Anda di halaman 1dari 13

JURNAL PENELITIAN

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI UGD


PUSKESMAS SANANWETAN KOTA BLITAR

SIGMA ROHMATUL LAILI


NIM.1712042
Program Studi Pendidikan Ners

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PATRIA HUSADA BLITAR
2018
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI UGD
PUSKESMAS SANANWETAN KOTA BLITAR

Oleh:
SIGMA ROHMATUL LAILI

Unit Gawat Darurat ( UGD ) Puskesmas merupakan layanan kesehatan terdepan bagi
masyarakat yang dituntut untuk selalu menjaga kepuasan pasien dengan meningkatkan
kualitas pelayanan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kualitas pelayanan dengan
kepuasan pasien di UGD Puskesmas Sananwetan. Desain penelitian adalah studikorelasi
menggunakan metode cross sectional dengan jumlah sampel 30 responden, diambil dengan
teknik consecutive Sampling. Analisa data hasil penelitian menggunakanImportance
Performance Analisis ( Diagram Kartesius) danuji spearman rank dengan α = 0,05. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 21 responden (70%) dalam kategori kualitas
pelayanan baik,dan 12 responden (40 %) dalam kategori tingkat kepuasan puas pada Kuadran
B . Hasil uji spearman rank didapatkan signifikansi output ρ = 0,000( ≤ α 0,05 ) dan koefisien
korelasi sebesar 0,599yang artinya ada hubungan signifikan yang kuat dan searah antara
kualitas pelayanan dengan kepuasan pasien di UGD Puskesmas Sananwetan Kota
Blitar.Disarankan bagi pihak Puskesmas untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan yang
ada untuk mencapai kepuasan pasien yang lebih maksimal.
Kata Kunci: Kualitas pelayanan,Kepuasan pasien, UGD Puskesmas,
Emergency unit Health center (Puskesmas) is the leading health service for the people who
are required to always maintain patient satisfaction by improving the quality of services. This
study aims to determine the relationship of service quality with patient satisfaction at the
Sananwetan Health Center ER. The study design was a correlation study using a cross
sectional analytic survey method with a total sample of 30 respondentsretreived with
consecutive sampling technique. Analysis of the research data using the Importance
Performance Analysis and Spearman rank test with α = 0.05. The results of research show
that the respondents were 21 respondents (70%) in the category of good service quality and
13 respondents (43.4%) in the satisfaction category in Quadrant B. The result of Spearman
rank test obtained a significant output of ρ = 0,000 ( ≤ α 0.05 ) and the correlation coefficient
amounted to 0.599, which means there is a significant and unidirectional relationship
between service quality and patient satisfaction at the Sananwetan Community Health Center
Blitar City. It is suggested to the parties of Health Care to keep improving the quality of
service available to achieve the patients’ satisfaction to be more maximum.
Keywords: Quality Of Service, Patients Satisfaction, Emergency unit Health center

