Anda di halaman 1dari 41

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN

KEPUASAN PASIEN DI IGD RS MUHAMMADIYAH MALANG

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Mencapai Derajat Serjna Keperawatan

(S.Kep)

Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

ERLINDA MAURIN ALFI SYAHRIN

NIM 201810420311180

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan institusi medis yang memberikan pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh dokter dan pelayanan keperawatan yang

diberikan oleh perawat. Kualitas pelayanan rumah sakit tergantung pada

profesionalisme staf, efisiensi pelayanan dan kepuasan pasien. Kualitas

pelayanan yang buruk dapat menimbulkan ketidakpuasan pasien dan

berbagai keluhan (Fahilah & Yusianto, 2019). Keluhan yang sering terjadi

antara lain komunikasi yang kurang baik antara perawat dengan pasien dan

banyaknya perawat yang kurang ramah dan tidak sabar saat berhadapan

dengan pasien (Ibrahim et al., 2018). Sikap tidak professional dan

pelanggaran etika kerja yang dirasakan oleh masyarakat bahkan bisa

memperburuk citra rumah sakit dan kesan yang kurang baik sebagai fasilitas

pelayanan publik, khususnya di IGD Rumah sakit.

Yang dimana menurut (Dinkes, 2020) IGD (Instansi Gawat Darurat)

Bagian dari rumah sakit yang memberikan pelayanan penanganan awal

kepada pasien yang menderita penyakit dan cedera yang dapat mengancam

kelangsungan hidupnya. Pasien yang masuk ke IGD membutuhkan

pertolongan yang cepat, tepat, standar pelayanan kegawatdaruratan yang

sesuai kapasitas, IGD diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih


baik kepada pasien dibandingkan unit pelayanan lainnya, ketersediaan

tenaga medis, dan tersedianya penunjang dan obat lain, ketepatan,

kesopanan, dan keramahan dalam memberikan pelayanan di IGD

(Tampubolon, 2020).

Menurut Data (Kemenkes RI, 2019), masih ditemukan adanya keluhan

mengenai ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan. Rata-rata

hasil data yang didapatkan dari beberapa Rumah Sakit di Indonesia

menunjukkan 67% klien yang mengeluh adanya ketidakpuasan dalam

penerimaan pelayanan kesehatan tentang Standar Instalasi Gawat Darurat

(IGD) Rumah Sakit.

Dalam penelitian (Lungguh, 2020) Keperawatan juga merupakan bagian

dari pelayanan kesehatan sebagai bentuk pelayanan profesional yang

menjalankan fungsinya sesuai standar kompetensi keperawatan. Peran

perawat di rumah sakit sangat strategis dalam manajemen, sehingga proses

keperawatan yang berlangsung di rumah sakit memang perlu diperhatikan.

Kepuasan kerja perawat dipengaruhi oleh lingkungan kerja perawat itu

sendiri, sehingga perawat dapat mengembangkan pengetahuan keperawatan

dan pengetahuan praktis sesuai etika profesi perawat. Kinerja perawat dalam

memberikan pelayanan keperawatan terus meningkat yang berdampak pada

kepuasan kerja. Sebagai salah satu rumah sakit pertama yang memberikan

pelayanan yang baik, perawat juga harus memiliki keterampilan sosial yang

baik. Segala bentuk keluhan kesehatan yang disampaikan oleh masyarakat


harus dianalisa dan dilayani sedapat mungkin. Perawat harus memberikan

kesan nyaman dan aman kepada setiap pasien, tidak memihak, dan melihat

latar belakang pasien, terutama perawat yang bekerja di ruang gawat darurat

harus selalu merespon dengan cepat untuk memberikan analisis untuk

perawatan lebih lanjut.

Indikator kepuasan keperawatan dilihat dari pelayanan keperawatan

yang diberikan yaitu sikap dan sikap petugas keperawatan, mood pasien saat

kunjungan pertama, kualitas informasi, proses kontrak masa tunggu dan

fasilitas umum yang tersedia, kualitas pelayanan keperawatan kepada staf

rumah sakit itu sendiri, hingga tanggapan masyarakat. Salah satu caranya

adalah dengan melihat apakah jumlah kunjungan pasien kembali ke rumah

sakit yang bersangkutan untuk berobat mengalami peningkatan atau

penurunan dibandingkan dengan kunjungan ke rumah sakit lain yang sejenis

(Lungguh, 2020).

Dalam penelitian (Tampubolon, 2020) Kepuasan pasien merupakan

hasil penilaian orang yang percaya bahwa kinerja dan hasil pelayanan yang

diterima sesuai dengan yang diharapkan. Kepuasan pasien merupakan salah

satu indikator penting yang harus diperhatikan dalam pelayanan kesehatan.

Kepuasan pasien merupakan hasil penelitian yang mengevaluasi pelayanan

medis yang diterima. Kepuasan pasien sangat penting karena citra suatu

rumah sakit tidak hanya ditentukan oleh pelayanan dari tenaga medis, tetapi

juga menjadi bahan evaluasi dan acuan untuk peningkatan pelayanan dan

kenyamanan. Kepuasan pasien juga merupakan rasa senang yang dialami

seseorang setelah menerima atau mengalami pelayanan secara langsung.


Untuk itu berdasarkan fenomena kasus latar belakang di atas, peneliti

berkeinginan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai apakah ada

hubungan pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien di IGD RS

Muhammadiyah Malang.

1.1 Rumusan Masalah

Berkaitan dengan fenomena yang telah dipaparkan, maka ditemukan

rumusan masalah yang tepat untuk penelitian yang akan dilakukan

adalah “adakah hubungannya kualitas pelayanan keperawatan dengan

kepuasan pasien di IGD RS Muhammadiyah Malang ? ”.

