Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

UJI CAKRAM KIRBY-BAURER

MODUL BIOLOGI MOLEKULER

SEMESTER II

NAMA : ALDI AUFAR AUGUSTA

NIM : I1011171048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam dunia medis/kesehatan dikenal adanya suatu uji sensitifitas


antibiotik yang bertujuan untuk mendapatkan agen antibiotik yang tepat untuk
pengobatan penyakit infeksi tertentu. Dalam percobaan ini akan dilakukan uji
sensitifitas, yang merupakan suatu teknik untuk menentukan sensitifitas suatu
antibiotik dengan mengukur efek senyawa tersebut pada pertumbuhan suatu
mikroorganisme.

Resistensi antibiotik adalah kemampuan dari bakteri atau


mikroorganisme lain untuk menahan efek antibiotic. Resistensi antibiotic
terjadi ketika bakteri dapat merubah diri sedemikian rupa hingga dapat
mengurangi efektifitas dari suatu obat, bahan kimia ataupun zat lain yang
sebelumnya dimaksudkan untuk menyembuhkan atau mencegah penyakit
infeksi. Akibatnya bakteri tersebut dapat bertahan hidup dan bereproduksi
sehingga makin membahayakan. Bakteri tersebut dapat membentuk ketahanan
khusus terhadap suatu jenis antibiotika tertentu, sehingga membahayakan orang
yang terkena penyakit tersebut.1

Antibiotik merupakan senyawa alami maupun sintetik yang mempunyai


efek menekan atau menghentikan proses biokimiawi di dalam organisme,
khususnya dalam proses infeksi oleh mikroba. Pengujian dilakukan di bawah
kondisi standar, dimana kondisi standar berpedoman kepada Clinical and
Laboratory Standards Institute (CLSI).2

Suatu antibiotik dikatakan ideal apabila memenuhi syarat-syarat


mempunyai kemampuan untuk menghambat atau mematikan pertumbuhan
mikroorganisme secara luas, tidak menyebabkan terjadinya resistant terhadap
mikroorganisme patogen, tidak menimbulkan efek samping yang buruk pada
host (seperti reaksi alergi, kerusakan saraf, iritasi lambung dan sebagainya).2
B. TUJUAN

Untuk mengetahui teknik uji sensitifitas dan resistensi bakteri tertentu


terhadap antibiotik tertentu dan mengetahui efektivitas suatu antibiotik tertentu
dalam menghambat bakteri dengan menggunakan metode uji cakram Kirby-
Bauer.
BAB II

METODE

2.1. ALAT DAN BAHAN

2.1.1. Alat :

1. Cawan petri
2. Mikro pipet
3. Pipet tips
4. Blue & yellow tip
5. Inkubator
6. Laminar Air Flow (LAF)
7. Lampu spiritus
8. Bunsen
9. Handscoon
10. Masker
11. Jarum ose
12. Pinset

2.1.2. Bahan :

1. Mueller-Hinton agar
2. Biakan Bakteri Eschericia Coli
3. Kertas Cakram
4. Antibiotik Kanamycin
5. Antibiotik Cefotaxim

2.2. CARA KERJA


Proses pengerjaan dikerjakan di dalam Laminar Air Flow (LAF) untuk
menjaga kondisi lingkungan agar tetap steril.

