Anda di halaman 1dari 40

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka mendukung penyelenggaraan Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya secara sinergis,berhasil guna dan berdaya guna maka

diperlukan pengelolaan kesehatan yang diselenggrakan melalui

pengelolaan administrasi kesehatan,informasi kesehatan,sumber daya

kesehatan,upaya kesehatan,pembiayaan kesehatan,peran serta dan

pemberdayaan masyarakat,ilmu pengetahuan dan teknologi d bidang

kesehatan,serta pengaturan hokum kesehatan secara terpadu dan saling

mendukung.

Pelaksanaan SKN ditekankan pada pada peningkatan perilaku dan

kemandirian masyarakat,profesionalisme sumber daya manusia

kesehtan,serta upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan

upaya kuratif dan rehabilitatif,selain itu menurut Kemenkes RI (2013,hal

1),SKN disusun dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi pelayanan

kesehatan dasar (primary health care) yang meliputi cakupan pelayanan

kesehatan yang adil dan merata,pemberian pelayanan kesehatan

berkualitas yang berpihak kepada kepentingan dan harapan

rakyat,kebijakan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan dan

melindungi kesehatan masyarakat,kepemimpinan,serta profesionalisme

dalam pembangunan kesehatan.


2

Penyelenggaraan SKN dilaksanakan secara berjenjang dari tingkat

pusat sampai daerah.Pemyelenggaran upaya kesehatan meliputi upaya

kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan

menggunakan Sumber Daya Kesehatan meliputi Tenaga

Kesehatan,Fasilitas Kesehatan,Perbekalan Kesehatan,dan teknologi serta

produk teknologi.

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia dan merupakan

modal setia warga negara dan setiap bangsa dalam mencapai

kemakmuran.Seseorang tidak bisa memenuhi seluruh kebituhan hidupnya

jika berada dalam kondisi tidak sehat.Sehingga kesehatan merupakan

modal setiap individu untuk meneruskan kehidupannya secara layak.

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas

menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75

Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyrakat adalah Fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelegarakan upaya kesehatan masyarakat

dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif,untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Sedangkan Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh

Puskesmas kepada masyarakat mencakup : perencanaan,pelaksanaan

evaluasi,pencatatan,pelaporan,dan dituangkan dalam suatu sistem.

Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,sehingga dalam melaksanakan tugas


3

dan fungsinya akan mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan

Pemerintah daerah kabupaten/Kota bersangkutan yang tercantum dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana

Lima Tahunan Dinas Kseshatan Kabupaten/Kota.

Mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas merupakan tingkat

kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan sesuai kode

etik dan standar pelayanan yang ditetapkan,sehingga menimbulkan

kepuasan bagi setiap pasien.

Tenaga Kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar

masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran,kemauan,dan

kemampuan hidup sehat sehingga menurut Kemenkes RI (2015,hal 57)

akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi

bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara social dan

ekonomi serta sebagai salah unsur kesejahteraan umum.

Sebagai pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan,sarana

dan fasilitas juga akan memberikan dampak terhadap kualitas

pelayanan.Sehingga,jika ada pelayanan yang diberikan berkualitas

baik,sarana yang memadai dan akses yang mudah serta fasilitas lengkap

tentu akan memberikan pengaruh terhadap kepuasan pasien pengguna jasa

layanan kesehatan.

Kepuasan pasien salah satunya diduga dipengaruhi oleh waktu

tunggu.Penilaian outcame pelayanan menurut Peraturan Menteri

Kesehatan RI No.44 Tahun 2016 Tentang pedoman Manajemen


4

Puskesmas antara lain melalui Pengukuran tingkat kepuasan pengguna

jasa pelayanan Puskesmas dan pencapaian target indikator outcame

pelayanan.

Menurut Aulia utami dewi (2015,hal 7) ada kecenderungan

cepatnya waktu tunggu pendaftaran akan membuat pasien puas dengan

pelayanan,atau lamanya waktu tunggu pendaftaran akan membuat pasien

tidak puas dengan pelyanan.

Waktu tunggu pasien dalam pelayanan di Tempat Pendaftaran

Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) merupakan salah satu factor penting yang

akan menentukan citra awal pelayanan Puskesmas.Waktu tunggu pasien

juga menjadi salah satu komponen yang potensial sebagai penyyebab

ketidakpuasan.Pasien akan menganggap pelayanan kesehatan jelek

apabila sakitnya tidak sembu-sembuh,antri lama.da petugas kesehatan

tidak ramah meskipun professional.Bila waktu tunggu di rekam medis

raawat jalan lama maka hal tersebut akan mengurangi kenyaman pasien

dan berpengaruh pada citra Puskesmas yang dapat mempengaruhi utilitas

pasien dimasa mendatang (Febriyanti,2013)

Kepuasan pasien adalah tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja yang diraskan dengan harapannya,jadi tingkat

kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan

dengan harapan.Apabila kinerja dibawah harapan maka pasien akan

kecewa dan tidakpuas,sedangkan apabila kinerja sesuai harapan maka

pasien akan puas.Dalam memberikan pelayanan kesehatan ,pihak pemberi

pelayana kesehatan harus lebih berhati-hati,karena apabila pasien sering


5

merasa tidak puas akan berdampak kehilangan banyak pelanggan atau

pasien.Serta tingkat kepuasan pasien sangat bergantung pada mutu

pelayanan yang diberikan.

Kecepatan pelayanan kepada pasien dan lamanya waktu tunggu

pasien dalam memperoleh pelayanan dapat mempengaruhi kepuasan

pasien dan kualitas pelayanan tempat pelayanan kesehatan.Waktu tunggu

yang diperlukan untuk menunggu pelayananmerupakan factor yang

signifikan pada kepuasan pasien.Pelayanan yang baik dan bermutu

tercermin dari pelayanan yang ramah,cepat,serta nyaman.

Pelayanan rawat jalan dimulai dari pasien datang,mengambbil

nomor antrian,menunggu di tempat pendaftaran sampai dipanggil untuk

melakukan pendaftaran atau registrasi dan menunggu sampai

dipanggiluntuk pelayanan pemeriksaan.Salah satu dimensi mutu

pelayanan kesehatan adalah akses terhadap pelayanan yang ditandai

dengan waktu tunggu pasien di tempat pendaftaran pasien rawat jalan

(TPPRJ).

Pengolahan data pendaftaran pasien khususnya pendaftaran pasien

rawat jalan di Puskesmas Perawatan Satui masih dilakukan dengan cara

manual,meliputi : kegiatan pencatatan data identitas pasien,pencarian data

rekam medis pasien,pencarian kartu pasien maupun pembuatan laporan

bulanan untuk mengetahui jumlah pengunjung di Puskesmas.

Hal ini menurut Indrawan (2013,hal 2) justru akan memperlambat

dan mempersulit tugas para pegawainya,sehingga mengakibatkan

lamanya pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan.Maka dengan adanya


6

sistem informasi ini diharapkan hal yang demikian tidak terjadi

lagi.Karena pencatatan dan pencarian data akan dilakukan secara cepat

dengan sistem komputer.Biasanya tempat pendaftaran pasien di

Puskesmas dilakukan melalui satu loket saja.

Sebagai pelayanan pendaftaran yang pertama kali diterima oleh

pasien,maka mutu pelayanan dapat dinilai dari sini yakni mutu pelayanan

pelayanan pendaftaran meliputi kecepatan,kelengkapan,ketepatan,dan

kejelasan informasi serta kenyamanan ruang tunggu dan lain-lain.Masalah

umum dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan secara manual yakni

pengelolaan data Puskesmas yang cukup banyak,baik data medic pasien

maupun data-data administrasi yang dimiliki oleh Puskesmas,sehingga

mengakibatkan redudansi data,unintegrated data,human eror,dan

terlambatnya informasi.

Kepuasan pelanggan atau pasien sangat mempengaruhi antara satu

dengan yang lainnya,apabila mutu pelayan yang diberikan memuaskan

maka kepuasan pelanggan juga bisa memuaskan.Hasil observasi yang

dilakukan penulis menunjukkkan bahwa pada umumnya masyarakat di

Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Satui masih enggan berobat ke

fasilitas pelayanan kesehatan.Keluhan pasien yang berkunjung ke

Puskesmas Perawatan satui adalah lamanya waktu tunggu.Selain itu

kurang lengkapnya sarana dan prasarana yang tersedia di Puskesmas

Perawatan Satui juga merupakan salah satu penyebab masyarakat kurang

yakin sembuh jika berobat ke Puskesmas.


7

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan baru-baru ini

terhadap 10 orang pasien didapatkan 6 orang pasien merasa tidak puas

dengan pelayanan yang diberikan petugas kesehatan di Puskesmas

Perawatan Satui.6 pasien yang tidak puas tersebut umumnya pelayanan

yang diberikan terlalu lama.Menurut petugas,hal tersebut terjadi karena

harus mendata pasien setiap pasien yang berobat dan pendataan pasien

berobat tersebut dilakukan secara manual,karena Di Puskesmas Perawatan

Satui pendataan pasien belum komputerisasi.Sebagian pasien yang

berobat membawa isteri dan anak ( keluarga) untuk berobat,sementara

mereka hanya membawa Kartu Keluarga (KK) sedangkan kartu berobat (

untuk pasien lama) tidak dibawa ( alasan ketinggalan dan hilang

),sehingga itu adalah salah satu penyebab lamanya waktu tunggu di

pendaftaran pasien rawat jalan.Karena petugas pendaftaran harus mencari

ulang secara manual di buku pendaftaran pasien.

Di TPPRJ Puskesmas Perawatan Satui terdapat 3 orang

petugas,yang terdiri dari 1 orang dengan latar belakang SMU,1 orang

perawat gigi terampil,dan 1 orang latar belakang S.Kep,.Sedangkan rata-

rata kunjungan pasien rawat jalan ± 80 pasien perhari,namun pada hari

senin dan selasa bisa mencapai 100 pasien.Dari 80 pasien tersebut

terdapat 30 orang yang merasa puas akan pelayanan yang diberikan di

Puskesmas Perawatan Satui,34 orang merasa tidak puas atas pelayanan

yang diberikan dan 16 orang merasa tidak puas dan marah-marah

(mengomel) karena terlalu lama menunggu.


8

Petugas telah berupaya mengatasi keluhan yang berhubungan

dengan waktu tunggu di tempat pendaftaran pasien rawat jalan,seperti

mendahulukan pasien yang sudah tua (lansia) dan pasien yang sakit

berat,namun hal tersebut sepertinya belum memenuhi kebutuhan pasien

terlebih lagi membuat semua pasien yang berkunjung ke Puskesmas

Perawatan satui merasa puas.Apabila kunjungan pasien terus mengalami

penurunan maka akan berdampak pada reputasi Puskesmas bahkan yang

terparah kegiatan operasional Puskesmas akan dihentikan.

Oleh karena itu perlu dicari solusi agar kepuasan pasien kian hari

membaik.Petugas pelayanan pendaftaran sebagai pintu pertama yang

menerima kunjungan pasien harus memberikan pelayanan yang

terbaik,sehingga setiap pasien yang berkunjung merasa puas atas

pelayanan yang didapatkan.

Berdasarkan latar bekang yang telah diuraikan di atas,penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dan merasa perlu meneliti untuk

mengetahui factor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan pasien di

bagian loket pendaftaran khususnya pada pasien di Wilayah Kerja

Puskesmas Perawatan Satui.Penelitian ini diangkat dengan judul “

HUBUNGAN WAKTU TUNGGU PENDAFTARAN DENGAN

KEPUASAN PASIEN DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN

RAWAT JALAN DI PUSKESMAS PERAWATAN SATUI TAHUN

2019 “
9

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan

sebelumnya,maka yang menjadi rumusan masalah adalah “Bagaimanakah

Hubungan Waktu Tunggu Pasien dan Petugas Pelayanan Pendaftaran

terhadap kepuassan Pasien di bagian Pendaftaran Puskesmas Perawatan Satui

tahun 2019 “

1.3. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Menguji Hipotesis adanya Hubungan Waktu Tunggu Pasien Dengan

Kepuasan Pasien di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan di

Puskesmas Perawatan Satui.

b. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui hubungan waktu tunggu pasien terhadap

kepuasan pasien di bagian pendaftaran rawat jalan Puskesmas

Perawatan Satui tahun 2019

b) Untuk mengetahui hubungan petugas pelayanan pendaftaran

terhadap kepuasan pasien di bagian pendaftran pasien rawat jalan

di puskesmas perawatan satui tahun 2019

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Puskesmas Perawatan Satui

Sebagai masukan dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan

dasar khususnya di bagian Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan

dalam membuat rencana Intervensi dan bahan advokasi dalam


10

peningkatan pelayanan kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas

Perawatan Satui.

2. Bagi Masyarakat

Menambah wawasan masyarakat khususnya pelayanan di Tempat

Pendaftaran Pasien Rawat Jalan sehingga masyarakat mengetahui

bahwa terdapat beberapa standar operasional prosedur yang harus

dijalankan petugas kesehatan ketika memberikan pelayanan di

bagian Pendaftaran Puskesmas Perawatan Satui.

3. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dan wawasan dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan dalam memahami dan menganalisa kasus yang terjadi

di Wilayah Kerja Puskesmas


11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi

fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat

menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat,

dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul

oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan

dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna

mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu

pelayanan kepada perorangan. Pengelolaan puskesmas biasanya berada di

bawah Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota.

Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan di tingkat kecamatan dan

merupakan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota. Upaya pelayanan yang diselenggarakan adalah :

a. Pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu upaya promotif dan preventif pada

masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

b. Pelayanan medik dasar yaitu upaya kuratif dan rehabilitatif dengan

pendekatan individu dan keluarga melalui upaya perawatan yang

tujuannya untuk menyembuhkan penyakit untuk kondisi tertentu.


12

Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu. Program

Puskesmas merupakan program kesehatan dasar, meliputi :

a. Promosi kesehatan

b. Kesehatan Lingkungan

c. KIA & KB

d. Perbaikan gizi

e. Pemberantasan penyakit menular

f. Pengobatan yang terdiri dari rawat jalan, rawat inap, penunjang medik

(laboratorium dan farmasi)

I) Pelayanan Puskesmas

Pelayanan puskesmas dibagi menjadi dua, yaitu puskesmas rawat

jalan dan puskesmas rawat inap.

a. Pelayanan rawat jalan

Rawat Jalan merupakan salah satu unit kerja di puskesmas yang

melayani pasien yang berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan,

termasuk seluruh prosedur diagnostik dan terapeutik. Pada waktu yang

akan datang, rawat jalan merupakan bagian terbesar dari pelayanan

kesehatan di Puskesmas. Pertumbuhan yang cepat dari rawat jalan

ditentukan oleh tiga faktor yaitu:


13

i. Penekanan biaya untuk mengontrol peningkatan harga perawatan

kesehatan dibandingkan dengan rawat inap

ii. Peningkatan kemampuan dan sistem reimbursement untuk prosedur di

rawat jalan,

iii. Perkembangan secara terus menerus dari teknologi tinggi untuk

pelayanan rawat jalan akan menyebabkan pertumbuhan rawat jalan

Tujuan pelayanan rawat jalan diantaranya untuk menentukan diagnosa

penyakit dengan tindakan pengobatan, untuk rawat inap atau untuk

tindakan rujukan.

Tenaga pelayanan di rawat jalan adalah tenaga yang langsung

berhubungan dengan pasien, yaitu:

i. Tenaga administrasi (non medis) yang memberikan pelayanan

penerimaan pendaftaran dan pembayaran,

ii. Tenaga keperawatan (paramedis) sebagai mitra dokter dalam

memberikan pelayanan pemeriksaan / pengobatan,

iii. Tenaga dokter (medis) pada masing-masing poliklinik yang ada .

Tujuan pelayanan rawat jalan di antaranya adalah untuk

memberikan konsultasi kepada pasien yang memerlukan pendapat dari

seorang dokter spesialis, dengan tindakan pengobatan atau tidak dan

untuk menyediakan tindak lanjut bagi pasien rawat inap yang sudah

diijinkan pulang tetapi masih harus dikontrol kondisi kesehatannya.


14

Rawat Jalan hendaknya memiliki lingkungan yang nyaman dan

menyenangkan bagi pasien. Hal ini penting untuk diperhatikan karena

dari rawat jalanlah pasien mendapatkan kesan pertama mengenai

puskesmas tersebut. Lingkungan rawat jalan yang baik hendaknya cukup

luas dan 9 memiliki sirkulasi udara yang lancar, tempat duduk yang

nyaman perabotan yang menarik dan tidak terdapat suara-suara yang

mengganggu. Diharapkan petugas yang berada di rawat jalan

menunjukkan sikap yang sopan dan suka menolong.

b. Pelayanan rawat inap

Puskesmas rawat inap adalah puskesmas yang diberi tambahan

ruangan dan fasilitas untuk menolong pasien gawat darurat, baik berupa

tindakan operatif terbatas maupun asuhan keperawatan sementara dengan

kapasitas kurang lebih 10 tempat tidur. Rawat inap itu sendiri berfungsi

sebagai rujukan antara yang melayani pasien sebelum dirujuk ke institusi

rujukan yang lebih mampu, atau dipulangkan kembali ke rumah.

Kemudian mendapat asuhan perawatan tindak lanjut oleh petugas

perawat kesehatan masyarakat dari puskesmas yang bersangkutan di

rumah pasien.

Pendirian puskesmas harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

(1) puskesmas terletak kurang lebih 20 km dari rumah sakit,

(2) puskesmas mudah dicapai dengan kendaraan bermotor dari

puskesmas sekitarnya,

(3) puskesmas dipimpin oleh seorang dokter dan telah mempunyai

tenaga yang memadai,


15

(4) jumlah kunjungan puskesmas minimal 100 orang per hari,

(5) penduduk wilayah kerja puskesmas dan penduduk wilayah 3

puskesmas disekelilingnya minimal rata-rata 20.000

orang/Puskesmas,

(6) pemerintah daerah bersedia untuk menyediakan anggaran rutin

yang memadai (Depkes RI, 2009).

Puskesmas rawat inap diarahkan untuk melakukan kegiatankegiatan

sebagai berikut :

i. Melakukan tindakan operatif terbatas terhadap penderita gawat

darurat antara lain; kecelakaan lalu lintas, persalinan dengan

penyulit, penyakit lain yang mendadak dan gawat.

ii. Merawat sementara penderita gawat darurat atau untuk observasi

penderita dalam rangka diagnostik dengan rata-rata hari

perawatan tiga (3) hari atau maksimal tujuh (7) hari.

iii. Melakukan pertolongan sementara untuk mempersiapkan

pengiriman penderita lebih lanjut ke Rumah Sakit.

iv. Melakukan metoda operasi pria dan metoda operasi wanita untuk

keluarga berencana.

Selain itu ruang rawat inap dilengkapi dengan fasilitas tambahan

berupa :

i. Ruangan tambahan seluas 246 meter persegi yang terdiri dari

ruangan perawatan, operasi sederhana, persalinan, perawat

jaga, pos operasi, kamar linen, kamar cuci, dapur,

laboratorium.
16

ii. Peralatan medis dan perawatan berupa peralatan operasi

terbatas, obstetric patologis, resusitasi, vasektomi, dan

tubektomi, tempat tidur dan perlengkapan perawatan.

iii. Tambahan tenaga meliputi seorang dokter yang telah

mendapat pelatihan klinis di Rumah sakit selama 6 bulan

(dalam bidang kebidanan, kandungan, bedah, anak dan

penyakit dalam), 2 orang 11 perawat/bidan yang diberi tugas

secara bergiliran dan seorang petugas kesehatan untuk

melaksanakan tugas administratif di ruang rawat inap.

Pendirian puskesmas rawat inap didasarkan pada kebijaksanaan :

i. Puskesmas dengan ruang rawat inap sebagai pusat rujukan

antara dalam sistem rujukan, berfungsi untuk menunjang upaya

penurunan kematian bayi dan ibu maternal, keadaan-keadaan

gawat darurat serta pembatasan kemungkinan timbulnya

kecacatan.

ii. Menerapkan standar praktek keperawatan yang bertugas di

ruang rawat inap puskesmas sesuai dengan prosedur yang

diterapkan.

iii. Melibatkan pasien dan keluarganya secara optimal dalam

meningkatkan pelaksanaan asuhan keperawatan (Depkes RI,

2009)
17

2.2. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan

Tempat pendaftaran pasien rawat jalan adalah suatu sarana di fasilitas

kesehatan,baik di Rumah sakit,Klinik atau Puskesmas yang digunakan

untuk menggali Informasi dari pasien.

Kegiatan di TPPRJ menurut Shofari (2004),meliputi :

a) Identifikasi (mengidentifikasi pasien/menggali informasi dari

Pasien)

b) Registrasi (pendaftaran)

c) Penamaan (menuliskan nama pasien sesuai aturan yang disepakati)

d) Penomoran (memberikan nomor rekam medis)

e) Mengarahkan pasien ke unit rawat jalan atau poliklinik yang sesuai

dengan keluhan pasien.

f) Memberi informasi tentang pelayanan yang ada di Puskesmas

Perawatan Satui.

Pokok kegiatan rekam medis menurut shofari (2004) yaitu :

1) Menyiapkan formulir dan catatan serta nomor rekam medis yang

diperlukan untuk pelayanan.Formulir yang dan catatan yang perlu

disiapkan yaitu :

a) KIUP ( Kartu Indeks Utama Pasien).

b) KIB (Kartu Identitas Berobat).

c) Dokumen Rekam Medis (DRM) Rawat Jalan Baru.

d) Buku Register Pendaftaran Pasien.

e) Buku catatan penggunaan nomor rekam medis.

f) Buku ekpedisi serah terima dokumen rekam medis.


18

g) Karcis pendaftaran pasien.

2) Menanyakan kepada pasien yang datang,tentang riwayat kunjungan

ke puskesmas untuk menentukan status sebagai pasien baru atau

pasien lama.

a) Pelayanan kepada pasien baru meliputi :

i. Menanyakan identitas pasien lengkap untuk dicatat

pada formulir rekam medis rawat jalan,KIB,KIUP.

ii. Menyerahkan KIB kepada pasien dengan pesan

untuk dibawa kembali bila datang berobat

berikutnya.

iii. Menyimpan KIUP sesuai dengan Abjad (alfabetik).

iv. Menanyakan keluhan utamanya guna mengarahkan

paien ke poliklinik yang sesuai.

v. Menanyakan apakah membawa surat rujukan.Bila

membawa,menempelkan pada formulrr rekam

medis rawat jalan.

vi. Mempersilahkan pasien menunggu di runag tunggu

poliklinik yang sesuai.

vii. Mengirimkan DRM ke poliklinik yang sesuai

dengan menggunakan buku ekspedisi.

b) Pelayanan pasien lama, meliputi :

i. Menanyakan terlebih dahulu membawa KIB atau

tidak.
19

ii. Bila membawa KIB,maka mencatat nama dan

nomor rekam medis pada tracer untuk dicarikan

rekam medis yang sesuai.

iii. Bila tidak membawa KIB,maka menanyakan nama

dan alamat untuk dicari di KIUP.

iv. Mencatat nama dan nomor rekam medis yang

ditemukan di KIUP.

c) Mempersilakan pasien baru membayar di loket

pembayaran.

d) Pelayanan pasien asuransi disesuaikan dengan peraturan

dan prosedur asuransi penanggung jawab biaya pelayanan

kesehatan.

e) Setelah akhir pelayanannya,kegiatannya adalah :

i. Mencatat identitas pada buku register pendaftaran

pasien rawat jalan.

ii. Mencocokkan jumlah pasien dengan jumlah

pendapatan pendaftaran rawat jalan dengan kasie

rawat jalan.

iii. Membuat laporan harian tentang :

a. Penggunaan nomor rekam medis agar tidak

terjadi duplikasi.

b. Penggunaan formulir rekam medis,untuk

pengendalian penggunaan formulir rekam

medis.
20

c. Merekapitulasi jumlah kunjungan pasien

baru dan lama untuk keperluan puskesmas.

2.2.1. Fungsi TPPRJ

Fungsi TPPRJ menurut Shofari (2004) yaitu :

1) Pencatat identitas ke formulir rekam medic rawat jalan,data

dasar pasien,KIB,KIUP,dan buku register pendaftaran pasien

rawat jalan.

2) Pemberi dan pencatat nomor rekam medis sesuai dengan

kebijakan penomoran yang ditetapkan.

3) Penyedia dokumen rekam medic baru untuk pasien baru.

4) Penyedia DRM lama untuk pasien lama.

5) Penyimpanan dan penggunaan KIUP.

6) Pendistribusian DRM untuk pelayanan rawat jalan.

7) Penyedia informasi kunjungan pasien rawat inap.

2.2.2. Waktu Tunggu Pendaftaran

Waktu tunggu adalah waktu yang dipergunakan oleh pasien

untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan dan rawat inap dari

tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan.Waktu

tunggu pendaftaran puskesmas dimulai dari pasien datang di

TPPRJ sampai mendapat nomor rekam medis untuk menuju

pelayanan di poliklinik ( Depkes,RI,2007).waktu tunggu pelayanan

adalah waktu tunggu pasien sampai dikirimnya berkas rekam medis

ke poliklinik tujuan ( Inge Dharmanti,2003).


21

Berdasarkan Kemenkes no.129/Menkes/SK/II/2008 waktu

penyediaan DRM rawat jalan dimulai dari pasien mendaftar sampai

DRM disediakan/ditemukan petugas.Waktu tunggu di Puskesmas

berkaitan dengan pelayanan kesehatan meliputi : pelayanan rekam

medic,gawat darurat,pelayanan poliklinik dan lain

sebagainya.Waktu tunggu merupakan masalah yang sering

menimbulkan keluhan pasien di beberapa Puskesmas.Lama waktu

tunggu pasien mencerminkan bagaimana Puskesmas mengelola

komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan

pasien (Sulistyorini,2008)

Waktu tunggu merupakan variable yang penting yag dapat

memepengaruhi tingkat kepuasan pelanggan atau pasien.Lama

menunggu dapat menjadi masalah psikologis dan mengarah ke

stress dan kecemasan pasien,sehingga penting sekali untuk

diperhatikan di atur dengan baik guna memberikan pelayana yang

memuaskan bagi pasien(Qian,2014).

Pelayanan rekam medis yang baik dan bermutu tercermin dari

pelayanan yang ramah,cepat,serta nyaman.Pelayanan rekam medis

rawat jalan dimulai dari tempat pendaftaran pasien sampai

memperoleh dokumen rekam medis yang akan digunakan untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan.Berdasarkan KepMenkes nomor

129/Menkes/SK/II/2008,standar penyediaan dokumen rekam medis

pelayanan rawat jalan adalah 10 menit,dan pelayanan dokumen

rekam medis pelayanan rawat inap selama 15 menit.


22

2.2.3. Kepuasan Pasien

Kepuasan adalah tingkat perasan seseorang setelah

membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan

dengan dengan harapannya.Jadi kepuasan atau ketidak puasan

adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan penglamam

sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan.Kepuasan

pelangan adalah perasaan senang atau kecewa pelanggan berasal

dari perbandinga antara kesaannya terhadap kinerja atau hasil suatu

produk atau jasa harapannya.Jika kinerja tersebut berada di bawah

harapan pelanggan maka pelanggan tersebut merasa

dikecewakan,jika memenuhi harapan,pelanggan akan merasa

puas.Harapan pelanggan dapt dibentuk oleh pengalaman masa

lampau,komentar dari kerabatnya serta janji informasi pemasar dan

saingannya (Kotler,2005).

Kepuasan pelanggan ditentukan oleh berbagai jenis pelayanan

yang didapatkan oleh pelanggan selama menggunakan beberapa

tahapan pelayanan tersebut.Ketidakpuasan yang diperoleh pada

tahap awal pelayanan menimbulkan persepsi berupa kualitas

pelayanan yang buruk untuk tahap selanjutnya,sehingga pelanggan

merasa tidak puas dengan pelayanan secara keseluruhan.Kepuasan

pelanggan merupakan ujung dalam era persaingan saat

ini.Pelanggan yang puas akan membuat pasien setia untuk tetap

menggunakan jasa yang diberikan.Pelanggan yang loyal akan

membuat institusi pemberi jasa mampu bertahan (Prastiwi,2007).


23

Kepuasan pasien akan meningkatkan kemampuan Puskesmas

secara berkesinambungan.Bentuk kepuasan bagi para pembeli jasa

adalah kesetiaan terhadap Puskesmas yang memberikan pelayanan

dengan baik,serta memberikan saran kepada orang lain untuk

menggunakan Puskesmas.(Trisnantoro,2005).Menurut Harianto

(2005),untuk meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan

pendaftaran perlu memperhatikan antara lain : kecepatan

pelayanan,kelengkapan informasi dan kenyamanan ruang tunggu.

2.2.4. Mutu Pelayanan Kesehatan

2.2.4.1. Pengertian Mutu

Pelanggan akan merasa puas jika mereka mendapat produk

dan jasa yang memenuhi kebutuhan mereka pada waktu yang tepat

pada harga yang dipandang memadai (Mulyadi,2004 dalam

Khairani,2011).Menurut Siswanto (2005) mutu (quality) adalah

suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk,jasa,manusia,proses dan lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan.Mutu pelayanan kesehatan berdasarkan standar

masalah yang telah ditetapkan,menetapkan dan melaksanakan

penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang

tersedia,serta nilai hasil yang dicapai.

Kualitas Puskesmas dinilai dari pelayanan kesehatan yang

diberikannya.Kinerja yang professional dan bermutu berperan

penting dalam evaluasi dan pengelolaan manajemen pelayanan

kesehatan (Boulding,2011).
24

2.2.4.2. Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan

Menurut Kennedy & Young (1989) dalam Supranto

(2001) dimensi mutu yang digunakan oleh pelanggan untuk

menilai mutu jasa pelayanan adalah :

a. Availability ( Keberadaan )

Adalah suatu tingkatan kberadaan dimana pelangga

dapat kontak dengan pe,berijasa atau adanya sarana

pendukung jasa.Aspek ini kemudian diwujudkan dalam

pernyataan-pernyataan tetentu yang relevan.Contohnya

antara lain pasien mendapatkan bantuan dari petugas

ketika membutuhkan,pasien dapat menghubungi petugas

pada setiap waktu ketika pasien memerlukan,petugas

selalu berada ditempat untuk dapat segera memberikan

bantuan,daan sebagainya.

b. Responsiveness ( Ketanggapan )

Adalah tingkatan dimana pemberi jasa bereaksi

cepat terhadap permintaan pelanggan.Aspek ini kemudian

diwujudkan dalam pernyataan-pernyataan tertentu yang

relevan.Contohnya antara lain petugas cepat menjawab

ketika pasien minta bantuan,petugas segera menolong

pasien ketika membutuhkan dan sebagainya.

c. Convenience ( Menyenangkan )

Adalah tingkatan dimana pemberi jasa

menggunakan perilaku dan gaya professional yang tepat


25

selama bekerja dengan pelanggan.Aspek ini kemudian

diwujudkan dalam pernyataan-pernyataan tertentu yang

relevan.Contohnya antara lain cara petugas

memperlakukan pasien sesuai dengan pasien

butuhkan,pasien puas dengan cara petugas

memperlakukan pasien.

d. Time lines ( Tepat Waktu )

Adalah tingkatan dimana pekerjaan dapat

dilaksanakan dalam kerangka waktu yang sesuai dengan

perjanjian.Aspek ini kemudin diwujudkan dalam

pernyataan-pernyataan tertentu yang relevan.Contohnya

antara lain petugas menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

sesuai dengan janji yang telah disepakati bersama,petugas

menyelesaikan tanggung jawab dalam kerangka waktu yang

sudah disetujui dan sebagainya.

2.2.4.3. Factor-Faktor yang mempengaruhi Waktu Tunggu

Menurut Febriyanti ( 2013),factor-faktor yang

mempengaruhi waktu tunggu pendaftaran rawat jalan adalah

pasien tidak membawa KIB,persyaratan pasien yang tidak

lengkap,pasien lama mengaku pasien baru.Selain itu bisa

disebabkan karena kurangnya komunikasi antara pasien

dengan petugas,sehingga pasien tidak membawa

persyaratan pendaftaran dengan lengkap.Penyebab lain


26

karena pasien baru tidak mengisi form pendaftaran untuk

pasien baru.

Arrieta (2012) menyimpulakn lamanya waktu tunggu

mulai dari pendaftaran hingga pasien mendapatkan

pelayanan disebabkan karena kurangnya SDM di rekam

Mdis dan kewajiban petugas melakukan apel pagi atau

upacara.Ketidaksesuaian jumlah petugas rekam medis

dibanding jumlah pasien menyebabkan beban kerja petugas

rekam medis menjadi lebih besar dan berpengaruh terhadap

lamanya waktu tunggu pasien.Kewajiban petugas

melakukan apel atau upacara membuat pasien harus

menunggu sedikit lebih lama.Selain itu juga rata-rata pasien

yang berobat datang 30 menit sebelum jam buka

pendaftaran,sehingga sudah ada antrian pasien yang

menunggu.

2.2.4.4. Hubungan Waktu Tunggu dengan Kepuasan

Kepuasan pasien berkaitan erat dengan perilaku

petugas,mutu informasi yang diterima,prosedur

pelayanan,waktu tunggu,fasilitas umum yang tersedia,dan

outcame yang tersedia ( Rinisyastuti,2013).

a. Perilaku Petugas

Perilaku petugas merupakan factor penting yang

mendorong adanya kedekatan petugas yang berdampak

pada peningkatan kepuasan pasien.kegiatan menjaga


27

mutu menyangkut beberapa dimensi yang salah satunya

perilaku petugas yaitu perasaan pasein atau pelanggan

terutama saat pertama kali datang.Perilaku petugas

berkaitan dengan keramahan,kesopanan,rasa

tanggap,kecepatan peayanan dan pertanyaan yang

diajukan petugas saat melayani pelanggan.

b. Mutu informasi yang diterima

Mutu informasi yang diterima adalah pendapat pasien

terhadap cara penyampaian informasi yang diberikan

petugas kepada pasien.Informasi yang jelass aakan

meningkatkan kesempurnaan nilai informasi sehingga

dapat berpengaruh terhadap kepuasan pasien.

c. Prosedur pelayanan

Untuk memastikan bahwa proses pelayanan dapat

berjalan secara konsisten diperlukan adanya standar

prosedur pelayanan.Dengan dilaksnakannya pelayanan

yang sesuai prosedur,maka pelayanan yang diberikan

dpat berjalan dengan acuan yang jelas dan konsiten

sehingga berpengaruh terhadap kepuasan pasien.

d. Waktu Tunggu

Waktu tunggu merupakan waktu yang dibutuhkan pasien

saat menunggu antrian di loket pendaftaran.Waktu

tunggu merupakan variable yang penting dapat

mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan atau pasien.


28

e. Fasilitas Umum yang tersedia

Meningkatkan penataan,kebersihan dan kerapian ruang

pelayanan perlu dalam mengatsi persepi buruk di suatu

pelayanan kesehatan.Adanya televisi di ruang tunggu

merupakan salah satu upaya membuat pasien meraskan

kenyamanan dan dapat menimbulkan suatu kenikmatan

tersendiri seingga waktu tunggu tidak menjadi hal yang

membosankan.

f. Outcame yang tersedia

Outcame atau hasil yang diterima pasien merupakan hal

paling utama yang berkaitan dengan kepuasan

pasien.Pasien atau masyarakat yang pernah mendapatkan

pelayanan dengan outcame yang memuaskan akan

kembali ke pelayanan kesehatan yang terdahulu untuk

memperoleh layanan yang sesuai dengan kebutuhannya

berdasarkan pengalaman masa lalu .

2.3. Penelitian Terdahulu

Menurut Yunevy (2013).kepuasan pasien tergantung dari

kecepatan yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan.Unsur

kecepatan pelayanan meliputi petugas dapt menyelesaikan tugas dengan

cepat dan tepat waktu,sistem antrian yang berjalan cepat dan lancar.

Waktu tunggu berpengaruh terhadap kinerja suatu organisasi

pelayanan.Cukup banyak pasien yang mencari layanan di klinik bukan

karena outcame yang tidak bagus,tapi karen lamanya waktu yang


29

dibutuhkan untuk menunggu.Waktu tunggu yang lama dan antrian yang

panjang akan mengurangi kenyamanan dan kepuasan pelanggan

(Hartinah,2011).

Hasil penelitian Wahono (2011) menyimpulkan bahwa terdapat

hubungan kuat antara waktu tunggu dengan kepuasan keluarga pasien

(p<0.05).Keluarga pasien dengan waktu tunggu yang cepat memiliki

tingkat kepuasan yang lebih besar.Waktu tunggu pelayanan yang lama

akan menurunkan tingkat kepuasan keluarga pasien.

Penelitian Riniyastuti (2013) menyimpulkan bahwa ada hubungan

antara perilaku petugas,mutu informasi dan fasilitas umum dengan

kepuassan pasien di TPPRJ,namun ditemukan hasil tidak terdapat

hubungan antara waktu antrian (waktu tunggu) dengan kepuasan

pasien.Sama dengan penelitian Hasan (2013) menyimpulkan bahwa

tidak terdapat hubungan antara waktu tunggu dengan tingkat kepuasan

pasien rawat jalan.


30

2.4. Kerangka Berpikir

Secara Skematis Kerangka Pemikiran dapat dilihat pada gambar

sebagai berikut :

Puskesmas

Pasien

Pelayanan Pelayanan
rawat Inap rawat jalan

Pelayanan
pendaftaran

Dimensi Mutu Pelayanan :

 Availability
 Responsiveness
 Convenience
 Timelines

Waktu tunggu Kepuasan


pendaftaran

Gambar 1 kerangka teori


31

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukan di atas,maka dapat

disusun kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

Variable Independen Variable dependen

Waktu tunggu Kepuasan pasien


Pendaftaran rawat jalan TPPRJ

Gambar 2 Kerangka Konsep

2.5. Hipotesis Penelitian

Ada hubungan antara waktu tunggu pendaftaran dengan kepuasan pasien

di TPPRJ Puskesmas Perawatan Satui.


32

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan Penelitian yang dilakukan adalah Pendekatan

Kuantitatif. Peneliti akan melakukan pengukuran waktu tunggu

pendaftaran sebagai variable independen dan kepuasan pasien di TPPRJ

sebagai variable dependen,kemudian akan menganalisa data yang

terkumpul untuk mencari hubungan antara keduanya.

3.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik

observasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional

yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengamatan dan pengukuran

pada sekali waktu ( Hidayat,2007)

3.3. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan di TPPRJ Puskesmas Perawatan Satui

pada bulan Maret 2020.

3.4. Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah rata-rata pasien rawat

jalan Puskesmas Perawatan Satui Januari sampai Desember 2018

sebanyak 17.122 orang.


33

3.4.2. Sampel

Sample dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang datang

berkunjung ke Puskesmas Perawatan satui dan memenuhi kriteria

inklusi.

Kriteria Inklusi :

(a) Pasien rawat jalan Puskesmas Perawatan Satui.

(b) Bersedia menjadi responden.

(c) Bisa membaca dan menulis.

(d) Usia 16 tahun sampai 50 Tahun.

(e) Bisa berkomunikasi dengan baik.

Kriteria eksklusi :

(a) Responden tidak bersedia menjadi mengikuti penelitian.

(b) Responden memdadak sakit.

3.4.3. Besar Sampel

Besar sample dalam penelitian ini adalah jumlah kunjungan pasien

rawat jalan yang datang ke Puskesmas Perawatan Satui saat

dilakukan penelitian.

3.4.4. Tekhnik Pengambilan Sampel

Pengambilan sample pada penelitian ini menggunakan” quato

sampling,”yaitu tekhnik pengambilan sampel dengan cara

menetapkan sejumlah anggota sampel.Anggota populasi manapun

yang akan diambil tidak menjadi soal,yang penting jumlah quota

yang sudah ditetapkan dapat dipenuhi (Notoatmodjo,2005)


34

3.5. Teknik Pengumpulan Data

3.5.1. Instrumen Penelitian

a) Kuisioner

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuisioner tertutup yaitu

daftar pertanyaan yang berisi tentang kepuasan

pasien,berjumlah 15 item yang disusun oleh penulis

berdassarkan dimensi mutu pelayanan kepuasan dari Kennedy

& Young,dimana alternative pilihan jawaban sudah

terrsedia.Pemberian skor Sangat Puas (SP) dengan skor

4,Puas (P) dengan skor 3,Kurang Puas (KP) dengan skor

2,Tidak Puas (TP) dengan skor 1.

b) Lembar Observasi

Lembar observasi yang dignakan dalam penelitian ini adalah

daftar data waktu tunggu pendaftaran pasien rawat jalan

Puskesmas Perawatan satui.Lembar observasi berisi nama

responden,waktu responden memperoleh nomor antrian,wktu

responden dipanggil menuju poliklinik,sehingga dapat

diketahui lama waktu tunggu di pendaftaran.Setelah itu

dikategorikan dalam kategori Cepat atau Lambat berdasrkan

standar pelayanan minimal.


35

3.5.2. Validitas dan Reliabililitas

a) Uji validitas

Uji validitas pada penelitian ini menggunakan tekhnik

korelasi “Person Product Moment “ dengan rumus sebagai

beikut

𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − [ ∑ 𝑥 ∑ 𝑦 ]
𝑟=
√[ 𝑛 ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)2 ][ 𝑛 ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑦)2 ]

Keterangan :

N : banyaknya sampel

∑𝑥 : Jumlah skor item

∑𝑦 : Jumlah skor total (item)

𝑟 : Koefisien korelasi

b) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas kuisioner kepuasan pasien dilakukan setelah

uji validitas.
36

3.6. Variabel Penelitian,Definisi Operasional,dan Cara Pengukuran

Variabel.

N Variable Definisi Alat ukur Skala Skor


o penelitian operasional pengukura
n
1 Independen Waktu dimulai Lembar nominal Kategori
:Waktu dari pasien observasi Cepat jika≤ Mean
tunggu datang di Lama jika > Mean
pendaftaranTPPRJ sampai (Azwar,2010)
pasien
dipanggil
menuju
poliklinik
2 Dependen : Tingkat Kuisioner nominal Kategori
Kepuasan perasaan Puas jika ≥ Mean
Pasien seseorang Tidak puas jika <
setelah Mean
membandingk
an apa yang
diharapkan
dengan apa
yang
didapatkan

3.7. Pengolahan dan Analisis data

3.7.1. Pengolahan data

Langkah- langkah pengolahan data dalam penelitian ini :

a) Editing

Peneliti mengumpulkan da memriksa kembali kelengkapan

jawaban dari kuisioner yang diberikan.Bila ada jawaban yan

belum lengkap peneliti meminta responden

untukmelengkapinya,namu bila tidak memungkinkan maka

pertanyaan yang jawabannya tidak lengkap tersebut tidak

diolah atau dimasukkan dalam pengolahan “data missing”


37

b) Coding

Peneliti memberi tanda pada masing-masing jawaban dengan

kode berupa angka.Selanjutnya kode tersebut dimasukkan

dalam tabel kerja untuk mempermudah pembacaan.

c) Data entry

Jawaban dari masing-masing responden yang sudah dlam

bentuk kode dimasukkan ke dalam program atau

“software”computer.

d) Tabulating

Membuat table-tabel data,sesuai dengan tujuan penelitian atau

yang diinginkan peneliti.

3.7.2. Analisa Data

a) Analisa Univariat

Analisa univariat adalah analisis yang digunakan untuk

melakukan analisis variable waktu tunggu pendaftaran

kepuasan pasien rawat jalan yang diteliti dengan tujuan untuk

mengetahui distribusi frekuensi dan persentase variable waktu

tunggu pendaftaran dan kepuasan pasien.Pada umumnya

analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari

tiap variable,meliputi :

1) Variable bebas (independent) :Waktu tunggu

pendaftaran.

2) Variable Terikat (dependent) : Kepuasan pasien rawat

jalan.
38

b) Analisa Bivariat

Analisa Bivariat adalah data yang digunakan untuk

menganalisisi dan hubungan antara variabel waktu tunggu

pendaftaran dan kepuasan passion rawat jalan serta menguji

ada tidaknya hubungan tersebut dengan table silang

menggunakan analisis Chi Square.

3.8. Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Bulan 2020

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

1 Tahap Persiapan Penelitian

a.Penyusunan dan Pengajuan Judul

b.Pengajuan Proposal

c.Perijinan Penelitian

2 Tahap Pelaksanaan

a.Pengumpulan data

b.Analisis data

3 Tahap Penyusunan laporan


39

DAFTAR PUSTAKA

Azwar.2010.Metodologi Penelitian.Yogyakarta : Pustaka Pelajar


Boulding W.2011.Relationship Between Patient Satisfaction With Inpatient Care
and Hospital readmission Within 30 days.The American Journal of
Managed Care.Vol.17.No.1.Januari 2011 : 41-48
Community health Center of batu Putih.20011.Menjaga Mutu Pelayanan (Quality
assurance).
Departemen Kesehataan Republik Indonesia.2007.Standar pelayanan Minimal.
Jakarta
Dharmanti I.2003.Analisa Faktor yang mempengaruhi Waktu Tunggu Pelayanan
di Rekam Medik Rawat Jalan.(Penelitian Ilmiah).Surabaya:UNAIR
Febriyanti DH.2013.Deskripsi Faktor-faktor yang mempengaruhi Waktu Tunggu
Pendaftaran di TPPRJ RSUD Tugurejo Semarang tahun 2013.
(Skripsi).Semarng : Universitas Dian Nuswantoro
Hidayat.A.2007.Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa
Data.Jakarta.Salemba Medika
Husin Lenawati.2004.Hubungan Persepsi Jarak ke Puskesmas dengan Tingkat
kepuasan Pasien Pelayanan BP Umum Puskesmas di kota Palembang
tahun 2014.Depok : Universitas Indonesia
Notoatmodjo S.2005.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta
Prastiwi EN.2008.Hubungan Kepuassan Pasien bayar dengan Minat Kunjungan
Ulang di Puskesmas Wisma Jaya Kota Bekassi tahun 2007.Makalah
Kesehatan.Vol:12.No.1 Juni 2008 : 42-46.
Shofari B. 2004.Pengantar Rekam Medis.Semarang
Trimurty I.2008.Analisis Hubungan tentang Mutu Pelayanan Dengan Minat
Pemanfaatan Ulang Pelayanan Rawat jalan Puskesmas Pandamaran
Kota Semarang ( Thesis).Semarang :UNDIP
Wahono B.2011.Kepuasan Keluarga Pasien terhadap waktu Tunggu Pelayanan
di Instalassi Rawat Jalan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan
Barat.(Thesis).Yogyakarta : UGM
Yunevy E.2013.Analisis kepuasan berdasarkan Persepsi Pasien di Puskesmas
Medokan Ayu Surabaya.Jurnal Administrasi Kesehatan
Indonesia.Vol.1.No.1.Januari-Maret 2013 : 9-20
40

Anda mungkin juga menyukai