Anda di halaman 1dari 13

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA PENDERITA DIABETES

MELLITUS TIDAK TERGANTUNG INSULIN SAAT KADAR GULA


DARAH MENINGKAT DI WILAYAH KERJA KABUPATEN
PEKALONGAN

Hilawatun Nisa

Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan 2019

Abstrak
Diabetes Melitus (DM) merupakan gangguan kesehatan yang berupa kumpulan gejala yang
disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kurang ataupun resistensi insulin.
Pasien mengalami perubahan dalam gaya hidup diantaranya dari pengaturan pola makan, kontrol
gula darah, olahraga, dan lain-lain sehingga dapat menimbulkan kecemasan yang meningkat dan
depresi pada pasien Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat kecemasan pada penderita
diabetes tidak tergantung insulin saat kadar gula darah meningkat di Wilayah Kerja Puskesmas
Wonopringgo. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif. Teknik pengambilan sampel
menggunakan cluster rendom sampling dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden. Alat
pengumpulan data menggunakan kuesioner tingkat kecemasan. Hasil penelitian menunjukan
Gambaran kecemasan 21 responden (52,5%) mempunyai kecemasan sedang, 12 responden (30%)
memiliki kecemasan berat dan 7 responden (17,5%) memiliki kecemasan ringan. Hasil penelitian
ini menambah wawasan asuhan keperawatan komunitas sehingga memberikan informasi mengenai
kondisi pasien dengan diabetes yang rentan mengalami naik turun gula darah serta perlunya
mencegah dengan pola hidup sehat sehingga dapat menimimalisis kecemasan pada pasien DM

Kata kunci : Diabetes Mellitus dan Tingkat Kecemasan


Pustaka : 44 daftar pustaka, 5 jurnal

PENDAHULUAN kurangnyaataupun resistensi insulin


Diabetes Melitus (DM) (Berdasarkan jurnal Basri Muhmmad,
merupakan gangguan kesehatan yang Harastuti, Rahmatia.St, 2015). Menurut
berupa kumpulan gejala yang kriteria diagnostik PERKENI
disebabkan oleh peningkatan kadar (perkumpulan endokrinologi
gula (glukosa) darah akibat indonesia) dikatakan menderita DM

1
dengan kriteria kadar gula darah puasa dapat mengakibatkan komplikasi pada
>126 mg/dL dan tes sewaktu >200 mata, jantung, ginjal saraf dan kulit
mg/dL (Nindyasari,2009). (Rusli dan farianingsih, 2015).
DM ada IV jenis, yaitu DM Penderita DM banyak
tergantung insulin, DM tidak mengalami perubahan dalam gaya
tergantung insulin, DM tipe tipe lain hidupnya seperti dari pengaturan pola
dan DM gestasional. Pada DM makan, kontrol gula darah, olahraga,
tergantung insulin yaitu hiperglikemia dan lain-lain yang harus dilakukan
akibat ketidakabsolutan insulin dan sepanjang hidupnya. Perubahan dalam
harus dapat pengganti, berbeda dengan hidup membuat penderita DM
DMtidak tergantung insulin, kegagalan menunjukan beberapa reaksi psikologis
relatif sel beta dan resistensi insulin. yang negatis seperti marah, merasa
Sedangkan DM tipe lain seperti defek tidak berguna, kecemasan yang
genetik fungsi sel beta, defek genetik meningkat dan depresi. Selain
kerja insulin, seperti penyalit eksokrin perubahan tersebut jika penderita
pankreas,endrokrinopati karen glukosa mengalami komplikasi akan membuat
obat atau zat kimia,infeksi karena pandangan negatif tentang masa depan,
disebabkan oleh imunologi yang jarang mengeluarkan lebih banyak biaya,dan
dan sindrom genetik lain yang lain-lain (Nindyasari,2010).Apabila
berkaitan dengan DM dan DM DM tidak dikelola dengan baik dapat
gestasionalsejenis diabetes yang terjadi mengakibatkan terjadinya komplikasi
pada saat kehamilan,intolerasnsi menjadi dua kategori mayor, yaitu
glikosa yang mulai timbul atau komplikasin metabolik akut dan
menular diketahui selama keadaan komplikasi kronik jangka panjang.
kehamilan,terjadi disebabkan karena Komplikasi metabolik disebabkan oleh
peningkatan sekresi berbagai hormon perubahan yang relatif akut dari
disertai pengaruh metabolik terhadap konsentrasi glukosa plasma.
glukosa (Maghfuri, 2017 h.3). Komplikasi tersebut dapat juga terjadi
Penyebab DM tidak sepanjang hidup penderita DM dapat
tergantung insulin adalah insulin yang mempengaruhi kualitas hidup penderita
terdapat pada permukaan sel kurang, DM tersendiri ( Mirza, 2017).
sehingga glukosa yang masuk ke sel Permasalahan emosional yang
sedikit atau berkurang, sehingga dialami penderita DM terapi tidak
glukosa yang masuk ke sel sedikit dan terjadi pantangan atau merasa lelah
glukosa dalam pembuluh darah menjalani berbagai perubahan kadar
meningkat. DM tidak tergantung gula darah membaik sehingga takut
insulin terjadi keterbatasan respon sel terhadap komplikasi dan resiko
terhadap kenaikan kadar gula darah, kematian, jenuh meminum obat, atau
Sehingga kadar gula darah yang tinggi mengalami depresi. Upaya pencegahan
akan terus menurus dapat Pemantauan kadar gula darah rutin
mengakibatkan rusaknya pembuluh pada penderita DM menjadi bagian
darah, serkulasi darah yang buruk yang penting dari pengendalian