1. Menyiapkan alat dan bahan.


2. Menggunakan APD(Alat Perlindungan Diri).
3. Menyalakan api bunsen.
4. Mensterilkan jarum ose dengan memanaskan di bunsen hingga
terbentuk bara, didiamkan sebentar supaya tidak terlalu panas.
5. Disiapkan kultur bakteri Eschericia Coli pada Cawan Petri.
6. Diinokulasi kultur bakteri ke kedua Cawan Petri berisi Mueller-Hinton
agar, menggunakan jarum Ose yang sudah disterilisasi, goreskan secara
rapat.
7. Disiapkan dua Cawan Petri, masing-masing untuk jenis antibiotik
Kanamycin dan Cefotaxim.
8. Dimasukkan masing-masing dua kertas Cakram ke dalam kedua Cawan
Petri tersebut, menggunakan pinset yang sudah disterilisasi.
9. Dilakukan penetesan antibiotik Kanamycin pada bagian tengah kedua
kertas Cakram yang terdapat pada Cawan Petri yang pertama, sebanyak
30 μL menggunakan mikropipet.
10. Dilakukan penetesan antibiotik Cefotaxim pada bagian tengah kedua
kertas Cakram yang terdapat pada Cawan Petri yang kedua, sebanyak
30 μL menggunakan mikropipet.
11. Dipindahkan kedua kertas Cakram yang mengandung antibiotik
Kanamycin pada Cawan Petri pertama ke Cawan Petri yang
mengandung kultur bakteri pada Mueller-Hinton agar, menggunakan
Pinset yang sudah disterilisasi.
12. Dipindahkan kedua kertas Cakram yang mengandung antibiotik
Cefotaxim yang terdapat pada Cawan Petri kedua ke Cawan Petri lain
yang mengandung kultur bakteri pada Mueller-Hinton agar,
menggunakan Pinset yang sudah disterilisasi.
13. Diinkubasi kedua Cawan Petri yang mengandung kultur bakteri pada
Mueller-Hinton agar dan kertas Cakram berisi antibiotik tersebut ke
dalam Inkubator dengan suhu 35°C selama 18-48 jam.
14. Setelah selesai diinkubasi, dilakukan pengukuran zona penghambatan
yang terbentuk pada masing-masing antibiotik terhadap biakan bakteri
Eschericia Coli menggunakan standar CLSI (Clinical Laboratory
Standarts Institute).
15. Ditentukan jenis bakteri tersebut termasuk ke dalam kategori sensitif,
intermediet atau resisten.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Berikut adalah foto hasil praktikum :

Berikut adalah tabel hasil pengamatan diameter zona hambat:


Diameter K1 C1 K2 C2
Melintang 38,0 mm 42,0 mm 35,0 mm 37,0 mm
Membujur 34,0 mm 29,0 mm 43,0 mm 40,0 mm
Miring 40 mm 31,0 mm 40,0 mm 44,0 mm
Rata-rata 37,3 mm 34,0 mm 39,3 mm 40,3 mm
hasil 31.3 mm 28 mm 33.3 mm 34.3 mm

Keterangan :

C1 = Cefotaxim sampel 1
K1 = Kanamycin sampel 1
C2 = Cefotaxim sampel 2
K2 = Kanamycin sampel 2

Berikut adalah klasifikasi resistensi bakteri berdasarkan CLSI :

K1 C1 K2 C2
Diameter 31.3 mm 28 mm 33.3 mm 34.3 mm
zona hambat
Range ≥20 mm ≥20 mm ≥20 mm ≥20 mm
Kategori Susceptible Susceptible Susceptible Susceptible
B. PEMBAHASAN

Metode difusi cakram merupakan metode pengujian sensitivitas bakteri secara


kualitatif. Metode kertas cakram merupakan metode yang biasa digunakan untuk
menguji aktivitas antimikroba suatu antibiotik terhadap mikroorganisme patogen
penyebab penyakit. Metode ini lebih dikenal dengan metode Kirby'-Bauer.
Inokulum bakteri pada metode ini ditanam secara merata pada permukaan agar.
Kertas cakram yang mengandung antibiotik diletakkan pada permukaan agar dan
dibiarkan berdifusi ke dalam media sekitarnya. Hasilnya dilihat zona hambat
antibiotik terhadap pertumbuhan bakteri. Ukuran zona jernih tergantung kepada
kecepatan difusi antibiotik, derajat sensitivitas mikroorganisme dan kecepatan
pertumbuhan bakteri. 3