PENGANTAR tuntas ataupun merawat sementara dalam


Puskesmas adalah fasilitas pelayanan rangka menstabilkan kondisi sebelum
kesehatan yang menyelenggarakan upaya dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan sesuai
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan standar operasional prosedur dan standar
perseorangan tingkat pertama, salah satu pelayanan. (Permenkes no.75 th
upaya kesehatan perseorangan tingkat 2014).Namun pada kenyataannya UGD
pertama adalah pelayanan gawat darurat. sebagai pintu pertama bagi pasien melayani
Pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD) di semua pasien baik yang mengalami kondisi
Puskesmas merupakan pelayanan gawat darurat ataupun tidak sehingga
pengembangan bagian integral dengan meningkatkan jumlah kunjungan pasien di
pelayanan rawat inapyang berfungsi UGD Puskesmas ( Azwar, 2013 ).
untukmerawat penderita gawat darurat secara
Peningkatan jumlah kunjungan pasien meningkatkan kualitas pelayanan pada
di UGD Puskesmas mengakibatkan periode selanjutnya (Efendi, 2009).
bertambahnya beban kerja yang Semakin ketatnya persaingan serta
mengakibatkan berkurangnya komunikasi pasien yang semakin selektif dan
perawat dengan pasien dan kurangnya berpengetahuan, mengharuskan semua
kesabaran dalam menghadapi pasien fasilitas pelayanan kesehatan untuk selalu
(Maulana, 2013). Perawat yang diberi meningkatkan kualitas pelayanannya.
beban kerja berlebih dapat berdampak Hasil penelitian yang dilakukan oleh
kepada penurunan tingkat kesehatan, Badong (2005) tentang Analisa Tingkat
motivasi kerja, kegagalan melakukan Kepuasan PasienPuskesmas di Kabupaten
tindakan pertolongan terhadap pasien dan Donggala belum memberikan tingkat
penurunan kualitas pelayanan keperawatan kepuasan yang diinginkan oleh pasien.
(Said dan Mapanganro, 2018) Salah satu yang menjadi penyebab keadaan
PeraturanMenteriKesehatanRepublik tersebut adalah layanan keperawatan yang
Indonesia Nomor 75 tahun 2014 tentang masih belum mampu memenuhi harapan
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pasien. Hal itu di dukung oleh penelitian
perlu adanya pelayanan kesehatan yang oleh Kawoco, dkk. (2018) tentang
baik dan berkualitas oleh penyelenggara hubungan pelayanan keperawatan dengan
kesehatan, oleh sebab itu dituntut kinerja kepuasan pasien di Puskesmas Bantur
yang tinggi dari penyelenggara kesehatan Kabupaten Malang Hasil penelitian
itu sendiri. Pengguna jasa pelayanan menunjukkan75% responden dalam
kesehatan di Puskesmas menuntut kategori kualitas pelayanan cukup baik,
pelayanan yang berkualitas tidak hanya dan 92,5 % responden dalam kategori
menyangkut kesembuhan dari penyakit tingkat kepuasan yang puas.
secara fisik akan tetapi juga menyangkut Berdasarkan Standar operasional
kepuasan terhadap sikap, pengetahuan dan prosedur (SOP) alur pelayanan Unit Gawat
keterampilan petugas dalam memberikan Darurat ( UGD ) di puskesmas Sananwetan
pelayanan serta tersedianya sarana dan di bagi menjadi dua, yaitu bila pasien
prasarana yang memadai dan dapat gawat darurat, petugas segera melakukan
memberikan kenyamanan. Dengan pertolongan selanjutnya berupa
semakin meningkatnya kualitas pelayanan penanganan gawat darurat dan rujukan
maka fungsi pelayanan di puskesmas perlu kegawatdaruratan. Bila pasien tidak gawat
ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan darurat, petugas meminta pasien
efisien serta memberikan kepuasan melakukan pendaftaran di loket
terhadap pasien dan pendaftaran jika masih pada jam
masyarakat(khusnawati, 2010). pelayanan, jika jam pelayanan telah selesei
Salah satu outcome dari layanan maka pasien langsung di layani
kesehatan selain kesembuhan pasien berdasarkan tingkat kegawatdaruratannya
adalah kepuasan pasien (Pohan, di UGD. Kondisi ini memicu
2007).Dalam Penerapan pendekatan ketidakpuasan pasien harus menunggu
jaminan mutu layanan kesehatan, kepuasan cukup lama untuk mendapatkan pelayanan.
pasien menjadi jaminan yang integral dan Hasil wawancara pada 10 pasien yang
menyeluruh dari kegiatan jaminan mutu datang ke UGD di Puskesmas Sananwetan
layanan kesehatan (Pohan, 2006). Kota Blitar selama bulan April 2018
Pengukuran kepuasan pasien secara menunjukkan 6 pasien mengeluh belum
berkala perlu dilakukan oleh setiap puas terhadap pelayanan yang ada di
pemberi pelayanan kesehatan. Hal ini Puskesmas tersebut. Sebanyak 4 dari 6
disebabkan karena masyarakat semakin pasien mengeluh bahwa perawat kurang
kritis dan semakin menuntut pelayanan tanggap pada keluhan pasien dan ruangan
yang berkualitas dari pemberi pelayanan puskesmas terlalu ramai, sedangkan 3
kesehatan. Hasil pengukuran tersebut dapat pasien mengeluh kurangnya komunikasi
dijadikan sebagai referensi untuk perawat pada pasien. Ruangan UGD
puskesmas Sananwetan kota Blitar saat ini ini sebanyak 30 responden. Teknik
masih menjadi satu dengan ruangan rawat sampling dalam penelitian ini adalah
inap di karenakan petugas UGD juga Consecutive Sampling, yaitu pemilihan
merangkap sebagai petugas rawat inap. sampel dengan menetapkan subjek yang
Dengan jumlah kunjungan rata – rata 480 memenuhi kriteria penelitian. Dimasukkan
pasien tiap bulan, perbandingan 25 pasien dalam penelitian sampai kurun waktu
banding 2 perawat jaga tiap shift. tertentu, sehingga jumlah klien yang
Identifikasi peningkatan mutu diperlukan terpenuhi (Nursalam, 2013).
pelayanan dapat dilakukan dengan Instrumen yang digunakan untuk
mengetahui tingkat kepuasan pasien pengukuran kualitas pelayanan
sehingga manajemen Rumah sakit / menggunakan lembar observasi dengan 18
Puskesmas dapat melakukan peningkatan pertanyaan, peneliti melakukan observasi
mutu pelayanan (Nursalam, 2014). terhadap petugas UGD Puskesmas
Berdasarkan uraian fenomena di atas maka Sananwetan sedangkan untuk pengukuran
peneliti tertarik untuk mengidentifikasi kepuasan peneliti menggunakan kuesioner
masalah tersebut sebagai penelitian dengan kepuasan pasien yang di kembangkan oleh
judul “Hubungan Kualitas Pelayanan peneliti berdasarkan kuesioner pengukuran
dengan Kepuasan Pasien di UGD tingkat kepuasan pelanggan.
Puskesmas Sananwetan Kota Blitar”. Dalam menganalisis data penelitian ini
digunakan metode Importance
METODE PENELITIAN Performance Analysis yaitu analisis tingkat
Jenis penelitian ini adalah correlation kepentingan dan kinerja kepuasan
study yaitu penelitian yang bertujuan untuk pelanggan. Teknik analisa data dalam
mengungkapkan hubungan korelasi antara penelitian ini menggunakan uji spearman
variabel independen dan variabel rho dengan nilai α 0,05.
dependen. Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan cross sectional yaitu HASIL PENELITIAN
suatu penelitian untuk mempelajari Karakteristik responden
dinamika korelasi antara variabel Penelitian dilakukan di UPTD
independen dan dependen yang diukur Puskesmas Kecamatan Sananwetan.
sekaligus dalam waktu yang sama Karakteristik responden pada penelitian ini
(Notoatmodjo, 2005). meliputi umur,jenis kelamin, pendidikan
Populasi pada penelitian ini adalah dan tingkat penghasilan per bulan.
pasien yang berkunjung di Unit Gawat Hasil penelitian menunjukkan
Darurat ( UGD ) Puskesmas Sananwetan. karakteristik responden menurut umur
Jumlah populasi pada bulan November paling banyak berada pada rentang usia 26
2018 sebanyak 305 pasien. Sampel pada – 45 tahun,yaitu sebanyak 17 orang,
penelitian ini adalah pasien yang karakteristik responden menurut jenis
berkunjung di UGD Puskesmas kelamin paling banyakadalah perempuan
Sananwetan yang memenuhi kriteria sebanyak 17 responden(56,7%),
yaitu : 1) Pasien yang bersedia menjadi karakteristik responden menurut
Responden, 2) Pasien yang sudah pendidikan paling banyak adalah Sarjana
mendapatkan pelayanan kesehatan di UGD sebanyak 9 responden(30%), dan
Puskesmas Sananwetan Kota Blitar, 3) karakteristik penghasilan responden paling
Pasien sadar, 4) Keluarga atau wali pasien banyak adalah 2.500.000 – 3. 500.000
bila pasiennya masih anak – anak ( > 12 sebanyak 10 responden(33,3%).
tahun ). Sedangkan pasien yang dalam
keadaan gawatdarurat dan pasien yang
tidak berkomunikasi dengan baik ( tuna
grahita, tuna wicara dan pasien yang tidak
sadar) tidak masuk dalam sampel
penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian
Identifikasi Kualitas Pelayanan di UGD Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
Puskesmas Sananwetan kepuasan pasien di UGD Puskesmas
Tabel 1 Distribusi frekuensi Kualitas sananwetan terbanyak dalam kuadran B
pelayanan sebanyak 12 responden (40%).
No Kualitas pelayanan F %
1 Baik 22 73.3
2 Cukup 6 20.0
3 Kurang 2 6.7
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan


kualitas pelayanan di UGD Puskesmas
Sananwetan dalam kategori kualitas
pelayanan baik sebanyak 22 responden
(73,3%).
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan Gambar 1 Diagram kartesius Kepuasan
responden yang berdasarkan dimensi Pasien
Reliability menyatakan kualitas
pelayanannya baik sebanyak 25 responden Hubungan Kualitas Pelayanan dengan
(83,3% ), dimensi Responsivenes Kepuasan Pasien di UGD Puskesmas
menyatakan kualitas pelayanannya baik Sananwetan
sebanyak 26 responden (86,6%), dimensi Hasil analisa pada tabel 4 dengan uji
Assurance menyatakan kualitas Spearman’s Rho Corelation diperoleh hasil
pelayanannya baik sebanyak 27 responden koefisien korelasi r = 0,623 dengan
(90%), dimensi Emphaty menyatakan signifikasi p = 0,000 dimana p< 0,05 maka
kualitas pelayanannya baik sebanyak 26 Ho ditolak yang artinya ada hubungan
responden (86,7%)dan dimensi tangible signifikan yang kuat dan searah antara
menyatakan kualitas pelayanannya cukup kualitas pelayanan dengan kepuasan pasien
sebanyak 21 responden (70%). di UGD Puskesmas Sananwetan Kota
Blitar. dan Kualitas Pelayanan
Tabel 2 Tabulasi silang antara Dimensi Kualitas Pelayanan
Kualitas Baik Cukup Kurang Total Prosentase
Pelayanan (%)
F % F % F %
Reliability 25 83,3% 3 10% 2 6,7% 30 100%
Responsivenes 26 86,6% 2 6,7% 2 6,7% 30 100%
Assurance 27 90% 2 6,7% 1 3,3% 30 100%
Emphaty 26 86,7% 3 10% 1 3,3% 30 100%
Tangibles 9 30% 21 70% 0 0% 30 100%

Identifikasi Kepuasan Pasien di UGD Hal ini didukung analisa


Puskesmas Sananwetan menggunakanImportance Performance
Tabel 3 Distribusi frekuensi kepuasan Analysis yang diperoleh bahwa posisi
pasien kepuasan terbanyak pada kuadran B
sebanyak 12 responden 40%.
No Kuadran F %
1 A 7 23,4% PEMBAHASAN
2 B 12 40%
3 C 8 26,6% Kualitas Pelayanan
4 D 3 10% Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
Jumlah 30 100 bahwa kualitas pelayanan di UGD
Puskesmas Sananwetan terbanyak dalam
kategori kualitas pelayanan baik sebanyak fasilitas pelayanan kesehatan berjalan
22 responden atau sebesar 73,3%. kurang maksimal.
Tabel 4 Tabulasi silang antara Kualitas pelayanan dan kepuasan pasien
Kepuasan Kualitas Pelayanan Total Prosentase
Baik Cukup Kurang (%)
F % F % F %
Kuadran A 1 3,4% 3 10% 3 10% 7 23,4%
Kuadran B 11 36,6% 1 3.4% 0 0% 12 40%
Kuadran C 7 23,3% 1 3,3% 0 0% 8 26,6%
Kuadran D 3 10% 0 0% 0 0% 3 10%
Total 22 5 3 30 100%
p= 0,000 r = 0,623

Hasil penilaianresponden terhadap Menurut analisis peneliti hal inilah yang


kualitas pelayanan menggunakan lembar menyebabkan masih adanya kualitas
obsevasiterhadap petugas pemberi pelayanan dalam kategori cukup dan
pelayanan di UGD Puskesmas kurang sebesar 26,7 % karena peneliti
Sananwetanyang terdiri daribeberapa berpendapat pelayanan kesehatan selalu
indikator yang digunakan dalam dimensi berhubungan dengan konidisi steril
kualitas yaitu reliability, responsivenes, peralatan medisdan kebersihan fasilitas
assurance, emphaty dan tangible. Menurut kesehatan. Hal ini sejalan dengan
analisa peneliti, 22 petugas UGD dalam penelitian Mongkaren ( 2013 ) yang
memberikan pelayanan kesehatan telah menyatakan fasilitas pelayanan
mematuhi dan melaksanakan pelayanan mempunyai hubungan yang kuat terhadap
kesehatan sesuai Standar Operasional kualitas pelayanan di Rumah Sakit Advent
Prosedur yang telah ditetapkan sehingga Manado.
menjadikan kualitas pelayanan menjadi
baik. Standar operasional prosedur Pembahasan kepuasan pasien
merupakan tatacara atau tahapan yang Oliver dalam ( Koentjoro, 2007)
dilakukan dan yang harus dilalui untuk mendefinisikan kepuasan merupakan
menyelesaikan suatu proses kerja tertentu respon seseorang terhadap dipenuhinya
(Perry dan Potter, 2005).Untuk mencapai kebutuhan dan harapan. Respon tersebut
kualitas pelayanan kesehatan yang baik merupakan penilaian seseorang terhadap
diperlukan kinerja atau tindakan yang pelayanan pemenuhan kebutuhan dan
sesuai standar yang ditetapkan dan harus harapan, baik pemenuhan yang kurang
dilaksanakan oleh pemberi layanan ataupun pemenuhuan yang melebihi
kesehatan. Karena hal ini dapat kebutuhan dan harapan.Menurut Walgito
mengurangi terjadinya resiko yang (dalam Sunaryo, 2004), persepsi tersebut
menggagalkan pencapaian tujuan dalam merupakan hasil interpretasi rangsangan
pemberian pelayanan kesehatan(Wahyuni, yang diterima dan merupakan aktifitas
2012). yang terintregrasi dalam diri individu.
Selain dari segi pelayanan kesehatan, Rangsangan yang dimaksud adalah
dari segi fasilitas juga mempengaruhi pelayanan kesehatan yang diterima di
kualitas pelayanan. Berdasarkan tabel 4.6 UGD Puskesmas Sananwetan.
pada dimensi tangibles kualitas Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
pelayanannya dalam kategori cukup bahwa kepuasan pasien di UGD
sebanyak 20 responden (70%). Dimensi Puskesmas Sananwetan terbanyak dalam
tangibles ( bukti fisik) meliputi kebersihan, kuadran B sebanyak 12 responden (40%)
kerapian, kenyamanan serta penataan dan terkecil pada kuadaran D sebanyak 3
eksterior dan interior ruangan. UGD responden (10%). Kuadran B
Puskesmas Sananwetan saat ini sedang menunjukkan bahwa unsur – unsur jasa
dalam proses renovasi sehingga pemberian pokok yang dianggap penting oleh pasien
telah dilaksanakan dengan baik dan dapat Rumah Sakit, kelompok usia produktif
memuaskan pasien, maka kini kewajiban lebih menyukai segala hal yang praktis dan
dari pemberi layanan kesehatan adalah efisisen terlebih apabila pelayanan
mempertahankan kinerjanya ( Supranto, kesehatan yang dibutuhkan mampu
2011 ). Peneliti menganalisa bahwa 12 dipenuhi di tingkat Puskesmas. Hal ini
pasien menilai layanan kesehatan di didukung oleh penelitian WHO pada 9
Puskesmas Sananwetan berada pada negara berkembang bahwa sebagian besar
kategori baik dikarenakan petugas UGD masyarakat pengguna pelayanan kesehatan
telah memberikan pelayanan kesehatan adalah usia produktif. Penelitian ini
yang sesuai dengan harapan pasien. memunculkan fakta yang berbeda dari
Pelayanan kesehatanyang diterima oleh pendapat Trisnantoro (2006) yang
pasien akan memunculkan suatu memaparkan bahwa kebutuhan seseorang
pengalaman bagi pasienyang menjadi salah terhadap suatu layanan kesehatan akan
satu faktor terwujudnya persepsi pasien semakin meningkat seiring bertambahnya
tentang pelayanan kesehatan tersebut. Hal usia karena kebutuhan terhadap pelayanan
tersebut sesuai dengan pendapat Gunarsa kuratif atau pengobatan semakin
(2002) bahwa pengalaman merupakan meningkat seiring bertambahnya usia.
faktor personal dari dalam diri individu Berdasarkan hasil penelitian
yang bersangkutan dalam mempengaruhi menunjukkan bahwa responden
