Anda di halaman 1dari 16

QUALITY ASSURANCE

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas Magister Manajemen Rumah Sakit

Andry Julianto 71200019


Dinan Shabrina 71200025
Muhamad Adafiah 71200032
Purnama Jaya 71200038
Tommyeko Hasudungan Damanik 71200045

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA SANJAYA

BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat

Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul “Quality Assurance”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk

menyelesaikan salah satu tugas dalam menempuh program strata-2 magister manajemen

rumah sakit di Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam

penyusunan tesis ini, yaitu drg. Nining Handayani, Sp. Pros selaku dosen Adhirajasa

Reswara Sanjaya yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan

memberikan ilmu serta doa yang tulus kepada penulis selama menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT berkenan memberi pahala yang

berlipat ganda kepada seluruh pihak yang telah membantu selama pengerjaan makalah

ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pengetahuan. Aamiin

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung, 22 Januari 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

Quality Assurance
Konsep..............................................................................................................................1
Definisi:.........................................................................................................................1
Proses2, 3............................................................................................................................1
1. Langkah 1 : Perencanaan quality assurance (Planning for quality assurance).......1
2. Langkah 2 : Membuat pedoman dan menyusun standar-standar (Developing
guidelines and setting standards)...................................................................................2
3. Langkah 3 : Mengkomunikasikan standar dan spesifikasi (Communicating
standards and specifications).........................................................................................3
4. Langkah 4 : Monitoring mutu (Quality monitoring)...............................................3
5. Langkah 5 : Identifikasi masalah-masalah dan seleksi peluang-peluang untuk
peningkatan (Identifying problems and selecting opportunities for improvement).........4
6. Langkah 6 : Mengidentifikasi secara operasional permasalahan (Defining the
problem operasionally)..................................................................................................4
a. Menetapkan batasan-batasan masalah................................................................5
7. Langkah 7 : Memilih suatu tim (Choosing team)...................................................5
8. Langkah 8 : Menganalisis dan mempelajari masalah untuk identifikasi akan
masalah..........................................................................................................................6
9. Langkah 9 : Membuat solusi-solusi dan kegiatan-kegiatan untuk peningkatan......6
10. Langkah 10 : Melaksanakan dan mengevaluasi upaya peningkatan mutu
(Implementating and evaluations quality improvement efforts)......................................7
Desain Quality Assurance1, 4............................................................................................8
Tehknik Dalam Quality Assurance1, 2, 5............................................................................9
1. Inspeksi.................................................................................................................9
a. Inspeksi penerimaan...........................................................................................9
b. Inspeksi sumber..................................................................................................9
c. Inspeksi dalam proses.........................................................................................9
d. Inspeksi final....................................................................................................10
2. Audit....................................................................................................................10
3. Surveilans Mutu.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12

ii
iii
Quality Assurance

Konsep
Definisi:
Menjaga mutu (QA) dalam Pelayanan Kesehatan merupakan suatu

rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan berdasarkan standar dan prosedur

medis yang semestinya agar mutu pelayanan kesehatan tetap terjaga,

ditinjau dari pandangan pemberi pelayanan kesehatan maupun kepuasan

pasien. Dalam pengertian tersebut penulis sengaja membatasi pengertian

bermutu hanya dari pandangan pemberi pelayanan kesehatan seperti

dokter, bidan dan perawat dan dari pandangan pasien yang membutuhkan

(menerima) pelayanan kesehatan medis yang bersangkutan.1

Proses2, 3
Proses Quality Assurance dalam pelayanan kesehatan yang

dikemukan oleh Lori di Prete Brown seperti dikutip oleh Wijono terdiri

dari 10 langkah proses quality assurance, sebagai berikut:

1. Langkah 1 : Perencanaan quality assurance (Planning for quality

assurance)

Pertama kali menyiapkan organisasi pelaksana quality assurance.

Kemudian memulai perencanaan dengan meninjau cakupan pelayanan

yang dimaksud pelayanan kesehatan, apa dan sejauh mana yang dituju atau

goalnya. Hal ini penting karena tidak mungkin memperbaiki atau

meningkatkan mutu dari sekian banyak bidang sekaligus atau bersamaan.

1
Tentu harus dipilih prioritas paling penting yang didahulukan. Umumnya

yang paling penting adalah bidang yang bermasalah, dari sanalah perhatian

khusus ditujukan untuk memulai program quality assurance. Bila telah

ditetapkan harus dimulai, maka tim harus berorientasi kuat pada

pendekatan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Tim harus meneliti

fokus pada outcome yang diinginkan. Perencanaan yang strategis akan

memulai dengan mendefinisikan misi organisasi. Langkah berikutnya

memperkirakan peluang yang positif kendala lingkungan eksternal dan

internal. Rencana strategis harus menghasilkan visi yang jelas dari

organisasi, apa yang dikerjakan untuk mencapai misi sesuai dengan

lingkungan organisasi, serta dapat menetapkan prioritas quality assurance

berdasarkan misi dan visi program.

