2 -Rinitis Alergi
.
PEGANGAN PELATIH
ALERGI IMUNOLOGI
MODUL III.2
RINITIS ALERGI
EDISI II
KOLEGIUM
0
III.2 -Rinitis Alergi
.
DAFTAR ISI
A. WAKTU............................................................................................................2
B. TUJUAN PEMBELAJARAN..........................................................................2
C. METODE PENELITIAN .................................................................................3
D. PERSIAPAN SESI ...........................................................................................7
E. KOMPETENSI.................................................................................................7
F. REFERENSI......................................................................................................8
G. GAMBARAN UMUM.....................................................................................8
H. CONTOH KASUS ...........................................................................................9
I. EVALUASI......................................................................................................10
J. INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KOGNITIF..............................12
K. . INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PSIKOMOTOR...................13
L. DAFTAR TILIK .............................................................................................16
M. MATERI PRESENTASI................................................................................18
1
III.2 -Rinitis Alergi
.
A. WAKTU
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Proses, materi dan metoda pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untuk
alih pengetahuan dan ketrampilan serta perilaku yang terkait dengan pencapaian
kompetensi dan ketrampilan yang diperlukan dalam mengenali dan
menatalaksana penyakit Rinitis Alergi tersebut diatas, yaitu :
1. Menguasai menjelaskan patogenesis timbulnya gejala dan tanda rinitis alergi
.
2. Trampil melakukan dan menginterpretasi hasil anamnesis dan pemeriksaan
fisik penderita rhinitis alergi
3. Mampu menetapkan diagnosis klinik RA dan mengklasifikasikan RA yang
dihadapi
4. Mampu melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan tes kulit.
5. Memutuskan pemeriksaan penunjang laboratorium yang diperlukan dan
menginterpretasi hasil nya.
6. Mampu memberikan pengobatan yang sesuai dengan guideline RA dan
kemampuan ekonomi serta pekerjaan penderita .
7. Mampu memberikan edukasi kepada penderita tentang RA.
8. Mampu menentukan indikasi IT dan melakukannya jika fasilitas tersedia
2
III.2 -Rinitis Alergi
.
C. METODE PEMBELAJARAN
Rangkuman
Rinitis alergi adalah penyakit yang banyak ditemukan, dapat mengenai
semua jenis kelamin dan umur. Meskipun tidak fatal, RA menurunkan kualitas
hidup serta produktifitas penderitanya dan dapat komplikasi. Pengobatan dapat
secara medika mentosa dan imunoterapi. Hal penting yang harus diberikan
kepada penderita selain pengobatan adalah edukasi.
6
III.2 -Rinitis Alergi
.
D. PERSIAPAN SESI
Materi presentasi:
LCD 1 : Definisi RA, klasifikasi RA
LCD 2 : Patogenesis reaksi alergi tipe I
LCD 3 : Patofisiologi reaksi alergi pada Rinitis Alergi
LCD 4 : Metoda diagnostik Rinitis Alergi
LCD 5. : Guideline Penatalaksanaan Rinitis Alergi dari ARIA WHO
E. KOMPETENSI
Keterampilan:
Setelah mengikuti sesi ini, peserta didik diharapkan terampil dalam :
1. Mengenali gejala dan tanda rhinitis alergi
2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik penderita rhinitis alergi dan
menginterpretasi hasilnya.
3. Mengenali adanya manifestasi penyakit alergi lain seperti asma bronkhial,
urtika, alergi obat, alergi makanan dari anamnesis/ pemeriksaan fisik.
4. Memutuskan pemeriksaan penunjang /laboratorium yang diperlukan dan
menginterpretasi hasil pemeriksaan
5. Menetapkan diagnosis dan mengklasifikasikan RA yang dihadapi
6. Memutuskan dan memberikan pengobatan RA yang sesuai dengan guideline
.
7. Mengevaluasi hasil pengobatan dan merencanakan tindakan selanjutnya sesuai
guideline
7
III.2 -Rinitis Alergi
.
F. REFERENSI
G. GAMBARAN UMUM
8
III.2 -Rinitis Alergi
.
H. CONTOH KASUS
Jawaban :
Rinitis alergi dapat mengenai semua umur dan jenis kelamin. Keluhan / gejala
klinik yang berupa hidung gatal, rinore dan obstruksi hidung mungkin dapat
dijumpai semua pada seorang penderita dengan derajat gangguan yang bervariasi.
Untuk mendapat riwayat manifestasi alergi keluarga dapat ditanya dari orang tua,
saudara kandung atau anak penderita.
Septum deviasi dapat ditemukan bersamaan dengan penyakit RA, tetapi untuk
melakukan koreksi operatif harus dipertimbangkan kontribusinya terhadap gejala
klinik / keluhan penderita karena keluhan dari RA penderita tidak akan hilang
setelah dilakukan operasi.
Selain pemeriksaan tersebut pemeriksaan naso endoskopi perlu dilakukan
jika setelah pengobatan RA tidak ada perbaikan yang nyata, untuk menilai derajat
obstruksi dari septum deviasinya atau kemungkinan kelainan anatomi lain.
I. EVALUASI
1. Pada awal pertemuan dilaksanakan pre-test dalam bentuk tertulis ( essay) dan
oral sesuai dengan tingkat masa pendidikan yang bertujuan untuk menilai
pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik dan peserta didik dapat
mempunyai gambaran apa yang harus diketahui dan dipelajari sehingga dapat
diidentifikasi kekurangan yang ada .
Materi pre tes terdiri dari :
9
III.2 -Rinitis Alergi
.
6. Pendidik/ fasilitator
Pengamatan langsung dengan menggunakan evaluation chek list form
(terlampir)
Penjelasan lisan dari peserta didik/ diskusi
Kriteria penilaian keseluruhan : Cakap, Tidak cakap, Lalai
7. Di akhir penilaian peserta didik diberi masukan dan bila diperlukan diberi
tugas yang
dapat memperbaiki kinerja ( task-based medical education).
8. Pencapaian pembelajaran
Ujian akhir stase oleh unit kerja oleh masing-masing sentra pendidikan
Ujian akhir kognitif dilakukan di akhir tahap oleh masing-masing sentra
dilanjutkan
Ujian kognitif dilakukan dengan ujian tulis dan OSCA oleh Kolegium IK
THT –KL,
Jawaban :
1. B 2. S 3. B
Jawaban :
1. A 2. B
12
III.2 -Rinitis Alergi
.
PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR TES ALERGI
13
KEGIATAN KASUS
Nama
III.2 -Rinitis Alergi
. Diagnosis
Informed Choice & Informed Consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
15
III.2 -Rinitis Alergi
.
KEGIATAN NILAI
lanset darah atau alat tes kulit yang lain intra
kutan/ dengan tusukan superfisial tanpa
mengeluarkan darah.
5. Tunggu kurang lebih 5-10 menit, dan baca
hasilnya. Beri tanda dan ukur bentol pada
histamin dan pada kontrol.
6. Jika terdapat bentol diameter minimal 3 mm
pada histamin dan negatif pada saline, lanjutkan
dengan teteskan jenis alergen yang tersedia
dengan jarak tetesan minimal 2 cm dan lakukan
tusukan yang sama. Hasilnya ditunggu paling
lama 15 menit.
7. Ukur bentol yang terjadi pada masing-masing
jenis alergen dan bandingkan dengan besar bentol
dari kontrol histamin. Jika sama atau lebih besar
dari kontrol histamin dinilai positip ( +++).
8. Selama tes kulit perhatikan penampilan pasien
dan tanyakan jika terdapat keluhan, ngantuk,
lemes atau terasa mual karena keadaan tersebut
dapat merupakan petanda reaksi sistemik.
9. Jika terdapat gejala reaksi sistemik, segera
pasien dibaringkan tanpa bantal, ukur tensi dan
nadi.
10. Meskipun belum selesai penilaian, bila ada
ancaman reaksi sistemik berupa shock segera
berikan adrenalin sub kutan dan tes alergi
dihentikan dan dapat diulang lain kali dengan
persiapan pengobatan sebelumnya
16
III.2 -Rinitis Alergi
.
K. MATERI PRESENTASI
Rinitis alergi : kelainan hidung karena proses inflamasi mukosa hidung yang
dimediasi oleh hipersensitifitas tipe I, dengan gejala hidung gatal, bersin-bersin,
rinore dan hidung tersumbat yang bersifat reversibel secara spontan maupun
dengan pengobatan.
Klasifikasi RA :
Berdasarkan terdapatnya simptom :
1. RA Intermiten, 2. RA Persisten
kurang dari 4 hari/ minggu , lebih dari 4hari/ minggu
atau bila kurang dari 4 minggu sudah lebih dari 4 minggu
gangguan tidur
gangguan aktifitas sehari-hari/ malas/ olah raga
gangguan pekerjaan atau sekolah
simptom dirasakan mengganggu.
17
III.2 -Rinitis Alergi
.
Sel APC
(mukosa) alergen dipecah
peptida ( 7-14 aa.)
+ MHC klas II kel limfe + Lien
(+)
Th1 Th2
( IL-2 , IFN- ) IL-3, IL-4, IL-5, IL-9
IgE
Sirkulasi jaringan
sel basofil sel mast
18
III.2 -Rinitis Alergi
.
19
III.2 -Rinitis Alergi
.
ANAMNESIS
Anamnesis dimulai dengan pertanyaan yang meliputi gejala di hidung
Gejala rinitis alergi yang perlu ditanyakan adalah :
- Bersin-bersin (lebih dari 5 kali setiap kali serangan)
- Rinore (ingus bening encer)
- Hidung tersumbat ( menetap/ berganti-ganti)
- Gatal di hidung, tenggorok, langit-langit atau telinga
Selain itu perlu ditanyakan :
- Frekuensi serangan, beratnya penyakit, lama sakit, intermiten atau persisten. .
- Manifestasi penyakit alergi lain sebelum atau bersamaan dengan timbulnya
rinitis
- Riwayat atopi di keluarga
- Faktor pemicu timbulnya gejala rinitis alergi
Pemeriksaan penunjang :
- Tes alergi
- Naso endoskopi
- Pemeriksaan IgE spesifik
20
III.2 -Rinitis Alergi
.
Dengan co
RINITIS ALERGI morbid
Tanpa co morbid
RA tdk terkontrol
Co morbid terkontrol
Asma br
kontrol
Kel anatomi
intermitent persistent operasi
Infeksi AB
Polip operasi
Sinusitis kronik
Sedang- berat operasi
ringan ringan Sedang- berat
Steroid topical
** IMUNOTERAPI SPESIFIK
* / ** / ***
Tak terkontrol ?
Tak terkontrol ?
Keterangan :
Obstuks Rinore
* Rumah sakit Kabupaten
** RS Provinsi/ RS Pendidikan Sp THT
atau bila tersedia di aapotik
*** RS rujukan Nas/ RS pendidikan Sp THT
Operatif antikholinergik 21