Anda di halaman 1dari 18

Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas – Komang Ayu, Nyoman Sri

Persepsi Pasien terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Pada Puskesmas


Di Kabupaten Buleleng

Komang Ayu Pitri Rasnidiati (1), Nyoman Sri Subawa (2)


Undiknas Graduate School
Jl. Waturenggong No. 164 Denpasar, Bali
1)
ayupitriananda@gmail.com 2) srisubawa@undiknas.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pasien terhadap kualitas layanan
rawat jalan di Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng. Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian survei dengan metode deskriptif kuantitatif dan untuk
mengetahui persepsi pasien terhadap kualitas layanan rawat jalan mengacu pada
KEPMENPAN nomor 25/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan
Masyarakat. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan sebanyak 150 responden.
Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata per elemen layanan
untuk mendapatkan hasil 150 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1)
Implementasi layanan rawat jalan di Puskesmas Sawan I berdasarkan persepsi pasien
dikategorikan sangat baik dengan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat sebesar 82,11 persen;
(2) Persepsi pasien tentang keandalan layanan rawat jalan dipersepsikan dalam kategori baik
dengan nilai 73,56 persen; (3) Persepsi pasien tentang responsifitas layanan rawat jalan
dianggap berada dalam kategori sangat baik 57,33 persen; (4) Persepsi pasien tentang
jaminan layanan rawat jalan dirasakan dalam kategori baik 58,84 persen; (5) Persepsi pasien
tentang perhatian layanan rawat jalan dirasakan dalam kategori baik 71,78 persen; (6)
Persepsi pasien tentang bukti langsung layanan rawat jalan dipersepsikan dalam kategori baik
yaitu 72 persen.

Kata kunci: persepsi, kualitas layanan, rawat jalan

Abstract

This study aims to determine the patient's perceptions of the outpatient services
quality at Sawan I Public Health Center of Buleleng District. The research type used in this
study is survey research with quantitative descriptive methods and to find out patient
perceptions of the outpatient services quality refers to KEPMENPAN number 25/2004
concerning on General Guidelines for Community Satisfaction Index Preparation.
Population in this study were outpatients as many as 150 respondents. The sample technique
used in this study was the average value per service element to obtain the results of 150
respondents. The results of this study indicate that: (1) The implementation of outpatient
services in Sawan I Public Health Center based on patient perceptions is categorized as very
good with the value of the Community Satisfaction Index of 82.11 percent; (2) The patient's
perception of the reliability of outpatient services is perceived in the good category with a

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 I 1
Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas – Komang Ayu, Nyoman Sri

value of 73.56 percent; (3) Patient perceptions of responsiveness of outpatient services are
perceived to be in the excellent category of 57.33 percent; (4) The patient's perception of the
guarantee of outpatient services is perceived in the good category of 58.84 percent; (5) The
patient's perception of the attention of outpatient services is perceived in the good category of
71.78 percent; (6) The patient's perception of direct evidence of outpatient services is
perceived in the good category of 72 percent.

Keywords: Perception, Service Quality, Outpatient Care

A. LATAR BELAKANG (Responsiveness), Jaminan (Assurance),


Tujuan pembangunan kesehatan Perhatian (Emphaty), Bukti Langsung
sebagai komitmen nasional dapat dilihat (Tangibles). Untuk mewujudkan lima
pada pasal 3 Undang-Undang Nomor 36 dimensi pokok kualitas jasa dalam
tahun 2009 (Undang-Undang Kesehatan) pelayanan sektor publik tersebut, maka
seperti berikut: “Pembangunan kesehatan perlu untuk mengetahui bagaimana
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, persepsi masyarakat tentang pelayanan
kemauan dan kemampuan hidup sehat publik itu sendiri.
bagi setiap orang agar terwujud derajat Menurut Peraturan Menteri
kesehatan masyarakat yang setinggi- Kesehatan Republik Indonesia nomor 75
tingginya, sebagai investasi bagi tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
pembangunan sumber daya manusia yang Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas
produktif secara sosial dan ekonomis.” pelayanan kesehatan yang
Salah satu program pemerintah dalam menyelenggarakan upaya kesehatan
mewujudkan derajat kesehatan bagi masyarakat dan upaya kesehatan
seluruh penduduk adalah peningkatan perseorangan tingkat pertama, dengan
pelayanan kesehatan yang didukung oleh lebih mengutamakan upaya promotif dan
sarana dan prasarana kesehatan yang preventif, untuk mencapai derajat
memadai. Pelayanan kesehatan merupakan kesehatan masyarakat yang setinggi-
salah satu dari penyelenggaraan pelayanan tingginya di wilayah kerjanya.
publik atau pelayanan umum. Berdasarkan Saat ini yang masih menjadi
Keputusan Menpan Nomor : persoalan klasik mengenai kualitas
63/Kep/M.PAN/7/2003, menyebutkan pelayanan kesehatan di Puskesmas bagi
pengertian pelayanan umum adalah segala kalangan birokrasi yaitu seringnya
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan keluhan masyarakat tentang rendahnya
oleh instansi pemerintah sebagai upaya kualitas pelayanan kesehatan di
pemenuhan kebutuhan orang, masyarakat, Puskesmas menyangkut kedisiplinan
instansi pemerintah dan badan hukum petugas, kurangnya sarana/prasarana,
maupun sebagai pelaksana ketentuan keandalan, kepastian waktu pelayanan
perundang-undangan. Penyelenggaraan sehingga pada akhirnya mempengaruhi
pelayanan publik menurut Yuwono kepercayaan pasien terhadap
(2001:177-178) mengidentifikasikan lima penyelenggaraan pelayanan kesehatan di
dimensi kualitas jasa antara lain Puskesmas. Indikasi kualitas pelayanan di
Kehandalan (Reliability), Daya Tanggap Puskesmas dapat tercermin dari persepsi

2 I Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 4 No. 1 Tahun 2020
Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas – Komang Ayu, Nyoman Sri

