Anda di halaman 1dari 9

GAMBARAN ASUPAN MAKAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II

DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN RAWAT JALAN

DI RSUD Dr. MOEWARDI

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

DEVITA ARVIANI
J 300120008

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HALAMAN PERSETUJUAN
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Judul Penelitian : Gambaran Asupan Makan Pasien Diabetes


Mellitus Tipe Ii Dengan Kadar Glukosa Darah
Pada Pasien Rawat Jalan Di RSUD Dr. Moewardi

Nama Mahasiswa : Devita Arviani

Nomor Induk Mahasiswa : J 300120008

Telah Disetujui oleh Pembimbing Karya Tulis Ilmiah


Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
pada tanggal 27 Agustus 2015 dan
Layak untuk dipublikasikan

Surakarta, Oktober 2015


Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Endang Nur W, SST, M.Si. Med) (Elida Soviana, S.Gz., M.Gizi)


NIK. 717/NIDN. 06-2908-7401 NIK. 110.1620

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

(Setyaningrum Rahmawaty, A., M.Kes., Ph.D)


NIK. 744/NIDN. 06-2312-7301
GAMBARAN ASUPAN MAKAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II
DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN RAWAT JALAN DI
RSUD Dr. MOEWARDI

Devita Arviani
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRACT

Background: Diabetes mellitus (DM) is a collection of symptoms in people who


have elevated levels of blood glucose due to insulin deficiency in absolute and
relative (Rusmiah, 2011). Diabetes mellitus has increased from 8.4 million in
2000 to approximately 21.3 million in 2030 in Indonesia. Diabetes mellitus type II
is strongly influenced by the intake of eating so to medical therapy should be able
to control glucose. One of the most important for people with diabetes mellitus
are control of blood glucose levels.
Objective: To determine food intake of patients with blood glucose levels in
patients with diabetes mellitus type II outpatients in hospitals Moewardi
Methods: This study is a descriptive observational research using cross sectional
approach. Samples were patients with type II diabetes mellitus outpatients in
hospitals Moewardi.
Results: The sample in this study is as much as 55 samples. Sample food
intake category had a deficit in a row that energy intake as much as 49
samples with a prevalence of 89.9%. protein intake by 55 samples with a
prevalence of 100%. Fat intake as much as 47 samples with a prevalence of
85.4% and carbohydrate intake as much as 39 samples with a prevalence of
70.9%.
Conclusion: Overview of food intake of patients with diabetes mellitus type II
with a good intake category of normal glucose levels of 18.8% and category
intake is not good with normal glucose levels tid ak 78.1%.

Keywords: Eating intake, Blood glucose.


Bibliography : 18 (199-2010)

PENDAHULUAN
Diabetes mellitus (DM) adalah sama sekali tidak bisa
kumpulan gejala yang timbul pada mengahasilkan insulin sehingga
seseorang yang mengalami harus mendapatkan insulin dari luar
peningkatan kadar glukosa darah (melalui injeksi) dan relatif artinya
akibat kekurangan hormon insulin pankreas masih bisa menghasilkan
secara absolut dan relatif (Rusmiah, insulin yang kadarnya berbeda pada
2011). Absolut artinya pankreas setiap orang (Perkeni, 2002). DM

GambaranAsupanMakandengan Kadar GlukosaDarah… 1


merupakan penyakit endokrin yang fisik dan pola makan yang tidak baik
paling umum ditemukan penyakit ini (Suyono, 1993, Darmono, 2001).
ditandai oleh hiperglikemia dan Diabetes mellitus tipe II sangat
glikosuria (Budiyanto, 2002). dipengaruhi oleh asupan makannya
DM tipe 2 adalah suatu sehingga untuk terapi medis
penyakit gangguan metabolik hendaknya mengendalikan glukosa,
menahun yang ditandai oleh lemak dan hipertensi. Perencanaan
kenaikan kadar gula darah akibat makan hendaknya dengan
sekresi insulin oleh sel beta kandungan zat gizi yang cukup,
pankreas atau resistensi insulin. disertai pengurangan total lemak
Menurut WHO (2003), antara 1% - terutama lemak jenuh. Konsumsi
2% penduduk dunia terserang energi yang melebihi kebutuhan
penyakit ini. WHO memperkirakan tubuh menyebabkan lebih banyak
194 juta jiwa atau 5,1% dari 3,8 glukosa yang ada dalam tubuh. Gula
milliar penduduk dunia usia 20-79 merupakan sumber makanan dan
tahun menderita DM dan pada tahun bahan bakar bagi tubuh yang
2025 diperkirakan meningkat berasal dari proses pencernaan
menjadi 33 juta jiwa. Di Indonesia makanan. Pada penderita diabetes
penderita DM juga mengalami mellitus tipe II, jaringan tubuhnya
kenaikan dari 8,4 juta jiwa pada tidak mampu untuk menyimpan dan
tahun 2000 menjadi 21,3 juta jiwa menggunakan glukosa, sehingga
pada tahun 2025. kadar glukosa darah akan naik dan
Penderita DM di Indonesia akan menjadi racun bagi tubuh.
meningkat terutama diakibatkan oleh Tingginya kadar glukosa darah
perkembangan pola makan yang dipengaruhi oleh tingginya asupan
salah. Pada saat ini masih banyak energi dari makanan (Hartono,
penduduk yang kurang menyediakan 2002).
makanan berserat, santapan menu Salah satu yang terpenting
yang kaya kolestrol, lemak, natrium bagi penderita DM adalah
(dalam penyedap rasa) muncul pengendalian kadar glukosa darah,
sebagai kecenerungan menu sehari- maka pasien perlu memahami
hari yang juga diperparah dengan mengenai hal-hal yang
meningkatknya konsumsi makanan mempengaruhi pengendalian kadar
dan minuman yang kaya akan gula glukosa darah. Pengendalian kadar
(Tiara, 2002). Prevalensi DM glukosa darah pada penderita DM
khususnya DM tipe 2 akan berhubungan dengan faktor diet atau
meningkat apabila tidak dilakukan Perencanaan makan, karena gizi
intevensi yang efektif, hal ini mempunyai kaitan dengan penyakit
disebabkan oleh berbagai hal seperti DM. Hal ini disebabkan karena
bertambahnya umur, meningkatnya penyakit DM merupakan gangguan
kematian akibat infeksi serta kronis metabolisme zat-zat gizi
meningkatnya faktor resiko seperti makro yaitu karbohidrat, protein, dan
kegemukan, kurang gerak/kegiatan lemak dengan ciri-ciri tingginya
konsentrasi gula dalam darah

GambaranAsupanMakandengan Kadar GlukosaDarah… 2


walaupun perut dalam keadaan perhitungan menggunakan rumus
kosong, serta terhadap Slovin adalah 55 sampel.
arterioklerosis atau penebalan Analisis univariat dilakukan
dinding pembuluh nadi dengan untuk mengetahui gambaran data
timbunan zat lemak, dan yang telah terkumpul kemudian
kemorosotan fungsi syaraf dilakukan analisis secara diskriptif
(Qurratauaeni, 2009). dalam bentuk prosentase.
Berdasarkan survei
pendahuluan yang telah dilakukan
pada tanggal 24 November 2014 di HASIL DAN PEMBAHASAN
RSUD Dr. Moewardi Surakarta, 1. Karakteristik Sampel Penelitian
antara bulan januari sampai dengan Berdasarkan Jenis Kelamin
bulan november 2014 jumlah
seluruh pasien sebesar 10.071 Tabel.6
pasien, pasien diabetes mellitus tipe Distribusi Sampel Menurut Jenis
II rawat jalan sebesar 7291 pasien, Kelamin
dengan presentase pasien rawat
jalan diabetes mellitus tipe II sebesar Jenis n Persentase
kelamin (%)
3.375%.
Berdasarkan latar belakang Laki-laki 21 38.2
diatas maka peneliti akan meneliti Perempuan 34 61.8
tentang Gambaran Asupan Makan Total 55 100
Pasien dengan Kadar Glukosa
darah Pada pasien Diabetes mellitus
tipe II RSUD Dr. Moewardi. Berdasarkan hasil analisis pada
Tujuan penelitian ini adalah 55 sampel dapat dilihat sebagian
Mengetahui asupan makan pasien besar sampel pada penelitian ini
dengan kadar glukosa darah pada yaitu perempuan sebesar 34 sampel
pasien diabetes mellitus tipe II. atau 61.8%.
2. Karakteristik Sampel Penelitian
METODE PENELITIAN Berdasarkan Umur

Jenis penelitian ini termasuk Tabel.7


penelitian deskriptif observasional Distribusi Sampel Menurut Umur
dengan menggunakan pendekatan
Umur n Persentase
crosssectional.Penelitian ini berarti
(%)
peneliti akan menggambil data
variabel bebas (asupan makan) dan Dewasa 20 36.5
variabel terikat (kadar glkjosa Lansia 35 63.6
darah). Populasi dalam penelitian ini Total 55 100
adalah seluruh pasien diabetes Berdasarkan hasil
mellitus yang sedang menjalani pengumpulan data karakteristik
rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi. sampel dapat diketahui bahwa
Besar sampel berdasarkan yang dijadikan sampel l di RSUD

GambaranAsupanMakandengan Kadar GlukosaDarah… 3


Dr. Moewardi paling banyak pengobatannya serta cara
adalah lansia > 50 tahun yaitu pemberian pelayanan harus
sebanyak 63.6%. intenseif dan multidisiplin pada
tim tenaga medis untuk mencapai
3. Gambaran Kepatuhan keberhasilan terapi pasien), faktor
Konsumsi Obat Hipoglikemik intra-personal (umur, jenis
Tabel .8 kelamin, disiplin diri, stress,
Distribusi Sampel Menurut depresi dan penyalah gunaan
Gambaran Konsumsi Obat alkohol), faktor inter-personal
(kualitas hubungan antara pasien
Kepatuh n Persentase dan petugas pelayanan
an (%)
kesehatan dan dukungan
konsumsi
obat keluarga) dan faktor lingkungan
Rendah 4 7.3 (BPOM,2006).
Sedang 45 81.8 4. Gambaran Asupan Makan
Tinggi 6 10.9 (Energi, Protein,Lemak,
Total 55 100 Karbohidrat )
Tabel .9
Distribusi Sampel Menurut
Berdasarkan hasil analisis Asupan Makan
univariat pada kepatuhan
Variabel n %
konsumsi obat hipoglikemik Asupan Energi
pasien diabetes mellitus dapat Defisit 49 89.9
dilihat bahwa sebagian besar Cukup 6 10.9
sampel memiliki tingkat Lebih 0 0
kepatuhan konsumsi obat Asupan Protein
kategori sedang terdapat 45 Defisit 55 100
Cukup 0 0
dari 55 sampel atau dapat Lebih 0 0
dikatakan prevalensi kepatuhan
Asupan Lemak
konsumsi obat pada pasien
Defisit 47 85.4
diabetes mellitus kategori sedang Cukup 3 5.5
mencapai 81.8%. Lebih 5 9.0
Asupan
Kepatuhan pasien Karbohidrat 39 70.9
diabetes mellitus dipengaruhi Defisit 15 27.2
karakteristik dari penyakit dan Cukup 1 1.8
pengobatanya (kompleksitas dari Lebih
Asupan Makan
pengobatannya, lamanya Baik 7 12.72
penyakit yang memberikan efek Tidak baik 48 87.2
negatif terhadap kepatuhan
pasien. Makin lama pasien
mengidap penyakit diabetes Berdasarkan hasil data
mellitus, makin kecil pasien analisis univariat pada gambaran
tersebut patuh pada asupan makan pasien diabetes

GambaranAsupanMakandengan Kadar GlukosaDarah… 4


mellitus tipe II terhadap 55 sampel Karbohidrat atau hidrat arang
sebagian besar masuk dalam adalah suatu gizi yang fungsi
kategori defisit secara berturut-turut utamanya sebagai penghasil energi,
untuk energi dan protein mempunyai dimana setiap gramnya
prevalensi 89.9% dan 100%. menghasilkan 4 kalori, karbohidrat
Berdasarkan hasil recall 24 jam x 4 lebih banyak dikonsumsi sehari-hari
secara tidak berturut-turut yaitu sebagai makanan pokok, terutama di
sumber energi yang paling sering negara sedang berkembang. Hal ini
dikonsumsi adalah nasi dengan disebabkan sumber bahan makan
frekuensi dua sampai tiga kali yang mengandung karbohidrat lebih
sehari. Hal ini dikarenakan nasi murah harganya dibandingkan
merupakan sumber makanan pokok sumber bahan makanan kaya lemak
mayoritas suku jawa, sehingga maupun protein, karbohidrat banyak
sangat susah untuk diubah agar ditemukan pada serealia (beras,
makanan pokok ini lebih bervariasi. gandum, jagung, kentang dan
Sumber protein hewani yang sebagainaya), serta pada biji-bijian
paling sering dikonsumsi adalah (Ostman, 2011).
telur ayam dengan frekuensi tiga
kali dalam seminggu. Hal ini 5. Gambaran Kadar Glukosa
dikarenakan sampel merasa terlalu Puasa
mahal untuk membeli daging ayam
atau daging sapi sebagai gantinya Tabel. 10
sampel mengkonsumsi telur ayam. Distribusi Sampel Menurut Kadar
Sumber protein nabati yang
Glukosa Darah Puasa
paling sering dikonsumsi adalah
tahu dengan frekuensi dua sampai
tiga kali dalam sehari. Hal ini Variabel n %
dikarenakan tahu mudah didapat Normal 11 20
dan harganya terjangkau oleh Tidak 44 80
seluruh lapisan masyarakat. Menurut normal
Suyono (2007), berkurangnya Berdasarkan hasil analisis
aktivitas insulin pada diabetes univariat gambaran kadar glukosa
mellitus dapat menghambat sistesis darah puasa pada pasien diabetes
protein. Asupan protein sebesar mellitus tipe II terhadap 55 sampel
0.8bg/BB ideal dapat diperoleh prevalensi 80% sampel
mempertahankan protogensis, memiliki kadar glukosa darah puasa
dengan catatan 50% daripadanya tidak normal.
harus berasal dari protein hewani.
Hasil analisis univariat untuk Kadar glukosa darah puasa
lemak dan karbohidrat sama yaitu merupakan parameter utama dalam
mempunyai prevalensi 85.4% dan menilai metabolisme karbohidrat.
70.9% masuk dalam kategori defisit. Kadar glukosa darah bervariasi
Berdasarkan hasil recall 24 jam x 4 dengan daya penyerapan, glukosa
secara tidak berturut-turut yaitu dalam darah menjadi lebih tinggi
sumber lemak kebayakan terdapat setelah mengkonsumsi makanan
pada makanan yang diolah dengan dan akan terjadi penurunan jika tidak
cara digoreng, terdapat pula pada ada makanan yang masuk ke tubuh
protein hewani yang ditemukan dalam beberapa jam.
lemak cukup banyak.

GambaranAsupanMakandengan Kadar GlukosaDarah… 5


6. Gambaran Asupan Makan dengan Kadar Glukosa Darah

Tabel. 11

Distribusi Sampel Asupan Makan dengan Kadar Glukosa Darah Puasa

Kadar Asupan Makan Total


glukosa Baik Tidak Baik n (%)
n (%) n (%)
Normal 0 0 10 18.8 10 100
Tidak 2 3.6 43 78.1 45 100
Normal

Berdasarkan hasil analisis secara total. Kunci keberhasilan


univariat pada gambaran asupan dalam pengaturan makan adalah
makan dengan kadar glukosa keterlibatan secara menyeluruh
darah pada pasien diabetes dari seluruh tim (petugas
mellitus tipe II terhadap 55 kesehatan, keluarga dan pasien),
responden dengan prevalensi hal ini dikarenakan asupan
78.1% sampel memiliki asupan makan yang baik dipengaruhi
yang tidak baik dan memiliki oleh pengaturan makan yang
kadar glukosa darah tidak normal. dapat menstabilkan kadar
Asupan makan baik adalah glukosa darah dan lipi-lipid dalam
dengan jumlah rata-rata asupan batas normal (Syahbudin, 2007).
90-110% darI kebutuhan dan Hal ini harus diperhatikan oleh
yang memiliki kadar glukosa 70- semua pihak karena semakin
110mg/dl. Pasien diabetes bertambah usia seseorang maka
mellitus perlu dilakukan akan terjadi penurunan fungsi
pengaturan pola makan untuk organ tubuh yaitu fungsi otak
mengendalikan kadar glukosa yang berhubungan dengan daya
darah supaya normal yaitu ingat, sehingga dengan
merupakan gambaran tentang bertambahnya umur penderita
pola makan/kebiasaan makan diabetes mellitus maka
meliputi jenis dan frekuensi kemampuan untuk melakukan
makan. Pengaturan ini perencanaan makan sehari-hari
merupakan bagian dari juga akan semakin menurun.
penatalksanaan diabetes mellitus

GambaranAsupanMakandengan Kadar GlukosaDarah… 6


KETERBATASAN PENELITIAN 2. Bagi instalasi Gizi RSUD Dr.
1. Pengukuran Asupan makan Moewardi: Diharapkan dapat
pasien hanya diperoleh dari meningkatkan mutu pelayanan
recallsehingga peneliti tidak instalasi gizi rumah sakit, perlu
mengetahui asupan makan dilakukan konseling gizi kepada
pasien yang sebenarnya karena pasien rawat jalan.
pasien kemungkinan hanya
menjawab kebiasaan makan saja DAFTAR PUSTAKA
dan tidak semua makanan yang
dikonsumsi disebutkan karena American Diabetes Association. A1C
sampel peneliti kebanyakan Level and Future Risk of
lansia kemungkinan daya ingat Diabetes: A Systematic Review.
sudah mulai menurun. Diabetes Care; 2010. 33:1665–
2. Pengukuran gambaran kepatuhan 1673.
konsumsi obat hipoglikemik Departemen Kesehatan Republik
diperoleh dari kuesioner, Indonesia. 2005. Pelayanan Gizi
sehingga peneliti tidak Rumah Sakit. Jakarta:
mengetahui kepatuhan konsumsi DepartemenKesehatan Republik
obat yang sesuai dengan Indonesia.
keadaan pasien. Soegondo, Sidartawan. Diabetes
Melitus Sebagai Faktor Risiko
KESIMPULAN Utama Penyakit Kardiovaskular.
1. Asupan makan pasien yang Pendidikan Kedokteran
meliputi asupan energi, asupan Berkelanjutan Ikatan Dokter
protein, asupan lemak dan Indonesia. 2006.
asupan karbohidrat termasuk Moehyi, S Peraturan Makanan dan
kategori defisit, asupan makan Diit Untuk Penyembuhan
yang tidak memenuhi standar Penyakit. Jakarta : PT
kebutuhan 90-110% sebesar Gramedia, 1999;4-10.15-23, 95-
87.2%. 106.
2. Kadar glukosa darah pasien Almatsier, Sunita. (2010). Penuntun
diabetes mellitus yang diambil Diet Edisi Baru. Jakarta:
dari data pemeriksaan rekam Gramedia Pustaka Utama.
medis dengan batas normal 70- PERKENI, 2011, Konsensus
110mg/dl diperoleh 80% kadar Pengobatan dan Pencegahan
glukosa darah kategori yang tidak Diabetes Melitus Tipe 2 di
normal. Indonesia. Jakarta.
3. Asupan makan tidak baik dengan Guyton A.C., Hall J.E. 2007. Buku
kadar glukosa darah tidak normal Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
sebesar 78.1%. 9. Penerjemah : Irawati
SARAN Setawan. Jakarta: EGC.
1. Bagi pasien diabetes mellitus Tjokroprawiro, Askandar. 2001.
tipe II: Diharapkan dapat Diabetes Melitus,
meningkatkan dalam KlasifikasiDiagnosa dan Terapi.
menjalankan terapi diet yang Gramedia Pustaka Utama;
dianjurkan supaya asupan makan Jakarta.
terpenuhi sesuai kebutuhan Wilcox, Gisela, Insulin and Insulin
sehingga tidak Resisteance, 2005. Clin
menyebabkankomplikasi penyakit Biochem Rev. 2005 MAY; 26(2):
lain. 19-32.

GambaranAsupanMakandengan Kadar GlukosaDarah… 7

Anda mungkin juga menyukai