Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang dengan penduduk yang sangat

padat dan terus bertambah setiap tahunnya. Dengan padatnya penduduk serta pertambahan

penduduk akan meningkatkan angka moralitas dan morbiditas yang juga akan menimbulkan

banyak peningkatan termasuk peningkatan mutu pelayanan Kesehatan dirumah sakit.

Mengikut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2016 terkait tentang

fasilitas Kesehatan untuk mencapai derajat Kesehatan masyarakat yang baik diperlukan

fasilitas pelayanan Kesehatan yang dapat menyediakan pelayanan Kesehatan yang terjangkau

bagi seluruh lapisan masyarakat dalam rangka peningkatan pelayanan Kesehatan, pemelihara

Kesehatan, pengobatan penyakit, serta pemulihan Kesehatan.

Kesehatan sebagai salah satu faktor utama kesejahteraan masyarakat. Kesehatan

sebagai kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Dalam meningkatkan kesehatannya

masyarakatmembutuhkan pelayanan kesehatan sebagai fasilitas kesehatan yang digunakan.

Salah satunya rumah sakit. Rumah Sakit memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien

akan dinilai melalui indikator mutu pelayanan kesehatan (Azwar, 2012).

Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat atau tingkat kesempurnaan pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku., mutu

pelayanan kesehatan bersifat multi dimensi sebab mutu pelayanankesehatan dapat dilihat dari

tiga sudut pandang yaitu dari pihak pemakai jasa pelayanan, pihak penyelenggara pelayanan,

dan pihak dan pihak penyandang dana mutu (Syafrudin, 2017).Mutu pelayanan kesehatan

merupakan hal yang sangat penting terhadap kualitas kesehatan. Kualitas pelayanan

kesehatan dapat diketahui dari segi bentuk, penampilan, performa suatu jasa, dan juga bisa

dilihat dari segi fungsinya serta segi estetisnya. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan juga

dibutuhkan strategi agar dapat mempertahankan ataupun tingkat performa layanan kesehatan.
Peningkatan mutu juga berkaitan dengan berkualitasnya dalam kualitas pelayanan

kesehatan. Kualitas memiliki peranan penting ketika pasien mulai memilih penyedia

pelayanan kesehatan berdasarkan mutu pelayanan dan tingkat kepuasan dari pengalaman

sebelumnya. Banyak administrator rumah sakit yang mulai memanfaatkan persepsi pasien

untuk mengatur pelayanan dan staf mereka untuk perbaikan terus-menerus dalam kinerja

organisasi secara keseluruhan (Putra, 2012)

Pelayanan kesehatan adalah peningkatan status kesehatan melalui usaha – usaha

pencegahan, terapi, diagnose, pemulihan atau penyembuhan penyakit, serta gangguan fisik

dan mental. Mutu pelayanan Kesehatan sangat dipengaruhi oleh standar perawatan medis.

Bentuk, tampilan, kinerja, serta estetika dan tujuan dari suatu layanan, semuanya dapat

digunakan untuk mengevaluasi kualitas suatu layanan kesehatan tertentu. Untuk

mempertahankan atau meningkatkan tingkat kinerja pelayanan kesehatan, diperlukan pula

rencana peningkatan mutu pelayanan tersebut. Tingkat pelayanan yang layak akan

meningkatkan mutu pelayanan yang merupakan komponen yang sangat penting dalam

bidang pelayanan rumah sakit. Derajat atau tingkat keunggulan pelayanan kesehatan yang

diukur dari kualitasnya.

