Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PENGENALAN ALAT DAN STERILISASI

DISUSUN OLEH
Nama : Tesar Syahnariri Nanda Widodo
NIM : 52019050021
Kelas : 2A Farmasi
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2020
A. Dasar Teori
Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan tentang peri kehidupan makhluk makhluk kecil yang
hanya kelihatan dengan mikrosop (bahasa Yunani: mikros = kecil, bios = hidup, logos = kata
atau ilmu). Makhluk-makhluk kecil itu disebut mikroorganisme, mikroba, protista atau jasad
renik.
Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi yang memberikan
pembesaran yang membuat dan dapat melihat struktur organisme yang tidak dapat dilihat oleh
mata telanjang. Autoklaf digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi.
Dekontaminasi adalah proses menghilangkan atau membunuh mikroorganisme sehingga objek
aman untuk ditangani, tujuannya untuk melindungi praktikan yang melakukan percobaan
menggunakan bakteri atau semacamnya.
Sterilisasi, yaitu proses penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup dan spora-sporanya.
Desinfeksi, yaitu metode untuk memusnahkan atau menghancurkanmikroorganisme patogen.
Sanitasi, yaitu metode untuk mengurangi tingkat organisme yang hidup.
B. Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengenal alat-alat dan bahan di laboratorium beserta kegunaan dan
keamanannya.
b. Mahasiswa mampu mengoperasikan peralatan dan mengontrol kualitas ruangan
c. Mahasiswa mampu menerapkan prinsip kerja sterilisasi peralatan dan bahan
C. Alat dan Bahan
1. Inkubator
2. Autoklaf
3. Ose
4. Cawan Petri
5. Hot Plate & Stirer
6. Oven
7. Mikroskop
8. Mikropipet
9. Laminar Air Flow
10. Colony Counter
11. Kaca Objek
D. Pembahasan
NO NAMA ALAT GAMBAR FUNGSI
1. Inkubator Menginkubasi atau
menumbuhkan
mikroorganisme
pada kondisi
tertentu

2. Autoklaf Membantu dalam


membunuh suatu
mikroorganisme

3. Oven Sebagai alat


sterilisasi

4. Hot Plate dan Untuk


Stirer menghomogenkan
larutan dan
memanaskan
larutan yang mudah
terbakar
5. Mikroskop Mengamati benda
kecil yang tidak
dapat dilihat mata
telanjang

6. Mikropipet Memindahkan
suatu larutan

7. LAF Melakukan
inokulasi/
penanaman

8. Cawan Petri Mengkultur bakteri,


jamur, spora
9. Colony Mengamati bakteri
Counter yang tidak dapat
dilihat

10. Kaca Objek Menjadi tempat


preparat yang akan
diamati sehingga
objek akan lebih
jelas

11. Ose Memindahkan


biakan yang akan
ditanam ke media
baru

E. Kesimpulan
Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan tentang peri kehidupan makhluk makhluk kecil yang
hanya kelihatan dengan mikrosop
F. Daftar Pustaka
Budiyanto, 2004, Mikrobiologi Terapan, Malang, Universitas Muhammadiyah Malang
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PEMBUATAN MEDIA, PEREMAJAAN MIKROBA, PEMANTAUAN UDARA
RUANG, DAN PENGAMATAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERI

DISUSUN OLEH
Nama : Tesar Syahnariri Nanda Widodo
NIM : 52019050021
Kelas : 2A Farmasi
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2020
A. Dasar Teori
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang digunakan
untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga merupakan
makhluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat
yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya, yaitu senyawa-senyawa organik yang terdiri atas
protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin.
Inokulasi adalah menanam inokula secara aseptik ke dalam media steril baik pada media padat
maupun media cair. Inokula adalah bahan yang mengandung mikroba baik dalam keadaan cair
maupun padat. Tujuan inokulasi adalah untuk memurnikan, mengidentifikasi, meremajakan, dan
menyimpan mikroba. Biakan murni dilakukan untuk keperluan diagnostik, karakterisasi
mikroorganisme, industri farmasi dan kegiatan lain yang berkaitan dengan mikroorganisme.
Media tumbuh merupakan media yang dipersiapkan untuk digunakan menumbuhkan mikroba.
Komposisi media tumbuh disesuaikan dengan mikroba yang akan ditumbuhkan.
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengenal alat-alat dan bahan di laboratorium beserta kegunaan dan
keamanannya
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan peralatan dan mengontrol kualitas ruangan
3. Mahasiswa mampu menerapkan prinsip kerja proses pembuatan media preparat pengujian
mikrobiologi
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bentuk dan morfologi bakteri
5. Mahasiswa mampu menerapkan prinsip kerja proses kultur bakteri dengan berbagai metode
C. Alat dan Bahan
Alat :
a. Cawan petri
b. Tabung reaksi
c. Ose/Jarum inokulum
d. Pembakar bunsen
e. Hot plate dan stirer
f. Autoklaf
g. Beaker glass
Bahan :
a. Trypstic Soy Agar medium
b. Trypstic Soy Broth
D. Prodesur Kerja
A. Pembuatan Media
1. Timbang media Trypstic Soy Agar dan Trypstic Soy Broth sesuai dengan kebutuhan
2. Larutkan dengan aquades dengan volume yang diperhitungkan dengan berat yang
ditimbang
3. Untuk media TSA, Panaskan media di atas hot plate dengan menggunakan stirer sampai
hampir mendidih
4. Ukur pH media sesuaikan dengan pH standar pada media
5. Masukkan ke dalam erlenmeyer, tutup dengan kapas berkassa yang dilapisi aluminium
foil
6. Untuk pembuatan agar miring, masukan 15 mL media ke dalam tabung rekasi, buat
sesuai kebutuhan
7. Untuk media TSB, media tidak perlu dipanaskan cukup dilarutkan dalam beaker glass
dan masukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml.
8. Sterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 C, tekanan 1,5 atm, selama 15
menit.
9. Setelah steril, biarkan media dalam keadaan hangat (± 45 C), lalu tuangkan ke dalam
cawan petri yang sudah steril.
10. Biarkan membeku
11. Untuk pembuatan agar miring, media dalam tabung reaksi yang sudah disterilkan
dibekukan dalam posisi miring hampir horizontal.
12. Untuk pembuatan agar tegak, media dalam tabung reaksi cukup dibiarkan beku dalam
posisi tegak
B. Peremajaan Mikroba
a. Pada Lempeng agar
Sampel bakteri diambil dengan ujung kawat ose, kemudian digoreskan di atas media padat dalam
cawan petri. Teknik penggoresan dapat menggunakan beberapa teknik yaitu dengan :
• Goresan T
Bagi cawan petri menjadi 3 bagian mengguakan spidol marker, inokulasi daerah 1 dengan streak
zig zag. Panaskan jarum ose dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan streak zig zag pada daerah 2
dan daerah 3.
• Goresan Kuadran
Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi 4. Daerah 1
merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak se mikroorganisme. Goresan
