Anda di halaman 1dari 13

Kepada Yth :

Rencana Baca : Kamis 22 Oktober 2020 jam 09.00 Tutorial Infeksi Tropis
Tempat : Ruang Pertemuan RSP Gedung A Lt.4

IDENTIFIKASI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS DENGAN


UJI BIOKIMIA

( UJI KATALASE, REDUKSI NITRAT DAN NIASIN)

Eva Nada Maulida, Irda Handayani, Benny Rusli


Program Pendidikan Dokter Spesialis – 1 Ilmu Patologi Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar

I. PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman Mycobacterium
tuberculosis menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sepertiga
penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis. Setiap satu detik ada satu
orang di dunia yang terinfeksi oleh kuman tuberculosis. 1
Berdasarkan laporan Global Tuberculosis Report WHO pada tahun 2017
Indonesia menduduki rangking ke-2 setelah India. Diperkirakan ada 1.000.000
kasus TB baru pertahun (399 per 100.000 penduduk) dengan 100.000 kematian
pertahun (41 per 100.000 penduduk). Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016,
tercatat peningkatan kasus TBC dari 330.729 kasus di tahun 2015 menjadi
351.893 kasus di tahun 2016.2
Tuberkulosis dapat ditularkan dari seorang penderita yang terifeksi ke orang
lain. Penyakit ini menyebar melalui udara saat seseorang penderita tuberkulosis
batuk, bersin atau berbicara maka bakteri tuberkulosis yang ada dalam paru
parunya ikut keluar dalam bentuk droplet, bila droplet terhirup oleh orang lain
maka bakteri tuberkulosis tersebut mungkin akan menimbulkan penyakit dengan
gejala utama yaitu batuk terus menerus selama 2-3 minggu lebih, jika tidak
ditangani dengan baik bisa menyebabkan kematian.3
Mycobacterium ada yang bersifat saprofit dan ada yang patogenik dan
terdapat lebih dari 50 spesies. Bentuk saprofit cenderung lebih cepat tumbuh,
berproliferasi baik pada suhu 22-330C, kurang tahan asam dibanding bentuk
patogenik. Mycobacterium yang paling sering menyebabkan infeksi adalah

Tutorial Infeksi Tropis 1


Mycobacterium tuberculosis. Spesies ini menyebabkan penyakit tuberculosis.
Adapun taksonomi Mycobacterium adalah sebagai berikut :4
Kingdom : Bacteria
Filum : Actinobacteria
Ordo : Actinomycetales
Family : Mycobacteriaceae
Genus : Mycobacterium
Spesies : Mycobacterium Tuberculosis

Mycobacterium Tuberculosis ini adalah basil tuberkel yang merupakan


bakteri nonmotil berbentuk batang ramping sehingga disebut juga dengan bacillus
tuberculosis dan tahan asam atau sering disebut dengan BTA (bakteri tahan
asam), dapat berbentuk lurus ataupun bengkok yang panjangnya sekitar 2-4 μm
dan lebar 0,2 –0,5 μm yang bergabung membentuk rantai. Bakteri mycobacterium
tuberculosis bersifat aerob obligatif sehingga kompleks selalu ditemukan di lobus
paru bagian atas yang memiliki sirkulasi udara yang. Pada manusia, bakteri dapat
mengalami fase dorman atau laten. Laju replikasi yang lambat dan kemampuan
untuk bertahan dalam keadaan laten mengakibatkan infeksi tuberkulosis bersifat
kronis. Waktu replikasi bakteri lambat, yaitu sekitar 24 jam dan membutuhkan 3-4
minggu untuk membentuk koloni secara in vitro.5

Gambar 1 : Bakteri Mycobacterium tuberculosis6

Diagnosis TB ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik,


pemeriksaan bakteriologi, radiologi dan pemeriksaan penunjang lainnya. Gold
standard dari pemeriksaan TB yaitu pemeriksaan kultur atau biakan dahak.

