Anda di halaman 1dari 8

ANALISA JURNAL TENTANG MUTU PELAYANAN KESEHATAN

JURNAL NASIONAL DAN INTERNATIONAL

NAMA

YESI EMILIA PUTRI


NIM : 1913201085

PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS FORT DE KOCK
PERIODE 2020/2021
MENGANALISA JURNAL TENTANG MUTU PELAYANAN KESEHATAN JURNAL
NASIONAL DAN INTERNASIONAL

Mutu pelayanan kesehatan menurut Azwar (2010) dalam jurnal (Harun, 2020)
yang berjudul Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap
Kepuasan Pasien Di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Pasaman 2019 adalah derajat
dipenuhinya kebutuhan masyarakat atau perorangan terhadap asuhan kesehatan yang
sesuai dengan standar profesi yang baik dengan pemanfaatan sumber daya secara wajar,
efisien, efektif dalam keterbatasan kemampuan pemerintah dan masyarakat, serta
diselenggarakan secara aman dan memuaskan pelanggan sesuai dengan norma dan etika
yang baik Menurut penelitian (Harun, 2020) bahwa mutu pelayanan kesehatan yang ada
di puskesmas adalah produk akhir dari interaksi dan ketergantungan yang rumit antara
berbagai komponen atau aspek pelayanan yang menentukan upaya peningkatan status
kesehatan masyarakat.

Meesala, J. Paul (2018) dalam (Harun, 2020) menyatakan bahwa aspek terpenting
yang harus dipusatkan pada manajemen di fasilitas kesehatan yaitu pengiriman layanan
tepat waktu, karyawan yang peduli, akurasi penagihan, komunikasi yang tepat mengenai
waktu pemberian layanan, ketepatan waktu, dan kemauan karyawan untuk membantu
pasien. Dimensi mutu pelayanan kesehatan menunjukkan pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Semakin
sempurna kepuasaan tersebut, semakin baik pula mutu pelayanan kesehatan.

Menurut jurnal penelitian dari (Gultom & Anggraini, 2017) tentang Hubungan
Mutu Pelayanan Bpjs Dengan Kepuasan Pasien Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Bangkatan Binjai, Mutu pelayanan adalah keseluruhan karakteristik jasa
yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan konsumen, dan
BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan
program jaminan kesehatan, serta kepuasan pasien adalah tingkat perasaan pasien
yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang
diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya.

Dalam jurnal (Gultom & Anggraini, 2017) Mutu pelayanan memiliki faktor
pokok yang berperan penting dalam menentukan keberhasilan manajemen
kesehatan, yaitu: Masukan (input), proses (process), keluaran (Output), sasaran
(Target) serta dampak (Impact).

Apabila ditinjau dari jurnal internasional yaitu (Yoon et al., 2020) yang berjudul
How Should the Social Service Quality Evaluation in South Korea Be Verified? Focusing
on Community Care Services melakukan peninjuan kualitas pelayanan kesehatan dengan
menggunakan indeks evaluasi berdasarkan hasil QE layanan sosial. Adanya perbedaan
antara layanan kesehatan tahun 2013 dan 2016 memberikan penilaian mutu yang berbeda.
Maka disimpulkan bahwa inovasi dari tahun 2013 yang dikembangkan hingga 2016
memberikan peningkatan dalam mutu pelayanan mulai dari layanan postpartum, wanita
hingga bayi.

Menurut penelitian (Cho et al., 2020) yang berjudul Comparison of patient


perceptions of primary care quality across healthcare facilities in Korea: A cross-
sectional study yang mana peneliti melakukan perbandingan antara persepsi pasien
tentang perawatan primer. Pelayanan kesehatan universitas menerima nilai tertinggi
untuk kontak pertama, kelengkapan, perawatan pribadi, dan orientasi keluarga /
komunitas; klinik komunitas untuk kelangsungan perawatan; dan rumah sakit untuk
koordinasi perawatan dan kepercayaan / kepuasan. Fasilitas perawatan primer dinilai
lebih tinggi daripada rumah sakit oleh individu dengan kesehatan yang baik, dengan
tingkat pendapatan rendah, menggunakan perawatan rawat jalan lebih sering, dan
pengeluaran lebih sedikit untuk biaya pengobatan. Kesimpulannya, kualitas perawatan
primer yang dipersepsikan pengguna lebih tinggi untuk fasilitas perawatan primer
berbasis komunitas daripada rumah sakit. Skor tertinggi adalah untuk layanan kesehatan
universitas, menunjukkan bahwa perawatan primer yang berpusat pada pengaturan dan
berpusat pada pasien akan menjadi model yang efektif untuk merestrukturisasi sistem
perawatan primer di Korea.

Maka kesimpulan dari jurnal diatas adalah pengertian dari mutu pelayanan yaitu
tingkat keberhasilan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang mana dilihat dari
tingkat kepuasan konsumen yang mana dapat meningkatkan kualitas dari pelayanan
kesehatan baik, meningkatkan efisiensi dalam melakukan pelayanan, dan dapat menarik
daya tarik masyarakat untuk berobat dan dari segi cara pelayanan hingga fasilitas yang
tersedia sangat lengkap dan terjamin.

Faktor faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan diliihat dari


jurnal internasional yaitu jurnal (Lotfi et al., 2017) yang berjudul Factors Affecting the
Utilization of Outpatient Health Services and Importance of Health Insurance yang
mendapatkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian, pertanggungan asuransi dasar dan
penuh merupakan faktor utama yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan
rawat jalan. Selain itu, komposisi usia rumah tangga mempengaruhi pemanfaatan layanan
ini. Lebih tepatnya, rumah tangga dengan jumlah anggota yang lebih banyak berusia <5
atau> 65 tahun cenderung lebih sering menggunakan layanan rawat jalan. Selain itu,
rumah tangga dengan kepala keluarga perempuan dan kelompok desil yang lebih tinggi
lebih cenderung menggunakan layanan rawat jalan. Sebaliknya, tingkat pendidikan dan
ukuran rumah tangga berpengaruh negatif terhadap permintaan layanan kesehatan rawat
jalan.

Untuk itu harus adanya mutu pelayanan yang dapat menyesuaikan keadaan pasien
yang dirawat di pelayanan kesehatan. Ada pula faktor-faktor yang mempengaruhi mutu
tersebut. Menurut jurnal (Mosadeghrad, 2014) yang berjudul Factors Affecting Medical
Service Quality faktor yang mempengaruhi yaitu Perbedaan faktor internal dan eksternal
seperti ketersediaan sumber daya, kerjasama pasien dan kolaborasi antar penyedia
mempengaruhi kualitas layanan medis dan hasil akhir pasien. Kepemimpinan yang
mendukung, perencanaan yang tepat, pendidikan dan pelatihan serta manajemen sumber
daya dan proses yang efektif meningkatkan kualitas layanan medis. Artikel ini
berkontribusi pada teori dan praktik perawatan kesehatan dengan mengembangkan
kerangka kerja konseptual untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi kualitas
layanan medis.

Menurut penelitian (Lahdji et al., 2017) yang berjudul Faktor Faktor yang
Mempengaruhi Mutu Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan Pasien BPJS di Klinik
Penyakit Dalam RSUD Sunan Kalijaga Demak Periode Mei-Oktober 2015 yaitu dilihat
dari 5 faktor yaitu tangibles, reliability, responsibilities, assurance dan emphaty yang
mana dapat dilihat bahwa memang ada pengaruhnya. Yangmana dilihat dari hasil
wawancara yaitu fasilitas yang diberikan sudah baik, kemampuan sumber daya manusia
sesuai standar, kemampuan penjelasan juga bagus dan alur pengobatan sudah baik,
pemberian informasi dan jasa cepat dan tepat, kesopanan dan keramahan, ketrampilan
petugas kesehatan, mampu menumbuhkan kepercayaan pasien serta adanya tanggung
jawab atas tindakan terhadap pasien. Indikator tersebut sudah dirasakan baik bila
dibandingkan hasil yang tidak setuju, perhatian, memahami kebutuhan, mudah dihubungi
pasien dan mengutamakan kepentingan pasien, komunikasi baik, mengerti kesulitan
pasien. Indikator tersebut juga sudah dirasakan baik oleh pasien.

Menurut penelitian (Hutagalung & Wau, 2019) yang berjudul Faktor - Faktor
Yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan Kesehatan Pada Pasien Penderita Hipertensi Di
Puskesmas Rantang Medan Petisah Tahun 2019 Kepuasan terhadap pelayanan kesehatan
dilihat dari kualitas pelayanan kesehatan 53,5% responden yang tidak puas dengan
pelayanan kesehatan yang diberikan, seperti sarana dan prasarana yang kurang memadai
yaitu kondisi ruang tunggu yang dinilai sempit dan tidak nyaman, fasilitas parkir yang
kurang memadai, administrasi proses yang dinilai lambat, kurang ramahnya petugas
kesehatan dalam melayani kebutuhan pasien. Desain penelitian ini adalah deskriptif
analitik dengan desain Cross Sectional. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 61
orang dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Pengambilan data
menggunakan alat ukur angket. Analisis data secara univariat dan bivariat (Uji Chi-
Square) dengan p-value = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bukti fisik dengan
nilai p 0,015 <0,05, reliabilitas dengan nilai p 0,000 <0,05, dan daya tanggap dengan nilai
p 0,001 <0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah bukti fisik, reliabilitas, dan daya tanggap
berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelayanan kesehatan. Disarankan kepada
puskesmas untuk meningkatkan kenyamanan ruang tunggu dan fasilitas parkir, serta
petugas administrasi diharapkan dapat meningkatkan ketepatan waktu dalam melayani
kebutuhan pasien.

Maka kesimpulannya adalah faktor yang dapat mempengaruhi mutu pelayanan


kesehatan bisa berasal dari internal ataupun eksternal. Dari internal yaitu berasal dari
pelayanan kesehatan dan juga pekerja yang bekerja di pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat, kerja sama antar pekerja medis,
pendidikan dan pengetahuan sumber daya manusia, perencanaan dan pelaksanaan
pelayanan juga mempengaruhi mutu pelayanan. Lalu dari eksternal yaitu antara pasien
dan tenaga medis, lalu lingkungan sekitar tempat pelayanan juga memberikan faktor pada
mutu pelayanan.

Maka Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan yaitu
menurut jurnal (Salmah & Susanto, 2016) yang berjudul Upaya Peningkatan Mutu
Pelayanan Medis Pada Pembuatan Standar Prosedur Operasional Pelayanan Medis di
Rumah Sakit Ibu dan Anak ‘Aisyiyah Klaten yaitu melakukan wawancara terhadap
beberapa petugas pelayanan kesehatan dan mendapatkan hasil yaitu upaya peningkatan
mutu pelayanan medis pada pembuatan SPO Pelayanan Medis melalui pendekatan sistem
dengan baik dan para dokter telah memahami filosofi pembuatan SPO Pelayanan Medis
dengan baik. Mutu pelayanan rumah sakit yang dilakukan dengan membangun sistem dan
budaya mutu. Salah satunya yaitu melalui akreditasi rumah sakit diharapkan ada
perbaikan sistem di rumah sakit yang meliputi input, process dan product output berupa
output dan outcome.

Menurut penelitian dari (Zaim et al., 2013) yang berjudul Service Quality And
Determinants Of Customer Satisfaction In Hospitals: Turkish Experience Tindakan
serqual terdiri dari 6 kriteria; berwujud, dapat diandalkan, responsivitas, jaminan,
kesopanan, dan empati. Teknik analisis faktor dan model regresi logistik digunakan untuk
menyelidiki hubungan tersebut. Seperti regresi linier analisis, sebagian besar metode
statistik biasa mengasumsikan bahwa residual, atau kesalahan, harus mengikuti
adistribusi normal. Jika tidak, metode tersebut tidak boleh digunakan. Tidak seperti linier
biasa regresi, regresi logistik tidak mengasumsikan bahwa variabel dependen atau istilah
kesalahannya didistribusikan secara normal. Juga, tidak mengasumsikan bahwa hubungan
antara independen variabel dan variabel dependen linier. Regresi logistik adalah variasi
biasa regresi yang digunakan ketika variabel dependen adalah variabel kategori. Hasil
kami Analisis mengkonfirmasi bahwa sementara tangibility, reliabilitas, kesopanan dan
empati signifikan untuk kepuasan pelanggan, daya tanggap dan jaminan tidak.
DAFTAR PUSTAKA

Cho, Y., Chung, H., Joo, H., Park, H. J., Joh, H. K., Kim, J. W., & Lee, J. K. (2020). Comparison
of patient perceptions of primary care quality across healthcare facilities in Korea: A cross-
sectional study. PLoS ONE, 15(3), 1–14. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0230034

Gultom, S. P., & Anggraini, S. (2017). Hubungan Mutu Pelayanan BPJS dengan Kepuasan
Pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bangkatan Binjai. Jurnal Ilmiah
Perekam Dan Informasi Kesehatan Imelda, 2(2), 258–269.
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JIPIKI/article/view/38

Harun, H. (2020). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap
Kepuasan Pasien Di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Pasaman 2019. Human Care
Journal, 4(3), 138. https://doi.org/10.32883/hcj.v4i3.500

Hutagalung, F., & Wau, H. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan
Kesehatan Pada Pasien Penderita Hipertensi Di Puskesmas Rantang Medan Petisah Tahun
2019. Jurnal Keperawatan Dan Fisioterapi (Jkf), 2(1), 16–25.
https://doi.org/10.35451/jkf.v2i1.197

Lahdji, A., Setiawan, M. R., & Purnamasari, W. I. (2017). Faktor Faktor yang Mempengaruhi
Mutu Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan Pasien BPJS di Klinik Penyakit Dalam
RSUD Sunan Kalijaga Demak Periode Mei-Oktober 2015. Jurnal Kedokteran
Muhammadiyah, 5(2), 1–7.

Lotfi, F., Nouraei Motlagh, S., Mahdavi, G., Keshavarz, K., Hadian, M., & Abolghasem Gorji,
H. (2017). Factors affecting the utilization of outpatient health services and importance of
health insurance. Shiraz E Medical Journal, 18(8). https://doi.org/10.5812/semj.57570

Mosadeghrad, A. M. (2014). Factors affecting medical service quality. Iranian Journal of Public
Health, 43(2), 210–220.

Salmah, S., & Susanto, S. (2016). Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Medis Pada Pembuatan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Medis Di Rsia ‘Aisyiyah Klaten. Jurnal
Medicoeticolegal Dan Manajemen Rumah Sakit, 5(1), 73–76.
https://doi.org/10.18196/jmmr.5109

Yoon, K., Park, G., & Lee, M. (2020). How Should the Social Service Quality Evaluation in
South Korea Be Verified? Focusing on Community Care Services. Healthcare, 8(3), 294.
https://doi.org/10.3390/healthcare8030294

Zaim, H., Bayyurt, N., & Zaim, S. (2013). Service Quality And Determinants Of Customer
Satisfaction In Hospitals: Turkish Experience. International Business & Economics
Research Journal (IBER), 9(5). https://doi.org/10.19030/iber.v9i5.8145

Anda mungkin juga menyukai