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada

hubungan kualitas pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien di

IGD RS Muhammadiyah Malang.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentivikasi hubungan kualitas pelayanan keperawatan di IGD

RS Muhammadiyah Malang.

2. Mengidentivikasi bagaimana kepuasan pasien di IGD RS

Muhammadiyah Malang.

3. Mengetahui kualitas pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien

di IGD RS Muhammadiyah Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Instalasi Pendidikan


Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai literasi dan

menjadi evaluasi bagi mahasiswa untuk meningkatkan potensiinya tentang

ilmu keperawatan terutama dibidang manajemen keperawatan yang

berkaitan tentang adanya hubungan kualitas pelayanan keperawatan dengan

kepuasan pasien di IGD RS Muhammadiyah Malang.

1.4.2 Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh peneliti sebagai persyaratan

kelulusan S1 Keperawatan, dan untuk mengevaluasi peneliti mengenai

adakah hubungan kualitas pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien

di IGD RS Muhammadiyah Malang.

1.4.3 Bagi profesi keperawatan

Diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan masukan bagi tenaga

keperawatan khususnya yang bekerja di instansi pelayanan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan sehingga pasien mampu mendapatkan

kepuasan.

1.4.4 Bagi Rumah Sakit

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak rumah

sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dengan

memanfaatkan semua aspek yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan

khususnya di IGD RS Muhammadiyah Malang.

1.5 Keaslian Penelitian


1. Penelitian dilakukan oleh (Djafar, 2021) yang berjudul

“HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN

DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN YANG DIRAWAT DI

RUANG UGD PUSKESMAS PONTAP KOTA PALOPO”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan

kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien yang dirawat di Ruang

UGD Puskesmas Pontap Kota Palopo Tahun 2017. Hasil penelitian

menunjukkan responden yang menyatakan kualitas pelayanan

kesehatan baik sebanyak 43 orang (91%), sedangkan kualitas

pelayanan kesehatan kurang ada 4 orang (9%). Responden yang

menyatakan puas sebanyak 41 orang (87%), sedangkan yang

menyatakan tidak puas sebanyak 6 orang (13%). Hasil analisis

statistik diperoleh nilai p = 0,005 < α = 0,05, berarti H0 ditolak dan

Ha diterima sehingga ada hubungan kualitas pelayanan kesehatan

dengan kepuasan pasien. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

yang akan saya teliti terletak pada jumlah responden yang akan

diteliti.

2. Penelitian dilakukan oleh (Lungguh, 2020) yang berjudul

“Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien

di Ruangan IGD RSUD dr. Slamet Garut”. Tujuan dari penelitian ini

yaitu mengetahui hubungan pelayanan keperawatan dengan

kepuasan pasien di Ruang IGD RSU Dr. Slamet Garut. Hasil

penelitian menunjukan bahwa (56,7%) responden menyatakan


pelayanan keperawatan kurang baik dan (86,8%) merasa tidak puas

akan pelayanan keperawatan di Ruang IGD RSU Dr. Slamet Garut.

Hal ini dikarenakan waktu tunggu dan respon perawat lambat dalam

memberikan pelayanan. Pelayanan keperawatan dapat ditingkatkan

apabila didukung oleh sumberdaya keperawatan yang kompeten,

fasilitas, dan sarana prasarana yang menunjang serta lebih cepat

dalam melakukan tindakan keperawatan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan saya lakukan

terletak pada desain penelitian, didalam penelitian ini menggunakan

teknik accidental sampling sedangkan dalam penelitian yang akan

saya lakukan teknik purposive sampling.

3. Penelitian dilakukan oleh (Ibrahim et al., 2018) yang berjudul

“PERBEDAAN KUALITAS PELAYANAN PERAWAT DAN

KEPUASAN PASIEN DI RUANG UGD DENGAN RAWAT INAP

PUSKESMAS DAU MALANG”. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui perbedaan kualiatas pelayanan perawat dengan kepuasan

pasien di ruang UGD dan rawat inap di Puskemas Wisata Dau.

Desain penelitian menggunakan komparatif. Berdasarkan hasil

penelitian maka diharapkan tenaga kesehatan untuk lebih

memperhatikan penampilan yang baik dan rapi dalam pemberian

pelayanan pada pasien di ruang UGD dan rawat inap yang dapat

meningkatkan kepuasan pasien. Perbedaan penelitian ini dan

penelitian yang akan saya lakukan terdapat pada tujuan didalam


penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kualiatas pelayanan

perawat dengan kepuasan pasien di ruang UGD dan rawat inap di

Puskemas Wisata Dau, sedangkan dalam penelitian yang akan saya

teliti memiliki tujuan untuk mengetahui dan membenarkan apakah

ada hubungannya kualitas pelayanan keperawatan dengan kepuasan

pasien di IGD RS Muhammadiyah Malang.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kualitas Pelayanan

2.1.1 Pengertian Kualitas

Menurut(Rahanjaan, 2020) Salah satu cara bagi perusahaan jasa

untuk tetap kompetitif adalah dengan secara konsisten memberikan kualitas

layanan yang lebih tinggi dari pada pesaingnya. Kualitas yang baik adalah

harapan semua orang, baik itu konsumen maupun produsen.

Ada beberapa definisi kualitas yang sering dikemukakan oleh para

ahli, antara lain:

A. memenuhi persyaratan atau tuntutan : yaitu segala sesuatu yang

memenuhi karakteristik dari sebuah masalah atau syarat agar suatu

perusahan yang menghasilkan jasa bisa menjadi lebih baik.

B. Cocok untuk digunakan.: Menurut Garvin dan Davis, kualitas adalah

suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/ tenaga

kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihan

harapan manusia dan susuai dengan apa yang dibutuhkan.

C. Perbaikan atau penyempurnaan terus menerus : hal ini berkaitan dengan

kesesuaian antara kinerja dan kualitas produk dengan standar yang telah

ditetapkan oleh suatu perusahan yang menghasilkan jasa.

D. Tidak ada kerusakan atau cacat : Hal ini berhubungan dengan kesan yang

dirasakan oleh konsumen terhadap sebuah produk. Kesan kualitas dapat


menimbulkan fanatisme konsumen terhadap suatu jasa tertentu karena

reputasi produk itu sendiri agar bisa menjadi lebih baik.

e. Memuaskan kebutuhan pelanggan sejak awal : Serviceability adalah

kemudahan, kecepatan, kompetensi, dan kenyamanan dalam melakukan

pemeliharaan dan perbaikan. Hal ini sangat berhubungan dengan layanan

yang disediakan oleh produsen sebuah produk penghasil jasa.

F. Sesuatu yang membuat pelanggan senang : Kehandalan berkaitan dengan

kemampuan suatu produk bekerja secara memuaskan pada waktu dan

kondisi tertentu. Dimensi ini dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan

terhadap suatu produk.

2.1.2 Pengertian Pelayanan

Pelayanan merupakan suatu kinerja seseorang yang tidak berwujud,

cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, dan pelanggan lebih

dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Definisi

jasa dalam strategi pemasaran harus diamati dengan baik karena

pengertiannya sangat berbeda dengan produk berupa barang ataupun jasa.

Kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan jasa akan sangat bergantung

pada penilaian pelanggan terhadap kinerja atau penampilan yang ditawarkan

oleh pihak produsen mendefinisikan jasa pelayanan adalah sekelompok

manfaat yang berdaya guna baik secara eksplisit maupun implisit atas

kemudahan untuk mendapatkan barang maupun jasa pelayanan (Rahanjaan,

2020)

2.1.3 Pengertian Kualitas Pelayanan


Kualitas pelayanan merupakan tingkat pelayanan yang berkaitan

dengan harapan dan kebutuhan pelanggan atau pengguna. Artinya jika suatu

perusahaan atau lembaga tertentu mampu menyediakan produk dan jasa

(jasa) sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan harapan

pelanggan/pengguna, maka jasa tersebut berkualitas tinggi. Secara umum,

kualitas layanan sering digunakan sebagai dasar penyediaan layanan, karena

produk utama yang dijual adalah layanan berkualitas yang dibeli pelanggan.

Oleh karena itu, kualitas penyampaian jasa menjadi landasan pemasaran

jasa. “Kualitas pelayanan adalah kualitas pelayanan yang diberikan kepada

pelanggan internal dan eksternal sesuai dengan standar prosedur pelayanan”.

Kualitas pelayanan merupakan ukuran seberapa baik tingkat pelayanan yang

diberikan memenuhi harapan pelanggan. Kualitas layanan adalah seberapa

jauh kenyataan langganan yang mereka terima atau peroleh berbeda dari apa

yang diharapkan pelanggan. Dalam industri kesehatan, kualitas pelayanan

merupakan salah satu strategi bisnis yang mengutamakan pemenuhan

keinginan pasien (Andayani, 2021).

2.1.4 Pelayanan Keperawatan

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2001) dalam (Febriyana,

2021)pelayanan keperawatan sebagai salah satu pelayanan utama rumah

sakit merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan profesional, yang

berlandaskan ilmu keperawatan dan merupakan bagian integral dari

pelayanan kesehatan. Pendekatan psiko-sosial-spiritual terpadu terhadap

individu, keluarga dan masyarakat (baik sakit maupun sehat) mencakup

seluruh perjalanan hidup manusia. Pelayanan keperawatan merupakan salah


satu penentu peningkatan pelayanan kesehatan, dan upaya telah dilakukan

untuk meningkatkannya. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolak ukur

untuk mengukur citra rumah sakit sebagai pelayanan keperawatan yang

berkualitas

2.2 Unit Gawat Darurat (IGD)

2.2.1 Pengertian IGD

Menurut (PERMENKES RI 2018) Instalasi Gawat Darurat

merupakan pelayanan rumah sakit yang memberikan akses 24 jam kepada

pasien yang berisiko meninggal dan cacat yang dapat mengancam

kelangsungan hidupnya. Pelayanan gawat darurat memerlukan pendekatan

terpadu mulai dari multidisiplin hingga multispesialis termasuk pelayanan

keperawatan. Pelayanan darurat tersebut telah diatur dalam Sistem

Penanggulangan Darurat Terpadu (SPGT) untuk SPGT sehari-hari (SPGT-

S) dan akibat bencana (SPGT-B). Indikator kinerja klinis layanan darurat,

waktu tanggap < 5 menit, kematian pasien < 24 jam, 2 dalam 1.000

(Danamik, 2021)

2.2.2 Pelayanan IGD

Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan tindakan

pertolongan pertama bagi pasien untuk menghindari resiko seperti kematian,

menanggulangi korban bencala lainnya yang langsung membutuhkan

Tindakan. Upaya pemberian pelayanan terhadap pasien, tentu gerbang

utama dari sebuah pelayanan rumah sakit adalah unit rekam medis yang

salah satunya adalah unit TPPGD (Tempat Pendaftaran Pasien Gawat

Darurat). Bagian TPPGD merupakan bagian yang paling utama sekaligus


terpenting bagi rumah sakit. Karena bagian ini merupakan ujung tombak

pelayanan rumah sakit khususnya untuk kegawatdaruratan, sehingga

petugas dituntut untuk cekatan dalam melakukan pendaftaran pasien

(Marbun et al., 2022).

2.2.3 Fungsi IGD

Menurut (PERMENKES RI Tahun 2018) Fungsi ruang gawat

darurat adalah untuk menerima, menstabilkan, dan mengatur pasien yang

memerlukan penanganan darurat segera, baik dalam situasi sehari-hari

maupun pada saat bencana, dan kegiatan pelayanan. Selain itu, ruang gawat

darurat melakukan hal-hal seperti berfungsi sebagai pendidik dan pelatih

pertolongan pertama, mengelola kontrol kualitas layanan darurat, dan

berkoordinasi dengan rumah sakit lain (Danamik, 2021)

2.3.4 Kegiatan Pelayanan IGD

Kegiatan pelayanan gawat darurat meliputi:

A. Triage adalah proses mengklasifikasikan pasien berdasarkan tingkat

keparahan cedera atau penyakit mereka untuk menentukan jenis perawatan

darurat.

B. Investigasi Awal (Pemulihan dan Stabilisasi)

adalah tindakan yang diberikan kepada pasien dalam kategori merah segera

setelah menilai jalan napas, status pernapasan, sirkulasi dan potensi

jaringan, dan keadaan mental pasien.

C. penyelidikan sekunder
Tindakan dilakukan jika keadaan pasien memerlukan tindakan segera dan

jelas, tetapi dalam praktek puskesmas/klinik/dokter.

D. Manajemen otoritas

Berikan tindakan akhir untuk mengatasi setiap masalah pasien.

e.Referensi

Perawatan lanjutan pasien tersedia di puskesmas/klinik.

F. Menyelenggarakan pelayanan gawat darurat yang ditujukan untuk

pengobatan penyakit akut atau menyelamatkan nyawa/kecacatan pasien.

G. Menerima pasien rujukan yang memerlukan perawatan lanjutan/definitif

dari fasilitas kesehatan lain.

H. Rujukan kasus gawat darurat jika rumah sakit tidak dapat memberikan

pelayanan lebih lanjut (Danamik, 2021)

2.3 Konsep Kepuasan

2.3.1 Pengertian Kepuasan

Pasien merupakan makhluk bio-psiko-sosio-ekonomi-budaya, yang

berarti bahwa ia perlu memenuhi kebutuhan, keinginan dari aspek biologis

(kesehatan), aspek psikologis (kepuasan), aspek sosial ekonomi (papan,

sandang, pangan dan afiliasi sosial), dan harapan, makanan dan hubungan

sosial dan aspek budaya. Siapapun yang memiliki pemahaman khusus

tentang kebutuhan, keinginan, atau harapan pasien merupakan keuntungan

dalam berurusan dengan klien. Pasien baru merasa puas jika pelayanan
medis yang diterimanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau

melebihi harapan, dan sebaliknya jika pelayanan medis yang diterimanya

tidak sesuai dengan yang diharapkan, mereka akan merasa tidak puas atau

kecewa terhadap pasien. Berdasarkan uraian di atas, konsep kepuasan pasien

dapat digambarkan sebagai berikut. Kepuasan pasien adalah tingkat

perasaan pasien yang dihasilkan dari kinerja suatu pelayanan kesehatan oleh

pasien setelah membandingkannya dengan harapannya (Sagita, 2021)

2.3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien

Menurut penelitian (Sagita, 2021) Berdasarkan prinsip pelayanan

sebagaimana telah ditetapkan dalam Kepmenpan Nomor: 63 Tahun 2003,

yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang relevan, valid dan

reliabel, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran

indeks kepuasan pasien adalah sebagai berikut:

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.

2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.

3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas

yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung

jawabnya).

4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

ketentuan yang berlaku.


5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan

tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyesuaian

pelayanan.

6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan

yang dimiliki petugas dalam memberikan atau menyelesaikan pelayanan

kepada pasien.

7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan

dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggaraan pelayanan

pelayanan.

8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan

tidak membedakan golongan atau status pasien yang dilayani.

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopandan ramah

serta saling menghargai dan menghormati.

10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap

besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang

dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan.

12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan.


13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi saran dan prasarana pelayanan

yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman

kepada penerima pelayanan

14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan

unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga

masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-

resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

2.3.3 Klasifikasi Kepuasan

Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien, dapat diklasifikasikan

dalam beberapa tingkatan, yaitu :

1. Memuaskan

Diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian perasaan pasien, yang

menggambarkan pelayanan kesehatan tidak sepenuhnya atau sebagian

sesuai kebutuhan atau keinginan seperti tidak terlalu bersih (untuk sarana),

kurang cepat (untuk pelayanan) atau kurang ramah, yang seluruhnya ini

menggambarkan tingkat kualitas yang kategori sedang.

2. Tidak Memuaskan

Diartikan sebagai ukuran subjektif hasil penilaian pasien rendah, yang

menggambarkan pelayanan kesehatan tidak sesuai kebutuhan atau penilai

kepuasan.

Penilaian kepuasan pasien penting diketahui karena :

1. Kepuasan pasien merupakan bagian dari mutu pelayanan, karena upaya

pelayanan haruslah dapat memeberikan kepuasan, tidak semata mata

kesembuhan belaka
2. Berhubungan dengan pemasaran rumah sakit :

a) Pasien yang puas akan memberitahu pada teman, keluarga dan

tetangganya.

b) Pasien yang puas akan datang lagi kontrol, akan membutuhkan pelayanan

yang lain

c) Iklan dari mulut ke mulut akan menarik pasien baru

d) Berhubungan dengan prioritas peningkatan pelayanan dalam dana yang

terbatas, peningkatan pelayanan harus efektif dan sesuai dengan kebutuhan

pasien.

e) Analisis kuantitatif dengan bukti hasil survei berarti tanggapan tersebut

dapat diperhitungkan dengan angka kuantitatif, tidak perkiraan atau

perasaan belaka (Danamik, 2021)

2.3.4 Manfaat Pengukuran Kepuasan Pasien

Manfaat pengukuran kepuasan pasien, yaitu :

1. Mengetahui kekurangan masing masing tingkat kelemahan pelayanan

2. Mengetahui kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksanakan

oleh unit pelayanan.

3. Sebagai tambahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya

yang perlu dilakukan.

4. Mengetahui indeks kepuasan masyarakat secara pelayanan publik pada

lingkup pemerintahan pusat dan daerah.


5. Memacu persaingan positif antar unit penyelenggara layanan dalam upaya

peningkatan kinerja pelayanan.

6. Bagi masyarakat dapat mengatahui gambaran kinerja pelayanan unit yang

bersangkutan (Danamik, 2021)

2.2.5 Pengukuran Kepuasan

Menurut penelitian (Nabilla, 2020) Dilihat dari pasien sebagai konsumen

atau penerima dari pelayanan kesehatan. Wilkie (Consumer Behavior 1994)

menyatakan bahwa terdapat 5 elemen dalam kepuasan konsumen yaitu :

1) Expectations

Harapan konsumen terhadap suatu barang atau jasa telah dibentuk sebelum

konsumen membeli barang atau jasa tersebut. Pada saat proses pembelian

dilakukanan, konsumen berharap bahwa barang atau jasa yang mereka

terima sesuai dengan harapan, keinginan dan keyakinan mereka. Barang

atau jasa yang sesuai dengan harapan konsumen akan menyebabkan

konsumen merasa puas.

2) Performance

Pengalaman konsumen terhadap kinerja aktual barang atau jasa ketika

digunakan tanpa diperngaruhi oleh harapan mereka. Ketika kinerja actual

barang atau jasa berhasil maka konsumen akan merasa puas.

3) Comparison

Hal ini dilakukan dengan membandingkan harapan kinerja barang atau jasa

sebelum membeli dengan persepsi kinerja aktual barang atau jasa tersebut.
Konsumen akan merasa puas ketika harapan sebelum pembelian sesuai atau

melebihi perepsi mereka terhadap kinerja aktual produk

4) Confirmation/disconfirmation

Harapan konsumen dipengaruhi oleh pengalaman mereka terhadap

penggunaan merek dari barang atau jasa yang berbeda dari orang lain.

Confirmation terjadi bila harapan sesuai dengan kinerja aktual produk.

sebaliknya disconfirmation terjadi ketika harapan lebih tinggi atau lebih

rendah dari kinerja aktual produk. konsumen akan merasa puas ketika

terjadi confirmation / discofirmation.

Mengukur kepuasan pasien dapat digunakan sebagai alat

untuk:

1) Evaluasi kualitas pelayanan kesehatan,

2) Evaluasi terhadap konsultasi intervensi dan hubungan

antar perilaku sehat dan sakit,

3) Membuat keputusan administrasi,

4) Evaluasi efek dari perubahan organisasi pelayanan,

5) Administrasi staf.

6) Fungsi pemasaran, dan

7) Formasi etik profesional.

2.4 Konsep Pasien

2.4.1 Pengertian Pasien

Pasien merupakan orang yang menerima perawatan medis. Lirik

pasien analog Indonesia dengan kata-kata pasien dari bahasa Inggris. Pasien

berasal dari bahasa Latin, yaitu pasien yang memiliki persamaan makna
dengan kata kerja pati, yang berarti "menderita". Sementara, menurut kamus

besar Indonesia, pasien adalah pasien (yang telah dirawat oleh dokter),

orang-orang dengan pasien. Dalam hukum Republik Indonesia, Nomor 29

tahun 2004 tentang praktik medis mengatakan bahwa pasien adalah mereka

yang berkonsultasi dengan masalah kesehatan mereka untuk layanan

kesehatan secara langsung dan tidak langsung ke dokter. Pasien adalah

penerima layanan perawatan kesehatan di rumah sakit yang sakit dan sehat.

pasien secara tradisional ditafsirkan sebagai pelanggan, yaitu orang-orang

yang membeli, menggunakan atau menggunakan produk atau layanan.

Istilah di perusahaan yang bergerak di bidang layanan, pelanggan adalah

orang-orang yang menggunakan layanan layanan (Pahlevi, 2021)

2.4.2 Hak Pasien

Undang-Undang Nomor 69 Tahun 2014 tentang Kewajiban Rumah

Sakit dan Kewajiban Pasien. Setidaknya ada empat poin terkait kerahasiaan

informasi medis yaitu:

(1) mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan

medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi

yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

sertya perkiraan biaya pengobatan,

(2) memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan

dilakukan oleh Tenaga Kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya,

(3) mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran termasuk

kerahasiaan rekam medik dan

(4) mendapatkan akses terhadap isi rekam medis.(Suwito, 2021)


BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Kualitas Pelayanan

Kehandalan (Reliability)

Daya Tanggap (Responsiveness)

Kepuasan
Jaminan (Assurance) Pasien

Empati (Empaty)

Bukti Fisik (Tangible)

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variable Dependen

: Hubungan Antar Variabel

(Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Kualitas Pelayanan

Keperawatan Dengan Kepuasan Pasien IGD RS Muhammadiyah Malang)


3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual Penelitian

Menurut DepKes RI (2001) dalam Sinky Verlinda Herawati (2017)

Pelayanan keperawatan sebagai salah satu pelayanan utama dirumah sakit

merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam suatu bentuk

pelayanan profesional yang mempunyai bagian integral dari pelayanan

kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat-kiat keperawatan, berbentuk

pelayanan bio-psiko-sosiospiritual yang komperehensif, ditujukan pada

individu, keluarga dan masyarakat baik yang mengalami kesahatan yang

tidak baik maupun sehat mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Sepuluh dimensi kualitas pelayanan yang telah dikemukakan para

pakar pemasaran sebelumnya, dirangkum menjadi lima dimensi pokok,

diantaranya: Keandalan (realibility) yakni kemampuan untuk memberikan

pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. Bukti

secara langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, peralatan, personel dan

sarana komunikasi .Daya tanggap (responsiveness), merupakan kehendak

para bagi para staff untuk membantu para pelanggan dan memberikan

pelayanan tanggap. Jaminan (assurance), mencakup kesopanan, kemampuan

dan pengetahuan pada karyawan serta kemampuan mereka untuk

menimbulkan kepercayaan dan keyakinan, bebas dari bahaya, resiko dan

keraguan sifat Empati (emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan

hubungan, kepedulian atau kesedihan karyawan untuk peduli, memberi

perhatian pribadi bagi pelanggan, Pelayanan dirumah sakit (Lupiyoadi,

2016).
Penelitian yang dilakukan Jarliyah dan Nadiya (2017) upaya untuk

mempertahankan kualitas perusahaan dengan menciptakan kepuasaan pada

pasien karena kepuasan merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu

usaha. Kualitas pelayanan dengan tujuan agar Kepuasan pasien terpenuhi,

salah satunya memperhatikan tangible. Bentuk tangible disini bisa dengan

mengembangkan dan memodifikasi bentuk alat yang digunakan pada

pasien, salah satunya adalah selimut untuk menghangatkan dan menjaga

privacy pasien.

3.2 Hipotesis Penelitian

H1 : Ada Hubungan Kualitas Pelayanan Keperawatan Dengan

Kepuasan Pasien IGD RS Muhammadiyah Malang.


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Kerangka kerja sistematis yang digunakan untuk melaksanakan

penelitian merupakan definisi dari desain penelitian, dan rencana

sistematis sebagai kerangka yang dibuat untuk mencari jawaban atas

pertanyaan penelitian (Nurdin & Hartati, 2019). Jenis dan desain pada

penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional (transversal), yaitu suatu metode penelitian

untuk menganalisa terhadap hubungan antara 2 variabel atau lebih, yang

menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen

dan dependen secara bersamaan (hanya satu kali pada satu saat)

(Dharma, 2011; Nursalam, 2017). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah ada hubungannya kualitas pelayanan keperawatan

dengan kepuasan pasien di IGD RS Muhammadiyah Malang.

4.2 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian adalah tahapan yang menjelaskan mengenai

langkah – langkah untuk menyelesaikan masalah (Zahara, 2020).


Populasi :

Pasien yang dirawat di IGD RS Muhammadiyah Malang

Teknik Sampling:
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Purposive sampling

Sampel:
Pasien yang dirawat / mantan pasien di IGD RS Muhammadiyah Malang

Variabel Independen : Variabel Dependen:

Kualitas Pelayanan Kepuasan Pasien

Alat Ukur: Alat Ukur:


Kuisiorner Kuisiorner

Skala Ordinal
Skala Ordinal

Tahap Pengolahan Data:


Editing, coding, entry data, cleaning

Analisa Data:
Pada penelitian ini dianalisa menggunakan uji correlation

Kesimpulan

H1 :
H0 :
Ada hubungan kualitas pelayanan
Tidak ada hubungan kualitas keperawatan dengan kepuasan
pelayanan keperawatan dengan pasien di IGD RS Muhammadiyah
kepuasan pasien di IGD RS Malang.
Muhammadiyah Malang.
Gambar 4.2.1 Kerangka Penelitian Hubungan Kualitas Pelayanan Keperawatan Dengan Kepuasan Pasien di IGD
RS Muhammadiyah Malang.
4.3 Populasi, Sampel dan Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek atau

obyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu. Populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian yang menjadi perhatian dalam satu ruang

lingkup dan waktu yang ditentukan (Hum et al., 2021). Populasi pada

penelitian ini adalah pasien yang di rawat di RS Muhammadiyah Malang.

4.3.2 Sampel

Sampel Merupakan sekelompok individu yang menjadi bagian dari populasi

terjangkau yang akan diteliti atau melalui pengambilan data dengan

dilakukan pengamatan maupun pengukuran.(Nursalam, 2017). Sampel pada

penelitian ini adalah pasien yang di rawat / mantan pasien di IGD RS

Muhammadiyah Malang.

4.3.2.1 Kriteria inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu :

1) Mantan pasien IGD RS Muhammdiyah Malang

2) Pasien yang bersedia jadi responden

4.3.2.2 Kriteria ekslusi

Kriteria ekslusi pada penelitian ini yaitu :

1) Pasien yang tidak pernah di rawat di IGD RS Muhammadiyah

Malang.
2) Pasien rujukan dari rumah sakit lain

4.3.3 Sampling

Proses sampling merupakan proses menyeleksi porsi dari populasi sehingga

dapat mewakili populasi. Penelitian ini menggunakan teknik Nonprobabilty

sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang /

kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota popuasi untu dipilih

menjadi sampel (Sugiyono, 2019). Teknik dalam penelitian ini yaitu, quota

sampling adalah metode pengumpulan data untuk menentukan sampel dari

populasi yang mempunyai ciri – ciri tertentu hingga jumlah (kuota) yang

diinginkan (Ambien, 2019).

4.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu berbentuk apa saja yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

kemudian datarik kesimpulannya (Yusup, 2018).

4.4.1 Variabel Independen

Variabel independen(mempengaruhi) adalah variabel yang berpran memberi

pengaruh kepada variabel lain (Nasution, 2017). Dalam penelitian ini

variabel independen adalah adalah kualitas pelayanan

4.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen(terpengaruh) adalah variabel yang dijadikan sebagai

faktor yang dipengaruhi oleh sebuah atau sejumlah variabel lain (Nasution,

2017). Dalam penelitian ini variable dependen adalah kepuasan pasien.


4.5 Definisi Operasional

Tabel 4.5 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Skala Data Skor


Operasional
Independen Kualitas pelayanan Kuisioner Ordinal 1 :Sangat tidak
: merupakan tingkat setuju
Kualitas pelayanan yang 2 : Tidak
Pelayanan berkaitan dengan setuju
harapan dan 3 : Setuju
kebutuhan 4 : Sangat
pelanggan atau setuju
pengguna.
Kategori
Skoring :
Rendah : skor <
20
Sedang : ≥ 20 -
30
Tinggi : skor ≥ 30

(Salim, 2019)

Dependen : Kepuasan pasien Kuisioner Ordinal Dengan skor


Kepuasan adalah tingkat pertanyaan :
Pasien perasaan pasien 1 : Tidak pernah
yang dihasilkan 2 : Jarang
dari kinerja suatu 2 : Sering
pelayanan
kesehatan oleh Kategori
pasien setelah Skoring :
membandingkanny Perilaku
a dengan pencegahan
harapannya terkait Covid – 19
:
Baik (>75%)
Buruk (≤75%)
(Muntahaya et al.,
2021)
4.7 Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang akan dilakukan berada di Rumah sakit


Muhammadiyah Malang yang terletak di Jl. Tlogomas No. 45 Kec.
DAU Kota Malang, JAWA TIMUR 65144. Rumah Sakit
Muhammadiyah Malang merupakan salah satu pelayanan kesehatan
yang berada di Kota Malang.

4.8 Waktu Penelitian

Waktu Penelitian Akan Dilaksanakan Pada Bulan Mei 2022

Hingga Bulan Juni 2022

4.9 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah metode dan alat ukur yang

digunakan untuk mengumpulkan data atau mengukur objek dari

suatu variabel penelitian (Setiana & Nuraeni, 2021). Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

kuesioner. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang

efisien dengan menggunakan beberapa pertanyaan atau pernyataan

tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawab (Wawan &

Agustini, 2021). Kuesioner pada penelitian ini adalah menggunakan

kuesioner tertutup dengan cara multiple choice question dengan

pengambilan data door to door. Multiple choice question adalah

bentuk kuesioner yang tampilan formatnya menyediakan beberapa

alternatif jawaban, dan responden diminta untuk memilih satu dari

alternatif jawaban yang paling sesuai dengan presepsi responden

(Mukhadis, 2021). Pada penelitian ini terdapat dua tipe kuesioner


yaitu kuesioner untuk menilai kualitas pelayanan keperawatan dan

tingkat kepuasan pelayanan.

4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.8.1 Uji Validitas

Uji validitas merupakan uji yang digunakan untuk

memastikan tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen yang

digunakan oleh peneliti untuk melakukan suatu penelitian.

Kriteria pengambilan keputusan uji validitas dikatakan valid jika

r hitung memiliki nilai lebih besar dibandingkan r tabel.

Sedangkan jika r hitung memiliki nilai lebih kecil dibandingkan

dengan r tabel maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid

(Prihanti, 2016).

4.8.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk

mengetahui tingkat ketahanan (kehandalan) suatu

instrumen dalam melakukan pengumpulan data.

Penelitian dianggap dapat diandalkan jika memiliki

hasil yang konsisten pada pengukuran yang sama.

Umumnya pengukuran dilakukan menggunakan

rumus Cronbach’s Alpha (Prihanti, 2016).


4.2 Prosedur Pengumpulan Data

1 Peneliti melakukan pengumpulan data dengan

mempersiapkan surat izin pendahuluan dan penelitian untuk

diserahkan kepada pihak IGD Rumah Sakit Universitas

muhammadiyah malang.

2 Setelah mendapat izin dari pihak tersebut, peneliti meminta

data pasien yang di rawat atau pernah di rawat di IGD

Rumah Sakit Universitas muhammadiyah malang.

3 Peneliti menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

saat penelitian.

4 Peneliti juga melakukan protokol kesehatan, seperti :

a. Memakai masker

b. Mencuci tangan menggunakan hand sanitizer sebelum

dan sesudah melakukan kunjungan ke masyarakat

c. Melakukan sosial distancing minimal 1 meter

5 Peneliti kemudian memberikan kuesioner yang akan diisi

oleh masyarakat.

6 Peneliti menjelaskan tujuan dan cara mengisi lembar

kuesioner kepda responden.

7 Peneliti melakukan pengecekan terakait lembar kuesioner

yang telah diisi oleh responden.


4.3 Analisa Data

Analisa data adalah teknik memproses data dari hasil

penelitian yang diperoleh sehingga dapat menghasilkan suatu

makna atau arti (Aini & Inayah, 2019).

4.10.1 Analisa Univariat

Analisa univariat atau yang disebut dengan

analisis deskriptif merupakan teknik analisa data yang

tiap variabelnya didianalisis tanpa melihat variabel yang

lainnya. Analisa univariat memiliki tujuan untuk

menggambarkan suatu fenomena yang diteliti (Cahyono,

2018). Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah

usia, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pelayanan dan

tingkat kepuasan.

4.10.2 Analisa Bivariat

Analisa Bivariat adalah analisa yang bertujuan untuk

melihat hubungan antara dua variabel, yaitu variabel

independen (bebas) dan variabel dependen (terikat)

(Hulu & Sinaga, 2019). Analisa bivariat dalam penelitian

ini adalah untuk mencari Hubungan Kualitas Pelayanan

Keperawatan Dengan Kepuasan Pasien Di Igd Rs

Muhammadiyah Malang

. Uji statistik yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah uji statistik non parametric yaitu menggunakan uji


korelasi spearman. Uji korelasi spearman adalah uji

yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel atau lebih dengan syarat bahwa Ho diterima

apabila p value < 0,05 (Ghodang & Hantono, 2020).

Menurut (Sugiono,2010) dalam (Priyono, 2021)

menjelaskan kekuatan hubungan sebagai berikut :

Tabel 4.10.1 Interpretasi Kekuatan Hubungan

Nilai Interpretasi

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0.20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sedangkan arah hubungan ada dua yaitu :

a. Positif (+) : Searah, apabila variable x naik dan

variable y juga naik

b. Negatif (-) : Berlawanan, apabila variable x naik

dan variable y turun.


4.4 Etika Penelitian

Beberapa prinsip dasar etika penelitian menurut

(Masturoh & T, 2018) yaitu:

1. Mengormati atau Menghargai Subjek

Peneliti harus melindungi responden dari berbagai

ancaman atau bahaya yang terjadi disaat melakukan

penelitian.

2. Manfaat (benefience)

Saat melakukan penelitian, peneliti harus menjaga

keselamatan responden dan dapat berpengaruh baik

bagi responden.

3. Tidak Membahayakan Subjek

Peneliti harus memperhatikan hal-hal yang dapat

membahyakan responden

4. Keadilan (Justice)

Peneliti dilarang untuk membandingan subjek

penelitian
DAFTAR PUSTAKA

Aini, N., & Inayah, Z. (2019). Biostatistika Dan Aplikasi Program. Literasi

Nusantara.

Ambien, U. (2019). Metode Sampling. 4–6.

Cahyono, T. (2018). Statistika Terapan & Indikator Kesehatan. Deepublish.

Djafar, T. (2021). HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN

DENGAN TINGKAT Tanwir Djafar. February, 0–5.

Fahilah, A., & Yusianto, W. (2019). Hubungan Kualitas Pelayanan

Keperawatan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Bedah Di RSUD

Dr. Loekmono Hadi Kudus. Angewandte Chemie International

Edition, 6(11), 951–952., 5–24.

Ghodang, H., & Hantono. (2020). Metodologi Penelitian Kuantitatif

(Konsep Dasar Dan Aplikasi Analisis Regresi Dan Jalur Dengan

SPSS) (F. Ghodang (Ed.)). Penerbit Mitra Grup.

Hulu, V. T., & Sinaga, T. R. (2019). Analisis Data Statistik Parametrik

Aplikasi SPSS Dan STATCAL: Sebuah Pengantar Untuk Kesehatan (J.

Simarmata (Ed.)). Yayasan Kita Menulis.

Hum, M., Musyahid, A., & Ag, M. (2021). POPULASI DAN TEKNIK

SAMPEL ( Fenomena Pernikahan Dibawah Umur Masyarakat 5 . 0 Di

Kota / Kabupaten X ) MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Hukum Dosen Pengampu :

HINDUN UMIYATI PROGRAM PASCASARJANA JURUSAN


DIRASAH ISLA.

Ibrahim, M., Milwati, S., & Neni Maemunah. (2018). Perbedaan Kualitas

Pelayanan Perawat Dan Kepuasan Pasien Di Ruang UGD Dengan

Rawat Inap Puskesmas DAU Malang. 3, 758–765.

Jenny Tampubolon1, U. S. (2020). Tingkat Kepuasan Pasien Dan Keluarga

Terhadap Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Advent

Bandung. 2507(February), 1–9.

Lungguh, P. (2020). Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan Dengan

Kepuasan Pasien Di Ruangan IGD RSUD Dr. Slamet Garut. Jurnal

Ilmiah Administrasi Publik (JIAP), 2(1), 58–67.

Masturoh, I., & T, N. A. (2018). Bahan Ajar Rekam Medis Dan Informasi

Kesehatan (RMIK) Metodologi Penelitian Kesehatan.

Mukhadis, A. (2021). Teknologi Evaluasi Program Pembelajaran Bidang

(Terminologi, Prosedur Dan Pengembangan Program Dan Instrumen).

Media Nusa Creative (MNC Publishing).

Muntahaya, F., Batuah, T. F., & Nisa, H. (2021). Preventive Behaviors

Related To Covid-19 Among High School Students: Cross-Sectional

Web-Based Survey. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan, 8(2), 143–

157. Https://Doi.Org/10.32668/Jitek.V8i2.507

Nasution, S. (2017). Variabel Penelitian. Raudhah, 05(02), 1–9.

Nurdin, D. I., & Si, M. (N.D.). Metodologi Penelitian Sosial.

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan:Pendekatan Praktis

(P.P. Lestari (Ed); 4th Ed.). Salemba Medika.

Organisasi, S. (2020). Dinas Kesehatan Kota Malang. Dinkes, 1, 1–132.


Prihanti, G. S. (2016). Pengantar Biostatistik. UMM Press.

Priyono. (2021). Analaisis Regresi Dan Korelasi Untuk Penelitian Survei

(Panduan Praktis Olah Data Dan Interpretasi: Dilengkapi Cara

Perhitungan Secara Manual) (Guepedia (Ed.)).

RI, K. (2019). Kepmenkes RI Nomor: 856/Menkes/SK/IX/2009 Tentang

Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS. 1, 105–112.

Salim, D. A. (2019). Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Keterampilan

Sosial Pada Anak Jalanan Di Rumah Singgah Dinas Sosial Kabupaten

Pasuruan. 49–77.

Setiana, H. A., & Nuraeni, R. (2021). Riset Keperawatan (S. P. Aeni

Rahmawati (Ed.)). Lovrinz Publishing.

Sugiyono. (2015). METODOLOGI PENELITIAN.

Wawan, K., & Agustini, A. (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan Dan

Keperawatan. Lovrinz Publishing.

Yusup, F. (2018). Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Kuantitatif. Jurnal Tarbiyah : Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1), 17–

23. Https://Doi.Org/10.18592/Tarbiyah.V7i1.2100

Zahara, D. (2020). Diksa : Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Korelasi Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi Dengan

Keterampilan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1

Bonjol. 6(2), 83–92.

Anda mungkin juga menyukai