Tutorial Infeksi Tropis 2


Pemeriksaan 3 spesimen dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS) secara
mikroskopis nilainya sama dengan pemeriksaan dahak secara kultur. Dan
hasil pemeriksaan secara mikroskopis dinyatakan positif apabila sedikitnya
dua dari 3 spesimen dahak (SPS) bakteri tahan asam (BTA) hasilnya positif.
Prosedur laboratorium telah banyak dikembangkan hinggan saat ini, berkaitan
dengan penyakit yang disebabkan oleh mycobacteria. Dari prosedur yang
digunakan tersebut dibagi dalam tiga kelompok berdasarkan sasaran yang dituju
yakni: 1) Mendeteksi organisme penyebab atau komponen-komponennya;
2).Mendeteksi respons imun spesifik terhadap organisme penyebab; dan 3).
Mendeteksi fenomena sekunder karena proses penyakit tersebut. Hasil terbaik
7
kemungkinan dapat dicapai dengan cara kombinasi dari 3 metode di atas.
Kultur dianggap sebagai metode yang paling akurat, akan tetapi
membutuhkan 4-8 minggu untuk mendapatkan sensitivitas maksimum. Waktu
yang cukup lama menyebabkan keterlambatan dalam menegakkan diagnosis dan
memulai terapi. Pemeriksaan kultur sangat baik dalam menegakkan diagnosis
tuberkulosis karena memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pewarnaan BTA. Dalam identifikasi Mycobacterium
tuberculosis, kultur Lowenstein Jensen (LJ) adalah baku emas, karena dapat
memberikan hasil positif pada spesimen klinis bila didapatkan 10-100 basil/mL
sputum. Prinsip kultur dan identifikasi Mycobacterium dimulai dengan menilai
waktu pertumbuhan, warna pigmen, morfologi koloni. Identifikasi yang lebih rinci
dilakukan dengan berbagai uji biokimia. Uji biokimia yang dipakai untuk
identifikasi spesies Mycobacteria antara lain adalah uji niasin, uji katalase, uji
nitrat, uji katalase tahan panas, uji hidrolisa tween, uji urease, uji arilsulfatase,
uji iron uptake, uji pengunaan sitrat, uji penggunaan inositol, uji penggunaan
manitol, uji pirazinamidase dan uji reduksi telurit. Semua uji tersebut dilakukan
untuk memastikan spesies kuman karena berhubungan dengan pengobatan
penderita TB antara MTB atau Mycobacterium Other Than Tuberculosis
(MOTT). Tidak satupun uji tunggal yang dapat dengan pasti membedakan
Mycobacterium tuberculosis dengan mycobacteria lainnya. Uji niasin, katalase
dan nitrit dapat dilakukan pada laboratorium sederhana dengan perlatan dan bahan
yang sederhana. Dasar dari pemeriksaan identifikasi adalah bahwa tidak semua

Tutorial Infeksi Tropis 3


BTA yang dihasilkan melalui kultur adalah mycobacterium Tuberculosis.
Kesalahan pengobatan dapat menyebabkan resistensi terhadap obat TB. 8,3
II. TUJUAN
Tujuan tutorial ini adalah untuk mengidentifikasi Mycobacterium
Tuberkulosis secara biokimia yaitu dengan uji katalase, reduksi nitrat dan niasin
pada media kultur Lowenstein Jensen

III. METODE
A. Pra Analitik9
1. Persiapan pasien :
Tidak memerlukan persiapan khusus
2. Persiapan spesimen :
Spesimen yang digunakan adalah specimen mycobacterium positif
pada media kultur Lowenstein Jensen. Positif ditandai dengan adanya
pertumbuhan mycobacterium dilihat secara visual selama 4-8 minggu.

Gambar 2 : Pertumbuhan Mycobacterium pada media Lowenstein Jensen. 10

3. Alat dan bahan :


a. Uji Katalase
1) Bunsen
2) H2O2 3 %
3) Wire loop / ose

Tutorial Infeksi Tropis 4


4) Pematik
5) Media tempat uji katalase

Gambar 3. Alat dan bahan uji katalase


Sumber : Dokumentasi pribadi

b. Uji reduksi nitrat


1) Tabung reaksi
2) Wire loop / ose
3) Inkubator
4) Pipet pasteur
5) Pipet Ukur
6) Reagen Nitrat 0,01 M
7) HCL 50 %
8) Sulphanilamide 0,2 %
9) N- naptyl ethylenediamine dihidrocloride 0,1 %
10) Bubuk Zink
11) Standart warna

Tutorial Infeksi Tropis 5


Gambar 3. Alat dan bahan uji nitrat
Sumber : Dokumentasi pribadi

c. Uji Niasin
1) Tabung reaksi 5 ml
2) Wire loop / Ose
3) Pipet steril
4) Otoklaf
5) Larutan Cloramin T 5 %
6) Larutan KCN 1 %

