Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH BUAH NAGA TERHADAP KADAR GLUKOSA

DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II


DI PUSKESMAS TEMON 1 KULON PROGO
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
ANA ROIFFATUL HIDAYATI
201310201076

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
PENGARUH BUAH NAGA TERHADAP KADAR GLUKOSA
DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II
DI PUSKESMAS TEMON 1 KULON PROGO
YOGYAKARTA1

Ana Roiffatul H2, Ruhyana3

INTISARI

Latar Belakang: Penyakit diabetes melitus merupakan penyakit tidak menular yang
menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Di Indonesia, angka penderita
diabetes melitus meningkat 2,1% pada tahun 2013 dengan kisaran usia antara 40-60 tahun.
Salah satu pengobatan non farmakologi diabetes melitus adalah dengan mengonsumsi buah
naga merah. Kandungan dalam buah naga dapat memberikan efek hipoglikemik pada
penderita diabetes melitus.
Tujuan: Mengetahui pengaruh buah naga merah terhadap kadar glukosa darah pasien
diabetes melitus tipe II.
Metode Penelitian: Jenis penelitian eksperimen semu (Quasy Experiment Design) dengan
rancangan non equivalent control group design. Tehnik pengambilan sampel dengan
purposive sampling. Jumlah responden 30 orang.
Hasil: Hasil analisis statistik paired t-test pada kelompok intervensi menunjukkan adanya
perbedaan kadar glukosa darah puasa pretest-posttest dengan nilai p value 0.026. Nilai p
value dari uji paired t-test p<0.05, berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar
glukosa darah sebelum dan sesudah intervensi. Adapun pada kelompok kontrol p value
kadar glukosa darah puasa pretest-posttest sebesar 0.208. Nilai p value dari uji paired t-test
p>0.05, berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar glukosa darah sebelum
dan sesudah pada kelompok kontrol. Hasil uji independent t-test menunjukkan adanya
perbedaan kadar glukosa darah puasa posttest pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol yang ditunjukkan dengan nilai p value sebesar 0,038. Nilai p value dari uji
independent t test p<0.05, berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar glukosa
darah sesudah intervensi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Kesimpulan: Ada pengaruh pemberian buah naga merah terhadap penurunan kadar glukosa
darah pasien diabetes melitus tipe II.
Saran: Penderita diabetes melitus dianjurkan dapat mengkonsumsi buah naga merah
sebagai obat alternatif alami untuk menurunkan kadar glukosa darah.

Kata Kunci : buah naga merah, kadar glukosa darah, diabetes melitus tipe II.
Daftar Pustaka : 25 Judul buku (tahun 2006-tahun 2014); 18 Jurnal; 7 Internet
Jumlah Halaman : xiii; 75 halaman; 5 tabel; 7 gambar; 21 lampiran

1. Judul skripsi
2. Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3. Dosen PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
THE EFFECT OF DRAGON FRUIT TO BLOOD GLUCOSE
LEVEL OF PATIENT WITH DIABETES MELLITUS
L TYPE II IN TEMON 1 PRIMARY HEALTH
CENTER OF KULON PROGO
YOGYAKARTA1

Ana Roiffatul H2, Ruhyana3

ABSTRACT

Background: Diabetes mellitus is a non-communicable disease that recently increased from


year to year. In Indonesia, the rate of diabetes mellitus patients increased by 2.1% in 2013.
The patients’ age ranged from 40 to 60 years old. One of non-pharmacological treatment for
diabetes mellitus patient is by consuming red dragon fruit. The content of dragon fruit can
give hypoglycemic effects to people with diabetes mellitus.
Aim: To investigate the effect of red dragon fruit to blood glucose level of patient with
diabetes mellitus type II.
Method: The study was quasi experiment with non equivalent control group design. The
sample was chosen by purposive sampling. The respondents were 30 people.
Result: The paired t-test statistic on intervention group showed the difference in blood
glucose level of fasting of pretest-posttest with p value was 0.026. The p value from paired
t-test was p<0.05, which meant there was a meaningful difference of blood glucose level
before and after the intervention. However, in the control group, the blood glucose level of
fasting from pretest to posttest was 0.028. The p value of paired t-test was p>0.05, which
meant there was no meaningful difference of blood glucose level in the group. The
independent t-test showed that there was a difference in blood glucose level of fasting of
posttest in intervention and control group with p value was 0.038. The p value from
independent t-test was p<0.05, which meant there was a meaningful blood glucose level
after the intervention in the intervention and control group.
Conclusion: There was an effect of red dragon fruit to the decrease of blood glucose level
on patients with diabetes mellitus type II.
Suggestion: It is suggested to diabetes mellitus patients to consume red dragon fruit as an
alternative medication to decrease blood glucose level.

Keyword : dragon fruit, blood glucose level, diabetes mellitus type II


Bibliography : 25 books (2006-2014); 18 Journals; 7 Internets
Number of Pages : xiii; 75 pages; 5 table; 7 pictures; 21 appendices

1. Thesis title
2. School of Nursing student, Faculty of Health Sciences, ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
3. Lecturer of ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
PENDAHULUAN Peningkatan jumlah penderita
Menurut American Diabetes penyakit tidak menular ini terjadi
Association (ADA) 2010 diabetes secara konsisten, hal tersebut
melitus adalah suatu kelompok menunjukkan bahwa penyakit diabetes
penyakit metabolik dengan melitus merupakan masalah kesehatan
karakteristik hiperglikemia, glukosuria yang perlu mendapat perhatian khusus
disertai gejala klinis akut (poliuria, dari berbagai pihak termasuk
polidipsia, polifagia, penurunan berat pemerintah. Kebijakan kesehatan yang
badan) dan gejala kronis terkadang telah dibuat Pemerintah Indonesia
tanpa gejala yang terjadi karena tercantum dalam Peraturan Menteri
kelainan sekresi insulin, kerja insulin Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
atau kedua-duanya. Jumlah penderita 1144/Menkes/per/VIII/2010 tentang
diabetes melitus di dunia dari tahun ke Organisasi dan Tata kerja Kementrian
tahun menunjukkan adanya Kesehatan, pemerintah telah
peningkatan. Jumlah tersebut membentuk Subdirektorat
mayoritas berada pada usia 40-60 pengendalian penyakit diabetes
tahun dan sebanyak 80% penderita melitus dan penyakit metabolik.
diabetes melitus di dunia berasal dari Penyakit diabetes melitus
negara berkembang salah satunya merupakan salah satu penyakit yang
ialah Indonesia (WHO, 2013). Lebih banyak diderita oleh sebagian besar
dari 90% populasi diabetes adalah masyarakat Indonesia. Akan tetapi,
diabetes tipe II, yang ditandai dengan masyarakat masih menanggap
penurunan sekresi insulin karena penyakit diabetes melitus merupakan
berkurangnya fungsi sel β pankreas penyakit orang tua atau penyakit yang
secara progresif yang disebabkan oleh hanya timbul karena faktor keturunan.
resistensi insulin (Perkeni, 2011). Padahal, setiap orang dapat mengidap
Menurut Laporan Riset diabetes melitus baik tua maupun
Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013), muda karena faktor utama penyebab
prevalensi diabetes melitus tertinggi diabetes melitus adalah diet dan gaya
terdapat di provinsi D.I Yogyakarta. hidup sedentary.
Berdasarkan laporan surveilans Penyakit diabetes melitus ini
terpadu penyakit (STP) Dinas merupakan suatu kelainan yang terjadi
Kesehatan kabupaten Kulon Progo akibat tubuh kekurangan hormon
(2014), diabetes melitus sebagai insulin, akibatnya glukosa tetap
urutan ke empat jumlah kasus beredar di dalam aliran darah dan
terbanyak penyakit tidak menular dari sukar menembus dinding sel. Tidak
sepuluh penyakit tidak menular adanya glukosa yang masuk kedalam
lainnya yang dialami oleh masyarakat sel mengakibatkan sel mengalami
di Kulon Progo. Selain itu, kurang energi untuk proses
berdasarkan laporan STP Dinas metabolisme selular. Hal ini kemudian
Kesehatan kabupaten Kulon Progo diinterprestasikan oleh sel-sel tubuh
(2016) diperoleh data bahwa sebagai kondisi kekurangan glukosa
Puskesmas Temon 1 mendapakan sehingga tubuh akan merespon dengan
peringkat pertama jumlah kasus berbagai mekanisme yang bertujuan