Kultur Bakteri yang diuji pada praktikum ini adalah Escherichia coli, yang
merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang pendek (kokobasil) berukuran
0,4-0,7μm x 1,4 μm. E.coli memiliki flagel dan beberapa strain memiliki kapsul. E.
coli tumbuh baik pada hampir semua media yang biasa dipakai di laboratorium
mikrobiologi. E. coli bersifat mikroaerofilik. E. coli bersifat aerob dan juga
fakultatif anaerob serta dapat memfermentasi. 4
E. coli bersifat patogen karena dapat menyebabkan infeksi pada manusia dan
hewan. Seorang bakteriolog yaitu Theodor Escherich , mengidentifikasi E. coli dari
babi yang menderita enteritis. Enteritis merupakan peradangan usus yang bisa
menyebabkan sakit perut, mual, muntah, dan diare baik manusia maupun hewan. E.
coli merupakan bakteri yang bisa hidup pada lingkungan yang berbeda. Bakteri ini
dapat ditemukan di tanah, air, tanaman, hewan, dan manusia.5
Dalam praktikum ini, antibiotik yang digunakan adalah jenis Kanamycin dan
Cefotaxime. Kanamycin adalah antibiotik untuk mengobati infeksi serius yang
disebabkan oleh bakteri. Obat ini termasuk dalam kelompok obat aminoglikosida
yang erikat pada subunit 30S dan50 S, mencegah tRNA membentuk kompleks
inisiasi.Obat ini menyerang bakteri dalam tubuh, sedangkan Cefotaxime adalah
obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri
misalnya infeksi pernafasan bagian bawah, infeksi saluran kemih, meningitis, dan
gonore. Obat ini termasuk dalam kelas antibiotik bernama cephalosporin yang
bekerja pada stpektrum yang luas. Antibiotik ini bekerja dengan menghentikan
pertumbuhan bakteri.6
Pengerjaan praktikum ini dilakukan di dalam Laminar Air Flow agar steril dan
tidak menginfeksi praktikan yang melakukan praktikum ini. Selain di dalam
Laminar Air Flow, pengerjaan praktikum ini juga banyak yang harus dilakukan di
belakang Bunsen. Tujuannya agar bakteri tidak mudah menginfeksi praktikan,
karena seperti yang telah diketahui bahwa bakteri dapat menginfeksi seseorang
dengan cara melayang di udara dikarenakan ukurannya yang kecil hingga mudah
untuk menginfeksi melalui udara.
Pada praktikum ini didapatkan hasil bahwa pada sampel pertama, zona
hambat Kanamycin adalah 31,3 mm dan zona hambat Cefotaxime adalah 28 mm,
sedangkan pada sampel kedua, zona hambat Kanamycin adalah 33,3 mm dan
Cefotaxim adalah 34,3 mm , dimana berdasarkan CLSI (Clinical Laboratory
Standart Institute, zona hambat dari kedua antibiotik pada kedua sampel berada
pada >20 mm yang artinya antibiotik Kanamycin dan Cefotaxime bersifat
susceptible atau sensitif terhadap Bakteri Eschericia Coli. Hal ini menunjukkan
bahwa antibiotik Kanamycin dan Cefatoxim baik karena peka terhadap bakteri
patogen.
BAB IV

KESIMPULAN

Pada praktikum ini didapatkan hasil bahwa pada sampel pertama, zona
hambat Kanamycin adalah 31,3 mm dan zona hambat Cefotaxime adalah 28 mm,
sedangkan pada sampel kedua, zona hambat Kanamycin adalah 33,3 mm dan
Cefotaxim adalah 34,3 mm , dimana berdasarkan CLSI (Clinical Laboratory
Standart Institute, zona hambat dari kedua antibiotik pada kedua sampel berada
pada rentang >20 mm yang artinya antibiotik Kanamycin dan Cefotaxime bersifat
susceptible atau sensitif terhadap Bakteri Eschericia Coli. Hal ini menunjukkan
bahwa antibiotik Kanamycin dan Cefatoxim baik digunakan karena peka terhadap
bakteri patogen khususnya Eschericia Coli. Oleh karena itu, antibiotik ini cocok
untuk menghambat pertumbuhan bakteri Eschericia Coli.
DAFTAR PUSTAKA

1. Betina, V., 1983, The chemistry and Biology of Antibiotics, Scientific


Publishing Company, New York.
2. National Committee for Clinical Laboratory Standards. Performance
standards for antimicrobial disk susceptibility testing. Penssylvania:
NCCLS. 2005.
3. Cappucino,G., C Sherman 7. Microbiology Laboratory
Manual NewYork.: Addison-wessley Publishing Company.
4. Carter GR, Wise DJ. Essential of Veterinary Bacteriology and Mycology. 6
th Ed. Iowa: Blackwell Publishing. 2004.
5. Manning SD. Escherichia Coli Infections. New York: Infobase
Publishing.Hlm: 16. 2010.
6. Syahrurrahman, A.,dkk., Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Fakultas
Kedokteran UI, Jakarta. 1994.
LAMPIRAN FOTO

Cawan Petri dan Antibiotik Kanamycin Pengambilan antibiotik


dan Cefatoxime

Pemberian antibiotik ke kertas cakram Peletakan kertas cakram ke cawan petri


yang bersih
Pensterilan pinset menggunakan Proses meletakkan kertas cakram ke cawan
bunsen petri yang telah disebar bakteri (E. coli)

Memasukkan cawan petri tempat uji Diinkubasi dengan suhu 35C selama
cakram ke dalam Incubator 24 jam
Pengukuran diameter media hambat Tabel pengamatan diameter zona
hambat

Anda mungkin juga menyukai