Anda di halaman 1dari 14

JIKD 16 (1) (2021) 1-10

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis

http://jurnal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd

LITERATURE REVIEW: FAKTOR KONTRIBUTIF PENGENDALIAN


KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES
*Anugrah Ayu Cindana1, Azniah2, Sri Darmawan3
*
Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Nani Hasanuddin Makassar, Indonesia 1
Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Nani Hasanuddin Makassar, Indonesia 2
Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Nani Hasanuddin Makassar, Indonesia 3

Corresponding author: anugrahayu07@gmail.com/081243800881

Diterima ABSTRAK
Disetujui Diabetes Melitus tergolong penyakit tidak menular yang penderitanya
Dipublikasi tidak dapat secara otomatis mengendalikan tingkat gula (Glukosa)
insulin yang bertugas mengangkut gula melalui darah keoto-otot
jaringan lain untuk memasukkan energy. Tujuan Untuk mengetahui
Keywords: Diabetes Mellitus faktor apa saja yang berkontrobutif pada perilaku pasien diabetes dalam
Patient Control Behavior mengendalikan kadar glukosa darah. Jenis Penelitian yang digunakan
adalah literature reviewe (SLR). Proses yang digunakan untuk
melakukan study literature review yaitu Google scholar. Sedangkan
databese sekunder yang digunakan yaitu search google. Kata kunci
yang digunakan untuk jurnal yaitu: (faktor pengendalian, diabetes
mellitus dan faktor pengendalian kadar gula darah. Hasil analisis
kesebelas jurnal tersebut dapat diketahui bahwa faktor yang
berhubungan secara signifikan dengan kejadian faktor kontributif
pengendalian kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu faktor yang sangat penting dalam
pengendalian gula darah yaitu faktor pengetahuan dengan adanya
perilaku pada pasien disertai aktivitas fisik, pola makan, bantuan
perawat dan dukungan keluarga.

Kata Kunci : Perilaku Pengendalian Pasien Diabetes Melitus


Literature Review on contributive factor to control blood glucose levels in diabetes patients
Abstract.
Diabetes mellitus is classified as a non-communicable disease in which
the sufferer cannot automatically control the level of sugar (glucose)
insulin which is in charge of transporting sugar through the blood to
other muscle tissues to enter energy. Objective To determine what
factors contribute to the behavior of diabetes patients in controlling
blood glucose levels. This type of research used is literature reviewe
(SLR). The process used to conduct a literature review study is: Google
scholar. Meanwhile, the secondary database used is google search. The
keywords used for the journal are: (control factors, diabetes mellitus
and blood sugar level control factors. The results of the analysis of the
eleven journals can be seen that the factors that are significantly related
to the incidence of contributive factors controlling blood glucose levels
in patients with diabetes mellitus. The conclusion of this study is a very
important factors which is very important in controlling blood sugar,
namely the knowledge factor in the presence of behavior in patients
accompanied by physical activity, diet, nurse assistance and family
support.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume Nomor Tahun ● eISSN : 2302-2531


PENDAHULUAN darah dan meningkatkan tekanan darah (Fatimah,
Diabetes Melitus (DM) merupakan 2016).
sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai Penyakit diabetes melitus tipe 2 yang
dengan peningkatan kadar glukosa darah merupakan jenis penyakit diabetes yang mencakup
(hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi lebih dari 90% seluruh populasi diabetes. Penderita
insulin, kerja insulin, atau keduanya (Haskas, diabetes melitus tipe 2 semakin lama bertambah
2017). disebabkan gaya hidup yang tidak sehat. Banyak
Diabetes Mellitus merupakan gangguan penderita diabetes melitus tidak mengetahui bahwa
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak mereka menderita diabetes mellitus sehingga
dengan ditandai hipergikemia atau peningkatan penderita tersebut terlambat untuk mengendalikan
kadar glukosa dalam darah yang terjadi akibat kadar glukosa darah mereka dan akibatnya mereka
kelainan sekresi insulin atau menurunnya kerja mengalami komplikasi (Nugroho et al. 2018).
insulin (Suardana et al, 2019). Berdasarkan studi global yang dilakukan oleh
Diabetes Melitus dikenal masyakat sebagai World Health Organization (WHO) pada tahun
kencing manis atau kencing gula. DM tergolong 2016 diperkirakan berada di wilayah Asia
penyakit tidak menular (PTM) yang penderitanya Tenggara dan Pasifik bagian Selatan mencakup
tidak dapat secara otomatis mengendalikan tingkat sekitar setengah kasus diabetes mellitus di dunia
gula (Glukosa) insulin yang bertugas mengangkut yang dimana telah mencapai 422 juta jiwa pada
gula melalui darah keotot-otot jaringan lain untuk tahun 2014. Jumlah penderita diabetes terus
memasukkan energi (Pahrul et al. 2020). meningkat dari tahun 1980 sampai pada tahun 2014
Kadar gula darah yaitu sejumlah glukosa dan peningkatannya jauh lebih tinggi dari 108 juta
(gula) di dalam darah yang disebut juga dengan jiwa menjadi 422 juta jiwa (Muhasidah et al.,
kadar serum glukosa. Dimana kadar gula darah 2017).
meningkat setelah makan dan biasanya berada pada International Diabetes Federation (IDF)
level terendah pada pagi hari, sebelum seseorang menyatakan bahwa penduduk dunia saat ini yang
makan. Kadar gula darah dimonitor oleh pankreas. mengalami Diabetes Mellitus (DM) sebanyak 387
Bila gula darah menurun, pankreas melepaskan juta orang. Angka tersebut diperkirakan akan
glukagon (hormon yang menargetkan sel-sel di mengalami peningkatan sebesar 55% atau sebesar
lever). Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen 592 juta orang mengalami DM pada tahun 2035.
menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis) Prevalensi DM di Indonesia juga diperkirakan akan
(Nuari, 2017). mengalami peningkatan dari 8,5 juta menjadi 14,1
DM diklasifikasikan menjadi empat jenis juta ditahun 2035. Perkembangan DM di Asia
yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestasional, dan Tenggara cukup cepat, 1 diantara 12 orang dewasa
DM tipe lain. DM tipe 1 ketika pancreas sebagai mengalami DM dan di Dunia setiap 7 detik orang
pabrik insulin tidak dapat atau kurang mampu meninggal akibat DM (Luthfiani & Karota, 2019).
memproduksi insulin. DM tipe 2 pankreas masih Jumlah penderita Diabetes Melitus secara
bisa membuat insulin tapi kualitas insulinya buruk, global terus meningkat setiap tahunnya.
tidak dapat berfungsi secara baik sebagai kunci Meningkatnya prevalensi Diabetes Melitus di
untuk memasukkan gula kedalam sel. gestational beberapa negara berkembang akibat peningkatan
diabetes keadaan ini terjadi karena pembentukan kemakmuran di negara bersangkutan, disebabkan
beberapa hormon pada ibu hamil yang karena adanya peningkatan pendapatan perkapita
menyebabkan resistensi insulin. Dan diabetes tipe dengan perubahan gaya hidup modern perkotaan
lain yaitu DM sekuder atau akibat penyakit lain, yang serba cepat dan penuh tekanan, sehingga
yang mengganggu produksi insulin atau menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit
mempengaruhi kerja insulin (Tandra, 2017). degenerative (Suryono dalam Balai Penerbit FKUI,
Adapun resiko terjadinya diabetes mellitus 2015). (Mallo et al. 2017).
yaitu obesitas, hipertensi, riwayat keluarga,umur, Indonesia merupakan salah satu Negara
alcohol dan rokok. Walaupun kebanyakan berkembang di dunia bagian Asia Tenggara dan
peningkatan ini dihubungkan dengan peningkatan mengalami peningkatan jumlah penderita diabetes
obesitas dan pengurangan aktivitas fisik, faktor- mellitus, dimana pada tahun 2015 Indonesia
faktor lain yang berhubungan dengan perubahan menempati peringkat ke 7 dengan prevalensi
dari lingkungan tradisional kelingkungan kebarat- penderita diabetes 10 juta (IDF, 2015) dan
baratan yang Meliputi -perubahan dalam konsumsi meningkat pada tahun 2017 dimana jumlah
alkohol dan rokok, juga berperan dalam penderita diabetes di Indonesia menempati
peningkatan DM tipe 2. Alkohol akan menganggu peringkat ke 6 dengan prevalensi penderita diabetes
metabolisme gula darah terutama pada penderita melitus usia 20-70 tahun pada tahun 2017
DM, sehingga akan mempersulit regulasi gula mencapai 10,3 juta orang diperkirakan akan
meningkat pada tahun 2045 menjadi 16,7 juta
orang (Melinda et al., 2017).

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume Nomor Tahun ● eISSN : 2302-2531


Berdasarkan hasil data Riset Kesehatan Dasar Pengelolaan dan pengontrolan diabetes yang
(2013) prevalensi penderita diabetes mellitus di dilakukan dengan tidak tepat akan mengakibatkan
Sulawesi Selatan yang terdiagnosis dokter sebesar terjadinya komplikasi akut ataupun kronik.
(1,6%) dan berdasarkan gejala sebesar (5,4%). Pengontrolan diabetes sangat dipengaruhi oleh
Prevalensi Diabetes Melitus yang didiagnosis kemandirian pasien diabetes dalam melakukan
dokter tertinggi terdapat di Kabupaten Pinrang perawatan diabetes yang benar (Simamora &
(2,8%), Kota Makassar (2,5%), Kabupaten Toraja Daulay, 2019).
Utara (2,3%) dan Kota Palopo (2,1%). Prevalensi
Diabetes Melitus yang didiagnosis dokter atau
berdasarkan gejala tertinggi di Kabupaten Tana
BAHAN DAN METODE
Metode penelitian penelitian yang digunakan
Toraja (6,1%), Kota Makassar (5,3%), Kabupaten
adalah literature reviewe (SLR) juga disebut
Luwu (5,2%) (Kemenkes, 2013) (Muhasidah et al., Tinjauan pustaka sistematis, metode LR yang
2017). mengidetifikasi, menilai dan menginterpretasi
Menurut data Dinas Kesehatan Kota Makassar seluruh temuan pada satu topic penelitian tentang
pada tahun 2007 penyakit DM menempati Faktor kontributif pengendalian akadar glukosa
peringkat lima dari sepuluh penyebab utama darah pada pasien diabetes (Wahono, 2015).
kematian yaitu sebanyak 65 kasus. Angka kejadian Pengumpulan Data
penyakit ini terus mengalami peningkatan yang Proses yang digunakan untuk melakukan
cukup tajam. Pada tahun 2011 ditemukan sebanyak study literature review adalah mencari beberapa
5700 kasus dan melonjak pada tahun 2012 artikel jurnal penelitian yang dipublikasikan
sebanyak 7000 kasus. melalui database primer, yang digunakan yaitu:
Pengendalian DM secara optimal dapat Google scholar. Sedangkan databese sekunder yang
menekan angka kekerapan DM termasuk DM tipe digunakan yaitu search google.
2. Dimana kekerapan DM tipe 2 ini akan terus Pada literature review berisi pencarian
meningkat disebabkan karena usia harapan hidup literature dengan penelitian yang bersumber dari
yang bertambah, berkurangnya kematian akibat Google Scholar yang dipublikasikan dari tahun
penyakit infeksi dan meningkatnya faktor risiko 2016 sampai 2020, menggunakan artikel bahasa
oleh karena pola hidup dan pola makan yang salah, Indonesia. Kata kunci yang digunakan “perilaku
kegemukan, kurangnya aktivitas fisik (Haskas, pengendalian pasien diabetes”. Berdasarkan hasil
2017). penelusuran di google scholar diperoleh 6.320
Semua orang memiliki resiko terkena artikel, lalu penelitian melakukan filter 5 tahun
diabetes. Selain gaya hidup dan kegemukan, faktor terakhir yaitu tahun 2016- 2020 diperoleh artikel
keturunan juga berperan. Untuk mereka yang 5.050 . Kemudian artikel yang tidak relevan dan
berada dalam kelompok resiko tinggi diperlukan tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh
tindakan pencegahan yaitu mulai mengubah gaya peneliti dalam melakukan review dikeluarkan
hidup, mencegah kegemukan, mengurangi sebanyak 1.270 artikel. Setelah itu terciptalah
makanan yang berlemak dan manis, serta kandidat abstrak yang diinginkan oleh peneliti
meningkatkan aktivitas fisik (Ermawati, 2018). sebanyak 47 artikel yang selanjutnya dilakukan
Diabetes melitus merupakan penyakit yang kembali penghapusan bagi literature yang tidak
tidak bisa disembuhkan, namun dapat dikontrol. berfokus pada variabel dependen dan independen
Oleh karena itu, dalam manajemen penyakit DM, sebanyak 37. setelah itu munculah penelitian yang
selain dokter, perawat, ahli gizi, dan tenaga menjadi kandidat dalam review yang dimana hal
kesehatan lain, peran pasien dan dukungan tersebut diinginkan oleh peneliti sebanyak 10
keluarga menjadi sangat penting (Yanti & artikel.
Mertawati, 2020).

