Anda di halaman 1dari 7

e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KINERJA


PERAWAT DI RUANGAN RAWAT INAP
RSU GMIM BETHESDA TOMOHON
Morits G. Kosegeran
Damayanti H. Pangemanan
Rivelino S. Hamel

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email : morits.g.kosegeran@gmail.com

Abstrack : Since the development of society's knowledge is increasing rapidly, especially their
knowledge of health, cmpetency has become an absolute requirement for nurses in providing
health services. The quality of services have to be maintained in order to provide an excellent
services. The performances of people in doing their work is always based on what personality
they have which might affects the result of each works they do. The aimof this research is to
know the relation between types of personality and nurse' performances in the ward of GMIM
Bethesda Public Hospital Tomohon. Research methods this research design uses a cross-
sectional approach and purposive sampling technique with 62 respondents. Data are
collected by questionnaires.The Result isis using chi square in the level of significant 95% results
p values = 0.000 < 0.05. Conclusionthis research shows that there is a relation between types of
personality and nurse' performances in the ward of GMIM Bethesda Public Hospital Tomohon.
Key words: Types Of Personality, Performance, Nurse

Abstrak : Kinerja perawat menjadi hal yang vital dalam peningkatan kualitas pelayanan yang ada
pada sebuah instansi penyedia layanan kesehatan, dilihat dari data yang ambil sebagian pasien
mengatakan perawat yang bekerja di RSU GMIM Bethesda Tomohon memiliki pembawaan yang
ramah dalam berkomunikasi dan ada juga yang sebaliknya, hal tersebut dikarenakan perbedaan corak
kepribadian seseorang yang nampak pada perilaku seorang perawat ketika berinteraksi dengan
pasien.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan tipe kepribadian dengan kinerja
perawat di ruangan rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon. Metode penelitian ini adalah
cross sectional, teknik sampling dalam penelitian ini adalah total samplingberjumlah 62 responden.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk mengukur tipe kepribadian dan kinerja perawat.
Hasil Uji dengan menggunakan uji Chi Square pada tingkat kemaknaan 95 % diperoleh nilai
signifikan p = 0.000 atau lebih kecil dari 0.05 (0.000< 0.05). Kesimpulan ada hubungan tipe
kepribadian dengan kinerja perawat di ruangan rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon.
Kata kunci :Tipe Kepribadian, Kinerja, Perawat.

