Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN


SEHAT) DENGAN POLA HIDUP SEHAT SISWA SD N 09 SOLOK SELATAN

Usulan Penelitian Skripsi S – 1

Program Studi Kesehatan masyarakat

RANI APRILIA

1810104087

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) ALIFAH

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat,karunia,dan

hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini.Dengan berbagai

sumber dan referensi sehingga saya dapat menyelesaikan proposal ini.

Penyusunan proposal ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah metode

penelitian.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Radian

Ilmaskal, MPH Selaku dosen pembimbing dalam proses pembuatan proposal ini.

Dalam penulisan dan penyusunan proposal ini saya menyadari bahwa masih terdapat

kesalahan dan kekurangan karena faktor keterbatasan pengetahuan, maka saya dengan

senang hati menerima kritikan dan saran yang membangun untuk penyempurnaan proposal

ini.

Padang, 19 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL................................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian...................................................................................................................4
E. Ruang Lingkup Penelitian......................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
KAJIAN TEORI..................................................................................................................................6
A. Kajian Pengetahuan PHBS.....................................................................................................6
1. Defenisi Pengetahuan............................................................................................................6
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)..............................................................................7
B. Pola Hidup Sehat.....................................................................................................................8
1. Pengertian Pola Hidup Sehat..................................................................................................8
2. Cakupan Pola Hidup Sehat....................................................................................................9
C. Kerangka Teori......................................................................................................................10
D. Kerangka Konsep..................................................................................................................11
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian.............................................................................11
F. Hipotesis Penelitian...............................................................................................................12
BAB III...............................................................................................................................................13
METODE PENELITIAN..................................................................................................................13
A. Jenis dan Desain Penelitian...................................................................................................13
B. Tempat dan waktu.................................................................................................................13
C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................................................13
D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................................14
E. Teknik Pengelolaan Data......................................................................................................14
F. Teknik Analisa Data..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................16

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Defenisi Operasional.............................................................................................................12

iii
DAFTAR GAMBA

Gambar 1. Kerangka Teori..................................................................................................................11


Gambar 2. Kerangka Konsep...............................................................................................................12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau
keluarga yang dapat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan derajat kesehatan setinggi-tingginya. (SyahAswadirir, Delastara
and Surahmawati, 2017)
Munculnya berbagai penyakit yang biasa disebabkan oleh parasit sering
menyerang anak usia sekolah ternyata umumnya berkaitannya dengan PHBS. Oleh
karena itu, penanaman kebutuhan mutlak dan dapat diketahui melalui pendekatan
usaha kesehatan. Perilaku hidup bersih dan sehat disekolah adalah upaya untuk
memberdaya siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu dan mampu
mempraktikan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Menurut
Badan Kesehatan Dunia (WHO) parasit menginfeksi lebih dari 2 miliar orang di
dunia dan 880 juta diantaranya terjadi pada anak usia sekolah (6-14 tahun).
Berdasarkan data tersebut prevalensi terbesar terjadi pada anak usia sekolah.

Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada
tahun 2013, terdapat 6 wilayah endemik di dunia yang menjadi prioritas untuk
pengobatan infeksi cacing pada anak. Asia Tenggara menempati prioritas pertama
dengan persentase 42%, Afrika menempati prioritas kedua d engan persentase 32%,
Wilayah Pasific Barat menempati prioritas ke tiga dengan persentase 11%, wilayah
Meditera- nia Timur menempati prioritas ke empat dengan persentase 9%, Amerika
menempati proritas ke lima dengan persentase 5%, dan Eropa menempati prioritas ke
enam dengan persentase 1%.(1) Asia Tenggara merupakan wilayah dengan persentase
tertinggi di dunia akan kebutuhan pengobatan infeksi cacingan pada anak. Indonesia
yang merupakan salah satu negara yang menjadi bagian dari kawasan Asia Tenggara,
menempati prioritas ke dua untuk kebutuhan pengobatan cacingan pada anak dengan
presentase 15% setelah India pada prioritas pertama dengan persen- tase 61% ,
kemudian diikuti oleh Bangla- desh (13%), Myanmar (3%), Nepal (3%), Democratic

1
2

Republic of Korea (1%), dan negara lainnya (1%). (SyahAswadirir, Delastara and
Surahmawati, 2017)