HASIL PENELITIAN
No Penulis Tempat Populasi Tujuan Metode Hasil
penelitian

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume Nomor Tahun ● eISSN : 2302-2531


1. Muhasidah, Puskesmas Pasien dm Tujuan analitik Hasil: uji
Ruslan Hasani, Sudiang Kota di Penelitian ini kuantitatif statistic dapat
Indirawaty, Makassar puskesmas yaitu untuk dengan disimpulkan
Nur Wulan sudiang menganalisis desain cross bahwa terdapat
Majid / kota hubungan sectional hubungan yang
Hubungan makassar tingkat signifikan
Tingkat pengetahuan, antara tingkat
Pengetahuan, sikap dan pola pengetahuan
Sikap Dan makan dengan dengan kadar
Pola Dengan kadar gula darah gula darah
Kadar Gula pada penderita (pvalue 0,000),
Darah Pada Diabetes dan terdapat
Penderita Mellitus Di hubungan
Diabetes Wilayah Kerja hbungan yang
Melitus Puskesmas signifikan
Wilayah Kerja Sudiang Kota antara sikap
Puskesmas Makassar dengan kadar
Sudiang Kota gula darah
Makassar (pvalue 0,000),
(2017). dan juga
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara pola
makan dengan
kadar gula
darah (pvalue
0,000).
2. Ratna Kecamatan Pasien Tujuan pendekatan Hasil uji
Herawati1, Eti medan sunggal diabetes penelitian ini cross statistik dengan
Poncorini, melitus di adalah untuk sectional chi square
Sugiarto / kecamatan menganalisis dengan didapatkan
Hubungan medan hubungan tehnik hasil ada
Antara sunggal pengetahuan purposive hubungan
Pengetahuan pasien dan sampling antara
Pasien Dan dukungan pengetahuan
Dukungan keluarga dengan pasien( p=
Keluarga kadar gula darah 0,001) dan
Dengan Kadar pada pasien DM dukungan
Glukosa Pada tipe 2 keluarga ( p=
Pasien Dm 0,017) dengan
Tipe 2 (2018). kadar gula
darah. Hasil
analisis dengan
regresi logistik
didapatkan
hasil ada
hubungan
antara
pengetahuan
( OR = 0,867;
p = 0,001) dan
dukungan
keluarga (OR =
0,997; p =
0,042) dengan
kadar gula
darah pada
pasien DM tipe
2.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume Nomor Tahun ● eISSN : 2302-2531


3. Dedi Pahrul, RSI siti Pasien Untuk survey Hasil:
Rahmalia khadijah diabetes mengetahui analitik Menunjukan
Afriyani, palembang melitus di hubungan antara dengan bahwa
Apriani / RSI siti kepatuhan pasen pendekatan sebagian besar
Hubungan khadijah DM dan Tingkat cross responden
Tingkat palembang Pengetahuan sectional. memiliki kadar
Pengetahuan dengan kadar gula dalam
Dengan Kadar gula darah kategori tidak
Gula Darah sewaktu normal yaitu
Sewaktu 46 (63.9%),
(2020). tidak patuh
dalam
menjalani diet
diabetes
melitus yaitu
41 (56,9%) dan
Lebih banyak
responden
yang memiliki
kurang
memahami
edukasi DM
yaitu
37(51,4%)
sedangkan
kategori yang
paham edukasi
DM yaitu 35
(48,6%).
4. Gresty N. M Rumah Sakit Pasien penelitian ini deskriptif Hasil
Masi Mulyadi Pancaran Kasih diabets untuk analitik penelitian
Program / GMIM Manado. melitus di menganalisa dengan dengan
Hubungan RS hubungan pola rancangan menggunakan
Pola Aktivitas pancaran aktivitas fisik cross analisis
Fisik Dan Pola kasih dan pola makan sectional korelasi
Makan manado dengan kadar pearson
Dengan Kadar gula darah pada menunjukkan
Gula Darah pasien diabetes terdapat
Pada Pasien melitus tipe II di hubungan pola
Diabetes Poli Penyakit aktivitas fisik
Melitus Tipe 2 Dalam Rumah dan pola
Di Poli Sakit Pancaran makan dengan
Penyakit Kasih GMIM kadar gula
Dalam Rumah Manado. darah
Sakit Pancaran (p=0,000).
Kasih Gmim
Manado
(2017).
5. Septa Puskesmas Pasien bertujuan untuk korelasi Hasil analisis
Setyawan, kotabumi 2 diabetes memastikan analitik, univariat
Sono / melitus di hubungan antara dengan menunjukan
Hubungan puskesmas variabel metode bahwa 49
Aktivitas Fisik kotabumi 2 aktivitas fisik pendekatan pasien diabetes
Dengan Kadar dengan kadar cross melitus
Glukosa Darah glukosa darah sectional (63,63%)
Sewaktu Pada sewaktu pada melakukan
Pasien pasien diabetes kebiasaan
Diabetes mellitus aktivitas fisik
Melitus sesuai anjuran,
(2015). dan 56 pasien

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume Nomor Tahun ● eISSN : 2302-2531


diabetes
melitus
(72,72%)
mempunyai
kadar glukosa
darah sewaktu
yang
terkontrol.
Berdasarkan
analisis
bivariat dengan
uji chi-square
didapatkan 40
pasien diabetes
melitus
(71,42%)
mempunyai
kadar glukosa
darah sewaktu
terkontrol
melakukan
kebiasaan
aktivitas fisik
sesuai anjuran
dan 12 pasien
diabetes
melitus
(57,14%)
mempunyai
kadar glukosa
darah sewaktu
tidak terkontrol
melakukan
kebiasaan
aktivitas tidak
sesuai anjuran.
6. Naila Almira, puskesmas teluk Pasien bertujuan observasional Hasil
Syamsul dalam diabetes menganalisis analitik penelitian
Arifin, Lena banjarmasin melitus di faktor-faktor dengan menunjukkan
Rosida / puskesmas yang pendekatan responden
Faktor-Faktor teluk dalam berhubungan cross belum lansia
Yang banjarmasin dengan perilaku sectional (86,1%)
Berhubungan kepatuhan memiliki
Dengan minum obat anti perilaku
Perilaku diabetes pada kepatuhan
Kepatuhan penderita minum obat
Minum Obat Diabetes anti diabetes
Anti Diabetes Melitus (DM) tinggi
Pada Penderita tipe 2 (p=0,004,
Diabetes PR=0,243),
Melitus Tipe 2 responden laki-
Di Puskesmas laki (70%) dan
Teluk Dalam perempuan
Banjarmasin (76,7%)
(2019) memiliki
perilaku
kepatuhan
minum obat
anti diabetes
tinggi

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume Nomor Tahun ● eISSN : 2302-2531


(p=0,843),
responden
dengan
pengetahuan
baik (90,6%)
memiliki
perilaku
kepatuhan
minum obat
anti diabetes
tinggi
(p=0,001,
PR=5,926),
dan responden
dengan
mendapatkan
informasi baik
(83,8%)
memiliki
perilaku
kepatuhan
minum obat
anti diabetes
tinggi
(p=0,023,
PR=3,320).