2
penyakit (Berdasarkan jurnal dari Wonopringgo dengan diabetes tidak
Livana, sari, hermanto, 2018). Seiring tergantung insulin sebanyak 826 kasus
dengan hal tersebut di indonesia, baru dan 1.903 kunjungan penderita
kesehatan meluncurkanPROLANIS DM (Dinkes Kab. Pekalongan, 2018).
(Program Pengelolaan Penyakit Studi pendahuluan yang
Kronis)yang dikhususkan untuk peserta dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas
yang menderita penyakit DM tidak Wonopringgo Kabupaten Pekalongan
tergantung insulin dan hipertensi (BPJS didapatkan 10 penderita DM Tidak
Kesehatan, 2014). tergantung insulin, 8 diantaranya
Data dari NCD (Globalstatus mengatakan bahwa mereka mengalami
reporton non communicable kecemasan karena penyakit yang
Dieaseses) WHO (World Health dideritanya tidak sembuh – sembuh dan
Organization),DM menempati terkadang merasa cemas, khawatir yang
peringkat ke- 6 sebagai penyebab berlebihan dengan keluhan fisik pada
kematian. IDF (International Diabetes bagian kaki yang mengalami
Federation )pada Tahun 2012 pembengkakan sehingga menyebabkan
memperhitungkan angka kejadian DM komplikasi.
di dunia adalah 371 juta jiwa,tahun Berdasarkan latar belakang
2013 meningkat 382 juta jiwa dan tersebut, maka rumusan masalah
diperkirakan pada tahun 2035 DM penelitian ini adalah “Bagaimana
akan meningkat 592 juta jiwa. Di gambaran tingkat kecemasan pada
indonesia angka kejadian DM termasuk penderita DM tidak tergantung insulin
urutan ke- 7 dunia yaitu sebesar 7,6 saat kadar gula darah meningkat di
juta jiwa bahkan angka kematian dan Wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo”.
amputasi masih tinggi yaitu sebesar Tujuan umum penelitian untuk
32,5% dan 23,5 % (Berdasarkan jurnal mendeskripsikan tingkat kecemasan pada
dari Rofiah, 2016).Hampir setengah penderita diabetes DM tidak tergantung
dari semua kematian disebabkan insulin saat kadar gula darah meningkat
glukosa darah tinggi sebelum usia 70 di Wilayah Kerja Puskesmas
tahun (Basri, dkk 2018). Wonopringgo.
Prevalensi DM di Jawa Tengah
pada tahun 2016 menepati urutan ke- 2 METODE PENELITIAN
setelah penyakit hipertensi. Presentase
Desain penelitian dalam penelitian ini
angka kejadian DM selama 4 tahun
berturut- turut yaitu 13,6 % (2013), yaitu deskriptif. Metode penelitian deskriptif
14,96 (2014), 15,77% (2015) 22,1 % merupakan suatu metode penelitian yang
(2016) ( Dinas Kesehatan Jawa Tengah
dilakukan dengan tujuan utama yaitu untuk
2016). Angka prevalensi data DM di
wilayah Kabupaten Pekalongan mengetahui gambaran atau mendeskripsikan
khususnya di wilayah kerja Puskesmas tentang suatu keadaan secara objektif (Setiadi
Wonopringgo bahwa prevalensi paling
2013, h. 64). Penelitian yang telah dilakukan
banyak ada di Puskesmas

3
bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat univariate dalam penelitian ini menghasilkan
kecemasan padapenderita DM tidak tergantung tingkat kecemasan padapenderita DM.
insulin saat kadar gula darah meningkat di HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah
penderita DM tidak tergantung insulin di
Wilayah Kerja Puskesmas Wonopringgo
Kabupaten Pekalongan.
Sampel pada penelitianini adalah
penderita DM tidak tergantung insulin di
Wilayah Kerja Puskesmas Wonopringgo Dari
44 menjadi 40 responden, 3 responden
meninggal, 1 responden op name dalam jangka
waktu kurang lebih satu minggu.. pada
penelitian yang telah dilakukan saat responden
tersebut masuk kriteria inklusi. Responden
yang termasuk dalam kriteria eksklusi tidak
diikutsertakan dalam penelitian ini
Pengambilan sampel menggunakan teknik
cluster random sampling
Etika penelitian terdiri dari 1) Informed
Consent, 2) Anonimity, 3) Confidentiality.
Alat pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan kuesioner dengan teknik
angket. Pengolahan data melalui langkah-
langkah editing, coding, processing dan
cleaning (Notoatmodjo, 2012, hh. 176-177).
Penelitian ini menggunakan analisis
data univariat yang menghasilkan distribusi
frekuensi dalam bentuk prosentase. Analisa

4
2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Hasil Pembahasan
Dengan Tingkat Kecemasan Pasien 1. Gambaran Karakteristik Responden
Penderita DM Tidak tergantung Berdasarkan hasil
Insulin Saat Kadar Gula Darah penelitianpasien penderita DM tidak
Meningkat. tergantung insulin saat kadar gula
darah meningkat di Wilayah kerja
Puskesmas Wonopringgo Kabupaten
Pekalongan yang telah dilakukan
pemeriksaan gula darah didapatkan
hasil karakteristik responden
berdasarkan umur 17 reponden (42,5
%) berumur 45 – 54 tahun, 10
responden (25,5%) berumur 35 – 44
tahun, 9 responden (22,5%) berumur
55 – 64 tahun dan 4 responden (10%)
berumur lebih dari 65 tahun Umur
mempengaruhi resiko dan kejadian
Diabetes Mellitus, umur sangat erat
kaitannya dengan kenaikan kadar
glukosa darah (Joice & Debora, 2015).
Umur merupakan faktor risiko yang
tidak dapat diubah, dengan semakin
bertambahnya umur, kemampuan
jaringan untuk mengambil glukosa
darah semakin menurun kelompok usia
terbanyak DM adalah 45-54 tahun
beberapa hal yang dihubungkan dengan
faktor resiko DM adalah Obesitas,
hipertensi, kurangnya aktivitas fisik
3. Tingkat Kecemasan Pasien dan rendahnya komsumsi sayur dan
Penderita DM Tidak tergantung buah (Riskesdas, 2018).
insulin Saat Kadar Gula Darah Hasil penelitian
Meningkat karakteristikumur responden 17
reponden (42,5 %) berumur 45 – 54
tahun didapatkan tingkat kecemasan
ringan 3 responden (7,5%), sedang 8
responden (20%) dan berat 6
responden (15%). Menurut WHO
seseorang yang telah melampaui usia
30, kadar glukosa darah puasa akan
naik sekitar 1-2 mg/dL.11Semakin tua
usia seseorang maka risiko peningkatan

