JURNAL
I KETUT WIRNATA
202001157
The Relationship Of Quality Of Nursing Services With Patient Satisfaction In The Era
Of The Covid 19 Pandemic In The Inpatient Room Of Bhayangkara Hospital, Palu
ABSTRAK
Pelayanan kesehatan yang kurang baik dapat mengakibatkan banyaknya keluhan masyarakat, Proses
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi kedokteran dan kesehatan diperlukan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah dianalisisnya hubungan mutu
pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien di era pandemi covid 19 di Rawat Inap Rumah Sakit
Bhayangkara Palu. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan analitik menggunakan
desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah rata-rata pasien rawat inap di Rumah Sakit
Bhayangkara Palu selama kurun waktu November 2021 sampai dengan Januari 2022 yang berjumlah
583 orang. Sampel berjumlah 85 orang, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil
penelitian dari 85 responden responden, mutu pelayanan yang baik sebanyak 52,9% dan mutu
pelayanan kurang baik sebanyak 47,1%. Responden yang puas sebanyak 54,1% dan yang tidak puas
sebanyak 45,9%. Berdasarkan hasil uji chi square nilai p value: 0,000 (p value ≤ 0,05). Simpulan ada
hubungan mutu pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien di era pandemi covid 19 di Rawat
Inap Rumah Sakit Bhayangkara Palu. Saran bagi Rumah Sakit Bhayangkara Palu dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan diharapkan pihak rumah sakit mampu mempertahankan dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
ABSTRACT
Poor health services could lead to many public complaints. The process of science improvement,
health, and medical technology is required to improve the quality of health services to the community.
The aim of the research is to analyze the correlation between the quality of nursing services and
patient satisfaction during the covid- 19 pandemic in the Ward of the Bhayangkara Hospital, Palu.
This is quantitative research with an analytical approach by using a cross-sectional design. The
population of the research was the admitted patient in Bhayangkara Hospital Palu from November
2021 to January 2022, about 583 people. The sample was only 85 people, which was taken by
purposive sampling technique. The results for 85 respondents mentioned that about 52,9% have good
service quality and poor service quality for about 47.1%. Respondents who are satisfied about 54.1%,
and not satisfied about 45.9%. Based on results of the chi-square test found that p-value = 0.000 (p-
value 0.05). The conclusion mentioned that have a correlation between the quality of nursing services
and patient satisfaction during the covid- 19 pandemic in the Ward of the Bhayangkara Hospital,
Palu. Suggestions for the Bhayangkara Hospital, Palu to improve and maintain the quality of health
services.
Keyword : efficacy, life quality, chronic kidney failu
Alamat Korespondensi
I Ketut Wirnata
Email : 202001157@stikeswnpalul.ac.id
Program Studi Ners STIKes Widya Nusantara Palu
PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu institusi publik, yang memiliki cakupan yang luas.
Tentu saja hal ini banyak sekali menimbulkan persoalan yang kompleks serta kecepatan
arus informasi yang diperlukan dalam proses pelayanan bagi staf administrasi dan pasien
yang juga menentukan kemungkinan besar terjadi dalam proses pelayanan rumah sakit.
Peningkatan kekhawatiran di kehidupan masyarakat ditengah situasi meningkatnya kasus
covid 19 mulai dari keterhamabatanya akses dalam memperoleh layanan kesehatan serta
ketersediaan sumber informasi yang kurang memadai 1.
Penyelenggara pelayanan yang paripurna harus dimiliki rumah sakit dikarenakan
bukan hanya menangani klien dengan diagnosa covid 19 tetapi juga klien dengan
berbagai macam penyakit lainnya sehingga suatu keharusan untuk dapat memberikan
pelayanan yang lebih optimal dalam pemenuhan setiap tuntutan masyarakat yang
beragam. Salah satu jenis pelayanan penting yang memerlukan perhatian khusus Ialah
pelayanan rawat jalan, dikarena cenderung masyarakat memilih pelayanan yang
cepat dan lengkap1.
Indikator kualitas pelayanan kesehatan diantaranya ialah mutu pelayanan
keperawatan yang merupakan salah satu faktor dalam penentuan citra institusi pelayanan
keperawatan di masyarakat, proses penilaian mutu keperawatan yang menjadi pertanyaan
mendasar ialah apakah pelayanan keperawatan yang diberikan itu memuaskan klien atau
tidak. perkembangan dunia saat ini sejalan dengan peningkatan tuntutan serta kebutuhan
pasien, berkaitan dengan hal tersebut pelayanan kesehatan yang diberikan perlu
ditingkatkan. Kepuasan klien dapat dinilai dari perbandingan antara harapannya klien
dengan pelayanan yang diterima2.
Kualitas mutu pelayanan kesehatan serta kepuasan pasien tidak bisa
dipisahkan dikarenakan saling berhubungan serta mempengaruhi satu dan lainnya.
Kepuasan pasien tergantung pada kualitas mutu pelayanan yang didapatkan dari rumah
sakit, hal tersebut akan memberikan suatu dorongan kepada pasien untuk dapat
mempercayai suatu pelayanan yang telah diberikan sehingga dapat terjalin hubungan
yang erat antara pasien dan rumah sakit. Jika mutu pelayanan kesehatan terabaikan
maka akan berdampak pada jumlah pasien sebab pasien tidak lagi percaya dan beralih ke
rumah sakit lainnya yang dianggap dapat memenuhi harapannya 3.
Pelayanan kesehatan yang kurang baik dapat mengakibatkan banyaknya keluhan
masyarakat. Proses kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dalam dunia kesehatan perlu
ditingkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Penentu atau pengambil
kebijakan pada bidang kesehatan perlu mempertimbangkan kepuasan pengguna jasa
dalam hal ini pasien serta kualitas pelayanan yang merupakan dua faktor penting yang
tidak dapat diabaikan. Rumah Sakit merupakan salah satu instansi yang memberikan
pelayanan kesehatan dengan fungsi utama ialah pemulihan kesehatan atau penyembuhan.
Rumah sakit bukan satu-satunya instansi kesehatan melainkan bersama dengan
puskesmas, proses rujunakn dari puskesmas diharapkan untuk mampu memberikan
pelayanan kesehatan yang optimal pada masyarakat 4.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang peneliti lakukan tanggal 1-3 Desember
2021 melaluai wawancara kepada 6 pasien yang dirawat inap, sebanyak 4 pasien
mengatakan belum puas dengan pelayanan yang diberikan karena ketika perawat
berpakaian kurang rapi, dari cara berkomunikasi petugas ada yang tidak mengucapkan
2
salam ketika masuk keruangan pasien dan ketika melakukan tindakan tidak menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan. Pasien juga berharap setiap ada keluhan perawat
seyogyanya langsung menindaki pasien dengan segera hal ini yang membuat pasien
merasa tidak puas terhadap pelayanan keperawatan. Adapun tujuan dalam penelitian ini
adalah teranalisis hubungan mutu pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien di era
pandemi covid 19 di Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Palu.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif. Desain yang dipakai
dalam penelitian ini yaitu cross sectional study dimana peneliti melakukan observasi atau
pengukuran variabel pada satu saat, yaitu tiap subyek hanya diobservasi satu kali saja dan
pengukuran variabel dilakukan pada saat pemeriksaan 5. Penelitian ini telah dilaksanakan
di Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Palu, Populasi dalam penelitian ini adalah rata-
rata pasien rawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara Palu selama kurun waktu November
2021 sampai dengan Januari 2022 yang berjumlah 583 orang. Sampel dalam penelitian
ini diambil menggunakan rumus slovin didapatkan jumlah sampelnya sebanyak 85 orang.
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Purposive Sampling
adalah teknik penentuan sampel dengan mempertimbangkan tertentu sesuai yang
dikehendaki peneliti6.
Alat pengumpulan data atau instrument yang digunakan dalam penelitian ini ialah
lembar kuesioner diman pengumpulan data dilakukan dengan memberikan lembar
kuesioner kepada responden dengan estimasi waktu 15-20 menit. Adapun kuesioner yang
digunakan terdiri dari 2 yaitu Kuesioner mutu pelayanan menggunakan skala guttmant
dengan alternative jawaban ya dan tidak7. Bila responden menjawab ya mendapat skor 1
dan jika menjawab tidak mendapat nilai 0. Skor tertinggi adalah 22 dan skor terendah
adalah 0. Pada kuesioner kepuasan diadopsi dari buku Nursalam, dimana kuesioner terdiri
dari 25 pernyataan. Kuesioner menggunakan skala likert dengan alternative jawaban
“Sangat Setuju”, Setuju”, “Tidak Setuju” “Sangat Tidak Setuju”. Bila responden
menjawab Sangat Setuju” mendapat skor 4, Setuju” mendapat skor 3, “Tidak Setuju”
mendapat skor 2 “Sangat Tidak Setuju” mendapat skor 1. Skor tertinggi adalah 100 dan
skor terendah adalah 25. Adapun uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Uji chi-
square merupakan uji non parametris yang paling banyak digunakan8.
