Anda di halaman 1dari 7

JURNAL MEDIKA CENDIKIA

Volume 09 Nomor 01 Tahun 2022


ISSN Cetak: 2355-827X / ISSN Online : 2442-4412
STIKes Karsa Husada Garut

Gambaran Pola Makan pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2


di RSUD dr. Slamet Garut

Bambang Aditya Nugraha1, Sulastini2


1
Universitas Padjadjaran Bandung, Indonesia
2
Prodi S1 Keperawatan STIKes Karsa Husada Garut, Indonesia
Email: bambang14005@unpad.ac.id

Abstrak

Diabetes Mellitus (DM) terutama tipe 2 merupakan penyakit kronis yang prevalensinya
semakin meningkat. Salah satu faktor penyebab tingginya angka penderita DM tipe 2 adalah
pola makan yang tidak teratur dengan asupan kalori yang tinggi berasal dari karbohidrat dan
lemak.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola makan pada pasien
Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD dr. Slamet Garut. Metoda penelitian yang digunakan adalah
deskriptif, dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling, jumlah sampel 97
responden dengan kriteria pasien terdiagnosa DM lebih dari 6 bulan, tidak memiliki komplikasi.
Teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian dan
kesimpulan pola makan berdasarkan jenis makanan yang dikonsumsi lebih dari setengah
responden tidak teratur, pola makan berdasarkan jumlah makanan yang dikonsumsi sebagian
besar responden tidak teratur dan pola makan pasien berdasarkan jadwal makan lebih dari
setengah responden tidak teratur. Disarankan agar perawat berkolaborasi untuk memberikan
konseling gizi, vitamin atau nutrisi dalam melaksanakan diet ataupun pengaturan pola makan.

Kata Kunci: Pola makan, Diabetes Mellitus

Abstract

Diabetes Mellitus (DM), especially type 2 is a chronic disease whose prevalence is


increasing. One of the factors causing the high number of patients with type 2 DM is irregular
eating patterns with high calorie intake from carbohydrates and fats. Slamet Garut. The
research method used is descriptive, with a purposive sampling technique, the number of
samples is 97 respondents with the criteria of patients diagnosed with DM more than 6 months,
not having complications. The data collection technique was done by using a questionnaire.
The results of the study and the conclusion that the diet based on the type of food consumed by
more than half of the respondents was irregular, the eating pattern based on the amount of food
consumed by the majority of the respondents was irregular and the eating pattern of the patients
was based on an irregular eating schedule. It is recommended that nurses collaborate to
provide nutritional counseling, vitamins or nutrition in carrying out diets or eating patterns.

Keywords: Dietary habit, Dibetes Mellitus

68
PENDAHULUAN
Penyakit degeneratif merupakan yang akan menjadikan Indonesia sebagai
transisi epidemiologis dari era penyakit peringkat ke-4 terbesar di Dunia
infeksi (communicable disease) yang (Kemenkes, 2013). Angka kejadian di Jawa
sempat mendominasi di negara-negara Barat tahun 2015 ditemukan kasus baru
sedang berkembang termasuk di Indonesia. dengan DM di unit rawat jalan terbanyak
Salah satu penyakit degeneratif yang pada usia 45–64 tahun sebesar 6,214%
prevalensinya semakin meningkat yaitu (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,
Diabetes Melitus (DM) terutama diabetes 2015). Penderita DM di Kabupaten Garut
mellitus tipe 2. Seseorang dikatakan menempati urutan ke 1 dari penyakit dalam
menderita diabetes melitus jika memiliki lainnya. Rata-rata jumlah kunjungan per
kadar gula darah puasa ≥126 mg/dL dan tahun lebih dari 8.700 baik ke Rumah sakit
pada tes kadar gula darah sewaktu ≥200 maupun ke Puskesmas (Profil kesehatan
mg/dL (Smeltzer & Bare, 2010). DM Kabupaten Garut, 2017).
merupakan suatu gangguan metabolisme Salah satu faktor penyebab tingginya
karbohidrat, protein dan lemak yang DM tipe 2 adalah pola makan yang tidak
ditandai oleh hipergikemia atau sehat, meliputi diet tinggi karbohidrat dan
peningkatan kadar glukosa dalam darah lemak, kebiasaan mengkonsumsi makakan
yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin siap saji dengan kandungan natrium tinggi
atau menurunnya kerja insulin (American dan mengkonsumsi makanan rendah serat
Diabetes Association, 2012). (Budiyanto, 2011). Penyakit DM yang tidak
Penyakit DM merupakan salah satu terkontrol dapat menyebabkan komplikasi
penyakit degeneratif kronis yang semakin penyakit seperti jantung koroner, gagal
meningkat prevalensinya setiap tahun. ginjal, katarak, glaukoma, kerusakan retina
Ancaman kesehatan masyarakat global, mata yang dapat membuat buta, impotensi,
dimana sekitar 90% dari semua pasien yang gangguan fungsi hati, dan uklus diabetikum
menderita DM di seluruh dunia adalah DM (Kemenkess RI, 2015). Terjadinya
tipe 2 (WHO, 2015). Angka insidensi dan komplikasi-komplikasi dari diabetes dapat
prevalensi DM tipe 2 di dunia cenderung dicegah atau ditunda dengan pengendalian
meningkat, pada tahun 2025 diperkirakan yang lebih seksama dan cermat.
sebesar 350 juta (Tandra, 2010). Di Pengendalian meliputi; pengaturan
Indonesia menurut Estimasi World Health makanan (diet) atau lebih tepat disebut meal
Organization (WHO) tentang jumlah DM planning (pengaturan menu makan),
pada tahun 2030 menjadi 21,3 juta orang olahraga atau kegiatan fisik yang
69
membutuhkan pembakaran lemak tinggi, Populasi dalam penelitian ini adalah semua
pengobatan yang akurat dan teratur sesuai pasien DM Tipe II yang dirawat di RSUD
petunjuk dokter baik dengan anti diabetic dr. Slamet Garut sebanyak 759 pasien.
oral ataupun suntikan insulin, sesuai Sampel dalam penelitian ini sebanyak 97
kebutuhan (Margatan, 2010). orang dengan kriteria inkulusi pasien
Berdasarkan hasil studi pendahuluan penderita DM Tipe II, berusia dewasa (25-
di Ruang Inap RSU dr. Slamet Garut 75 tahun), tanpa komplikasi atau dengan
peneliti menemui 10 pasien penderita DM, komplikasi ringan, lamanya menderita DM
6 orang berusia 55-65 tahun dan 4 orang kurang dari 1 tahun, mampu membaca dan
berusia 40-50 tahun. Diketahui sebanyak 7 menulis bahasa Indonesia, bersedia menjadi
orang klien memiliki kebiasaan pola makan responden. Instrumen yang digunakan
yang tidak sehat, seperti sering dalam penelitian ini adalah quesioner yang
mengkonsumsi makanan berlemak, berisi 30 pertanyaan tentang pola makan
makanan cepat saji dan minuman berasa dengan nilai uji validitas 0,045 dan uji
manis, jarang mengontrol kadar gula darah. reliabilitas 0,019.
Frekuensi makan 3 kali sehari, namun
sering mengkonsumsi makanan cemilan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah makanan yang dikonsumsi tidak 1. Hasil Penelitian
diatur, berapapun jumlahnya bila lapar Tabel 1. Distribusi Frekuensi Jenis,
Jumlah dan Jadwal Pada Pasien
makan. Sedangkan sebanyak 3 orang klien
Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD dr.
lainnya mengatur pola makan dengan Slamet Garut (n = 97)
menghindari faktor risiko terjadinya DM
Variabel Teratur Tidak Teratur
sesuai petunjuk petugas kesehatan yaitu diet Frekuensi % Frekuensi %
Jenis 42 43,3 55 56,7
tinggi karbohidrat dan lemak serta Jumlah 42 43,3 55 56,7
menghindari makanan rendah serat dengan Jadwal 40 41,2 57 58,8

mengatur jumlah makanan yang Dari hasil pengolahan data pola


dikonsumsi serta tidak sering makan berdasarkan jenis makanan pada
mengkonsumsi makanan tambahan. pasien Diabetes Mellitus Tipe II sesuai
dengan tabel 1 menunjukan bahwa lebih
METODE PENELITIAN dari setengah responden (56,7%) tidak
Penelitian ini menggunakan jenis teratur, berdasarkan jumlah makanan
rancangan penelitian deskriptif, dalam sebagian besar responden (56,7%) tidak
penelitian ini yaitu mengidentifikasi teratur dan berdasarkan jadwal pola makan
gambaran pola makan pada pasien Diabetes
Mellitus tipe II di RSUD dr. Slamet Garut.
70
sebagian besar responden (58,8%) tidak mengungkapkan bahwa jenis makanan
teratur. menentukan kecepatan naik atau turunnya
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pola kadar gula darah. Kecepatan suatu makanan
Makan Secara Umum Pada Pasien
dalam menaikkan kadar gula darah disebut
Diabetes Melitus Tipe II di RSUD RSUD
dr. Slamet Garut indeks glikemik. Jenis makanan yang
Pola Makan Frekuensi (%)
memiliki indeks glikemik tinggi seperti
Teratur 41 42,3 sumber karbohidrat sederhana, gula, madu,
Tidak 56 57,7
Teratur sirup, roti, mie dan lain-lain. Disamping
Jumlah 97 100 jenis makanan hal yang harus diperhatikan
berkaitan dengan asupan nutrisi penderita
Dari hasil pengolahan data tentang
DM adalah jumlah makanan.
pola makan pada pasien Diabetes Melitus
Penyakit DM dapat timbul oleh
Tipe II di RSUD dr. Slamet Garut sesuai
karena pola hidup yang tidak baik. Pola
Tabel 2 menunjukan bahwa sebagian besar
hidup merupakan kebiasan-kebiasaan yang
responden (57,7%) tidak teratur
dilakukan yang dapat berpengaruh terhadap
2. Pembahasan
kesehatan seseorang. Pola hidup seseorang
Berdasarkan hasil penelitian
tergambar melalui makanan yang
diketahui bahwa sebagian besar responden
dikonsumsi sehari-hari dan aktivitas fisik
memiliki pola makan tidak teratur baik
yang dilakukan untuk mengimbangi asupan
dilihat dari jenis, jumlah, dan jadwal
gizi yang diperoleh tubuh agar tidak
makan. Jenis makanan yang dikonsumsi
menumpuk didalam tubuh. Pada orang
merupakan faktor risiko meningkatnya
penyandang DM dan pada orang yang sehat
kadar gula darah, maka penderita DM akan
pentingnya pengaturan pola makan yang
mengalami kekambuhan ataupun sakit
terdiri dari komposisi makanan, kebutuhan
kembali. Pada penelitian ini sebagian besar
kalori, jenis dan pilihan makanan serta
responden masih sering mengkonsumsi
jadwal makan (Utari, 2011).
makanan yang tinggi karbohidrat di
Pola makan maupun diet sangat
samping nasi responden masih sering
berpengaruh terhadap kehidupan manusia,
mengkonsumsi cemilan yang terbuat dari
khususnya bagi penderita DM baik untuk
tepung terigu dan masih sering
memelihara kesehatan tubuh maupun untuk
mengkonsumsi minuman yang
perawatan dan penyembuhan penyakit.
mengandung gula. Padahal untuk penderita
Telah diketahui sejak ratusan tahun lalu
DM jenis makanan tinggi karbohidrat harus
pengaturan diet untuk penyembuhan
dibatasi asupan nya untuk menjaga
penyakit merupakan bagian yang tidak
kestabian kadar gula darah. Fauzi (2014)
dapat terpisahkan dari keseluruhan upaya
71
perawatan untuk penyembuhan penyakit glukosa darah pada penderita Diabetes
yang diderita oleh penderita diabetes Melitus Tipe 2 Pada Pasien Rawat Jalan di
melitus. Walaupun pada suku suku tertentu di RSUD DR Moewardi Surakarta,
di Indonesia menyukai makanan dengan dihasilkan bahwa terdapat hubungan tingkat
kekhasan daerahnya seperti berasa manis pengetahuan asupan karbohidrat dengan
atau gurih (Moehyi, 2012). pengendalian kadar glukosa darah pada
Penderita diabetes mellitus penderita diabetes mellitus tipe 2.
seharusnya menerapkan pola makan Makna dari penelitian tersebut bahwa
seimbang untuk menyesuaikan kebutuhan ketaatan dalam melakukan diet pada
glukosa sesuai dengan kebutuhan tubuh penderita DM umumnya sulit dilakukan.
melalui pola makan sehat. Suyono (2012) Penderita umumnya sering melanggar
menyebutkan bahwa dalam rangka larangan diet yang harus dilakukan.
pengendalian kadar glukosa darah 86,2% Demikian pula pengetahuan penderita DM
penderita DM mematuhi pola diet diabetes umumnya masih kurang terhadap asupan
mellitus yang diajurkan, namun secara karbohodrat dan serat untuk pengendalian
faktual jumlah penderita diabetes mellitus kadar gula darah.
yang disiplin menerapkan program diet Diet yang sesuai pada pasien DM telah
hanya berkisar 23,9%. Hal ini menjadi salah berkembang dan menjadi lebih mudah
satu faktor risiko memperberat terjadinya untuk diaplikasikan oleh penderita.
gangguan metabolisme tubuh sehingga Tujuannya antara lain untuk
berdampak terhadap keberlangsungan mempromosikan dan mendukung pola
hidup penderita DM. makan yang sehat, menjaga asupan nutrisi
Penelitian yang telah dilakukan oleh dengan porsi yang sesuai agar kadar
Setyani (2010) mengenai Tingkat ketaatan glimekik, tekanan darah, dan lipid pasien
diet menghasilkan bahwa tingkat ketaatan tetap terkontrol sehingga terhindar dari
diet bagi pasien diabetes mellitus di BRSD komplikasi dan meningkatkan status
RSU RAA Soewondo Kabupaten Pati kesetahatan (ADA, 2019).
menunjukkan hanya 43% pasien yang patuh Beberapa faktor yang mempengaruhi
menjalankan diet diabetes mellitus. pasien DM dalam mengatur pola makan
Sebanyak 57% pasien tidak patuh yang sesuai salah satunya adalah
menjalankan diet yang dianjurkan. pengetahuan. Banyak hasil penelitian yang
Penelitian lain yang telah dilakukan oleh mengungkapkan bahwa terdapat hubungan
Witasari, dkk (2009) mengenai hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan
tingkat pengetahuan, asupan karbohidrat pasien DM dalam mematuhi pola makan.
dan serat dengan pengendalian kadar Pengetahuan adalah faktor yang paling
72
menonjol terkait dengan kontrol perilaku besar responden tidak teratur dan pola
diet Selain itu, pengetahuan pasien tentang makan pasien berdasarkan jadwal makan
diet yang menunjukkan pemahaman pasien lebih dari setengah responden tidak teratur.
tentang pedoman diet yang mempengaruhi Disarankan agar perawat memberikan
pemilihan makanan dan pola makan. konseling gizi, vitamin atau nutrisi dalam
Pengetahuan yang baik akan pola makan melaksanakan diet ataupun pengaturan pola
pada pasien DM menjadi faktor pendukung makan.
untuk melakukan aktifitas manajeman diri
DAFTAR PUSTAKA
untuk mengontrol kadar gula darah (Alison
Alison Gray, RDN, MBA and Rebecca J
et al, 2019). Threlkeld, MS, RDN, LDN.
Nutritional Recommendations for
Penelitian yang dilakukan Primanda,
Individuals with Diabetes. National
Kritpracha dan Thaniwattananon (2011) Library of Medicine, Oktober 2019.
American Diabetes Association. (2012).
berkaitan dengan kepatuhan diet pada
Diagnosis and Classification of
pasien DM di Indonesia menjelaskan bahwa Diabetes Mellitus. Diabetes Care
volume 35 Supplement 1 : 64-71.
masyarakat Indonesia lebih senang
American Diabetes Association. Diabetes
mengkonsumsi makanan yang mengandung Care. 2019 Jan;42 Supplement
1:S46–S60. https://doi.org.
lemak tinggi dan beresiko meningkatkan
Budiyanto, A.K. (2011). Gizi dan
penyakit DM. Hasil penelitian Timlin dan Kesehatan . Bayu Media dan UMM
Press. Malang.
Pereira (2007) menjelaskan bahwa tedapat
Dinkes Jabar (2015). Profile Kesehatan
hubungan antara kebiasaan meninggalkan Jawa Barat.
Dinkes Kabupaten Garut (2015). Profil
sarapan dengan kelebihan berat badan dapat
kesehatan Kabupaten Garut, 2015
menyebabkan peningkatan konsumsi Fauci, Longoet al., (2012).
Harrison's™Principles of Internal
makanan (ngemil) yang tidak sehat
Medicine. USA: McGraw-Hill
menjelang jadwal makan siang, hal ini Companies.
Fauzi, Isma. (2014). Buku Pintar Deteksi
beresiko meningkatkan berat badan dan
Dini Gejala dan Pengobatan Asam
risiko terkena penyakit metabolik. Asupan Urat, Diabetes dan Hipertensi.
Yogyakarta:Araska.
makan yang sehat pada penderita DM
Kemenkes. (2013). Perawatan Penyakit
ditandai dengan peningkatan konsumsi Dalam dan Bedah. Depkes. Jakarta.
Margatan, Arcole. (2010). Yang Manis
ikan, unggas, sayuran dan buah-buahan.
Jangan Pipis . Solo: C.V.Aneka
KESIMPULAN Moehyi, S. (2012). Pengaruh Makanan dan
Diet untuk Penyembuhan Penyakit
Simpulan dari hasi penelitian ini
(Jakarta : PT Gramedia Pustaka
adalah berdasarkan jenis makanan yang Utama).
Primanda Y, Kritpracha C,
dikonsumsi lebih dari setengah responden
Thaniwattananon P. Dietary
tidak teratur, pola makan berdasarkan behaviors among patients with Type 2
diabetes mellitus in Yogyakarta,
jumlah makanan yang dikonsumsi sebagian
73
Indonesia. Nurse Media J Utari, D.M. et al. (2011). Potensi Asam
Nurs. 2011;1:211–23. Amino Pada Tempe Untuk
Rahmawati, Syam A, Hidayati. (2011). Memperbaiki Profil Lipid dan
Pola makan dan aktivitas fisik dengan Diabetes Mellitus. Jurnal Kesehatan
kadar glukosa darah penderita Masyarakat Nasional. Jakrta (5). 166
diabetes melitus tipe 2 rawat jalan di Wicaksono, Putro, R (2013). Faktor-Faktor
RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo yang Berhubungan Dengan Kejadian
Makassar. Media Gizi Masyarakat DM Tipe II. FK UNDIP: Semarang
Indonesia 2011;1(1):52–8.
Setyani (2010). Hubungan antara
pengetahuan dan sikap tentang
diabetes mellitus dengan kepatuhan
dalam melaksanakan diet pada
pasien DM di RSU RAA Soewindo
Kabupaten Pati.
Smeltzer, C & Bare, G. (2010). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8.
(Terjemahan). Jakarta : EGC
Suyono. (2012). Penatalaksanaan
Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta
: Balai Penerbit FKUI
Tandra, H. (2010). Segala Sesuatu Yang
Harus Anda Ketahui Tentang
Diabetes. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Timlin MT, Pereira MA. Breakfast
frequency and quality in the etiology
of adult obesity and chronic
diseases. Nutr Rev. 2007;65:268

74

Anda mungkin juga menyukai