5
kadar glukosa darah dan gangguan responden (20% berpendidikan SMA,
toleransi glukosa akan semakin tinggi. 5 responden (12,5%) berpendidikan
Hal ini disebabkan oleh melemah-nya SMP, 3 responden (7,5%)
semua fungsi organ tubuh termasuk sel bependidikan perguruan tinggi dan 2
pankreas yang bertugas menghasilkan responden (5%) tidak sekolah.
insulin. Sel pankreas bisa mengalami Responden yang didominasi lulusan
degradasi yang menyebabkan hormon SD, memiliki tingkat pengetahuan
insulin yang dihasilkan terlalu sedikit rendah dibandingkan mereka yang
sehingga kadar glukosa darah menjadi. lulusan Perguruan Tinggi
Pada seseorang yang berusia (Soewandono dkk., 2013).Rendahnya
lanjut biasanya terjadi peningkatan pengetahuan responden dapat
intoleransi glukosa, karena itu obat menyebabkan kurangnya kesadaran
pengendali gula darah yang yang berkaitan dengan kesehatan
sebelumnya efektif bisa menjadi tidak seperti pengetahuantentang DM
efektif lagi (Sulviana, 2012). Dengan pencegahan dan penangananya
usia > 50 tahun menunjukan bahwa mengenai penyakit tersebut
menurunya glukosa darah dan sistem (KEMENKES RI, 2011). Semakin
kekebalan tubuh sebaiknya agar tinggi pendidikan seseorang maka akan
terhindar dari DM maka menjaga pola semakin mendorong keingintahuannya
hidup sehat dan rajin mengkonsumsi dalam mengetahui suatu penyakit
sayur dan buah guna menurunkan sehingga dapat mengambil tindakan
kadar gula saat kadar gula darah secepatnya (Juwaningtyas, 2014).
meningkat. Pada usia diatas 50 tahun Pendidikan merupakan faktor penting
pasien sangat membutuhkan perhatian dalam memahami penyakit, perawatan
terhadap apa saja yang di konsumsi diri, serta pengontrolan gula darah
agar terhindar dari penyakit DM tidak (Joice & Debora, 2015). Pendidikan
tergantung insulin. Serta mengurangi akan mempengaruhi seseorang dalam
makanan yang tidak baik untuk melakukan respon terhadap sesuatu
kesehatan yang menurunkan kadar gula yang datang dari luar. Orang yang
saat kadar gula darah meningkat. Hasil mempunyai pendidikan lebih tinggi
ini sesuai dengan penelitian yang akan memberikan respon yang lebih
dilakukan Baharuddin dan Eviyanti rasional dibandingkan mereka yang
tahun 2014 “Hubungan Tingkat tidak berpendidikan tidak mampu
Kecemasan Dan Komplikasi Ulkus menghadapi suatu tantangan dengan
Diabetik Pada Pasien Dm Tidak rasional (Notoatmodjo, 2010).
tergantung insulin Di Rsud Labuang Hasil penelitian karakteristik
Baji Makassar” dimanaumur pendidikan didapatkan hasil 22
responden 40 % berumur 40 – 50 responden (55,3% ) berpendidikan
tahun Sekolah Dasar didapatlan hasil tingkat
Karakteristik pendidikan kecemasan 5 responden (12,5%)
didapatkan hasil 22 responden (55,3% ) ringan, 11 responden (27,5%) sedang
berpendidikan Sekolah Dasar, 8 dan 6 responden (15%) berat. Tingkat

6
pendidikan seseorang mempengaruhi memiliki aktivitas ringan tetapi
pengetahuannya, semakin tinggi mengkonsumsi makanan yang tinggi
tingkat pendidikan maka kalori dan tidak dikeluarkan melalui
pengetahuannya cenderung baik. Hal olah raga dan aktivitas tubuh akan
ini didukung oleh hasil penelitian mengalami obesitas dan rentan kadar
Baharuddin Dan Eviyanti K Tahun gula darah meningkat yang merupakan
2014 yang berjudul“Hubungan Tingkat salah satu faktor pencetus terjadinya
Kecemasan Dan Komplikasi Ulkus DM, disamping itu gaya hidup karena
Diabetik Pada Pasien Dm Tidak kemajuan teknologi dan kemapanan
tergantung insulin Di Rsud Labuang ekonomi orang lebih cenderung
Baji Makassar”yang didapatkan hasil menggunakan kendaraan ketika keluar
responden rata – rata berpendidikan rumah walaupun jarak yang tidak
sekolah dasar sebesar 53,4%. Dari hasil terlalu jauh yang bisa ditempuh dengan
penelitian pendidikan sangat berjalan kaki sehingga beresiko terjadi
berpengaruh terhadap tingkat kadar gula darah meningkat (Suiraoka,
kecemasan pada lansia penderita DM 2012).
tidak tergantung insulin tingkat Hasil penelitian karakteristik
pendidikan seseorang mempengaruhi pekerjaan 26 responden (65%)
pengetahuannya, semakin tinggi mempunyai pekerjaan Ibu rumah
tingkat pendidikan maka tangga didapatkan hasil tingkat
pengetahuannya tentang penanangan kecemasan 4 responden (10%) ringan,
penyakiy akan lebih baik sehingga 11 responden (27,5%) sedang dan 11
responden dapat mengatur pola responden (27,5%) berat. Analisa
konsumsi kadar gula darah agar tidak peneliti pekerjaan ibu rumah tangga
naik. Analisa peneliti semakin tinggi sebenarnya masih bisa di kategorikan
tingkat pendidikannya maka semakin aktivitas fisik yang aktif setiap hari
tinggi kesadaran pola hidup sehat dan seperti melakukan pekerjaan sehari hari
pengatuhan tentang DM saat kadar yang ada di rumah dengan kegiatan
gula darah meningkat. seperti itu ibu rumah tangga akan
Karakteristik pekerjaan mengurangi kenaikan kadar gula
didapatkan hasil 26 responden (65%) darah. Dengan gaya hidup jaman
mempunyai pekerjaan Ibu rumah sekarang seseorang lebih
tangga, 5 responden (12,5%) menginginkan hal yang praktis seperti
mempunyai pekerjaan buruh, 5 makanan cepat saji dengan tidak
responden (12,5%) mempunyai memikirkan kadar kalori / kandungan
pekerjaan wiraswasta, 2 responden yang ada di dalamnya, dengan
(5%) mempunyai pekerjaan PNS, 1 teknologi yang ada makan seseorang
responden (2,5%) mempunyai cenderung malan berjalan meskipun
pekerjaan karyawan dan 1 responden jarak dekat.
(2,5%) mempunyai pekerjaan
pensiunan. Pekerjaan mempengaruhi
aktivitas fisik seseorang, yang

7
2. Gambaran Tingkat kecemasan pada Pada umumnya pasien DM
pasien penderita DM tidak sangat rentan untuk mengalami
tergantung insulin saat kadar gula kecemasan. Gangguan kecemasan yang
darah meningkat dialami adalah akibat dari cara berpikir
Hasil kategori tingkat seseorang terhadap dirinya. Hal ini
kecemasan didapatkan data sebanyak disebabkan karena adanya distorsi
21 responden (52,5%) mempunyai kognitif pada diri sendiri (Lubis, 2009).
kecemasan, 12 responden ( 30% Pasien DM dengan kadar gula darah
memiliki kecemasan berat dan 7 meningkat akan cenderung mengalami
responden (17,5%) memiliki kecemasan apalagi ditambah dengan
kecemasan ringan pasien penderita DM komplikasi DM yang parah akan
tidak tergantung insulin saat kadar gula memiliki dampak pembatasan
darah meningkat di Wilayah kerja kehidupan sehari-hari akibat adanya
Puskesmas Wonopringgo Kabupaten luka DM (ulkus diabetikum). Penderita
Pekalongan. DM akan mengalami isolasi sosial di
Hasil penelitian ini sesuai masyarakat, mempunyai mobilitas
dengan penelitian Dwi galuh yang rendah dan memerlukan sering
“Gambaran Tingkat Kecemasan pengobatan klinis dikarenaka kadar
Lansia Dengan Riwayat Dm Tidak gula darah yang naik turun pada pasien
tergantung insulin Di Tempat Senam DM. Pasien DM dengan pengetahuan
Persadia Cabang Perumnas rendah akan cenderung mengalami
Karanganyar“ didapatkan hasil kecemasan karena pengetahuan untuk
penelitian responden yang mengalami mengatur pola hidup yang bertujuan
Kecemasan47,7% responden agar kadar gula darah kembali
mengalami kecemasansedang. seimbang kurang, sehingga oleh karena
Kecemasan merupakan itu kecemasan akan tinggi dan
pengalaman individu yang bersifar mengakibatkan pasien akan mengalami
subjektif, yang sering bermanifestasi sakit lebih parah atau meninggal.
sebagai perilaku disfungsional yang Pada penelitian ini diperoleh
diartikan sebagai perasaan “kesulitan” responden terbanyak memiliki hasil
dan kesusahan terhadap kejadian yang kecemasan sedang yang disebabkan
tidak diketahui dengan pasti sehingga pada seseorang yang mengalami gula
kecemasan dapat diartikan sebagai darah normal dikarenakan metabolisme
gangguan alam perasaan ketakutan atau karbohidrat dan fungsi organ masih
kekhawatiran yang mendalam dan baik. Kadar glukosa darah pada
berkelanjutan, tetapi tidak mengalami seseorang dengan kadar gula normal
gangguan dalam menilai realistis, merupakan manifestasi dari
masih baik , kepribadian masih tetap kemampuan sekresi insulin oleh
utuh(tidak mengalami keretakan pankreas dan kemampuan ambilan
pribadi, prilaku dapat terganggu tetapi glukosa oleh sel-sel jaringan sasaran
masih dalam batas –normal (Rochmah W, 2010). Hormon insulin
(Manurung,2016.h.1). memiliki efek paling dominan pada

8
metabolisme karbohidrat, hormon ini Penderita diabetes melitus
menurunkan kadar glukosa serta mengalami banyak perubahan-
mendorong penyimpanan zat-zat gizi perubahan dalam hidupnya seperti
(glikogenesis). (Bawomo , 2010). pengaturan pola makan olahraga,
Hasil penelitian ini responden kontrol gula darah dan lain-lain.
cederung mengalami kecemasan yang Perubahan yang mendadak ini
dirasakan responden dengan keluhan membuat penderita diabetes melitus
yang sering dirasakan oleh responden menunjukkan beberapa reaksi
seperti mati rasa atau kesemutan, psikologis diantaranya marah, merasa
ketakutan akan kejadian buruk, tidak berguna, kecemasan yang
ketakutan atau takut akan sesuatu hal, meningkat dan depresi. Selain itu jika
tremor, takut kehilangan kontrol, penderita diabetes melitus mengalami
kesulitan bernapas, takut akan mati, komplikasi maka akan menambah
takut, gangguan pencernaan, dan sering tingkat kecemasannya, gangguan
mangelami keringat panas atau dingin. cemas pada penderita diabetes melitus
Sekresi hormon insulin pada jika tidak ditangani secara baik akan
pasien yang terkena diabetes bekerja menimbulkan masalah tersendiri dan
sebagai respon terhadap naiknya kadar dapat menyulitkan pengelolaan
glukosa darah yang menyebabkan penyakitnya (Wahyuni dan abdullah,
timbulnya mekanisme umpan balik 2012).
sebagai pengatur besarnya kadar Tingkat kecemasan ringan
glukosa darah. Mekanisme tersebut disebabkan dengan ketegangan dalam
yaitu peningkatan glukosa darah kehidupan sehari-hari dan
dengan menurunnya sekresi insulin, menyebabkan seseorang menjadi
sehingga insulin berkurangnya kadar waspada dan meningkatkan lahan
insulin yang menuju transpor glukosa persepsinya, sehingga memusatkan
ke dalam hati, otot, dan sel lain yang pada hal-hal yang penting dan
mengakibatkan kadar glukosa darah menyampingkan yang lain. Karena itu
menjadi tinggi /tidak normal. (Guyton seseorang menjadi lebih
AC, Hall JE. ,2010). Seseorang yang waspada,persepsi meluas dan memiliki
mengalami kecemasan berat cenderung indra yang tajam. Kecemasan ringan
mengalami gula darah tinggi karena ini masih mampu memotivasi
respon insulin dalam tubuh berkurang memecahkan masalah yang ada.
sehingga gula darah cendrung menjadi Contohnya responden yang akan
tinggi atau tidak normal oleh sebab itu menghadapi proses pengobatan
perlunya penanganan pada pasien diabetes dan menghadapi gejala –
diabetes yang mengalami kecemasan gejala saat dalam masa pengobatan
sehingga tidak akan timbul stressor diabetes saat gula darah naik dengan
yang nantinya akan menghambat keluhan – keluhan yang timbul akibat
insulin dalam tubuh dan harus gula darah naik. Semakin seseorang
mengkonsumsi obat dari luar yang mengalami kecemasan pada
dirinya maka akan menggangu pikiran

9
dan proses pengobatan responden atau konflik mental yang terjadi pada
sehingga menimbulkan pencetus individu akan memudahkan timbulnya
sebagai stimulus yang dipersepsikan gejala-gejala kecemasan.Lingkungan
oleh individu sebagai tantangan, sekitar tempat tinggal yang tidak baik
ancaman dan tuntutan yang mempengaruhi cara berfikir individu
memerlukan energi ekstra untuk tentang diri sendiri maupun orang lain.
koping. Stresor pencetus dapat berasal Disebabkan adanya pengalaman yang
dari sumber internal dan eksternal yang tidak menyenangkan pada individu
dapat menjadikan responden menjadi dengan keluarga,sahabat, ataupun
cemas dalam melakukan tindakan dengan dengan rekan kerja. Sehingga
selanjutnya (Donsu,2017) . individu merasa tidak aman terhadap
Kecemasanakan menjadi lingkungan(Manurung,2016,hh.11-12)
sedang dimana kondisi seseorang Kecemasanakan menjadi berat
untuk memusatkan pada masalah dimana kondisi seseorang sudah tidak
yang penting dan mengesampingkan dapat memusatkan pada masalah
yang lain sehingga seseorang yang ada seseorang mengalami
mengalami perhatian yang selektif, perhatian yang kacau, sehingga tidak
namun dapat melakukan sesuatu yang dapat melakukan sesuatu yang
terarah. Kecemasan pada tahap ini terarah. Kecemasan pada tahap ini
responden sudah hanya memikirkan responden sudah mengalami
bagaimana responden menghadapi kecemasan dan gelisah dengan kondisi
pengobatan pasien diabetes, masalah keadaan diri responden.
kesehatan yang timbul jika gula darah
naik dan sudah tidak memikirkan 1. Simpulan
masalah – masalah lain yang ada pada
Berdasarkan hasil penelitian
hidupnya. Dampak pada tahap ini
respon individu sudah tidak mau dapat diambil beberapa kesimpulan
berperan dalam mengambil keputusan, sebagai berikut:
atau keinginan untuk mengetahui
1. Gambaran Karakteristik Hasil
sejauh mana individu bisa
penelitian karakteristikumur
memperkirakan kemampuan dirinya
responden 17 reponden (42,5 %)
serta bagaimana keadaan pada dirinya
berumur 45 – 54 tahun didapatkan
sejarang (Salmawati, 2010).
tingkat kecemasan ringan 3 responden
Hasil penelitian ini responden
(7,5%), sedang 8 responden (20%) dan
banyak mengalami kecemasan sedang
berat 6 responden (15%). Karakteristik
dikarenakan Kelemahan fisik dapat
pendidikan didapatkan hasil 22
melemahkan kondisi mental individu
responden (55,3% ) berpendidikan
sehingga memudahkan timbulnya
Sekolah Dasar didapatlan hasil tingkat
kecemasan.Munculnya gejala
kecemasan 5 responden (12,5%)
kecemasan sangat tergantung pada
ringan, 11 responden (27,5%) sedang
kondisi individu, dalam arti bahwa
dan 6 responden (15%) berat.
pengalaman- pengalaman emosional