Dalam meningkatan mutu pelayanan Kesehatan di rumah sakit dilihat dari

komunikasi yang baik antara pasien dengan pemberi pelayanan dengan memberikan rasa

empati yang lebih, pemanfaatan dana secara efisien untuk meningkatkan Sarana dan

prasarana dengan membangun fasilitas kesehatan yang berda di rumah sakit dengan

pengadaann alat-alat kesehatan yang kurang di rumah sakit.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

Rumah sakit merupakan sistem pelayanan kesehatan yang memberikan

pelayanan bagi masyarakat yang mencakup pelayanan medik, penunjang medik, dan

pelayanan perawatan. Pelayanan-pelayanan tersebut dilaksanakan melalui instalasi gawat

darurat, rawat inap, dan rawat jalan (Herlambang, 2016). Berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 147 Tahun 2010 tentang Perizinan Rumah Sakit, menyatakan bahwa

rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang di dalamnya menyediakan pelayanan rawat

inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Dalam perkembangan rumah sakit yang dipengaruhi oleh kemajuan ilmu

pengetahuan, khususnya teknologi kedokteran, peningkatan pendapatan, dan pendidikan

masyarakat, pelayanan yang diberikan rumah sakit bukan hanya memberi pelayanan

penyembuhan saja (kuratif) melainkan harus lengkap, yakni ditambah dengan

pelayanan yang bersifat pemulihan (rehabilatif). Kedua pelayanan tersebut berpadu

melalui pencegahan (preventif) dan upaya promosi kesehatan (promotif). Dengan adanya

pelayan lengkap yang disuguhkan oleh rumah sakit, sasaran pelayanan rumah sakit tidak

berhenti pada individu pasien saja, tetapi juga untuk keluarga pasien dan masyarakat

umum

2.2 Mutu Pelayanan

Mutu merupakan gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa

yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan pelanggan baik berupa

kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat. Menurut Herlambang (2016)
mutu adalah suatu upaya yang dilakukan secara berkesinambungan, objektif, sistematis,

dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan

berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara

penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang

dicapai dan menyusun saran-saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan. Menurut Rahmawati (2013) Mutu atau kualitas pelayanan rumah sakit adalah

derajat kesempurnaan pelayanan rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai standar profesi, standar pelayanan profesi

dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah

sakit secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai

dengan norma, etika, hukum dan sosio budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan

kemampuan pemerintah dan masyarakat konsumen.

Menurut Azwar (dalam Herlambang, 2016), syarat pokok dalam memberikan pelayanan

kesehatan yang bermutu adalah:

1. Tersedia dan berkesinambungan.

Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan tersebut harus

tersedia di masyarakat (available) serta bersifat kesinambungan (continous), artinya semua

jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh msyarakat dan mudah dicapai oleh

masyarakat.

2. Dapat diterima dan wajar.

Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah apa yang dapat diterima

(acceptable) oleh masyarakat serta bersifat wajar (appropriate), artinya pelayanan kesehatan

tersebut tidak bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan, kepercayaan

masyarakat, dan bersifat wajar.


3. Mudah dicapai.

Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah dicapai

(accessible) oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang dimaksud disini terutama

dari sudut lokasi. Dengan demikian, untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang

baik maka peraturan sarana kesehatan menjadi sangat penting.

4. Mudah dijangkau.

Syarat pokok pelayanan kesehatan yang keempat adalah mudah dijangkau

(affortdible) oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan disini terutama dari sudut

jarak dan biaya. Untuk mewujudkan keadaan yang seperti ini dapat diupayakan

pendekatan sarana pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan diharapkan sesuai

kemampuan ekonomi masyarakat.

5. Bermutu.

Syarat pokok pelayanan kesehatan yang kelima adalah yang bermutu (quality).

Pengertian mutu yang dimaksud adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan

para pemakai jasa pelayanan, dan pihak lain tata cara penyelenggaraanya sesuai

dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan. Sama seperti produk,

pelayanan juga merupakan driver kepuasan pelanggan yang bersifat multidimensi.

Konsep dimensi kualitas pelayanan yang paling popular adalah konsep Service

Quality yang dikembangkan oleh Parasuraman, Berry dan Zeithaml. Konsep

Service Quality adalah konsep yang paling banyak digunakan oleh pelaku bisnis di

seluruh dunia yang berkecimpung dalam hal pelayanan pelanggan.


BAB III

PEMBAHASAN

Kesehatan merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.

Seiring dengan perkembangan zaman, kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan

semakin meningkat. Namun, masih banyak yang menganggap bahwa kesehatan hanya terkait

dengan ketiadaan penyakit fisik semata. Padahal, kesehatan sejati meliputi keseimbangan

tubuh, pikiran, dan jiwa.

- Kesehatan Fisik

Kesehatan fisik mencakup kondisi tubuh secara keseluruhan, termasuk kesehatan

organ, sistem, dan fungsi tubuh. Berbagai hal dapat mempengaruhi kesehatan fisik,

seperti pola makan, olahraga, tidur yang cukup, dan menjauhi kebiasaan merokok serta

minuman beralkohol. Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan juga penting untuk

mendeteksi dini penyakit atau kondisi yang mungkin muncul.

- Kesehatan Mental

Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Stres, kecemasan,

depresi, dan gangguan mental lainnya dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang.

Menjaga kesehatan mental meliputi menjaga keseimbangan emosi, mengekspresikan diri

dengan baik, memiliki dukungan sosial yang kuat, dan mengelola stres dengan efektif.

Konseling dan terapi juga dapat membantu dalam mengatasi masalah kesehatan mental.

- Kesehatan Sosial

Kesehatan sosial mengacu pada hubungan individu dengan orang lain di

sekitarnya. Interaksi sosial yang positif dapat meningkatkan kesejahteraan secara

keseluruhan. Membangun hubungan yang baik dengan keluarga, teman, dan komunitas

dapat memberikan dukungan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai tantangan


hidup.

- Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan mencakup kualitas udara, air, tanah, dan faktor-faktor lain

yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Pencemaran udara, limbah industri, dan

kerusakan lingkungan lainnya dapat berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.

Menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat merupakan tanggung jawab bersama untuk

meningkatkan kesehatan masyarakat.

Pencegahan Lebih Baik Daripada Pengobatan

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Ungkapan ini sangat relevan dalam

konteks kesehatan. Mengadopsi gaya hidup sehat, menjaga kebersihan, dan menghindari

faktor risiko dapat membantu mencegah penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Selain

itu, vaksinasi, imunisasi, dan pemeriksaan rutin juga penting untuk mencegah penyakit

menular dan mendeteksi dini kondisi yang mungkin berkembang. Kesehatan adalah

kekayaan yang paling berharga yang dimiliki setiap individu. Melindungi dan merawat

kesehatan fisik, mental, sosial, dan lingkungan merupakan investasi jangka panjang untuk

meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu, mari bersama-sama menjadikan kesehatan

sebagai prioritas utama dalam setiap langkah hidup kita. Dalam struktur sistem pelayanan

kesehatan, terdapat tiga entitas utama yang saling terkait dan berperan penting: penyedia

layanan kesehatan, penerima layanan (pasien), dan keluarga pasien. Sistem ini

membentuk fondasi yang kompleks untuk memberikan perawatan yang efektif dan

holistik kepada individu yang membutuhkannya.

Penyedia Layanan Kesehatan

Penyedia layanan kesehatan mencakup beragam profesional medis dan non-

medis, seperti dokter, perawat, ahli gizi, farmasis, dan terapis. Mereka memiliki peran

krusial dalam memberikan diagnosis, pengobatan, dan perawatan kepada pasien.

Penyedia layanan kesehatan juga bertanggung jawab untuk memberikan informasi yang
akurat dan mendukung pasien dalam proses penyembuhan.

Penerima Layanan: Pasien dan Keluarga

Pasien adalah pusat dari sistem pelayanan kesehatan. Mereka adalah individu

yang membutuhkan perawatan dan intervensi medis. Namun, penting untuk diingat

bahwa pasien tidak selalu berdiri sendiri. Keluarga pasien juga memainkan peran penting

dalam memberikan dukungan emosional, fisik, dan praktis kepada pasien. Mereka sering

kali menjadi penjaga yang setia dan menjadi bagian integral dari proses pemulihan

pasien.

Sistem Pelayanan Kesehatan

Sistem pelayanan kesehatan adalah kerangka kerja yang mengatur interaksi

antara penyedia layanan kesehatan, pasien, dan keluarga. Ini meliputi berbagai fasilitas,

organisasi, dan prosedur yang memungkinkan pengiriman layanan kesehatan yang efisien

dan efektif. Sistem ini juga mencakup aspek kebijakan, regulasi, dan pembiayaan yang

mempengaruhi akses dan kualitas layanan kesehatan.

Kolaborasi dan Komunikasi

Kunci keberhasilan dalam struktur ini adalah kolaborasi dan komunikasi yang

baik antara semua pihak terlibat. Penyedia layanan kesehatan perlu berkomunikasi

dengan pasien dan keluarga secara terbuka dan jelas mengenai diagnosis, perawatan yang

direkomendasikan, dan harapan hasilnya. Sementara itu, pasien dan keluarga perlu aktif

terlibat dalam pengambilan keputusan terkait perawatan dan memahami peran serta

tanggung jawab mereka dalam proses penyembuhan.

Struktur sistem pelayanan kesehatan yang melibatkan penyedia layanan

kesehatan, pasien, dan keluarga adalah fondasi penting dalam memberikan perawatan

kesehatan yang berkualitas. Kolaborasi, komunikasi, dan keterlibatan aktif dari semua

pihak adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pemulihan dan

kesejahteraan pasien. Dengan memperkuat hubungan ini, kita dapat membangun sistem

kesehatan yang lebih manusiawi dan berdaya.


Proses layanan kesehatan adalah lebih dari sekadar penyediaan diagnosis dan

pengobatan. Ini adalah perjalanan yang melibatkan interaksi yang mendalam antara

penyedia layanan kesehatan dan pasien, dengan fokus utama pada kesejahteraan dan

pemulihan pasien. Dalam dinamika ini, hubungan yang terjalin bukanlah hanya sekadar

arus informasi satu arah, melainkan keseimbangan yang halus antara independensi dan

kolaborasi.

Hubungan Independen

Konsep hubungan independen dalam proses layanan kesehatan menekankan pada

hak pasien untuk memahami kondisi kesehatannya secara mandiri. Ini melibatkan

penyedia layanan kesehatan memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada pasien,

memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang terinformasi tentang perawatan

mereka sendiri. Pasien memiliki hak untuk menyampaikan kekhawatiran, kebutuhan, dan

preferensi mereka secara terbuka kepada penyedia layanan kesehatan, yang kemudian

merespons dengan penuh penghargaan terhadap keinginan pasien.

Hubungan Kolaboratif

Sementara itu, hubungan kolaboratif menyoroti pentingnya kerja sama antara

penyedia layanan kesehatan dan pasien dalam merencanakan, melaksanakan, dan

mengevaluasi perawatan. Pasien bukanlah hanya objek pasif dari perawatan, tetapi mitra

aktif dalam proses pengambilan keputusan. Dalam hubungan kolaboratif, pasien dan

penyedia layanan kesehatan saling menghormati pengetahuan, pengalaman, dan keahlian

masing-masing, dengan tujuan bersama mencapai hasil terbaik untuk kesehatan pasien.

Pasien sebagai Pusat

Pada intinya, proses layanan kesehatan adalah tentang mempertemukan

kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pasien. Pasien adalah fokus utama dari semua

interaksi dan keputusan yang dibuat. Oleh karena itu, hubungan independen dan

kolaboratif antara penyedia layanan kesehatan dan pasien haruslah didasarkan pada

prinsip-prinsip keterbukaan, kepercayaan, dan penghormatan.


Dengan mengutamakan hubungan yang independen dan kolaboratif yang

berpusat pada pasien, proses layanan kesehatan dapat menjadi lebih bermakna dan

efektif. Ini bukan hanya tentang memberikan perawatan medis, tetapi juga tentang

membangun hubungan yang empatik dan berdaya antara individu yang memberikan dan

menerima layanan kesehatan. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang

mendukung pemulihan, kesejahteraan, dan keadilan dalam sistem kesehatan yang lebih

luas.

Proses layanan kesehatan tidak hanya mempengaruhi pasien tetapi juga memiliki

implikasi signifikan bagi penyedia layanan dan sistem secara keseluruhan. Berikut adalah

beberapa hasil yang dapat diamati dari perspektif masing-masing:

Penyedia Layanan Kesehatan:

1. Kepuasan dan Pertumbuhan Individu: Proses layanan kesehatan dapat memberikan

kesempatan bagi penyedia layanan untuk merasakan kepuasan dari kemampuannya dalam

memberikan perawatan yang efektif dan empatik kepada pasien. Selain itu, pengalaman dalam

merawat pasien secara efisien dan efektif juga dapat membantu dalam pertumbuhan dan

pengembangan profesional penyedia layanan.

Pasien:

1. Peningkatan Kualitas Hidup: Proses layanan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

kualitas hidup pasien melalui pemberian perawatan yang tepat dan efektif.

2. Keselamatan: Pasien mengharapkan bahwa proses layanan kesehatan akan

memberikan perlindungan dan keamanan dalam prosedur medis yang dilakukan.

3. Penanganan Penyakit Spesifik: Pasien berharap bahwa melalui proses layanan

kesehatan, penyakit spesifik yang mereka derita dapat ditangani dengan efektif.

4. Kepuasan: Penerima layanan kesehatan juga mengharapkan tingkat kepuasan yang

tinggi terhadap pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan.

5. Peningkatan Pengetahuan: Proses layanan kesehatan juga dapat meningkatkan

pengetahuan pasien tentang kondisi kesehatan mereka dan cara terbaik untuk mengelolanya.
Sistem:

1. Pemanfaatan Sumber Daya: Efisiensi dalam proses layanan kesehatan memungkinkan

pemanfaatan sumber daya yang ada dengan lebih baik, termasuk tenaga kerja, fasilitas, dan

peralatan medis.

2. Biaya: Efektivitas proses layanan kesehatan juga dapat mempengaruhi biaya

keseluruhan sistem kesehatan, dengan upaya untuk meminimalkan biaya dan memaksimalkan

manfaat.

3. LOS (Length of Stay): Proses layanan kesehatan yang efisien dapat mengurangi LOS,

yaitu lama tinggal pasien di fasilitas perawatan kesehatan, yang pada gilirannya dapat mengurangi

tekanan pada kapasitas fasilitas dan biaya perawatan.

Proses layanan kesehatan memiliki dampak yang luas dan beragam bagi penyedia, pasien,

dan sistem kesehatan secara keseluruhan. Dengan memperhatikan kepuasan dan pertumbuhan

individu penyedia layanan, peningkatan kualitas hidup dan keamanan pasien, serta efisiensi

penggunaan sumber daya dan biaya sistem, kita dapat membangun sistem layanan kesehatan yang

lebih baik dan lebih berkelanjutan.


BAB IV

KESIMPULAN

Di era sekarang, tuntutan masyarakat terhadap Kesehatan tidak hanya pada

kebutuhan untuk hidup sehat tetapi tuntutan masyarakat terhadap Kesehatan telah

berkembang menujukepada kualitas pelayanan Kesehatan. Selain itu perlu dipastikan

pelayanan kesehata yang bermutu bagi seluruh penduduk Indonesia tanpa hambatan

finansial dengan penerapan peningkatan mutu pelayanan. Mutu pelayanan Kesehatan

merupakan tingkat pelayanan Kesehatan untuk individu dan masyarakat yang dapat

meningkatkan iuran Kesehatan yang optimal, diberikan sesuai dengan standar

pelayanan dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini serta untuk memenuhi hak

dan kewajiban masyarakat.

Pada hakikatnya hasil mutu dan kualitas pelayanan ini akan menghadirkan

kepuasan karena kepuasan erat kaitannya dengan peningkatan pelayanan. Semakin

baik pelayanan yang diberikan kepada pasien maka makin tinggi pula tingkat

kepuasan pasien tersebut. Mutu pelayanan Kesehatan merupakan jaminan bagi

masyarakat dalam memperoleh derajat Kesehatan yang optimal. Pelayanan

Kesehatan yang bermutu merupakan tujuan akhir dari pemberian pelayanan di rumah

sakit.

Anda mungkin juga menyukai