1
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

PENDAHULUAN pelayanan kesehatan tidak bisa lepas dari


Rumah Sakit adalah institusi upaya peningkatan mutu keperawatan.
pelayanan kesehatan yang Oleh sebab itu perawat sebagai tim
menyelenggarakan pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan yang terbesar dituntut
perorangan secara paripurna yang untuk meningkatkan mutu pelayanan
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat keperawatan (BPPSDMK, Kemenkes RI,
jalan, dan gawat darurat. Persaingan yang 2017)
semakin ketat akhir-akhir ini menuntut Kinerja perawat memiliki nilai yang
sebuah lembaga penyedia jasa untuk selalu vital dan strategis. Menurut penelitian
memanjakan pelanggan dengan (Hafid, A, M. 2014) didapatkan hubungan
memberikan pelayanan terbaik. Para yang signifikan antara kinerja perawat
pelanggan akan mencari produk berupa dengan kepuasan pasien,sehingga bisa
barang atau jasa dari perusahaan yang dilihat peranan penting perawat dalam
dapat memberikan pelayanan yang terbaik pelayanan di rumah sakit. Hal ini
kepada pelanggan (UUD RI No 44 Thn disebabkan karena perawat secara
2009).Pelayanan kesehatan adalah hak kuantitas adalah tenaga terbanyak di rumah
yang didapatkan oleh setiap pasien, sakit yaitu berjumlah 60,55% (Kemenkes,
sebagaimana yang tertulis dalam Undang- (2010). Menurut hasil studi dari Direktorat
Undang Republik Indonesia Nomor 36 Keperawatan dan keteknisan Medik
Tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 5 ayat Depkes UGM dan WHO yang melakukan
(2) bahwa “setiap orang mempunyai hak penelitian di empat provinsi yaitu Jakarta,
dalam memperoleh pelayanan kesehatan Sumatera Utara, Sulawesi Utara dan
yang aman,bermutu, dan terjangkau”. Kalimantan Timur, ditemukan data bahwa
Kualitas pelayanan harustetap dijaga dan 47,4% perawat belum memiliki uraian
diupayakan agar kinerja tenaga kesehatan tugas secara tertulis, 70,9% perawat tidak
tetap baik, sehingga dapat memberikan pernah mengikuti pelatihan selama tiga
pelayanan yang bermutu bagi pasien. Oleh tahun terakhir, 39,8% perawat masih
karena itu untuk melaksanakan seluruh melaksanakan tugas non keperawatan serta
kegiatan pelayanan tersebut sangat erat belum dikembangkan sistem monitoring
kaitannya dengan profesionalisme staf dan evaluasi kinerja perawat.
rumah sakit, termasuk kegiatan pelaynan Kajian yang telah dilakukan
keperawatan (Ratanto dkk., 2013). Direktorat Pelayanan Keperawatan Depkes
Keperawatanmenjadi ujung tombak RI (2017) menunjukkan pelayanan
pelayan kesehatan dan sering digunakan keperawatan yang diberikan perawat
menjadi patokan dalam menilai kualitas kepada klien masih jauh dari harapan.
pelayanan kesehatan yang bermutu. Jumlah Penelitian Sukoco (2001) didapat tingkat
tenaga keperawatan menduduki peringkat kepuasan klien mencapai 72,6%, demikian
teratas yang mencapai 49% (296.876) dari pula penelitian yang dilakukan oleh Oroh,
jumlah tersebut berdasarkan jenis kelamin, dkk., (2014), didapatkan bahwa kepuasan
perempuanlah yangterbanyak yaitu sebesar pasien 73%. Penelitian Hafid, A, M.
71% sedangkan laki laki sebesar 29%. (2014) tentang hubungan kinerja perawat
Tenaga keperawatan yang didayagunakan dengan kepuasan pasien menunjukan 21
di Rumah Sakit sebesar 29,46% dan untuk orang (70,0%), Penelitian Widayanti D.
puskesmas sebesar 12,22%. Perawat yang (2017) tentang kinerja perawat munujukan
kompeten menjadi syarat mutlak dalam cukup baik 41,8%, penelitian tersebut
memberikan pelayanan kesehatan saat ini sejalan dengan penelitian Nurhidayah
dikarenakan perkembangan masyarakat (2018) tentang kinerja perawat dengan 73
yang semakin kritis seiring meningkatnya responden menunjukan kinerja yang
pengetahuan masyarakat mengenai kurang baik 47,9% atau 35 orang dari hasil
kesehatan, upaya peningkatan mutu tersebut menunjukkan terdapat kelemahan

2
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

dalam pelayan keperawatan yang harus Kepribadian) dan variabel dependen


diperbaiki di rumah sakit. (Kinerja Perawat). Penelitian ini
Faktor-faktor yang mempengaruhi menggunakan desain penelitian cross
kinerja perawat berdasarkan psikososial sectional. Penelitian ini dilaksanakan di
yang menggambarkan seseorang dengan RSU Bethesda Tomohon pada tanggal 21
kesehatan emosional yang nampak dalam Januari 2019.Populasi penelitian ini adalah
kepribadian sehingga muncul niat dalam seluruh perawat dengan strata pendidikan
bekerja (Nursalam, 2012). Kinerja masing- D3 dengan jumlah 89. Pengambilan
masing orang berbeda karena dalam sampel menggunakan teknik Total
bekerja masing-masing individu memiliki sampling maka didapatkan jumlah sampel
kepribadian orang berbeda-beda, oleh yang memenuhi kriteria inklusi 62 sampel.
karna itu dari tipe kepribadian masing- Instrumen penelitian yang digunakan
masing orang berbeda maka hasil untuk mengukur variabel Tipe kepribadian
kerjanyapun tentu akan berbeda-beda menggunakan kuesioner yang digunakan
(Nisha dan Arum, 2011).Menurut sebelumnya oleh Kristiyani, M, Y. (2009)
Suryabrata,S (2002), tipe kepribadian yang telah diuji validitasnya. kuesioner
seseorang dapat dibedakan menjadi dua, tipe kepribadian menggunakan skala
yaitu kepribadian ektrovert dan guttman yang terdiri dari dua alternatif
kepribadian introvert. Tipe kepribadian jawaban dengan pembagian penilaian
yang dimiliki akan memengaruhi seorang yaitu, untuk pertanyaan memihak diberi
perawat menghadapi tuntutan dan stressor skor 1 untuk jawaban “Ya” dan skor 0
yang mungkin muncul dalam pekerjaan. untuk jawaban “Tidak”, dan untuk
Berdasarkan pendataan awal pertanyaan tidak memihak diberi skor 0
dilakukan peneliti pada bulan November untuk jawaban “Ya” dan skor 1 untuk
2018 di ruangan rawat Inap RSU GMIM jawaban “Tidak”.Kuesioner ini terdiri dari
Bethesda Tomohon. Hasil wawancara 42 pernyataan yang terdiri dari Activity (12
dengan 6 pesien, didapatkan 2 pasien pernyataan) Risk-taking (6
mengatakan masih kurang puas dengan pernyataan),Impulsiveness (6pernyataan),
pelayanan yang ada dengan alasan perawat Expessiveness (6 pernyataan),
yang ada di ruangan memiliki pembawaan Reflectiveness(6 pernyataan),
yang berbeda-beda, seperti komunikasi Responsibility (6 pernyataan). Tipe
yang kurang menunjukan sikap yang kepribadian dihitung jumlah cut of point
ramah dalam melakukan tindakan dan didapatkan hasil dikatakan tipe
keperawatan, ada juga perawat yang dalam kepribadianEkstrovert : jika nilai
melakukan tindakan mempunyai sikap dan responden ≥ cut of point (21), dan
komunikasi yang baik. Jumlah ruangan dikatakan tipe kepribadian introvert : jika
rawat inap ada 8 dengan jumlah perawat 89 nilai responden < cut of point (21).
orang dengan tingkat pendidikan D3 dan Kuesioner diisi oleh responden kemudian
18 dengan tingkat pendidikan S1 dan Ners. dilakukan penghitungan skor dengan cara
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menjumlahkan skor tiap pertanyaan. Untuk
tertarik untuk meneliti tentang hubungan menentukan tipe kepribadian dihitung dari
tipe kepribadian dengan kinerja perawat di jumlah skor tertinggi pada 2tipe
ruangan rawat Inap RSU GMIM Bethesda kepribadian.
Tomohon”. Kuesioner yang kedua (kinerja
perawat) di kutip dari Royani, (2010) yang
METODE PENELITIAN terdiri dari 25 pernyataan, dibagi menjadi
Penelitian ini termasuk dalam jenis pernyataan positif (Favorabel) dan
penelitian kuantitatif dengan menganalisis pernyataan negatif (unfavorabel) dengan
gambaran hubungan antara kedua variabel pengkajian (6 pernyataan), Diagnosa
yaitu variabel independen (Tipe Keperawatan (3 pernyataan), perencanaan

3
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

(4 pernyataan), pelaksanaan (7 dengan presentase 89,1%. Hasil penelitian


pernyataan), evaluasi (5 sebelumnya yang dilakukan oleh Indriana
pernyataan).Kuesioner ini menggunakan tahun 2013 tentang faktor yang
empat alternatif jawaban yang merupakan berhubungan dengan kinerja perawat
rentang skala kinerja yaitu: 1=TP (tidak didapatkan bahwa kebanyakan responden
pernah), apabila pernyataan tersebut tidak berjenis kelamin perempuan dengan
perna dilakukan sama sekali; 2=J(jarang), presentase 86,8%.
apabila pernyataan tersebut jarang
dilakukan (lebih sering tidak dilakukan); Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan
3=S (sering), apabila pernyataan tersebut Usia
sering di lakukan (jarang tidak digunakan); Umur
n %
4=SL (selalu), apabila pernyataan tersebut (tahun)
selalu dilakukan (tidak pernah/tidak 25-35 41 66.1
dilakukan).
Kinerja perawat dihitung jumlah cut 35-45 11 17.7
of point dan didapatkan hasil dikatakan 46-55 9 14.5
kinerja baik : jika nilai responden ≥ cut of
point (62.5), dan dikatakan kinerja kurang 56-65 1 1.6
baik: jika nilai responden < cut of point
(62.5).Penelitian ini diolah secara manual Total 62 100.0
dengan mengelompokkan hasil kuesioner Sumber : Data Primer 2019
kemudian dilakukan penghitungan skor
dan dianalisis menggunakan uji statistik Hasil penelitian ini menunjukan
melalui sistem komuterisasi dengan responden berusia 25-35 tahun sebanyak
beberapa tahap yaitu selecting,editing, 66,1% dari total responden. Menurut
coding, tranfering, tabulating. Analisa Kumbadewi (2016) usia produktif seorang
bivariat dalam penelitian ini yaitu untuk pekerja berada dalam rentang 15-65 tahun
mengetahui hubungan tipe kepribadian dan menurut Depkes tahun 2012 pada
dengan kinerja perawat di ruangan rawat rentang usia 26-35 masuk pada masa
inap RSU GMIM Bethesda Tomohon. dewasa awal sehingga dapat terlihat
Peneliti menggunakan uji statistic Chi- responden dalam penelitian ini terbanyak
Squaredengan tingkat kemaknaan 95% (α pada usia produktif. Usia seseorang
= 0,05). mempengaruhi tingkat produktivitasnya,
ketika memasuki lanjut usia maka
HASIL dan PEMBAHASAN produktivitasnya menurun karena
1. Karakteristik Responden dipengaruhi faktor seperti fisik dan status
Tabel 1. Distribusi Sampel Berdasarkan kesehatannya.
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 8 12.9

Perempuan 54 89.1
Total 62 100.0
Sumber : Data Primer 2019

Hasil penelitian menunjukkan bahwa


sebagian besar sampel memiliki jenis
kelamin perempuan sebanyak 54 orang

4
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan akan berbeda-beda yang dibawah sejak


Lama Kerja lahir seperti kepribadian introvert yang
Lama Kerja cenderung pemalu yang lebih senang
n %
(tahun) melakukan kegiatan sosial mereka sendiri
<6 20 32.3 namun juga introvert lebih suka menulis
buku dan saat melakukan sesuatu akan
6-10 17 27.4 memikirkannya dengan matang sebelum
>10 25 40.3 bertindak. Seseorang dengan kepribadian
ekstrovert lebih menyukai lingkungan yang
interaktif dan suka dengan hal-hal yang
Total 62 100.0
baru dan mereka lebih terbuka dengan
Sumber : Data Primer 2019 orang lain disekitarnya namun juga mereka
lebih sedikit berpikir sebelum melakukan
Berdasarkan lama kerja lebih dari sesuatu (Suryabrata, S, 2002).
10 tahun sebesar 40,3% dari total 62
responden merupakan jumlah terbanyak Tabel 5. Distribusi sampel berdasarkan
pada penelitian ini. Hasil penelitian Kinerja Perawat
Indriana tahun 2013 tentang faktor yang Kinerja n %
berhubungan dengan kinerja perawat Perawat
didapatkan bahwa kebanyakan responden
Baik 37 59.7
memiliki lama bekerja 1-5 tahun sebanyak
46 perawat (67,6%). Menurut Manorek Kurang Baik 25 40.3
tahun (2018), lama bekerja bisa
mempengaruhi kinerja seseorang. Semakin Total 62 100.0
lama seseorang bekerja tentunya semakin Sumber : Data Primer 2019
baik pula kinerja yang bisa dihasilkan
seseorang. Tabel 5 menunjukkan bahwa dari
totalresponden didapat sebanyak 59.7%
2. Analisa Univariat dengan kinerja baik dan 40.3% dengan
Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan kinerja kurang baik. Hal ini sejalan dengan
Tipe Kepribadian penelitian yang dilakukan oleh Ridho
Tipe (2015) dengan jumlah responden 73 orang
n %
Kepribadian dengan kinerja baik 57% dan kinerja
Ekstrovert 31 50 kurang baik 43% yang menunjukan kinerja
Introvert 31 50 seorang perawat lebih dominan yang
kinerjanya lebih baik ketimbang kinerja
Total 62 100.0 yang kurang baik sehingga kualitas
pelayanan dalam suatu instansi penyedia
Sumber : Data Primer 2019 jasa layanan kesehatan tetap baik, sehingga
memunculkan kepuasan pasien terhadap
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebuah instansi kesehatan. Presentasi
dari tipe kepribadian introvert 31 (50%) kinerja perawat yang kurang baik pada
dan ektrovert 31 (50%) responden. 40.4% akan ada saja pasien yang kurang
Kepribadian menunjukan pada sifat umum puas terhadap pelayanan kesehatan yang
masing-masing individu yang diberikan khususnya pelayanan
membedakan dia antara yang lain yang keperawatan, penelitian dari Ridho (2015)
menjadi menjadikan masing-masing faktor yang mempengaruhi kinerja perawat
individual indentik, bisa jadi memiliki seperti motivasi kerja, stres kerja,
sifat-sifat yang positif ataupun negatif, pengalaman kerja, dan sikap adalah
yang secara umum kepribadian seseorang diterminan perilaku yang bisa dikaitkan

5
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

dengan kepribadian seseorang juga DAFTAR PUSTAKA


mempengaruhi kinerja seorang perawat. Hafid, A, M. (2014) Hubungan Kinerja
Perawat Terhadap Tingkat Kepuasan
3. AnalisaBivariat Pasien Pengguna Yankestis Dalam
Tabel 6. Hubungan Tipe Kepribadian Pelayanan Keperawatan Di Rsud
dengan Kinerja Perawat di ruangan rawat Syech Yusuf Kab.Gowa. Fakultas
inap RSU GMIM Bethesda Tomohon Keperawatan Universita Islam
Tipe Kinerja Perawat Negeri Alauddin Makasar.
Kepribadian Baik Kurang Total P
Baik
Introvert 24 7 31 Indriana S, D. (2013). Faktor Yang
Ekstrovert 1 30 31 0.000 Berhubungan Dengan Kinerja
Perawat di Ruangan Rawat Inap RS
Total 25 37 62
Sumber : Data Primer 2019 Ibnu Sina YBW-UMI Makasar.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Tabel 6 hasil uji hipotesis dari tipe Universitas Hasanuddin Makasar.
kepribadian dengan kinerja perawat
menggunakan uji statistik Chi-square pada Kemenkes RI, (2010) Profil Kesehatan
tingkat kemaknaan 95% (ɑ = 0,05%), dari Indonesia Jakarta: Badan Penelitian
hasil penelitian yang telah dilakukan dan pengembangan Kesehatan
menunjukkan adanya hubungan tipe Kementrian Kesehatan RI.
kepribadian dengan kinerja perawat di
ruangan rawat inap RSU GMIM Bethesda Kemenkes RI, (2017) Badan
Tomohon Dimana nilai P = 0,000 lebih pengembangan sumber daya manusia
kecil dari ɑ = 0,05. Dengan demikian kementrian kesehatan RI.
sesuai dengan dugaan awal penulis bahwa
terdapat hubungan tipe kepribadian dengan Direktorat Pelayanan Keperawatan Depkes
kinerja perawat. Analisa hasil crosstab RI (2017)) Info Datin Situasi Tenaga
dengan menggunakan uji Chi-Square, Keperawatan Indonesia Jakrta
berdasarkanhasilpenelitian, 6 menunjukkan Selatan :Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI.
bahwa dari 31 responden yang memiliki
tipe kepribadian introvert, 24 responden
Kristiyani,M,Y. (2009) Hubungan Antara
(38.7%) dikategorikan kurang baik dalam
Tipe Kepribadian Ekstrovert-
kinerjanya sebagai perawat dan 7
Introvert Dengan Orientasi
responden (11.3%) dikategorikan baik
Ketrampilan Komunikasi
dalam kinerjanya.
Interpersonal Pada Distributor
Multi Level Marketing Tianshi.
SIMPULAN
Fakultas Psikologi Universitas
Tipe kepribadian Perawat di
Sanata Dharma Yogyakarta.
Ruangan Rawat Inap RSU GMIM
Bethesda Tomohon mempunyai presentasi
Kumbadewi, Suwendra, Susila (2016)
yang sama antara kepribadian ekstrovert
Pengaruh Umur, Pengalaman Kerja,
dan introvert.Kinerja Perawat di Ruangan
Upah, Teknologi dan Lingkungan
Rawat Inap RSU GMIM Bethesda
Kerja Terhadap Produktivitas
Tomohon paling banyak menunjukkan
Karyawan. Jurusan Manajemen
kinerja yang baik (59.7%)Terdapat
hubungan yang signifikan antara tipe Universitas Pendidikan Genesha
Singaraja Indonesia.
kepribadian dengan kinerja Perawat di
Ruangan Rawat Inap RSU GMIM
Manorek, H. (2018) Faktor-faktor yang
Bethesda Tomohon.
Berhubungan dengan penerapan

6
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

Sasaran Keselamatan Pasien pada Keperawatan di RSUD Cilegon


Perawat di ruangan rawat inap Banten. Program Pasca Sarjana
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Sam Universitas Indonesia .
Ratulangi Tondano.
Sukoco, A.S. (2001). Perbedaan persepsi
Nisha dan Arum (2011) Hubungan antara perawatdengan klien terhadap
tipe keprbadian dengan kinerja kualitas pelayanan keperawatan di
perawat di rumah sakit PKU RSPAD Gatot Soebroto
Muhammadyah Surakarta. JakartaFakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia, Jakarta.
Nurhidayah (2018) Hubungan Knowledge
Management Dengan Kinerja Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi
Perawat Di Ruangan Rawat Inap Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo
Rumah Sakit Unhas Makasar. Perkasa Rajawali.
Jurusan Keperawatan Stikes
Hasanuddin Makasar. Undang-Undang Republik Indonesia No
44 Tahun 2009 Pasal 1 tentang
Nursalam, (2012) Manajemen rumah sakit.
Keperawatan: Aplikasi dalam bentuk
Praktik Keperawatan Profesional. Widayanti, D. (2017) Hubungan Beban
Edisi 3.Jakarta. Kerja dengan Kinerja Perawat di
ruang rawat inap kelas III RSUD
Oroh, Rompas, Pondaag ,(2014)Faktor- wates. Stikes Jenderal Achmad Yani
faktor yang berhubungan dengan Yogyakarta.
Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap
terhadap pelayanan Keperawatan di
ruang Interna Rsud Noongan,
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi Manado
.
Ratanto,Mustikasari,Kuntarti (2013)
Pengembangan karier sebagai factor
palingmemengaruhi kinerja perawat
pelaksana
http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article
/view/10/10 di akses tanggal 1
oktober 2018 13.00 wita .

Ridho, M. (2015). Faktor-faktor Yang


Mempengaruhi Kierja Perawat
Pelaksana Di Rumah Sakit
Bhayangkara Tingkat IV Kendari.
Bagian Aministrasi RS FKM
Universitas Hasanuddin Makasar.

Royani (2010) Hubungan Sistem


Penghargaan dengan Kinerja Perawat
dalam Melaksanakan Asuhan

Anda mungkin juga menyukai