Gambar 3. Alat dan bahan uji Niasin


Sumber : Dokumentasi pribadi

Tutorial Infeksi Tropis 6


B. Analitik8,9
1. Prinsip Tes :
a) Uji Katalase :
Bakteri mycobacterium memproduksi enzim katalase. Enzim katalase
akan menghidrolisis hirogen peroksida menjadi air dan oksigen. Gas
oksigen akan menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung dalam
larutan. Enzim katalase diduga penting untuk pertumbuhan aerobik karena
hydrogen peroksida yang dibentuk dengan pertolongan berbagai enzim
pernafasan bersifat racun terhadap sel mikroba. Mekanisme enzim katalase
memecah hydrogen peroksida yaitu saat melakukan respirasi, bakteri
menghasilkan berbagai macam komponen salah satunya hydrogen
peroksida. Bakteri yang memiliki kemampuan memecah hydrogen
peroksida dengan enzim katalase maka segera membentuk suatu sistem
pertahanan dari toksik hydrogen peroksida yang dihasilkannya sendiri.
Bakteri katalase positif akan memecah hydrogen peroksida menjadi H2O
dan O2 dimana parameter yang menunjukkan adanya aktivitas katalase
tersebut adalah adanya gelembung-gelembung oksigen.

b) Uji reduksi nitrat :


Spesies Mycobacteria mempunyai kemampuan berbeda dalam
mereduksi nitrat. Mycobacterium tuberculosis merupakan spesies terkuat
dalam mereduksi nitrat dibandingkan mycobacteria lain. Uji harus
dilakukan pada kuman terduga Mycobacterium tuberculosis yang tumbuh
subur usia 3-5 minggu. Media yang dianjurkan untuk menumbuhkan
Mycobacterium tuberculosis untuk uji nitrat adalah Lowenstein Jensen.

c) Uji Niasin :
Semua mycobacteria menghasilkan asam nikotinat pada saat
pertumbuhannya. Mycobacterium tuberculosis tidak mampu
memetabolisme asam nikotinat tersebut. Asam nikotinat terakumulasi
dalam media sehingga terjadi perubahan warna menjadi kuning. Jumlah
asam nikotinat yang dibentuk terbanyak pada media Lowenstein Jensen

Tutorial Infeksi Tropis 7


dan bukan media lain. Karena itu uji niasin memerlukan isolat yang
koloninya penuh pada media Lowenstein Jensen. Udara saat biakan
sangat penting dalam metabolisme niasin, karena itu tutup tabung biakan
harus sedikit longgar selama proses inkubasi.

2. Cara kerja :8,9


a) Uji Katalase
1) Sterilkan wire loop dengan cara dibakar pada bunsen.
2) Ambil H2O2 3 % dengan wire loop yang telah disterilkan.
3) Teteskan H2O2 3% yang menempel pada wire loop di atas
tempat uji katalase.
4) Dinginkan wire loop dengan mengibaskan sebanyak 8 kali.
5) Kemudian ambil 1 koloni bakteri
6) Tempatkan dan aduk koloni bakteri yang telah diambil dengan
H2O2 3 % yang telah diteteksan di atas tempat uji katalase.
7) Segera amati peribahan yang terjadi.

b) Uji reduksi nitrat :


1) Masukkan 0,2 ml larutan NaCl dalam tabung.
2) Ambil 2 sengkelit penuh koloni.
3) Masukkan 2 ml reagen nitrat dalam tabung, suspensikan kuman.
4) Inkubasi dalam inkubator pada suhu 370C selama 2 jam.
5) Tambah 1 tetes HCl 50% , campur sampai rata.
6) Tambah 2 tetes Sulfanilamide 0,2% kemudian ditambah 2 tetes
N-Naphtylenediamine 0,1%, campur samapai rata.
7) Baca segera dengan membandingkan pada larutan standar.

c) Uji Niasin :
1) Tambahkan 1 ml aquadest steril pada kultur Mycobacterium
dengan jumlah koloni penuh/hampir penuh.
2) Gores media kultur Lowenstein Jensen dengan menggunakan
ose steril sampai terbelah.

Tutorial Infeksi Tropis 8


3) Masukkan pada otoklaf 121 0C selama 60 menit dengan posisi
horizontal sehingga semua cairan menutupi permukaan media.
4) Keluarkan botol dari otoklaf dan letakkan pada posisi tegak,
diamkan selama 5 menit.
5) Pipet 0,5 ml cairan ekstrak dan masukkan ke dalam tabung
reaksi 5ml.
6) Tambahkan 0,5 ml larutan Chloramin T 5%.
7) Tambahkan 0,5 ml larutan KCN 1%.
8) Campur sampai homogen. Amati perubahan warna sampai 5
menit.
9) Bila koloni mempunyai ciri-ciri spesifik tetapi hasil tes Niacin
negatif, maka tes Niasin diulang.

C. Pasca analitik : 8,9


a) Interpretasi hasil
1. Uji katalase :
 Uji katalase positif :
Terbentuk gelembung pada H2O2 yang ditambahkan koloni
bakteri
C. Uji katalase negatif :
Tidak terbentuk gelembung

Gambar 2 : Uji Katalase. 10

Tutorial Infeksi Tropis 9


2. Uji Reduksi Nitrat :
D. Uji reduksi nitrat positif :
Warna pink dengan minimal +3
E. Uji reduksi nitrat negatif :
Hasil sesuai dengan standar warna 0 dan +1

UJi Reduksi Nitrat

Gambar 2 : Uji Nitrat. 10

3. Uji Niasin :
 Uji Niasin positif :
Terbentuk Warna kuning
 Uji Niasin negatif :
Tidak berwarna

Uji Niacin (+) M.Tb

Gambar 2 : Uji Niacin. 10

Tutorial Infeksi Tropis 10


Tabel Hasil Uji Biokimia
Uji biokimia Mycobacterium Mycobacterium Other
Tuberculosis Than Tuberculosis
Niasin + -
Katalase + -
Nitrit + -

D. Limitasi8,9
1. Pemeriksaan ini hanya bagian dari identifikasi.
2. Uji biokimia dalam identifikasi Mycobacterium Tuberculosis harus
dilakukan minimal dua uji sebagai konfirmasi untuk menentukan spesies
Mycobacterium Tuberculosis.
3. Interpretasi hasil harus segera dilakukan dengan ketetapan waktu yang
telah ditetapkan, karena dapat mempengaruhi hasil.
4. Pada uji katalase akan menunjukkan hasil negatif pada beberapa galur
Mycobacterium Tuberculosis yang resisten terhadap isoniazid.
5. Uji niasin hanya bisa digunakan pada isolat yang koloninya penuh pada
media Lowenstein Jensen.
6. Uji biokimia dilakukan pada kuman terduga Mycobacterium Tuberculosis
yang tumbuh subur pada usia 3-5 minggu. Tidak dilakukan pada biakan
yang lebih dari 5 minggu.

Tutorial Infeksi Tropis 11


DAFTAR PUSTAKA

1. Rahmayuli, P. et al. Hubungan Merokok dengan Hasil Pemeriksaan


Bakteriologis Sputum pada. Bul. Farmaterra 3, 88–96 (2018).

2. Novfattra, N., Hardisman, H. & Semiarty, R. Analisis Implementasi


Kebijakan Tentang Gerakan Nagari Peduli Tuberkolosis Di Kenagarian
Magek Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Tahun 2018. J.
Kesehat. Andalas 8, 331 (2019).

3. Kementerian Kesehatan RI. InfoDatin Tuberculosis. Kementeri. Kesehat.


RI 1 (2018).

4. Forbes, B. A. et al. Practice guidelines for clinical microbiology


laboratories: Mycobacteria. Clin. Microbiol. Rev. 31, 1–66 (2018).

5. Haryanto, B. Manfaat Uji Imunokromatografi TB Ag MPT64 untuk


Diferensiasi Mycobacterium tuberculosis Kompleks dan Mycobacterium
Non Tuberculosis Kompleks. Tesis (2015).

6. Karrer, W. Bronchial asthma. Schweiz. Rundsch. Med. Prax. 81, 1345


(1992).

7. Globan, M. & Fyfe, J. Mycobacterium tuberculosis complex. PCR Clin.


Microbiol. An Aust. Int. Perspect. 165–170 (2010) doi:10.1007/978-90-
481-9039-3_18.

8. Ariami, P., Diarti, M. W. & Jiwintarum, Y. Sensitivitas Media Ogawa Dan


Media Lowenstein Jensen Terhadap Hasil Pertumbuhan Kuman
Mycobacterium Tuberculosis. J. Kesehat. Prima I, 1322–1335 (2014).

9. Sjahrurachman, A. Petunjuk Teknis Pemeriksaan Biakan, Identifikasi, Dan


Uji Kepekaan Mycobacterium tuberculosis pada Media Padat. (2012).

10. Pawar, S. S., Shah, S. R. & Udgaonkar, U. S. Comparison of Conventional


Lowenstein Jensen Medium and Middlebrook Biphasic Medium for

Tutorial Infeksi Tropis 12


isolation of Mycobacterium Tuberculosis. Int. J. Contemp. Med. Res. 3,
1583–1586 (2016).

Tutorial Infeksi Tropis 13

Anda mungkin juga menyukai