10
Karakteristik pekerjaan 26 responden 3. Bagi peneliti lain
(65%) mempunyai pekerjaan Ibu Penelitian selanjutnya di
rumah tangga didapatkan hasil tingkat harapkan dapat meneliti tentang
kecemasan 4 responden (10%) ringan,
variebel lain seperti kepatuhan dalam
11 responden (27,5%) sedang dan 11
responden (27,5%) berat. pengobatan dan respon nyeri yang
2. Gambaran Kecemasan pada pasien dapat mengetahui lebih dalam tentang
penderita DM tidak tergantung insulin
pasien penderita DM tidak tergantung
saat kadar gula darah meningkat
didapatkan sebanyak 21 responden insulin saat kadar gula darah
(52,5%) mempunyai kecemasan meningkat.
sedang, 12 responden (30%) memiliki
DAFTAR PUSTAKA
kecemasan berat dan 7 responden
(17,5%) memiliki kecemasan ringan A, Nabyl A. 2012. Panduan Hidup Sehat :
Mencegah dan Mengobati Diabetes
pasien penderita DM tidak tergantung
Mellitus. Yogyakarta: Aulia Pusblishing
insulin saat kadar gula darah Al Fady, F. (2015). Madu dan Luka Diebetik .
meningkat di Wilayah kerja
Puskesmas Wonopringgo Kabupaten Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Pekalongan.
Arisma N, Yunus, E, Fanani .2017.
‘Gambaran Pengetahuan Masyarakat
2. Saran TentangResiko Penyakit Diabetes Melitus
1. Bagi profesi keperawatan di Kecamatan Pakisaji Kabupaten
Diharapkan penelitian ini dapat Malang’.
Back anxiety scale, 2003. “ Diabet
memberikan tambahan bagi asuhan
/metabolisme penelitian dan ulasan artikel
keperawatan komunitas agar dapat penelitian diabetes metab rev 2003. “from
memberikan infromasi mengenai https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc.
kondisi pasien dengan diabetes yang Baharuddin, H. Eviyanti. (2014). Hubungan
rentan mengalami naik turun gula Tingkat Kecemasan Dan Komplikasi
darah serta perlu nya mencegah dengan Ulkus Diabetik Pada Pasien DM Tipe II
pola hidup sehat sehingga dapat di RSUD Labuang Baji Makassar.
Basri, M, Harastuti dan Rahmatia. 2018.
menimimalisis kecemasan pada pasien
‘Hubungan Status Nutrisi dan Kecemasan
DM. Dengan Proses Penyembuhan Luka
2. Bagi Institusi Pendidikan Diabetes Mellitus di Ruang Rawat Inap
Diharapkan penelitian ini dapat Bedah RSUD Barru.
dijadikan referensi bagi mahasiswa lain Bawono. 2013. Kontrol HormonInsulin dan
terkait pembelajaran mengenai Glucagon Dalam Perubahan Metabolism
Selama Penelitian. Jakarta : Bhuana Ilmu
bagaimana melakukan asuhan
Populer
keperawatan pada pasien yang BPJS-Kesehatan. 2014. “Buku Panduan
mengalami kecemasan pada pasien Praktis Pronalis ( Program Pengelolaan
penderita DM tidak tergantung insulin Penyakit Kronis).” From https://bpjs
saat kadar gula darah meningkat kesehatan.Go.id/bpjs/index.
php/arsip/detail/39.