pasien atas layanan kesehatan yang keterlambatan pelayanan (menunggu


diterima. Persepsi mutu pelayanan terlalu lama).
kesehatan menurut persepsi konsumen Secara kuantitas ketersediaan
sangat penting karena menentukan obat-obatan sudah cukup memadai, akan
keputusan untuk menggunakan pelayanan tetapi secara kualitas masih perlu
tersebut. Dari persepsi ini pasien dapat ditingkatkan, mengingat pengadaan obat-
memberikan penilaian tentang kualitas obatan untuk pelayanan kesehatan dasar di
pelayanan. Menurut (Kotler, 2012), UPT Puskesmas diadakan sepenuhnya
kualitas pelayanan merupakan totalitas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng
dari bentuk karakteristik barang dan jasa dan di kelola sampai pendistribusiannya
yang menunjukkan kemampuannya untuk dilaksanakana oleh UPTD Depo Farmasi
memuaskan kebutuhan pelanggan, baik Kabupaten Buleleng. Dari hasil data yang
yang nampak jelas maupun yang diperoleh, untuk mengetahui persepsi
tersembunyi. Dengan demikian, pasien terhadap kualitas pelayanan rawat
kedudukan dan peran kualitas pelayanan jalan di UPT Puskesmas Sawan I, maka
Puskesmas sangatlah penting untuk perlu dilakukan penelitian sehingga dapat
dilaksanakan (Santoso, 2010). dijadikan bahan pertimbangan bagi
UPT Puskesmas yang berada di pimpinan dalam upaya perbaikan
Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng pelayanan kesehatan khususnya di UPT
selalu berusaha untuk melayani dengan Puskesmas yang ada di Kabupaten
baik dalam segala kebutuhan perawatan. buleleng. Penelitian Hamidayah (2016)
Tujuan pelayanan kesehatan meliputi menunjukkan bahwa ada hubungan antara
pelayanan kuratif (pengobatan), preventif variabel kehandalan, daya tanggap,
(upaya pencegahan), promotif jaminan, empati dan bukti fisik pelayanan
(peningkatan kesehatan) dan rehabilitasi dengan minat kunjungan ulang. Dimana
(pemulihan kesehatan), (Maulana, 2013). terdapat hubungan yang signifikan antara
Harapan pasien yang memperoleh persepsi pasien tentang kualitas pelayanan
pelayanan kesehatan merasa terpuaskan. dengan minat kunjungan ulang.
Namun, dalam aktivitas pelayanan Berdasarkan urian diatas, maka
kesehatan pada Puskesmas masih terdapat tujuan penelitian ini dapat dirumuskan
kemungkinan ketidakpuasan pasien atas yaitu untuk mengetahui persepsi pasien
pelayanan yang belum sesuai dengan terhadap kualitas pelayanan rawat jalan di
keinginan masyarakat. Masyarakat yang UPT Puskesmas Sawan I.
memanfaatkan pelayanan kesehatan di
UPT Puskesmas Sawan I dapat dilihat dari B. LANDASAN TEORITIS
jumlah kunjungan rawat jalan yaitu pada 1. Teori Persepsi
tahun 2016 sebanyak 16.190 orang, pada Persepsi (perception) adalah
tahun 2017 sebanyak 16.632 orang dan proses dimana individu mengatur dan
tahun 2018 sebanyak 19.047. Peneliti menginterpretasikan kesan-kesan sensori
melakukan studi pendahuluan pada mereka guna memberikan arti bagi
tanggal 16 Nopember 2018 dengan lingkungan mereka (Robbins, dkk,
mewawancarai 10 pasien yang datang ke 2008:175). Persepsi merupakan sebuah
UPT Puskesmas Sawan I, dengan hasil proses yang dialami individu melaui panca
sebanyak 7 orang mengeluhkan inderanya untuk memilih,
mengelompokkan serta mengartikan

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 I 3
Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas – Komang Ayu, Nyoman Sri

stimulus menjadi sebuah pengertian meningkatkan kesehatan, mencegah dan


(Sinaga, 2018). Selain itu, adapula yang menyembuhkan penyakit serta
menyatakan bahwa persepsi mengenai memulihkan kesehatan perseorangan,
mutu layanan bergantung pada harapan, keluarga, kelompok dan ataupun
berbagai macam kelompok masyarakat (Azwar, 2010). Jadi kualitas
berkepentingan memiliki persepsi yang pelayanan kesehatan adalah tingkat
berbeda tentang mutu layanan kesehatan kesempurnaan pelayanan kesehatan
(Al-Assaf, 2009:211). dalam menimbulkan rasa puas pada diri
Pasien memiliki ciri khas yang setiap pasien yang berpendapat bahwa
membedakannya dengan pasien lain semakin puas rasa kesempurnaan maka
dikenal dengan karakteristik pasien yang makin baik pula mutu pelayanan
terdiri atas jenis kelamin, umur, kesehatan.
pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan Kualitas pelayanan dirangkum
sumber biaya pengobatan. Melalui menjadi lima dimensi pokok yang terdiri
kepuasan pasien kita dapat melihat apakah dari reliability, assurance, tangible,
mereka memperoleh pelayanan yang baik emphaty serta responsiveness. (Tjiptono,
atau sesuai dengan yang diharapkan, 2006) penjelasan kelima dimensi untuk
pasien akan merasa puas bila hasil menilai kualitas pelayanan tersebut
evaluasi mereka menunjukkan bahwa adalah 1) Keandalan (reliability) yakni
produk atau jasa yang digunakan kemampuan memberikan pelayanan yang
berkualitas (Zaidin, 2009). Kepuasan dijanjikan dengan segera, akurat dan
pelanggan ditentukan oleh persepsi memuaskan. 2) Assurance (jaminan)
pelanggan atas performance produk atau adanya kepastian yaitu pengetahuan,
jasa dalam memenuhi harapan pelanggan. kesopan santunan, dan kemampuan para
Pelanggan merasa puas apabila pegawai perusahaan untuk
harapannya terpenuhi atau akan sangat menumbuhkan rasa percaya para
puas jika harapan pelanggan terlampaui pelanggan kepada pelayanan
(Irawan, 2009:37). Tingkat kepuasan perusahaan.3) Tangibles (bukti langsung)
pasien yang akurat sangat dibutuhkan yaitu kemampuan suatu perusahaan
dalam upaya peningkatan mutu layanan dalam menunjukkan eksistensinya
kesehatan. Ada dua komponen yang kepada pihak eksternal. 4) Emphaty
mempengaruhi tingkat kepuasan pasien (empati), yaitu memberikan perhatian
diantaranya : komponen harapan pasien yang tulus dan bersifat individual atau
dan komponen kinerja layanan kesehatan pribadi yang diberikan kepada para
(Pohan, 2013: 159). Tingkat kepuasan pelanggan dengan berupaya memahami
pelanggan dapat diklasifikasikan dalam keinginan konsumen. 5) Responsiveness
beberapa tingkatan (Gerson, 2004) yaitu (daya tanggap) yaitu suatu kemampuan
sangat memuaskan, memuaskan, tidak perusahaan untuk membantu dan
memuaskan, sangat tidak memuaskan. memberikan pelayanan yang cepat
(responsif) dan tepat kepada pelanggan,
2. Teori Kualitas Pelayanan dengan penyampaian informasi yang
Pelayanan kesehatan adalah jelas. Penelitian Astuti (2017)
setiap upaya yang diselenggarakan secara menyatakan bahwa ada hubungan antara
sendiri atau secara bersama-sama dalam persepsi bukti langsung, persepsi
suatu organisasi untuk memelihara dan kehandalan dengan tingkat kepuasan

4 I Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 4 No. 1 Tahun 2020
Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas – Komang Ayu, Nyoman Sri

pasien. Tidak ada hubungan antara keramahan petugas, kewajaran biaya


persepsi daya tanggap, persepsi jaminan, pelayanan, kepastian biaya pelayanan,
persepsi perhatian dengan tingkat kepastian jadwal pelayanan, kenyaman
kepuasan pasien. lingkungan dan keamanan pelayanan.
Salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik, 3. Pelayanan Rawat Jalan
sebagaimana diamanatkan dalam Pelayanan rawat jalan merupakan
Undang-undang Republik Indonesia bentuk pelayanan yang diberikan kepada
Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program pasien oleh tenaga medis atau dokter dan
Pembangunan Nasional (PROPENAS), tidak dalam bentuk rawat inap.
perlu disusun indeks kepuasan Menurut Wulansari (2013)
masyarakat sebagai tolok ukur untuk pelyanan rawat jalan salah satu unit kerja
menilai tingkat kualitas pelayanan. Data di Puskesmas merupakan pelayanan yang
serta informasi yang menyatakan melayani pasien yang berobat jalan dan
mengenai tingkat kepuasan yang tidak lebih dari 24 jam pelayanan,
dirasakan oleh masyarakat didapatkan termasuk seluruh prosedur diagnostik dan
melalui pengukuran yang dilakukan terapeutik. Pada waktu yang akan datang,
secara kuantitatif dan kualitatif dikatakan rawat jalan merupakan bagian terbesar
sebagai Indeks Kepuasan Masyarakat dari pelayanan kesehatan di Puskesmas.
(IKM). Indeks tersebut digunakan untuk Pelayanan rawat jalan bertujuan
mengukur kepuasan masyarakat dalam untuk mengupayakan kesembuhan dan
mendapatkan pelayanan publik untuk pemulihan pasien secara optimal melalui
kemudian membandingkannya dengan prosedur dan tindakan yang dapat
harapan dan kebutuhannya. Tujuan dari dipertanggungjawabkan (Dirjen Yanmed
Indeks Kepuasan Masyarakat adalah Depkes RI, 1999). Menurut Sabarguna
untuk mengetahui tingkat kinerja unit (2008:128) ada empat aspek mutu
pelayanan secara berkala sebagai bahan pelayanan rawat jalan diantaranya: (1)
untuk menetapkan kebijakan dalam Klinis dengan indikator : tersedianya
rangka peningkatan kualitas pelayanan jadwal dokter, tersedianya alat siap pakai,
publik selanjutnya. Sebagaimana telah ada dokter sesuai jadwal, status diisi
ditetapkan dalam Keputusan Menteri dengan lengkap, (2) Efisiensi dengan
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor indikator : tidak jadi pemeriksaan ulang
25/2004 tentang Pedoman Umum karena dokter tidak ada, tidak jadi
Penyusunan Indeks Kepuasan pemeriksaan ulang karena dokter telat
Masyarakat Unit Pelayanan Instansi datang, tidak jadi pemeriksaan lab karena
Pemerintah, dikembangkan 14 (empat petugas tidak ada, tidak jadi pemeriksaan
belas) unsur minimal yang harus ada rongent karena petugas tidak ada, tidak
untuk dasar pengukuran IKM unit diberi obat karena tidak ada petugas
pelayanan sebagai berikut prosedur apotek, (3) Keselamatan pasien dengan
pelayanan, persyaratan pelayanan, indikator : jatuh dari kursi roda, jatuh dari
kejelasan petugas pelayanan, kedisiplinan tempat tidur, ketepatan identitas pasien,
petugas pelayanan, tanggung jawab rencana petugas, tabel nama petugas, (4)
petugas pelayanan, kemampuan petugas Kepuasan pasien dengan indikator : waktu
pelayanan, kecepatan pelayanan, keadilan tunggu pemeriksaan, kecepatan
mendapatkan pelayanan, kesopanan dan pemeriksaan, informasi yang jelas,

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 I 5
Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas – Komang Ayu, Nyoman Sri

petugas yang ramah, kenyamanan yang faktual dan akurat tentang kualitas
ruangan. pelayanan rawat jalan di UPT Puskesmas
Sawan I, berdasarkan persepsi pasien yang
C. METODE telah diteliti dengan alat ukur kuesioner
Pada penelitian ini UPT. Indeks Kepuasan Masyarakat.
Puskesmas Sawan I dalam usaha
meningkatkan kepuasan pasien berusaha 3. Jenis Data
untuk meningkatkan kualitas pelayanan Jenis data dalam penelitian ini dapat
yang meliputi : kehandalan (realiability), dibedakan menjadi dua yaitu :
daya tanggap (responsiveness), jaminan a. Data kuantitatif adalah data dalam
(assurance), perhatian (empaty), bukti bentuk angka-angka dan memiliki
langsung (tangible). satuan hitung seperti, jumlah
1. Lokasi Penelitian pegawai, identitas responden dan skor
Penelitian ini dilaksanakan di jawaban responden tentang 14 unsur
Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng Indeks Kepuasan Masyarakat yang
yang berlokasi di Jl. Raya Sangsit- diteliti.
Singaraja, Kecamatan Sawan, Kabupaten b. Data kualitatif adalah data berupa
Buleleng dengan pertimbangan sebagai uraian, keterangan atau penjelasan
berikut : (1) Tingginya kunjungan pasien mengenai hasil penelitian yang
per hari yaitu rata-rata mencapai 60 orang, dituangkan dalam persepsi pasien.
(2) Adanya keluhan pasien yang peneliti
temukan di media sosial, (3) Adanya 4. Sumber Data
keluhan langsung dari pasien, menurut a. Data Primer yaitu data yang diperoleh
hasil studi pendahuluan yang dilakukan dari sumber primer yaitu pasien
dengan mewawancarai 10 pasien yang sebagai subyek penelitian yang
berkunjung ke Puskesmas, (4) Karena berkunjung ke UPT Puskesmas
menyangkut persoalan pelayanan Sawan I pada saat penelitian
kesehatan, sehingga perlu mendapat dilaksanakan.
penanganan serius dari UPT. Puskesmas b. Data Sekunder yaitu data yang
Sawan I Kabupaten Buleleng sebagai diperoleh dari sumber sekunder. Data
instansi yang langsung bersentuhan sekunder dalam penelitian ini
dengan masalah pelayanan kepada dilakukan dengan teknik penelusuran
masyarakat, (5) Belum pernah dilakukan kepustakaan dari berbagai media
penelitian tentang persepsi pasien untuk mendapatkan buku, jurnal,
terhadap kualitas pelayanan rawat jalan di artikel, laporan UPT Puskesmas,
UPT Puskesmas Sawan I Kabupaten profil kesehatan UPT Puskesmas dan
Buleleng. sumber referensi lain yang relevan.

2. Desain Penelitian 5. Populasi dan Sampel


Metoda analisis yang dilakukan Populasi dalam penelitian ini
untuk mengolah, menganalisis dan adalah pasien rawat jalan sebanyak 150
menginterpretasikan data penelitian ini responden, sedangkan pada sampel
adalah penelitian survey dengan metode ditentukan berdasarkan teknik
deskriptif kuantitatif, artinya penulis pengambilan sampel dan penentuan
berusaha untuk menggambarkan keadaan besaran sampel. Dalam penelitian ini,

6 I Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 4 No. 1 Tahun 2020
Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas – Komang Ayu, Nyoman Sri

pengambilan sampel menggunakan Non- Penelitian ini menggunakan


probability Sampling dengan teknik ketentuan suatu instrumen yang dapat
Purposive Sampling. Subjek penelitian dikatakan valid apabila memiliki koefisien
diambil dari pasien rawat jalan yang telah korelasi Pearson Product Moment (r) >
selesai mendapatkan pelayanan kesehatan 0,3. (Arikunto, 2006). Selain itu,
di UPT Puskesmas Sawan I dengan penelitian ini pula menggunakan suatu alat
memenuhi kriteria inklusi antara lain: ukur yang dapat dipercaya atau dapat
pasien tidak menderita sakit mata, dihandalkan untuk mengukur reliabel atau
bersedia mengisi kuesioner, pasien yang handal, apabila memiliki koefisien
pernah berkunjung satu kali atau lebih ke reliabilitas (α) sebesar 0,60 atau lebih
UPT Puskesmas Sawan I dan pasien (Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini, uji
berumur 15-65 tahun. Penentuan besaran coba instrumen dilaksanakan pada
sampel atau jumlah responden yang Puskesmas yang memiliki karakteristik
terpilih ditetapkan minimal 150 orang dari penduduk yang hampir sama yaitu pada
jumlah populasi penerima layanan, wilayah kerja UPT Puskesmas Sawan I
dengan dasar perhitungan (“Jumlah yaitu sebanyak 30 responden.
unsur” + 1) x 10, maka didapatkan hasil
(N = (14 + 1) x 10 = 150 responden). 8. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data
6. Teknik Pengumpulan Data menggunakan teknik kuantitatif, dimana
Teknik pengumpulan data yang pengolahan data dilakukan secara manual,
penulis gunakan dalam penelitian ini data dikumpulkan dari hasil kuesioner
dengan menggunakan kuesioner. kemudian ditabulasi dalam bentuk tabel
Responden tinggal menjawab dan atau distribusi frekuensi (prosentase) dan
mengisi kuesioner tersebut sesuai dengan selanjutnya dilakukan analisa terhadap
apa yang dipersepsikan oleh masing- hasil perhitungan tersebut. Data disajikan
masing responden terhadap kualitas dalam bentuk tabel dan dianalisis dalam
pelayanan rawat jalan di UPT Puskesmas bentuk narasi sebagai penjelasan. Analisis
Sawan I. Dalam penelitian ini, pertanyaan data meliputi: 1) Identitas responden
tertutup menggunakan interval 1-4 dengan (umur, jenis kelamin, pendidikan dan
kriteria tidak baik, kurang baik, baik dan pekerjaan), 2) Persepsi pasien terhadap
sangat baik. Pada penelitian ini melibatkan kualitas pelayanan rawat jalan berdasarkan
5 variabel dengan 14 unsur pertanyaan IKM, 3) Indeks Kepuasan Masyarakat
dengan rincian sebagai berikut : Unit Pelayanan Kesehatan Pemerintah di
Kehandalan (Reliability) ada tiga item UPT Puskesmas Sawan I.
pertanyaan, Daya Tanggap
(Responsiveness) ada dua item pertanyaan, D. HASIL PENELITIAN DAN
Jaminan (Assurance) ada empat item ANALISIS
pertanyaan, Perhatian (Emphaty) ada tiga 1. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
item pertanyaan dan Bukti Langsung Berdasarkan hasil uji validitas
(Tangibles) ada dua pertanyaan. untuk variabel kehandalan (reliability)
dapat diketahui bahwa dari 3 item
7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan pernyataan memiliki nilai koefisien
Data korelasi sebesar 0,834, 0,770 dan 0,702
serta nilai sig kurang dari 0,30 yang

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 I 7
Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas – Komang Ayu, Nyoman Sri

berarti variabel kehandalan (reliability) yang berarti item-item kuesioner untuk


dapat dikatakan valid sebagai alat ukur. mengukur variabel daya tanggap
Kedua, untuk variabel daya tanggap (responsiveness) dapat dikatakan
(responsiveness) dapat diketahui bahwa konsisten atau reliable sebagai alat ukur.
dari 2 item pernyataan memiliki nilai Ketiga, hasil uji reliabilitas variabel
koefisien korelasi sebesar 0,796 dan 0,954 jaminan (assurance) yang menunjukkan
serta nilai sig kurang dari 0,30 yang bahwa nilai Cornbach’s Alpha sebesar
berarti variabel daya tanggap 0,667 lebih besar dari 0,60 yang berarti
(responsiveness) dapat dikatakan valid item-item kuesioner untuk mengukur
sebagai alat ukur. Ketiga, untuk variabel variabel jaminan (assurance) dapat
jaminan (assurance) dapat diketahui dikatakan konsisten atau reliable sebagai
bahwa dari 4 item pernyataan memiliki alat ukur. Keempat, hasil uji reliabilitas
nilai koefisien korelasi sebesar 0,718, variabel perhatian (emphaty) yang
0,710, 0,760 dan 0,733 serta nilai sig menunjukkan bahwa nilai Cornbach’s
kurang dari 0,30 yang berarti variabel Alpha sebesar 0,764 lebih besar dari 0,60
jaminan (assurance) dapat dikatakan valid yang berarti item-item kuesioner untuk
sebagai alat ukur. Keempat, variabel mengukur variabel perhatian (emphaty)
perhatian (emphaty) dapat diketahui dapat dikatakan konsisten atau reliable
bahwa dari 3 item pernyataan memiliki sebagai alat ukur. Kelima, hasil uji
nilai koefisien korelasi sebesar 0,861, reliabilitas variabel bukti langsung
0,813 dan 0,804 serta nilai sig kurang dari (tangibles) yang menunjukkan bahwa nilai
0,30 yang berarti variabel perhatian Cornbach’s Alpha sebesar 0,683 lebih
(emphaty) dapat dikatakan valid sebagai besar dari 0,60 yang berarti item-item
alat ukur. Kelima, untuk variabel bukti kuesioner untuk mengukur variabel bukti
langsung (tangibles) dapat diketahui langsung (tangibles) dapat dikatakan
bahwa dari 2 item pernyataan memiliki konsisten atau reliable sebagai alat ukur.
nilai koefisien korelasi sebesar 0,889 dan
0,855 serta nilai sig kurang dari 0,30 yang 2. Hasil Penelitian
berarti variabel bukti langsung (tangibles) Berdasarkan karakteristik
dapat dikatakan valid sebagai alat ukur. responden menurut kelompok umur maka
Selanjutnya dilakukan uji didapatkan hasil bahwa pasien yang
reliabilitas. Uji reliabilitas ini dilakukan memanfaatkan kualitas pelayanan rawat
untuk mengukur kehandalan dari suatu jalan di UPT Puskesmas Sawan I
kuesioner. Berdasarkan hasil uji Kabupaten Buleleng sebagian besar
reliabilitas yang pertama, variabel kelompok umur antara 15-44 tahun yaitu
kehandalan (reliability) yang menunjukan sebanyak 65,33%, kelompok umur 45-64
bahwa nilai Cornbach’s Alpha sebesar tahun sebesar 26,67%, dan kelompok
0,643 lebih besar dari 0,60 yang berarti umur ≥ 65 tahun sebesar 8%.
item-item kuesioner untuk mengukur Karakteristik responden menurut
variabel kehandalan (reliability) dapat jenis kelamin menunjukkan bahwa yang
dikatakan konsisten atau reliable sebagai memanfaatkan kualitas pelayanan rawat
alat ukur. Kedua, hasil uji reliabilitas jalan di UPT Puskesmas Sawan I
variabel daya tanggap (responsiveness) Kabupaten Buleleng yaitu perempuan
yang menunjukan bahwa nilai Cornbach’s sebanyak 52,67%, sedangkan jenis
Alpha sebesar 0,631 lebih besar dari 0,60 kelamin laki-laki sebanyak 47,33%.

8 I Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 4 No. 1 Tahun 2020
Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas – Komang Ayu, Nyoman Sri

Dilihat dari jumlah penduduk diwilayah Hasil tabulasi variabel kehandalan


UPT Puskesmas Sawan I lebih banyak pelayanan kesehatan di UPT Puskesmas
laki-laki, akan tetapi pasien yang Sawan I Kabupaten Buleleng dinyatakan
memanfaatkan pelayanan rawat jalan lebih baik sebanyak 73,56%. Berdasarkan unsur
banyak berjenis kelamin perempuan. pelayanan diatas, responden yang
Sedangkan pada karakteristik menyatakan kecepatan pelayanan baik
responden berdasarkan tingkat pendidikan sebanyak 104 orang (69,33%), tidak baik
dapat disimpulkan bahwa pasien yang sebanyak 1 orang (0,67%), kurang baik
memanfaatkan fasilitas pelayanan di UPT sebanyak 17 orang (11,33%) dan yang
Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng menyatakan sangat baik sebanyak 28
terbanyak pada tingkat pendidikan SLTA orang (18,67%).
sebanyak 47,33%, disusul berpendidikan Responden yang memberikan
SLTP sebanyak 22,67%, berpendidikan respon pada unsur pelayanan yaitu
SD ke bawah yaitu 19,33%, kemudian persyaratan pelayanan sebagian besar
berpendidikan S1 sebanyak 8,6%, dan menyatakan baik sebanyak 115 orang
yang paling sedikit berpendidikan (76,67%) dan sangat baik sebanyak 35
Diploma yaitu sebanyak 2%. orang (23,33%). Prosedur pelayanan yang
Berdasarkan dari segi jenis diberikan oleh UPT sebagian besar
pekerjaan responden, diperoleh gambaran responden menyatakan baik sebanyak 112
bahwa masyarakat dengan pekerjaan orang (74,67%), sangat baik sebanyak 35
lainnya paling banyak memanfaatkan orang (23,33%) dan adapula yang
pelayanan rawat jalan yaitu sebesar (44%) menyatakan kurang baik sebanyak 3 orang
dan yang paling sedikit memanfaatkan (2%).
pelayanan rawat jalan adalah masyarakat
dengan pekerjaan sebagai 3.2. Variabel Daya Tanggap
PNS/TNI/POLRI sebesar (8%). (responsiveness)
Distribusi persepsi pasien terhadap
3. Persepsi Pasien Terhadap Kualitas daya tanggap petugas dalam memberikan
Pelayanan Kesehatan pelayanan kesehatan termasuk dalam
Berdasarkan penelitian yang kategori sangat baik dengan menunjukkan
penulis lakukan terhadap 150 responden, nilai 57,33%, hal ini ditunjukkan bahwa
diperoleh gambaran tentang persepsi pada kemampuan petugas pelayanan yang
pasien terhadap kualitas pelayanan rawat menyatakan sangat baik 75 orang (50%),
jalan di UPT Puskesmas Sawan I yang menyatakan baik sebanyak 67 orang
Kabupaten Buleleng, adalah nilai rata-rata (44,67%), sedangkan yang menyatakan
(NRR) tertimbang = 3,28, dengan NRR kurang baik sebanyak 7 orang (4,67%) dan
tertimbang diketahui maka Nilai Indeks tidak baik sebanyak 1 orang (0,67%).
Kepuasan Masyarakat (IKM) yaitu NRR Unsur pelayanan yang kedua
tertimbang x Nilai dasar = 3,28 x 25 = mengenai kepastian jadwal pelayanan
82,11, dengan hasil 82,11 maka dapat petugas beberapa responden menyatakan
dinyatakan bahwa mutu/kinerja unit kurang baik dalam memberikan pelayanan
pelayanan pada UPT Puskesmas Sawan I kesehatan dengan responden sebanyak 19
Kabupaten Buleleng Sangat Baik. orang (12,67%) , responden yang
3.1. Variabel Kehandalan (Reliability) menyatakan tidak baik sebanyak 4 orang
(2,67%), menyatakan baik sebanyak 30

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 I 9
Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas – Komang Ayu, Nyoman Sri

orang (20%) dan yang menyatakan sangat yang menyatakan sangat baik (20,67)
baik sebanyak 97 orang (64,67%). dengan responden 31 orang, dan yang
menyatakan kurang baik sebanyak 2
3.3. Variabel Jaminan (assurance) responden sebesar 1,33%.
Variabel jaminan pelayanan Responden yang memberikan
kesehatan di UPT Puskesmas Sawan I respon pada unsur pelayanan kedua yaitu
Kabupaten Buleleng pada tabel 5.10 diatas kesopanan dan keramahan petugas
menunjukkan bahwa jaminan pelayanan sebagian besar menyatakan
pelayanannya sebagian besar responden baik dengan responden sebanyak 94 orang
menilai dengan kategori baik yaitu sebesar (62,67%), sangat baik sebanyak 53
58,84%. responden (35,33%) dan kurang baik
Unsur pelayanan pada kejelasan sebanyak 3 responden (2%). Kewajaran
petugas pelayanan sebanyak 103 biaya pelayanan yang diberikan oleh UPT
responden menyatakan baik (68,67%), sebagian besar responden menyatakan
sangat baik (30%) dengan responden baik sebanyak 112 orang (74,67%), sangat
sebanyak 45 orang, dan adapula responden baik sebanyak 37 responden (24,67%) dan
sebanyak 2 orang yang menyatakan adapula yang menyatakan kurang baik
kurang baik (1,33%). sebanyak 1 orang (0,67%).
Responden pada kepastian biaya
pelayanan sebanyak 99 orang menyatakan 3.5. Variabel Bukti Langsung
sangat baik (66%), yang menyatakan baik (tangibles)
(30,67%) dengan responden sebanyak 46 Persepsi pasien terhadap bukti
orang, dan yang menyatakan kurang baik langsung pelayanan kesehatan di UPT
dengan responden 5 orang yaitu 3,33%. Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng
Unsur pelayanan yang ketiga yaitu termasuk dalam kategori baik sebesar 72%
tanggung jawab petugas pelayanan dengan rincian unsur yang pertama yaitu
sebanyak 100 responden menyatakan baik kenyamanan lingkungan pelayanan yang
(66,67%), yang menyatakan sangat baik menyatakan baik sebanyak 107 responden
dengan responden 49 orang sebesar sebesar 71,33%, menyatakan sangat baik
32,67% dan kurang baik dengan 1 sebesar 28,67% dengan jumlah responden
responden sebesar 0,67%. 43 orang. Berdasarkan unsur pelayanan
Unsur pelayanan keempat yaitu yang kedua yaitu kedisiplinan petugas
keamanan pelayanan sebanyak 104 pelayanan dengan 109 responden
responden menyatakan baik sebesar menyatakan baik sebesar 72,67% dan
69,33% dan sangat baik dengan responden yang menyatakan sangat baik sebanyak 41
sebanyak 46 orang sebesar 30,67%. responden sebesar 27,33%.

3.4. Variabel Perhatian (empathy) 4. Analisis


Persepsi pasien terhadap Salah satu yang menjadi tolak
pelayanan kesehatan mengenai perhatian ukur kualitas pelayanan Puskesmas adalah
tergolong baik dengan menunjukkan hasil melalui aspek kepuasan pasien. Melalui
bahwa 71,78%. Hal ini terlihat pada unsur kepuasan pasien kita dapat melihat apakah
pelayanan yang pertama yaitu keadilan mereka mendapatkan pelayanan yang baik
mendapatkan pelayanan sebanyak 117 atau sesuai dengan yang diharapkan,
responden menyatakan baik sebesar 78%, pasien akan merasa kepuasan yang

10 I Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 4 No. 1 Tahun 2020
Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas – Komang Ayu, Nyoman Sri

maksimal jika berdasarkan hasil evaluasi Buleleng dapat memenuhi kebutuhan


bahwa produk atau jasa yang mereka pelanggan dan diselenggarakan dengan
rasakan memang benar-benar bermanfaat cara sopan dan santun, tepat waktu,
dan berkualitas. Kepuasan yang dirasakan tanggap dan mampu menyembuhkan
oleh pasien mencerminkan kualitas keluhan serta mencegah berkembangnya
pelayanan kesehatan yang diterimanya atau meluasnya penyakit (Pohan, 2003).
(Supartiningsih, 2017). Sopan santun disini diartikan sebagai
Penilaian terhadap kepuasan keramahan petugas dalam melayani
pelanggan atau konsumen dalam pasien. Ketepatan waktu berkaitan dengan
pelayanan kesehatan dapat dilihat dari kecepatan tenaga medis dalam merespon
persepsi pasien. Adapun persepsi yang keluhan dan menangani pasien. Mutu
dimaksud tersebut adalah sebuah proses pelayanan kesehatan merupakan tingkat
dimana individu mengatur dan kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam
menginterpretasikan kesan-kesan yang menimbulkan rasa puas pada diri setiap
didapatkan melalui sensori mereka guna pasien, makin sempurna kepuasan tersebut
memberikan arti bagi lingkungan makin baik pula mutu pelayanan
(Robbins, 2008). Persepsi pasien terhadap kesehatan, Suparyanto (2011). Jumlah
kualitas pelayanan kesehatan di UPT kunjungan pasien rawat jalan di UPT
Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng Puskesmas Sawan I, terus mengalami
termasuk dalam kategori sangat baik peningkatan dari tahun ketahun yaitu pada
dengan nilai interval (82,11). Indeks yang tahun 2016 sebanyak16.190 orang, pada
didapatkan atas kepuasan pasien yang tahun 2017 sebanyak 16.632 orang dan
mendapatkan pelayanan di UPT tahun 2018 sebanyak 19.047 orang.
Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng Menurut Tjiptono (2000) menyatakan
dipengaruhi oleh pemenuhan kebutuhan bahwa kualitas memiliki hubungan yang
seperti kedisiplinan kerja pegawai, erat dengan kepuasan pelanggan.
ketelitian dalam melakukan pemeriksaan Gambaran persepsi pasien terhadap
pasien, kemampuan pegawai dalam kualitas pelayanan rawat jalan di UPT
berkomunikasi dan tepat waktu dalam Puskesmas Sawan I dapat dilihat dari
memberikan pelayanan, sehingga upaya masing-masing variabel berikut.
peningkatan kualitas pelayanan di UPT
Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng 4.1. Persepsi Pasien terhadap
merupakan sesuatu yang sangat penting kehandalan pelayanan kesehatan
untuk dilakukan. Hal ini didasarkan pada Berdasarkan hasil tabulasi data
hasil penilaian terhadap Indeks Kepuasan maka pada variable keandalan pelayanan
Masyarakat (IKM) dengan mengacu pada kesehatan di UPT Puskesmas Sawan I
Keputusan Menteri Pendayagunaan Kabupaten Buleleng memperoleh
Aparatur Negara Nomor: prosentase 73,56% baik, 21,78% sangat
KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman baik, 4,44% kurang baik dan 0,22% tidak
Umum Penyusunan Indeks Kepuasan baik. Sehingga menggambarkan bahwa
Masyarakat Unit Pelayanan Instansi kemampuan UPT Puskesmas Sawan I
Pemerintah. Kabupaten Buleleng dalam memberikan
Dengan demikian maka dapat pelayanan kesehatan secara akurat dan
dikatakan bahwa pelayanan kesehatan di terpercaya. Fakta ini didukung pula oleh
UPT Puskesmas Sawan I Kabupaten hasil persepsi pasien terhadap persyaratan

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 I 11
Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas – Komang Ayu, Nyoman Sri

pelayanan dengan skor baik yaitu 76,67%, untuk membantu para pelanggan
hal ini mengindikasikan bahwa adanya memberikan pelayanan dengan tanggap.
pelayanan yang cepat dari para petugas Membiarkan pelanggan menunggu tanpa
medis. Untuk hasil persepsi responden adanya suatu alasan yang jelas
pada indikator prosedur pelayanan menyebabkan persepsi yang negatif dalam
memperoleh skor teringgi pada kategori kualitas pelayanan.
baik yaitu sebesar 74,67%. Hal ini Berdasarkan hasil penelitian,
mengindikasikan bahwa adanya maka pada dimensi daya tanggap
kemudahan prosedur pelayanan yang menunjukkan respon yang paling besar
dirasakan oleh pasien yang yang berobat yaitu 50% pada kriteria sangat baik untuk
atau mendapat pelayanan kesehatan di indikator kemampuan petugas pelayanan.
UPT Puskesmas Sawan I Kabupaten Pada kepastian jadwal pelayanan
Buleleng. mendapatkan respon dari responden
Berdasarkan hasil penelitian, sebesar 64,6%. Hal ini mengindikasikan
walaupun sebagian besar responden sudah bahwa kepastian dalam jadwal pelayanan
menganggap kehandalan sudah baik, telah sesuai dengan standar yang
namun pada kenyataannya ada 20 ditetapkan, sehingga hal ini tidak
responden yang menyatakan kurang baik menimbulkan komplain dari pasien yang
dan 1 responden yang menyatakan tidak berobat.
baik seperti kecepatan pelayanan yang Terkait dengan hal tersebut
diberikan oleh petugas masih dianggap persepsi pasien terhadap daya tanggap
kurang maksimal bagi beberapa pasien petugas dalam memberikan pelayanan
dan pelayanan yang masih belum kesehatan di UPT Puskesmas Sawan I
memenuhi standar prosedur pelayanan Kabupaten Buleleng tergolong sangat
kesehatan bagi pasien. Kecepatan baik, hal ini ditunjukkan dengan sebagian
pelayanan ini semestinya dapat besar (57,3%) responden menyatakan
ditingkatkan lagi mengingat perbandingan bahwa daya tanggap petugas tergolong
jumlah tenaga medis yang melayani pasien sangat baik. Meskipun sebagian besar
juga mencukupi, sehingga semestinya responden sudah menganggap daya
dengan pelatihan tenaga medis agar tanggap baik, namun kenyataannya masih
bekerja dengan cepat sehingga tidak ada responden yang menyatakan kurang
menyebabkan antrean yang cukup lama baik dan tidak baik mengenai kemampuan
bagi pasien saat ke puskesmas. Hasil ini petugas dalam memberikan pelayanan dan
konsisten dengan penelitian yang ketepatan waktu petugas dalam
dilakukan oleh Juniarta (2015) yang memberikan pelayanan yang merupakan
meneliti tentang persepsi masyarakat tantangan bagi UPT Puskesmas Sawan I
terhadap kualitas pelayanan kesehatan, Kabupaten Buleleng agar lebih berbenah
menemukan bahwa dimensi kehandalan diri terutama ketepatan waktu dalam
(Reliability) berpengaruh secara signifikan memberikan pelayanan. Sejalan dengan
terhadap kepuasan pelayanan kesehatan. hal ini, Mamik (2010) menyatakan bahwa
mutu jasa layanan kesehatan dilihat dari
4.2. Persepsi masyarakat terhadap perspektif pelanggan, masyarakat atau
daya tanggap pelayanan kesehatan pasien salah satu syaratnya adalah
Daya tanggap (responsiveness), ketepatan waktu pelayanan.
(Tjiptono, 2006) yaitu keinginan para staf

12 I Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 4 No. 1 Tahun 2020
Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas – Komang Ayu, Nyoman Sri

4.3. Persepsi masyarakat terhadap Universitas Udayana Denpasar, sehingga


jaminan pelayanan kesehatan dapat memberikan contoh serta tambahan
Berdasarkan hasil penelitian, ilmu bagi petugas Puskesmas.
variabel jaminan pelayanan kesehatan di
UPT Puskesmas Sawan I Kabupaten 4.4. Persepsi masyarakat terhadap
Buleleng menunjukkan bahwa responden perhatian petugas
sebagian besar (58,7%) menyatakan Jumlah persepsi responden atas
jaminan pelayanan kesehatan tergolong dimensi Perhatian (empaty) secara
baik. Hal ini menggambarkan bahwa keseluruhan sebesar 71,78%
kejelasan, kepastian biaya, tanggung mengindikasikan bahwa responden yang
jawab petugas dalam memberikan menjawab butir pertanyaan mengenai
pelayanan dan keamanan dalam keadilan dalam mendapatkan pelayanan,
memberikan pelayanan kesehatan kesopanan dan keramahan petugas
dipersepsikan pasien sudah baik. pelayanan, dan kewajaran biaya pelayanan
Dimensi assurance tersebut sudah mendapatkan tanggapan yang baik
meliputi aspek kejelasan petugas dari responden atau pasien yang
pelayanan, kepastian biaya pelayanan, berkunjung ke Puskesmas Sawan I. Hasil
tanggung jawab petugas pelayanan dan jawaban responden mengenai keadilan
keamanan pelayanan dalam melayani dalam mendapatkan pelayanan dengan
pasien, dimana dalam memberikan persentase tertinggi sebesar 78% untuk
pelayanan mengacu pada standar yang kategori baik, hal ini mengindikasikan
sudah ditentukan sehingga mempengaruhi bahwa petugas dalam hal keadilan telah
kepuasan pasien yang mendapat pelayanan memberikan perhatian yang tulus dan
di UPT Puskesmas Sawan I Kabupaten bersifat individual atau pribadi yang
Buleleng. Leboeuf (2002) sependapat diberikan kepada para pasien dengan
bahwa faktor kompetensi atau kemampuan berupaya memahami keinginan pasien.
yang terkait dengan pengetahuan, Pada hasil jawaban responden mengenai
kemampuan dan ketrampilan pemberi indikator kesopanan dan keramahan
layanan sebagai salah satu faktor yang petugas pelayanan menunjukkan skor
mempengaruhi mutu pelayanan. Kualitas tertinggi sebesar 62,67% pada kategori
pelayanan kesehatan berhubungan erat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa
dengan hasil dari pelayanan kesehatan, kemudahan petugas dalam melakukan
baik dalam aspek pelayanan medis hubungan komunikasi yang baik dengan
maupun non-medis (Hayati dkk, 2018). pasien, perhatian pribadi dan memahami
Kondisi ini sejalan dengan kebutuhan para pasien.
kualifikasi pendidikan pegawai di UPT Disamping teknis medis, maka
Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng hubungan interpersonal juga sangat
sudah baik dimana sebagian besar diperlukan dalam pelayanan, artinya ini
pegawainya sudah berpendidikan diploma selain disebabkan oleh obat yang diminum
keatas, disamping itu UPT Puskesmas oleh pasien, kesembuhan juga sangat
Sawan I Kabupaten Buleleng dijadikan dipengaruhi oleh kondisi psikologis dari
tempat praktek pra-tugas bagi Sekolah pasien itu sendiri dan juga sugesti yang
Kejuruan bidang Kesehatan untuk peserta diberikan melalui perawat atau dokter
didiknya dari SMK Kesehatan dan bagi yang memeriksanya. Terutama hal
dokter interensif yang bekerjasama dengan tersebut tidak terlepas dari kewajaran

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 I 13
Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas – Komang Ayu, Nyoman Sri

biaya pelayanan yang harus dibayarkan Kenyamanan lingkungan tersebut meliputi


oleh pasien. Hasil jawaban responden kondisi sarana dan prasarana pelayanan
terhadap indikator pertanyaan tersebut yang bersih, rapi dan teratur sehingga
menunjukkan jumlah tertinggi pada dapat memberikan rasa nyaman kepada
kategori baik sebesar 74,6%. Maka dengan penerima pelayanan atau pasien.
sejumlah biaya yang harus dikeluarkan Hasil jawaban atau persepsi
oleh pasien dalam mendapatkan jasa responden mengenai kedisiplinan petugas
pelayanan haruslah sepadan dengan pelayanan mendapatkan skor tertinggi
kualitas pelayanan yang didapatkan baik pada kategori baik sebesar 72,67%.
dari segi pelayanan dokter, konsultasi, Dengan menanamkan kepercayaan pasien
obat, serta administrasi. terhadap kedisiplinan petugas maka akan
Kondisi ini menunjukkan bahwa memberikan kredibilitas yang baik bagi
masyarakat yang memanfaatkan pelayanan Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng
kesehatan di UPT Puskesmas Sawan I pada masa yang akan datang. Hal tersebut
Kabupaten Buleleng dapat dengan mudah mengindikasikan bahwa diperoleh hasil
dalam mendapatkan pelayanan, petugas 72% responden menyatakan baik dan 28%
memiliki kemampuan yang baik dalam responden menyatakan sangat baik.
menyampaikan informasi dan petugas Kondisi ini menggambarkan bahwa, selain
dapat dengan baik memahami keinginan dari segi kenyamanan lingkungan dapat
pasien. Pendapat tersebut sejalan dengan pula dilihat dari segi kedisiplinan petugas
yang diungkapkan oleh Suparyanto (2011) pelayanan yang telah baik.
yang menyatakan bahwa salah satu faktor Hasil penelitian ini sesuai dengan
yang menentukan mutu pelayanan pendapat Pohan (2003) yang menyatakan
kesehatan adalah penghormatan dan bahwa kenyamanan pelayanan fisik sangat
perhatian petugas terhadap pasien. terkait dengan penampilan fisik pelayanan
kesehatan, pemberi pelayanan,
4.5. Persepsi masyarakat terhadap ketersediaan obat-obatan serta peralatan
bukti langsung medik dan non medik.
Berdasarkan hasil penelitian Hasil penelitian ini tidak konsisten
terhadap variabel bukti langsung dengan penelitian Juniarta (2015) dan
(tangible) menunjukkan bahwa jawaban penelitian Sukarini (2016) yang
responden atau pasien terhadap menyatakan bahwa Kualitas pelayanan
kenyamanan lingkungan pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas
memperoleh skor tertinggi sebesar 71,33% kepada masyarakat dikategorikan sangat
pada kategori baik. Hal ini baik, sedangkan penelitian ini secara
mengindikasikan bahwa berdasarkan fakta keseluruhan menunjukkan kategori baik.
atau bukti langsung di UPT Puskesmas Hal ini berarti bahwa secara keseluruhan
Sawan I Kabupaten Buleleng segi kulitas pelayanan di UPT Puskesmas
kenyamanan lingkungan pelayanan secara Sawan I Kabupaten Buleleng masih harus
umum tergolong baik. Dimana, UPT lebih ditingkatkan lagi.
Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng Namun hasil penelitian ini
sangat memperhatikan lingkungan konsisten dengan penelitian Amelia dan
Puskesmas agar pasien yang datang Rodhiyah (2016), mengenai Pengaruh
nyaman saat berada di Puskesmas ketika Kualitas Pelayanan Dan Kinerja
menunggu waktunya untuk diperiksa. Karyawan Terhadap Kepuasan Pasien

14 I Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 4 No. 1 Tahun 2020
Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas – Komang Ayu, Nyoman Sri

(Studi Kasus Pada Pasien Rawat Inap dalam kategori baik sebanyak 97
RS.Pelabuhan Jakarta), dimana kualitas responden sebesar 32,33% , dalam
pelayanan sebagian besar Baik dengan kategori kurang baik sebanyak 26
nilai diatas rata-rata, walupun terdapat responden sebesar 8,67%, dan
sebagian kecil yang masih kurang baik kategori tidak baik sebanyak 5
kualitas pelayananya di rumah sakit responden sebesar (1,67%).
tersebut. Begitu pula dengan penelitian d. Persepsi pasien terhadap jaminan
Eninurkhayatun, dkk (2017) yang pelayanan dalam memberikan
menyatakan bahwa tingkat kesesuaian pelayanan kesehatan sebagian besar
antara harapan dan kenyataan melalui menyatakan baik (58,84%) dengan
dimensi kualitas pelayanan secara jumlah keseluruhan sebanyak 353,
keseluruhan sebesar 79,70%, termasuk yang menyatakan sangat baik
didalamnya adalah dimensi tangible, (39,83%) dengan jumlah keseluruhan
keandalan, daya tanggap dan jaminan. sebanyak 239, dan yang menyatakan
kurang baik (1,33%) dengan jumlah
E. KESIMPULAN DAN keseluruhan sebanyak 8.
REKOMENDASI e. Persepsi pasien terhadap perhatian
1. Kesimpulan petugas terhadap pasien dalam
a. Penyelenggaraan pelayanan memberikan pelayanan kesehatan
kesehatan yang dilaksanakan oleh baik itu dari keadilan, kesopanan dan
UPT Puskesmas Sawan I Kabupaten keramahan serta kewajaran biaya
Buleleng berdasarkan persepsi pasien pelayanan sebagian besar responden
secara keseluruhan dikategorikan menyatakan baik sebesar 71,78%,
dengan nilai Indeks Kepuasan yang menyatakan sangat baik sebesar
Masyarakat (IKM) sebesar 82,11%. 26,89%, dan yang menyatakan
b. Persepsi pasien terhadap kehandalan kurang baik sebesar 1,33%.
pelayanan kesehatan di UPT f. Persepsi pasien terhadap bukti
Puskesmas Sawan I Kabupaten langsung secara umum responden
Buleleng paling banyak dipersepsikan mempersepsikan baik sebesar 72,6%
dalam kategori dengan nilai 73,56%. dan sangat baik sebesar 28,6%.
Akan tetapi unsur kecepatan
pelayanan masih ada 17 responden 2. Rekomendasi
(11,33%) yang menyatakan kurang a. Pihak manajemen UPT Puskesmas
baik dan 1 responden (0,67%) yang Sawan I Kabupaten Buleleng, agar
menyatakan tidak baik, serta unsur tetap mempertahankan kualitas
prosedur pelayanan masih ada 3 pelayanan kesehatan kepada pasien
responden (2%) yang menyatakan dan bila memungkinkan agar lebih
kurang baik. ditingkatkan sehingga dapat
c. Persepsi pasien terhadap daya memberikan pelayanan yang lebih
tanggap petugas dalam memberikan dari yang diharapkan pasien.
pelayanan untuk kedua unsur yaitu b. Pihak puskesmas agar lebih
kemampuan petugas pelayanan dan memperhatikan ketepatan waktu
kepastian jadwal pelayanan termasuk pelayanan terutama jam buka dan
dalam kategori sangat baik sebanyak tutup pelayanan serta kedisiplinan
150 responden sebesar 57,33%, pegawai guna lebih meningkatkan

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 I 15
Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas – Komang Ayu, Nyoman Sri

kepercayaan masyarakat terhadap Semarang Tahun 2017, Jurnal


penyelenggaraan pelayanan publik. Kesehatan Masyarakat, 5 (4): 33-
c. Mengingat semakin banyaknya atau 42.
bertambahnya jumlah pasien yang Gerson, Richard.F. (2004). Mengukur
berobat ke UPT Puskesmas Sawan I, Kepuasan Pelanggan. Jakarta:
maka perlu adanya perluasan ruang PPM.
tunggu pasien sehingga tidak ada Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis
pasien yang mengantre menunggu Multivariate Dengan Program
pelayanan sambil berdiri. SPSS. Semarang: Universitas
d. Setiap pegawai harus bisa Diponegoro.
menciptakan lingkungan kerja yang Hamidayah, Azizatul. (2016). Persepsi
nyaman dan selalu saling menghargai Pasien Tentang Kualitas
satu dengan lainnya agar dapat Pelayanan Dengan Minat
menciptakan adanya kualitas kerja Kunjungan Ulang, Jurnal
yang baik dan kondusif. Penelitian Kesehatan Suara
e. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Forikes. VII (3): 121-130.
Buleleng sebagai institusi pembinan Hayati, Kemala., Hakim, Rachmi Fanani.,
agar tetap mendukung serta dan Jannah, Miftahul E. (2018).
meningkatkaan kuantitas dan kualitas Cakradonya, Dental Journal, 10
pembinaannya ke puskesmas (2): 78-85.
sehingga pelayanan kesehatan di UPT Irawan, H. (2009). 10 Prinsip Kepuasan
Puskesmas Sawan I Kabupaten Pelanggan. Jakarta: Elex Media
Buleleng tetap mendapat Komputindo.
kepercayaaan dari masyarakat. Juniarta, I Putu. (2015). Persepsi
Masyarakat Terhadap Kualitas
REFERENSI Pelayanan Kesehatn di UPT.
Astuti, D. (2017). Persepsi Pasien tentang Puskesmas Klungkung II
Mutu Pelayanan dengan Tingkat Kabupaten Klungkung. Tesis,
Kepuasan Pasien Rawat Inap Program Studi Magister
Puskesmas, HIGEIA (Journal of Administrasi Publik, Program
Public Health Research and Pascasarjana Undiknas Denpasar.
Development), 1 (3): 65-72. Kotler dan Keller. (2012). Manajemen
Azwar, Saifuddin. (2010). Metode Pemasaran. Edisi 12. Jakarta:
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Erlangga.
Pelajar. Maulana, S., Supriyono, B., dan
Depkes RI. (2010). Profil Kesehatan Hermawan, H. (2013). Evaluasi
Indonesia. Jakarta: Sekretariat Penyediaan Layanan Kesehatan di
Negara. Daerah Pemekaran dengan
Eninurkhayatun, Biyanda., Suryoputro, Metode CIPP (Studi pada
Antono., dan Fatmasari, Eka Pemerintah Daerah Kabupaten
Yunila. (2017). Analisis Tingkat Tana Tidung), Program Magister
Kepuasan Pasien Terhadap Ilmu Administrasi Publik,
Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Fakultas Ilmu Administrasi,
Di Puskesmas Duren Dan Universitas Brawijaya, 16 (4):
Puskesmas Bergas Kabupaten 186-196.

16 I Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 4 No. 1 Tahun 2020
Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas – Komang Ayu, Nyoman Sri

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Sukarini, Ni Putu. (2016). Kepuasan


(2014). Peraturan Menteri Konsumen Dalam Perspektif
Kesehatan Republik Indonesia Layanan Publik di Ruang VIP
Nomor 75 Tahun 2014 tentang RSUD Mangusada Kabupaten
Pusat Kesehatan Masyarakat Badung. Tesis, Program Studi
(Puskesmas). Sekretariat Negara, Magister Administrasi Publik,
Jakarta. Program Pascasarjana Undiknas
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Denpasar.
RI. (2003). Keputusan Menteri Supartiningsih, Solichah. (2017). Kualitas
Pendayagunaan Aparatur Negara Pelayanan Kepuasan Pasien
N/omor: 63/KEP/M.PAN/7/2003 Rumah Sakit: Kasus Pada Pasien
Tentang Pedoman Umum Rawat Jalan. Jurnal
Penyelenggaraan Pelayanan Medicoeticolegal dan Manajemen
Publik. Sekretariat Negara, Rumah Sakit, 6 (1): 9-15.
Jakarta. Tjiptono, Fandy. (2007). Strategi
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Pemasaran. Edisi Kedua.
RI. (2004). Keputusan Menteri Yogyakarta: Andi.
Pendayagunaan Aparatur Negara Yanti, Andika Wanda. (2018). Praktek
Nomor: KEP/25/M.PAN/2/2004 Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Tentang Pedoman Umum Dalam Pandangan Hukum Islam
Penyusunan Indeks Kepuasan Dan Peraturan Menteri Kesehatan
Masyarakat Unit Pelayanan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang
Instansi Pemerintah. Sekretariat Pusat Kesehatan Masyarakat
Negara, Jakarta. (Studi Di Puskesmas Rawat Inap
Pemerintah Indonesia. (2009). Undang- Negara Ratu Kecamatan Sungkai
Undang Nomor 36 tahun 2009 Utara Kabupaten Lampung
Tentang Undang-Undang Utara). Skripsi, Jurusan Siyasah
Kesehatan. Sekretariat Negara, Syar’iyyah Fakultas Syariah
Jakarta. Universitas Islam Negeri Raden
Pohan, C.A. (2013). Manajemen Intan, Lampung.
Perpajakan Strategi Perencanaan Yuwono, Teguh. (2001). Manajemen
Pajak dan Bisnis. Jakarta: Otonomi Daerah, Pusat Kajian
Gramedia Pustaka Utama. Otonomi Daerah dan Kebijakan
Robbin SP dan Judge. (2008). Perilaku Publik (Puskodak). Semarang:
Organisasi. Buku 2. Jakarta: UNDIP.
Salemba Empat. Zaidin, Ali H. (2009). Pengantar
Sabarguna, B.S. (2008). Quality Keperawatan Keluarga. Jakarta:
Assurance Pelayanan RS. Jakarta: EGC Sabarguna BS.
Sagung Seto.
Sinaga, Sarma Eko Natalia. (2018).
Analisis Persepsi Pasien Terhadap
Kualitas Pelayanan Rawat Jalan di
RS Misi Lebak, Jurnal Skala
Kesehatan Politeknik Kesehatan
Banjarmasin, 9 (2): 1-6.

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 I 17
Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas – Komang Ayu, Nyoman Sri

18 I Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 4 No. 1 Tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai