Tutor :
drg. Nining Handayani, Sp.Pros, MM
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mutu adalah ukuran, derajat, atau taraf
tentang baik buruknya suatu produk barang atau jasa. Mutu adalah perpaduan sifat-sifat
dan karakteristik produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan pemakai atau
pelanggan. Mutu adalah gambaran karakteristik langsung dari suatu produk. Kualitas bisa
diketahui dari segi bentuk, penampilan, performa suatu produk, dan juga bisa dilihat dari
segi fungsinya serta segi estetisnya. Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat diketahui
bahwa mutu adalah ukuran yang dibuat oleh konsumen terhadap produk atau jasa yang
dilihat dari segala dimensi atau karakteristik untuk memenuhi tuntutan kebutuhan,
kesehatan, yang di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah
ditetapkan. Menurut Pohan, pelayanan kesehatan yang bermutu adalah suatu pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan, dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi layanan kesehatan
dan sekaligus diinginkan baik oleh pasien ataupun masyarakat serta terjangkau oleh daya
beli masyarakat, sedangkan jaminan mutu pelayanan kesehatan adalah upaya yang
sistematis dan berkesinambungan dalam memantau dan mengukur mutu serta melakukan
peningkatan mutu yang di perlukan agar mutu pelayanan kesehatan senantisa sesuai
1
puas pada diri setiap pasien. Makin sempurna kepuasaan tersebut, makin baik pula mutu
pelayanan kesehatan.
Mutu pelayanan kesehatan merupakan prioritas baik bagi dan bagi pihak penyedia jasa
kesehatan sebagai salah satu perangkat bagi pihak pengelola yang melaksanakan pelayanan
kesehatan merupakan sistemik yang harus dievaluasi dan disempurnakan secara terus-
pelayanan kesehatan kepada pengguna jasa pelayanan. Depkes RI, (2008) menyebutkan
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari
kinerja layanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien membandingkannya dengan apa
yang diharapkan. Untuk menimbulkan rasa puas kepada diri setiap pasien, maka
kesempurnaan mutu pelayanan harus diberikan kepada setiap pengguna jasa, sehingga
semakin sempurna kepuasan yang dirasakan oleh sitiap pengguna jasa pelayanan maka
semakin baik pula mutu pelayanan yang diberikan oleh pihak pelaksana.
diantaranya adalah melalui mekanisme perijinan fasilitas pelayanan kesehatan, total quality
management dengan gugus kendali mutunya, quality assurance, berbagai sertifikasi sistem
cakupan kesehatan semesta di Indonesia sejak tahun 2014 menjadi pendorong kuat pula
agar seluruh masyarakat dapat mengakses pelayanan yang bermutu. Secara nyata,
Kementerian Kesehatan membentuk Direktorat Mutu dan Akreditasi pada tahun 2016 dan
2
B. Mengukur Mutu Pelayanan Kesehatan
kesehatan yang dilakukan sehingga pasien akan mendapatkan pelayanan yang bermutu.
Mutu seni pelayanan berkaitan dengan lingkungan, sikap, tingkah laku pemberi
(interpersonal care); yaitu manajemen interaksi sosial dan psikososial. Salah satunya
Evaluasi mutu pelayanan kesehatan dengan kriteria struktur, proses dan keluaran
(outcome) sudah dikembangkan sejak tahun 1966 dan diterapkan dalam berbagai peraturan,
upaya mutu sebelum masa tersebut mungkin lebih merupakan faktor tantangan
3
Gambar 1.1 Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan 6
mengikuti standar layanan kesehatan yang telah disepakati , yang meliputi kepatuhan
meluasnya penyakit yang ada. Dimensi ini berkaitan dengan kompetensi teknis
terutama dalam pemilihan alternatif dalam menghadapi relative risk dan keterampilan
• Efisiensi : Layanan kesehatan yang efisien dapat melayani lebih banyak pasien dan
masyarakat. Dalam hal ini diperlukan analisa efisiensi perihal biaya, kenyamanan
pasien, waktu kerja, dan kondisi yang dapat menimbulkan resiko besar bagi pasien.
4
• Kesinambungan Layanan Kesehatan : Pasien harus dapat dilayani sesuai dengan
diagnosis dan terapi yang tidak perlu. Pasien harus selalu memiliki akses ke layanan
lengkap, akurat dan terkini sehingga layanan rujukan yang diperlukan pasien dapat
• Keamanan : Layanan kesehatan harus aman, baik bagi pasien pemberi layanan ,
maupun masyarakat sekitar. Layanan kesehatan yang bermutu harus aman dari resiko
yang jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana layanan kesehatan itu
• Ketepatan Waktu : Layanan kesehatan harus dilakukan dalam waktu dan cara yang
tepat, oleh pemberi layanan yang tepat , menggunakan peralatan dan obat yang tepat,
5
LSM, masyarakat, dll. Hubungan manusia yang baik akan menimbulkan kepercayaan
Konsep mutu layanan yang berkaitan dengan kepuasan pasien ditentukan/ diukur
oleh lima unsur/ dimensi yang biasa dikenal dengan istilah mutu layanan service quality
yang sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Adapun kinerja
harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang
sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap empati dengan akurasi yang
tinggi, serta mampu memberikan informasi yang akurat. Keandalan suatu produk atau
jasa yang menunjukkan tingkat kualitas sangat berarti bagi konsumen dalam memilih
rasa percaya pasien. Asuransi diartikan sebagai salah satu kegiatan menjaga kepastian
atau menjamin keadaan dari apa yang dijamin atau suatu indikasi menimbulkan rasa
kepercayan.
sumber daya manusia dan materi komunikasi. Tangible juga berarti kemampuan suatu
6
penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan
lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa
yaitu meliputi fasilitas fisik (gedung), perlengkapan dan peralatan yang digunakan
diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi pasien yang dilayani oleh dokter dan
perhatian akan keluhan, kebutuhan, keinginan dan harapan pasien. Kemudahan dalam
menjalin relasi, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan pemahaman atas
kebutuhan individual para pelanggan. Empati setidaknya akan terlihat dari sikap para
penanganan keluhan pasien secara cepat, mengutamakan sikap ramah dan sopan
pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian
informasi yang jelas. Responsiveness tentunya tidak terlepas juga dengan layanan inti
medis yang merupakan aspek-aspek utama medis dari pelayanan, antara lain
efektivitas yang bermanfaat bagi pasien yang dilayani agar dapat memberikan
Dimensi- dimensi ini diperoleh melalui wawancara terhadap para pelanggan untuk
mengetahui atribut apa saja yang diharapkan para pelanggan dari perusahaan atau instansi
tertentu. Inti dari Serv Qual adalah melakukan pengukuran antara harapan (ekspektasi) dan
7
persepsi (realitas) pelayanan yang diterima. Dengan cara memberikan pilihan dari skala 1
sampai 5 atau 7, kemudian dibandingkan nilai antara harapan dan persepsi. Jika harapan
sama dengan persepsi layanan kesehatan yang diterima berarti mereka puas. Model Serv
Qual merupakan salah satu model yang banyak dipakai untuk mengukur kepuasan
pelanggan dengan cara membuat penilaian kepuasan pelanggan secara komprehensif bagi
pelayanan dibidang barang dan jasa yang mengutamakan aspek pelayanan. Model ini
terhadap kualitas layanan melalui beberapa dimensi yaitu emphaty, tangible, assurance,
Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu
dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan. Standar merupakan pernyataan
tertulis yang berisi spesifikasi atau rincian tentang sesuatu hal khusus yang
Ukuran terpenting pada mutu adalah kesamaan terhadap standar yang telah ditetapkan.
Barang atau jasa dapaat dikatakan bermutu apabila barang atau jasa tersebut mempunyai
derajat kesempurnaan yang sesuai dengan standar yang ada. Suatu pelayanan kesehatan
yang bermutu adalah apabila pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar yang ada.
Standar menunjuk pada tingkat ketercapaian ideal yang diinginkan dan merupakan tujuan
8
Macam- macam standar/ unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan
yaitu:
kadang disebut juga sebagai masukan atau struktur. Termasuk kedalamnya adalah
proses akan menjelaskan apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya dan
bagaimana sistem bekerja. Standar proses berfokus pada interaksi profesi dengan
Standar keluaran merupakan hasil akhir atau akibat dari layanan kesehatan.
gagal. Keluaran (output) adalah apa yang diharapkan akan terjadi sebagai hasil
9
Agar standar yang sudah ditetapkan dapat dicapai, maka diperlukanlah sebuah
pedoman atau petunjuk pelaksanaan, prosedur tetap, atau standard operating procedure
(SOP). Standard Operating Procedure merupakan suatu standar atau pedoman tertulis
yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakan suatu kelompok untuk mencapai
tujuan organisasi. SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan harus dilalui
untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu. Tujuan dari SOP adalah:
2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi
terkait.
Untuk mengukur tercapai atau tidaknya standar yang telah ditetapkan, dipergunakan
suatu indikator. Makin sesuai sesuatu yang diukur dengan indikator, makin sesuai pula
keadaannya dengan standar yang telah ditetapkan. Indikator adalah karakteristik yang
dapat diukur dan dapat dipakai untuk menentukan keterkaitan dengan standar. Indikator
10
dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian suatu standar pelayanan yang sudah
Indikator ini merujuk pada tercapai atau tidaknya standar masukan, standar
Merupakan tolak ukur yang berhubungan dengan keluaran dari suatu pelayanan
kesehatan. Hasil pelayanan adalah tindak lanjut dari keluaran yang ada, sehingga
perlu ada indikator (tolak ukur) tentang hasil pelayanan tersebut. Indikator yang
dimaksud merujuk pada hasil minimal yang dicapai berdasarkan standar yang sudah
ditentukan.
Selain itu, menurut Azrul Azhar dalam buku Program Pengamatan Pelayanan
Kesehatan, ada dua aspek yang menentukan mutu layanan kesehatan, yaitu: 3
• Efek samping yang dialami : semakin rendah efek samping yang timbul,
11
• Pengetahuan klien : semakin tinggi tingkat pengetahuan klien akan pelayanan
12
DAFTAR PUSTAKA
Pasien Peserta BPJS di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar. JKKM. Vol 3. No1
Pasien Peserta Jaminan Kesehatan Nasional. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan. Vol 15.
No 3
3. Eyranto, H. 2016. Hubungan Antara Mutu Pelayanan Dengan Kesetiaan Pasien (Survey
4. Kosnan, W. 2019. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Merauke. Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan
5. Nafs,T. 2017. Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien
Rawat Inap di Ruang Dewasa Umum Rumah Sakit X Kabupaten Gresik. Psikosains. Vol
12. No 2
6. Nurhasni. 2018. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Tingkat Kepuasan Pasien
Rawat Inap di Puskesmas Ampibabo Kabupaten Patigi Moutong. Jurnal Katalogis. Vol
6. No 4
Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Tahun 2018. Jurnal Ilmu Kedokteran
8. Salmah, S. 2016. Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Medis Pada Pembuatan Standar
Prosedur Operasional Pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak ‘ Aisyiyah Klaten’. Jurnal
13
9. Simanjuntak,M. 2017. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan Kesehatan
Pasien Peserta BPJS di Puskesmas Glugur Kota Medan. Jurnal Ilmiah Perekam dan
10. Siswantoro, H et al. 2019. Pengembangan Indeks Mutu Pelayanan Kesehatan Puskesmas.
11. Staygers,A et al. 2019. Hubungan Antara Persepsi Mutu Jasa Pelayanan Kesehatan
Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit GMM Siloam Sonder.
12. Sutoto. 2019. Mendorong Riset dan Berbagi Pengalaman Untuk Peningkatan Mutu dan
13. Ulumiyah, NH. 2018. Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Penerapan
6. No 2
14