persepsinya terhadap suatu objek atau berdasarkan jenis kelamin yang paling
peristiwa.Kepuasan (satisfaction) adalah banyak telah mendapatkan pelayanan
perasaan senang atau kecewa seseorang kesehatan di UGD Puskesmas Sananwetan
yang timbul karena membandingkan adalah jenis kelamin perempuan sebanyak
kinerja yang dipersepsikan produk (hasil) 17 pasien (56,7%) sedangkan laki – laki
terhadap ekspektasi (harapan) mereka sebanyak 13 pasien (43,3%). Dan
(Kotler dan Keller, 2009). Penelitian ini berdasarkan tabel 4.8 pada tabulasi silang
sejalan dengan Suprajitno ( 2014 ) di Poli responden perempuan lebih banyak pada
Dalam RSUD Mardi waluyo yang kuadran A sebanyak 6 pasien dari pada
menyatakan letak kepuasan pasien dalam responden laki - laki sebanyak 1 pasien
kuadran B ( posisi Bravo). saja. Kuadran A menunjukkan bahwa unsur
Berdasarkan tabulasi silang pada tabel – unsuryang sangat penting bagi pasien
4.8menunjukkan bahwa usia sebagian akan tetapi pihak pemberi layanan
besar responden yang mendapatkan kesehatan belum melaksanakan sesuai
pelayanan di UGD Puskesmas Sananwetan dengan keinginan pasien sehingga
Kota Blitar pada rentang usia 26 – 45 menimbulkan kekecewaan rasa tidak
tahunyaitu sebanyak 17 pasien dan berada puas.Peneliti menganalisa bahwa pasien
dalam kuadran B dan Kuadran C. Kuadran perempuan lebih banyak berada di kuadran
B menunjukkan bahwa unsur -unsur jasa Adikarenakan perempuan cenderung lebih
pokok yang diharapkan oleh pasien telah teliti dalam mempersepsikan pelayanan
dijalankan dengan baik oleh pemberi kesehatan yang didapatkan sehingga tidak
pelayanan kesehatan sehingga responden mudah merasa puas. Menurut Gunarsa
merasa puas, makan kewajiban pemberi ( 2008) Jenis kelamin memiliki pengaruh
pelayanan kesehatan untuk pada pandangan terhadap jasa yang
mempertahankan kinerjanya. Kuadran C diberikan. Perempuan lebih banyak
menunjukkan bahwa unsur – unsur jasa melihat penampilan secara detail,
yang di anggap kurang penting oleh pasien sementara laki - laki tidak mengindahkan
dimana sebaiknya pemberi layanan hal tersebut, kaum laki-lakicenderung lebih
kesehatan menjalankannya secara sedang cuek karena itu mereka dianggap lebih
saja. Hal tersebut berdasarkan wawancara fleksible dibandingkan perempuan.
pada responden usia 26 – 45 tahun lebih Hasil penelitian menunjukkan
senang ke UGD Puskesmas karena responden berdasarkan pendidikan yang
prosedurnya lebih mudah dari pada di paling banyak adalah sarjana sebanyak 9
pasien ( 30%)sedangkan yang paling 0,000 dimana p< 0,05 maka Ho ditolak
sedikit adalah SD sebanyak 3 pasien yang artinya ada hubungan signifikan yang
( 10%). Menurut Nawawi (2011) semakin kuat dan searah antara kualitas pelayanan
tinggi tingkat pendidikan akan semakin dengan kepuasan pasien di UGD
tinggi keinginan untuk memanfaatkan Puskesmas Sananwetan Kota
pengetahuan dan ketrampilan, yang akan Blitar.Artinya baik tidaknya kualitas
memiliki kecenderungan untuk melakukan pelayanan kesehatan akan menyebabkan
tuntutan dan harapan yang tinggi. Tetapi tinggi rendahnya kepuasan pasien di
berdasarkan data tabulasi silang tabel 4.8 Puskesmas. Dimensi tampilan fisik
menunjukkan bahwa kuadran kepuasan (tangibles), kehandalan (reliability), daya
antara pendidikan rendah dan pendidikan tanggap (responsiveness), jaminan
tinggi relatif sama. Hal ini dimungkinkan (assurance), dan empati (emphaty) secara
karena pasien berpendidikan tinggi yang bersamasama akan mempengaruhi
menggunakan pelayanan kesehatan di kepuasan pasien. Hal ini membuktikan
UGD Puskesmas Sananwetan Kota Blitar bahwa kualitas pelayanan yang baik akan
adalah peserta BPJS Faskes Sananwetan. meningkatkan kepuasan pasien. Hal ini
Peserta BPJS tidak harus mengeluarkan didukung dengan hasil analisa
biaya untuk pelayanan kesehatan yang di menggunakanImportance Performance
terima sehingga mereka cenderung Analysis yang diperoleh bahwa posisi
mempunyai harapan yang tidak tinggi. Hal kepuasan terbanyak pada kuadran B
ini didukung dengan penelitian yang sebanyak 12 responden 40%.
dilakukan oleh Triwardani ( 2017 ) tentang Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui
faktor – faktor yang berhubungan dengan letak kepuasan pasien di UGD Puskesmas