selanjutnya dipotongkan atau disilangan dari goresan pertam sehingga jumlah semakin sedikit
dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal
b. Pada agar miring
Ujung kawat ose yang berisi bakteri digesekkan satu kali dari ujung bawah ke ujung atas
sehingga garis itu merupakan diameter memanjang dari permukaan medium.
c. Pada agar tegak
Tusukkan ujung ose lurus yang membawa bakteri , lurus ke dalam medium melalui tengah-
tengah medium.
d. Pada medium cair.
Inokulasikan menggunakan ose bulat sejumlah tertentu bakteri, masukka ke dalm medium cair,
kocok ose dalam medium padat secara halus. Inkubasi pada suhu 30-35 C , amati kekeruhan
yang terbentuk.
C. Pemantauan Udara Ruang
Siapkan Cawan petri yang berisi cawan padat. Letakkan cawan petri tersebut di setiap sudut
ruangan yang akan diperiksa dalam posisi terbuka. Biarkan cawan terpapar selama 4 jam, setelah
itu inkubasi pada suhu 30-35 C selama 24-48 jam.
D. Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
1. Sifat-sifat Umum suatu Koloni
• Besar kecilnya koloni, Ada koloni yang seruapa suatu titik, ada pula yang melebar
sampai menutup permukaan medium
• Bentuk. Ada yang bulat, ada yang memanjang, ada yang tepinya rata, dan ada yang
tepinya tidak rata.
• Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium, ada yang
timbul, yaitu menjulang tebal di atas permukaan medium.
• Halus-kasarnya permukaan. Ada koloni yang permukaannya halus saja, ada yang
permukaannya kasar dan tidak rata
• Wajah permukaan. Ada yang koloni permukaannya mengkilat, ada yang suram.
• Warna. Kebanyakan koloni bakteri itu berwarna keputihan atau kekuning-kuningan, akan
tetapi ada juga koloni yang kemerahmerahan, coklat, jingga, bir, hijau, dan ungu.
• Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang lunak seperti mentega, ada
yang keras dan kering
2. Sifat-sifat khusus suatu koloni dalam medium padat
• Sifat koloni pada agar lempeng mengenai bentuk, permukaan, dan tepi. Bentuk koloni
dilukiskan sebagai titik-titik, bulat, benang, tak teratur, serupa akar, serupa kumparan.
Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbul mencembung,
timbul membukit, timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, ada yang berombak, ada yang
berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang berbenang-benang, ada yang keriting.
• Sifat koloni pada agar miring. Sifat-sifat ini berkisar pada bentuk dan tepi koloni, dan
sifat-sifat itu dinyatakan dengan kata seperti berikut : serupa pedang, serupa tasbih, serupa titik-
titik, serupa batang, serupa akar.
• Sifat koloni pada agar tegak. Koloni dapat serupa pedang, tasbih, bertonjoltonjol,
berjonjot, serupa batang.
• Sifat koloni pada medium cair
Permukaan medium dapat memperlihatkan adanya serabut, cincin, langitlangit, atau selaput.
Dapat terlihat jika sumbat kapas dilepas
E. Hasil
F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, saya melakukan pembuatan media TSA dan TSB, kemudian peremajaan
mikroba pada lempeng agar, agar miring, agar tegak, dan medium cair, pemantauan udara ruang,
dan pengamatan bakteri.
G. Kesimpulan
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang digunakan
untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Inokulasi adalah menanam inokula
secara aseptik ke dalam media steril baik pada media padat maupun media cair.
H. Daftar Pustaka
Anonim, 1992, Cara Uji Cemaran Mikroba, SNI (Standar Nasional Indonesia), SNI 01-2897-
1992, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PEWARNAAN GRAM DAN PENGAMATAN JAMUR
DISUSUN OLEH
Nama : Tesar Syahnariri Nanda Widodo
NIM : 52019050021
Kelas : 2A Farmasi
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2020

