Anda di halaman 1dari 12

JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.2, No.

2, September 2017

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN BPJS DENGAN KEPUASAN


PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM
BANGKATAN BINJAI
1.
Suheri Parulian Gultom; 2. Sisca Anggraini
1.
Dosen APIKES Imelda, Jalan Bilal Nomor 52 Medan; 2.Mahasiswa APIKES Imelda

E-mail: 1. suheriparuliangultom@gmail.com

ABSTRAK

Mutu pelayanan adalah keseluruhan karakteristik jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam
memuaskan kebutuhan konsumen, dan BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan kesehatan, serta kepuasan pasien adalah tingkat perasaan pasien
yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien
membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
mutu pelayanan BPJS Kesehatan dengan kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Bangkatan Binjai. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Analitik. Variabel independen adalah
mutu pelayanan BPJS Kesehatan dan variabel dependen adalah kepuasan pasien. Sampel yang diambil
menggunakan Rumus Slovin didapatkan 33 pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Bangkatan Binjai. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan
sebanyak 28 responden (84,8%) menyatakan mutu pelayanan BPJS Kesehatan baik, dan pada kepuasan
pasien sebanyak 32 responden (97,0%) menyatakan puas dengan pelayanan BPJS Kesehatan. Hasil uji
statistik Chi Square menyatakan ada hubungan antara mutu pelayanan BPJS Kesehatan dengan
kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bangkatan Binjai (pValue = 0,000).
Implikasi hasil penelitian menunjukkan mutu pelayanan BPJS Kesehatan memiliki peranan penting
dalam memengaruhi kepuasan pasien.

Kata Kunci: Mutu Pelayanan, BPJS Kesehatan, Kepuasan Pasien.

PENDAHULUAN menimbulkan kepuasan pada setiap pasien


sesuai dengan tingkat kepuasan penduduk,
Rumah sakit. Rumah Sakit adalah serta ada pihak lain, tetapi
institusi pelayanan kesehatan yang penyelenggaraannya sesuai kode etik dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan standar pelayanan professional yang telah
perorangan secara paripurna yang ditetapkan. Pengertian ini yang dijadikan
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat pedoman untuk pelayanan bagi Departemen
jalan, dan gawat darurat. ( UU No. 44, 2009). Kesehatan RI dalam memberikan pelayanan
Menurut American Hospital Association kepada masyarakat (Depkes RI, 2008).
(AHA) dalam Aditama (2003), rumah sakit Mutu pelayanan memiliki faktor pokok
adalah suatu institusi yang fungsi utamanya yang berperan penting dalam menetukan
adalah memberikan pelayanan kepada pasien. keberhasilan manajemen kesehatan, yaitu:
Pelayanan tersebut merupakan diagnostik dan masukan (input), proses (process), keluaran
terapeutik untuk berbagai penyakit dan (output), sasaran (target) serta dampak
masalah kesehatan baik yang bersifat bedah (impact). Input (masukan) adalah segala
maupun non bedah. sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat
Mutu pelayanan adalah yang melaksanakan pekerjaan manajemen. Input
menunjukkan pada tingkat kesempurnaan berfokus pada sistem yang dipersiapkan
pelayanan kesehatan yang disatu pihak dalam organisasi dari menejemen termasuk
258
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.2, No.2, September 2017

komitmen, dan stakeholder lainnya, prosedur kemampuan pasien atau keluarganya, ada
serta kebijakan sarana dan prasarana fasilitas perhatian terhadap keluhan, kondisi
dimana pelayanan diberikan. Seperti sumber lingkungan fisik dan memprioritaskan
tenanga, tata cara dan kesanggupan. kebutuhan pasien. Universitas Sumatera
Proses (process) adalah langkah yang Utara (Soejadi, 1997).
harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang Berdasarkan penelitian yang dilakukan
telah ditetapkan. Pendekatan proses adalah oleh Ningrum (2014) di Rumkital Dr.
semua metode dengan cara bagaimana Ramelan Surabaya. Bahwa terdapat
pelayanan dilakukan. Yang mempunyai 6 hubungan antara mutu pelayanan kesehatan
cara: Planning, Organizing, Directing, BPJS dengan kepuasan pasien, hal tersebut
Controlling, Coordinating, Evaluation didukung dari hasil penelitiannya yaitu dari
(PODCCE). Output adalah hasil dari suatu total 64 responden yang diteliti, terdapat 44
pekerjaan manajemen. Untuk manajemen responden (68,8%) mengatakan pelayanan
kesehatan, output dikenal dengan nama kesehatan BPJS kurang baik, dan pada
pelayanan kesehatan (health services). Output kepuasan pasien sebanyak 36 responden
adalah hasil yang dicapai dalam jangka (56,2%) mengatakan kurang puas dengan
pendek. pelayanan kesehatan BPJS
Dalam mengatur masalah kesehatan (www.stikeshangtuah-sby.ac.id, diakses 20
diperlukan suatu badan khusus yang Mei 2017).
bertanggung jawab dalam menyelenggarakan Penelitian yang dilakukan oleh
jaminan kesehatan. Berdasarkan undang- Desimawati (2013) di Puskesmas Sumbersari
undang BPJS Nomor 1 Tahun 2014, pada Kabupaten Jember. Bahwa mutu pelayanan
tanggal 1 Januari 2014 telah mendirikan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien, hal
suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial tersebut ditunjukkan dari hasil penelitiannya
Kesehatan yang selaras dengan tujuan terhadap 30 responden yang diteliti, terdapat
Organisasi Kesehatan Dunia dalam 25 responden (83,3%) mengatakan pelayanan
mengembangkan jaminan kesehatan untuk keperawatan di Puskesmas Sumbersari
semua penduduk. BPJS Kesehatan ini kurang baik, dan pada tingkat kepuasan
merupakan badan hukum yang dibentuk pasien terdapat 23 responden (76,6%)
untuk 2 menyelenggarakan program mengatakan kurang puas dengan pelayanan
kesehatan (Peraturan BPJS Kesehatan Nomor keperawatan (www.repository-unej.ac.id,
1 Tahun 2014). diakses 20 Mei 2017).
BPJS Kesehatan harus memahami Berdasarkan survey awal di temukan
kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat bahwa adanya pasien yang merasa kurang
yang dilayaninya dalam menentukan cara puas terhadap pelayanan saat berobat,
yang paling efektif menyelenggarakan contohnya lama waktu menunggu proses
pelayanan kesehatan bermutu. Zeithaml et al pendaftaran dan kurangnya komunikasi yang
(dalam Rangkuti, 2006) menyatakan bahwa baik antara pasien dengan petugas
pelayanan yang bermutu terbentuk dari lima pendaftaran sehingga terjadinya kesalah
dimensi Service Quality (Servqual) yaitu, pahaman yang menimbulkan rasa kurang
kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati, nyaman.
dan bukti fisik. Berdasarkan latar belakang tersebut,
Kepuasan adalah perasaan senang atau penulis tertarik untuk melakukan penelitian
kecewa yang muncul setelah membandingkan dengan judul Hubungan Mutu Pelayanan
antara persepsi terhadap kinerja atau hasil BPJS dengan Kepuasan Pasien Di Instalasi
suatu produk atau jasa dan harapan-harapan. Rawat Inap RSU Bangkatan Binjai Tahun
Selain itu Kepuasan pasien dapat dinilai dari 2017.
tingkat kepuasan pelayanan pasien dari
persepsi pasien/ keluarga terdekat. Kepuasan Rumusan Masalah
pasien akan tercapai apabila diperoleh hasil Berdasarkan latar belakang masalah
yang optimal bagi setiap pasien dan yang telah disebutkan sebelumnya maka
pelayanan kesehatan memperhatikan
259
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.2, No.2, September 2017

rumusan masalah dalam penelitian ini RSU Bangkatan Binjai merupakan tempat
adalah: yang sesuai dan dapat dijangkau oleh peneliti.
1. Bagaimana Hubungan Mutu Pelayanan
BPJS dengan Kepuasan Pasien Di Populasi
Instalasi Rawat Inap di RSU Bangkatan Dalam penelitian ini yang menjadi
Binjai Tahun 2017? populasi adalah pasien peserta BPJS
2. Bagaimana Pelayanan yang diteima Kesehatan yang dirawat di Instalasi Rawat
pasien BPJS rawat Inap di instalasi Inap Rumah Sakit Umum Bangkatan Binjai
rawat Inap di RS Bangkatan? pada bulan Mei 2017 berjumlah 331 pasien.

Tujuan Penelitian Sampel


Penelitian ini bertujuan untuk Sampel adalah sebagian dari populasi
mengetahui bagaimana Kepuasan Pasien yang diambil dengan menggunakan teknik
BPJS Terhadap Pelayanan Petugas Di sampling, jumlahnya ditentukan oleh rumus
Instalasi Rawat Inap di RSU Bangkatan atau suatu formula, dengan tujuan untuk
Binjai Tahun 2017. mewakili populasi dalam suatu uji olah data
dari suatu penelitian tertentu (Machfoeds,
Manfaat Penelitian 2016). Sampel penelitian ini yaitu sebagian
1. Bagi lembaga pendidikan APIKES dari pasien rawat inap di RSU. Bangkatan
Imelda Medan Binjai Tahun 2017.
Sebagai bahan referensi buku di Imelda Sampel penelitian berdasarkan pendapat
khususnya Apikes Imelda Medan (Arikunto, 2006) bahwa apabila subjeknya
2. Bagi lembaga Rumah Sakit kurang dari 100, lebih baik diambil semua,
Untuk memberikan masukan tentang tetapi jika sujeknya lebih besar dari 100,
kepuasan pasien BPJS rawat inap dapat diambil antara 10 -15 % atau 20 -
terhadap pelayanan pegawai rawat inap 25 % atau lebih dari jumlah populasi, maka
dalam rangka meningkatkan sampel yang diambil adalah 10 % dari 330
optimalisasi pelayanan rekam medis pasien rawat inap yaitu sebanyak 33 orang.
di rumah sakit kepada pasien sebagai Jadi, jumlah sampel yang diambil untuk
pelanggan. penelitian ini adalah 33 pasien peserta BPJS
3. Bagi peneliti Kesehatan di instalasi rawat inap di RSU.
Untuk menambah wawasan Bangkatan Binjai Tahun 2017.
mengenai kepuasan pasien BPJS
terhadap pelayanan pendaftaran rawat Teknik sampling
jalan di RSU Bangkatan Binjai Medan. Metode sampling yag digunakan adalah
accidental sampling/convenience sampling
METODE adalah non-probabilitas sampling teknik
dimana subyek dipilih karena aksesibilitas
Jenis Penelitian nyaman dan kedekatan mereka kepada
Penelitian ini menggunakan desain peneliti. Subjek dipilih hanya karena mereka
penelitian Analitik dengan pendekatan Cross paling mudah untuk merekrut studi dan
Sectional. Yaitu penelitian yang bertujuan peneliti tidak mempertimbangkan memilih
untuk mengetahui Hubungan Mutu pelayanan mata pelajaran yang mewakili seluruh
BPJS (kehandalan, daya tanggap, jaminan, populasi.
empati, bukti fisik) dengan kepuasan pasien
rawat Inap di RSU Bangkatan Binjai. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
Waktu dan Tempat Penelitian 1. Independen yaitu Mutu pelayanan bpjs
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan kesehatan ( Kehandalan, daya tanggap,
Mei s/d Juli 2017 di Intalasi Rawat Inap RSU jaminan, empati, bukti fisik).
Bangkatan Binjai, karena menurut peneliti 2. Dependen yaitu Kepuasan pasien di
instalasi rawat inap.
260
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.2, No.2, September 2017

Defenisi Operasional

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel Dependen


Skala
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur
Kuesioner - Baik, jika
Kemampuan untuk terdiri dari hasil
menunjukkan atau 3 pertanyaan jawaban 4-6
melaksanakan pelayanan dengan - Tidak
1 Kehandalan Kuesioner Ordinal
yang dijanjikan secara pilihan Baik,jika
tepat dan dapat jawaban: B = hasil
dipercaya 2, jawaban
TB = 1 1-3

Kuesioner
terdiri dari
Kesediaan untuk - Baik, jika
3
membantu pelanggan hasil
pertanyaan
dan menyediakan jasa jawaban 4-6
2 Daya Tanggap Kuesioner dengan Ordinal
yang tepat dimana - Tidak Baik,
pilihan
pelanggan yang jika hasil
jawaban: B =
menunggu terlalu lama jawaban 1-3
2,
TB = 1
Pengetahuan dan
Kuesioner
kebaikankaryawan dan
terdiri dari - Baik, jika
kemampuan mereka
3 pertanyaan hasil
untuk menimbulkan
dengan jawaban 4-6
3 Jaminan kepercayaan dan Kuesioner Ordinal
pilihan - Tidak Baik,
keyakinan kepada
jawaban: B = jika hasil
pelanggan sehingga
2, jawaban 1-3
pelanggan merasa
TB = 1
aman atau terjamin
Kuesioner
terdiri dari - Baik, jika
3 hasil
Perhatian atau
pertanyaan jawaban 4-6
pemahaman secara
4 Empati Kuesioner dengan - Tidak Ordinal
pribadi kepada
pilihan Baik,jika
Pelanggan
jawaban: B = hasil
2, jawaban 1-3
TB = 1
Kuesioner
terdiri dari - Baik, jika
Penampakan fasilitas,
3 pertanyaan hasil
peralatan, personel, dan
dengan jawaban 4-6 Ordinal
5 Bukti Fisik materi komunikasi Kuesioner
pilihan - Tidak Baik,
secara fisik
jawaban : B jika hasil
= 2, jawaban 1-3
TB = 1

261
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.2, No.2, September 2017

Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Independen


Alat Skala
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur Ukur

Suatu tingkat perasaan Kuesioner


pasien yang timbul sebagai terdiri dari
1 akibat dari kinerja pertanyaan
- Puas, jika
hasil jawaban
pelayanan kesehatan yang dengan
Kepuasan 6-10
diperolehnya setelah Kuesioner indikator Ordinal
Pasien - Tidak Puas,
pasien kenyataan
membandingkannya (K) jika hasil
dengan apa yang P = 2, jawaban 1-5
diharapkannya TP = 1

Instrumen Penelitian Pemberian kode pada penelitian ini


Instrumen penelitian berupa kuesioner meliputi:
yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang 1. Mutu Pelayanan BPJS Kesehatan
dikeluarkan untuk memperoleh informasi Terdiri dari 5 dimensi memiliki 2
dari responden tentang hubungan mutu alternatif jawaban yang terdiri dari:
pelayanan bpjs dengan kepuasan pasien di a) Kode 2 = Baik
instalasi rawat inap di RSU. Bangkatan b) Kode 1 = Tidak Baik
Binjai. 2. Kepuasan Pasien
Terdiri dari 2 alternatif jawaban yaitu
Cara Pengumpulan Data sebagai berikut:
Teknik yang digunakan dalam c) Kode 2 = Puas
pengumpulan data ini yaitu dengan d) Kode 1 = Tidak Puas
menggunakan metode kuesioner yang c. Scoring, adalah menentukan skor
digunakan untuk mengumpulkan data atau nilai untuk setiap item
tentang karakteristik pasien (jenis kelamin, pernyataan dan menentukan nilai
umur, pendidikan, pekerjaan), untuk terendah dan tertinggi. Setelah diberi
mengetahui mutu pelayanan BPJS skor kemudian dimasukkan ke skala
Kesehatan berdasarkan 5 dimensi mutu data dengan kategori mutu pelayanan
pelayanan, dan untuk mengetahui kepuasan BPJS Kesehatan dan kepuasan
pasien. pasien.
3. Penilaian 5 Dimensi Mutu Pelayanan
Teknik Pengolahan Data BPJS Kesehatan:
Dalam penelitian ini variabel data yang
a) Nilai 4 - 6 = Baik
terkumpul melalui metode kuesioner
b) Nilai 1 - 3 = Tidak Baik
kemudian diolah dengan tahapan sebagai
4. Penilaian Kepuasan Pasien:
berikut:
c) Nilai 6-10 = Puas
a. Pemeriksaan Data (editing), adalah
memeriksa daftar pertanyaan pada d) Nilai 1-5 = Tidak Puas
lembar kuesioner yang diserahkan oleh
para pengumpul data. Selanjutnya Memasukkan Data (entry data), adalah
kuesioner dikumpulkan kepada peneliti jawaban-jawaban yang sudah diberikan kode
dan diperiksa kembali untuk memastikan kategori kemudian dimasukkan dalam tabel
kelengkapan jawaban. dengan cara menghitung frekuensi data.
b. Memberitahu Data Kode (coding),
Teknik Analisia Data
adalah pada tahap pengolahan ini
peneliti mengklasifikasikan jawaban- a. Analisa Univariat
jawaban dari para responden ke dalam Analisa univariat digunakan untuk
kategori. mencari distribusi frekuensi dan
persentase dari karakteristik responden,
262
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.2, No.2, September 2017

mutu pelayanan BPJS Kesehatan Berdasarkan tabel di atas menunjukkan


berdasarkan 5 dimensi mutu pelayanan, bahwa sebagian besar responden peserta
dan kepuasan pasien. BPJS Kesehatan yang dirawat di Instalasi
b. Analisa Bivariat Rawat Inap Rumah Sakit Bangkatan Binjai
Analisa bivariat merupakan dua variabel adalah Laki-laki yaitu sebanyak 16 responden
yang diduga berhubungan atau (48,5%) dari 33 responden dan perempuan
berkorelasi. Analisa bivariat pada yaitu sebanyak 17 responden (51,5%) dari 33
penelitian ini adalah untuk mengetahui responden.
hubungan mutu pelayanan BPJS
Kesehatan dengan kepuasan pasien di Gambaran Karakteristik Responden
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Peserta BPJS Berdasarkan Umur di
Bangkatan. Dimana penelitian dilakukan Instalasi Rawat Inap RSU Bangkatan
dengan uji Chi Square, CI = 95% yang Binjai Tahun 2017
digunakan untuk menguji hubungan Pada penelitian ini karakteristik
antara variabel independen dan variabel responden peserta BPJS Kesehatan yang
dependen berskala nominal dan ordinal dirawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
yang termasuk data kategorik (Dharma, Bangkatan Binjai berdasarkan umur terbagi
2011). Dari hasil uji statistik tersebut menjadi 4 kategori yaitu 20-30 Thn, 31-
akan dapat disimpulkan adanya 40Thn, 41-50thn dan >50 Tahun.
hubungan dua variabel tersebut
bermakna atau tidak bermakna dengan Tabel 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik
membandingkan nilai pValue dengan Responden Peserta BPJS Kesehatan
nilai α = 0,05. Peneliti disini Berdasarkan Umur di Instalasi Rawat Inap
menggunakan hipotesa alternattif (Ha), Rumah sakit Umum Bangktan Binjai Tahun
sehingga jika pValue ≤ α, maka Ha 2017
diterima. No Umur Frekuensi Persentase (%)
1 20-30 tahun 9 27,3
HASIL 2 31-40 tahun 5 15,2
3 41-50 tahun 4 12,1
Analisa Univariat 4 >50 tahun 15 45,5
Jumlah 33 100
Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
Peserta BPJS Kesehatan Berdasarkan bahwa sebagian besar umur responden
Jenis Kelamin di Instalasi Rawat Inap peserta BPJS Kesehatan yang dirawat di
RSU Bangkatan Binjai Tahun 2017 Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bangkatan
Pada penelitian ini karakteristik Binjai dari 33 responden adalah >50 tahun
responden pese rta BPJS Kesehatan yang yaitu sebanyak 15 responden (45,5%).
dirawat di Instalasi Rawat Inap RSU.
Bangkatan Binjai berdasarkan jenis kelamin Gambaran Karakteristik Responden
terbagi menjadi 2 kategori yaitu Laki-Laki Peserta BPJS Kesehatan Berdasarkan
dan Perempuan. Pendidikan di Instalasi Rawat Inap RSU
Bangkatan Binjai Tahun 2017
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Pada penelitian ini karakteristik
Responden Peserta BPJS Berdasarkan Jenis responden peserta BPJS Kesehatan yang
Kelamin di Instalasi Rawat Inap RSU dirawat di Instalasi Rawat Inap RSU.
Bangkatan Binjai Tahun 2017 Bangkatan Binjai berdasarkan pendidikan
Jenis terbagi menjadi 5 kategori yaitu Tidak
No Frekuensi Persentase (%)
Kelamin sekolah, SD, SMP, SMA dan D3/Sarjana.
1 Laki-Laki 16 48,5
2 Perempuan 17 51,5
Jumlah 33 100

263
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.2, No.2, September 2017

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Karakteristik Data Mutu Pelayanan BPJS Kesehatan


Responden Peserta BPJS Kesehatan
Berdasarkan Pendidikan di Instalasi Rawat Gambaran Mutu Pelayanan Kehandalan
Inap RSU. Bangkatan Binjai Tahun 2017 di Instalasi Rawat Inap RSU Bangkatan
No Pendidikan Frekuensi Persentase (%) Binjai Tahun 2017
1 Tidak sekolah 0 0 Pada penelitian ini mutu pelayanan
2 SD 7 21,2 kehandalan di Instalasi Rawat Inap
3 SMP 8 24,2 Rumah Sakit terbagi menjadi 2 kategori yaitu
4 SMA 10 30,3 Baik dan Tidak Baik. Untuk lebih jelas dapat
5 D3 / Sarjana 8 24,2 dilihat pada tabel di bawah ini:
Jumlah 33 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan Tabel 7. Distribusi Frekuensi Mutu
bahwa sebagian besar Pendidikan responden Pelayanan Kehandalan di Instalasi Rawat
peserta BPJS Kesehatan yang dirawat di Inap RSU Bangkatan Binjai Tahun 2017
Instalasi Rawat Inap RSU. Bangkatan Binjai No Kehandalan Frekuensi Persentase (%)
dari 33 responden adalah SMA yaitu 1 Tidak Baik 1 3,0
sebanyak 10 responden (30,3%). 2 Baik 32 97,0
Jumlah 33 100
Gambaran Karakteristik Responden
Peserta BPJS Kesehatan Berdasarkan Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
Pekerjaan di Instalasi Rawat Inap RSU bahwa sebagian besar responden yang
Bangkatan Binjai Tahun 2017 menyatakan mutu pelayanan tentang
Pada penelitian ini karakteristik kehandalan petugas di Instalasi Rawat Inap
responden peserta BPJS Kesehatan yang RSU. Bangkatan adalah Baik yaitu sebanyak
dirawat di Instalasi Rawat Inap RSU. 32 responden (97,0%) dari 33 responden.
Bangkatan Binjai berdasarkan pekerjaan
terbagi menjadi 6 kategori yaitu Tidak Gambaran Mutu Pelayanan Daya
Bekerja, wiraswasta, PNS, TNI/Polri, Ibu Tanggap di Instalasi Rawat Inap RSU.
Rumah Tangga dan lain-lain. Untuk lebih Bangkatan Binjai Tahun 2017
jelas dapat dilihat pada table bawah ini: Pada penelitian ini mutu pelayanan daya
tanggap di Instalasi Rawat Inap RSU.
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Karakteristik Bangkatan terbagi menjadi 2 kategori yaitu
Responden Peserta BPJS Kesehatan Baik dan Tidak Baik. Untuk lebih jelas dapat
Berdasarkan Pekerjaan di Instalasi Rawat dilihat pada tabel di bawah ini:
RSU Bangkatan Binjai Tahun 2017
Persentase Tabel 8. Distribusi Frekuensi Mutu
No Pekerjaan Frekuensi Pelayanan Daya Tanggap di Instalasi Rawat
(%)
1 Tidak Bekerja 6 18,2 Inap Rumah Sakit Bangkatan Tahun 2017
2 Wiraswasta 10 30,3 Daya
No Frekuensi Persentase (%)
3 PNS 4 12,1 Tanggap
4 TNI/POLRI 0 0 1 Tidak Baik 0 0
5 Ibu Rumah Tangga 9 27,3 2 Baik 33 100
6 Lain-lain 4 12,1
Jumlah 33 100
Jumlah 33 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang
bahwa sebagian besar Pekerjaan responden menyatakan mutu pelayanan daya tanggap di
peserta BPJS Kesehatan yang dirawat di Instalasi Rawat Inap RSU. Bangkatan adalah
Instalasi Rawat Inap RSU. Bangkatan Binjai Baik sebanyak 33 responden yaitu sebanyak
dari 33 responden adalah wiraswasta yaitu 33 responden (100%) dari 33 responden.
sebanyak 10 responden (30,3%).

264
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.2, No.2, September 2017

Gambaran Mutu Pelayanan Jaminan di Gambaran Mutu Pelayanan Bukti Fisik di


Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Instalasi Rawat Inap RSU Bangkatan
Bangkatan Tahun 2017 Tahun 2017
Pada penelitian ini mutu pelayanan daya Pada penelitian ini mutu pelayanan bukti
tanggap di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit fisik di Instalasi Rawat Inap RSU Bangkatan
Bangkatan terbagi menjadi 2 kategori yaitu Binjai terbagi menjadi 2 kategori yaitu Baik
Baik dan Tidak Baik. Untuk lebih jelas dapat dan Tidak Baik. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada tabel di bawah ini: dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Mutu Tabel 11. Distribusi Frekuensi Mutu


Pelayanan Jaminan di Instalasi Rawat Inap Pelayanan Bukti Fisik di Instalasi Rawat
RSU. Bangkatan Tahun 2017 RSU. Bangkatan Binjai Tahun 2017
No Jaminan Frekuensi Persentase (%) No Bukti Fisik Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak Baik 1 3,0 1 Tidak Baik 5 15,2
2 Baik 32 97,0 2 Baik 28 84,8
Jumlah 33 100 Jumlah 33 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
bahwa sebagian besar responden yang bahwa sebagian besar responden yang
menyatakan mutu pelayanan jaminan di menyatakan mutu pelayanan bukti fisik di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bangkatan Instalasi Rawat Inap RSU. Bangkatan adalah
adalah Baik yaitu sebanyak 32 respoden Baik yaitu sebanyak 28 responden (84,8%)
(97,0%) dari 33 responden. dari 33 responden.

Gambaran Mutu Pelayanan Empati di Data Kepuasan Pasien


Instalasi Rawat Inap RSU Bangkatan
Binjai Tahun 2017 Gambaran Kepuasan Pasien di Instalasi
Pada penelitian ini mutu pelayanan Rawat Inap RSU. Bangkatan Tahun 2017
empati di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Pada penelitian ini kepuasan pasien di
Bangkatan Binjai terbagi menjadi 2 kategori Instalasi Rawat Inap RSU. Bangkatan terbagi
yaitu Baik dan Tidak Baik. Untuk lebih jelas menjadi 2 kategori yaitu Puas, dan Tidak
dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Puas. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Mutu
Pelayanan Empati di Instalasi Rawat Inap Tabel 12. Distribusi Frekuensi Kepuasan
RSU. Bangkatan Binjai Tahun 2017 Pasien di Instalasi Rawat Inap RSU.
No Empati Frekuensi Persentase (%) Bangkatan Binjai Tahun 2017
Tidak Kepuasan
1 1 3,0 No Frekuensi Persentase (%)
Baik Pasien
2 Baik 32 97,0 1 Tidak Puas 1 3,0
Jumlah 0 100 2 Puas 32 97,0
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan Jumlah 33 100
bahwa sebagian besar responden yang Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
menyatakan mutu pelayanan empati di bahwa sebagian besar responden yang
Instalasi Rawat Inap RSU. Bangkatan Binjai menyatakan kepuasannya di Instalasi Rawat
adalah Baik yaitu sebanyak 32 responden Inap RSU. Bangkatan adalah Puas sebanyak
(97,0%) dari 33 responden. 32 responden (97,0%) dari 33 responden.

265
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.2, No.2, September 2017

Analisa Bivariat kehandalan dengan kepuasan pasien di


Instalasi Rawat RSU. Bangkatan adalah uji
Hubungan Mutu Pelayanan Kehandalan Chi Square. Gambaran distribusi responden
dengan Kepuasan Pasien di Instalasi tentang hubungan mutu pelayanan
Rawat Inap RSU Bangkatan Binjai Tahun kehandalan dengan kepuasan pasien di
2017 Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bangkatan
Uji statistik yang digunakan untuk dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
mengetahui hubungan mutu pelayanan

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Hubungan Mutu Pelayanan Kehandalan dengan Kepuasan
Pasien di Instalasi Rawat Inap RSU Bangkatan Binjai Tahun 2017
Puas Tidak puas Total
Kehandalan P Value
F % F % F %
Baik 31 94 0 0 31 94
0.085
Tidak Baik 1 3,0 1 3,0 2 6
Total 32 97 1 3,0 33 100

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan Hubungan Mutu Pelayanan Daya Tanggap


bahwa hubungan mutu pelayanan daya dengan Kepuasan Pasien di Instalasi
tanggap dengan kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap RSU Bangkatan Binjai Tahun
Rawat Inap RSU. Bangkatan, dengan hasil uji 2017
statistik Chi Square dengan nilai p Value = Uji statistik yang digunakan untuk
0,085, (pValue > α), sehingga dapat mengetahui hubungan mutu pelayanan
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang kehandalan dengan kepuasan pasien di
bermakna antara kehandalan dengan Instalasi Rawat Inap RSU. Bangkatan dalah
kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap RSU uji Chi Square. Gambaran distribusi
Bangkatan. responden tentang hubungan mutu pelayanan
daya tanggap dengan kepuasan pasien di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bangkatan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Hubungan Mutu Pelayanan Daya Tanggap dengan Kepuasan
Pasien di Instalasi Rawat Inap RSU Bangkatan Binjai Tahun 2017
Puas Tidak puas Total
Daya Tanggap P Value
F % F % F %
Baik 32 97,0 1 3,0 33 100
-
Tidak Baik 0 0 0 0 0 0
Total 32 97,0 1 3,0 33 100

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan Hubungan Mutu Pelayayanan Jaminan


bahwa hubungan mutu pelayanan daya dengan Kepuasan Pasien di Instalasi
tanggap dengan kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap RSU Bangkatan Binjai 2017
Rawat Inap RSU. Bangkatan, dengan hasil uji Uji statistik yang digunakan untuk
statistik Chi Square dengan nilai p Value = mengetahui hubungan mutu pelayanan
0,000, (pValue ≤ α), sehingga dapat jaminan dengan kepuasan pasien di Instalasi
disimpulkan bahwa ada hubungan yang Rawat Inap RSU. Bangkatan adalah uji Chi
bermakna antara daya tanggap dengan Square. Gambaran distribusi responden
kepuasan pasien di instalasi rawat inap tentang hubungan dimensi jaminan dengan
Rumah Sakit Bangkatan. kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Bangkatan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:

266
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.2, No.2, September 2017

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Hubungan Mutu Pelayanan Jaminan dengan Kepuasan Pasien di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Rumah Sakit Bangkatan Tahun 2017
Puas Tidak puas Total
Jaminan P Value
F % F % F %
Baik 32 97,0 0 0 32 96,9
-
Tidak Baik 0 0 1 3,0 1 3,0
Total 32 97,0 1 3,0 33 100

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan Hubungan Mutu Pelayanan Empati


bahwa hubungan mutu pelayanan jaminan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi
dengan kepuasan pasien di Instalasi Rawat Rawat Inap Rumah Sakit Bangkatan
Inap RSU Bangkatan, dengan hasil uji Tahun 2017
statistik Chi Square dengan nilai p Value = Uji statistik yang digunakan untuk
0,000, (pValue ≤ α), sehingga dapat mengetahui hubungan mutu pelayanan
disimpulkan bahwa ada hubungan yang empati dengan kepuasan pasien di Instalasi
bermakna antara jaminan dengan kepuasan Rawat Inap RSU Bangkatan adalah uji Chi
pasien di Instalasi Rawat Inap RSU Square. Gambaran distribusi responden
Bangkatan. tentang hubungan mutu pelayanan empati
dengan kepuasan pasien di Instalasi Rawat
Inap RSU Bangkatan dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Hubungan Mutu Pelayanan Empati dengan Kepuasan Pasien di
Instalasi Rawat Inap RSU Bangkatan Binjai Tahun 2017
Puas Tidak puas Total
Empati P Value
F % F % F %
Baik 32 97,0 0 0 32 97,0
-
Tidak Baik 0 0 1 3,0 1 3,0
Total 32 97,0 1 3,0 33 100

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan Hubungan Mutu Pelayanan Bukti Fisik


bahwa hubungan mutu pelayanan empati dengan Kepuasan Pasien di Instalasi
dengan kepuasan pasien di instalasi rawat Rawat Inap RSU Bangkatan Tahun 2017
inap RSU Bangkatan, dengan hasil uji Uji statistik yang digunakan untuk
statistik Chi Square dengan nilai p Value = mengetahui hubungan mutu pelayanan bukti
0,000, (pValue ≤ α), sehingga dapat fisik dengan kepuasan pasien di instalasi
disimpulkan bahwa ada hubungan yang rawat inap RSU. Bangkatan adalah uji Chi
bermakna antara empati dengan kepuasan Square.
pasien di instalasi rawat inap RSU Bangkatan
Binjai.

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Hubungan Mutu Pelayanan Bukti Fisik dengan Kepuasan Pasien
di instalasi rawat inap RSU Bangkatan Binjai Tahun 2017
Puas Tidak puas Total
Kehandalan P Value
F % F % F %
Baik 28 84,9 0 0 28 84,9
0,016
Tidak Baik 4 12,1 1 3,0 5 15,1
Total 32 97,0 1 3,0 33 100

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan statistik Chi Square dengan nilai p Value =
bahwa hubungan mutu pelayanan bukti fisik 0,016, maka dari itu Ha diterima (pValue ≤
dengan kepuasan pasien di instalasi rawat α), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
inap RSU. Bangkatan, dengan hasil uji hubungan yang bermakna antara mutu

267
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.2, No.2, September 2017

pelayanan bukti fisik dengan kepuasan pasien SARAN


di instalasi rawat inap RSU Bangkatan.
Saran yang diberikan terkait dengan
KESIMPULAN hasil dan pembahasan dalam Penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil penelitian dan 1. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi
pembahasan tentang hubungan mutu masukan bagi penelitian selanjutnya
pelayanan BPJS Kesehatan dengan kepuasan sehingga penelitian selanjutnya dapat
pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit lebih sempurna dan lebih komperensif.
Umum Bangkatan yang dilakukan pada 2. Hasil penelitian ini dapat digunakan
bulan Mei s/d Juli 2017 dapat ditarik sebagai masukan bagi RSU. Bangkatan
kesimpulan sebagai berikut: Binjai dalam menambah atau
1. Gambaran distribusi frekuensi memperbaiki sarana dan perlengkapan
karakteristik pasien BPJS Kesehatan di pelayanan yang tidak langsung seperti
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit kenyamanan ruang tunggu.
Bangkatan berjenis kelamin Perempuan
yaitu sebanyak 17 responden (51,5%), DAFTAR PUSTAKA
berumur > 50 Tahun sebanyak 15
responden (45,5%), Tidak Tamat SMA Departemen Kesehatan RI. (2009). Undang-
sebanyak 10 responden (30,3%), dan Undang Nomor 44 Tahun 2009, Rumah
Wiraswasta sebanyak 10 responden Sakit. Diakses: 14 April 2017 pukul
(30,3%). 17.35 WIB http://depkes.go.id.
2. Gambaran distribusi frekuensi kepuasan Departemen Kesehatan RI. (2009). Undang-
pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Undang Republik Indonesia Nomor 36
Sakit Bangkatan sebagian besar Tahun 2009, Tentang Kesehatan.
responden menyatakan Puas sebanyak Diakses: 14 April 2017 pukul 17.35
32 responden (97,0%). WIB http://depkes.go.id.
3. Ada hubungan antara mutu pelayanan Machfudz, Ircham. (2016). Metodologi
kehandalan dengan kepuasan pasien di Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Revisi XI. Yogyakarta: Fitramaya.
Bangkatan Binjai. Mardiana, D. (2016). Tinjauan Kepuasan
4. Ada hubungan antara mutu pelayanan Pasien BPJS Terhadap Pelayanan
daya tanggap dengan kepuasan pasien di Petugas Tempat Pendaftaran Rawat
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jalan di RSU IPI. KTI APIKES Imelda.
Bangkatan Binjai. Medan.
5. Ada hubungan antara mutu pelayanan Peraturan Presiden RI. (2013). Peraturan
jaminan dengan kepuasan pasien di Presiden RI Nomor 12 tahun 2013 pasal
Instalasi Rawat Rumah Sakit Bangkatan 42. Jaminan Kesehatan. Jakarta: Perpres
Binjai. RI.
6. Ada hubungan antara mutu pelayanan Respati, Shinta Ayu. (2014). Hubungan Mutu
empati dengan kepuasan pasien di Pelayanan Kesehatan Dengan Tingkat
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Kepuasan Pasien Rawat Inap di
Bangkatan Binjai. Puskesmas Halmahera. SKRIPSI IKM.
Semarang.
7. Ada hubungan antara mutu pelayanan
Syaputra, Agus Diman. (2015). Hubungan
bukti fisik dengan kepuasan pasien di
Mutu Pelayanan BPJS Kesehatan
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi
Bangkatan Binjai.
Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit Umum
Daerah Sekayu. KTI AKPER. Musi
Banyuasin.

268
JURNAL ILMIAH PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA Vo.2, No.2, September 2017

Triwibowo, Cecep. (2013). Manajemen World Health Organization. (2010).


Pelayanan Keperawatan di Rumah Universal Health Coverage (online).
Sakit. Jakarta: Trans Info Media. Diakses: 8 mei 2017 pukul 16.00 WIB
http:// http://www.who.int/.

269

Anda mungkin juga menyukai