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, Persentase kabupaten/kota


yang memiliki kebijakan PHBS secara nasional pada tahun 2019 adalah 82,30%,
dimana angka ini sudah melampaui target Renstra 2019 sebesar 80% . Sebanyak 18
Provinsi sudah mencapai 100%. Provinsi dengan persentase terendah adalah Papua
10,34%, Nusa Tenggara Timur 27,27%, dan Papua Barat 38,46%. (Kementerian
Kesehatan RI. sekretaris jendral, 2019)

Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Solok Selatan tahun 2016, dapat


dilihat penduduk yang memiliki akses air minum layak di Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2016 sebesar 84,02% (136.715 jiwa), 2015 sebesar 81,53% (130.274 jiwa).
Jumlah sarana rumah tinggal yang memiliki sarana air bersih sebesar 88,74%
(33.890). Jumlah penduduk dengan akses jamban yang layak di Tahun 2016 sebesar
61,93% (100.782 jiwa), Tahun 2015 sebesar 62,7% (100.139 jiwa). Jumlah rumah
tinggal yang memiliki jamban sebesar 70,23% (26.823 Rumah). Dari 254 jumlah
Tempat-Tempat Umum di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2016 terdapat 79,13%
(201 TTU) yang telah memenuhi syarat kesehatan dan juga dari 292 jumlah tempat
pengolahan Makanan terdapat 59,23% (170 TPM) yang memenuhi syarat kesehatan di
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2016.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, sekolah dasar yang berada di Bidar


Alam, Kecamatatan Sangir Jujuan, Solok Selatan ini telah memiliki lingkungan fisik
yang sesuai dengan kriteria sekolah sehat dengan banyaknya tempat mencuci tangan,
kamar mandi, UKS, kantin sehat, tempat sampah, serta tempat penampungan sampah.
Hampir di setiap sisi sekolah terdapat papan bimbingan mengenai perilaku hidup
bersih dan sehat seperti cara mencuci tangan, manfaat menjaga kebersihan tangan,
cara membasmi nyamuk demam berdarah, makanan sehat, akibat tidak menjaga
kebersihan makanan, dan lain sebagainya. Selain itu, sekolah juga mempunyai
program yang mendukung sekolah sehat, seperti sarapan sehat bersama,
pemberantasan bibit penyakit, penyuluhan, dokter kecil, bidan kecil, pengolahan
sampah, dan kegitan lainnya yang mendukung peningkatan kesehatan.
3

Meskipun demikian, berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, masih ada


beberapa hal yang kurang sesuai berkaitan dengan aspek lingkungan non fisik. Kantin
sekolah yang telah mendapatkan sertifikat kantin sehat masih menyediakan makanan
ringan dengan pengawet dan penyedap berbahaya serta pewarna makanan yang masih
mencolok yang menyebabkan siswa mengkonsumsi makanan tidak sehat saat di
sekolah. Menurut pihak sekolah, hal tersebut memangmasih saja terjadi di SD Negeri
09 Solok Selatan meskipun dari pihak sekolah sudah sering melakukan pengontrolan
kepada para pedagang, bahkan beberapa pedagang juga masih saja menggunakan klip
kertas dalam pengemasan makanan meskipun sudah beberapa kali ditegur. Pada sisi
sarana, kuantitas dari tempat mencuci tangan memang sudah dapat dikatakan
memadai. Namun, banyak dari tempat mencuci tangan yang ada tidak menyediakan
sabun, bahkan terlihat beberapa sampah plastik di bawah tempat cuci tangan.

Selain hasil observasi tersebut, juga ditemukan informasi dari hasil wawancara
kepada beberapa siswa di SD Negeri 09 Solok Selatan. Saat ditanya mengenai
kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun, dari delapan anak yang
diwawancarai, kesemuanya tahu langkah-langkahnya dan waktu pelaksanaannya
meskipun ada beberapa anak yang tidak lancar saat menjelaskan dan mempraktikkan.
Akan tetapi, saat ditanya seberapa sering mereka melakukannya dalam kehidupan
sehari-hari, delapan anak tersebut menjawab bahwa mereka jarang mencuci tangan
dengan langkah-langkah tersebut. Mereka hanya mencuci tangan dengan membasahi
tangan dengan air dan memberikan sabun jika ada, kemudian menggosoknya sebentar
dan membilasnya. Kebanyakan dari mereka hanya menerapkan cuci tangan saat
sebelum dan sesudah makan. Saat ditanya mengenai kebiasaan makan, kedelapannya
mengakui bahwa mereka suka mengkonsumsi sayur-mayur, namun ada beberapa
sayur yang tidak mereka konsumsi dengan alasan tidak suka. Kedelapan anak juga
mengaku bahwa mereka tidak merokok, namun mereka masih berada di lingkungan
yang belum terbebas dari asap rokok. Mereka terbebas dari asap rokok saat di sekolah,
namun dilingkungan rumah, ayah, saudara ataupun tetangga mereka masih banyak
yang merokok.

Sehubungan dengan uraian di atas, penelitian ini dilakukan dikarenakan sekolah


tersebut telah menyandang predikat sebagai Sekolah Sehat tingkat nasional pada tahun
2013, namun ada beberapa hal yang ditemukan dimana ada ketidak sesuaian atara
4

pengetahuan dan perenapannya. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk


melakukan penelitian yang untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan pola hidup sehat siswa SD N 09
Solok Selatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka masalah yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. “Adakah Hubungan Antara Pengetahuan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) Dengan Pola Hidup Sehat Siswa Kelas
Tinggi Di SD N 09 Solok Selatan.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah
1. Secara umum
Adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan PHBS (perilaku hidup
bersih dan sehat) dengan pola hidup sehat siswa kelas tinggi di DD N 09 Solok
Selatan.
2. Secara khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan prilaku hidup bersih sehat di SDN 09 Solok
Selatan.
b. Mengidentifikasi pola hidup sehat di SDN 09 Solok Selatan.
c. Menganalisis hubungan pengetahuan PHBS dan pola hidup sehat di SDN 09
Solok Selatan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat praktis
a. Bagi siswa; diharapkan dapat menjadi motivasi dalam menerapkan pola hidup
sehat pada kehidupan sehari-hari.
b. Bagi kepala sekolah, guru, instansi puskesmas, dan dinas kesehatan;
diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan
dan peningkatan mutu pendidikan dan kesehatan anak.
c. Bagi peneliti; diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti mengenai
hubungan antara pengetahuan PHBS dengan pola hidup sehat siswa kelas
5

tinggi di SD N 09 Solok Selatan, menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil


pengamatan langsung, serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang
diperoleh selama studi di perguruan tinggi.

2. Manfaat teoritis

hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka


penyusunan teori atau konsep-konsep baru terutama untuk menerapkan
peningkatan pengetahuan dalam rangka meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat siswa

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini menghubungkan antara tingkat pengetahuan PHBS


dengan pola hidup sehat siswa SD. Penelitian dilakukan di SDN 09 Solok Selatan,
selama beberapa bulan. Penelitian ini merupakan penelitian ex-postfacto, Variabel
dalam penelitian ini yaitu pengetahuan PHBS sebagai variabel independen dan pola
hidup sehat sebagai variabel dependen. Variabel pengetahuan PHBS dapat diukur
menggunakan teknik tes, sedangkan variabel pola hidup sehat menggunakan skala.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD, yang memiliki pengetahuan PHBS dan
pola hidup sehat pada tingkatan Sekolah Sehat Nasional, yaitu sebanyak 137 siswa,
yang terdiri atas siswa kelas IV, V, dan VI SDN 09 Solok Selatan , dengan rincian 67
siswa laki-laki dan 70 siswa perempuan.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Pengetahuan PHBS

1. Defenisi Pengetahuan

Menurut John Hospers (Banun titi sari, 2016) proses pemerolehan


pengetahuan dapat diperoleh dari enam alat, yaitu pengalaman indra (sense
experience), nalar (reason), otoritas, intuisi, wahyu, serta keyakinan. Secara
filsafat, pengetahuan dibedakan menjadi dua dari segi terjadinya pengetahuan itu
sendiri, yaitu pengetahuan apriori dan pengetahuan aposteriori. Munculnya
pengetahuan apriori diyakini tanpa melalui pengalaman sebelumnya, baik
pengalaman indra maupun pengalaman batin. Pengetahuan aposteriori merupakan
pengetahuan yang terjadi karena adanya pengalaman terlebih dahulu.

Kemunculan pengetahuan diawali pada saat indra manusia menyaksikan


suatu yang menggejala, maka dorongan ingin tahu segera muncul secara spontan
yang diikuti oleh perasaan heran dan kagum, serta akhirnya pikiran bergerak
mengambil peranan aktif. Saat rasa heran muncul, manusia akan memunculkan
jawaban atas rasa keheranannya didasarkan pada kebiasaan pengalamannya,
meskipun bisa juga atas kesaksian orang lain. Saat jawaban telah muncul, rasa
ragu atas kebenarannya pun muncul sementara proses pengumpulan informasi
terus berlanjut dengan berbagai macam upaya. Keraguan mulai hilang saat telah
mencapai informasi pada jumlah tertentu. Mulai hilangnya keraguan membuat
manusia mencoba membuat perkiraan untuk mencondongkan pikirannya ke
pengiyaan atau penidakan. Perkiraan yang telah dibuat jika didukung dengan
berbagai alasan dan bukti yang kuat maka akan tercipta pendapat. Saat pendapat
telah dapat diujikan secara umum dan obyektif, maka proses pemikiran tadi
menjadi suatu kepastian. Hasil akhir dari suatu pengetahuan yang pasti adalah
pengetahuan yang meyakinkan, atau disebut dengan keyakinan, yang membentuk
pendirian kukuh.

6
7

Ahli filsafat hingga saat ini masih memperdebatkan tentang nilai kebenaran
dari suatu pengetahuan. Beberapa ahli, di antaranya John Dewey dan Betrand
Russel, mensyaratkan bahwa pengetahuan harus bersifat benar. Jika tidak benar,
maka hal tersebut bukanlah pengetahuan, namun kontradiksi. Beberapa ahi yang
lain, meyakini bahwa pengetahuan dapat bernilai benar ataupun salah, meskipun
yang dikehendaki tentu saja adalah pengetahuan yang benar (Banun titi sari,
2016).

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

a) Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebabai hasil pembelajaran, yang
menjadikan seseorang keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong
dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, PHBS mencakup
beratus-ratus bahkan mungkin beribu-ribu perilaku yang harus dipraktikkan
dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.
(Kementrian Kesehatan Indonesia. Sekretariat Jendral, 2011)
b) Tatanan PHBS dan Indikatornya
Departemen Kesehatan RI menggalakkan program PHBS pada 5 tatanan,
yaitu rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan, dan tempat-
tempat umum. Indikator PHBS yang telah resmi dirilis oleh Departemen
Kesehatan RI adalah pada tatanan rumah tangga yang berjumlah sepuluh
indikator, sedangkan untuk tatanan lainnya dapat disesuaikan. Kesepuluh
indikator tersebut yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi
bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih,
mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan menggunakan sabun,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk sekali dalam
seminggu, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap
hari termasuk di dalamnya beristirahat yang cukup, dan tidak merokok
.Terdapat 8 indikator dari kesepuluh indikator tersebut yang dapat
diimplementasikan pada anak.
8

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sekolah terdiri dari beberapa
indikator yaitu mencuci tangan dengan air yg mengalir dan memakai sabun,
mengkonsumsi jajanan di warung atau kantin sekolah, menggunakan jamban
yang bersih & sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik
nyamuk, tidak merokok, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
setiap bulan, dan membuang sampah pada tempatnya (Raharjo and Indarjo,
2014).
Perilaku hidup bersih dan sehat bagi siswa SD mencakup perilaku hidup
bersih dan sehat yang dapat dilaksanakan oleh siswa SD baik di sekolah
maupun di rumah. Berdasarkan uraian tersebut, maka indikator
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada siswa SD meliputi:

a) menjaga kebersihan kulit;

b) menjaga kebersihan dan kerapian rambut;

c) menjaga kebersihan dan kerapian kuku;

d) menjaga kebersihan tangan dan kaki;

e) menjaga kebersihan mata;

f) menjaga kebersihan mulut dan gigi;

g) menjaga kebersihan hidung dan telinga;

h) menjaga kebersihan dan kerapian pakaian;

i) mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan secara rutin;

j) melakukan aktivitas fisik setiap hari;

k) beristirahat yang cukup,

l) menggunakan air bersih;

m) makan makanan sehat dan bergizi seimbang;

n) tidak merokok dan menghindari asap rokok;


9

o) menggunakan jamban sehat;

p) ikut dalam usaha memberantas jentik nyamuk; serta

q) menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.

B. Pola Hidup Sehat

1. Pengertian Pola Hidup Sehat

Pola hidup sehat yang menekankan pada aspek tindakan menyiratkan


pentingnya pengetahuan dan sikap tentang hidup sehat dalam pembentukan pola
hidup sehat. Tindakan merupakan cerminan dari pengetahuan dan sikap yang
dimiliki setiap individu. Berbeda dengan pengetahuan dan sikap yang masih
bersifat tertutup, tindakan telah dapat diamati oleh pihak lain.

Sedangkan menurut Suharto (1997: 1) dalam (Palagani, 2014) pola hidup


sehat adalah suatu program yang menyeluruh meliputi kesehatan, kesegaran
jasmani, gizi dan rekreasi, sebagai upaya untuk menyeimbangkan antara aktivitas
fisik dan mental. Jadi dapat disimpulkan pola hidup sehat adalah suatu kebiasaan
yang baik tentang memelihara kesehatan, dimana kebiasaan tersebut sudah berjalan
dalam waktu yang cukup lama, sehingga seolah-olah telah menjadi kebiasaan yang
tidak terpisahkan dari orang tersebut. Sehingga pola atau kebiasaan hidup sehat
harus ditanamkan sedini mungkin.

2. Cakupan Pola Hidup Sehat

Standar kesehatan yang telah disebutkan saat mendefinisikan pola hidup sehat
smerupakan cakupan dari pola hidup sehat itu sendiri. Pola hidup sehat mencakup
seluruh tindakan yang mendukung individu menuju kondisi sehat. Hal tersebut
berarti cakupan pola hidup sehat dapat bersifat mengubah (to change) dari bad ke
good healthy life style, memelihara atau mempertahankan (to maintain) good
healthy life style, atau meningkatkan (to promote) good healthy life style.
10

Depkes RI memberikan acuan standar pola hidup sehat dalam sepuluh indikator
perilaku hidup bersih dan sehat. Kesepuluh indikator tersebut meliputi persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita
setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih yang
mengalir dan menggunakan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik
nyamuk sekali dalam seminggu, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan
aktivitas fisik setiap hari termasuk di dalamnya beristirahat yang cukup, dan tidak
merokok . Meskipun demikian, yang dimaksud dengan pola hidup sehat menurut
Depkes RI tidak hanya mencakup kesepuluh indikator tersebut. Tindakan lain yang
mendukung kesehatan seperti kebersihan pribadi atau personal hygiene, perilaku
sadar gizi, dan perilaku menyehatkan lingkungan juga menjadi cakupan dalam pola
hidup sehat.
Cakupan pola hidup sehat dalam penelitian ini disesuaikan berdasarkan usia dan
karakter siswa SD. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka cakupan pola hidup sehat
dalam penelitian ini meliputi:
a) menjaga kebersihan kulit;
b) menjaga kebersihan dan kerapian rambut;
c) menjaga kebersihan dan kerapian kuku;
d) menjaga kebersihan tangan dan kaki;
e) menjaga kebersihan mata;
f) menjaga kebersihan mulut dan gigi;
g) menjaga kebersihan hidung dan telinga;
h) menjaga kebersihan dan kerapian pakaian;
i) mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan secara rutin;
j) melakukan aktivitas fisik setiap hari;
k) beristirahat yang cukup,
l) menggunakan air bersih;
m) makan makanan sehat dan bergizi seimbang;
n) tidak merokok dan menghindari asap rokok;
o) menggunakan jamban sehat;
p) ikut dalam usaha memberantas jentik nyamuk; serta
q) menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan
11

C. Kerangka Teori
Depkes RI : 2008 (dalam Afnilda, 2010) menetapkan ada beberapa indikator yang
dipakai sebagai ukuran menilai PHBS di sekolah yaitu :

1. Mencuci Tangan Dengan Air Yang Mengalir Dan


Menggunakan Sabun
2. Mengkonsumsi Jajanan Yang Bersih Dan Sehat
3. Menggunakan Jamban Yang Bersih Dan Sehat
4. Olahraga Yang Teratur Dan Terukur
PHBS
5. Memberantas Jentik Nyamuk di sekolah
6. Tidak Merokok Di Sekolah
7. Menimbang Berat Badan Dan Mengukur Tinggi
Badan Setiap 6 Bulan

8. Membuang sampah pada tempatnya

Gambar 1. Kerangka Teori

D. Kerangka Konsep
Pola hidup sehat yang berupa tindakan menjadikan sulit untuk mencari faktor
apa yang paling berperan dalam membentuk tindakan tersebut. Perlu diingat bahwa
tindakan merupakan cerminan dari pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki individu
terlebih dahulu. Pengetahuan mengenai PHBS merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dalam proses pembentukan tindakan menjadi pola hidup sehat pada
setiap individu. Berdasarkan beberapa pengalaman dan penelitian, terbukti bahwa
tindakan yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat lebih langgeng (long lasting)
dibandingkan dengan tindakan yang tidak didasari oleh pengetahuan. Jika
pengetahuan PHBS yang dimiliki tinggi, maka pola hidup sehatnya juga tinggi.
Sebaliknya, jika pengetahuan PHBS yang dimiliki rendah, maka pola hidup sehatnya
juga rendah. Pengetahuan PHBS individu dapat diperoleh melalui banyak aktivitas,
salah satunya belajar. Konsep learning by doing diyakini oleh banyak praktisi
pendidikan sebagai pembelajaran yang efisien. Semakin tinggi intensitas individu
melakukan pola hidup sehat, maka semakin tinggi pula pengetahuan tentangnya.
12

Sebaliknya, semakin rendah pola hidup sehat individu, maka semakin rendah pula
pengetahuan PHBS yang dimilikinya.

Pengetahuan PHBS Pola hidup sehat

Gambar 2. Kerangka Konsep

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Tabel 1. Defenisi Operasional

NO Variabel Defenisi Operasional


adalah kualitas pengetahuan individu
1 Pengetahuan PHBS (Perilaku (baik, cukup, atau kurang) mengenai
Hidup Bersih dan Sehat) perilaku yang harus dilakukan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran
yang menjadikan individu atau kelompok
dapat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat.
adalah tindakan berulang individu yang
membentuk gambaran tingkah laku
2 Pola Hidup Sehat berkaitan dengan upaya dalam
mempertahankan serta meningkatkan
derajad kesehatannya, baik di sekolah
maupun di rumah.
13

F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat diajukan hipotesis penelitian ini
adalah

Ha : “ Ada Hubungan Antara Pengetahuan PHBS Dengan Pola Hidup Sehat Siswa
Kelas Tinggi Di SDN 09 Solok Selatan”.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Berdasarkan jenis data yang dianalisi, ini merupakan penelitian kuantitatif yang
dipakai untuk mengkaji teori- teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar
variabel. Sedangkan jenis penelitiannya merupakan ex post facto. Kerlinger ( dalam
Andi Ibrahim, Asrul Haq Alang, 2018) mengatakan bahwa penelitian ex post facto
adalah penyelidikan empiris yang sistematis dimana ilmuwan tidak mengendalikan
variabel bebas secara langsung karena eksistensi dari variabel tersebut telah terjadi
atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi. Kesimpulan
tentang adanya hubungan diantara variabel tersebut dibuat berdasarkan perbedaan
yang mengiringi variabel bebas dan variabel terikat tanpa intervensi langsung. Hal
tersebut berarti tidak dilakukannya manipulasi atau perlakuan terhadap subjek
penelitian, dalam penelitian ini populasi, sebagaimana yang terjadi pada penelitian
eksperimental.

Desain penelitian ini adalah korelasional bivariat. Menurut Gay dalam Emzir
( dalam Andi Ibrahim, Asrul Haq Alang, 2018) menyatakan bahwa tujuan penelitian
korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk
menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Bivariat sendiri berarti
penelitian ini mencari hubungan yang melibatkan satu variabel dengan satu variabel
lainnya.

B. Tempat dan waktu


Lokasi penelitian berada di SDN 09 Bidar Alam, Sangir Jujuan, Solok Selatan,
Sumatra Barat sebagai lokasi penelitian dikarenakan sekolah tersebut telah
menyandang predikat sebagai Sekolah Sehat tingkat nasional pada tahun 2013. Hal
tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berhubungan
dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah tersebut. Penelitian dilakukan
selama beberapa bulan dari bulan Oktober - Desember 2020.

13
14

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SDN 9 Solok Selatan, yang memiliki
pengetahuan PHBS dan pola hidup sehat pada tingkatan Sekolah Sehat Nasional,
yaitu sebanyak 137 siswa, yang terdiri atas siswa kelas IV, V, dan VI . Dengan rincian
67 siswa laki-laki dan 70 siswa perempuan. Siswa kelas IV, V, dan VI dipilih sebagai
populasi penelitian karena digunakannya instrumen tes serta skala pada proses
pengumpulan data, dan siswa kelas IV, V, VI dianggap telah memiliki keterampilan
membaca, menulis dan memahami pernyataan. Semua anggota populasi digunakan
untuk pengambilan data sebagai responden (sampel).

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Beberapa ahli menyatakan teknik
pengumpulan data dengan metode pengumpulan data. Variabel dalam penelitian ini
yaitu pengetahuan PHBS sebagai variabel X dan pola hidup sehat sebagai variabel Y.
Variabel pengetahuan PHBS dapat diukur menggunakan teknik tes, sedangkan
variabel pola hidup sehat menggunakan skala.

E. Teknik Pengelolaan Data


Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data dengan cara perhitungan
statistic. Adapun proses pengolahan data dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu:

1. Editing yaitu: memeriksa dan melengkapi data yang diperoleh,


selanjutnyapeneliti melakukan, hal yang perlu diperhatikan dalam mengedit,
jika sekali-kali mengganti jawaban dan angka dengan maksud menyesuaikan
keinginan.

2. Cooding: dilakukan sebagai penanda responden dan penanda pertanyaan


pertanyaan yang dibutuhkan. Apabila yang digunakan adalah analisis
kualitatif, kode yang diberikan adalah angka.

3. Tabulating: kegiatan pengecekan data yang sudah di entry, apakah ada


kesalahan atau tidak, biasanya pengolahan data seperti ini menggunakan
tabel, baik tabel distribusi frekuensi maupun tabel silang.
15

F. Teknik Analisa Data


Analisis univariat dilakukan untuk mendefinisikan variabel-variabel penelitian.
Penghitungan yang dilakukan meliputi penghitungan skor, nilai minimum, nilai
maksimum, persentase tiap indikator dan sub-variabel, mean, median, modus, dan
standar deviasi (simpangan baku). Penghitungan dilakukan dengan menggunakan
bantuan program Microsoft Excel 2010 dan SPSS (Statistical Package for the Social
Sciences) versi 16.

Data yang diperoleh selanjutnya diinterpretasikan. Interpretasi data dalam


penelitian ini dilakukan dua kali, yaitu interpretasi data berdasarkan acuan patokan
dengan menggunakan skor setiap indikator pada masing-masing variabel dan
interpretasi data berdasarkan acuan norma dengan menggunakan mean dan standar
deviasi masing-masing variabel. Kedua interpretasi data dikategorikan menjadi tiga
yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Pengkategorian pertama dilakukan berdasarkan
persentase skor yang diperoleh tiap indikator dibandingkan skor ideal, yaitu skor
maksimum yang mungkin diperoleh setiap indikator.
16
DAFTAR PUSTAKA

Afnilda (2010) Pelaksanaan PHBS dan UKS di SDN 7 Talawi Hilir Kecamatan Talawi
Kota Sawahlunto, repository.unp.ac.id. Universitas Negeri Padang.

Andi Ibrahim, Asrul Haq Alang, M. E. (2018) Metodologi Penelitian. Edited by Ms.
Dr.H.ilyas Ismail, M.PD. Makassar: Gunadarma Ilmu. Available at:
http://library1.nida.ac.th/termpaper6/sd/2554/19755.pdf.

Banun titi sari (2016) Hubungan Antara Pengetahuan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat) Dengan Pola Hidup Sehat Siswa Di SD Negeri Tamanan Bantul TA
2015/2016. Universitas Negeri Yogyakarta.

Kementerian Kesehatan RI. sekretaris jendral (2019) Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2019, Kementrian kesehatan RI.2020. Jakarta.

Kementrian Kesehatan Indonesia. Sekretariat Jendral (2011) Pedoman Pembinaan


Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat, PERMENKES RI NOMOR:
2269/MENKES/PER/XI/2011. Jakarta.

Palagani, W. A. (2014) “Pola Hidup Sehat Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri
Nanggulan, Sekolah Dasar Negeri Karangasem, Dan Sekolah Dasar Negeri
Sarikarya Di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta”. Universitas Negri
Yogyakarta.

Raharjo, A. S. and Indarjo, S. (2014) ‘Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan


Ketersediaan Fasilitas di Sekolah dalam Penerapan PHBS Membuang Sampah pada
Tempatnya’, Unnes Journal of Public Health, 3(1), pp. 1–10.

SyahAswadirir, S., Delastara, V. and Surahmawati (2017) ‘Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) pada Siswa Siswi SDK Rita Pada Kecamatan Kota Komba Kabupaten
Manggarai Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur’, Public Health Science Journal,
9(2), pp. 187–196.

16
17

Anda mungkin juga menyukai