A. Dasar Teori
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), kokus, dan spirilum. Bakteri juga dapat
dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan
warna merah dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan yang
positif berwarna merah.
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian gram pada tahun 1884. Dengan
metode ini, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri gram positif dan gram
negatif yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut
Staphylococcus adalah bakteri Gram-positif yang berbentuk bola. Bakteri ini ada yang berkoloni
dan berbentu seperti buah buah anggur. Pada tahun 1884, Rosenbach menjelaskan ada dua jenis
warna staphylococci yaitu: Staphylococcus Aureus yang berwarna kuning dan Staphylococcus
albus yang berwarna putih.
Bacillus subtilis merupakan bakteri gram-positif yang berbentuk batang, dan secara alami sering
ditemukan di tanah dan vegetasi
Escherichia coli termasuk dalam famili Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan
berbentuk batang yang fermentatif.
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik,
berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau aseksual.
Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula yang bersifat saprofit. Parasit apabila dalam
memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya,
sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak merugikan
benda itu sendiri
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengenal alat-alat dan bahan di laboratorium beserta kegunaan dan
keamanannya.
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan peralatan dan mengontrol kualitas ruangan
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bakteri dan jamur serta menerapkan teknik pewarnaan
mikroba
C. Alat dan Bahan
Alat:
- Mikroskop cahaya atau elektrik
- Kaca objek
- Pipet tetes
- Pembakar spirtus
- Botol semprot
Bahan:
- Kristal violet
- Lugol
- Etanol 96% atau aseton
- Safranin
- Aquadest
- Minyak imersi
- Methylen blue
- Bakteri Gram positif dan Negatif
- Jamur
D. Prosedur Kerja
Pewarnaan Gram
1. Bersihkan kaca objek dengan menggunakan alkohol dan kapas bebas lemak, kering
anginkan di atas pembakar spirtus sampai bebas lemak.
2. Buat lingkaran kecil ditengah kaca objek dengan spidol permanen
3. Pada lingkaran tersebut masukan satu mata ose aqudest ratakan sesuai diameter
lingkaran.
4. Ambil biakan bakteri yang diuji degan menggunakan ose, ratakan dengan aquadest yang
sudah di ratakan dalam lingkaran kaca objek. Hindari pengambilan bakteri yang terlalu banyak,
karena akan menumpuk pada pengamatan dengan mikroskop.
5. Fiksasi di atas pembakar spirtus sampai kering, untuk memastikan bakteri menempel
pada kaca objek. Jangn terlalu dekat api karena akan membuat bakteri mati.
6. Setelah kering, teteskan 3 tetes kristal violet ke atas suspsensi yang sudah kering tersebut,
tunggu selama ± 1 menit.
7. Cuci dengan aquades mengalir, kering anginkan pinggiran kaca objek dengan tisu halus,
dan kering anginkan kembali
8. Setelah kering teteskan larutan lugol, tunggu selama ± 1 menit
9. Cuci dengan aquades mengalir, kering anginkan pinggiran kaca objek dengan tisu halus,
dan kering anginkan kembali
10. Setelah kering, teteskan etanol, tunggu selama ±30 detik
11. Cuci dengan aquades mengalir, kering anginkan pinggiran kaca objek dengan tisu halus,
dan kering anginkan kembali
12. Setelah kering, teteskan safranin, tunggu selama ± 1,5 menit
13. Cuci dengan aquades mengalir, kering anginkan pinggiran kaca objek dengan tisu halus,
dan kering anginkan kembali
14. Setelah kering, tetesi dengan minyak imersi
15. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x.
Pengamatan Jamur
1. Sampel jamur diambil pada roti yang sudah terkontaminasi jamur.
2. Bersihkan kaca objek dengan menggunakan alkohol dan kapas bebas lemak, kering
anginkan di atas pembakar spirtus sampai bebas lemak.
3. Ambil biakkan jamur dengan menggunakan ose, ratakan di atas kaca objek.
4. Teteskan methylene blue, tutup dengan cover glass, hindari terbentuknya gelembung
5. Amati di bawah mkroskop perbesaran 10x
E. Hasil
F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, saya melakukan pewarnaan gram dan pengamatan jamur dengan
mengambil sampel jamur yang terkontaminasi pada roti kemudian diamati menggunakan
mikroskop.
G. Kesimpulan
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), kokus, dan spirilum. Bakteri juga dapat
dibedakan melalui teknik pewarnaan gram.
H. Daftar Pustaka
Anonim, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tanaman Obat, Cetakan Pertama, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal POM, Direktorat Pengawasan Obat
Tradisional, Jakarta
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PENENTUAN ANGKA LEMPENG TOTAL,ANGKA KAPANG KHAMIR, DAN
BAKTERI PATOGEN PADA SAMPEL