diabetes melitus tipe II terbanyak di untuk menimbulkan kadar glukosa
Kulon Progo dari 21 Puskesmas lain darah. Respon pertama adalah
dari kabupaten tersebut. Jumlah timbulnya sensasi lapar, penderita
tersebut sebanyak 243 pasien pada akan cenderung sering merasa lapar
periode Januari sampai Desember sebagai respon terhadap rendahnya
2016. intake glukosa oleh sel. Respon yang
lain adalah peningkatan produksi komplikasi dan pengelolaan penderita
glukosa tubuh melalui mekanisme diabetes melitus difokuskan pada pola
lipolisis dan glukoneogenesis. Lemak makan yang didasarkan pada gaya
dan protein jaringan akan dipecah hidup dan kebiasaan makan, status
menjadi glukosa. Jika hal ini terjadi nutrisi, dan faktor khusus lain yang
secara berkepanjangan maka tubuh perlu diberikan prioritas.
akan mengalami penurunan kadar Penderita diabetes melitus
protein dalam jaringan. Selain itu dianjurkan untuk memperhatikan
pemecahan lipid akan menghasilkan asupan karbohidat, protein, lemak dan
produk sampingan berupa benda keton serat karena penting artinya dalam
yang bersifat asam. Kondisi ini dapat pengendalian kadar glukosa darah.
mengakibatkan ketosis dan Akan tetapi, penderita diabetes
ketoasidosis yang dapat mengancam melitus yang sudah menjalankan
jiwa (Padila, 2012). program diet ternyata ada yang tetap
Penyakit diabetes ini bila tidak belum mampu mengendalikan
cepat diatasi akan dapat berkembang glukosa darah dengan baik sehingga
menjadi gangguan yang lebih parah kadar hariannya tetap tinggi.
karena dapat menyebabkan Penyebabnya adalah kurangnya
bermacam-macam komplikasi yaitu asupan sumber serat dan antioksidan.
kerusakan saraf, kerusakan ginjal, Berdasarkan hasil penelitian yang
kerusakan mata, penyakit jantung, dilakukan oleh Wardani (2006)
stroke, impotensi, dan hipertensi. terhadap diabetes melitus tipe II di
Berdasarkan penelitian Murray (2000) RSUP Sanglah Denpasar melaporkan
tiap 19 menit ada satu orang di dunia rerata asupan serat mereka hanya
yang terkena stroke, ada satu orang 8,9g/hari.
yang buta dan ada satu orang di dunia Serat mempunyai kemampuan
diamputasi akibat komplikasi diabetes untuk memperlambat penyerapan
melitus (Maulana, 2009). Berbagai glukosa dan lemak dengan cara
komplikasi dapat terjadi jika meningkatkan kekentalan feses yang
penatalaksanaan diabetes melitus tidak secara tidak langsung menurunkan
optimal. kecepatan difusi sehingga kadar
Pada prinsipnya ada dua macam glukosa darah, profil lipid dan
penatalaksaanaan yang biasa kolesterol menurun (Sulistyani, 2012).
dilakukan untuk mencegah komplikasi Antioksidan bermanfaat dalam
diabetes melitus, yaitu terapi menjaga elastisitas pembuluh darah,
farmakologi dengan menggunakan mampu memperbaiki sistem
obat dan terapi nonfarmakologi. peredaran darah, menurunkan kadar
Pengobatan farmakologi memiliki glukosa darah dan kolesterol. Asupan
efek yang lebih cepat dibandingkan serat dan antioksidan pada penderita
dengan pengobatan nonfarmakologi, diabetes melitus perlu ditingkatkan
akan tetapi pengobatan farmakologi sehingga diperlukan perbaikan diet
memiliki efek samping yang lebih dengan menambah sumber buah-
besar dibandingkan pengobatan buahan seperti buah naga merah
nonfarmakologi. sebagai sumber makanan kaya
Besarnya efek samping yang antioksidan, serat, vitamin, dan
diakibatkan oleh pengobatan secara karbohidrat dengan indeks glikemik