3
HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
Berdasarakan Tabel 1, sebagian besar umur responden adalah umur 35-45 tahun
yaitu sebanyak 41 responden 48,2% dan umur yang paling sedikit adalah umur 56-65
tahun sebanyak 4 responden 4,7%. Pendidikan responden sebagian besar adalah SMA
sebanyak 43 responden 50,6%. Pekerjaan responden sebagian besar adalah sebagai
pekerja swasta sebanyak 35 responden 41,2%.
2. Analisis Univariat
4
Berdasarkan Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa dari 85 responden dalam
penelitian ini, mutu pelayanan yang baik sebanyak 45 responden 52,9% dan mutu
pelayanan kurang baik sebanyak 40 responden 47,1%, Kemudian untuk tingkat
kepuasaan pasien responden yang puas sebanyak 46 responden 54,1% dan yang tidak
puas sebanyak 39 responden 45,9%.
3. Analisis Bivariat
Tabel 3 Distribusi Hubungan Efikasi Diri Dengan Kualitas Hidup Pada Pasien
Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di UPT. RSUD Undata
Provinsi Sulawesi Tengah 2022 (f=54)a
Kepuasaan
Mutu Pasienc P
Total
Pelayanan Puas Tidak Puas Valuee
Keperawatanb c
f d
% f % n %
Baik 37 82,2 8 17,8 45 100
0,000e
Kurang Baik 9 22,5 31 77,5 40 100
Jumlah 46 54,1 39 49 85 100
a
Total sampel 85. Mutu Pelayanan Keperawatan dan Kepuasaan Pasien.d100%. Uji
b c
PEMBAHASAN
5
yang harus diterapkan, dikarenakan perubahan interaksi antara perawat dan pasien
dimana mengharuskan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), tingkat kecemasan
tertular Covid 19 ataupun menularkan kepada keluarga. Kebiasaan baru ini diduga
dapat berimbas kepada mutu pelayanan keperawatan.
Perubahan kualitas mutu pelayanan keperawatan mengalami perubahan di era
pandemi Covid 19 yang sebelumnya bergantung pada ketepatan, kemudahan,
kecepatan, dan keterampilan dalam proses pemberian asuhan keperawatan. Kemudian
harapan masyarakat yang tinggi dan menurut pasien mutu pelayanan dapat dinilai
memuaskan dan baik jika pelayanan yang diterima sesuai dengan ekspektasi pasien
atau melebihi dari apa yang menjadi harpan. Begitu juga sebaliknya mutu pelayanan
dinilai buruk atau tidak memuaskan ketika pelayanan yang diterima dibawah
ekspektasi pasien atau lebih rendah dari apa yang diharapkan. Kepuasan pasien serta
kualitas pelayanan kesehatan merupakan faktor penting dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
Sejalalan dengan pendapat Tjiptono, yang menyatakan kepuasan pasien serta
layanan keperawatan merupakan ukuran keberhasilan penyelenggara pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Terpenuhinya kepuasan pasien jika layanan yang diberikan
sesuai dengan harapan pasien, begitu juga sebaiknya kepuasan pasien tidak terpenuhi
bila pelayanan yang diberikan belum sesuai dengan harapan. Perawat seharusnya
mampu memberikan pelayanan keperawatan secara optimal sesuai dengan standar
pelayanan keperawatan yang berlaku. Hal tersebut didasarkan pada kepuasan pasien
yang merupakan indikator keberhasilan pelayanan keperawatan. Peningkatan mutu
pelayanan keperawatan ialah tingkatan yang memberikan pelayanan secara efektif dan
efisien disesuaikan dengan standar profesi, standar pelayanan yang diterapkan secara
keseluruhan sesuai dengan harapan pasien yang diberikan oleh perawat. Pelayanan
keperawatan yang sesuai dengan standar serta memenuhi setiap kebutuhan pasien
merupakan pelayanan yang dikategorikan berkualitas9.