DISUSUN OLEH
Nama : Tesar Syahnariri Nanda Widodo
NIM : 52019050021
Kelas : 2A Farmasi
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2020
A. Dasar Teori
Pertumbuhan kuman merupakan peningkatan jumlah sel kuman yang terjadi akibat peningkatan
biomassa kuman yang teratur, pertumbuhan kuman memerlukan lingkungan nutrisi yang cocok
sehingga dapat mendukung proses perkembangbiakan kuman.
Angka Lempeng Total (ALT) adalah pertumbuhan bakteri mesofil aerob setelah sampel
diinkubasi dalam perbenihan yang cocok selama 24-48 jam pada suhu 37°C (SNI,1992). Uji
ALT (Angka Lempeng Total) mengandung prinsip yaitu pertumbuhan koloni bakteri aerob
mesofil setelah cuplikan diinokulasikan pada lempeng agar dengan cara tuang dan diinkubasi
pada suhu yang sesuai.
Angka kapang/khamir adalah jumlah koloni kapang dan khamir yang ditumbuhkan dalam media
yang sesuai selama 5 hari pada suhu 20-250C dan dinyatakan dalam satuan koloni./mL
(Soekarto, 2008). Uji AKK (Angka Kapang Khamir)mengandung prinsip yaitu pertumbuhan
kapang dan khamir setelah cuplikan diinokulasikan pada media yang sesuai dan diinkubasikan
pada suhu 20-25 C.
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengenal alat-alat dan bahan di laboratorium beserta kegunaan dan
keamanannya.
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan peralatan dan mengontrol kualitas ruangan
3. Mahasiswa mampu menerapkan prinsip kerja pengujian mikrobiologi untuk menentukan
angka cemaran dengan metode Angka Lempeng Total dan Angka Kapang Khamir
4. Mahasiswa mampu menerapkan prinsip kerja pengujian mikrobiologi untuk menentukan jenis
bakteri pathogen cemaran dengan metode Angka Lempeng Total dan Angka Kapang Khamir
C. Alat dan Bahan
Alat :
- Cawan petri
- Tabung reaksi
- Mikropipet
- Labtip steril
- Autoklaf
- Oven
- Erlenmeyer
- Beaker glass
- Hot plate dan stirer
- Waterbath
Bahan:
- Trypstic Soy Agar (TSA)
- Trypstic Soy Broth (TSB)
- Sarboroud Dextrose Agar (SDA)
- Mac Conkey Agar (MCA)
- Mac Conkey Broth (MCB)
- XLD Agar
- Rappaport Vassiliadis Salmonella Enrichment Broth (RVSE)
- Cetrimide Agar (CA)
- Mannitol Salt Agar (MSA)
- Sampel Sirup
D. Prosedur Kerja
1. Sterilkan cawan petri yang akan digunakan dengan menggunakan oven pada suhu 180 C
selama 1 jam.
2. Pembuatan media
a. Timbang sejumlah tertentu media yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan.
b. Larutkan dengan sejumlah volume yang sesuai dengan jumlah penimbangan
c. Untuk media padat panaskan dengan menggunakan hot plate dan stirer. Khusus untuk
media XLD agar karena tidak di autoklaf pada saat pemanasan harus dalam keadaan tertutup.
Panaskan hingga hampir mendidih.
d. Untuk medium cair cukup dilarutkan dalam beaker glass. Masukkan masingmasing 9 ml
ke dalam tabung reaksi
e. Sterilisasi semua media kecuali XLD, dengan autoclave pada suhu 121 0C, tekanan 1,5
atm, selama 15 menit
f. Setelah media steril, di dalam LAF atau engkas tuangkan media ke dalam cawan petri
steril sebanyak 15-20 ml untuk media MCA, MSA, XLD, dan CA. Biarkan membeku.
3. Pengujian Sampel ALT dan AKK
a. Sterilkan Laminar Air Flow atau enkas dengan menggunakan alkohol 70%, semprotkan
pada dinding dan meja, kemudian di lap secara searah, bersihkan sebanyak 3x putaran
b. Siapkan media TSB steril sebanyak 4 buah dan cawan petri yang sudah disterilkan