farmakologi membuat orang beralih rendah.
menggunakan pengobatan secara Salah satu buah yang dapat
nonfarmakologi. Pengobatan dimanfaatkan untuk perbaikan diet
nonfarmakologi untuk pencegahan penderita diabetes melitus adalah
buah naga yang memiliki keunggulan penyerta lain, konsumsi obat anti
yaitu kaya serat dan antioksidan. hiperglikemia, olahraga dan pola
Buah naga dapat menjadi makan.
penyeimbang kadar gula darah karena Responden dalam penelitian ini
buah ini mengandung berbagai adalah pasien yang terdiagnosis
macam antioksidan yaitu flavonoid, diabetes melitus tipe II yang
vitamin E, vitamin C, dan betakaroten memeriksakan diri di Puskesmas
yang memiliki kemampuan untuk Temon 1 dengan kadar glukosa darah
menurunkan stress oksidatif dan puasa≥126 mg/dl. Responden dalam
mengurangi ROS (Reaktive Oxygen penelitian ini sebanyak 30 responden
Species) sehingga dapat yang didistribusikan dalam 2
menimbulkan efek protektif terhadap kelompok yaitu 15 responden sebagai
sel β pankreas dan meningkatkan kelompok intervensi dan 15 responden
sensitivitas insulin (Lianiwati, 2011). lainnya sebagai kelompok kontrol.
Responden kelompok intervensi pada
METODE PENELITIAN penelitan ini diberikan buah naga
Jenis penelitian yang telah merah seberat 200 gram selama 10
dilakukan adalah penelitian quasi hari. Pengukuran kadar glukosa darah
eksperiment atau eksperimen semu dilakukan pada hari ke 0 dan hari ke
dengan rancangan penelitian ini 11 pada kelompok kontrol maupun
menggunakan non equivalent control intervensi. Sebelum dilakukan
group. Tehnik pengambilan sampel pengukuran kadar glukosa darah puasa
menggunakan tehnik purposive responden diminta untuk berpuasa 12 jam.
sampling.
Pada penelitian ini buah naga HASIL DAN PEMBAHASAN
merah sebagai variabel bebas Pengambilan data pada
sedangkan variabel terikatnya adalah penelitian ini telah dilaksanakan mulai
kadar glukosa darah. Variabel 21 Maret 2017 sampai dengan 1 April
pengganggu dalam penelitian ini 2017 di Puskesmas Temon 1 Kulon
adalah usia, merokok, berat badan, dan Progo Yogyakarta.
konsumsi alkohol, stres, penyakit
Tabel 1 Hasil pengukuran perbedaan rata-rata kadar glukosa darah sebelum
dan sesudah diberikan buah naga merah pada kelompok intervensi
dan kelompok kontrol pada pasien diabetes melitus tipe II di
Puskesmas Temon 1 Kulon Progo Yogyakarta 2017
Perbedaan
Variabel Kel. N Mean±S.E P
Rerata
Kadar glukosa darah 1 15 214,5±6,6 16.5 0,026
pretest- posttest 2 15 233,6±3,5 -4.6 0,208
Berdasarkan hasil tabel 1 Sedangkan uji paired t test pada
menunjukkan bahwa uji paired t test kelompok kontrol p value lebih besar
pada kelompok intervensi didapatkan dari 0,05 (0,208>0,05) maka Ha
bahwa p value lebih kecil dari 0,05 ditolak, sehingga dapat disimpulkan
(0,026<0,05) maka Ha diterima, bahwa “tidak terdapat perbedaan yang
sehingga dapat disimpulkan bahwa bermakna antara kadar glukosa darah
“terdapat perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah pada kelompok
antara kadar glukosa darah sebelum kontrol”.
dan sesudah pemberian buah naga
merah pada kelompok intervensi”.
Tabel 2 Hasil pengukuran perbedaan rata-rata kadar glukosa darah sesudah
diberikan buah naga merah pada kelompo intervensi dan kelompok kontrol
pada pasien diabetes melitus tipe II di Puskesmas Temon 1 Kulon Progo
Yogyakarta 2017