2. Langkah 2 : Membuat pedoman dan menyusun standar-standar

(Developing guidelines and setting standards)

Organisasi harus menjabarkan tujuan program-programnya dan

sasarannya ke dalam prosedur operasional. Hal ini dimaksudkan agar

pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi itu dapat diberikan atau

dikerjakan secara konsisten. Standar adalah mutu yang diharapkan.

Sebagai contoh petunjuk praktis untuk klinik yang disebut juga protokol

klinis, prosedur administrasi, spesifikasi produk dan standar-standar

penampilan secara keseluruhan, baik penampilan tempat kerja secara fisik,

misalnya rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin dan sebagainya. Standar

yang didefinisikan bisa berupa :

2
a. Tingkat minimum penampilan atau hasil yang diterima, misalnya

apakah pasien puas atau ada keluhan. Ini disebut hasil atau outcome.

b. Tingkat bagus dari penampilan atau hasil (outcome).

c. Range atau jarak atau sejauh mana rentang dari hasil yang dapat

diterima.

3. Langkah 3 : Mengkomunikasikan standar dan spesifikasi

(Communicating standards and specifications)

Bila pedoman yang praktis sudah siap, maka prosedur standar

operasi kegiatan pelayanan kesehatannya perlu untuk dipromosikan

penggunaannya. Hal ini untuk meyakinkan petugas-petugas kesehatan,

supervisor, pimpinan dan orang-orang yang mendukung untuk memahami

apa yang diharapkan dari mereka masing-masing, khususnya pelatihannya

hanya sedikit, supervisi lemah, apalagi bila standar-standarnya baru dibuat

atau baru ada perubahan. Bila hendak menilai mut, agar tidak terjadi

kekeliruan di dalam menilai mutu, maka harapan-harapan dari standar-

standarnya harus dikomunikasikan terlebih dahulu.

4. Langkah 4 : Monitoring mutu (Quality monitoring)

Monitoring adalah pengumpulan dan tinjauan (review) data yang

membantu menilai apakah norma-norma program diikuti mutu atau apakah

outcome (hasil dari pelayanan seperti halnya keluhan pasien) ditingkatkan.

Quality assurance melibatkan suatu orientasi proses baru yang memiliki

implikasi mendalam untuk monitoring termasuk pengumpulan dan

3
pengolahan datanya. Desain atau redesain sistem monitor memerlukan

penjabaran pernyataan-pernyataan tentang mutu yang diharapkan ke dalam

indikator-indikator yang bisa diukur, di seluruh tingkat organisasi.

5. Langkah 5 : Identifikasi masalah-masalah dan seleksi peluang-

peluang untuk peningkatan (Identifying problems and selecting

opportunities for improvement)

Untuk meningkatkan mutu pelayanan, maka yang pertama kali

harus dilakukan adalah mengidentifikasi permasalahan mutu pelayanan

kesehatan dan mencari peluang untuk peningkatan. Kemudian menguji

dengan cara monitoring rutin. Berbicara dengan seseorang, melakukan

survei khusus dengan tujuan untuk identifikasi masalah yang ada atau

yang mendesak. Setelah itu memilih permasalahan yang paling penting.

Permasalahan yang paling penting tersebut diantaranya, permintaan

perhatian khusus bagi petugas kesehatan, proses penampilan, keluhan

pasien dan analisis sistem. Pelaksana identifikasi masalah diawali oleh

para pimpinan, setelah itu oleh anggota staf atau tim yang dibuat

6. Langkah 6 : Mengidentifikasi secara operasional permasalahan

(Defining the problem operasionally)

Tujuan dari penetapan masalah operasional adalah untuk

memperjelas masalah yang dimaksud. Masalah harus dapat diukur

sehingga dapat dilakukan pemecahan masalah secara pasti. Bila terjadi

perbedaan statemen permasalahan, bisa menyebabkan terjadinya konflik

dan hilangnya fokus dan motivasi. Harus dihindari adanya ungkapan

4
“menyalahkan” atau ungkapan “solusi”. Model 4 W + 1 H (What, Why,

Where, When + How) bisa digunakan untuk menyusun permasalahan jadi

lebih pasti dan terukur.

Contoh:

Apa masalahnya?

Mengapa terjadi/ada masalah?

Dimana terjadi masalah?

Kapan terjadi masalah?

Bagaimana mengetahui masalah ? (informasi, konfirmasi dll).

a. Menetapkan batasan-batasan masalah

Masalah harus dibatasi agar mengenai sasaran dan tidak melebar ka arah

yang tidak penting atau yang tidak menjadi prioritas. Batasan masalah

tersebut adalah proses kegiatan pelayanan kesehatan itu sendiri, dari mana

memulainya dan di mana mengakhirinya. Ruang lingkupnya, fasilitas

tertentu, pelayanan klinik, lokasi geografi, ukuran spesifik dari mutu,

waktu, efektivitas dan sebagainya.

7. Langkah 7 : Memilih suatu tim (Choosing team)

Tim akan menganalisis masalah, membuat rencana perbaikan,

melaksanakan, mengevaluasi, dan melakukan usaha-usaha peningkatan. Di

dalamnya termasuk juga menghitung input yang diperlukan, sumber daya,

kegiatan-kegiatan, dan manfaat-manfaat penyelesaian masalah yang

terjadi. Tim harus orang-orang terlatih yang dapat bekerja kompak,

bersatu, dan seirama sehingga bisa bekerja secara efektif dan efisien.

5
Rumah sakit dan puskesmas umumnya sering melakukan pelatihan-

pelatihan dasar yang berkaitan dengan perencanaan manajemen, termasuk

manajemen pelayanan kesehatan, menyelenggarakan seminar, pertemuan,

teknik pengambilan keputusan, dan sebagainya. Tim adalah sekelompok

orang yang memiliki kontribusi untuk mencapai tujuan bersama. Anggota

tim sebaiknya tidak terlalu banyak, umpamanya 8 orang. Karena semakin

banyak anggota tim maka akan semakin luas statemen persoalan.

8. Langkah 8 : Menganalisis dan mempelajari masalah untuk

identifikasi akan masalah

Analisis masalah dan identifikasi penyebab masalah adalah suatu

tahap bagaimana tim atau anggota tim memahami lebih luas tentang

masalah, atau kekurangan mutu pelayanan kesehatan yang dimonitornya.

Studi tentang permasalahan guna mengidentifikasi penyebab masalah

utama dipusatkan pada hal-hal berikut.

a. Statemen masalah dan klarifikasi masalah;

b. Memahami proses yang berkaitan dengan masalah;

c. Membuat hipotesis tentang penyebab masalah. Sebaiknya hipotesis

dibuat berdasarkan landasan teori yang berkaitan dengan

permasalahan;

d. Uji hipotesis dan menetapkan penyebab utama. penyebabnya

(Analyzing and studying the problem to identify its roots causes)

6
9. Langkah 9 : Membuat solusi-solusi dan kegiatan-kegiatan untuk

peningkatan

Dalam peningkatan mutu perlu dibuat solusi-solusi yang harus

mengikuti tahap-tahap konsisten sebagai berikut.

a. Memilih dan mendesain semua solusi;

b. Daftarlah semua solusi potensial;

c. Seleksi kriteria untuk menetapkan solusi terkait;

d. Memilih solusi untuk melaksanakan penyelesaian masalah/

peningkatan mutu;

e. Ungkapkan solusi untuk pelaksanaan menyelesaikan

maslah/peningkatan mutu;

f. Ungkapkan solusi secara praktis dan mudah dilaksanakan.

(Developing solution and actions for improvement)

10. Langkah 10 : Melaksanakan dan mengevaluasi upaya peningkatan

mutu (Implementating and evaluations quality improvement efforts)

Merencanakan pelaksanaan solusi (siapa, apa, di mana,

bagaimana), memutuskan testtest, dan menetapkan bagaimana

mengembangkan pelaksanaan dan modifikasi solusi untuk membuat lebih

efektif. Solusi yang tepat berarti perbaikan mutu yang tepat pula. Langkah

kegiatan penyelesaian atau solusi terakhir/final ini dikenal dengan istilah

PDCA (plan, do, check, action). Setiap solusi hampir pasti perlu adanya

perubahan teknik pekerjaan, sikap dan perilaku, serta peran dan tanggung

jawab. Semua staf harus memahami hal ini, agar tidak menjadi stres

7
menerima instruksi atau informasi-informasi mengenai harus terjadinya

perubahan. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak

terjadi salah pengertian, seperti :

a. Perlu mengundang para staf untuk berpartisipasi dalam perencanaan

perubahan;

b. Memberikan gambaran yang jelas mengenai perubahan yang

diinginkan;

c. Membagi informasi tentang perubahan, agar tidak terjadi stres;

d. Mendemonstrasikan komitmen terhadap perubahan, sehingga timbul

percaya diri dan siap berubah ke arah positif

e. Menawarkan kembali pelaksanaan perubahan dan berhasil secepatnya.

Desain Quality Assurance1, 4


Langkah-langkah yang dikerjakan dalam hal ini, meliputi:

1. Merencanakan QA :

a. mengembangkan visi dan strategi kegiatan visi dan strategi

kegiatan QA;

b. menetapkan tugas-tugas dan alokasi sumber daya.

2. Mengembangkan pedoman-pedoman dan standar-standar. Menetapkan apa

yan dikehendaki untuk pelayanan kesehatan yang bermutu,;

3. Mengkomunikasikan pedoman-pedoman dan standar-standar, sadar,

mengerti dan percaya terhadapnya

8
Tehknik Dalam Quality Assurance1, 2, 5
1. Inspeksi

Inspeksi adalah suatu definisi yang berkaitan dengan pemeriksaan dari

produk atau proses, Inspeksi dibagi menjadi 4 yaitu :

a. Inspeksi penerimaan

- Verifikasi penghitungan bagian-bagian;

- Identifikasi material;

- Menjamin dimensi mekanik dalam toleransi;

- Check fisik, kekuatannya dll;

- Macam-macam identifikasi, jumlah;

- Check ketahanan.

b. Inspeksi sumber

Inspeksi sumber adalah mata dan telinga perusahaan pada toko penjaja.

Hal ini lebih mudah dibandingkan waktu proses. Inspeksi ini penting

dalam pengiriman barang untuk penghematan. Inspeksi ini

mempertemukan kebutuhan penjaja di lapangan dan di perusahaan.

c. Inspeksi dalam proses

Adalah inspeksi selama proses pembuatan (pelayanan) dalam

perusahaan/organisasi. Inspeksi ini bertanggung jawab, antara lain:

- Menjaga bahwa rencana mutu diikuti sesuai manual dan sesuai

permintaan pelanggan.

- Verifikasi hal yang diperlukan;

- Kesesuaian metode dan prosedur yang diperlukan;

- Menjaga bahwa perlengkapan dalam alat ukur dikaliberasi;

9
- Kesesuaian bahwa tempat kerja melaksanakan rencana mutu;

- Evaluasi penampilan umum dan kerusakan-kerusakan dalam

proses;

- Verifikasi bahwa individu-individu menggunakan teknik yang

sempurna;

- Evaluasi penampilan produk waktu dalam proses

pembuatan/perakitan

d. Inspeksi final

Inspeksi final meninjau lembar rencana dan proses untuk meyakinkan

perusahaan bahwa semua langkah-langkah pekerjaan (yang bermutu)

telah dilaksanakan dengan cermat. Jenis tanggung jawab dari inspeksi

ini adalah:

- Review lembar proses yang ditandatangani;

- Verifikasi penggunaan material;

- Inspeksi lapis akhir;

- Evaluasi kelengkapan verifikasi mutu yang disediakan untuk

pelanggan;

- Koordinasi test formal dengan pelanggan;

- Menginspeksi pengiriman;

Inspeksi suku cadang.

2. Audit

Audit dalam hal ini audit mutu, adalah suatu inspeksi terhadap ketaatan

organisasi untuk menegakkan standar-standar mutu. Seperti inspeksi suatu

10
produk, prosedur audit harus ditetapkan dengan baik. Buku pedoman

(manual) mutu digunakan untuk menunjang prosedur audit. Tujuan audit

adalah untuk menjamin bahwa prosedur QC sesuai pada tempatnya dan

segera ditindaklanjuti. Dengan demikian, audit berisi suatu check list

langkah-langkah prosedur mutu yang vital untuk efektifitas seluruh mutu

produk

3. Surveilans Mutu

Surveilan adalah suatu evaluasi obyektif untuk menetapkan seberapa baik

prosedur mutu telah diikuti dalam produk sehari-hari, bersamasama

dengan menetapkan seberapa baik prosedur-prosedur (ketika diikuti)

memelihara

mutu produk

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Iman AT, Lena D. MANAJEMEN MUTU INFORMASI KESEHATAN I:

QUALITY ASSURANCE. 1st ed. Juliana A, editor. Jakarta; 2017. 66–74

p.

2. Sriyanti C. MUTU LAYANAN KEBIDANAN & KEBIJAKAN

KESEHATAN. Putra AAMS, editor. Jakarta; 2016. 138 p.

3. Nurcahyati E, Setiawan H. STUDI HUBUNGAN ANTARA MUTU

PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI UNIT

PELAYANAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BHAKTI DHARMA HUSADA KOTA SURABAYA. J Manaj Kesehat

yayasan DrSoatomo. 2017;3(1):15–30.

4. Kalimantara B. Manajemen Quality Assurance Sebagai Upaya

Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Sekolah. J Manaj dan

Supervisi Pendidik. 2016;1(1):52–9.

5. Soetanto I, Bisnis PM, Manajemen PS, Petra UK, Siwalankerto J.

QUALITY MANAGEMENT SYSTEM PADA PT . X. 2016;4(1).

12

Anda mungkin juga menyukai