Sofa Marwah
(Denzin & Lincoln, 2000)
Studi kasus adalah pilihan apa yg diteliti----
kita memilih untuk meneliti (melakukan
studi) terhadap kasus
Studi kasus---adalah apa yg dapat
dipelajari dari sebuah kasus
Kasus bersifat spesifik---sebagai “sistem yg
terbatas” atau a bounded system
Terkadang tidak mudah untuk melihat awal
atau akhir sebuah kasus, namun
keterbingkaian (boundedness) dan pola-
pola perilaku sistem adalah faktor kunci
memahami sebuah kasus
Meskipun memahami sebuah kasus seringkali tidak
dapat dipisahkan, namun studi kasus bukan
merupakan studi perbandingan kasus, pusat
perhatian adalah pada kasus tertentu
Peneliti dalam studi kasus harus membingkai kasus
dan mengkonseptualisasikan hal-hal yang diteliti.
Peneliti fenomena (gejala), menentukan tema-tema
atau isu yg menjadi fokus pertanyaan penelitian
Melacak pola-pola data untuk memperkaya isu-isu
dalam penelitian
Menggunakan teknik triangulasi untuk hasil-hasil
observasi penting dan landasan interpretasi
Menghadirkan beberapa alternatif penafsiran
Kelebihan studi kasus: terletak pada perbaikan
teori (refining theory) dan kompleksitas isu yg
ditawarkan yg bisa menjadi bahan penelitian pd
masa depan, sekaligus bukti dari keterbatasan
prinsip generalizabilitas (sifat dapat
digeneralisasi)
Manfaat dan kegunaan studi kasus terletak pd
aspek perluasan pengalaman, bagi peneliti atau
mungkin pengambil kebijakan/ praktisi.
Pemilihan kasus:
Pemahaman yg baik ttg suatu fenomena bisa
jd tergantung pd seberapa baik dalam
memilih kasus.
Tugas utama ilmu pengetahuan adalah
meraih kemungkinan penjelasan terbaik
tentang suatu fenomena
Berkembangnya fenomena---peluang bagi
peneliti---utk mengkaji gejala
Jadi prinsip memillih kasus: yaitu kasus yg
akan memberi sumbangsih ilmu pengetahuan
terbanyak
Terdapat 3 jenis studi kasus:
1. Studi kasus intrinsik: Intrinsic case study
• Peneliti ingin lebih memahami sebuah kasus tertentu.
• Tidak bersifat mewakili kasus lain, namun kasus itu sendiri
adalah minat.
• Dilakukan krn minat instrinsik, bukan merumuskan teori,
namun konstruksi merumuskan teori mungkin teori
2. Studi kasus instrumental : instrumental case study.
• Mengkaji kasus tertentu agar tersaji sebuah perspektif
tentang isu atau perbaikan suatu teori.
• Kasus bukan minat utama, memudahkan pemahaman kita
tentang sesuatu yg lain.
• Sessungguhnya tidak ada batas yg tegas antara kasus
instrinsik dan instrumental
3. Studi kasus kolektif (collective case study):
• Mengkaji sejumlah kasus secara bersamaan
• Utk melihat /memahami fenomena
• Kasus-kasus yg dipilih, mengantarkan peneliti
pd pemahaman yg lebih baik, pd perumusan
teori yg lebih baik
Untuk mengurangi kemungkinan kesalahan
penafsiran, menggunakan pengumpulan data
hingga terjadi kejenuhan data.
Maka digunakan teknik triangulasi data, proses
pemanfaatan keragaman persepsi, utk
mengklarifikasi makna, memverifikasi kemungkinan
pengulangan walapun tidak ada observasi yg 100%
dapat diulang, atau mengindentifikasi cara yg
berbeda terhadap berbagai kemungkinan
Penelitian yg paling baik adalah penelitian yg
sebisa-bisanya menghindari terjadinya dampak
negatif terhadap subjek yg diteliti, ketika hasil
penelitian sudah dibuka ke umum/publikasi.
Fenomenologi
• Bahasa merupakan sarana utama, terdapat relasi
antara pemakaian bahasa dengan objek-objek
pengalaman.
• Tugas utama bahasa adalah memuat informasi,
menjelaskan realita. Pilihan-pilihan terhadap bahasa
yang digunakan menjadi penting.
• Sehingga studi fenomenologi tidak hanya memuat
makna tetapi juga mengkonstruksikannya.
• Pemakaian bahasa menjadikan dunia selalu hadir,
menunjukkan bahwa semua individu yg berinteraksi
satu sama lain dalam dunia yg secara fundamental
dialami oleh semua pihak
• Berpijak pada pengalaman, kesadaran manusia
mengandung objek pengalaman/Husserl, 1970.
• Bagaimana pelaku sosial membentuk ulang kehidupan
sehari-hari.
• Kesadaran tentang apa yg dianggap sbg kebenaran tsb.
• Subjektivitas menjadi prinsip utama dalam memaknai
objek sosial.
• Membaca pengalaman berbekal: logika, persepsi,
memori, teori, gagasan, nilai, sikap, kehendak,
memori---sehingga pengalaman itu menjadi bermakna
Jadi studi fenomenologi dimaksudkan untuk
menafsirkan dan menjelaskan tindakan dan
pemikiran manusia dengan cara menggambarkan
struktur-struktur dasar.
Makna dan pengalaman subjektivitas sehari-hari
sbg pusat perhatian utama, yaitu objek dan
pengalaman tercipta oleh makna dan
dikomunikasikan dalam bentuk sehari-hari.