7. Juwita Moreen Kota Manado Pasien Tujuan cross Hasil


Toar / Faktor diabetes Penelitian ini sectional. penelitian
Yang melitus di bertujuan untuk dengan
Mempengaruhi kota mengetahui menggunakan
Literasi manado tingkat literasi analisis chi-
Kesehatan kesehatan square
Pada Penderita pasien Diabetes menunjukkan
Diabetes Mellitus tipe 2 bahwa ada
Melitus Tipe 2 dan faktor- hubungan
Di Kota faktor yang antara usia
Manado berhubungan dengan tingkat
(2020) dengan tingkat literasi
literasi kesehatan (p<
kesehatan 0,05)
tersebut. sedangkan
factor lainnya
seperti jenis
kelamin, etnis,
bahasa, tingkat
pendidikan,
status
pekerjaan,
penghasilan,
akses
pelayanan
kesehatan serta
akses informasi
kesehatan tidak
memiliki
hubungan
dengan literasi
kesehatan.
8. Sri Yanti, RS santa maria Pasien bertujuan kuantitatif Hasil uji

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume Nomor Tahun ● eISSN : 2302-2531


Gusti Agung pekanbaru diabetes mengetahui dengan statistik
Ayu Raka melitus di rs hubungan desain cross diperoleh p
Mertawati / santa maria pengetahuan sectional value = 0,005
Pengetahuan pekanbaru manajemen study < 0,05,
Manajemen diabetes menunjukkan
Diabetes terhadap bahwa terdapat
Berhubungan motivasi hubungan
Dengan perawat pengetahuan
Motivasi mengedukasi manajemen
Perawat pasien DM DM terhadap
Dalam motivasi
Memberikan perawat dalam
Edukasi Pada mengedukasi
Pasien pasien DM,
Diabetes dimana dari 21
Melitus perawat yang
(2020). mempunyai
pengetahuan
kurang,
memiliki
motivasi
rendah (75%)
dan yang
memiliki
motivasi tinggi
(27,3%).
Perawat
dengan
pengetahuan
yang baik lebih
banyak
memiliki
motivasi tinggi
(72,7%) dan
motivasi
rendah (25%)
9. Lufthiani, Evi Rumah sakit Pasien Tujuan Quasi hasil
Karota / bhakti wira diabetes penelitian ini Eksperimen menunjukkan
efektifitas tamtama melitus di adalah untuk dengan perbedaan
pendampingan semarang Rumah mengetahui pretest- yang signifikan
: konseling sakit bhakti efektivitas posttest sebelum dan
kesehatan wira pendampingan: control group sesudah
terhadap tamtama konseling design dilakukan
pengendalian semarang kesehatan pendampingan:
kadar gula terhadap konseling
darah pada pengendalian kesehatan
klien dengan kadar gula darah terhadap
diabetes klien pada pengendalian
(2019). diabetes kadar gula
mellitus darah dengan
nilai p=0,000
pada kelompok
intervensi dan
nilai p=0,011
pada kelompok
kontrol
10 Edwin Rheza Puskesmas Pasien bertujuan analtik cross Hasil
. Nugroho, Ika Kendal 1 diabetes mengidentifikasi sectional penelitian
Vemilia melitus di hubungan antara didapatkan
Warlisti, Puskesmas dukungan tidak ada

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume Nomor Tahun ● eISSN : 2302-2531


Saekhol Kendal 1 keluarga dengan pengaruh
Bakri / kepatuhan hubungan
Hubungan kunjungan antara
Dukungan berobat dan dukungan
Keluarga kadar glukosa keluarga
Dengan darah puasa dengan
Kepatuhan penderita kepatuhan
Kunjungan diabetes melitus menjalankan
Berobat Dan tipe 2 pengobatan
Kadar Glukosa (p>0,05) dan
Darah Puasa ada pengaruh
Penderita hubungan
Diabetes antara
Melitus Tipe 2 dukungan
Di Puskesmas keluarga
Kendal 1 dengan kadar
(2018). glukosa darah
puasa (p<0,05).

