Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRATIKUM BAKTERIOLOGI II

PERCOBAAN V

UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

OLEH:

NAMA : FIJAYANI

NIM : A202001014

KELAS : F1 TLM

KELOMPOK : III(TIGA)

DOSEN : SUGIRENG,S.Si.,M.Si

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Mikroba adalah jasad renik yang mempunyai sangat baik untuk bertahan hidup.

Mikroba mampu beradaptasi dengan lingkungan yang sangat dingin hingga lingkungan
yang relatif panas,dari lingkungan yang asam hingga basa.Berdasarkan peranannya,
mikroba dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu mikroba menguntungkan dan mikroba
yang merugikan.

Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau


menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara.Bahan
antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan berdasarkan peruntukkannya dapat
berupa disinfektan, antiseptik,sterilizer dan sebagainya.Antibiotik adalah zat-zat kimia
yang dihasilkan oleh fungsi dan bakteri yang memiliki khasiat mematikan atau
menghambat pertumbuhan kuman-kuman,

Uji sensitivitas bakteri merupakan cara untuk mengetahui dan mendapatkan


produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai kemampuan
untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada konsentrasi yang
rendah.Sensitivitas mengatakan bahwa uji sensitivitas bakteri merupakan suatu metode
untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri.

B. Tujuan Pratikum

Tujuan dari pratikum uji sensitivitas antibiotik pada percobaan ini ialah untuk
mengetahui reaksi yang ditunjukan bakteri terhadap antibiotik yang digunakan

C. Manfaat Pratikum

Manfaat dari pratikum uji sensitivitas antibiotik pada percobaan ini ialah agar
mahasiswa dapat mengetahui reaksi yang ditunjukan bakteri terhadap antibiotik yang
digunakan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Staphylococus aureus merupakan salah satu penyebab infeksi pada kulit luka.Infeksi pada
kulit luka ditandai dengan munculnya furunkel atau abses lokal diikuti dengan adanya reaksi
peradangan dan nyeri.Ada dua jenis antibiotika yang sering digunakan yaitu Amoksisilin dan
tetrasiklin.Kecurigaan timbulnya resistensi antibiotika diakibatkan minimnya pengetahuan
tentang penggunaan antibiotik yang sesuai dengan aturan.Penggunaan antibiotik secara terus
menerus kemungkinan dapat menyebabkan resistensi stapylococcus aureus terhadap
antibiotik(Sanu ddk,2013)

Staphylococus aureus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: warna koloni kuning dengan
diameter 1.03 mm mempunyai bentuk sel bulat, dan bersifat nonmotil. Karakteristik biokimia
adalah reaksi gram positif, oksidase, produksi indol, penggunaan karbon dari citrat negatif dan
positif terhadap katalase. Staphylococcus aureus mudah tumbuh pada kebanyakanpembenihan
bakteriologik, dalam keadaan aerobik/ mikroaerobik. Staphylococcus tumbuh paling cepat pada
suhu kamar 37º C, paling baik membentuk pigmen pada suhu kamar (20ºC) dan pada media
dengan pH 7,2-7,4(Rahmaningsih,2012).

Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme(bakteri,fungi dan


actinomycetes)yang menekan pertumbuhan mikroorganisme lainnya.Antibiotik yang sering
digunakan untuk pengobatan ISK adalah cotrimoxacole,fluoroquinolone,golongan βlaktam
seperti penicilin dan cephalosporin.E.coli yang diisolasi dari urin penderita ISK resisten terhadap
antibiotik ciprofloxacin, gentamicin, trimethoparim ,amoxicillin dan cefixime(Arivo dan
Ai,2017).

Mekanisme kerja antibiotik yaitu dapat membunuh sel bakteri dan dapat menghambat
pertumbuhan bakteri.Dinding sel bakteri tersebut akan menjadi rapuh dan terjadi lisis sel dengan
proses penghambatan sintesis dinding sel bakteri tersebut.Terdapat 5 mekanisme antibiotik
dalam membunuh dan menghambat bakteri.Pertama,menghasilkan enzim yang menghacurkan
obat aktif.Kedua,mengubah permeabilitas terhadap obat.Ketiga,mengubah target struktural untuk
obat.Keempat,mengubah jalur metabolik yang dilintasi oleh reaksi penghambat
obat.Kelima,mengubah enzim yang masih dapat melakukan fungsi metaboliknya,tetapi kurang
dipengaruhi obat(Nurfadillah,2019).

Pada prinsipnya tes kepekaan terhadap antimikroba adalah penentuan terhadap bakteri
penyebab penyakit yang kemungkinan menunjukan resistensi terhadap suatu antimikroba atau
kemampuan suatu antimikroba untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang tumbuh in
vitro,sehingga dapat dipilih sebagai antimikroba yang berpotensi untuk pengobatan.Uji kepekaan
antimikroba dilakukan pada isolat mikroba yang didapatkan dari spesimen pasien untuk
mendapatkan agen antimikroba yang tepat untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan
oleh mikroba tersebut(Soleha,2015).
BAB III

METODOLOGI

A.Waktu dan Tempat

Pratikum dilaksanakan pada hari Sabtu,15 January 2022 pada pukul


13:00-17:00 wita.Bertempat di laboratorium mikrobiologi Prodi D-IV Teknologi
Laboratorium Medis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Mandala Waluya
Kendari.

B.Alat dan Bahan

1.Alat

Alat yang digunakan pada pratikum ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 1.1 Alat dan Fungsi

No Alat Fungsi
.
1. Cawan Petri Untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur
bakteri,khamir,spora
2. Ose Loop Untuk menginokulasi mikrobia dari suatu media ke
media lainnya dan juga untuk memindahkan biakan
mikroorganisme untuk ditanam/ditumbuhkan ke media
baru
3. Api Bunsen Untuk mensterilkan pada jarum ose agar sebelum
mengambil biakan yang diamati jarum tersebut
4. Incubator Untuk menginkubasi atau mengerami suatu biakan
5. Kertas Untuk membungkus cawan petri pada saat di masukan
dalam incubator
6. Laminar air flow Untuk melakukan kegiatan mulai dari persiapan bahan
tanam,inokulasi atau penanaman
7. Pinset Untuk meletakan kertas saring yang sudah di rendam
dengan antibiotik pada media

2.Bahan

Bahan yang digunakan pada pratikum ini dapat dilihat pada table berikut ini

Tabel 1.2 Bahan dan Fungsi

No. Bahan Fungsi


1. Biakan Murni Bakteri Sebagai bahan Untuk menguji kepekaan
bakteri
2. Medium Agar Untuk Menumbuhkan mikroba pada Uji antibiotik
3. Antibiotik Untuk menekan pertumbuhan bakteri

3.Prosedure Kerja

Prosedure kerja pada pratikum ini dapat dilihat pada diagram alir berikut ini.

Biakan bakteri

 Disiapkan alat dan bahan yang digunakan


 Dinyalakan lampu bunsen
 Diambil cawan petri yang telah diisi dengan
media agar yang telah padat
 Bagi masing-masing petridish menjadi 4 bagian
dan beri label setiap daerah bagian sesuai
dengan jenis antibiotik yang akan diuji
 Dioleskan biakan murni bakteri yang akan diuji
dengan menggunakan metode goresan,
kamudian letakkan discus antibiotik yang telah
diberi antibiotik yang berbeda
 Ditunggu beberapa menit hingga discus
antibiotik menempel dan balik cawan petri dan
bungkus menggunakan kertas
 Dimasukkan ke dalam inkubator selama 48 jam
pada suhu 30 derajat celcius
 Diamati zona hambat bakteri yang terbentuk
setelah 48 jam
Hasil
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada pratikum ini dapat di lihat pada table berikut ini

Tabel 1.3 Hasil pengamatan

NO SAMPEL Gambar KETERANGAN


1. Staphhlococus 1.Antibiotik
Aureus Chloramphenicol, bersifat
sensitif terhadap
bakteri dari media EMBA,
karena ada zona hambat
(Zona Bening) yang
terbentuk.
2.Antibiotik Amoxicillin,
bersifat sensitif terhadap
bakteri dari media EMBA,
skarena ada zona hambat
(Zona Bening) yang
terbentuk.
3.Antibiotik Cefadroxil,
bersifat sensitif terhadap
bakteri dari media EMBA,
karena ada zona hambat
(Zona Bening) yang
terbentuk.
4.Antibiotik Ampicillin,
bersifat sensitif terhadap
bakteri dari media EMBA,
karena ada zona hambat
(Zona Bening) yang
terbentuk.
2. Bakteri patogen 1.Antibiotik
Chloramphenicol, bersifat
sensitif terhadap
bakteri dari media BAP,
karena ada zona hambat
(Zona Bening) yang
terbentuk.
2.Antibiotik Amoxicillin,
bersifat sensitif terhadap
bakteri dari media BAP,
karena ada zona hambat
(Zona Bening) yang
terbentuk.
3.Antibiotik Cefadroxil,
bersifat sensitif terhadap
bakteri dari media BAP,
karena ada zona hambat
(Zona Bening) yang
terbentuk.
4.Antibiotik Ampicillin,
bersifat sensitif terhadap
bakteri dari media BAP,
karena ada zona hambat
(Zona Bening) yang
terbentuk.
B.Pembahasan

Staphylococcus aureus merupakan organisme komensal pada permukaan

kulit, namun pula pada kondisi kulit terbuka/luka bakteri ini akan bersifat patogen.
Patogenitas Staphylococcus aureus dikarenakan bakteri ini memproduksi toksin dan
enzim yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan

Antibiotik merupakan obat untuk menekan pertumbuhan bakteri.Penggunaan


antibiotik yang berlebihan atau dipergunakan dengan tidak sesuai,dapat menyebabkan
masalah kekebalan antimikrobial.Penggunaan antibiotik yang tidak tepat juga memiliki
efek samping dari pemberian antibiotika.Resistensi mikroorganisme patogen tersebut
memberikan perlindungan terhadap intervensi kemoterapi antibiotik dan dapat
menyebabkan infeksi yang menjadi lebih sulit untuk disembuhkan.
Tes kepekaan terhadap antimikroba adalah penentuan terhadap bakteri
penyebab penyakit yang kemungkinan menunjukan resistensi terhadap suatu
antimikroba atau kemampuan suatu antimikroba untuk menghambat pertumbuhan
bakteri yang tumbuh in vitro,sehingga dapat dipilih sebagai antimikroba yang berpotensi
untuk pengobatan.

Hasil dari tes kepekaan,mikroorganisme diklasifikasikan ke dalam dua atau lebih


kategori.Sistem yang sederhana menentukan dua kategori,yaitu sensitif dan
resisten.Meskipun klasifikasi tersebut memberikan banyak keuntungan untuk
kepentingan statisik dan epidemiologi,bagi klinisi merupakan ukuran yang terlalu kasar
untuk digunakan.

Ukuran zona jernih tergantung kepada kecepatan difusi antimikroba,derajat


sensitivitas mikroorganisme,dari kecepatan pertumbuhan bakteri.Zona hambat cakram
antimikroba pada metode difusi.Semakin luas zona hambat,maka semakin kecil
konsentrasi daya hambat untuk derajat kategori bakteri dibandingkan terhadap diameter
zona hambat yang berbeda beda setiap antimikroba,sehingga dapat ditentukan kategori
resisten dan sensitif terhadap antimikroba uji.

Zona hambat merupakan tempat dimana bakteri terhambat pertumbuhannya


akibat antibakteri atau antimikroba.Zona hambat adalah daerah untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada media agar oleh antibiotik.Contohnya pada
antibiotik ampicilin, amoxilin.Zona hambat yang terbentuk dari hasil antibiotik pada
media BPA dan media EMBA.

Dari pratikum uji sensitivitas antibiotik pada percobaan ini maka hasil yang
didapatkan pada bakteri staphylococus aureus pada 4 antibiotik yaitu
chloramphenicol,amoxicilin,cefadroxil dan ampicillin.Bahwa bakteri staphlococus aureus
bersifat sensitif pada 4 antibiotik ini pada media EMBA karena ada zona hambat(zona
bening) yang terbentuk.Terbentuk zona hambat bakteri terhadap antibiotik.Semakin
sensitif bakteri terhadap suatu antibiotik maka diameter zona hambat yang terbentuk
semakin lebar.
Pada bakteri patogen pada 4 antibiotik yaitu antibiotik chloramphenivol,antibiotik
amoxicilin,antibiotik cefadroxil dan antibiotik ampicilin.Bahwa bakteri patogen bersifat
sensitif pada 4 antibiotik ini pada media BPA karena ada zona hambat (zona bening)
yang terbentuk.Terbentuk zona hambat bakteri terhadap antibiotik.Semakin sensitif
bakteri terhadap suatu antibiotik maka diameter zona hambat yang terbentuk semakin
lebar.

Antibiotik amoxicilin merupakan antibiotik berspektrum luas, karena dapat


mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif maupun bakteri gram
positif.Amoxicilin mempunyai sifat bakteriolitik dan juga berperan sebagai inhibitor pada
saat sintesis dinding sel.

Antibiotik ampicilin merupakan obat golongan βlaktam yang memiliki cara kerja
dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri.Mekanisme kerja antibiotik βlaktam
adalah obat yang berikatan dengan penicilin binding protein pada bakteri,kemudian
akan terjadi hambatan sintesis dinding sel bakteri karena proses trans peptidasi antar
rantai peptidoglikan terganggu,lalu akan terjadi aktivitas enzim proteolitik pada dinding
sel.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada pratikum uji sensitivitas antibiotik yang dilalukan dapat disimpulkan
yaitu Bakteri staphylococus aureus dan bakteri patogen bersifat sensitif terhadap
4 antibiotik yaitu chloramphenicol,ampicillin,cefadroxil dan amoxicilin pada media
EMBA dan media BPA dikarenakan ada zona hambat yang terbentuk.
B. Saran

Saran dari pratikum ini ialah kepada penderita luka harus menjaga
kebersihan luka dan menghindari benda-benda yang mungkin terkontaminasi
dengan bakteri. Dan kepada tenaga medis sebaiknya antibiotik yang diberikan
kepada pasien berdasarkan hasil kultur bakteri dan uji sensitivitas dengan
memperhatikan derajat infeksi luka serta diperlukan pengendalian terhadap
pemakaian antibiotik di rumah sakit
DAFTAR PUSTAKA

Arivo,Debi dan Ai Winarti Dwiningtyas.2017.Uji sensitivitas antibiotik terhadap

Escherchia coli penyebab infeksi saluran kemih.Jurnal ilmu kedokteran dan

Kesehatan.Vol 4 No 4.

Nurfadhilah.2019.Identifikasi dan uji sensitivitas antibiotik terhadap bakteri coliform yang

Terdapat pada mie basah di pasar Peunayong Kota Banda Aceh.

Rahmaningsih,Sri; Sri Wilis dan Avgas Mulyana.2012.Bakteri patogen dari perairan

Pantai dan kawasan tambak di kecamatan jenu kabupaten Jenu.Jurnal Ekologi.

Vol 12 No 1,Hlm:1-5.

Satu,Eky Melyani,Maxs Urias Ebenhaizar Sanam dan Elisabet Tangkonda.2013.Uji

Sensitivitas antibiotik terhadap Staphylococus Aureus yang diisolasi dari luka

Kulit anjing di Desa Merbaun,kecamatan amarasi Barat kabupaten kupang.

Jurnal Kajian Veteriner.Vol 3 No 2,Hlm:175-189.

Soleha,Tri Umiana.2015.Uji kepekaan terhadap antibiotik.Jurnal Juke Unila.Vol 5 No 9

Anda mungkin juga menyukai