2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Terapi
2.
3.
4.
5.
9. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
10. Prognosis
Oksigen
Infus emergensi
Kateter urin
Diuretik: furosemid 40-80 mg iv bolus dapat
diulangi atau ditingkatkan tiap 6 jam sampai
dicapai produksi urin 1 cc/kgBB/jam
6. Ace inhibitor : Captopril atau ARB : Valsartan
(dosis disesuaikan dengan tekanan darah)
7. Pemberian antiplatelet : Aspilet 1 x 80 mg atau
Clopidogrel 1 x 75 mg
8. Digoxin jika ditemukan arterial fibrilasi
9. Spironolacton 1 x 12,5 mg
10. Jika tekanan darah turun, drip dobutamin 210gr/kgBB atau dopamin 2-5 gr/kgBB atau
kombinasi keduanya
1. Istirahat dan mengurangi aktifitas
2. Kurangi intake cairan
3. Diet rendah garam
Ad vitam
: dubia ad bonam/malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam
IV
A/B/C
1. Dr. Kgs. Rosyidi, Sp.PD
2. Dr. Febry Rahmayani
80% pasien gagal jantung kongestif sembuh setelah
dirawat selama 10 hari.
1. Standar Pelayanan Medik PAPDI 2011
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Terapi
9. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
10. Prognosis
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Terapi
9. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
10. Prognosis
terbagi.
4. Suntikan aminofillin (240 mg/10 ml) dengan dosis
bila telah mendapat aminofillin dalam 12 jam
sebelum serangan, berikan dosis awal 2-3 mg/kgBB
iv pelan, teruskan dengan dosis pemeliharaan 0,5-1
mg/kgBB/jam.
5. Perbaikan hidrasi melalui cairan fisiologis intravena
2-3 liter/24 jam.
6. Antibiotika bila ada infeksi sekunder.
1. Hindari faktor pencetus asma.
2. Hindari stress
3. Obat pemeliharaan hanya diberikan pada penderita
dengan asma kronik persisten.
Ad vitam
: dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
IV
C
1. Dr. Kgs. Rosyidi, Sp.PD
2. Dr. Febry Rahmayani
80% pasien asma bronkiale sembuh setelah dirawat
selama 6 hari.
1. Standar Pelayanan Medik PAPDI 2011
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Terapi
8.
9. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
10. Prognosis
1.
Ad vitam
: dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
IV
C
1. Dr. Kgs. Rosyidi, Sp.PD
2. Dr. Febry Rahmayani
80% pasien demam berdarah dengue sembuh setelah
dirawat selama 6 hari.
1.
Standar Pelayanan Medik PAPDI 2011
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Terapi
9. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
10. Prognosis
4.
5.
6.
7.
KAD
1.
2.
pH <7,35
HCO3 : rendah
Anion gap : tinggi
Keton serum : positif dan atau ketonuria
Ketosis diabetik
Hiperglikemi hiperosmolar non
ketotik/hyperglycemic hyperosmolar state
3. Ensefalopati uremikum, asidosis uremikum
1. Darah rutin
2. Gula darah
3. Elektrolit
4. Ureum, kreatinin
5. Urin rutin
6. EKG
1. Akses IV 2 jalur.
2. NaCl 0,9% diberikan 1-2 L pada 1 jam pertama,
lalu 1 L pada jam kedua, lalu 0,5 L pada jam
ketiga dan keempat, dan 0,25 L pada jam kelima
dan keenam, selanjutnya sesuai kebutuhan.
3. Regular Insulin (RI) diberikan setelah 2 jam
rehidrasi cairan. RI bolus 180 mU/kgBB IV
dilanjutkan RI drip mU/kgBB/jam dalam NaCl 0,9%
4. Drip bicarbonat 100 mEq bila pH < 7,0 disertai KCl
26 mEq drip 50 mEq bila pH 7,0-7,1 disertai KCl 13
mEq drip.
5. Antibiotik adekuat.
1. Pengaturan makan
2. Kontrol kadar gula darah
Ad vitam
: dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam
IV
C
1. Dr. Kgs. Rosyidi, Sp.PD
2. Dr. Febry Rahmayani
80% pasien KAD sembuh setelah dirawat selama 7 hari
1. Standar Pelayanan Medik PAPDI 2011
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Terapi
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Terapi
Drip kina HCl 500 mg (10 mg/kgBB) dalam 250500 ml D5% diberikan dalam 6-8 jam (maks
2000 mg) dengan pemantauan EKG dan kadar
gula darah tiap 8-12 jam sampai pasien dapat
minum obat per oral atau sampai hitung parasit
malaria sesuai target (total pemberian
parenteral dan per oral selama 7 hari dengan
dosis per oral 10 mg/kgBB/24 jam diberikan 3
kali sehari)
Pengobatan kina dapat dikombinasikan dengan
tetrasiklin 94 mg/kgBB diberikan 4 kali sehari
atau doksisiklin 3 mg/kgBB sekali sehari
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
6.
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Terapi
9. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
10. Prognosis
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Terapi
1.
2.
3.
4.
5.
Kategor
i
I
Pilihan Regimen
Pengobatan
Kriteria Penderita
Fase
Fase Awal
Lanjut
an
- Kasus baru BTA 2
RHZE 6 EH
(+)
(RHZS)
4 RH
- Kasus baru BTA 2
RHZE
(-), Ro (+) sakit (RHZS)
4
berat
- Kasus TBEP berat
II
III
2
RHZE
(RHZS)*
Kasus BTA positif
2 RHZES / 1
- Kambuh
RHZE
- Gagal
2 RHZES /
- Putus berobat
RHZE*
- Kasus baru BTA 2 RHZ
(-)
2 RHZ
- TBEP ringan
2 RHZ*
R3H3
*
5 RHE
5
R3H3
E3*
6 EH
4 RH
4
R3H3
*
Obat-obat sekunder
IV
- Kasus kronik
Note: * Diterapkan di Indonesia
- 2 RHZE : diberikan RHZE setiap hari selama 2 bulan
9. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
10. Prognosis
Ad vitam
: dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
IV
C
1.
Dr. Kgs. Rosyidi, Sp.PD
2.
Dr. Febry Rahmayani
80% pasien Tb Paru sembuh setelah dirawat selama 7 hari.
1.