Menurut Pujiyanto, ddk, pada era pandemic covid 19 ini diperlukan suatu tata
kelola asuhan keperawatan yang berkualitas dikarenakan belum adanya pengalaman,
serta panduan yang berkaitan dengan tatakelola yang baku yang sudah teruji dan dapat
diterapkan. Proses ini merupakan tantangan baru dan proses belajar untuk profesi
keperawatan serta dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam meberikan layanan asuhan
keperawatan yang berkualitas kepada pasien, khususnya bagi pasien Covid-19.
Pendidikan yang berhubungan dengan tata kelola asuhan keperawatan berkualitas
dapat dilihat dari perspektif pengalaman pandemi Covid-19 dan seharusnya diterapkan
pada fasilitas pelayanan kesehatan primer dan sekunder, serta bagi mahasiswa dan
dosen dipendidikan tinggi keperawatan10.
6
juga adanya identifikasi awal serta pengendalian sumber infeksi berdampak pada
perubahan alur pelayanan kepada pasien dapat membuat pasien merasa tidak nyaman.
Situasi inilah yang membuat pasien merasa tidak puas dengan layanan yang ada.
Sejalan dengan pendapat Ryandini & Hakim (2019), yang menyatakan pasien
dikatakan puas ketika harapan pasien dapat terpenuhi melalui jasa pelayanan
kesehatan yang diterima dirumah sakit karena tuntutan kebutuhan pasien semakin
meningkat11.Menurut penelitian Butar & Simamora (2016), mengatakan bahwa, ada
hubungan signifikan antara mutu pelayanan keperawatan dan tingkat kepuasan pasien
rawat inap di RSUD Pandan. 5 dimensi yang berpengaruh terhadap kepuasan, baiknya
mutu pelayanan maka hal tersebut juga otomatis akan meningkatkan kepuasan
pasien12.
7
katakana bermutu tinggi, sebaliknya pelayanan yang dikatakan kurang bermutu ketika
pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan pasien.
Responden yang menyatakan mutu pelayanan yang baik sebanyak 45
responden 52,9%, dan mutu pelayanan kurang baik sebanyak 40 responden 47,1%.
Dilihat dari total skor jawaban responden pada kuesioner kepuasan, responden merasa
perawat mampu menangani masalah kesehatan pasien dengan tepat, perawat juga
memberikan jaminan perhatian terhadap keluhan yang pasien rasakan serta perawat
jujur dalam memberikan informasi tentang keadaan pasien. Kondisi seperti inilah
yang membuat responden merasa puas di rawat di rumah sakit.
Menurut Nursalam, mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat sosial ekonomi
dan pendidikan seseorang maka akan semakin meningkat tuntutan masyarakat
terhadap mutu pelayanan kesehatan yang tidak dapat dipisahkan 13.
Sejalan dengan penelitian Hastuti et al,dimana alat ukur yang dipakai dalam menilai
pemenuhan kebutuhan serta harapan pasien di rumah sakit ialah mutu pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit. Semakin meningkat tuntutan dan kebutuhan pasien, maka
semakin meningkat mutu pelayanan kesehatan yang diberikan. Pelayanan yang
dirasakan oleh pasien akan dibandingkan dengan harapannya itulah yang disebut
kepuasan pasien. Kepuasan pasien adalah perasaan puas pasien setelah
membandingkan kinerja dari pelayanan kesehatan yang terima dengan harapannya 14.
Hasil penelitian Wirmando et al, dengan hasil kualitas mutu pelayanan
kesehatan dan kepuasan pasien tidak dapat dipisahkan karena saling berhubungan dan
mempengaruhi. Kepuasan pasien tergantung pada kualitas mutu pelayanan yang
diberikan di RS, Kualitas mutu pelayanan akan memberikan suatu dorongan kepada
pasien untuk dapat mempercayai suatu pelayanan yang diberikan sehingga dapat
terjalin hubungan yang kuat antara pasien dengan RS. Jika mutu pelayanan kesehatan
diabaikan akan berdampak pada jumlah pasien sebab pasien tidak percaya dan
berbalik ke RS lain yang dianggap memenuhi harapannya 15. Salah satu yang menjadi
penyebab keadaan tersebut adalah pelayanan keperawatan yang belum mampu
memenuhi harapan pasien. Hal ini ditinjau dari aspek perhatian, aspek penerimaan,
aspek komunikasi, aspek kerjasama dan aspek tanggung jawab terhadap pelayanan
keperawatan yang di terima oleh pasien.
8
pengembangan dan melakukan upaya-upaya untuk memaksimalkan mutu pelayanan yang
diberikan.
9
DAFTAR PUSTAKA