PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu Corporate Culture dan Pelayanan Pasien dalam Rumah
Sakit
2.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Corporate Culture dan Pelayanan Perawatan Pasien dalam Rumah Sakit
Menurut Kotler (2002) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan
yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak
nyata dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan
atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Kotler juga mengatakan bahwa pelayanan
merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri, perilaku tersebut
dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya
pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta
pembelian ulang yang lebih sering.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
proses kehidupan (Lokakarya Nasional PPNI, 1983 dalam Kusnanto, 2004).
Pelayanan keperawatan (nursing service) adalah upaya untuk membantu
individu baik sakit maupun sehat, dari lahir sampai meninggal dalam bentuk
peningkatan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki (pasien) sehingga individu
tersebut secara optimal melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri. (Handerson,
1966 dalam Ali, 2002).
Dapat disimpulkan yang dimaksud dengan keperawatan dan pelayanan
keperawatan adalah bantuan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu,
keluarga dan masyarakat dalam bentuk pelayanan bio, psiko, sosial dan spiritual
dengan menggunakan ilmu dan kiat keperawatan baik sakit maupun sehat agar
menjadi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain dalam merawat dirinya sendiri
2.2 Fungsi Corporate Culture dan Pelayanan Perawatan Pasien dalam
Rumah Sakit
A. Fungsi Corporate Culture
Corporate Culture dibuat berdasarkan nilai-nilai yang diyakini benar oleh
segenap anggota perusahaan dan selaras dengan Visi dan Misi perusahaan
tersebut. Fungsi Corporate Culture antara lain adalah sebagai perekat sosial dalam
mempersatukan anggota untuk mencapai tujuan perusahaan berupa ketentuan dan
atau nilai-nilai yang harus diterapkan dan dilakukan oleh para anggota perusahaan.
Manfaat Corporate Culture bagi perusahaan antara lain adalah dapat menciptakan
SDM yang memiliki integritas, pengetahuan, keahlian/ketrampilan maupun sikap,
perilaku dan moral yang baik sehingga mampu mendorong tercapainya Visi dan Misi.
Sedangkan bagi karyawan, Corporate Culture akan menjadi acuan/pedoman
berperilaku dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari sehingga mampu berperan memberikan kontribusi
optimal terhadap pencapaian Visi dan Misi perusahaan.
Menurut Ndraha (2003) budaya mempunyai beberapa fungsi, diantaranya:
1. Sebagai identitas dan citra suatu masyarakat
2. Sebagai pengikat suatu masyarakat
3. Sebagai sumber inspirasi, kebanggaan, dan sumber daya
4. Sebagai kekuatan penggerak
5. Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah
6. Sebagai pola perilaku
7. Sebagai warisan
8. Sebagai substitusi (pengganti) formalisasi.
9. Sebagai mekanisme adapatasi terhadap perubahan
10. Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara sehingga
terbentuk nation-state.
Menurut Kreitner dan Kinicki (2003) budaya organisasi mempunyai 4 (empat)
fungsi yaitu:
1. Memberikan identitas kepada karyawannya
2. Memudahkan komitmen kolektif
3. Memberikan stabilitas sistem sosial
4. Membentuk perilaku dengan membantu manajer merasakan
keberadaannya.
Budaya organisasi menurut Noe dan Mondy (1996, dalam rastodio, 2009)
berfungsi untuk:
3.1 Kesimpulan
Corporate Culture ( Budaya Organisasi) adalah pola nilai-nilai dan keyakinan
bersama yang membantu individu memahami fungsi organisasi dan dengan
demikian menyediakan mereka norma-norma perilaku dalam organisasi
(Deshpande dan Webster 1989, ppp.4).
Pelayanan keperawatan (nursing service) adalah upaya untuk membantu
individu baik sakit maupun sehat, dari lahir sampai meninggal dalam bentuk
peningkatan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki (pasien) sehingga
individu tersebut secara optimal melakukan kegiatan sehari-hari secara
mandiri. (Handerson, 1966 dalam Ali, 2002).
Corporate Culture memiliki hubungan yang signifikan dengan Pelayanan
Perawatan Pasien dalam Rumah Sakit yaitu dengan budaya yang telah ada
membuktikan bahwa budaya tersebut mampu mempengaruhi perawat dalam
berperilaku dalam melaksanakan keselamatan pasien
3.2 Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan kepada pihak bidang keperawatan
dan manajemen rumah sakit dapat menggunakan hasil penelitian sebagai tolak
ukur untuk meningkatkan sasaran pencapaian keselamatan pasien. Upaya
peningkatan perilaku keselamatan pasien akan lebih optimal dengan
memanfaatkan kelebihan yang dimiliki perawat yakni nilai-nilai budaya
organisasi seperti inovatif, perhatian pada hal-hal rinci, orientasi terhadap
hasil memiliki nilai altruistik, estetika, dan nilai keadilan dan kebenaran yang
tinggi untuk mematuhi kebijakan keselamatan pasien. Selain itu, perlu adanya
penyegaran kembali mengenai keselamatan pasien guna meningkatakan
profesionalisme yang masih kurang pada perawat.
DAFTAR PUSTAKA