11
Dinas Kesehatan Kabupaten Kekalongan Manurung, N. 2016. Terapi REMINISCENCE.
2018. Kasus Penderita Diabetes Melitus Jakarta : CV: TRANS INFO MEDIA
Tahun 2018 Di Kabupaten Pekalongan Mirza, R. 2017.‘Memaksimalkan Dukungan
Provinsi Jawa Tengah. Pekalongan : Dinas Keluarga Guna Meningkatkan Kualitas
Kesehatan Kabupaten Pekalongan. Hidup Pasien Diabetes Mellitus’.
Dinkes Jawa tengah. 2016. Profil Kesehatan Nindyasari , N,D. 2010. ‘Perbedaan Tingkat
Provingsi Jawa Tengah 2016. Semarang: Kecemasan Pada Penderita Diabetes
Dinkes Provingsi Jawa Tengah Melitus Tipe 1 Dengan Diabetes Melitus
Donsu, Tine, D,J. (2017). Psikologi Tipe 2.’
Keperawatan (aspek-aspek psikologi Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian
konsep dasar psikologi teori perilaku
manusia). Yogyakarta: PUSTAKA BARU Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
PRESS
Dwi galuh, Istiningtyas, Agussafutri. (2014). Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian
Gambaran Tingkat Kecemasan Lansia
Dengan Riwayat DM Tioe II Tempat Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta
Senam Persadia Cabang Perumnas
Karanganyar. Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu
Guyton, A. C., Hall. (2014). Buku Ajar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : Richard, A. 2017. Gambaran Emosi dan
EGC. Tingkat Kecemasan Pada Pasien
Joice, M. dan Dabora. 2015. Gambaran Hipertensi di Puskesmas Bahu.
Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Riskesdas, 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018.
di Poli klinik Endokrin RSUP Prof.Dr. R. Kementrian RI Badan Penelitian dan
D. Kandau Manado. Pengembangan. Jakarta
Juwaningtyas. (2014). Gambaran Riyanto, A. 2017. Aplikasi Metodologi
Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus . Penelitian Kesehatan. Yogyak arta :
Bali NuhaMedika.
Kati K, Oped, Pali. (2018). Gambaran Emosi Rochman, W. 2010. Diabetes Mellitus Pada
dan Kecemasan pada Pasien Hipertensi di Usia Lanjut Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta
Puskesmas Bahu. : FK UI
Kementrian Kesehatan Repupblik Indonesia Roifah,I. (2016). ‘Analisa Hubungan
(2011). Profil Kesehatan Indonesia. Menderita Diabetes Melitus Dengan
Jakarta Kualitas Hidup Penderita Diabetes
Livana, Sari, I. Hermanto. 2018. ‘Gambaran Melitus.’
Tingkat Stres Pasien Diabetes Mellitus’. Rusli, R,G. Dan Farianingsih, S. 2015. ‘Senam
Lubis, Z. 2009. Hidup Sehat dengan Makanan Kaki Diabetes Menurunkan Kadar Gula
Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe 2’.
Kaya Serat. Bogor : IPB Press Salmawati. (2010). Factor- factor Yang
Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Pada
M. Clevo Rendy, Margareth TH. 2015. Asuhan Pasien Hemodialisis di Rumah Sakit Dr.
Keperawatan Medikal Bedah Dan Wahidin Sudirohusodo Makasar.
Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Universitas Islam Negeri Alauddin
Medika Makasar: Fakultas Ilmu Kesehatan
Maghfuri, A. 2017. Buku Pintar Perawatan Setiadi (2013). Konsep Dan Praktik Penulisan
Luka DIABETES MELITUS. Jakarta: Riset Keperawatan.Yogyakarta :Graha
Salemba Medika. Ilmu.

12
Sugiono, 2009. Statistika Untuk Penelitian.

Bandung : CV. ALFABETA

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif


Kualitatif Dan R & D. Bandung :CV.
ALFABETA.
Suiraoka, 2012. Penyakit Degeneraatif.

Jogyakarta: Nuha Medika.

Susanto,T.(2013). Diabetes Detektif,


Pencegahan, Pengobatan . Yogyakarta:
Buku Pintar.
Sutejo, Ns. (2018). Keperawatan JIWA
(Konsep Dan Praktik Asuhan
Keperawatan Kesehatan Jiwa : Gangguan
Jiwa Dan Psikolog). Yogyakarta
:PUSTAKA BARU PRESS.
Suwardianto, Heru, dan Andynunggroho.
2016. Kemandirian Fungsional Lansia
Diabetes Mellitus di Kelurahan Bangsal
Kota Kediri.
Utama, H. (2007). Penatalaksanaan Diabetes
Mellitus Terpadu. Jakarta : Balai
Penertiban FKUI.
Utama, H.(2009 ). Penatalaksanaan Diabetes
Mellitus Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
Wahyuni, arsin, A, Abdullah. 2012. Factor
Yang Berhubungan Dengan Tingkat
Kecemasan Pada Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 di Rs Bhayangkara
Andimappa Oudang Makasar.

13

Anda mungkin juga menyukai