1. Pada artikel 1 berdasarkan penelitian dilakukan (Muhasidah et al. 2017) didapatkan gambaran bahwa
tingkat pengetahuan ada hubungan terhadap pengendalian kadar glukosa. Dengan hasil di dapatkan tingkat
pengetahuan yang baik 74 orang (51,7)% dan yang memiliki pengetahuan yang kurang 68 0rang (47,6)%.
2. Pada artikel 2 terdapat hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga. Dengan hasil ada hubungan yang
bermakna anatara pengetahuan pasien (OR 0,867 ; p =0,001) dan dukungan keluarga (OR 0,996 ; p =0,042)
dengan kadar glukosa darah. Yang memiliki pengetahuan yg kurang memiliki kemungkinan kadar glukosa
0,8 kali lebih besar dari pada pasien dengan pengetahuan yang baik. Dan dengan dukungan keluarga yang
kurang memiliki kemungkinan kadar glukosa darah 0,9 kali lebih besar dari pada pasien dengan dukungan
keluarga yang baik.
3. Pada artikel 3 yang juga membahas terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan
kadar gula darah pasien DM. Dengan hasil analisa chi square menunjukkan nilai p=0,014.
4. Pada artikel 4 terdapat hubungan aktifitas fisik dan pola makan. Dengan hasil uji korelasi pearson pada
tingkat kemaknaan 95% (a<0,005) terhadap pengendalian kadar glukosa darah pada pasien diabetes.
5. Pada artikel 5 yang juga menunjukan bahwa ada hubungan aktifitas fisik terhadap pengendalian kadar
glukosa darah pada pasien diabetes. Dengan hasil (?-value = 0,000) jika aktifits fisik kurang maka dapat
menyebabkan penumpukan asam lemak, penurunan penggunaan kadar glukosa dan glikogen otot.
6. Pada artikel 6 di dapatkan hasil bahwa ada hubungan informasi dengan pengendalian kadar glukosa darah
pada pasien diabetes.
7. Pada artikel 7 juga menunjukkan bahwa ada hubungan akses informasi pada pengendalian kadar glukosa.
Dengan hasil
8. Pada artikel 8 membahas tentang faktor dukungan petugas kesehatan dengan pengendalian kadar glukosa
darah pada pasien diabetes. Dengan hasil Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang signifikan
antara peran perawat sebagai educator dengan perawatan diri pasien DM tipe 2 (p value : 0,000 < 0,05).
9. Pada artikel 9 yang juga membahas ada hubungan faktor dukungan petugas kesehatan dengan pengendalian
kadar glukosa. Dengan hasil peningkatkan skor pre tes dari 9.00 menjadi 16.25 pada post tes dengan nilai
uji statistik bivariat dengan menggunakan uji Wilcoxon dengan nilai Sig= 0.000 (p<0.05). Dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendampingan: konseling kesehatan terhadap pengendalian kadar
gula darah pada klien dengan diabetes melitus pada kelompok intervensi.
10. Pada artikel 10 yang membahas bahwa ada hubungan faktor dukungan keluarga dengan pengendalian kadar
glukosa darah pada pasien diabetes. Dengan hasil significancy- nya adalah 0,019. Karena nilai p< 0,05.
dapat disimpulkan bahwa hasil tersebut bermakna bermakna untuk hubungan antara dukungan keluarga
dengan kadar glukosa darah puasa.
baik absolut maupun relatif. DM merupakan salah
PEMBAHASAN satu penyakit degeneratif dengan sifat kronis yang
Penyakit diabetes melitus (DM) adalah jumlahnya terus meningkat dari tahun ketahun
kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang (Jampaka et al. 2020).
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar Penyakit diabetes melitus semakin banyak
gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin diderita penduduk dunia. Jumlah penderita diabetes
mellitus bertambah karena usia harapan hidup

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume Nomor Tahun ● eISSN : 2302-2531


(UHH) semakin meningkat, terutama di negara- Siti khadijah tahun 2018. Dimana hasil analisa
negara maju sehingga berdampak pada jumlah chi square menunjukan nilai p= 0,014
penderita diabetes melitus di dunia. Banyak Dari 3 artikel yang telah direview diatas,
penderita diabetes melitus yang bertahan sampai Penelitian tersebut sejalan (Muhasidah et al.
lanjut usia meskipun sampai sekarang belum ada 2017) mengatakan bahwa salah satu faktor
obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini yang brkontributif dalam pengendalian gula
(Darmawan & Sriwahyuni, 2019). darah. Dimana pengetahuan pasien tentang
Diabetes juga dikaitkan dengan peningkatan DM merupakan sarana yang dapat membantu
insidensi penyakit makrovaskuler, seperti penyakit penderita menjalankan penanganan diabetes
arteri koroner (infark miokard), penyakit sehingga semakin baik pasien DM
serebrovaskuler (stroke), dan penyakit vaskuler mengetahui tentang diabetes mellitus serta
perifer. Diabetes dapat menyebabkan komplikasi mengubah perilakunya. Hal ini juga sejalan
mata, jantung, ginjal, saraf, serta amputasi sehingga dengan (Herawati et al., 2018) dimana
banyak pakar yang menyebutkan diabetes sebagai pengetahuan merupakan faktor yang sangat
the silent killer (Nurafni & Afrida, 2018). penting untuk membentuk keyakinan tertentu,
Salah satu faktor kegagalan pengobatan sehingga seseorang akan berperilaku sesuai
adalah ketidakpatuhan terhadap terapi yang dengan keyakinan tersebut. Perilaku yang
direncanakan, salah satu upaya terpenting untuk didasarkan dengan pengetahuan akan lebih
meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi langgeng daripada perilaku yang tidak
adalah dengan memberikan konseling yang didasarkan oleh pengetahuan. Dan di perkuat
komprehensif, akurat, dan terstruktur tentang oleh (Pahrul et al., 2020) bahwa pengetahuan
terapi. Pengadaan penelitian ini sangat penting harus ditingkatkan baik pasien maupun
karena diabetes adalah penyakit yang berhubungan keluarga adalah seperti pengendalian
dengan gaya hidup pasien (Mutmainna, 2019). penyebabnya, yang meliputi pengendalian
1. Pengetahuan kenaikan berat badan bisa mengarah ke
Pengetahuan sangat penting dalam timbulnya obesitas, pengendalian timbulnya
pengendalian gula darah dimana peneliti komplikasi penyakit lain, serta perencanaan
beranggapan bahwa pengetahuan yang baik diet dan olahraga yang sesuai dengan pedoman
lebih banyak memiliki motivasi yang tinggi untuk penderita Diabetes Melitus.
pada pasien DM untuk mematuhi pengobatan 2. Aktifitas Fisik
dan diet. Sebaliknya jika pasien memiliki Aktivitas Fisik dapat membantu penderita
pengetahuan yang kurang maka pasien kurang DM mengontrol berat badan, dengan
paham terhadap pengobatan DM dan diet yang berolaraga mampu untuk menurunkan
dilakukan. resistensi insulin. Dengan aktivitas fisik akan
Berdasarkan hasil literature review, lebih meningkatkan rasa nyaman baik secara fisik
banyak menampilkan faktor pengetahuan dan tampak sehat.
dalam pengendalian kadar glukosa pada pasien Berdasarkan hasil literature review,
diabetes. Berikut pembahasan dari hasil faktor aktivitas fisik dalam pengendalian kadar
analisis dan evaluasi mengenai faktor glukosa pada pasien diabetes. Berikut
pengetahuan: pembahasan dari hasil analisis dan evaluasi:
Peneliti (Muhasidah et al. 2017), dengan Peneliti (Gresty N, 2017), dengan hasil
hasil menunjukkan ada hubungan bermakna menunjukkan Terdapat hubungan antara pola
antara tingkat pengetahuan dengan kadar gula aktivitas fisik dengan kadar gula darah pada
darah pada penderita diabetes mellitus di pasien diabetes melitus tipe II di Rumah Sakit
Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang di Kota Pancaran Kasih GMIM Manado. Dimana hasil
Makassar. Dimana hasil dari hasil penelitian uji korelasi pearson pada tingkat kemaknaan
ini berdasarkan uji statistic (Chi Square) 95% (α<0,05) menunjukkan nilai p-value=
dipeoleh nilai (p= 0,000 < o= 0,05). <0,000 .
Penelitian (Herawati et al. 2018), dengan Peneliti (Setyawan & Sono, 2015), dengan
hasil menunjukkan ada hubungan antara hasil menunjukkan terdapat hubungan antara
pengetauan pasien dengan kadar gula darah aktivitas fisik dengan kadar glukosa darah
pada pasien diabetes, dimana hasil dari nilai sewaktu pada pasien diabetes mellitus. Dimana
probabilitas (p) = 0,001 . Oleh karena nilai p < hasil hasil nilai p value= 0,04 sebagaimana
0,05 tertera dalam tabel dan dengan α = 0,05
Penelitian (Pahrul et al. 2020), dengan Dari 2 artikel yang telah direview di atas,
hasil menunjukkan terdapat hubungan yang penelitian ini sejalan dengan (Gresty N, 2017)
signifikan antara Tingkat Pengetahuan dan bahwa Aktivitas fisik yang kurang
kadar gula darah pasien DM di ruang Poli RSI menyebabkan resistensi insulin pada diabetes
melitus tipe II. Dimana diabetes melitus tipe II

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume Nomor Tahun ● eISSN : 2302-2531


selain factor genetic, juga bisa dipicu oleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan
lingkungan yang menyebabkan perubahan antara pola makan dengan kadar gula darah,
gaya hidup tidak sehat, seperti makan dimana responden yang memiliki pola makan
berlebihan (berlemak dan kurang serat), kurang tidak baik kemungkinan lebih besar
aktivitas fisik dan stress. Kemudian di perkuat mempunyai resiko kadar glukosa darah tidak
oleh (Setyawan & Sono, 2015) Aktivitas fisik terkontro. Bila seseorang dengan pola makan
yang cukup, mampu meningkatkan tidak baik dapat meningkatkan kadar gula
permeabilitas membran untuk meningkatkan darah dalam tubuh dikarenakan frekuensi
aliran darah, dengan demikian membran makan yang tidak teratur pada penderita
kapiler lebih banyak yang terbuka sehingga diabetes melitus tipe II.
reseptor insulin menjadi aktif akan 4. Faktor Pemungkin (Akses Informasi)
mempengaruhi kadar glukosa darah, Jika Akses informasi sangat berpengaruh
aktivitas fisik kurang maka dapat terhadap penurunan kadar gula darah karena
menyebabkan penumpukan asam lemak, dengan adanya akses informasi yang baik
penurunan penggunaan kadar glukosa dan dapat meningkatkan pengetahuan terhadap
glikogen otot. Kalori yang tertimbun di dalam penyakit DM sehingga penderita patuh
tubuh merupakan faktor utama penyebab terhadap pengobatannya.
disfungsi pankreas. Berdasarkan hasil literature review,
3. Pola Makan faktor akses informasi dalam pengendalian
Penyakit DM banyak dikenal orang kadar glukosa pada pasien diabetes. Berikut
sebagai penyakit yang erat kaitannya dengan pembahasan dari hasil analisis dan evaluasi:
asupan makanan seperti karbohidrat, gula, Peneliti (Almira et al. 2019), dengan hasil
protein, dan lemak. Semakin berlebihan asuhan menunjukkan ada hubungan akses informasi
makanan maka semakin besar pula dengan pengendalian kadar glukosa darah
kemungkinan akan menyebabkan DM. dimana dengan adanya informasi penderita
Berdasarkan hasil literature review, faktor akan mendapatkan pengetahuan sehingga dapat
pola makan dalam pengendalian kadar glukosa mengontrol atau mengendalikan kadar glukosa
pada pasien diabetes. Berikut pembahasan dari darahnya
hasil analisis dan evaluasi: Peneliti (Toer, 2020), dengan hasil
Peneliti (Muhasidah et al. 2017), dengan menunjukkan terdapat hubungan informasi,
hasil menunjukkan Dari hasil uji statistic (Uji pendidikan tinggi, terhadap pengendalian
Chi Square) diketahui bahwa terdapat kadar glukosa darah dimana yang memiliki
hubungan yang bermakna antara pola makan informasi dengan tingkat pendidikan tinggi
dengan kadar gula darah pada penderita tidak ada yang memiliki literasi kesehatanyang
diabetes mellitus di Puskesmas Sudiang. Hasil rendah (0,0%).
yg diperoleh bahwa kadar gula darah terkontrol Dari 2 artikel yang telah di review,
lebih banyak (86,2%) pada penderita diabetes Penelitian yang dilakukan (Almira et al.,
mellitus dengan pola makan baik, 2019) bahwa Akses informasi yang baik dapat
dibandingkan pada penderita diabetes mellitus meningkatkan pengetahuan terhadap penyakit
yang memiliki pola makan buruk (8,1%). sehingga memicu penderita untuk patuh dalam
Peneliti (Gresty N, 2017). Degan hasil pengobatannya. Dan Diperkuat oleh penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan pola (Toer, 2020) Memilih gaya hidup sehat,
makan dengan kadar gula darah pada pasien mengetahui cara mencari perawatan medis, dan
diabetes melitus tipe II di Rumah Sakit mengambil keuntungan dari tindakan
Pancaran Kasih GMIM Manado. Dari hasil uji pencegahan mengharuskan orang memahami
korelasi pearson pada tingkat kemaknaan 95% dan menggunakan informasi kesehatan.
(α<0,05) menunjukkan nilai p-value= <0,000. Kemampuan untuk mendapatkan, mengolah,
Nilai p ini lebih kecil dari nilai α yang berarti dan memahami informasi kesehatan yang
Ho ditolak. dibutuhkan untuk membuat keputusan
Dari 2 artikel yang telah di review di atas, kesehatan yang tepat dikenal sebagai literasi
Penelitian yang dilakukan (Muhasidah et al., kesehatan (health literacy). mendefinisikan
2017) yang mengemukakan bahwa kepatuhan literasi kesehatan sebagai sejauh mana individu
terhadap diet DM adalah bagaimana memiliki kapasitas untuk memperoleh,
mengikuti aturan makan yang telah dianjurkan mengolah, dan memahami informasi dasar dan
sesuai dengan kebutuhan kalorinya yang harus layanan yang dibutuhkan untuk membuat
dipenuhi dalam sehari, kepatuhan tersebut keputusan yang tepat tentang kesehatan
meliputi jumlah kalori, jenis makan dan jadwal mereka.
makan. Sejalan dengan penelitian yang 5. Faktor Penguat (Dukungan Petugas Kesehatan,
dilakukan (Gresty N, 2017) menunjukan dan Dukungan Keluarga)

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume Nomor Tahun ● eISSN : 2302-2531


Dukungan tenaga kesehatan berpengaruh pasien DM dalam mengoptimalkan hidupnya
terhadap penurunan kadar glukosa darah seperti berolahraga, diet, rutin minum obat dan
dikarenakan peneliti beranggapan bahwa control gulah darah.
tenaga kesehatan mampu memberikan Berdasarkan hasil literature review, faktor
dukungan, informasi yang tepat pada penderita dukungan keluarga dalam pengendalian kadar
DM. glukosa pada pasien diabetes. Berikut
Berdasarkan hasil literature review, faktor pembahasan dari hasil analisis dan evaluasi:
dukungan petugas kesehatan dalam Peneliti (Nugroho et al. 2018), dengan
pengendalian kadar glukosa pada pasien hasil menunjukkan adanya dukungan keluarga
diabetes. Berikut pembahasan dari hasil berpengaruh dengan kadar glukosa darah
analisis dan evaluasi: puasa. Hasil nilai p< 0,05 dapat disimpulkan
Peneliti (Yanti & Mertawati, 2020), bahwa hasil tersebut bermakna bermakna
dengan hasil menunjukkan terdapat hubungan untuk hubungan antara dukungan keluarga
pengetahuan manajemen DM terhadap dengan kadar glukosa darah puasa.
motivasi perawat dalam mengedukasi pasien Berdasarkan
DM dalam pengendalian kadar glukosanya di Peneliti (Herawati et al., 2018), dengan
ruang rawat inap. Dengan hasil Melalui uji hasil menunjukkan Ada hubungan yang
statistik didapatkan nilai p value = 0,005 < α bermakna antara dukungan keluarga dengan
0,05. kadar glukosa pada pasien DM tipe 2. Dengan
Peneliti (Luthfiani & Karota, 2019), hasil sebagian besar dukungan keluarga
dengan menunjukkan bahwa Program baik(58 %) dengan uji regresi logistik
pendampingan dengan konseling kesehatan didapatkan nilai OR= 0,996, p= 0,042 yang
memberikan hasil yang efektif terhadap berarti pasien DM tipe2 yang memiliki
pengendalian kadar gula darah, dengan hasil dukungan keluarga yang kurang memiliki
analisis pada kelompok kontrol diperoleh nilai kemungkinan kadar glukosa 0,9 kali lebih
p=0,011 besar dibandingkan dengan pasien DM tipe 2
Dari 2 artikel yang telah direview, yang memiliki dukungan keluarga yang baik
penelitian yang dilakukan (Yanti & Mertawati, Dari 2 artikel yang telah di review
2020) mengatakan bahwa Peran perawat penelitian ini sejalan dengan (Nugroho et al.
sebagai edukator sangat dibutuhkan oleh 2018) Dukungan keluarga yang baik akan
pasien DM karena DM merupakan penyakit mempengaruhi pelaksanaan program
kronis yang memerlukan perilaku penanganan pengobatan diabetes melitus yang dijalani oleh
mandiri yang khusus seumur hidup. Pasien pasien. Dukungan keluarga yang baik akan
membutuhkan pemantauan dan supervise mempengaruhi pelaksanaan program
medis yang tepat. Motivasi diiringi oleh pengobatan diabetes melitus yang dijalani oleh
pengetahuan, perawat perlu mengetahui apa pasien.
yang akan disampaikannya dan mampu Kemudian di perkuat dengan penelitian
mengkomunikasikannya kepada pasien. yang dilakukan oleh (Herawati et al. 2018)
Perawat dalam menjalankan perannya sebagai dikatakan bahwa dukungan keluarga yang
“Health Educator” membutuhkan motivasi terdiri dari dukungan instrumental, informasi,
yang merupakan faktor utama untuk penghargaan, dan emosional merupakan faktor
menentukan keberhasilannya. Penelitian ini yang dapat mendukung dalam pengingkatan
sejalan dengan (Luthfiani & Karota, 2019) derajat kesehatan. dukungan keluarga
bahwa pengetahuan seseorang yaitu merupakan sumber bantuan paling utama
pendidikan, pekerjaan, social budaya dan dalam membantu anggota keluarga untuk
ekonomi, lingkungan dan informasi. Konseling mengubah gaya hidupnya. Menurut Perkeni
diabetes adalah pemberian pendidikan, (2015) peningkatan kejadian DM berhubungan
mengenai pengetahuan dan ketrampilan dalam dengan gaya hidup, sehingga saat ini
pengelolaan diabetes yang diberikan kepada dibutuhkan dukungan keluarga untuk
setiap pasien. Edukasi dan konseling kesehatan mengatasi hal tersebut. Berdasarkan hal
pada pasien DM merupakan suatu hal yang tersebut dapat disimpulkan bahwa pasien DM
sangat penting dalam pengontrolan kadar gula yang mendapat dukungan keluarga yang baik,
darah pasien. akan memiliki perilaku yang baik pula dalam
hal menjaga kepatuhan pada diet.
6. Dukungan Keluarga
Menurut asumsi peneliti dukungan KESIMPULAN
keluarga dapat memberikan dukungan yang Berdasarkan hasil literature review dapat
positif terhadap kesembuhan penderita DM disimpulkan bahwa faktor yang memberikan
karena memberikan motivasi dan dukungan pengendalian gula darah pada pasien diabetes yaitu

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume Nomor Tahun ● eISSN : 2302-2531


faktor predisposisi yang terdiri dari (pengetahuan, saja yg berkontributif dalam pengendalian
aktifitas fisik, dan pola makan), faktor pemungkin kadar glukosa darah pada pasien diabetes
yang terdiri dari (akses informasi) dan faktor terhadap kesehatan
penguat yang etrdiri dari (dukungan perugas 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar
kesehatan dan dukungan keluarga). Adanya ke tiga melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi
faktor tersebut dapat mempengaruhi pengendalian terkait bagaimana cara mengontrol atau faktor
gula darah . faktor-faktor tersebut harus berjalan apa saja yang berkontributif dalam
selaras sehingga mampu berkontributif dalam pengendalian kadar glukosa darah pada pasien
pengendalian DM pada pasien. diabetes

SARAN Ucapan terima kasih


1. Diharapkan dapat melakukan edukasi kesehatan Peneliti mengucapkan terima kasih kepada
yang lebih mendalam terkait faktor kontributif bapak/ibu pembimbing dan penguji serta keluarga
pengendalian kadar glukosa darah pada pasien dan teman-teman yang telah membantu peneliti
diabetes, agar masalah kesehatan yang untuk menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
diakibatkan meningkatnya kadar glukosa darah Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi orang
ini bisa dikontrol dengan baik. lain.
2. Diharapkan kepada seluruh masyarakat agar
lebih menggali lagi informasi terkait faktor apa

Referensi
Almira, N., Arifin, S., & Rosida, L. (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI DIABETES PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
TIPE 2 DI PUSKESMAS TELUK DALAM BANJARMASIN. 2, 1–12.

Darmawan, S., & Sriwahyuni, S. (2019). Peran Diet 3J pada Pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Sudiang
Raya Makassar. Nursing Inside Community, 1(3), 91–95. https://doi.org/10.35892/nic.v1i3.227

Ermawati. (2018). HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA MAKAN DENGAN KADAR GLUKOSA
DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGASA KOTA
MAKASSAR. Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar Vol. 09 N0. 02 2018 e-Issn :
2622-0148, p-Issn : 2087-0035, 10(01), 59–66.

Fatimah, R. N. (2016). DIABETES MELITUS TIPE 2. Indonesian Journal of Pharmacy, 27(2), 74–79.
https://doi.org/10.14499/indonesianjpharm27iss2pp74

Gresty N, M. M. M. (2017). Hubungana aktifitas fisik dan pola makan dengan kadar gula darah pada Pasien
Diabetes Melitus II. E-Journal Keperawatan, 5(1), 2.

Haskas, Y. (2017). Determinan Perilaku Pengendalian Diabetes Melitus Di Wilayah Kota Makassar. Global
Health Science (GHS), 2(2), 138–144. https://doi.org/10.33846/ghs.v2i2.85

Herawati, R., Poncorini, E., & Sugiarto, S. (2018). Hubungan antara Pengetahuan Pasien dan Dukungan
Keluarga dengan Kadar Glukosa pada Pasien DM Tipe 2. 61–66.

Jampaka, A. S., Haskas, Y., Hasyari, M., Makassar, N. H., Makassar, N. H., & Makassar, N. H. (2020).
Pengendalian Diabetes Melitus Tipe Ii Di Puskesmas Cendrawasih. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Volume 13 Nomor 6 Tahun 2019.

Luthfiani, & Karota, E. (2019). Efektifitas Pendampingan : Konseling Kesehatan Terhadap Pengendalian Kadar
Gula Darah Pada Klien Dengan Diabetes Mentoring Effectiveness : Health Counseling for Blood Level
Control for Clients With Diabetes Mellitus. Jurnal Keperawatan, 2(3), 129–138.

Mallo, A., Aminah, S., & Arif, N. wahyuni. (2017). HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM
PENGATURAN POLA MAKAN DENGAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES
MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MINASA UPA KEC. RAPPOCINI KOTA
MAKASSAR. Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar Vol. 08 No. 02 2017 e-Issn :
2622-0148, p-Issn : 2087-0035, 10(01), 59–66.

Melinda, H., Yusuf, M., & Hamzah, H. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keteraturan Kontrol

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume Nomor Tahun ● eISSN : 2302-2531


Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Kec.
Rappocini Kota Makassar. Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar, 8(2), 46.
https://doi.org/10.32382/jmk.v8i2.548

Muhasidah, Hasani, R., Indirawaty, & Majid, N. W. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Pola
Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sudiang Kota Makassar. Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makasar, 08(02), 39–45.

Mutmainna, A. (2019). Faktor-Faktor Risiko yang Mempengaruhi Manajemen Glukosa pada Pasien dengan
Diagnosa Medis Diabetes Mellitus di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Nursing Inside Community,
1(2), 61–67. https://doi.org/10.35892/nic.v1i2.59

Nuari, N. A. (2017). Buku Strategi Manajemen Edukasi Pasien Diabetes Melitus.

Nugroho, E. R., Warlisti, I. V., Bakri, S., & Kendal, P. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Kunjungan Berobat Dan Kadar Glukosa Darah Puasa Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Puskesmas Kendal 1. Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), 7(4), 1731–1743.

Nurafni, A., & Afrida. (2018). FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIABETES MELITUS (DM) TIPE II DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJIMAKASSAR. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diagnosis, 12(Dm), 430–435.

Pahrul, D., Afriyani, R., & Apriani. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Kepatuhan Dengan Kadar
Gula Darah Sewaktu. Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan, 12(No 1 (2020): Babul Ilmi
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan), 179–190. http://jurnal.stikes-aisyiyah-
palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/376

Setyawan, S., & Sono. (2015). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Pasien
Diabetes Melitus. Jurnal Keperawatan, XI(1), 127–130.

Simamora, A., & Daulay, N. M. (2019). IBM Self Management ( Manajemen Diet , Latihan Fisik , dan
Perawatan Kaki ) Pada Penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Labuhan Rasoki Kota
Padangsidimpuan. Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA) Volume 1 No. 1, Desember 2019, 1(1),
1–4.

Suardana, I. W., Mustika, I. W., & Sri Utami, D. A. (2019). Hubungan Perilaku Pencegahan dengan Kejadian
Komplikasi Akut pada Pasien Diabetes Melitus. Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI),
4(1), 50. https://doi.org/10.32419/jppni.v4i1.193

Tandra, H. (2017). Segala sesuatu yang harus anda diketahui tengtang diabetes melitus.

Toer, M. J. (2020). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LITERASI KESEHATAN PADA PENDERITA


DIABETES MELITUS TIPE 2 DI KOTA MANADO. Jurnal Keperawatan, 8, 1–8.

Wahono, R. S. (2015). A Systematic Literature Review of Software Defect Prediction: Research Trends,
Datasets, Methods and Frameworks. Journal of Software Engineering, 1(1), 1–16.
https://doi.org/10.3923/jse.2007.1.12

Yanti, S., & Mertawati, G. A. A. R. (2020). Pengetahuan Manajemen Diabetes Berhubungan Dengan Motivasi
Perawat Dalam Memberikan Edukasi Pada Pasien Diabetes Melitus. Jurnal Keperawatan, 12(1), 23–32.
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan/article/view/690

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume Nomor Tahun ● eISSN : 2302-2531

Anda mungkin juga menyukai