Irmayanti C014202128
PERKENI. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. 2019
Prevalensi
● WHO menyebutkan bahwa sekitar 150 juta orang di Dunia telah menderita
DM. Prevalensi DM di Indonesia menempati urutan ketujuh tertinggi di
Dunia setelah China, India, USA, Brazil, Rumur dan Mexico.
● Riskesdas yang dilaksanakan pada tahun 2018 melakukan pengumpulan
data penderita DM pada penduduk berumur >15 tahun menunjukkan
peningkatan prevalensi dibandingkan Riskesdas 2013 sebesar 1,5%.
Prevalensi DM menurut hasil pemeriksaan gula darah meningkat dari
6,9% pada 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018. Angka ini menunjukkan
bahwa baru sekitar 25% penderita DM yang mengetahui dirinya menderita
DM.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2020, Tetap Produktif, Cegah dan Atasi, Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.
Fitriani Nasution, Andilala, Ambali Azwar Siregar, Faktor Resiko Kejadian Diabetes Melitus, Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.9 No. 2, Mei 2021
Etiologi
Penelitian mutakhir
menunjukkan bahwa pada
penderita DM tipe 2 umumnya
ditemukan kedua faktor yaitu;
Resistensi Insulin
Defisiensi Insulin
Galicia-Garcia U, Benito-Vicente A, Jebari S, Larrea-Sebal A, Siddiqi H, Uribe KB, Ostolaza H, Martín C. Pathophysiology of Type 2 Diabetes Mellitus.
International Journal of Molecular Sciences. 2020; 21(17):6275. https://doi.org/10.3390/ijms21176275
Faktor risiko
Faktor Risiko Yang Dapat Diubah: Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Diubah:
Irawan, Dedi. (2010). Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II di Daerah Urban Indonesia, Jakarta
Patofisiologi
Schwartz, S. S., et al. The time is right for a new classification system for diabetes: rationale and implications of the β-cell–centric classification schema.
Diabetes Care, 2016
Manifestasi Klinis
PERKENI. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. 2019
Aspek Laboratorium DM Tipe 2
Tes Diagnostik
PERKENI. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. 2019
Aspek Laboratorium DM Tipe 2
Tes Diagnostik
Glukosa Darah Sewaktu (GDS)
Pemeriksaan darah setiap saat sepanjang hari yang dapat dilakukan. Diabetes melitus
didiagnosis pada GDS ≥ 200 mg/dl.
Memeriksa kadar gula darah puasa (tidak makan atau minum apapun kecuali air putih
selama minimal 8 jam sebelum pemeriksaan). Diabetes melitus didiagnosis pada
GDP≥126 mg/dl .
PERKENI. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. 2019
Understanding A1C. Diagnosis | ADA. American Diabetes Association; [cited 2021Nov23]. Available from: https://www.diabetes.org/a1c/diagnosis
Aspek Laboratorium DM Tipe 2
Tes Diagnostik
Mengukur gula darah rata-rata selama dua hingga tiga bulan terakhir. Pasien tidak perlu
berpuasa atau minum apa pun. Diabetes melitus didiagnosis pada kadar HbA1c≥6,5%.
Menunjukkan bagaimana tubuh memproses gula. Tes dua jam yang memeriksa kadar
gula darah sebelum dan dua jam setelah minum minuman manis khusus. Diabetes
melitus didiagnosis pada TTGO≥200 mg/dl
PERKENI. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. 2019
Understanding A1C. Diagnosis | ADA. American Diabetes Association; [cited 2021Nov23]. Available from: https://www.diabetes.org/a1c/diagnosis
Aspek Laboratorium DM Tipe 2
Tes Diagnostik
Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui pemeriksaan darah vena dengan sistem
enzimatik dengan hasil:
7. HbA1c ≥ 6.5%
Decroli E. 2019. Diabetes Melitus Tipe 2. Padang: Pusat Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Aspek Laboratorium DM Tipe 2
Pemeriksaan penyaring
● Pemeriksaan penyaring ditujukan pada pasien yang mempunyai risiko DM namun tidak
menunjukkan adanya gejala DM.
● Pemeriksaan penyaring bertujuan untuk menemukan pasien dengan DM, TGT maupun
GDPT sehingga dapat ditangani lebih dini.
kadar glukosa darah
Pemeriksaan penyaring dapat sesuai dengan kriteria Pemeriksaan lanjutan untuk
diagnosis DM
mengkonfirmasi dengan
dilakukan dengan pemeriksaan
pemeriksaan GDP ulang atau
kadar GDS atau GDP.
dengan TTGO.
PERKENI. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. 2019
Decroli E. 2019. Diabetes Melitus Tipe 2. Padang: Pusat Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Tatalaksana
4 Pilar Utama Tatalaksana DM :
PERKENI. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. 2019;1–117
Tatalaksana
1. Edukasi
Bertujuan sebagai promosi hidup sehat, yang terdiri dari penyuluhan materi yang
diberikan di tingkat primer dan tingkat lanjut (sekunder/tersier)
PERKENI. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. 2019;1–117
Decroli E. Diabetes Melitus Tipe 2. Padang: Pusat Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019.
Tatalaksana
3. Latihan Fisik
Program latihan fisik secara teratur dilakukan 3-5 hari seminggu selama sekitar 30-45 menit,
dengan total 2,5 jam per minggu. Latihan fisik yang dianjurkan berupa bersifat aerobik dengan
intensitas sedang (50-70% denyut jantung maksimal) seperti jalan cepat, bersepeda santai,
jogging dan berenang.
Glinid
PERKENI. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. 2019;1–117
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014:1132-53
Tatalaksana
Penghambat Alfa
4. Farmakologi Glukosidase
Penghambat
Anti Hiperglikemik Oral
Enzim DPP-4
Penghambat
SGLT-2
Insulin
Anti Hiperglikemik Suntikan
Agonis GLP-1 / Incretin Mimetic
PERKENI. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. 2019;1–117
Pencegahan
Upaya yang ditujukan pada Upaya mencegah atau Upaya mencegah terjadinya
kelompok yang memiliki faktor menghambat timbulnya penyulit kecacatan lebih lanjut serta
resiko, yakni mereka yang belum pada pasien yang terdiagnosis meningkatkan kualitas hidup;
terkena tetapi berpotensi DM; dilakukan dengan rehabilitasi dan kerjasama antar
menderita DM tipe 2; dilakukan pengendalian kadar glukosa pelayanan kesehatan yang
dengan tindakan penyuluhan sesuai target terapi. komprehensif dan terintegrasi
dan pengelolaan perubahan antar disiplin yang terkait.
gaya hidup yang ditujukan untuk
yang beresiko tinggi.
PERKENI. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. 2019;1–117
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014:1132-53
Kesimpulan
Manifestasi klinis DM tipe 2 dicurigai apabila terdapat keluhan klasik berupa poliuria,
polidipsia, dan polifagia. Keluhan lain dapat berupa lemah badan, kesemutan, gatal,
mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, pruritus vulvae pada wanita dan penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Kesimpulan
Tes diagnosis DM ditegakkan berdasarkan pemeriksaan kadar glukosa darah meliputi tes
Glukosa Darah Sewaktu, Glukosa Darah Puasa, Tes Toleransi Glukosa Oral dan kadar
HbA1c.
Penatalaksanaan DM dimulai dengan menerapkan pola hidup sehat (terapi nutrisi medis
dan aktivitas fisik) bersamaan dengan intervensi farmakologis dengan obat anti
hiperglikemia secara oral dan/atau suntikan.