Variabel Kel. N M.D± S.E P

Kadar glukosa darah 1 15


puasa posttest 2 15 -19,1 ±8,8 0,038

Berdasarkan hasil tabel 2 yang telah dilakukan Ruhe (2009)


menunjukkan bahwa uji independent t antioksidan dapat mengikat radikal
test di atas didapatkan bahwa p value bebas sehingga dapat mengurangi
lebih kecil dari 0,05 (0,038<0,05) resistensi insulin dan dapat
maka Ha diterima, sehingga dapat menurunkan ROS.
disimpulkan “terdapat perbedaan Jenis antioksidan yang paling
kadar glukosa darah yang bermakna berperan dalam menurunkan kadar
antara kelompok kontrol dan glukosa darah adalah flavonoid.
kelompok intervensi setelah Kandungan flavonoid pada daging
pemberian buah naga merah”. buah naga merah sebanyak 7,21±0,02
mg CE/100 gram. Kemampuan
KADAR GLUKOSA DARAH flavonoid terutama quercetin adalah
KELOMPOK INTERVENSI dengan menghambat Glucose
Berdasarkan hasil penelitian ini Transporters 2 (GLUT 2) mukosa
didapatkan bahwa terdapat penurunan usus sehingga dapat menurunkan
rerata kadar glukosa darah sebelum absorbsi glukosa. Hal ini
dan sesudah pemberian buah naga menyebabkan pengurangan
merah seberat 200 gram pada penyerapan glukosa dan fruktosa dari
kelompok intervensi. Hasil penelitian usus sehingga kadar glukosa darah
ini diperkuat dengan penelitian yang turun. Glucose Transporters 2 (GLUT
telah dilakukan oleh Panjuantiningrum 2) diduga merupakan transporter
(2009) yang menyatakan bahwa mayor glukosa di usus pada kondisi
terdapat penurunan kadar glukosa normal. Pada penelitian Song (2014)
darah pada tikus putih yang diinduksi didapatkan bahwa flavonoid dapat
aloksan setelah diberikan buah naga menghambat penyerapan glukosa.
merah. Selain itu, pada penelitian yang Ketika quercetin yang tertelan dengan
telah dilakukan oleh Widyastuti glukosa, hiperglikemia secara
(2015) didapatkan hasil bahwa signifikan menurun. Hal ini
pemberian jus buah naga merah dapat menunjukan bahwa quercetin dapat
memberikan pengaruh terhadap menghambat penyerapan glukosa
penurunan glukosa darah puasa pria melalui GLUT 2.
pre diabetes. Flavonoid juga memiliki
Penurunan kadar glukosa darah ini mekanisme dalam penghambatan
dimungkinkan karena buah naga fosfodiesterase sehingga kadar cAMP
merah memiliki komponen yang dalam sel β pankreas meninggi.
dapat memberikan efek hipoglikemik Peningkatan kadar cAMP ini akan
yang berfungsi untuk menyebabkan penutupan kanal
menyeimbangkan kadar glukosa darah K+ATP dalam membran plasma sel β.
seperti serat dan antioksidan (Ide, Keadaan ini mengakibatkan terjadinya
2009). Berdasarkan hasil penelitian depolarisasi membran dan
membukanya saluran Ca tergantung penurunan. Kadar glukosa darah puasa
voltasi sehingga mempercepat responden pada kelompok kontrol
masuknya ion Ca ke dalam sel. relatif tinggi dengan rata-rata sebelum
Peningkatan ion Ca dalam sitoplasma 229,1 mg/dl dan setelahnya 233,6
sel β ini akan menyebabkan sekresi mg/dl. Peningkatan kadar glukosa
insulin oleh sel β pankreas darah ini dimungkinkan karena pada
(Panjuantingingrum, 2009). kelompok kontrol tidak diberikan
Selain antioksidan buah naga intervensi pemberian buah naga, akan
merah juga mengandung serat yang tetapi terdapat 6 responden (40%)
tinggi yaitu 0,7-0,9 gram/100 gram mengalami penurunan kadar glukosa
buah tersebut. Serat yang terdapat darah. Penurunan kadar glukosa darah
pada buah naga merah ini adalah serat ini dimungkinkan dipengaruhi oleh
larut air yang dapat digunakan sebagai beberapa faktor seperti aktivitas fisik,
terapi hipoglikemik. Peran serat larut pola makan, serta konsumsi obat anti
air sebagai terapi hipoglikemik adalah hiperglikemia.
dengan memperbaiki sensitivitas
insulin dan menurunkan kebutuhan KADAR GLUKOSA DARAH
insulin dengan cara meningkatkan KELOMPOK INTERVENSI DAN
waktu transit makanan di usus, KELOMPOK KONTROL
menunda pengosongan lambung dan Berdasarkan hasil penelitian ini
memperlambat absorpsi glukosa didapatkan bahwa terdapat perbedaan
(Hartono, 2010). Hal tersebut, sejalan rerata kadar glukosa darah pada
dengan penelitian yang telah kelompok kontrol dan kelompok
dilakukan oleh Nadimin (2009) intervensi setelah diberikan buah naga
didapatkan hasil bahwa terdapat merah. Perbedaan kadar glukosa darah
penurunan kadar glukosa darah antara tersebut dimungkinkan karena pada
sebelum dan sesudah diberikan diet kelompok intervensi responden
tinggi serat pada diabetes melitus tipe diberikan buah naga merah yang dapat
II. Penelitan ini menjelaskan bahwa memberikan efek hipoglikemia,
penderita diabetes yang mengonsumsi sedangkan kelompok kontrol tidak
total serat 50 g sehari, mempunyai diberikan intervensi apapun. Kadar
kadar gula darah lebih rendah dan glukosa darah pada kelompok
lebih stabil daripada penderita diabetes intervensi dan kelompok kontrol
yang mengonsumsi diet moderat serat. mengalami peningkatan dan
Kelompok intervensi meskipun penurunan, hal tersebut dipengaruhi
sudah diberikan buah naga merah, oleh beberapa faktor lainnya seperti
akan tetapi terdapat 4 responden aktivitas fisik, pola makan, stres, dan
(26,67%) mengalami peningkatan konsumsi obat anti hiperglikemia.
kadar glukosa darah. Hal tersebut,
dimungkinkan dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti aktivitas fisik, SIMPULAN DAN SARAN
stres, pola makan, serta kepatuhan
dalam mengkonsumsi obat anti Simpulan
hiperglikemia. Berdasarkan hasil analisis data dan
pengujian hipotesis dapat disimpulkan
KADAR GLUKOSA DARAH bahwa terdapat perbedaan kadar
KELOMPOK KONTROL glukosa darah kelompok intervensi
Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan kelompok kontrol, sehingga
rerata kadar glukosa darah pada dapat disimpulkan bahwa ada
kelompok kontrol tidak mengalami pengaruh pemberian buah naga
terhadap kadar glukosa dalam darah penelitian ini dengan
penderita diabetes melitus tipe II di mengendalikan faktor-faktor yang
Puskesmas Temon 1 Kulon Progo dimungkinkan dapat mempengaruhi
Yogyakarta. kadar glukosa darah seperti
aktivitas fisik, stres, pola makan,
Saran dan konsumsi obat anti
1. Secara teoritis hiperglikemia.
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat sebagai penambah khasanah
keilmuan tentang masalah DAFTAR PUSTAKA
kesehatan diabetes melitus terutama
diabetes melitus tipe II, serta Dinas Kesehatan KP. (2014).
sebagai sumber bacaan ilmiah dan Prevalensi Penyakit Tidak
memperluas pengetahuan bagi Menular di Kulon Progo
mahasiswa kesehatan khususnya dalam
manfaat buah naga sebagai buah http://www.depkes.go.id,
pendamping diet diabetes melitus. diakses tanggal 5 November
2. Secara praktis 2016.
Bagi tenaga kesehatan, hasil
penelitian ini diharapkan dapat . (2016). Surveilans
sebagai bahan masukan untuk Penyakit Terpadu Berbasis
mendukung upaya preventif guna Puskesmas Sentinel/Non
menurunkan angka komplikasi Sentine Kulon Progo 2016
diabetes melitus. Bagi penderita dalam
diabetes melitus, hasil penelitian ini http://www.depkes.go.id,
diharapkan dapat sebagai media diakses tanggal 5 November
informasi untuk menambah 2016.
pengetahuan dan memotivasi
Hartono A. (2010). Terapi Gizi dan
penderita diabetes melitus agar
Diet Rumah Sakit. Jakarta: ECG.
bersikap positif dalam memilih
makanan yang sesuai dengan diet Ide. (2009). Health Secret of Dragon
diabetes melitus yang telah Fruits. Jakarta: PT.Elex
dianjurkan serta dapat Media Komputindo.
memanfaatkan buah naga merah
sebagai salah buah pendamping diet Lianiwati, V. (2011). Pemberian
diabetes melitus yang dapat Ekstrak Buah Naga Merah
membantu menurunkan kadar Menurunkan Kadar F2
glukosa darah. Bagi masyarakat, Isoprosta pada Tikus Putih
hasil penelitian ini diharapkan dapat Jantan yang Diberi Aktivitas
membuat masyarakat bisa lebih Berlebih, Jurnal Kedokteran
memanfaatkan buah naga merah UNUD. 8 (17). 45-55.
sebagai alternatif alami dalam
menurunkan kadar glukosa darah. Maulana, M. (2009). Mengenal
Bagi peneliti selanjutnya, hasil Diabetes: Panduan Praktis
penelitian ini diharapkan dapat Menangani Penyakit Kencing
digunakan sebagai referensi dan Manis. Yogyakarta: Katahati.
rujukan untuk penelitian Menteri Kesehatan, RI. (2010).
selanjutnya, serta dapat digunakan Peraturan Menteri Kesehatan
untuk mengembangkan penelitian Republik Indonesia Nomor:
yang berhubungan dengan 1144/menkes/per/VIII/2010
tentang Organiasi dan Tata Wardani, N. K. (2006). Pola Makan
Kerja Kementrian Kesehatan dan Obesitas sebagai Faktor
dalam Risiko Diabetes Melitus di
http://www.ppl.depkes.go.id, RSUP Sanglah Denpasar,
diakses tanggal 2 September Jurnal Keperawatan Poltekes
2016. Denpasar. 1 (15). 12-25.
Nadimin. (2009). Pengaruh Pemberian World Health Organization. (2013).
Diit Dm Tinggi Serat Prevalensi Diabetes Melitus di
Terhadap Penurunan Kadar Indonesia dalam
Gula Darah Pasien Dm Tipe-2 http://www.depkes.go.id,
Di Rsud Salewangang Kab. diakses tanggal 4 November
Maros, Jurnal 2016.
Keperawatan.14-19.
Widyastuti. (2015). Pengaruh Jus
Padila. (2012). Buku Ajar: Buah Naga Merah terhadap
Keperawatan Medikal Bedah. Penurunan GDP Pria Pre
Jakarta: Nuha Medika. diabetes, Jurnal
Keperawatan Universitas
Panjuantingingrum, F. (2009). Diponegoro. 34 (35). 44-47.
Pemberian Buah Naga Merah
(Hyocerecus Polyrihuz)
Terhadap Kadar Glukosa
Darah Tikus Putih yang
Diindukasi Aloksan, Jurnal
Kedokteran USU. 34 (17). 45-
51.
Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia. (2011). Konsensus
DM Perkeni 2011 dalam
http://www.pbperkeni.ac.id,
diakses tanggal 2 Desember
2016.
Riset Kesehatan Dasar. (2013). DM di
Indonesia dalam
http://www.depkes.go.id,
diakses tanggal 2 Desember
2016.
Ruhe. (2009). Use of Antioxidan
Nutrient in The Prevention
and Treatment of Diabetes
Mellitus Type II, Alternative
Medical Journal. 63-69.
Sulistyani. (2012). Sehat dengan Menu
Berserat. Jakarta: Trubus
Agriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai