanya perubahan warna terhadap media uji citrat. Hasil dari

A
pengamatan untuk uji TSIA pada E.coli menunjukan hasil /A dengan gas positif dan

H2S negatif. Hasil uji TSIA pada Salmonella typhi menunjukan hasil K/A dengan gas

negatif dan H2S positif. Hasil Uji TSIA pada Shigella dysentrie menunjukan hasil K/A
dengan gas negatif dan H2S negatif. Dari ketiga isolat tersebut, pada E. coli
terjadi perubahan warna kuning pada keseluruhan media dikarenakan E.coli pada
media TSIA dapat memfermentasikan glukosa, laktosa, dan sukrosa. Gas positif
dikarenakan gas yang dihasilkan oleh fermentasi karbohidrat akan muncul sebagai
celah di media atau akan mengangkat agar- agar dari bagian bawah tabung. Hasil dari
pengamatan untuk uji gula-gula yaitu glukosa, laktosa dan sukrosa adalah positif untuk
bakteri E.coli . Pada bakteri Salmonela typhi untuk uji glukosa adalah positif dan
negatif untuk uji laktosan dan sukrosa. Pada bakteri Shigella dysentrie untuk
keseluruhan uji gula-gula yaitu glukosa, laktosa, sukrosa adalah negatif.
DAFTAR PUSTAKA

Fallo, Gergonius., Yuni Sine. 2016. Isolasi dan Uji Biokimia Selulotik Asal
Saluran Pencernaan Rayap Pekerja (Macrotermes spp). Jurnal
Pendidikan Biologi. Vol. 1. No. 2

Haryati, Kristina, 2020. Pengujian kualitas mikrobiologi ikan ekor kuning asap dari
pasar youtefa Papua. Jurnal JPHPI Vol. 23 No. 3

Rahayu, Susi Afrianti., Muhammad Hidayat Gumilar. 2017. Uji Cemaran Air
Minum Masyarakat Sekitar Margahayu Raya Bandung Dengan
Identifikasi Bakteri Eschirichia coli. IJPST. Vol. 4. No. 2

Rahayu, Susi Afrianti, Muhammad Hidayat Gumilar, 2017. Uji cemaran air minum
msyarakat sekitar margahayu raya bandung dengan identifikasi bakteri
Escherichia coli. Jurnal IJPS Vol. 4 No. 2

Sianipar, Guspi Wilda Sari, Sartini, Riyanto, 2020. Isolasi dan karakteristik bakteri
endofit pada akar papaya. Jurnal Ilmiah Biologi UMA (JIBIOMA) Vol. 2 No. 2
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai