Anda di halaman 1dari 42

TUGAS

KEPERAWATAN ANAK

Ns. FETTY RAHMAWATI

NAMA : MARKUS LEONARDO


NIM : PO.6220119416
PRODI : SERJANA TERAPAN KEPERAWATAN REG V

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


REGULER V
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2020
TIGA TOPIK JURNAL ILMIAH

Pentingnya Kualitas Pelayanan Makanan terhadap Kepuasan Pasien


Rawat Inap

Silviyana Sholeha1*, Kusindrati2, Rani Rahmasari Tanuwijaya3, Ragil


Marini4
1 ,3,4STIKes Pertamedika
Jakarta 2Universitas Muhammadiyah
Prof. Hamka Jakarta

Email : 1silviyana.sy@gmail.com, 2kusindrati96@gmail.com,


3rhany.tanuwijaya@gmail.com,
4mariniragil@gmail.com

ABSTRAK
Keberhasilan suatu penyelenggaraan makanan dapat dilihat dari kepuasan pasien
terhadap kualitas makanan. Pelayanan makanan meliputi kebersihan alat makan,
kesesuaian alat makan, ketepatan waktu makanan, variasi menu makan dan sikap
penyaji makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas
makanan dengan kepuasan pasien rawat inap kebidanan di RS Mu- hammadiyah
Taman Puring Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan
44 responden pada september – desember 2018. Pemilihan sampel menggunakan
purposive sampling. Data kualitas makanan dan kepuasan pasien diambil
Kata Kunci menggunakan kuesioner. Hasil uji bivariat menggunakan chi-square
menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai p: 0,001 (p>0,05). ter- dapat
hubungan signifikan antara kualitas pelayanan makanan dengan kepuasan pasien
rawat inap kebidanan di RS Muhammadiyah Taman Puring Jakarta.
ABSTRACT
Pelayanan Makanan, Kualitas Makanan, Kepuasan Pasien

The success of food serving execution could be seen from the patient satisfaction
of food serving and food quality. Food serving includes dish and cutlery
cleanliness, food suitability, on-time service, menu variation, and attitude of the
person who serve the food. The objective of this research was to find the relation
Key between food serving, food quality and obstetrics inpatient satisfaction in
Words Muhammadiyah Hospital Taman Puring Jakarta. This research was used cross-
sectional design with 44 respondents from September – December 2018. The
sampling method was used purposive sampling. The Data of food serving, food
quality and inpatient satisfaction were collected by questionnaire. The bivariate
test using chi-square test showed significant value: 0.001 (p<0.05) There is a
significant relation between food serving and in-patient satisfaction.

Food serving, Food quality, Patient satisfaction


Recieved :
15 Februari 2020 Correspondence* :
Revised : Silviyana Sholeha,
28 Mei 2020
Sekolah Tinggi Ilmu
Accepted : 17 Juni 2020 Kesehatan Pertamedika
Jakarta, Email :
silviyana.sy@gmail.com
PENDAHULUAN antara lain (aroma, suhu, bumbu, tingkat kematangan dan
Rumah sakit merupakan salah keempukan). Kualitas makanan yang dihasilkan, diharapkan dapat
satu pelayanan jasa yang dalam mempercepat kesembuhan penyakit. Makanan yang disajikan
melakukan aktivitasnya, tidak dikatakan berkualitas baik jika makanan tersebut mempunyai cita
boleh lepas dari perkembangan rasa yang tinggi dan penampilan yang menarik sehingga
ilmu pengetahuan dan teknologi. mendorong pasien untuk menghabiskan makanannya dan merasa
Kedua hal tersebut meningkatkan puas akan hidangan yang disajikan.5
kesadaran dan tuntutan Secara umum kepuasan pasien didefinisikan sebagai respon
masyarakat terhadap pelayanan pasien terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan
jasa kesehatan yang semakin baik. sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah
Hal ini juga menyebabkan nilai
masyarakat berubah terhadap pemakaian.6 Kepuasan pasien menjadi salah satu cara pendekatan
pelayanan jasa kesehatan yang yang cukup efektif dalam upaya menjaga mutu pelayanan dirumah
lebih bermutu. Perubahan ini sakit. Semakin sempurna kepuasan tersebut, semakin baik pula
merupakan tantangan bagi pihak pelayanan dan kualitas makanan yang diberikan.7
rumah sakit yang dihadapkan pada Penilaian yang dilakukan di RS Muhammadiyah Taman Puring
lingkungan usaha yang berubah.1 Jakarta, pada Januari 2015 mengenai kepuasan pasien terhadap
Penyelenggaraan makanan di pelayanan gizi, hasilnya menunjukkan sebagian besar pasien
rumah sakit dilaksanakan dengan (73,47%) menyatakan baik terhadap makanan yang disajikan,
tujuan untuk menyediakan 72,92% terhadap pelayanan petugas gizi, 71,43% terhadap
makanan yang kualitasnya baik, konsultasi oleh ahli gizi dan 68,75% terhadap ketepatan waktu
jumlah sesuai kebutuhan serta makanan. Dari uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian
pelayanan yang layak dan tentang hubungan pelayanan dan kualitas makanan dengan
memadai bagi pasien yang kepuasan pasien rawat inap kebidanan di Rumah Sakit
membutuhkan. Keberhasilan suatu Muhammadiyah Taman Puring Jakarta.
penyelenggaraan makanan dapat
dilihat dari kepuasan pasien METODE
terhadap pelayanan dan kualitas Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang
bertujuan untuk mempelajari hubungan antara variabel independen
makanan.2 dengan variabel dependen, seluruh variabel
Keberhasilan pelayanan
makanan dapat ditentukan dengan
beberapa indikator diantaranya
kebersihan alat makan, kesesuaian
alat makan, ketepatan waktu
makanan, variasi menu makanan
dan sikap penyaji makanan.3
Kualitas makanan menjadi
penentu dalam kepuasan pasien.
Kualitas makanan merupakan
usaha dalam memenuhi atau
melebihkan harapan pelanggan.
Selain itu kualitas pelayanan
makanan juga terbukti signifikan
terhadap loyalitas pasien.4
Penilaian kualitas makanan bisa
dari aspek penampilan makanan
(warna, besar porsi, bentuk
makanan, tekstur, penyajian
makanan) dan cita rasa makanan
diamati dan diukur pada saat meliputi: kebersihan alat makan, kesesuaian alat makan,
bersamaan ketika penelitian ketepatan waktu makanan, variasi menu makanan dan sikap
berlangsung. Penelitian ini penyaji makanan. Skoring yang diberikan pada setiap
dilaksanakan pada September pertanyaan dari yang tertinggi keterendah yaitu 4, 3, 2, 1 maka
- Desember 2018 di RS dari 5 pertanyaan didapatkan nilai tertinggi 20 dan terendah 5.
Muhammadiyah Taman Puring Nilai rata-rata dari komponen pelayanan makanan yaitu sebesar
Jakarta. Populasi penelitian ini 17. Indikator baik ditunjukkan apabila nilai rata-rata skor yang
adalah total pasien di ruang diperoleh adalah 17, sedangkan indikator tidak baik
rawat inap kebidanan kelas 2 menunjukkan nilai rata-rata skor ≥17. Indikator yang digunakan
dan 3. Jumlah sampel yang untuk menilai kepuasan pasien adalah puas dan tidak puas.
digunakan adalah 41 Untuk penilaian kepuasan pasien terdiri dari 10 pernyataan
responden dengan kriteria meliputi aspek Tangible, Assurance, Reliability, Empaty,
inklusi yaitu pasien rawat inap Responsiveness. Skoring yang diberikan pada setiap pernyataan
≥ 2 hari, mendapat bentuk dari yang tertinggi keterendah yaitu 4, 3, 2, 1 maka dari 10
makanan biasa, berusia ≥ 19 pernyataan didapatkan nilai tertinggi 40 dan terendah 10. Nilai
tahun, dan bisa berkomunikasi rata-rata dari komponen kepuasan pasien yaitu sebesar 31.
dengan baik. Kriteria eksklusi Indikator puas ditunjukkan apabila nilai skor rata-rata sejumlah
pasien pada penelitian ini ≥31 dan tidak puas menunjukkan skor rata-rata sejumlah ≤31.
adalah pasien tidak dirawat di
ruang kebidanan dan mendapat HASIL
bentuk makanan selain Karakterisitik responden berdasarkan umur diketahui baik
makanan biasa. Pengambilan yang berumur 19-29 tahun dan 30-49 tahun masing- masing
data menggunakan kuesioner sama jumlahnya yaitu 22 orang (50%). Karakteristik responden
yang akan diisi oleh berdasarkan tingkat pendidikan yang didapat sebanyak 3 orang
responden. (6,8%) yang tingkat pendidikannya < SMA yaitu 1 orang
Analisis data dilakukan dengan pendidikan SD dan 2 orang dengan pendidikan SMP,
menggunakan program SPSS. sedangkan ≥ SMA sebanyak 41 orang (93,2%) yaitu 28 orang,
Analisis data yang dilakukan dan 13 orang dengan pendidikan perguruan tinggi. Karakteristik
adalah analisis univariat dan responden berdasarkan pekerjaan, didapat sebanyak 33 orang
bivariat. Analisis univariat (75%) tidak bekerja, sedangkan yang bekerja sebanyak 11
dilakukan untuk memperoleh orang (25%). Sebagian besar ibu yang bekerja merupakan
gambaran umur, pendidikan, karyawan swasta. Karakteristik responden berdasarkan lama
pekerjaan, lama rawat inap, rawat inap yang 2 hari sebanyak 32 orang (72,7%) sedangkan
pelayanan makanan, kualitas >
makanan dan kepuasan pasien
yang disajikan dalam table
distribusi frekuensi dan
dianalisis secara deskriptif.
Analisis bivariat dilakukan
untuk melihat hubungan antara
dua variabel yaitu variabel
independen meliputi pelayanan
makanan (kebersihan alat
makan, sikap penyaji makanan,
ketepatan waktu makan,
variasi menu makanan dan alat
makan) dengan variabel
dependen yaitu kepuasan
pasien dengan menggunakan
uji chi square. Pada variabel
penilaian pelayanan makanan
terdiri dari 5 pertanyaan
Tabel 3. Hubungan Pelayanan Makanan dengan Kepuasan
Pasien Rawat Inap

Pelayanan Kepuasan Pasien


Total Nilai
Makanan Puas Tidak Puas P
n % n % n %
Baik 16 36.4 8 18.2 24 54.6
45.4
Kurang Baik 3 6.8 17 38.6 20 0.001
Total 19 43.2 25 56.8 44 100

2 hari sebanyak 12 orang Tabel 2. Distribusi Data Variabel pelayanan Makanan dan
(27,3%). Mayoritas lama rawat Kepuasan Pasien
inap responden adalah 2 hari yaitu Min –
pasien baru sedangkan lama hari
rawat 4 hari hanya 1 orang yaitu
responden yang
akan segera pulang. No Uraian n % Max
Lama rawat inap
pasien di rumah sakit
maksimal adalah 4
1. Pelayanan Makanan
hari. Hasil data
Baik 24 54,5 17
karakteristik Kurang Baik 14 –
responden diajikan 20 45,5
2. Kepuasan 20
dalam tabel 1.

Tabel 1.
Distribusi
Karakteristik
Responden
No

Uraian n =
44 %

1. Umur bekerja
19 – 29 4. Lama Rawat Inap
Tahun 2 Hari

30 – 49 > 2 Hari
Tahun 41 93,2
2. Pendidikan
< SMA 11 25
≥ SMA 33 75
3. Pekerjaan
Bekerja 32 72,7
Tidak 12 27,3
Pasien kebersihan alat makan, kesesuaian alat Dari 5 komponen
makan, waktu
22 penyajian
50 makan, variasi
Puas pelayanan
19 43,2 31 makanan,
21 – 40
menu dan 22 sikap50 petugas penyaji
Tidak Puas hanya
25 56,8 3 komponen
makanan. Penelitian ini melakukan yang menilai baik
3 6,8
pertanyaan terbuka terkait alasan dalam yaitu komponen
Pelayanan menjawab pertanyaan tersebut. kebersihan
makanan meliputi
Hasil analisis univariat pada sedangkan 20 orang (45,5%) menilai kurang baik.
variabel pelayanan makanan,
kualitas makanan dan kepuasan
pasien diperoleh data yang
disajikan pada tabel 2. Pada
variabel pelayanan makanan
diperoleh data sebanyak 24 orang
(54%) menilai baik sedangkan 20
orang (45,5%) memberikan nilai
kurang baik. Variabel kualitas
makanan ada 39 orang (88,6%)
dengan kategori baik dan 5 orang
(11,4%) dengan kategori kurang
baik. Variabel kepuasan pasien
diketahui 19 orang (43,2%)
responden menyatakan puas
sedangkan 25 orang (56,8%)
menyatakan tidak puas.
Hasil analisis bivariat dengan
menggunakan uji Chi Square
(tabel 3), diperoleh hasil bahwa
terdapat 20 orang dari total 44
responden yang memilih
pelayanan makanan kurang baik.
Dari 20 orang terdapat 17 orang
(38,6%) menyatakan tidak puas
dan 3 orang (6,8%) menyatakan
puas dengan pelayanan makanan
yang diberikan. Pada variabel
pelayanan makanan dan kualitas
makanan terhadap kepuasan
pasien menunjukkan hasil bahwa
terdapat hubungan antara
pelayanan makanan dengan
kepuasan pasien rawat inap
kebidanan di Rumah Sakit
Muhammadiyah Taman Puring
Jakarta dengan nilai p 0,001
(p<0,05).

PEMBAHASAN
Hasil analisis univariat
menunjukkan bahwa sebanyak
24 orang (54,5%) menilai
pelayanan makanan baik
alat makan, kesesuaian alat penilaian terhadap pelayanan makanan dengan kepuasan
makan dan waktu penyajian
makan sebanyak 44 orang
(100%). Penelitian ini sejalan
dengan penelitian Rochmah
(2017), menunjukkan bahwa
komponen kebersihan alat
makan dan waktu penyajian
makan menyatakan baik
(100%) namun pada penelitian
Rochmah ini tidak meneliti
kesesuaian alat makan.8
Komponen pelayanan
makanan yang menilai kurang
baik yaitu variasi menu dan
sikap petugas penyaji makanan
dengan masing-masing sama
jumlahnya yaitu 1 orang
(2,3%), dengan alasan selama
dirawat menu sayur yang
disajikan selalu berkuah
bening yaitu sop dan petugas
penyaji bersikap biasa saja
serta terlalu terburu-buru
dalam memberikan makanan.
Penelitian yang dilakukan
Rochmah (2017), sejalan
dimana sebagian besar
responden menyatakan
bervariasi namun terdapat 4
orang (12,9%) menyatakan
tidak bervariasi, sedangkan
pada komponen sikap petugas
penyaji makanan menunjukkan
hasil yang berbeda dimana
semua responden (100%)
menyatakan ramah.8
Hasil uji statistik chi-
square diperoleh nilai p: 0,001
(p<0,05) dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pelayanan
makanan dengan kepuasan
pasien rawat inap kebidanan di
RS Muhammadiyah Taman
Puring Jakarta. Penelitian ini
kemungkinan terjadi salah
satunya yaitu lama rawat inap
yang menunjukkan bahwa
semakin lama pasien dirawat
akan semakin mempengaruhi
pasien. Menurut Sasmita (2017), Bali). J Manaj Dan Kewirausahaan. 2011 Sep 30;13(1):32–
faktor yang mempengaruhi lama 9. 2011.
rawat pasien di Rumah Sakit salah
satunya adalah tingkat kepuasan 2. Kemenkes R. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jkt Ke-
pasien.9 Pasien akan puas jika menkes Ri. 2013;
pelayanan makanan sesuai dengan 3. Semedi P, Kartasurya Mi, Hagnyonowati H. Hubungan
Kepuasan Pelayanan Makanan Rumah Sakit Dan Asupan
kebutuhan dan harapan pasien.9 Makanan Dengan Perubahan Status Gizi Pasien (Studi Di Rsud
Salah satu indikator Sunan Kalijaga Kabupaten Demak). J Gizi Indones In- dones J
keberhasilan pelayanan kesehatan Nutr;2(1). 2013.
adalah kepuasan pasien. Kepuasan 4. Fatriansah. Pengaruh Citra Merek, Kualitas Pelayanan Dan
didefinisikan sebagai penilaian Harga Terhadap Kepuasan Pasien Dan Dampaknya Pada
pasca konsumsi, bahwa suatu Loy- alitas Pasien: Studi Kasus Pada Rumah Sakit Syarif
produk yang dipilih dapat Hidayat- ullah [Internet]. [Cited 2020 Feb 14]. Available
memenuhi atau melebihi harapan From: Http://
pasien.11 Chriswardani Repository.Uinjkt.Ac.Id/Dspace/Handle/123456789/27776.
menyebutkan bahwa terdapat 18
indikator kepuasan pasien rawat
inap dalam tiga dimensi, salah
satu dari ketiga dimensi tersebut
adalah pelayanan petugas dalam
menghidangkan makanan.12
Penelitian Aminudin
(2018) menyebutkan bahwa
kualitas makanan merupakan
salah satu faktor yang mempunyai 2014
kontribusi dalam kepuasan pasien
rawat inap yang dinilai dari 5. Nareswara As. Hubungan Kepuasan Pasien Dari Kualitas
Makanan Rumah Sakit Dengan Sisa Makanan Di Rsud Kota
berbagai sudut pandang.13 Jika Semarang. Ilmu Gizi Indones. 2017 Sep 6;1(1):34–9. 2017.
kualitas makanan kurang baik,
maka
kepuasan pasien atas pelayanan 6. Kuntoro W, Istiono W. Kepuasan Pasien Terhadap Kuali- tas
gizi semakin menurun,
Pelayanan Di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
demikian pula sebaliknya.14 Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta. J Kesehat Vokasion-
Kepuasan pelayanan makanan al;2(1):140–7. 2017.
berhubungan kuat dengan variasi, 7. Supartiningsih S. Kualitas Pelayanan An Kepuasan Pasien Ru-
suhu rasa, tekstur, suhu dan jenis
mah Sakit: Kasus Pada Pasien Rawat Jalan. J Medicoeticolegal
menu.15 Kualitas pelayanan
makanan memiliki dampak yang
sangat penting bagi pasien di
kemudian hari. Sebuah penelitian
Dan Manaj Rumah Sakit;6(1):9–15.2017.
kualitatif yang dilakukan oleh
Jessri (2011) di bebrapa Rumah 8. Rochmah N, Bintanah S, Handarsari E. Faktor-Faktor Kepua-
Sakit di Iran menyebutkan bahwa san Pasien Dengan Sisa Makanan Pada Pelayanan Gizi Di Ru-
kualitas pelayanan yang baik akan mah Sakit Islam Arafah Rembang. J Gizi;7(1). 2018.
mempengaruhi kepuasan pasien
serta dapat
meningkatakan status 16gizi pasien berhubungan dengan karakteristik pasien yaitu usia, jenis kelamin,
selama di rumah sakit.
Esabela (2018) menyebutkan pendidikan pasien serta lama dirawat dan jenis penyakit.17
bahwa kepuasan pasien terhadap Kepuasan pasien dapat diukur melalui metode sisa makanan.
pelayanan makanan tidak Menurut penelitian Hartiningsih (2014),
pelayanan makanan
dari indikator yang terdiri
cita rasa, 9. Dewi Sasmita E, Arum Pratiwi Sk. Hubungan Karakteristik
Personal Pasien Dengan Lama Rawat Pasien Moderate Care Di
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. 2017.
10. Sangadji E, Sopiah. Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis
Disertai Himpunan Jurnal Penelitian. Yogyakarta. 2013.
11. Ahmad M. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Mutu
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien. J Ilmu Kesehatan
besar porsi dan waktu Masy.;5(4):198–204. 2016.
pemberian makan 12. 12.
menunjukkan Suryawati C. Kepuasan
hubungan yang Pasien Rumah Sakit
signifikan terhadap (Tinjauan Teor- itis Dan
Penerapannya Pada
sisa makanan.18 Penelitian). J Manaj
Pelayanan Kesehat;7(04).
2004.
KESIMPULAN 13. Aminuddin Nf, Vijayakumaran Rk, Abdul
Ada hubungan yang signifikan antara Razak S. Patient Satisfaction With
pelayanan makanan dengan kepuasan pasien Hospital Foodservice And Its Impact On
rawat inap kebidanan di RS Muhammadiyah Plate Waste In Public Hospitals In East
Taman Puring Jakarta. Penelitian ini Malaysia. Hosp Pract Res.;3(3):90–7.
menunjukkan bahwa pemberian pelayanan 2018.
makanan yang baik akan memberikan 14. Tjiptono F. Strategi Pemasaran.
kepuasan pada pasien. Yogyakarta. Andi Offset. 2008
15. Wright Or, Connelly Lb, Capra S.
Conflict Interest Consumer Evaluation Of Hospital
Penelitian ini tidak memiliki conflict interest Foodservice Quality: An Empirical
Investigation. Int J Health Care Qual
Assur. 2006
Authors Contribution
16. Jessri M, Mirmiran P, Jessri M, Johns N,
Dalam penelitian ini SS bertugas dalam
Rashidkhani B, Amiri P, Et Al. A
penyusunan proposal, pengumpulan data,
Qualitative Difference. Patients’ Views Of
serta menganalisis hasil data penelitian,
Hospital Food Service In Iran. Appetite.
sedangkan peneliti K, RRT, dan RM
2011 Oct 1;57(2):530–3. 2011.
berkontribusi dalam memberikan masukan
17. Ira Esabela Ie, Setyowati S, Lastmi
saran, dan finalisasi.
Wayan Sari Lws. Tingkat Kepuasan
Pasien Pada Pelayanan Makanan Menurut
Acknowledgment Karak- teristik Pasien Di Rsud Hanau,
Ucapan terima kasih disampaikan khususnya Kab.Seruyan Kalimantan Tengah
kepada pihak Rumah Sakit Muhammadiyah [Internet] [Skripsi]. Poltekkes Kemenkes
Taman Puring atas izin yang diberikan oleh Yogyakarta; [Cited 2020 Feb 15].
peneliti sehingga dapat melaksanakan Available From: Http://Eprints.Poltek-
penelitian ini. kesjogja.Ac.Id/572/. 2018.
Hartiningsih D. Hubungan Cita Rasa, Besar Porsi
Dan Wak- tu Pemberian Makan Terhadap Sisa
DAFTAR PUSTAKA
1. Gunawan K, Djati Sp. Kualitas Layanan Makanan Lunak Pasien Kelas 3 Di Rsud Berkah
Dan Loyalitas Pasien (Studi Pada Rumah Kabupaten Pandeglang. Hub Cita Rasa Besar
Sakit Umum Swasta Di Kota Singaraja– Porsi Dan Waktu Pemberian Makan Terhadap
Sisa Makanan Lunak Pasien Kelas 3 Rsud
Berkah Kabupaten Pandeglang [Internet]. 2014
Feb 4 [Cited 2020 Feb 15];0(0). Available From:
Https://Digilib.Esaunggul.Ac.Id/Ueu-Under-
graduate-2012-32-139/2297. 2014.

ARTIKEL PENELITIAN
p-ISSN : 1412-2804

Jurnal Ilmiah
Kesehatan
Vol. 19 No. 2 Tahun 2020
e-ISSN : 2354-8207

DOI : 10.33221/jikes.v19i02.551
Pengaruh Peran Orang Tua, Peran Program Generasi Berencana,
Pertahanan Diri dan Sumber Informasi terhadap Perilaku Pencegahan
Seks Pranikah pada Remaja
Sisilia1*, Rindu2
1,2 Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju Jalan.Harapan No 50, Lenteng Agung-Jakarta
Selatan 12610. Indonesia
Email : 1sisiliashe02@gmail.com, 2rindualghie@gmail.com

ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh peran orang tua, peran
program Generasi Ber- encana (GenRe), pertahanan diri dan sumber informasi
terhadap perilaku pencegahan seks pran- ikah pada remaja di SMAN 02 Dedai
Kabupaten Sintang 2019. Desain penelitian ini cross section- al. Populasi pada
penelitian ini adalah siswa/i SMAN 02 Dedai Kabupaten Sintang yang
berjumlah 90 orang. Data yang dikumpulan adalah data primer, pengambilan
sampel dengan teknik acci- dental sampling. Dari hasil analisis didapatkan nilai
peran orang tua (0,020<0,05), peran program GenRe (0,006<0,05), pertahanan
diri (0,013<0,05), dan sumber informasi (0,012<0,05), dapat disimpulkan dari
hasil analisis ada hubungan yang signifikan antara peran orang tua, peran pro-
gram GenRe, pertahanan diri dan sumber informasi dengan perilaku pencegahan
seks pranikah pada remaja. Hasil uji multivariat didapatkan dari hasil uji regresi
Kata Kunci logistik peran orang tua (0,000
<0,05) OR=12,562, peran program GenRe (0,006<0,05) OR=4,009, pertahanan
diri (0,001<0,05) OR=8,434 dan sumber informasi (0,021<0,05) OR= 2,367 hal
ini berpengaruh terhadap perilaku pencegahan seks pranikah pada remaja. Dari
ABSTRACT penelitian ini dapat disimpulkan bahwa memberikan bimbingan sejak dini
kepada anak sangat penting tidak hanya tugas orang tua tetapi pihak yang
memahami akan kesehatan reproduksi juga harus turut berkontribusi agar para
remaja memilki kualitas yang optimal.

Remaja, Perilaku, Pencegahan Seks Pranikah

The purpose of this study was to determine the effect of the role of parents, the
role of the GenRe (Gen- eration of Planning) program, self defense and sources
of information on premarital sex prevention behavior in adolescents at SMAN
02 Dedai Sintang District 2019. The research design was cross sec- tional. The
Key population in this study were students of SMAN 02 Dedai Sintang District,
Words amounting to 90 people. The data collected is primary data, sampling with
accidental sampling technique. From the analysis results obtained the value of
the role of parents (0.020 <0.05), the role of the GenRe program (0.006 <0.05),
self-defense (0.013 <0.05), and sources of information (0.012 <0.05), it can be
conclud- ed From the results of the analysis there is a significant relationship
between the role of parents, the role of the GenRe program, self defense and
information sources with premarital sex prevention behavior in adolescents.
Multivariate test results obtained from the results of the logistic regression test
the role of parents (0,000 <0.05) OR = 12.562, the role of the GenRe program
(0.006 <0.05) OR = 4.009, self
defense (0.001 <0.05) OR = 8.434 and information sources (0.021 <0.05) OR =
2,367, this influences the behavior of premarital sex prevention in adolescents.
From this study it can be concluded that providing early guidance to children is
very parents but those who understand reproductive health must also contribute so
important that teenagers have optimal quality.
, not only
the task of
Teenagers, Behavior, Prevention of Premarital Sex

Recieved : 15 Maret 2020 Correspondence* :


Sisilia, Program Studi
Revised : 29 Mei 2020 Magister Kesehatan
Accepted : 09 Juli 2020 Masyarakat Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju, Jakarta.
Email :
sisiliashe02@gmail.com
PENDAHULUAN kehamilan remaja dengan keterbelakangan dan sosial ekonomi
Remaja lebih dikenal sebagai yang belum memadai.2
sosok dengan rasa ingin tahu yang Berdasarkan data United Nations Development Economic And
sangat besar. 1 Masa ini remaja Social Affairs (UNDESA) disebutkan bahwa Indonesia merupakan
belum memiliki kematangan salah satu negara dengan kejadian pernikahan dini yang tergolong
mental maupun sosial, sehingga tinggi yaitu sebesar 34%, Indonesia menempati urutan ke 37
sering mengalami gejolak dari 158 negara di dunia tentang pernikahan usia dini,
perubahan jati diri. Remaja masih sedangkan pada urutan ASEAN (Association Of South East Asia
cenderung mengikuti alur Nations), Indonesai menempati urutan ke dua setelah negara
perubahan untuk menentukan jati Kamboja.3
diri yang sesuai dengan dirinya. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Perubahan tersebut juga Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
dipengaruhi oleh kebutuhan Anak pasal 26 ayat 1 huruf c menyebutkan bahwa orang tua
biologis remaja berupa berkewajiban dan bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya
seksualitas. Perubahan ini normal perkawinan pada usia anak. Secara fakta masih cukup banyak anak
dialami oleh remaja dalam menuju yang menikah di Profil Anak Indonesia 2018 xi usia kurang dari 16
kematangan biologis. Namun, tahun yaitu sebesar 37,91 persen. Ada berbagai dampak yang
perilaku seksual yang terjadi pada sebuah pernikahan yang dilakukan pada usia anak
menyimpang dapat menimbulkan terutama bagi anak perempuan yaitu: kehamilan dan melahirkan
masalah kesehatan bagi remaja.1 dini di mana bayi yang dilahirkan premature dan stunting (kerdil),
Menurut World Health resiko kematian pada ibu yang melahirkan pada usia yang belum
Organization (WHO) kehamilan cukup usia, hilangnya kesempatan melanjutkan pendidikan dan
remaja pada usia 15–19 tahun kesempatan mendapatkan pekerjaan, rentan akan perceraian .4
menunjukkan angka rata-rata 49 Kajian pernikahan dini yang dilakukan oleh BKKBN di
per 1000 remaja di dunia atau beberapa Provinsi menunjukkan bahwa Provinsi dengan persentase
dengan kisaran angka 1 hingga perkawinan dini usia 15–19 tahun tertinggi adalah Kalimantan
299 persalinan per 1000 remaja Tengah 52,1%, Jawa Barat 7,5%, serta Kalimantan Timur dan
putri dengan di Sahara Afrika Kalimantan Tengah masing-masing
sebagai penyandang angka
tertinggi. Kehamilan remaja
menjadi penyebab kematian ibu
dan anak juga sebagai bagian dari
siklus kesehatan dan gizi buruk.
Sebesar 9% perempuan usia 15–
19 tahun di Indonesia pernah
melahirkan, yang berarti
jumlahnya adalah 100 orang per
1000 remaja putri. 2
Persalinan pada remaja usia
15–19 tahun mayoritas terjadi di
negara berkembang dengan angka
kejadian persalinan remaja
mencapai 95%. Prevalensi
tertinggi di Nigeria (79%)
menyusul Kongo di urutan kedua
dengan 74% dan di urutan ketiga
adalah Afganistan yaitu 54%
selanjutnya Bangladesh dengan
jumlah 51%. Hal ini menunjukkan
keterikatan erat antara kasus
7%, Banten 6,5 Kalimantan remaja dan tahun 2015 sebanyak 496 kehamilan remaja. 6
Barat 50,2%, serta Kalimantan Banyak faktor yang berhubungan dengan kehamilan pada
Selatan 48,4%, Bangka remaja, dimana semua berawal dari perilaku seks pranikah pada
Belitung 47,9% dan Sulawesi remaja diantaranya peran orang tua sebagai fungsi keluarga
Tengah 46,3%. Dalam kajian serta lingkungan, hal ini di karenakan keluarga merupakan
ini menunjukkan hasil bahwa lingkungan pertama yang dikenal oleh remaja, sehingga
akar masalah dari pernikahan pembentukan dan pengenalan nilai-nilai dan norma dimulai
dini dan kehamilan remaja
adalah masalah sosial ekonomi sejak di dalam keluarga.6
Peran orang tua berhubungan dengan kejadian ini dengan
dan lingkungan. 2 anggapan dan sikap yang mengganggap wajar pacaran pada
Untuk menanggapi remaja, sehingga batasan pergaulan antara laki-laki dan
permasalahan yang ada pada perempuan sudah mulai luntur saat ini sehingga bisa
kalangan remaja BKKBN mengakibatkan remaja melakukan seks pranikah. Hal ini
memiliki program yaitu dikarenakan para orang tua saat ini sibuk mencari nafhah bagi
Generasi Berencana (GenRe) keluarga dan masih menganggap pendidikan seksual adalah
yang mempromosikan program
keluarga berencana sejak dini sesuatu hal yang tabu.6
bagi kaum remaja. Tujuan dari Hasil survey studi pendahuluan yang dilakukan oleh Peneliti
GenRe yaitu untuk mengenai perilaku pencegahan seks pranikah pada remaja
memfasilitasi remaja agar kepada 10 remaja yang ada di SMAN 02 Dedai Kabupaten
belajar memahami dan Sintang 7 dari 10 remaja mengatakan bahwa tidak pernah
mempraktikkan perilaku hidup mendapatkan pendidikan, penyuluhan maupun mendapatkan
sehat dan berakhlak untuk informasi mengenai kesehatan reproduksi baik dari orang tua,
mencapai ketahanan remaja tenaga kesehatan, sekolah dan pihak lainnya.
sebagai wujud dari GenRe Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka Peneliti
salah satu asalan mengapa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh peran
program ini penting untuk orang tua, program GenRe, pertahanan diri dan sumber
dijalankan yaitu agar remaja informasi terhadap perilaku pencegahan seks pranikah pada
bisa menghindari dari seks remaja di SMAN 02 Dedai Kabupaten Sintang tahun 2019.
pranikah, pernikahan dini,
menjauhi narkoba dan lainnya. METODE
Sasarannya yaitu diantaranya, Desain penelitian ini cross sectional, yang bertujuan untuk
remaja usia 10-24 tahun dan melihat hubungan antara variabel independen dengan
belum menikah,
mahasiswa/mahasiswi yang
belum menikah serta
masyarakat yang perduli
terhadap remaja.5
Survey yang pernah
dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Sintang,
menunjukkan bahwa pada
remaja SMP dan SMA ditemui
ada yang membawa pelumas,
kondom, dan bahkan ada yang
diketahui sedang hamil.
Berdasarkan data yang terdapat
di Kabupaten Sintang pada
tahun 2013 sebanyak 707
kehamilan remaja, tahun 2014
sebanyak 309 kehamilan
variabel dependen dalam satu sebanyak 47 (52,2%) sedangkan responden yang memiliki sumber
waktu.7 Artinya, setiap subjek informasi tidak baik sebanyak 43 (47,8%).
penelitian hanya diobservasi
sekali saja dan pengukuran Tabel 1. Distribusi Frekuensi Peran Orang tua, Peran Program
dilakukan terhadap status karakter GenRe, Pertahanan Diri dan Sumber Informasi terhadap
atau variabel subjek pada saat Perilaku Pencegahan Seks Pranikah pada Remaja di SMAN 02
pemeriksaan.8 Dedai Kabupaten Sintang Tahun 2019
Alat bantu yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
menggunakan kuesioner tertutup,
yaitu kuesioner yang jawabannya
sudah disediakan oleh peneliti,
dan responden
tinggal memilih. Instrumen penelitian digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian Frekuensi Persentase
Variabel F (%)
instrumen yang akan digunakan untuk penelitian Perilaku Pencegahan
8 Baik
tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Buruk
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh 55 61,1%
siswa/ siswi yang bersekolah di SMAN 02 Dedai 35 38,9%
Kabupaten Sintang. Populasi sebanyak 90 total Peran Orangtua
siswa/siswi yang ada di tempat penelitian yang Berperan 46 51,1%
terdiri dari kelas 1, 2 dan 3, di mana penelitian Tidak Berperan 44 48,9%
ini dilakukan kepada seluruh siswa/siswi yang Peran Program
hadir pada saat penelitian dilakukan. 9 Genre
Berperan 46 51,1%
Pengambilan sampel dalam penelitian ini Tidak Berperan 44 48,9%
dilakukan secara keseluruhan dengan total
populasi atau total sampling yaitu teknik Pertahanan Diri
Baik 59 65,6%
penentuan sampel bila semua anggota populasi Tidak Baik 31 34,4%
digunakan sebagai sampel. Dimana sampel
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi Sumber Informasi
Baik 47 52,2%
di SMAN 02 Dedai Kabupaten Sintang yang
berjumlah 90 siswa/siswi.9
Metode pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode simple
random sampling. Data primer dalam penelitian
ini diperoleh dari pengisian kuesioner oleh
sisiwa/siswi kelas 1, 2 dan 3. Sebelum mengisi
kuesioner, responden diberikan penjelasan
tentang cara mengisi kuesioner tersebut.10
Pengolahan uji coba secara signifikan dengan skor totalnya. Metode analisis
instrument menggunakan menggunakan regresi logistik. Bila r hitung lebih besar dari r tabel,
komputerisasi dengan artinya variabel valid, dan bila r hitung lebih kecil atau sama
menggunakan program SPSS versi dengan r tabel artinya variabel tidak valid. 11
25. Untuk mengetahui validitas Pengujian reabilitas dimulai dengan menguji validitas terlebih
suatu instrumen (dalam hal ini dahulu. Jadi jika sebuah pernyataan tidak valid maka pernyataan
kuesioner) dilakukan dengan cara tersebut dibuang. Pernyataan-pernyataan yang sudah valid
melakukan korelasi antar skor kemudian secara bersama-sama diukur reabilitasnya. Untuk
masing-masing variabel dengan mengetahui reliabilitas dilakukan dengan cara melakukan uji
skor variabel tersebut berkorelasi Cronbach Alpha. Bila Cronbach Alpha ≥ 0,7 artinya variabel
reliabel, bila Cronbach Alpha < Berdasarkan tabel 2, responden yang memiliki orang tua
0,7 artinya variabel tidak yang berperan dalam pencegahan seks pranikah dan berperilaku
reliabel. 11 baik dalam pencegahan seks pranikah sebanyak 34 (73,9%).
Hasil uji hipotesis chi square diperoleh nilai p sebesar 0,020
HASIL (nilai p < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
Berdasarkan tabel 1, perilaku antara peran orang tua dengan perilaku pencegahan seks
pencegahan yang baik sebanyak pranikah. Selain itu, diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar
55 (61,1%) sedangkan yang tidak 3,103, artinya responden yang mendapatkan orang tua yang
berperilaku pencegahan yang berperan dalam pencegahan seks pranikah mempunyai Odds
buruk sebanyak 35 (38,9%). 3,103 kali berperilaku baik dalam pencegahan seks pranikah
Orang tua yang berperan dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki orang tua
sebanyak 46 (51,1%) responden, yang tidak berperan dalam pencegahan seks pranikah.
sedangkan yang menyatakan Responden yang mendapatkan peran program GenRe yang
orang tua yang tidak berperan berperan dalam pencegahan seks pranikah dan berperilaku baik
sebanyak 44 (48,9%) responden. dalam pencegahan seks pranikah sebanyak 35 (76,1%). Hasil
Program GenRe yang berperan uji hipotesis chi square diperoleh nilai p sebesar 0,006 (nilai p
sebanyak 46 (51,1%) sedangkan < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
responden yang menyatakan peran program GenRe dengan perilaku pencegahan seks
program responden yang tidak pranikah. Selain itu, diperoleh nilai OR sebesar 3,818, artinya
berperan sebanyak 44 (48,9%). responden yang mendapatkan peran program GenRe yang
Responden yang memiliki berperan dalam pencegahan seks pranikah mempunyai Odds
pertahan diri yang baik sebanyak 3,818 kali berperilaku baik dalam pencegahan seks pranikah
59 (65,6%) sedangkan responden dibandingkan dengan responden yang tidak mendapatkan peran
yang memiliki pertahan diri tidak program GenRe dalam pencegahan seks pranikah.
baik sebanyak 31 (34,4%).
Responden yang memiliki pertahanan diri yang baik dalam
Responden yang memiliki sumber
pencegahan seks pranikah dan berperilaku baik dalam
informasi yang baik
pencegahan seks pranikah sebanyak 42 (71,2%) responden.
Hasil uji hipotesis chi square diperoleh nilai p sebesar 0,013
(nilai p < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara pertahanan terhadap perilaku pencegahan seks pranikah. Selain itu,
diri dengan perilaku pencegahan diperoleh nilai OR sebesar 12,562, artinya responden yang
seks pranikah. Selain itu, memiliki peran orang tua dalam pencegahan seks pranikah
diperoleh nilai OR sebesar 3,421, mempunyai peluang 12,562 kali berperilaku baik dalam
artinya responden yang memiliki pencegahan seks pranikah dibandingkan dengan responden
pertahanan diri yang baik dalam yang tidak memiliki peran orang tua dalam pencegahan seks
pencegahan seks pranikah pranikah.
mempunyai Odds 3,421 kali Hasil uji hipotesis analisis regresi logistik berganda
berperilaku baik dalam diperoleh nilai p sebesar 0,006 (nilai p < 0,05), maka dapat
pencegahan seks pranikah disimpulkan bahwa ada pengaruh antara peran program GenRe
dibandingkan dengan responden terhadap perilaku pencegahan seks pranikah. Selain itu,
yang memiliki pertahanan diri diperoleh nilai OR sebesar 4,009, artimya responden yang
yang kurang baik dalam memiliki peran program GenRe dalam pencegahan seks
pencegahan seks pranikah. pranikah mempunyai peluang 4,009 kali berperilaku baik dalam
Responden yang memiliki pencegahan seks pranikah dibandingkan dengan responden
sumber informasi yang baik yang tidak memiliki peran program GenRe dalam pencegahan
dalam pencegahan seks pranikah seks pranikah.
dan berperilaku baik dalam Hasil uji hipotesis analisis regresi logistik berganda
pencegahan seks pranikah diperoleh nilai p sebesar 0,001 (nilai p < 0,05), maka dapat
sebanyak 35 (74,5%) responden. disimpulkan bahwa ada pengaruh antara pertahanan diri
Hasil uji hipotesis chi square terhadap perilaku pencegahan seks pranikah. Selain itu,
diperoleh nilai p sebesar 0,012 diperoleh nilai OR sebesar 8,434, artinya responden yang
(nilai p < 0,05), maka dapat memiliki pertahanan diri yang baik dalam pencegahan seks
disimpulkan bahwa ada hubungan pranikah mempunyai peluang 8,434 kali berperilaku baik dalam
antara sumber informasi dengan pencegahan seks pranikah dibandingkan dengan responden
perilaku pencegahan seks yang memiliki pertahanan diri yang kurang baik
pranikah di SMAN 02 Dedai
Kabupaten Sintang tahun 2019.
Selain itu, diperoleh nilai OR
sebesar 3,354, artinya responden
yang memiliki sumber informasi
yang baik dalam pencegahan seks
pranikah mempunyai Odds 3,354
kali berperilaku baik dalam
pencegahan seks pranikah
dibandingkan dengan responden
yang memiliki sumber informasi
yang kurang baik dalam
pencegahan seks pranikah.
Berdasarkan tabel 3 hasil
permodelan multivariat akhir
dengan uji hipotesis menggunakan
regresi logistik berganda diperoleh
nilai p sebesar 0,000 (nilai p <
0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh antara peran
orang tua
Tabel 2. Hubungan Peran Orang tua, Peran Program GenRe, Pertahan Diri dan Sumber
Informasi terhadap Perilaku Pencegahan Seks Pranikah pada Remaja di SMAN 02 Dedai
Kabupaten Sintang Tahun 2019
Variabel Perilaku Pencegahan
Posit Nega Tot OR 95%
if tif al
F % F % F % Value Lower Upper Nil
ai
P
Peran Orang Tua
Berperan 34 73.9 1 26.1 4 100
2 6
Tidak Berperan 21 47.7 2 52.3 4 100 3.103 1.281 7.518 0.020
3 4
Total 55 61.1 3 38.9 9 100
5 0
Peran Program Genre

Berperan 35 76.1 1 23.9 4 100


1 6
Tidak Berperan 20 45.5 2 54.5 4 100 3.818 1.551 9.397 0.006
4 4
Total 55 61.1 3 38.9 9 100
5 0
Pertahanan Diri

Baik 42 71.2 1 28.8 5 100


7 9
Tidak Baik 13 41.9 1 58.1 3 100 3.421 1.378 8.490 0.013
8 1
Total 55 61.1 3 38.9 9 100
5 0
Sumber Informasi

Baik 35 74.5 1 25.5 4 100


2 7
Tidak Baik 20 46.5 2 53.5 4 100 3.354 1.380 8.154 0.012
3 3
Total 55 61.1 3 38.9 9 100
5 0
dalam pencegahan seks pranikah. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dari 90 responden
Hasil uji hipotesis analisis yang diteliti menunjukan bahwa orang tua yang berperan dalam
regresi logistik berganda diperoleh perilaku pencegahan seks pranikah pada remaja yaitu sebanyak 46
nilai p sebesar 0,021 (nilai p < (51,1%), sedangkan orang tua yang tidak berperan dalam perilaku
0,05), maka dapat disimpulkan pencehagan seks pranikah pada remaja sebanyak 44 (48,9%).
bahwa ada pengaruh antara Berdasarkan hasil perbandingan diketahui bahwa lebih banyak
sumber informasi terhadap orang tua yang berperan dari pada orang tua yang tidak berperan
perilaku pencegahan seks dalam perilaku pencegahan seks pranikah pada remaja.
pranikah. Selain itu, diperoleh Menurut Purwoastuti E (2015) menyatakan ada beberapa fungsi
nilai OR sebesar 2,367, artinya pokok yang harus dijalankan oleh orang tua terhadap anak-anaknya
responden yang memiliki sumber seperti memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
informasi yang baik dalam kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan
pencegahan seks pranikah mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan
mempunyai peluang 2,367 kali kebutuhan. Ikatan emosional yang
berperilaku baik dalam
pencegahan seks pranikah
dibandingkan dengan responden
yang memiliki sumber informasi
yang kurang baik dalam
pencegahan seks pranikah.
Dari hasil penelitian
menunjukan bahwa dari 90
responden yang berperilaku baik
dalam pencegahan seks pranikah
pada remaja sebanyak 55 (61,1%)
responden, sedangkan responden
yang berperilaku buruk dalam
pencegahan seks pranikah pada
remaja sebanyak 35 (38,9%)
responden. Berdasarkan hasil
perbandingan diketahui bahwa
lebih banyak responden yang
berperilaku baik dari pada
berperilaku buruk dalam
pencegahan seks pranikah pada
remaja.
Menurut Uli, Lutfia (2014)
perilaku seks yang kurang sehat
itu jarang disadari remaja dan
selanjutnya menimbulkan
kerugian terhadap remaja itu
sendiri. Kerugian dari perilaku
seksual tidak sehat ini seperti
gagal dalam pendidikan sekolah,
beresiko mendapatkan sorotan
tajam, cemoohan, bahkan sanksi
lebih keras dari masyarakat,
mengalami kehamilan dan
beresiko tinggi terinfeksi penyakit
menular seksual.12
terjadi antara anak dan orang disimpulkan bahwa responden menyatakan berperannya
tua juga bisa bertindak selaku program GenRe yang dalam perilaku pencegahan seks pranikah
teman orang yang protektif pada remaja lebih tinggi dari pada tidak berperannya program
(Asih), menuju kebutuhan GenRe dalam pencegahan seks pranikah pada remaja.
pemeliharaan perawatan anak Menurut Yatim, Danny J (2015), dalam rangka merespon
agar kesehatannya terpelihara berbagai situasi yang ada, BKKBN merasa perlu membentuk
diharapkan menjadi kan dan mengelola suatu program yang dapat memberikan
mereka anak-anak yang sehat informasi yang berkaitan dengan penyiapan diri remaja
baik fisik, mental, sosial dan dalam menyonsong kehidupan keluarga yang lebih baik,
spiritual (Asuh), memenuhi penyiapan pribadi yang lebih baik dan pemantapan
kebutuhan pendidikan anak perencanaan dalam menata kehidupan. Hal ini merupakan
hingga anak siap menjadi implementasi undang-undang nomor 25 tahun 2009 tentang
manusia dewasa yang mandiri perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
dalam mempersiapkan masa pasal 48 ayat 1 (b) yang menyatakan bahwa “peningkatan
depan (Asah).13 kualitas hidup remaja dengan pemberian akses informasi,
Dari hasil penelitian dari 90 pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan
responden menunjukan bahwa berkeluarga”, maka BKKBN sebagai salah satu institusi
berperannya program GenRe pemerintah harus mewujudkan tercapainya peningkatan
dalam perilaku pencegahan kualitas remaja melalui program generasi berencana.14
seks pranikah pada remaja Dari hasil penelitian dari 90 responden menunjukan bahwa
sebanyak 46 (51,1%), responden yang memiliki pertahanan diri yang baik dalam
sedangkan yang menyatakan pencegahan seks pranikah pada remaja yaitu sebanyak 59
tidak berperannya program (65,6%), sedangkan responden yang memiliki pertahanan diri
GenRe dalam perilaku yang kurang baik dalam pencegahan seks pranikah pada remaja
pencegahan seks pranikah pada yaitu sebanyak 31 (34,4%). Berdasarkan hasil perbandingan
remaja yaitu sebanyak 44 responden tersebut dapat disimpulkan bahwa responden yang
(48,9%). Berdasarkan hasil memiliki pertahanan diri yang baik lebih
perbandingan tersebut dapat

Tabel 3. Hasil Permodelan Multivariat Akhir Variabel Independen


Penelitian terhadap Perilaku Pencegahan Seks Pranikah pada Remaja
di SMAN 02 Dedai Kabupaten Sintang Tahun 2019

Nagelkerk Nila 95% CI


Variabel B OR
eR iP Lower Upper
Square
Peran Orang Tua 2.531 0.733 0.000 12.562 3.191 49.453
Peran 1.389 0.006 4.009 1.939 17.112
Program
Genre
Pertahanan Diri 2.132 0.001 8.434 2.279 30.966
Sumber 0.862 0.021 2.367 1.612 9.150
Informasi
Constant 10.634 0.000 0.000
Sumber: Hasil Olah Data SPSS Tahun 2019
tinggi dari pada responden yang kurang baik mengenai pencegahan seks pranikah pada remaja.
memiliki pertahanan diri yang Menurut Prawit, Priyo (2010) apabila kita salah mengambil
kurang baik dalam pencegahan sumber maka kemungkinan komunikasi yang kita lancarkan akan
seks pranikah pada remaja. berakibat lain yang kita harapkan. Maka dapat disimpulkan bahwa
Freud dalam Ghosani, sumber informasi sangat berpengaruh besar terhadap informasi
Ghorsina AL (2016) yang diterima karena apabila ada kesalahan dalam penjelasan maka
mengemukakan beberapa akan salah pula di arti kan.16
mekanisme pertahanan diri yang Menurut Hasanah (2012) pendidikan karakter dalam keluarga
biasa terjadi dan dilakukan oleh dapat mencegah perilaku negatif antara lain mencegah perilaku
sebagian besar individu, terutama seksual pranikah melalui pengajaran, pemotivasian, peneladanan,
para remaja yang sedang pembiasaan dan penegakan aturan. Remaja termasuk kelompok
mengalami pergulatan yang dasyat beresiko yaitu terjadi berbagai perubahan dan dibutuhkan kualitas
dalam perkembangannya ke arah hubungan orang tua terhadap anak remaja dalam berinteraksi. Bila
kedewasaan. Dari mekanisme hal tersebut dilaksanakan maka akan memberikan pendidikan
pertahanan diri berikut, di karakter pada anak remaja supaya tidak melakukan seksual
antaranya Supresi yang pranikah. Semakin besar peran orang tua dalam hal berinteraksi
merupakan suatu proses dengan anak remaja maka semakin baik tindakan pencegahan
pengendalian diri yang terang- orang tua terhadap remaja sehingga output system dari remaja
terangan ditujukan menjaga agar mencapai respons adaptif dan tidak terjadi perilaku seksual
impuls- impuls dan dorongan-
dorongan yang ada tetap terjaga pranikah.17
(mungkin dengan cara menahan Penelitian ini menunjukan ada hubungan yang signifikan antara
perasaan itu secara pribadi tetapi peran orang tua dengan perilaku pencegahan seks pranikah pada
mengingkarinya secara umum). remaja. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Individu sewaktu-waktu oleh Diah Suci Haryani dan Kayat Haryani (2016) dengan judul
mengesampingkan ingatan- peran orang tua berhubungan dengan perilaku seksual pranikah
ingatan yang menyakitkan agar pada remaja SMK 1 Sedayu, di peroleh hasil uji statistik nilai p
dapat menitik beratkan kepada 0,000 (nilai p<0,05) yang berarti ada hubungan yang bermakna
tugas, ia sadar akan pikiran- antara peran orang tua dengan perilaku seksual
pikiran yang ditindas (supresi)
tetapi umumnya tidak menyadari
akan dorongan-dorongan atau
ingatan yang ditekan (represi).15
Dari hasil penelitian dari 90
responden menunjukan bahwa
responden yang memiliki sumber
informasi yang baik mengenai
pencegahan seks pranikah pada
remaja yaitu sebanyak 47
(52,2%), sedangkan responden
yang memiliki sumber informasi
yang kurang baik mengenai
pencegahan seks pranikah pada
remaja yaitu sebanyak 43
(47,8%). Berdasarkan hasil
perbandingan responden tersebut
dapat disimpulkan bahwa
responden yang memiliki sumber
informasi yang baik lebih tinggi
dari pada responden yang
memiliki sumber informasi yang
pranikah pada remaja SMK 1 sehat dan berakhlak (healthy and ethical life behaviors) untuk
Sedayu.18 mencapai ketahanan remaja (adolescent resilience) sebagai
Menurut Qudsy HE (2012) dasar mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
salah satu peran orang tua Kemudian secara khusus bertujuan agar remaja memahami dan
yaitu memberikan pendidikan mempraktikan pola hidup yang berketahanan, remaja
karakter kepada anak sejak dini memahami dan mempersiapkan diri menjadi GenRe Indonesia
dalam bentuk pengajaran yang berkualitas.5
diantaranya penanaman dan Penelitian ini menunjukan ada hubungan yang signifikan
pengukuhan ahlak sejak dini antara pertahanan diri dengan perilaku pencegahan seks
kepada anak dan remaja dalam pranikah pada remaja. Penelitian ini sejalan dengan
menghadapi masalah seksual penelitian yang dilakukan oleh Nita Istiqomah, dkk (2016)
agar tidak mudah terjerumus dengan judul pengaruh pengetahuan, kontrol/pertahanan diri
pada pergaulan bebas, remaja terhadap perilaku seksual pranikah dikalangan remaja SMK
mengetahui secara benar di Surabaya, di peroleh hasil uji statistik nilai p 0,000
tentang seksualitas dan (Prevalens Ratio (PR) = 4,6970) yang berarti ada hubungan
akibatnya jika dilakukan tanpa yang bermakna antara kontrol/pertahanan diri terhadap
mematuhi aturan, remaja perilaku seksual pranikah di kalangan remaja SMK di
mengetahui aturan Surabaya.21
berhubungan dengan Maddi dan Kobasa dalam Ghosani, Ghorsina AL (2016)
seksualitas sehingga mampu juga menjelaskan karakteristik kepribadian ketabahan dalam
menjaga kehormatan diri.19 bentuk ketahan diri yaitu (1) komitmen (commitment) yaitu
Penelitian ini menunjukan pendekatan terhadap kehidupan yang ditandai dengan
ada hubungan yang signifikan keingintahuan mendalam dan perasaan bermakna, (2) kontrol
antara peran program GenRe (control) yaitu kepercayaan akan kemampuan untuk
dengan perilaku pencegahan mempengaruhi peristiwa atau kejadian yang dialami, (3)
seks pranikah pada remaja. tantangan (challenge), yaitu keyakinan bahwa perubahan adalah
Penelitian ini sejalan dengan normal bukan memacu pengembangan.15
penelitian yang dilakukan oleh Penelitian ini menunjukan ada hubungan yang signifikan
Arvhica Fuziah, Warsiti (2015) antara sumber informasi dengan perilaku pencegahan seks
pengaruh penyuluhan generasi pranikah pada remaja. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
berencana (GenRe) terhadap yang dilakukan oleh Elvika Fit Ari Shanti, Hesti Mintarsih
tingkat pengetahuan dan sikap (2014) dengan judul hubungan sumber informasi seksualitas
remaja terhadap kesehatan dengan sikap remaja tentang seksual pranikah,
reproduksi remaja pada siswa
kelas VIII di SMP N 1 Kokap
Kulon Progo, di peroleh hasil
uji statistik nilai p value 0,009
(p value<0,05) yang berarti ada
hubungan yang bermakna
antara peran program generasi
berencana dalam bentuk
penyuluhan dengan terhadap
kesehatan reproduksi remaja
pada siswa kelas VIII di SMP
N 1 Kokap Kulon Progo.20
BKKBN menjelaskan
bahwa secara umum program
GenRe bertujuan untuk
memfasilitasi remaja dalam
belajar memahami dan
mempraktikan perilaku hidup
di peroleh hasil uji statistik nilai p pada remaja.23
0,037 (nilai p < 0,05) yang berarti Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2013) bahwa
ada hubungan yang bermakna orang tua mengemban tugas dan tanggung jawab dalam proses
antara sumber informasi dengan pembentukan kepribadian anak. Proses pembentukan kepribadian
sikap remaja tentang seksual anak dapat terjadi dengan menciptakan situasi dan kondisi yang
pranikah di kelas XI SMA Negeri memberikan kesempatan untuk bersikap komunikatif yang baik,
1 Sewon Bantul Yogyakarta.22 kurangnya komunikasi, keintiman, keakraban, keterbukaan dan
Menurut Estrabook dalam perhatian dalam keluarga akan menganggu dalam proses
Prawit, Priyo (2010), sumber pembentukan perilaku anak, terutama setelah anak mencapai
informasi merupakan media, usia remaja. Hadirnya orang tua akan tetap dirasakan utuh oleh
dimana bisa mendapatkan anak sehingga memungkinkan adanya kebersamaan serta dapat
informasi dalam bentuk suatu membantu membentuk kepribadian anak terutama membentuk sifat
rekaman dari fenomena yang dan sikap yang baik dalam diri anak.24
diamati, atau berupa putusan- Penelitian ini menunjukan ada hubungan yang signifikan antara
putusan yang dibuat oleh beberapa peran program GenRe dengan perilaku pencegahan seks pranikah
pihak. Serta informasi adalah data pada remaja. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
yang disajikan dalam bentuk yang dilakukan oleh Arvhica Fuziah, Warsiti (2015) pengaruh
berguna untuk membuat penyuluhan generasi berencana terhadap tingkat pengetahuan dan
keputusan. Berdasarkan sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi remaja pada siswa
pengertian informasi, dewasa ini kelas VIII di SMP N 1 Kokap Kulon Progo, Berdasarkan analisis
informasi juga diartikan multivariat dengan menggunakan regresi linier sederhana diperoleh
penambahan pengetahuan di pihak nilai sig. pada tingkat pengetahuan adalah nilai p 0,010 (nilai p <
penerima. Penerima informasi 0,05), sedangkan nilai p. pada sikap kesehatan reproduksi adalah
dapat berupa makhluk hidup nilai p 0,000 (nilai p < 0,05). Jadi, penyuluhan generasi berencana
maupun mesin. Maka dapat berpengaruh lebih besar terhadap sikap dibandingkan dengan
disimpulkan bahwa informasi
adalah sekumpulan data yang pengetahuan.20
diperoleh dari berbagai sumber, Menurut Yatim, Danny J (2015), pembinaan remaja perlu
yang dikomunikasikan dalam dilakukan melalui dua sisi, di satu sisi pembinaan dilakukan untuk
bentuk yang dapat dipahami oleh membantu remaja menghadapi tantangan hidup masa sekarang. Di
pihak menerimanya untuk alasan sisi lain pembinaan perlu juga
tujuan tertentu.16
Penelitian ini menunjukan ada
hubungan yang signifikan antara
peran orang tua dengan perilaku
pencegahan perilaku pencegahan
seks pranikah pada remaja.
Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Yulrina Ardhiyanti (2013) dengan
judul pengaruh peran orang tua
terhadap pengetahuan remaja
tentang kesehatan reproduksi
dalam seks pranikah pada remaja,
di peroleh hasil uji statistik nilai p
0,010 (nilai p < 0,05) yang berarti
peran orang tua berpengaruh
terhadap pengetahuan dan sikap
remaja tentang kesehatan
reproduksi dalam seks pranikah
dilakukan kepada remaja remaja dengan komunikasi orang tua dan pertahanan serta
dalam mempersiapkan kontrol diri di SMA 5 Surakarta.25
kehidupan di masa mendatang. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pembinaan dua arah ini perlu Khairunisa, Ayu (2013) yang berhubungan dengan kontrol diri
dilakukan secara bersinergis. dan perilaku seksual pranikah yang menyatakan bahwa ada
Remaja yang terganggu hubungan yang signifikan antara perilaku seksual pranikah
kehidupannya saat ini, dengan kontrol diri. Kontrol diri yang mengarah pada suatu
misalnya terganggu oleh resiko pertahanan diri yang rendah pada remaja dapat
tiga resiko yang akan di hadapi menimbulkanperilaku seksual risiko tinggi. Hal ini didukung
remaja (TRIAD), Kesehatan oleh Boyke. Pada remaja yang berkonsultasi dengan dokter
Reproduksi Remaja (KRR) Boyke mengakui pernah berhubungan seksual pranikah
seperti seksualitas, Human mengalami kenaikan sebanyak 16–20% jika dibandingkan pada
Immunodeficiency Virus (HIV)
dan Acquired Immune tahun 1980 hanya sebanyak 5–10%.26
Deficiency Syndrome (AIDS), Penelitian ini menunjukan ada hubungan yang signifikan
Narkotika, Alkohol, antara sumber informasi dengan perilaku pencegahan seks
Psikotropika dan Zat Adiktif pranikah pada remaja. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
lainnya (NAPZA). Maka yang dilakukan oleh Nor Wijayanti (2019) dengan judul peran
kehidupan masa depannya pun teman sebaya dan media/sumber informasi terhadap perilaku
akan terganggu baik dari segi seks pranikah pada remaja, diperoleh hasil uji statistik nilai p
kesehatan ataupun 0,000 (nilai p < 0,05) yang berarti sumber informasi memiliki
psikologisnya. Di sisi lain pengaruh terhadap perilaku seks pranikah pada remaja.27
remaja juga perlu mendapat Menurut Notoadmodjo (2010) pada remaja yang
gambaran tentang perencanaan mempunyai pemahaman informasi kesehatan reproduksi
dan persiapan masa depan, seksual secara benar dan akurat maka remaja tersebut
sehingga remaja berhati-hati cenderung memiliki risiko perilaku seksual pranikah dengan
dalam bersikap, tidak akan risiko rendah. Pada remaja yang memiliki pengetahuan baik
melakukan hal- hal yang tentang kesehatan reproduksi seksual, maka remaja tersebut
merugikan, dan menyambut mampu mengendalikan diri nya dalam menekan timbulnya
masa depan dengan kesiapan dorongan seksual yang timbul dalam dirinya, baik yang timbul
mental khususnya dalam adanya pengaruh dari luar maupun dari dalam individu tersebut.
kesiapan kehidupan Pada umumnya remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.8
berkeluarga.14 KESIMPULAN
Penelitian ini menunjukan Peran orang tua, peran program GenRe, pertahanan
ada hubungan yang signifikan
antara pertahanan diri
dengan perilaku pencegahan
seks pranikah pada remaja.
Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Mahardika Supratiwi,
Makmuroch dan Tri Rejeki
Andayani (2014) dengan judul
pengaruh perilaku seksual
remaja ditinjau dari efektivitas
komunikasi dengan orang tua
dan pertahanan serta kontrol
diri di SMA 5 Surakarta,
diperoleh hasil uji statistik
nilai p value 0,000 (p value <
0,05) yang berarti adanya
pengaruh perilaku seksual
diri dan sumber informasi Wawasan Kesehatan ; 2019; Vol 4, No 2. http://journal.
berpengaruh positif secara
stikes-kapuasraya.ac.id/index.php/JIIK-WK/article/
signifikan terhadap perilaku
download/149/128. Diakses pada tanggal 12 Agustus 2019.
pencegahan seks pranikah pada
remaja. Di antara variabel tersebut 7. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan
yang memiliki pengaruh paling
besar adalah peran orang tua di
karenakan
R&D. Bandung: CV. Alfabeta ; 2013.
memiliki nilai OR yang paling
besar di antara variabel- variabel 8. Notoadmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan.
yang lainnya yaitu sebesar 12,562. Jakarta: Rineka Cipta ; 2010.
Pihak sekolah sebaiknya berperan 9. Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
dalam pencegahan seks pranikah Jakarta : Rhineka Cipta ; 2016.
pada remaja dan mengajak atau
melibatkan para orang tua dalam
memberikan edukasi kepada anak 10. Hamdi AS. Metode Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan.
agar tidak terjadinya seks
Yogyakarta : Cv Budi Utama ; 2014.
pranikah dan menerapkan
11. Hastono, Sutanto. P. Analisa Data Pada Bidang Kesehatan.
program GenRe di sekolah serta
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada ; 2016.
disosialisasikan kepada para orang
12. Uli, Lutfia. Seks Pranikah Remaja (Penyebab,
tua dan masyarakat yang perduli
Perilaku, dan Dampak). Program Pascasarjana
dengan remaja.
Universitas Sebelas Maret Surakarta. (Tesis) https://
digilib.uns.ac.id/dokumen/download/42081/mtqxntk1/
Conflict Interest
Tidak ada konflik interest dalam seks-pranikah-remaja-penyebab-perilaku-dan-dampak-
penulisan penelitian ini. Penelitian studi-kasus-kelompok-mahasiswa-dan-remaja-sma-di-
ini telah mendapatkan ethic kabupaten-kebumen-tesis-lutfia.pdf. Sukarta ; 2014.
clearence dari Komisi Etik Diakses
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju (STIKIM) dengan
nomor : 396/Sket/Ka-Dept/
RE/STIKIM/II/2020.
Authors Contribution pada tanggal 9 November 2019.
SS berperan 13.
menuliskan latar Purwoastuti,E. Ilmu
belakang dan hasil Kesehatan Masyarakat Dalam
penelitian, Bidang Konsep Teori dan
mengembangkan Aplikasinya. Yogyakarta:
metode penelitian, Pustaka Baru Press
diskusi dan Yogyakarta: Pustaka Baru
kesimpulan serta Press ; 2014.
supervisi keseluruhan isi artikel membantu sehingga penelitian bisa menyelesaikan tugas dengan
baik.
Acknowledgment
Penulis mengucapkan terima kasih DAFTAR PUSTAKA
kepada sekolah SMAN 02 Dedai 1. Citra Ervina Ahiyanasari. The Intention Of Female High
karena sudah memberikan izin School Students To Prevent Premarital Sex. The Indonesian
untuk melakukan penelitian Journal of Healt Promotion and Healt Education ; 2017 ; Vol.
kepada siswa-siswi, kepada kepala 5 No. 1. https://e-journal.unair.ac.id/PROMKES/article/
sekolah beserta jajaran yang sudah view/7693. Diakses pada tanggal 12 November 2019.
2. WHO (World health Parental Permissiveness and Family Function Towards
Organization) 2010. Maternal Unwanted Pregnancies of Adolescent in Border Areas. Jurnal
Mortality Country Profiles Ilmiah Ilmu Kesehatan:
dalam Magdalena,
Elly.Pengaruh Aktivitas
Seksual Pranikah, Ketaatan
Beragama Dan Sosial
Ekonomi Terhadap
Kehamilan Remaja di
Kecamatan Saptosari Gunung
Kidul. Jurnal Biometrika dan
Kependudukan ; 2016 ; Vol 5
No 1. https://e-
journal.unair.ac.id/JBK/article
/ view/5791. Diakses pada
tanggal 12 November 2019.
3. McNicoll, G. United Nations
Department Of Economic and
Social Affairs, Population
Division: Population,
Resources, Environment and
Development Database.
Jurnal The Indonesian
Journal of Public Health ;
2017 ; Vol 12 No
2. https://e-
journal.unair.ac.id/IJPH/articl
e/view/7599. Diakses pada
tanggal 10 November 2019.
4. Badan Pusat Statistik. Profil
Anak Indonesia. https://www.
kemenpppa.go.id/lib/uploads
/list/74d38-buku-pai-2018.
pdf. Jakarta: Kementerian
Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak
(KPPPA) ; 2018. Diakses
pada tanggal 7 Juli 2019.
5. Utami, Devi dwi yana.
Penyuluhan Program
BKKBN Mengenai Generasi
Berencana (GenRe) Dan
Sikap Remaja. Jurnal
Simbolika reseacrh and
learning in comunication
; 2015 ; Vol 1, No 2.
https://ojs./uma.ac.id/index.ph
p/ simbolika/article/view199.
Diakses pada tanggal 9
Agustus 2019.
6. Wahyuningsih, Lisa Dwi.
14. Yatim, Danny J. Serangkai ; 2013.
Mempersiapkan Generasi 20. Arvhica Fuziah, Warsiti. Pengaruh Penyuluhan Generasi
Berencana. Jakarta: Berencana Terhadap Tingkat Pengetahua dan Sikap
BKKBN ; 2015. Kesehatan Reproduksi. Pada Siswa Kelas VIII di SMPN
15. Ghosani, Ghorsina AL. 1 Kokap Kulon Progo. (Skripsi) (Skripsi) https://lib.
Hubungan Kecakapan dan unisayogya.ac.id/. Kulon Progo ; 2015. Diakses pada
Ketahanan dan tanggal 14 Januari 2020.
Penyesuaian Diri pada
21. Nita Istiqomah. Pengaruh Pengetahuan, Kontrol Diri
Mahasiswa Tahun Pertama
Terhadap Perilaku Seksual Pranikah di Kalangan Remaja
di UIN Maulana Malang.
SMK Di Surabaya. Jurnal Biometrika dan Kependudukan ;
(Skripsi)
2016. ; Vol 5, No 2. https://e-
http://etheses.uin-malang.
journal.unair.ac.id/JBK/article/ view/5832. Diakses pada
ac.id/3794/1/12410200.pd
tanggal 14 Novembaer 2019.
f. UIN Maulana Malang ;
2016. Diakses pada 22. Elvika Fit Ari Shanti, Hesti Mintarsih. Hubungan Sumber
tanggal 12 Desember Informasi Seksualitas dengan Sikap Remaja tentang
2019. Seksual Pranikah. (Skripsi) https://www.academia.
edu/18160006/penelitian hubungan sumber informasi
16. Prawit, Priyo. Teori &
tentang seksualitas dengan sikap remaja tentang seksual
Praktik Penelusuran
pranikah 2014. Stikes. A.Yani . Yogyakarta ; 2014. Diakses
Informasi (Information
pada tangal 21 Januari 2020.
Retrieval). Jakarta:
Kencana Prenada Group ; 23. Yulrina Ardhiyanti. Pengaruh Peran Orang Tua Terhadap
2010. Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi
17. Hasanah. Pendidikan Dalam Seks Pranikah Pada Remaja. Jurnal Kesehatan
Karakter Berperspektif Komunitas ;
Islam. Bandung: Insan
Kominika ; 2012.
18. Diah Suci Haryani, Kayat
Haryani. Peran Orang Tua
Berhubungan dengan
Perilaku Seksual Pra
Nikah Remaja di SMKN
1 Sedayu . ISSN2354-
7642. Jurnal Ners dan
Kebidanan Indonesia ;
2016.
https://www.researchgate.
net/
publication/307446523_Pe
ran_Orang_Tua_Berhubun
gan_
dengan_Perilaku_Seksu
al_Pra_Nikah_Remaja_
di_ SMKN_1_Sedayu.
Diakses pada tanggal 1
Januari 2020.
19. Qudsy, HE. Ketika anak
bertanya tentang seks
(Panduan Islami Bagi
Orang Tua Mendampingi
Anak Tumbuh Menjadi
Dewasa). Solo: Tiga
2013 ; Vol. 2, No. 3. file:///C:/User/Downloads/57Article%20 Text-99-1-10-20170209%20(1).pdf.
Dikases pada tanggal 5 Januari 2020.
24. Rahayu, T.S. Pengaruh Peran Orang Tua terhadap Perilaku Konsumtif Siswa Kelas XI di SMA
Kesatrian 1 Semarang. Universitas Negeri Semarang. Yogyakarta. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Aisyiyah. 2013.
25. Mahardika Supratiwi, Makmuroch, Tri Rejeki Andayani. Perilaku Seksual Remaja Ditinjau Dari
Efektivitas Komunikasi Dengan Orang Tua Dan Pertahanan Serta Kontrol Diri Di SMA 5 Surakarta.
Jurnal wacana psikologi
; 2014 ; Vol 3, No1.https://jurnalwacana.psikologi.fh.uns. ac.id/index.php/wacana/article/view/45.
Diakses pada tanggal 10 Januari 2020.
26. Khairunnisa, Ayu. Hubungan Religiusitas Dan Kontrol Diri Dengan Perilaku Seksual Pranikah
Remaja Di Man 1 Samarinda. EJournal Psikologi ; 2013; ISSN 0000-0000.
http://ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wpcontent/ uploads/2013/10/ejournal%20pdf
%20(10-03-13-10-14-57). pdf. Diakses pada tanggal 13 November 2019.
27. Nor Wijayanti. Peran teman sebaya dan media/sumber informasi terhadap perilaku seks pranikah
pada remaja. Jurnal health of studies ; 2019 ; Vol 3 no 1 ISSN 2549-3353.
https://www.researchgate.net/publication/332981091_
Peran_teman_sebaya_dan_media_informasi_terhadap_ perilaku_seks_pranikah_remaja. Diakses
pada tanggal 10 Agustus 2019.
Pengetahuan Ibu Hamil tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak
Ambar Dwi Erawati1*, Novita Alfiani2, Dewi Kurniasih3
1Program Studi Ilmu Perekam Informasi Kesehatan, Universitas Widya Husada Semarang 2Program
Tehnik Rongent, Universitas Widya Husada Semarang
3Program Studi Ilmu Kebidanan, Universitas Widya Husada Semarang
Email : 1ambarerawati@gmail.com, 2novitaalfians29@yahoo.com, 3dkurniasih822@gmail.com

ABSTRAK Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu media komunikasi yang
efektif un- tuk membatu menurunkan angka kematian ibu apabila dimanfaatkan
dengan benar. Hasil survei pendahuluan di BPM Noor Aini, dari 10 ibu hamil yang
datang ke bidan untuk memeriksakan keadaan kehamilannya dengan keluhan wajar,
akan tetapi pasien tersebut merasa cemas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengetahuan ibu hamil tentang buku KIA. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif dengan metode survei. Populasi dalam penelitian ini se- banyak
115 ibu hamil di BPM Noor Naini, sampel ditentukan dengan rumus Solvin diperoleh
54 responden. Teknik sampling yang digunakan teknik accidental. Instrumen yang
digunakan den- gan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 54
responden jumlah terbanyak kategori pengetahuan cukup sebanyak 32 ibu hamil
(59,3%) yang dipengaruhi oleh usia, pendidikan dan pengalaman. Harapan peneliti ini
yaitu agar ibu hamil dapat memanfaatkan buku KIA sebagai salah satu sumber
informasi tentang kehamilan.

Kata Kunci Pengetahuan, Ibu Hamil, Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

ABSTRACT The Mother and child health (KIA) book is one of the effective communication media to
decrease the mortality rate that can be used properly. The results of a preliminary survey at BPM Noor Aini, of
the 10 pregnant women who came to the midwife to check of the pregnancy with a complaint that is actually a
reasonable complaint but patients who need anxiety. The purpose of the research is to study the knowledge of
pregnant women about KIA book. This type of research is a descriptive study with a survey method. The
population in this study were 115 pregnant women at BPM Noor Naini, the sample was determined by the
Solvin formula obtained by 54 respondents. The sampling technique used is accidental technique. The
instrument used was a questionnaire. The results showed that of 54 respondents the most number of knowledge
categories was 32 pregnant women (59.3%) which were influenced by age, education and experience. This
research suggest for pregnant women to be able to use the KIA book as one source of information about
pregnancy.

Key Words Knowledge, Pregnant Women, Mother and Child Health Book (KIA)

Recieved : 17 Januari 2020 Correspondence* : Ambar Dwi Erawati, Program Studi Ilmu
Perekam Informasi Kesehatan, Universitas Widya Husada
Revised : 28 Mei 2020
Semarang, Email : ambarerawati@gmail.com
Accepted : 05 Juni 2020
Vol. 19 No. 2 Tahun Pengetahuan Ibu
2020 Hamil

PENDAHULUAN seperti pusing dan mual muntah pada saat datang


untuk melakukan ANC mengatakan cemas dan
Angka Kematian Ibu, bayi dan balita menjadi
takut, padahal setiap ibu hamil memiliki buku KIA
salah satu indikator penting dari derajat kesehatan
yang merupakan buku pedoman selama hamil.
masyarakat. Pada 2017 angka kematian ibu (AKI)
Dimana buku KIA bisa digunakan ibu hamil untuk
sebanyak 475 kasus atau sekitar 88,05 per 100.000
mendapatkan informasi keluhan, bahaya
KH, angka kematian bayi (AKB) sebesar 8,9 per
kehamilan, nifas dan anak sampai usia 6 tahun.
1.000 kelahiran hidup (KH) dan angka kematian
Dalam pemanfataannya buku KIA seperti
balita (AKABA) sebesar 10,4 per 1.000 KH di
kesadaran untuk membaca buku KIA sangat
Provinsi Jawa Tengah. Di Kota Semarang pada
kurang sehingga pengetahuan ibu hamil tentang
tahun 2017 juga masih tergolong tinggi yaitu AKI
buku KIA masih sangat minim. Disamping itu
88,3 per 100.000 KH, AKB sebesar 7,56 per 1.000
bidan juga memberikan terapi untuk mengurangi
KH , dan AKABA sebesar 8,75 per 1.000 KH.1,2 ketidaknyamanan selama hamil dan memberikan
Alat komunikasi, informasi dan edukasi yang penyuluhan melalui buku KIA karena merupakan
sering disebut KIE dan pendokumentasian media komunikasi, informasi dan edukasi. Ibu
secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan hamil di BPM Noor Naini ketika mengalami
buku KIA secara benar merupakan salah satu masalah ketidaknyamanan lebih sering datang
cara untuk menurunkan jumlah AKI, AKB, dan langsung ke tenaga kesehatan daripada mencari
AKABA di Indonesia. Selain itu buku KIA informasi terlebih dahulu melalui buku KIA, media
dimanfaatkan oleh Jaminan Kesehatan Nasional massa ataupun bertukar pengalaman kepada ibu
(JKN), Program Keluarga Harapan, hamil yang lain bagaimana cara mengatasi
Pengembangan Anak Usia Dini. Untuk itu, ketidaknyamanan selama hamil sebelum pergi ke
dalam rangka membantu menurunkan AKI, tenaga kesehatan. Mayoritas ibu hamil di BPM
AKB dan AKABA di Indonesia, Kemenkes RI Noor Naini masih belum mengetahui buku KIA
menetapkan Buku KIA digunakan sebagai satu- dan belum mengetahui tentang pemanfaatan buku
satunya alat pencatatan pelayanan kesehatan ibu KIA. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
dan anak termasuk KB dan sampai saat ini terus “tingkat pengetahuan dan faktor yang
diupayakan untuk digunakan sebagai jembatan mempengaruhi pengetahuan ibu hamil tentang
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan ibu buku

dan anak.3,4
Dalam mencapai pemanfaatannya secara
optimal, petugas kesehatan merangkul seluruh
komponen masyarakat salah satunya tim
penggerak PKK. Karena tim penggerak PKK
berperan dalam pelaksanaan program kesehatan
di lapangan sehingga diharapkan dapat
memotivasi keluarga/ masyarakat agar
memanfaatkan buku KIA.5,6
Berdasarkan data di BPM Noor Naini
Kelurahan Podorejo Kota Semarang terdapat 10
ibu hamil yang mengalami ketidaknyamanan
selama kehamilan, 6 ibu hamil mengatakan
sudah pusing sejak 2 hari dan 4 ibu hamil
mengatakan mual muntah hampir satu minggu.
Menurut bidan setempat menyatakan mayoritas
ibu hamil ketika mengalami ketidaknyamanan
Vol. 19 No. 2 Tahun Pengetahuan Ibu
2020
kesehatan ibu dan anak (KIA) dengan Study Kaus Swasta Hamil 9 16,7
di BPM Noor Naini Kelurahan Podorejo Kota
Ibu Rumah Tangga32 59,2
Semarang”.
PNS
2 3,7
METODE
Gravida Primigravida 12 22,2
Penelitian ini adalah survei deskriptif, yaitu
mendiskripsikan atau menggambarkan suatu Multigravida 42 77,8
fenomena yang terjadi BPM Noor Naini tentang
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu
pengetahuan buku KIA. Variabel dalam
Hamil
penelitian ini adalah variabel terikatnya
pengetahuan ibu hamil tentang buku KIA dan Tentang Buku KIA
variabel bebasnya adalah karakteristik (usia,
pendidikan, pekerjaan dan gravida).
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 115 ibu No Kategori Frekuensi Persentase
hamil pada Juli 2018–April 2019 di BPM Noor (%)
Naini. Dengan tekhnik accidental sampling, 1 Baik 21 38,9
ditemukan sampel sebanyak 54 ibu hamil. Analisa
2 Cukup 32 59,3
secara univariat dan bivariat dengan chi-square,
variabel pengetahuan dikategorikan menjadi 3, 3 Kurang 1 1,8
pengetahuan dikatakan baik jika prosentase 76-
TOTAL 54 100
100%, cukup jika prosentase 56-75% dan kurang
jika persentase <56%. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil
penelitian ini dapat diketahui bahwa pengetahuan
HASIL
ibu hamil tentang buku KIA di BPM Noor Naini
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui karakteristik Kelurahan Podorejo Kota Semarang sebagian besar
responden berdasarkan usia ibu hamil yang paling adalah berpengetahuan cukup,
banyak berusia 21-30 tahun yaitu sejumlah 33
orang (61,1%), tingkat pendidikan yang paling
banyak ditempuh yaitu pendidikan SMA sejumlah
42 orang (77,8%), pekerjaan ibu hamil yang
paling banyak yaitu pekerjaan ibu rumah tangga
(IRT) sebanyak 32 orang (59,2%), dan
pengalaman ibu hamil yang paling banyak yaitu
hamil kedua atau lebih sejumlah 42 orang
(77,8%).
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Ibu Hamil
Karakteristi Kategori n %
Usia <20 tahun 6 11,1
1-30 Tahun 33 61,1
>30 tahun 15 27,8
Pendidikan SMP SMA 3 5,6
Perguruan Tinggi 42 77,8
9 16,6
Pekerjaan Wiraswasta 11 20,4
Ambar Dwi Jurnal Ilmiah Kesehatan
Erawati

Tabel 3. Hubungan Usia dengan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Buku KIA

Pengetahuan Nilai
Total
Usia Baik Cukup Kurang p

n % n % n % n %
<20 tahun 6 11,1 0 0 0 0 21 38,9
20-30 15 27,8 18 33,3 0 0
tahun
>30 tahun 0 0 14 25,9 1 1,9 1 1,9
0.0

sebesar 32 orang (59,3%). Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 54 responden yang


memiliki pengetahuan baik tentang buku KIA
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 54 responden
mayoritas adalah ibu yang pernah hamil sebelumnya
yang pengetahuan yang baik tentang buku KIA
atau multigravida yaitu sebesar 77,8%, dan dan hasil
adalah ibu hamil yang berusia 20-30 tahun yaitu
analisis dengan uji chi-square diperoleh nilai p
sebesar 59,2 %, dan hasil analisis dengan uji
sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 yang artinya
chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,00 atau
ada hubungan antara pengalaman responden dengan
lebih kecil dari 0,05 yang artinya ada hubungan
pengetahuan tentang buku KIA.
antara usia responden dengan pengetahuan
tentang buku KIA. PEMBAHASAN
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 54 responden Penelitian ini menghasilkan data sebagian besar
yang memiliki pengetahuan baik tentang buku pengetahuan responden dalam kategori cukup. Menurut
KIA memiliki pendidikan SMA keatas yaitu Notoatmodjo (2018; h.10), pengetahuan adalah hasil
sebesar 72,2%, dan hasil analisis dengan uji chi- tahu dari manusia, yang sekedar menjawab
square diperoleh nilai p sebesar 0,003 atau lebih pertanyaan “what”,
kecil dari 0,05 yang artinya ada hubungan
antara pendidikan responden dengan
pengetahuan tentang buku KIA.
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 54 responden
yang memiliki pengetahuan baik tentang buku
KIA mayoritas adalah ibu rumah tangga yaitu
sebesar 59,2%, akan tetapi dari semua ibu
wiraswasta dan ibu swasta memiliki
pengetahuan baik dan dan hasil analisis dengan
uji chi- square diperoleh nilai p sebesar 0,000
atau lebih kecil dari 0,05 yang artinya ada
hubungan antara pekerjaan responden dengan
pengetahuan tentang buku KIA.
Ambar Dwi Jurnal Ilmiah Kesehatan
Erawati apa air, apa manusia, apa alam, dan ini sejalan dengan Ayu Wiratih (2013) dimana
misalnya
sebagainya. Pengetahuan terdiri dari sejumlah pengetahuan seseorang akan semakin baik dengan
teori dan keadaan nyata (fakta) yang digunakan bertambah usia karena semakin berkembang, daya
seseorang untuk memecahkan masalah yang tangkap dan pola pikir seseorang dengan
dihadapinya.7,8 Pengetahuan tersebut diperoleh bertambahnya usia akan semakin berkembang
baik dari pengalaman langsung maupun melalui pula.9,10 Jadi untuk kategori usia 21-30 tahun
pengalaman orang lain. Pengalaman-pengalaman merupakan usia yang matang untuk menilai
tersebut merupakan bagian dari informasi yang pengetahuan seseorang dalam memahami dan
kemudian informasi tersebut berubah menjadi memecahkan suatu masalah karena dianggap sudah
pengetahuan. Hal ini berkaitan dengan ibu hamil memasuki masa dewasa. Akan tetapi sebagian
di BPM Noor Naini dimana mayoritas ibu besar pengetahuan ibu hamil masih cukup.
hamilnya perlu meningkatkan adanya kesadaran Kemungkinan dikarenakan kurangnya kesadaran
dalam memanfaatkan buku KIA sebagai buku ibu hamil untuk membaca buku KIA ataupun
pedoman ibu hamil yang berisi media komunikasi, karena tidak sempat membaca buku KIA.
informasi dan edukasi dengan cara lebih sering
Dalam penelitian ini pengetahuan yang baik tidak
dibaca dan dipahami, sehingga informasi-
hanya berdasarkan usia saja, namun dapat
informasi yang terdapat dalam buku KIA bisa
disebabkan oleh faktor pendidikan. Dalam penelitian
dipahami dan diterapkan sehari-hari.
ini pendidikan responden terbanyak yakni SMA.
Mayoritas responden berada dalam usia 21-30 Penelitian ini sejalan dengan penelitiannya Retno
tahun. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan Putri (2017), dimana dengan
seseorang salah satunya adalah usia. Penelitian

Tabel 4. Hubungan Pendidikan dengan Pengetahuan tentang Buku KIA


Pengetahuan P
Total
Pendi- dikan Baik Cukup Kurang Value
n % n % n % n %
SMP 3 5.5 0 0 0 0 3 5.5
SMA 18 33.3 21 38.9 0 0 39 72.2
Perguruan 0 0 11 20.4 1 1.9 12 22.3 0.003

Tinggi
Vol. 19 No. 2 Tahun Pengetahuan Ibu
2020 Hamil

Tabel 5. Hubungan Pekerjaan dan Pengalaman dengan Pengetahuan tentang Buku KIA

Total Nilai P

Pengetahuan g

Pekerjaan Cukup Kuran

Bai
k
n % n % n % n %
Wiraswasta 11 20,4 0 0 0 0 11 20,4
Swasta 9 16,7 0 0 0 0 9 16,7 0,000
Ibu Rumah1 1,9 31 57,4 0 0 32 59,2
Tangga
PNS 0 0 1 1,9 1 1,9 2 3,7
Pengalaman Pengetahuan Total Nilai P

Primigravida 12 22,2 0 0 0 0 12 22,42 0,000


Multigravida 9 16,7 32 59,2 1 1,9 42 77,8

meningkatkan pendidikan merupakan usaha membantu meningkatkan pengetahuan.13,14


untuk mengembangkan kemampuan dan Dalam penelitian ini yang pengetahuannya baik
kepribadian yang bisa di ambil dari dalam dan cukup adalah responden yang bekerja
maupun luar sekolah dan itu berlangsung wiraswasta, swasta dan bahkan ibu rumah tangga.
seumur hidup,11,12 sehingga pendidikan Sejalan dengan penelitannya Gabrilea (2015)
tamatan setara SMA juga berpengaruh terhadap bahwa ibu rumah tangga memiliki pengetahuan
pengetahuan seseorang dalam proses belajar yang baik karena memiliki waktu luang untuk
karena semakin tinggi pendidikan seseorang mengakses informasi. Mayoritas ibu rumah tangga
makin mudah orang tersebut untuk menerima memiliki pengetahuan cukup, hal tersebut karena
informasi dibandingkan dengan tamatan saat ini media sosial sudah dimanfaatkan banyak
pendidikan setara SD ataupun SMP karena orang termasuk ibu rumah tangga, sehingga bisa
dianggap masih kurang dalam mengetahui mengakses berbagai macam informasi dan
berbagai informasi. bersosialisasi dengan orang lain.
Pengetahuan yang cukup ini tidak lepas oleh Dari data menunjukkan mayoritas responden
faktor usia dan pendidikan terakhir dan adalah multigravida sehingga bisa dianggap memiliki
pengalaman. Akan tetapi dalam penelitian ini pengalaman dalam hal kehamilan. Hal ini sejalan
tidak sejalan dengan teori yang diungkapkan dengan hasil penelitiannya Rizka Ayu Setiyani (2018)
Mubarak (2007) bahwa pekerjaan merupakan bahwa pengetahuan dipengaruhi faktor usia,
salah satu faktor yang mempengaruhi pendidikan dan pekerjaan saja, melainkan
pengetahuan karena dalam bekerja akan pengalaman yang juga berperan penting dalam
berinteraksi dengan banyak orang yang akan memecahkan sebuah permasalahan.16 Cara untuk
Vol. 19 No. 2 Tahun Pengetahuan Ibu
2020
memperoleh kebenaran suatu pengetahuan, menambah informasi dan Hamil
dapat memecahkan
diperoleh dengan pengalaman baik dari masalah yang dihadapi.
pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal
Penelitian ini hanya dilakukan pada satu tempat
itu dilakukan dengan cara pengulangan kembali
saja sehingga hasil penelitian ini tidak dapat
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
digunakan untuk wilayah yang lebih luas. Akan
permasalahan yang dihadapi karena pengalaman
tetapi penelitian ini bisa digunakan sumber
merupakan sesuatu yang pernah dialami, dijalani
referensi untuk penelitan berikutnya terkait dengan
maupun dirasakan yang kemudian disimpan dalam
pengetahuan buku KIA.
memori, sehingga pengulangan kembali
pengalaman dapat KESIMPULAN
Hasil penelitian mengenai gambaran pengetahuan
ibu hamil tentang buku KIA di BPM Noor Naini
Kelurahan Podorejo Kota Semarang didapatkan
bahwa sebagian besar responden berpengetahuan
cukup sebanyak 32 responden (59,3%),
dimanapengetahuanibuhamiltersebutdipengaruhi oleh
usia, pendidikan dan pengalaman ibu hamil
tersebut. Ibu hamil sebaiknya dapat memanfaatkan
buku KIA sebagai salah satu media informasi
tentang kehamilan. Selain buku KIA, hendaknya
dapat memanfaatkan informasi lain tentang
kehamilan.
Conflict Interest
Peneliti tidak memiliki kepentinganyang
dapatmempengaruhi atas pekerjaan penelitian dan
hasil penelitian.
Authors Contribution
ADE berkontribusi dalam menentukan desain
penelitian, desain analisa, pengumpulan data,
analisa data dan penulisan artikel. NA
berkontribusi dalam menentukan desain penelitian
dan DK berkontribusi dalam menentukan desain
penelitian, pengumpulan data dan analisa data,
administrasi perizinan.

Acknowledgment
Terima kasih penulis ucapkan kepada bidan Noor
Aini yang telah mengijinkan penulis melakukan
penelitian di tempat praktinya serta kepada seluruh
ibu hamil yang mau menjadi responden dalam
penelitian kali ini.
DAFTAR PUSTAKA
DKPJ. PROVINSI JAWA TENGAH [Internet]. Vol
3511351. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Vol. 19 No. 2 Tahun Pengetahuan Ibu
2020
Available from: www. jatengprov.go.id. 2017. Hamil
Diakses pada 25 Oktober 2019.
Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil
Kesehatan Kota Semarang 2018. Dinkes
Semarang Gold : 15-68. 2018
Ambar Dwi Jurnal Ilmiah Kesehatan
Erawati
Sistiarani C, Gamelia E, Sari DUP. Fungsi Pemanfaatan Buku KIA terhadap Pengetahuan
Kesehatan Ibu dan Anak pada Ibu. Kesmas Natl Public Heal J [Internet]. Available from :
http://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/article/view/404/401 ; 8(8):353. 2014
Nurmalitasari S. Kepatuhan Pengisian Buku KIA oleh Bidan pada Deteksi Dini Risiko
Tinggi Kehamilan di Puskesmas Kasihan 1 Kabupaten Bantul. Jurnal Universitas
‘Aisyah. Yogyakarta: Universitas ‘Aisyah. Available from : http;//digilib.
unisayogya.ac.id/4523/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf. 2018
Aniyah NH. Hubungan Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dengan
Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Ibu Hamil trimester III di PuskesmasJagir Surabaya
p. 145. Available from : digilib.unisayogya.ac.id/2418/naskah.pdf. 2017.
Kementrian Kesehatan dan JICA, Agency) (Japan International Cooperation. Buku KIA.
Jakarta 2016. p. 88. available from : http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/ BUKU
KIA 2016.pdf. 2016
Notoarmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta. 2018.
Ati S, Nurdien, Kistanto, Taufik A. Pengantar Konsep Informasi, Data, dan pengetahuan.
Universitas Terbuka. 2014. p. 230 available from : http://repository.ut.ac.id/4042/1/
ASIP4204-M1.pdf
Pratiwi AI. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Bulu KIA di Sragen [Internet]. Vol.
1. Sragen: STIKES Kusuma Husada; 2013. p 1-64. Available from :
https://www.academia. edu/6951638/Tingkat_Pengetahuan_Ibu_Hamil_Tentang_
Buku_Kesehatan_Ibu_Dan_Anak_Kia_Di_Bps_Titik_Desa_
Padas_Kecamatan_Tanon_Kabupaten_Sragen_Tahun_2013_
Karya_Tulis_Ilmiah_Program_Studi_Diploma_III_
Kebidanan_Sekolah_Tinggi_Ilmu_Kesehatan.
Evrianasari N. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di BPS Sulasmi SST Rajabasa Bandar Lampung.
Jurnal Kesehatan;7(1):97. Available from : https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/
JK/article/view/125. 2016.
Putri R. Hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan dengan prilaku
hidup sehat kualitas lingkungan rumah [Internet]. p 19-20. available from :
http:digilib.unila. ac.id/26165/3/pdf.
Yulisetyaningrum, Mardiana SS, Susanti D. Hubungan tingkat pendidikan dan
pengetahuan tentang diet DM dengan kepatuhan diet pasien diabetes mellitus di RSUD
R.A Kartini Jepara. Indonesia J Perawat;3(1)44-50. available from : https://
ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/article/view/643/413. 2018.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang HIV/AIDS pada siswa/i di
SMA Kharismawita Tanjung Barat, Jakarta Selatan tahun 2016. SSRN Electron
J;5(564)1-
19. Available from : http://lp3m.thamrin.ac.id/upload/jurnal/ JURNAL-1519703534.pdf.
2014.
Aat Agustini, M.KM. 2014. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Deepublis
Gabriela A. Lumempouw, Frans J.O Pelealu FRRM. Hubungan Pekerjaan, Status
Ekonomi, Pendidikan Ibu Hamil dengan Imunisasi Tetanus Toksoid Di Puskesmas
Baturaden II Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun 2014.6(1):56-65.
Available from : http://Thm.unsrat.ac.id/wp- content/uploads/2014/10/JURNAL-
PENELITIAN-geby.pdf. 2014.
Setyani, Rizka Ayu. Pengetahuan ibu hamil tentang prenatal yoga exercise di kota
Yogyakarta. 3(1):1-7 available from : http://www.e-journal.ar-
rum.ac.id/index.php/JIKA/article/ view/20. 2018.

Anda mungkin juga menyukai