kepuasan pasien BPJS pada pelayanan di Sananwetan, Sehingga dapat digunakan
Puskesmas Pamulang bahwa tidak terdapat sebagai bahan pertimbangan untuk
hubungan yang bermakna antara perbaikan kualitas pelayanan. Berdasarkan
pendidikan dan kepuasan pasien. Hasil gambar diagram kartesius pada kuadran A
penelitian ini sama dengan penelitian sebanyak 7 responden (23,4%),
Hutabarat ( 2013 ) dan Yulianti ( 2013). peningkatan kualitas untuk kuadran ini
Berdasarkan hasil penelitian sebagai prioritas utama. Kuadran A
menunjukkan rata – rata penghasilan merupakan posisi high importance, low
responden menyebar, sehingga peneliti performance.Artinya kualitas atau kinerja
berasumsi bahwa penghasilan tidak pelayanan atribut tersebut masih dibawah
mempengaruhi kepuasan. Hasilpenelitian harapan pasien, sehingga berdampak pada
ini sejalan dengan penelitian Mutu (2009), ketidakpuasan pasien terhadap pemberian
yang menunjukkan tidak ada hubungan pelayanan kesehatan.Setrategi yang dapat
antara penghasilan dengan persepsi digunakan oleh UGD Puskesmas sebagai
pelanggan terhadap pelayanan puskesmas pemberi pelayanan kesehatanadalah
Kotamobagu.Oleh karena itu, persepsi dengan melakukan perbaikan secara terus-
seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh menerus sehingga performance variabel
penghasilan saja, melainkan dapat pula yang ada dalam kuadran ini akan
dipengaruhi faktor-faktor lain yang meningkat, menurut penelitihal yang perlu
mungkin dapat mempengaruhi persepsi di tingkatkan antara lain : mematuhi jadwal
seseorang terhadap pelayanan kesehatan. pelayanan dengan tepat, petugas
memberikan informasi yang jelas dan
Pembahasan Hubungan Kualitas mudah dimengerti serta menjaga
Pelayanan dengan Kepuasan Pasien di kebersihan dan kerapian penampilan
UGD Puskesmas Sananwetan Kota petugas maupun fasilitas pelayanan
Blitar kesehatan. Menurut Supranto (2011)
Hasil analisa dengan uji Spearman’s menyatakan kuadran Aadalah lokasi
Rho Corelation diperoleh hasil koefisien berbagai aspek atau atribut layanan
korelasi r = 0,623 dengan signifikasi p = kesehatan yang dirasakan penting tetapi
pelaksanaanya menurut pasien masih utama).Berdasarkan tabel 4.7 terdapat 3
kurang. Dengan demikian, pemberian responden (10%) pada kuadran D(main
pelayanan kesehatan harus menjadi priority)dimana harapan pasien rendah
perhatian utama di dalam peningkatan tetapi mendapatkan pengalaman pelayanan
kualitas kinerja agar pasien loyal dalam yang memuaskan. Kuadran D merupakan
menggunakan jasa pelayanan pelayanan kesehatan yang mempunyai
tersebut.Berdasarkan tabel 4.7 responden tingkat kinerja yang sangat memuaskan
terbanyak berada di kuadran B sebanyak dan dianggap sangat baik oleh pasien,
12 responden (40%) merupakan posisi kuadran D ini tidak perlu strategi
high importance, high performance. peningkatan kualitas. Kuadran D
Artinya kualitas atau kinerja pelayanan merupakan posisi atribut yang memiliki
tersebut sesuai dengan harapan pasien low importance, low performance.Artinya
sehingga berdampak pada kepuasan kualitas atau kinerja pelayanan kesehatan
pasien, strategi peningkatan kualitas untuk tersebut sesuai melebihi harapan pasien,
kuadran ini yaitu mempertahankan kinerja sehingga berdampak pada kepuasan pasien
dalam memberikan pelayanan terhadap pelayanan kesehatan
kesehatan.Hal yang harus terus di tersebut.Untuk itu kepuasan pasien pada
pertahankan menurut peneliti antara lain : kuadran D tidak perlu ditingkatkan dan
prosedur penerimaan pasien yang cepat cukup dipertahankan guna menciptakan
dan tepat, kemampuan dokter dan perawat loyalitas pasien dan minat pasien untuk
untuk cepat tanggap dalam menyeleseikan melakukan pelayanan. Menurut peneliti
keluhan pasien, ketrampilan dokter, yang terdapat dalam kuadran D antara lain
perawat dan petugas UGD lainnya dalam kelengkapan dan kesiapan peralatan yang
bekerja, pelayanan yang sopan dan ramah dipakai dalam pemberian pelayanan
serta memberikan pelayanan kepada semua kesehatan.
pasien tanpa memandang status sosial. Kepuasan pasien merupakan perasaan
Menurut Supranto (2011) menyatakan yang dimiliki pasien dan timbul sebagai
bahwa semua aspek yang dianggap sangat hasil dari kinerja layanan kesehatan setelah
penting oleh pasien dan kinerjanya telah pasien membandingkan antara pengalaman