c. Siapkan juga media cair MCB dan RVSE untuk pengujian bakteri patogen
d. Pipet 1 ml sampel sirup masukkan ke dalam 2 tabung reaksi yang berisi media TSB
steril, homogenkan dengan cara mengocok perlahan tabung tersebut. (pengenceran pertama). 1
tabung lagi diinkubasi untuk pengujian bakteri patogen (inkubasi pada suhu 30-35 C selama 18-
24 jam).
e. pipet 1 ml dari tabung 1 masukkan ke dalam cawan petri (masing-masing duplo untuk
bakteri dan jamur), masukkan 1 ml lg ke dalam TSB pada tabung ke dua (Pengenceran pertama).
Beri identitas pada masing-masing cawan petri.
f. pipet 1 ml dari tabung 1 masukkan ke dalam cawan petri (masing-masing duplo untuk
bakteri dan jamur), masukkan 1 ml lg ke dalam TSB pada tabung ke dua (Pengenceran kedua).
Beri identitas pada masing-masing cawan petri.
g. pipet 1 ml dari tabung 1 masukkan ke dalam cawan petri (masing-masing duplo untuk
bakteri dan jamur), masukkan 1 ml lg ke dalam TSB pada tabung ke dua (Pengenceran ketiga).
Beri identitas pada masing-masing cawan petri.
h. Tuangkan media TSA pada cawan petri yang diberi identitas untuk pengujian bakteri,
dan media SDA pada cawan petri yang diberi identitas untuk pengujian jamur.
i. Biarkan media agar membeku
j. Untuk pengujian bakteri (Angka Lempeng Total), bungkus masing-masing cawan petri,
inkubasi dalam posisi tutup terbalik (menghadap ke bawah), inkubasi pada suhu 30-35 C selama
24-48 jam.
k. Untuk pengujian jamur (Angka Kapang Khamir), bungkus masing-masing cawan petri,
inkubasi pada suhu 20-25 C, selama 5-7 hari.
4. Pengujian Bakteri Patogen
a. TSB yang sudah diinkubasi (Pada point 3.d), diinokulasikan ke dalam tabung yang berisi
media MCB dan RVSE steril masing-masing sebanyak 1 ml.
b. Untuk media MCB diinkubasi pada suhu 40-44 C selama 18-24 jam, dan untuk RVSE
diinkubasi pada suhu 30-35 C selama 18-24 jam. Interpretasi :
 Pada media MCB terbentuk perubahan warna dari ungu jernih menjadi kuning keruh
menandakan positif E. coli.
 Pada media RVSE terbentuk perubahan warna dari hijau toska jernih menjadi hijau
keruh.
c. Ambil 1 mata ose dari TSB tadi, goreskan secara zigzag ke dalam cawan petri yang berisi
media CA dan MSA. Inkubasi pada suhu 30-35 C, selama 24-48 jam.
d. Ambil satu mata ose dari media MCB yang telah diinkubasi, goreskan secara zigzag ke
dalam cawan petri yang berisi media MCA. inkubasi pada suhu 30-35 C, selama 24-48 jam.
e. Ambil satu masa ose dari media RVSE yang telah diinkubasi, goreskan secara zigzag ke
dalam cawan petri yang berisi media XLD. Inkubasi pada suhu 30-35C, selama 24-48 jam.
Interpretasi :
 pada media CA terbentuk pertumbuhan morfologi koloni berwarna hijau menandakan
hasil positif terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa.
 Pada media MSA terbentuk pertumbuhan morfologi koloni berwarna kuning dikelilingi
zona kuning menandakan hasil positif terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
 pada media MCA terbentuk pertumbuhan morfologi koloni berwarna merah bata dengan
atau tanpa dikelilingi endapan empedu menandakan hasil positif terhadap bakteri E. coli.
 pada media XLD terbentuk pertumbuhan morologi koloni berwarna merah muda dengan
atau tanpa pusat berwarna hitam menandakan hasil positif terhadap bakteri Salmonella sp.
E. Hasil

F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, saya melakukan penentuan ALT, AKK, dan Bakteri pathogen dengan
mensterilkan cawan petri pada oven dengan suhu 180 C. Kemudian menguji sampel ALT dan
AKK menggunakan LAF.
G. Kesimpulan
Angka Lempeng Total (ALT) adalah pertumbuhan bakteri mesofil aerob setelah sampel
diinkubasi dalam perbenihan yang cocok selama 24-48 jam pada suhu 37°C
Angka kapang/khamir adalah jumlah koloni kapang dan khamir yang ditumbuhkan dalam media
yang sesuai selama 5 hari pada suhu 20-250C dan dinyatakan dalam satuan koloni./mL
H. Daftar Pustaka
Anonim, 1992, Cara Uji Cemaran Mikroba, SNI (Standar Nasional Indonesia), SNI 01-2897-
1992, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta
Anonim, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tanaman Obat, Cetakan Pertama, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal POM, Direktorat Pengawasan Obat
Tradisional, Jakarta
Anonim, 2006, Metode Analisis PPOMN (MA Suplemen 2000 Revisi 2006), Mikrobiologi,
Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional, Jakarta
Dwidjoseputro, S. 1994. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
UJI ANTIBIOTIK

DISUSUN OLEH
Nama : Tesar Syahnariri Nanda Widodo
NIM : 52019050021
Kelas : 2A Farmasi
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2020
A. Dasar Teori
Uji potensi antibiotika secara mikrobiologik adalah suatu teknik untuk menetapkan suatu potensi
antibiotika dengan mengukur efek senyawa tersebut terhadap pertumbuhan mikroorganisme uji
yang peka dan sesuai. Efek yang ditimbulkan pada senyawa uji dapat berupa hambatan
pertumbuhan.
Antibiotika adalah suatu substansi kimia yang dibentuk atau diperoleh dari berbagai spesies
mikroorganisme, yang dalam konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan
mikroorganisme lainnya.
Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan mikro-organisme hidup terutama fungi dan
bakteri tanah, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan banyak bakteri
dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Suatu zat
antimikroba yang ideal, memiliki toksisitas selektif. Istilah ini berarti bahwa suatu obat
berbahaya bagi parasit tapi tidak membahayakan bagi inang.
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengenal alat-alat dan bahan di laboratorium beserta kegunaan dan
keamanannya.
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan peralatan dan mengontrol kualitas ruangan
3. Mahasiswa mampu menerapkan prinsip kerja pengujian potensi antibiotika
C. Alat dan Bahan
1. Alat
- Cawan petri steril
- mikropipet
- labtip steril
- gelas kimia
- labu ukur
2. Bahan
- media Trypstic Soy Agar (TSA)
- Bahan-bahan alam yang berkhasiat
- Amoxicillin 500 mg
- Blank disc
- bakteri E. Coli dan S. Aureus
D. Prosedur Kerja
1. persiapan ekstrak bahan alam
a. Sebanyak ± 300 g bahan alam dipanaskan dengan 500 ml aquadest
b. Kisatkan sampai kira-kira tersisa 100 ml
2. Persiapan larutan standar
a. buat larutan amoxicillin 1000 ppm, 500 ppm, dan 250 ppm
3. Persiapan media
a. ditimbang media TSA sesuai dengan kebutuhan pengujian, di masak hingga hampir mendidih
b. sebagian di pipet sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi (jumlah disesuaikan kebutuhan)
c. disterilkan dengan autoclave pada suhu 121 C, tekanan 1 atm, selama 15 menit
d. setelah steril, tuangkan ke dalam cawan petri steril biarkan hingga padat
e. media dalam tabung reaksi dijaga suhu 40 C agar tidak beku
4. persiapan suspensi bakteri
a. ambil satu mata ose dari biakan bakteri, masukkan ke dalam larutan NaCL 0,9%
b. buat kekeruhan sama dengan setengah Mac Farland
5. Pengujian potensi antibiotik
a. Masukkan 0,1 ml suspensi bakteri ke dalam media TSA cair dalam tabung reaksi, kocok
b. tuangkan dengan segera ke dalam cawan petri yang berisi media TSA padat, ratakan
c. letakkan kertas cakram atau blank disk di atas media tersebut dengan posisi melingkar
d. teteskan pada masing-masing kertas cakram, larutan standar 1000 ppm, ekstrak bahan alam,
larutan standar 500 ppm, ekstrak bahan alam, larutan standar 250 ppm, ekstrak bahan alam.
e. inkubasi pada suhu 30-35 C selama 24 jam
f. hitung diameter zona bening yang terbentuk
E. Hasil
F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, saya melakukan uji antibiotik dengan cara memasukkan 0,1 ml suspensi
bakteri ke dalam media TSA cair dalam tabung reaksi, kemudian menuangkan ke dalam cawan
petri yang berisi media TSA padat, lalu meletakkan kertas cakram atau blank disk di atas media
tersebut dengan posisi melingkar, kemudian meneteskan pada masing-masing kertas cakram,
larutan standar 1000 ppm, ekstrak bahan alam, larutan standar 500 ppm, ekstrak bahan alam,
larutan standar 250 ppm, ekstrak bahan alam, dan menginkubasi pada suhu 30-35 C selama 24
jam
G. Kesimpulan
Uji potensi antibiotika adalah suatu teknik untuk menetapkan suatu potensi antibiotika dengan
mengukur efek senyawa tersebut terhadap pertumbuhan mikroorganisme uji yang peka dan
sesuai.
H. Daftar Pustaka
Dwidjoseputro, S. 1994. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sudaryanto. 1998. Mikrobiologi Dasar. Gramedia. Jakarta.
Ratna, 1993, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, PT Gramedia, Jakarta.
Hadioetomo, Ratna, 1990, Mikrobiologi Dalam Praktek, PT Gramedia, Jakarta.
Iptek, 2009, Pembuatan Medium, http://beritaiptek.com, diakses pada 10 Desember 2013, Palu.
Kusnadi, Peristiwati dkk, 2003, Mikrobiologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai