3) Skala analog
visual
4) Skala nyeri
menurt bourbanis
Keterangan :
0 : Tidak Nyeri
1–3 : Nyeri
ringan (secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik)
4 – 6 :Nyeri sedang ( secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik.
7–9 :Nyeri berat ( secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri,
tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi
nafas panjang dan distraksi.
10 :Nyeri sangat berat ( pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,
memukul.)
5. KLASIFIKASI NYERI
1. Menurut lokasinya :
a. Perifer pain : Daerah perifer (kulit & mukosa).
b. Deep pain : Somatik (periosteum/lapisan luar tulang, otot, sendi/tendon,
pembuluh darah).
c. Viseral/splanik pain : Organ viseral (renal colik, cholesistisis/radang kandung
empedu, aspendisitis, ulkus gaster).
d. Reffered pain : Penyakit organ/struktur tubuh (vertebrata, viseral, otot),
ditransmisikan di bagian tubuh lain.
e. Psykogenik pain : Tanpa penyebab organik, tapi karena trauma psikologis.
f. Phantom pain : Pada bagian tubuh yang sebenarnya sudah tidak ada. (contohnya
yaitu nyeri pada kaki yang sudah diamputasi.
g. Intractable pain : Nyeri yang resisten (melawan).
2. Menurut serangannya
a. Nyeri akut : mendadak, berlangsung <3 bulan, intensitas berat, area dapat
diidentifikasi, karakteristik ketegangan otot meningkat, dan cemas.
b. Nyeri kronis : Berlangsung >3 bulan, intensitas ringan hingga berat, sumber nyeri
tidak diketahui dan sulit di hilangkan, sensasi difus (menyebar).
3. Menurut sifatnya
a. Insidentil : Timbul sewaktu-waktu lalu menghilang, contohnya yaitu trauma
ringan.
b. Stedy : Menetap dan dalam waktu yang lama, contohnya yaitu abses.
c. Paroximal : Intensitas tinggi dan kuat, 10-15 menit lalu hilang dan timbul lagi.
6. RESPON FISIOLOGIS TERHADAP NYERI
1. Stimulasi simpatik : (nyeri ringan, moderat, dan superficial)
a. Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate
b. Peningkatan heart rate
c. Vasokontruksi perifer, peningkatan BP
d. Peningkatan nilai gula darah
e. Diaphoresis
f. Peningkatan kekuatan otot
g. Dilatasi pupil
h. Penurunan motilitas GI
2. Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)
a. Muka pucat
b. Otot mengeras
c. Penurunan HR dan BP
d. Nafas cepat dan irreguler
e. Nauses dan vomitus
f. Kelelahan dan keletihan
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan dengan skala nyeri
b. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan di abdomen
c. Rongten untuk mengetahui tulang yang abnormal
d. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan fisik lainnya
e. CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah diotak
f. EKG
g. MRI
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
a. Monitor tanda-tanda vital
b. Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
c. Distraksi dan ajarkan teknik relaksasi
d. Kompres hangat
b. Penatalaksanaan medis
a. Pemberian obat Analgetik
Obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. Seseorang yang
mengonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar.
b. Pemberian obat ANS (Anti Inflamasi non streoid)
Aspirin dan Ibuprofen mengurangi nyeri dengan cara bekerja di ujung saraf
perifer pada daerah luka dan menurunkan tingkat mediator inflamasi yang
dihasilkan luka.
9. Pathway
Faktor Presipitasi
(Agen cedera, agen cedera biologis, agen cidera kimiawi, agen pencedera, dilatasi servik,
eksblusi fetal)
kerusakan sel
merangsang nosiseptor
Modula spinalis
Otak
Persepsi nyeri
PERENCANAAN KEPERAWATAN
No
. Diagnosa Tujuan Intervensi
Dx
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Identifikasi lokasi,
berhubungan dengan keperawatan selama …x4 jam, karakteristik, durasi,
agen cedera fisik atau diharapkan nyeri berukurang frekuensi, kualitas,
trauma. dengan kriteria : itensitas nyeri
Kontrol Nyeri : Identifikasi skala nyeri
DS : pasien mengeluh Mengenal faktor penyebab Identifikasi faktor
nyeri nyeri yang memperberat dan
Mengenal reaksi serangan memperingan nyeri
DO :Diaforesis, tampak nyeri Ajarkan teknik
meringis, nafsu makan Mengenali gejala nyeri relaksasi.
berubah Melaporkan nyeri terkntrol Tingkatkan
Tingkat Nyeri : tidur/istirahat yang
Frekuensi nyeri cukup.
Ekspresi akibat nyeri Kolaborasi pemberian
Keterangan Penilaian : analgetik, jika perlu
1. Tidak dilakukan sama sekali
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
2. Nyeri kronis Setelah dilakukan tindakan Identifikasi lokasi,
berhubungan dengan keperawatan selama …x4 jam, karakteristik, durasi,
kontrol nyeri yang diharapkan nyeri berkurang frekuensi, kualitas,
tidak adekuat. dengan kriteria : itensitas nyeri
Kontrol Nyeri : Identifikasi skala nyeri
DS : Mengeluh nyeri Mengenal faktor penyebab Identifikasi faktor
DO : Tampak Mengenal reaksi serangan yang memperberat dan
Meringis, Tidak dapat nyeri memperingan nyeri
mampu menuntaskan Mengenali gejala nyeri Ajarkan teknik
aktivitas Melaporkan nyeri terkontrol relaksasi.
Tingkat Nyeri : Tingkatkan
Frekuensi nyeri tidur/istirahat yang
Ekspresi akibat nyeri cukup.
Keterangan Penilaian : Kolaborasi pemberian
1. Tidak dilakukan sama sekali analgetik, jika perlu
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Nanda International (2011). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011. Penerbit
buku kedokteran EGC: Jakarta
Potter & Perry.2006. Fundamental Keperawatan.EGC:Jakarta
Tamsuri, A. (20010). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC
Kemenkes (2016) Asuhan Keperawatan Rasa Aman dan Nyaman
Tetty, S. 2015. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC
PPNI (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Defisi Dan Indikator Diagnosis, Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.