berada di atas penilain rata-rata kinerja, yang di alami dengan apa yang diharapkan
atau telah sejalan dengan harapan pasien (Pohan, 2006). Pasien akan
sehingga kepuasan pada kuadran ini harus mempersepsikan layanan kesehatan yang
terus di pertahankan. diterima apakah sudah sesuai dengan
Berdasarkan gambar 1 pada kuadran C harapan mereka atau belum. Kemudian
terdapat 8 responden (26,6%)Kuadran C mereka akan memberikan respon berupa
merupakan posisi low importance, high kepuasan maupun ketidakpuasan terhadap
performance. Artinya pasien memiliki pelayanan keperawatan yang telah
harapan yang rendah dan pengalaman diterima.Hasil penelitian menunjukkan
pasien juga rendah sehingga pasien merasa bahwa responden yang menilai kualitas
netral atau cukup puas dalam menerima pelayanan baik dengan kepuasan puas
pelayanan kesehatan.Strategi peningkatan ( Kuadran B ) ditunjukkan sebanyak 12
kualitas untuk kuadran ini yaitu pasien ( 40% ).
meningkatkan kinerja setelah kuadranA Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
dan kuadran B. Menurut peneliti hal yang keterangan bahwa variabel kualitas
terdapat dalam kuadran ini antara lain pelayanan berpengaruh positif terhadap
memberikan perhatian khusus kepada kepuasan pasien di UGD Puskesmas
setiap pasien dan penataan interor dan Sananwetan Kota Blitar secara signifikan.
eksterior ruangan. Menurut Supranto Persepsi kualitas pelayanan yang baik akan
(2011) menyatakan bahwa kuadran C sangat berpengaruh terhadap kepuasan
adalah attributes to maintainArtinya pasien ( Kawoco, dkk. 2018 ). Hasil
kuadran ini masih dianggap prioritas penelitian ini serupa dengan penelitian
rendah (dibawah prioritas yang dilakukan olehKawoco, dkk bahwa
semakin baik kualitaspelayanan kesehatan Responsivenes sehingga dapat
yang diberikan maka akan semakin tinggi dilakukan pengkuran kualitas pelayanan
pula tingkat kepuasanyang dirasakan oleh lebih komprehensif dan dapat
pasien. Penelitian ini mendukung memberikan strategi perbaikan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh pelayanan kesehatan di setiap dimensi
Cahyadi (2003) bahwa kualitas pelayanan yang dapat meningkatkan kepuasan
akan mempengaruhi kepuasan pada pasien.
pelanggan. 3) Bagi Tenaga Keehatan
Meningkatkan kualitas pelayanan
KESIMPULAN DAN SARAN dengan melaksanakan Standar
A. Kesimpulan Operasional Prosedure yang telah di
1) Sebanyak 22 responden (73,3%) tetapkan.
memberikan kualitas pelayanan
kesehatan berada pada kategori baik, DAFTAR PUSTAKA
sebanyak 6 responden (20%) Alimul, Aziz Hidayat. 2009. Metode
memberikan kualitas pelayanan cukup Penelitian Kebidanandan Teknik
dan 2 responden (6.7 %) memberikan Analisa Data. Salemba Medika.
kualitas pelayanan kurang. Jakarta.
2) Sebanyak 12 responden (40%) berada
kuadran B, sebanyak 8 responden Amrizal. 2014. Pengaruh kualitas
(12%) berada pada kuadran C, sebanyak pelayanan dan customer relationship
7 responden (23,4%) berada pada management terhadap tingkat
kuadran A dan sebanyak 3 responden kepuasan pengguna jaminan
(10% ) berada pada kuadran D. kesehatan Aceh di Rumah Sakit
3) Ada hubungansignifikan yang kuat dan Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin
searah antara kualitas pelayanan dengan Banda Aceh. Jurnal Manajemen
kepuasan pasien di UGD Puskesmas Pascasarjana Universitas Syah
Sananwetan Kota Blitar dengan hasil Kuala3(1): 1-9
koefisien korelasi r = 0,623 dengan Azwar, A. 2007. Menjaga Mutu pelayanan
signifikasi p = 0,000 dimana p< 0,05. Kesehatan Aplikasi Prinsip
Lingkaran Pemecahan Masalah.
B. Saran Jakarta.
Sesuai dengan kesimpulan yang telah
dikemukakan, peneliti ingin memberikan Azwar, Saifuddin. 2013. Sikap Manusia
beberapa saran sebagai berikut: Teori dan Pengukurannya. Pustaka
1) Bagi Puskesmas Pelajar. Yogyakarta.
Pihak Puskesmas diharapkan dapat Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial
mematuhi jadwal pelayanan dengan Berbagai Alternatif Pendekatan.
tepat, petugas memberikan informasi Predana Group. Jakarta.
yang jelas dan mudah dimengerti serta
menjaga kebersihan dan kerapian Barata, A. 2009.Pelayanan Prima. Elex
penampilan petugas maupun fasilitas Media Komputindo.Jakarta.
pelayanan kesehatan serta diharapkan Efendi dkk. 2009. Keperawatan Kesehatan
melakukan survey kualitas dan Komunitas Teori dan Praktik dalam
kepuasan pasien secara berkala dalam keperawatan. Salemba Medika.
rangka meningkatkan kualitas Jakarta.
pelayanan kesehatan.
Gunarsa, Singgih. 2008. Psikologi
2) Bagi Peneliti Selanjutnya
Perawatan. Gunung Mulia.Jakarta.
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat
melakukan pengukuran lebih detailpada Hardiansyah.   2011.  Kualitas   Pelayanan
lima dimensi kualitas yaitu Reliability, Publik. Gava Media. Yogyakarta
Assurance, Tangible , Emphaty dan
Kawoco,Baskoro, Sri. 2018. Hubungan Pengertian dan Penerapan. Penerbit
Pelayanan Keperawatan Dengan Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.
Kepuasan Pasien Di Rawat Inap Pohan.I.S. 2013. Jaminan Mutu Layanan
Puskesmas Bantur.Nursing News Kesehatan. Penerbit EGC. Jakarta
Volume 3, Nomor 1. 820 – 832.
Putudan Kesuma. 2016. Pengaruh EPS,
Khusnawati. 2010. Analisis Kepuasan ROI dan EVA Terhadap Return
Pasien Terhadap Pelayanan Saham Perusahaan Otomotif di BEI.
Puskesmas Sungai durian, Kab. E-Jurnal Manajemen Unud.Vol.4,
Kubu. Jurnal FKM Universitas No.7. Hal:1831-1844
Hasanuddin Makassar : 1-12.
Said dan Mapanganro. 2018. Hubungan
Mongkaren, steffi. 2013.Fasilitas dan Beban Kerja Perawatdengan Respon
kualitas Pelayanan Pengaruhnya Time Pada Penanganan Pasien
terhadap Kepuasan Pengguna jasa diInstalasi Gawat Darurat Rumah
Rumah Sakit Advent Manado.Jurnal Sakit IBNU SINA Makassar. Jurnal
EMBA Vol.1 No.4, Hal. 493-503. Of Islamic Nursing 3(1): 71-81.
Mubarak, W, I &Chayatin, N 2009.Ilmu Sastroasmorodan Ismael. 2008. Dasar-
Keperawatan Komunitas dasar Metodologi Penelitian
Pengantardan Teori. Salemba Klinis.Edisi ke-3. Sagung Seto.
Medika. Jakarta. Jakarta.
Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi. Edisi Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
ketiga. Cetakan keempat. Salemba. Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Jakarta. kualitatif, dan R&D. Bandung:
Muninjaya, Gde. 2015. Manajemen Mutu Alfabeta
Pelayanan Kesehatan. Edisi Suparmanto, Sri Astuti. Kebijakan Desa
kedua.EGC. Jakarta. Siaga Untuk Mendukung
Nawawi. 2011. Manajemen Sumber Daya Masyarakat Mandiri Untuk Hidup
Manuisa: Untuk Bisnis yang Sehat, Departemen Kesehatan, 2006,
Kompetitif. Gajah Mada University Presentasi Pada Seminar NasionalKe
Press .Yogyakarta. 3, Hasil Penelitian Pengembangan
Bidang Kesehatan, Balitbang
Nursalam. 2017. Manajemen
Departemen Kesehatan, Jakarta 30
Keperawatan. Edisi Kelima. Cetakan
November 2006.
Keempat. Salemba Medika. Jakarta
Supranto, J. 2011. Pengukuran Tingkat
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
Kepuasan Pelanggan Untuk
Penelitian Kesehatan. RinekaCipta.
Menaikkan Pangsa Pasar. Cetakan
Jakarta.
Keempat. Rineka Cipta. Jakarta
Peraturan menteri Kesehatan Republik
Suprajitno, dkk. 2014. Mutu Pelayanan
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
Keperawatan Berdasarkan Dimensi
tentang Pusat Kesehatan
RATER. Jurnal nurse dan
MasyarakatLembaran Negara
Kebidanan. Volume 1 .NO.1
Republik Indonesia Tahun
2014Nomor 20. Jakarta. Supriyanto. 2007. Metodologi Riset,
Administrasi & Kebijakan
Potter dan Perry. 2007. Buku Ajar
Kesehatan Fakultas Kesehatan
Fundamental Keperawatan:
Masyarakat. Universitas Airlangga.
Konsep,. Proses, Dan Praktik,.edisi
Surabaya.
4.Volume.2.EGC. Jakarta.
Suyanto &Salamah. 2009. Riset
Pohan, I.S., 2007. Jaminan Mutu layanaan
Kebidanan: Metodologi dan
Kesehatan : Dasar – Dasar
Aplikasi. Mitra Cendikia Press.
Yogyakarta.
Supriyanto dan Ernawati, 2010.
Pemasaran Industri Jasa Kesehatan.
CV Andi Offset.Yogyakarta.
Tjiptono, F. d. 2011.Service, Quality &
Satisfaction.PenerbitAndi.
Yogyakarta.
Tjiptono, F. 2000. Perspektif   Manajemen
dan   Pemasaran   Kontemporer.   Andi.
Yogyakarta.
Zaniarti. 2011. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Partisipasi
Masyarakat Dalam Perencanaan
Pembangunan Di Desa Banjaran
Kecamatan Driyorejo Kabupaten
Gresik. Skripsi Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri
Semarang, Semarang.
Zeithamls, A. Parasuramandan Leonard I
Berry. 2003. Delivery Quality
Service: Balancing Customer
Perseptions and Expectations. (New
York: Free Press).

Anda mungkin juga menyukai