1. Pendahuluan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka penjenjangan
kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara
bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian
pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan diberbagai sektor. Berdasarkan
pearturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 73 tahun 2013 tentang
penerapan KKNI bidang pendidikan tinggi, maka setiap program studi wajib menyusun deskripsi
capaian pembelajaran minimal mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai jenjang,
setiap program studi wajib menyusun kurikulum, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan
kurikulum mengacu pada KKNI.
KKNI di Fakultas Kedokteran tercantum di standar pendidikan dokter yang diterbitkan
oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) tahun 2006, berdasarkan hal tersebut maka Program
pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (FK Unsri) diselenggarakan
menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan strategi student centered,
problem based, integrated, community oriented, early clinical exposure, systematic atau
disingkat SPICES.
KBK berarti kurikulum pendidikan dokter di FK Unsri berorientasi untuk menghasilkan
lulusan yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar kompetensi dokter Indonesia.
KBK FK Unsri menerapkan strategi SPICES yang berarti berpusat kepada kompetensi
mahasiswa, belajar berdasarkan masalah di bidang kesehatan, bersifat integrasi antar cabang
ilmu kedokteran, berorientasi kepada kepentingan kesehatan komunitas, secara dini mengenali
masalah klinis dan diselenggarakan secara sistematis. KKI telah menetapkan bahwa lulusan
dokter Indonesia harus memiliki kompetensi yang mencakup 7 area yaitu:
1. Mampu berkomunikas iefektif
2. Memiliki keterampilan klinis
3. Menguasai landasan ilmiah ilmu kedokteran
4. Mampu mengelola masalah kesehatan
5. Mampu mengelola informasi
6. Bersikap mawas diri dan selalu mengembangkan diri
7. Menerapkan etika, moral, medikolegal dan profesionalisme, serta mengutamakan keselamatan
pasien
2
15 Digestif PPD015217 5
20 Muskuloskeletal PPD020317 3
14
4. Rencana Pembelajaran
Tabel 3. Rencana Pembelajaran
Semester Kemampuan Akhir yang Mata Kuliah (Blok) Bentuk Kriteria SKS
Diharapkan Pembelajar Penilaian
an
1 Mampu menjelaskan dan 1. Kemampuan belajar, 1. Kuliah 1. Kelengkapan 21
mengaplikasikan prinsip komunikasi dan dasar ilmiah Terintegr kehadiran
dan teori belajar, (Blok 1) asi 2. Check list
komunikasi, dasar ilmiah, 2. Kimia dan fisika kehidupan 2. Tutorial tutorial
fisika kedokteran, kimia (Blok 2) 3. Praktiku 3. Pretest
medik, biologimedik, 3. Karakter biologi tubuh m praktikum
anatomi dan fisiologi manusia (Blok 3) 4. Laporan
sebagai landasan awal. 4. Struktur jaringan dan organ tutorial
tubuh manusia I (Blok 4) 5. Hasil ujian
Menguasai konsep dan teori 5. Pancasila
ilmu pancasila dan ilmu 6. Bahasa Indonesia
bahasa indonesia
2 Mampu menjelaskan dan 1. Struktur jaringan dan organ 1. Kuliah 1. Kelengkapan 21
mengaplikasikan prinsip tubuh manusia II (Blok 5) Terinteg kehadiran
dan teori anatomi dan 2. Fungsi dan mekanisme sistem rasi 2. Check list
histologi tubuh, fisiologi tubuh (Blok 6) 2. Tutorial tutorial
tubuh serta metabolisme 3. Dinamika biokimiawi sistem 3. Praktiku 3. Pretest
tubuh sebagai landasan tubuh (Blok 7) m praktikum
awal dalam menganalisis 4. Laporan
15
kasus. tutorial
Menguasai konsep dan teori 4. Agama 5. Hasil ujian
ilmu agama dan PPKN 5. PPKN
3 Menguasai teori 1. Organisme Patogen (Blok 8) 1. Kuliah 1. Kelengkapan 19
pengetahuan tentang 2. Aspek biomedik adaptasi dan Terinteg kehadiran
mikrobiologi dan parasit implementasi pada diagnosis rasi 2. Check list
sebagai agen penyebab fisis (Blok 9) 2. Tutorial tutorial
penyakit, farmakologi 3. Terapi obat dan nutrisi (Blok 3. Skill lab 3. Check list
dasar dan ilmu gizi, aspek 10) 4. Praktiku skill lab
biomolekuler suatu 4. Indikator laboratorium dan m 4. Pretest
penyakit, indikator stress seluler (Blok 11) praktikum
laboratorium serta stress 5. Laporan
seluler dalam membantu tutorial
menegakkan diagnosis, 6. Hasil ujian
serta mampu
mengaplikasikan prinsip
anamnesis dan pemeriksaan
fisik dalam upaya
penegakkan diagnosis.
4 Menguasai prinsip dan teori 1. Endokrin metabolik (Blok 12) 1. Kuliah 1. Kelengkapan 20
masalah kesehatan 2. Kardioserebrovaskuler (Blok Terinteg kehadiran
berdasarkan sistem 13) rasi 2. Check list
endokrin metabolik, 3. Respirasi (Blok 14) 2. Tutorial tutorial
kardioserebrovaskuler, 4. Digestif (Blok 15) 3. Skill lab 3. Check list
respirasi, digestif, 4. Praktiku skill lab
mengaplikasikannya dalam m 4. Pretest
penegakan diagnosis suatu praktikum
penyakit, mampu 5. Laporan
menguasai patofisiologi tutorial
penyakit serta memahami 6. Hasil ujian
tatalaksana berbagai
masalah kesehatan
berdasarkan sistem tubuh
5 Menguasai prinsip dan teori 1. Sistem ginjal dan saluran 1. Kuliah 1. Kelengkapan 21
masalah kesehatan kemih (Blok 16) Terinteg kehadiran,
berdasarkan sistem ginjal 2. Sistem saraf dan sistem rasi 2. Check list
saluran kemih, saraf dan sensoris khusus (Blok 17) 2. Tutorial tutorial,
sensoris khusus, integumen, 3. Integumen (Blok 18) 3. Skill lab 3. Check list
jiwa dan fungsi luhur, 4. Jiwa dan fungsi luhur (Blok 4. Praktiku skill lab,
muskuloskeletal, 19) m 4. Pretest
mengaplikasikannya dalam 5. Muskuloskeletal (Blok 20) praktikum,
penegakan diagnosis suatu 5. Laporan
penyakit, mampu tutorial,
menguasai patofisiologi 6. Hasil ujian
penyakit serta memahami
tatalaksana berbagai
masalah kesehatan
berdasarkan sistem tubuh
6 Menguasai prinsip dan teori 1. Hemato-Imunologi (Blok 21) 1. Kuliah 1. Kelengkapan 19
masalah kesehatan 2. Reproduksi dan Perinatologi Terinteg kehadiran,
berdasarkan sistem hemato- (Blok 22) rasi 2. Check list
16
b. Tutorial
Tutorial merupakan penerapan metode problem based learning (PBL). Setiap satu
kegiatan tutorial terdiri dari 5 rangkaian aktivitas yaitu 2 kali diskusi kelompok kecil (10-12
orang), 1 kali diskusi pleno dan diselingi 2 kali kegiatan mandiri terstruktur dan terjadwal.
c. Praktikum Ilmu Kedokteran Dasar
Praktikum merupakan pemaparan fenomena nyata kepada mahasiswa untuk menambah
pengetahuan, wawasan kognitif dan memperkuat dasar-dasar ilmu kedokteran yang telah
dipelajari. Kegiatan praktikum dilaksanakan oleh Bagian di laboratorium kedokteran dasar.
e. Tugas Mandiri
Tugas mandiri merupakan kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri, terstruktur
tetapi tidak terjadwal dan dibimbing oleh dosen pembimbing. Kegiatan ini dilaksanakan oleh
blok untuk memperluas dan melengkapi pencapaian kompetensi mahasiswa.
f. Skripsi
Skripsi adalah kegiatan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa secara mandiri dan
terstruktur, berupa pemaparan pengalaman mahasiswa untuk melakukan penelitian di bidang
kedokteran dan kesehatan. Dalam melakukan penelitian, mahasiswa dibimbing oleh 2 dosen
pembimbing penelitian. Mahasiswa berhak mengikuti kegiatan skripsi apabila sudah
menyelesaikan kegiatan Blok yang setara dengan 102 SKS dengan IPK Minimal 2,0.
Sistem penilaian mahasiswa di FK Unsri terdiri dari 2 jenis yaitu penilaian formatif dan
penilaian sumatif.
18
e. Kehadiran Praktikum
Kehadiran praktikum harus 100% dari seluruh praktikum yang diselenggarakan Bagian
Ilmu Kedokteran Dasar. Jika tidak mencapai ketentuan kehadiran tersebut, maka mahasiswa
tidak dapat mengikuti ujian Objectives Structured Practical Examination (OSPE).
f. Daftar Tilik Skill Lab (SL)
Daftar tilik SL adalah instrumen penilaian afektif yang dilakukan oleh instruktur terhadap
proses yang dilakukan mahasiswa. Tutor akan memberikan umpan balik kepada mahasiswa.
Hasil penilaian daftar tilik SL juga akan mempengaruhi hasil penilaian sumatif.
g. Kehadiran Skill Lab
Kehadiran dalam skill lab harus 100% dari seluruh SL yang ada dan terlaksana di blok.
Jika tidak mencapai ketentuan kehadiran tersebut, maka mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian
Objectives Structured Clinical Examination (OSCE).
h. Ketidakhadiran mahasiswa
1) Bila kehadiran mahasiswa dalam aktifitas Blok tidak memenuhi syarat minimal karena
alasan yang dapat dibenarkan, maka yang bersangkutan harus segera diberi kesempatan
oleh Blok untuk melengkapi proses pembelajaran sebelum ujian blok (kekurangan IT
diberi tugas, tutorial diberikan tutorial sendiri, pleno diberi tugas, skill lab diberikan skill
lab susulan, praktikum diberikan susulan).
Ketidakhadiran karena alasan yang dapat dibenarkan meliputi:
1) Sakit, yang dilengkapi dengan surat keterangan sakit dari dokter.
2) Kematian orang tua, saudara kandung, suami/istri, anak.
3) Melahirkan, dibuktikan dengan surat keterangan melahirkan.
4) Mendapat tugas resmi kegiatan ilmiah, bakti sosial mahasiswa dan kegiatan lainnya
yang dilengkapi dengan surat tugas resmi dari Rektor/Dekan.
2) Bila kehadiran mahasiswa sudah memenuhi persyaratan minimal tetapi yang bersangkutan
tidak mengikuti ujian untuk komponen tertentu tanpa alasan yang dapat dibenarkan, maka
yang bersangkutan wajib mengikuti ujian susulan tahun berikutnya.
3) Bila kehadiran mahasiswa sudah memenuhi persyaratan minimal tetapi yang bersangkutan
tidak dapat mengikuti ujian untuk komponen tertentu karena alasan yang dapat dibenarkan,
maka yang bersangkutan harus diberi kesempatan untuk segera mendapatkan ujian susulan.
20
Ujian MCQ pencapaian kuliah dan pencapaian tutorial dijadikan satu kali dalam
pelaksanaannya, dengan jumlah soal yang diperhitungkan secara proporsional. Nilai akhir MCQ
digabung jadi satu. Soal MCQ tutorial disesuaikan dengan learning objectives dan bagian yang
terlibat diwajibkan membuat soal.
Soal OSCE dibuat oleh blok dalam bentuk daftar tilik yang terdiri dari prosedur
keterampilan, dan direview oleh UEAM dan blok. Format soal OSCE blok merujuk pada
pedoman soal yang telah disusun oleh UEAM.
21
Berdasarkan piramida tersebut, tingkat pencapaian hasil pembelajaran didasari dari ranah
kognitif yang terletak di dasar piramida yang berarti proporsinya lebih dominan dalam penilaian
suatu kompetensi setelah itu diikuti ranah psikomotor dan afektif. Bobot nilai ranah
pembelajaran pada penilaian sumatif di FK Unsri dirincikan pada Tabel 4.
Standar nilai kelulusan penilaian hasil belajar perlu ditetapkan batasan gradasinya dan
proses penetapan gradasi tersebut disebut standard setting. Literatur-literatur tentang standard
setting menyebutkan standard setting adalah proses keputusan “what is good enough?” karena
suatu kompetensi merupakan variabel kontinum sehingga perlu batasan konsep apakah suatu
capaian kompetensi layak atau tidak bagi mahasiswa yang diuji.
Penentuan standard setting nilai CBT di FK Unsri mengacu pada metoda Angoff, yaitu
beberapa orang penilai / judges (minimal 3 orang) yang tergabung dalam tim dibawah koordinasi
UEAM menganalisis tingkat kesulitan setiap soal yang diujikan ke mahasiswa dan memutuskan
kompetensi minimalnya yaitu kemungkinan mahasiswa dapat menjawab soal tersebut dengan
benar berdasarkan kualitas dan relevansi soal. Hasil akhir analisis para penilai tersebut dihitung
rata-ratanya dan dinyatakan sebagai skor minimal kompetensi (sesuai standar adalah nilai B)
yang harus dicapai oleh mahasiswa. Hasil akhir analisis masing-masing penilai tidak perlu
mencapai konsensus. Penetapan standard setting juga tidak mengacu pada hasil pencapaian
mahasiswa pada ujian.
Skor minimal kompetensi hasil standard setting CBT kemudian ditetapkan sebagai nilai
minimal gradasi kompeten (lulus) sesuai nilai pada acuan skala yaitu B (angka 71). Standard
23
setting dilakukan pada ujian CBT blok masing-masing blok. Oleh karena itu, standard setting
per blok akan bervariasi satu sama lain.
Batasan kompeten untuk OSCE ditentukan dari nilai rata-rata untuk semua komponen
OSCE berdasarkan referensi standar, dimana tidak ada konversi ke dalam bentuk nilai lain.
Batasan nilai kompeten adalah hasil nilai rata-rata 71 untuk semua komponen OSCE.
6.5 Remedial
Remedial dilaksanakan untuk setiap instrumen yaitu MCQ, OSCE, dan OSPE. Walaupun
nilai blok adalah gabungan dari instrumen penilaian, masing-masing instrumen penilaian
memiliki kekhususan dalam menilai suatu kompetensi. Oleh karena itu, pengumuman nilai blok
akan disampaikan ke mahasiswa dalam bentuk nilai per instrumen penilaian.
Mahasiswa yang boleh mengikuti remedial hanya mahasiswa yang pernah mengikuti ujian
akhir blok. Artinya, yang bersangkutan sudah dinyatakan menyelesaikan proses blok. Remedial
tidak berlaku bagi mahasiswa yang sudah dinyatakan menyelesaikan proses tetapi tidak hadir
pada saat ujian atau mahasiswa yang tidak diizinkan mengikuti proses ujian karena tidak
mencukupi persyaratan. Mahasiswa harus mengulang seluruh kegiatan blok jika tidak memenuhi
syarat untuk mengikuti lebih dari satu (>1) instrumen penilaian sumatif blok, dan tidak boleh
mengikuti remedial untuk blok tersebut.
Untuk mahasiswa yang memperoleh nilai akhir blok dengan gradasi huruf “B”,”C”,dan
“D”, remedial dilakukan terhadap skor instrumen nilai sumatif <86 (kurang dari delapan puluh
enam). Mahasiswa yang memiliki nilai instrumen <86 namun nilai akhir blok sudah bergradasi
huruf “A” tidak boleh lagi melakukan remedial. Mahasiswa yang memiliki nilai akhir blok
dengan gradasi huruf “E” tidak diizinkan mengikuti remedial dan harus mengulang seluruh
kegiatan blok.
Jika nilai remedial lebih kecil dari nilai lama, maka nilai akhir remedial per-instrumen
ditetapkan dari nilai yang terbaik. Mahasiswa yang mengikuti remedial berhak mendapatkan
nilai setinggi-tingginya tetapi tidak berhak mendapat predikat kelulusan dengan pujian
(cumlaude). Jadwal pelaksanaan remedial dilaksanakan pada setiap semester, Khusus blok
semester VII remedial dilaksanakan pada semester ganjil dan genap.
24
Tabel 7. Penilaian dan Gradasi Penentuan Indeks Prestasi (IP) dan Indeks prestasi
Kumulatif (IPK)
Gradasi Angka
Rentang Nilai Akhir Huruf
(N)
< 41 0,5 E
41.00–55.99 1 D
56.00–70.99 2 C
71.00–85.99 3 B
≥ 86 4 A
14. Yudisium
Acara yudisium dilaksanakan dalam suatu acara khusus yang dilaksanakan oleh Fakultas
yang ditetapkan melalui suatu keputusan Dekan FK Unsri. Rincian prosedur dan tata cara
acara/upacara yudisium ditetapkan oleh FK Unsri.
15. Wisuda
Wisuda adalah suatu kegiatan seremonial akademik dan merupakan acara rapat terbuka
senat Universitas Sriwijaya. Wisuda pada dasarnya dilakukan sebagai momentum pengukuhan
33
gelar dan pemberian ijazah kepada semua lulusan program pendidikan yang diselenggarakan
oleh Universitas Sriwijaya yang pada dasarnya wajib diikuti oleh semua lulusan.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
35
MUKADIMAH
Ilmu kedokteran adalah suatu studi sepanjang hidup (Medical science is a life long study).
Seorang dokter, meski telah menyelesaikan pendidikan kedokterannya, tetap harus selalu
menyegarkan dan menambah ilmunya. Memasuki pasar bebas dan modernisasi di bidang ilmu
dan teknologi kedokteran, seorang dokter dituntut untuk terus meningkatkan kualitas
kemampuannnya secara berkesinambungan. Hal tersebut mutlak dilakukan guna mempersiapkan
dokter Indonesia yang mampu bersaing baik di tingkat regional maupun internasional.
Dokter yang berbudi luhur harus dipersiapkan sejak dalam proses pembelajaran belajar di
bangku kuliah. Proses pembelajaran adalah suatu proses perubahan perilaku. Diperlukan suatu
aturan yang jelas dan tegas sebagai salah satu upaya dalam mempersiapkan para Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Unsri untuk membentuk perilaku disiplin agar kelak mampu mengemban
amanat tradisi luhur jabatan kedokteran dan sekaligu mampu berprestasi baik di tingkat nasional,
regional maupun internasional.Maka dari itu, Fakultas Kedokteran Unsri menetapkan berlakunya
suatu peraturan yang disebut Aturan Tata Tertib MahasiswaFK Unsri. Aturan ini digunakan
sebagai penuntun perilaku di dalam kampus serta tempat-tempat yang menjadi lahan kegiatan
pendidikannya seperti Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit/Puskesmas yang menjadi mitra
pendidikan Fakultas Kedokteran Unsri. Selain itu,aturan tata tertib ini juga diberlakukan di
dalam setiap kegiatan Mahasiswa di luar kampus yang membawa nama Fakultas Kedokteran
Unsri.
36
DAFTAR ISI
Mukadimah
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam ketentuan ini :
1. Universitas Sriwijaya disingkat Unsri.
2. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya disingkat FK Unsri.
3. Tridharma Perguruan Tinggi adalah kegiatan yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat.
4. Pendidikan Kedokteran adalah jenjang pendidikan yang terdiri dari Program Pendidikan
Akademik/Sarjana Kedokteran, Profesi Kedokteran, dan Spesialis Kedokteran.
5. Pendidikan Akademik/Kesarjanaan Kedokteran& Kesehatan adalah pendidikan yang diarahkan
terutama pada ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran.
6. Pendidikan Profesi Kedokteran, Kedokteran Gigi, Nersdan Psikolog adalah pendidikan lanjutan
setelah program pendidikan akademik/sarjana kedokteran untuk memperoleh gelar profesi dalam
bidang kedokteran.
7. Pendidikan Spesialis Kedokteran adalah pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan
penerapan keahlian dalam salah satu cabang ilmu kedokteran.
8. Program Pendidikan Dokter Spesialis, disingkat PPDS, adalah program pendidikan spesialis yang
menghasilkan dokter spesialis.
9. Bagian adalah unsur pelaksana pendidikan akademik dan atau profesi dari satu cabang ilmu
kedokteran tertentu.
10. Kurikulum Pendidikan Akademik adalah kurikulum pendidikan ilmu-ilmu kedokteran sebagaimana
yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dijabarkan kedalam
kurikulum pendidikan sarjana kedokteran.
38
11. Kurikulum Pendidikan Profesi adalah kurikulum pendidikan dokter sebagaimana yang ditetapkan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dijabarkan kedalam kurikulum
pendidikan profesi.
12. Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis adalah adalah Katalog kurikulum pendidikan Program Studi
Dokter Spesialis sebagaimana yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangn yang berlaku
yang dijabarkan kedalam kurikulum pendidikan dokter spesialis masing-masing PPDS.
13. Dosen adalah tenaga pendidik dan pengajar pada Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
14. Kampus adalah suatu lokasi wilayah dimana keberadaan secara fisik baik berupa sarana dan
prasarana beserta seluruh kegiatan civitas akademika Fakultas Kedokteran Unsri berlangsung.
15. Lahan kegiatan Kepaniteraan Klinik (KK) dan/atau Residensi adalah Rumah Sakit Pendidikan Utama
atau Rumah Sakit Mitra Pendidikan / serta sarana kesehatan lainnya termasuk Puskesmas yang
ditetapkan sebagai tempat berlangsungnya program pendidikan Kepaniteraan Klinik dan/atau
Residensi oleh FK Unsri bersama instansi-instansi terkait.
16. Rektor adalah pemimpin struktural tertinggi Universitas Sriwijaya
17. Senat adalah Senat Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya yang merupakan badan normatif dan
perwakilan tertinggi di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
18. Dekan adalah pemimpin struktural tertinggi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
19. Wakil Dekan, disingkat WD, adalah pemimpin struktural di bawah Dekan, terdiri dari WD I mengurus
bidang pendidikan, WD II mengurus bidang administrasi dan keuangan, dan WD III mengurus bidang
kemahasiswaan.
20. Penasihat Akademik adalah Dosen yang ditugaskan untuk memberikan bimbingan akademik pada
sejumlah mahasiswa untuk mengenal minat, bakat dan kemampuan akademiknya.
21. Unit Bimbingan dan Konseling Mahasiswa (UBKM) adalah salah satu unit dilingkungan Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya yang bertugas dalam bimbingan dan konseling seluruh mahasiswa
pada saat menjalani pendidikan.
22. Mahasiswa adalah seluruh peserta program pendidikan apapun yang ada di Fakultas Kedokteran
Unsri, termasuk peserta PPDS.
23. Residen adalah sebutan spesifik bagi Mahasiswa peserta PPDS.
24. Alumnus (jamak : alumni) adalah lulusan program pendidikan apapun yang ada di FK Unsri yang
telah di wisuda di Universitas Sriwijaya.
39
BAB II
A. KEWAJIBAN
Pasal 2
B. LARANGAN
Pasal 3
(1) Bagi Mahasiswa: dilarang memakai pakaian kaos oblong, atau memakai pakaian model
robek, atau memakai pakaian bertulisan/bergambar poster menyolok/berumbai-rumbai; atau
memakai pakaian dari bahan jeans; atau memakai celana pendek; atau memakai
sandal/sepatu sandal/sandal sepatu; atau memakai perhiasan seperti : kalung, gelang,
ataupun anting-anting.
(2) Bagi Mahasiswi: dilarang memakai pakaian ketat, atau memakai pakaian transparan, atau
memakai pakaian model robek, atau memakai pakaian bertulisan/bergambar poster
menyolok atau memakai pakaian tanpa lengan, atau memakai pakaian yang bagian perut
dan/atau dada terbuka, atau memakai rok mini, atau memakai celana pendek; atau memakai
pakaian dari bahan jeans; atau memakai sandal/sepatu sandal/sandal sepatu; atau memakai
perhiasan secara berlebihan, atau bersolek berlebihan; ataupun menata rambut berlebihan
(antara lain disasak tinggi, dikuncir banyak), atau mewarnai rambut (mewarnai rambut
dengan warna hitam atau sama dengan warna asli rambutnya, tetap diperbolehkan).
40
BAB III
A. KEWAJIBAN
Pasal 4
3) Wajib mematuhi semua ketentuan Peraturan yang dikeluarkan oleh Rektor Unsri.
4) Wajib mematuhi semua ketentuan Peraturan yang dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Kedokteran
Unsri.Wajib mematuhi semua ketentuan Peraturan yang dikeluarkan oleh setiap Bagian, atau
Laboratorium, atau Perpustakaan, atau Sekretariat Fakultas Kedokteran Unsri.
Pasal 5
1) Wajib bersikap sopan santun terhadap setiap unsur PimpinanFakultas, Dosen dan
Karyawan Fakultas Kedokteran Unsribaik PreKlinik dan Klinik.
2) Wajib bersikap sopan santun terhadap sesama Mahasiswa / Residen yang seangkatan.
3) Mahasiswa/Residen yang lebih junior wajib bersikap hormat dan respek terhadap
seniornya, sebagaimana sikap yang lebih muda terhadap yang lebih tua di dalam Tradisi
Masyarakat Timur.
4) Mahasiswa/Residen yang lebih senior wajib bersikap sebagai pembina dan pengayom
terhadap juniornya sebagaimana sikap yang lebih tua terhadap yang lebih muda di dalam
Tradisi Masyarakat Timur.
5) Wajib bersikap sopan santun terhadap setiap tamu Fakultas Kedokteran Unsri.
Pasal 6
Wajib ikut memelihara ketenangan, atau ketertiban, atau kebersihan dan keindahan, atau
keutuhan dari kampus Fakultas Kedokteran Unsri yang meliputi semua gedung dengan ruangan-
41
B. LARANGAN
Pasal 7
Dilarang secara tanpa hak dan indikasi membawa senjata api, senjata tajam, atau senjata lainnya
di dalam kampus atau di lahan-lahan kegiatan KK/Residensi.
Pasal 8
Dilarang secara tanpa hak dan indikasi membawa, atau mengedarkan, atau menjual, ataupun
menggunakan NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya).
Pasal 9
Dilarang mengganggu ketenangan dan ketertiban setiap kegiatan yang berlangsung di dalam
kampus seperti: kuliah/ujian, atau praktikum; atau kerja kesekretariatan; atau upacara dan
peringatan hari-hari besar nasional maupun keagamaan; atau kegiatan keagamaan; atau kegiatan
sosial; atau kegiatan kesenian/kebudayaan; atau kegiatan pelayanan dan perawatan pasien di RS
Pendidikan atau RS/Puskesmas lahan kegiatan KK/Residensi
42
BAB IV
A. KEWAJIBAN
Pasal 10
Wajib ikut memelihara dengan baik dalam penggunaan semua fasilitas, atau peralatan, atau
barang milik Fakultas Kedokteran Unsri.
Pasal 11
Wajib mengganti bila memecahkan, menghilangkan, atau mengakibatkan kerusakan fasilitas atau
peralatan atau barang apapun milik Fakultas Kedokteran Unsri sehingga tak bisa dipergunakan
lagi dengan baik, atau wajib memperbaikinya bila kerusakan masih bisa diperbaiki.
Pasal 12
Wajib memenuhi ketentuan persyaratan administratif dalam penggunaan fasilitas Multimedia milik
Fakultas Kedokteran Unsri.
Pasal 13
Wajib ikut memelihara kebersihan, keutuhan, ketertiban dengan baik dalam penggunaan fasilitas
Multimedia milik Fakultas Kedokteran Unsri.
Pasal 14
3) Wajib ikut memelihara keutuhan, kebersihan dan ketertiban dalam penggunaan, atau
pemotokopian/penggandaan, atau peminjaman literatur Perpustakaan Fakultas
Kedokteran Unsri.
43
Pasal 15
Wajib meminta izin yang berwenang dan mengikuti ketentuan peraturan yang berlaku dalam
menggunakan fasilitas milik Fakultas Kedokteran Unsri yang tidak berkaitan langsung dengan proses
pembelajaran yang sedang diikutinya (misalnya komputer, mesin tik, telefon, faksimil, ruang rapat,
kenderaan dan lain sebagainya).
Pasal 16
Wajib ikut menjaga kebersihan dan keutuhan dalam penggunaan fasilitas sanitasi (seperti kamar mandi,
WC, wastafel, wadah limbah, dsb.).
B. LARANGAN
Pasal 17
Dilarang merusak, atau menghilangkan, atau mengotori, ataupun mengganggu ketertiban kampus
Fakultas Kedokteran Unsri yang meliputi semua gedung dengan ruangan-ruangannya beserta semua
fasilitas/peralatan/barang-barang milik Fakultas Kedokteran Unsri, halaman dan taman-tamannya, serta
fasilitas sanitasinya.
Pasal 18
Dilarang secara tanpa hak menggunakan fasilitas yang diperuntukkan bagi proses pembelajaran milik
Fakultas Kedokteran Unsri untuk tujuan yang tidak berkaitan dengan proses pembelajaran yang telah
ditentukan.
A. KEWAJIBAN
Pasal 19
Wajib memenuhi seluruh ketentuan persyaratan administratif terlebih dahulu sebelum mengikuti
kuliah, atau praktikum, atau ujian praktikum, atau ujian semester/midsemester atau ujian tertentu
lainnya.
Pasal 20
Wajib melapor kepada Ketua Bagian/Kepala Laboratorium saat pertama akan mengikuti praktikum dan
saat setelah menyelesaikan seluruh mata pelajaran praktikum.
PASAL 21
Wajib mentaati ketentuan aturan tentang tata tertib dan prosedur dan cara kerja dalam melakukan
kegiatan praktikum di Laboratorium.
PASAL 22
Wajib mentaati ketentuan aturan tentang peruntukan, jadwal, dan prosedur yang berlaku dalam
penggunaan semua fasilitas Laboratorium termasuk literaturnya baik Laboratorium milik
Fakultas Kedokteran atau milik fakultas lain yang digunakan dalam praktikum maupun ujian
praktikum.
PASAL 23
Wajib hadir tepat waktu dalam mengikuti kuliah, atau praktikum, atau ujian; bila terlambat wajib
melapor dan meminta izin dosennya apakah masih boleh mengikuti kegiatan tersebut.
B. LARANGAN
PASAL 24
Dilarang memasuki ruangan kuliah, atau memasuki ruang praktikum, atau ruang ujian yang bukan
menjadi mata pelajaran pilihannya tanpa izin Dosen/petugas yang berwenang dalam kegiatan tersebut.
PASAL 25
Dilarang menggantikanMahasiswa lain atau meminta gantikan dan atau menanda tangani daftar
kehadiran atau meminta ditanda tangani daftar kehadiran dalam kegiatan kuliah, atau kegiatan
45
praktikum, atau ujian demi kepentingan diri sendiri dan atau kepentingan Mahasiswa yang
digantikannya (dilarang menjadi joki).
A. KEWAJIBAN
Pasal 26
Wajib mentaati ketentuan Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait tentang
Organisasi Kemahasiswaan.
Pasal 27
Wajib mentaati ketentuan Peraturan yang dikeluarkan Rektor Unsri, dan ketentuan Peraturan yang
dikeluarkan Dekan Fakultas Kedokteran Unsri dalam menjalankan kegiatan Organisasi Kemahasiswaan
Fakultas Kedokteran Unsri/Organisasi Profesi Dokter.
Pasal 28
Aktivis Organisasi Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran Unsri /Organisasi Profesi Dokter wajib
menjunjung tinggi nama baik Fakultas Kedokteran Unsri.
Pasal 29
(1) Bagi peserta program pendidikan akademik atau profesi yang akan meninggalkan kegiatan
intrakurikuler karena akan melaksanakan tugas resmi dari Organisasi Kemahasiswaan Fakultas
Kedokteran Unsri, wajib meminta izin ke Dekan/Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Unsri dengan
melampirkan surat resmi dari Pemimpin Organisasi Kemahasiswaan tersebut. Selanjutnya, bila
Dekan/Wakil Dekan memberikan izin, maka Dekan menginformasikan pemberian izin tersebut
kepada Dosen/Ketua Bagian/Kepala Laboratorium pengasuh kegiatan intrakurikuler terkait.
(2) Bagi peserta program PPDS yang akan meninggalkan tugas kegiatan intrakurikuler karena mengikuti
kegiatan Organisasi Profesi yang bernaung dibawah IDI, wajib meminta izin tertulis (yang telah
disetujui Ketua Bagian terkait) kepada Dekan. Bila Dekan memberikan izin, maka Dekan/Wakil
Dekan wajib menginformasikan pemberian izin tersebut kepada Direktur RS Pendidikan dan atau
RS/Puskesmas lahan PPDS.
46
B. LARANGAN
Pasal 30
Pasal 31
Dilarang melakukan kegiatan yang merusak citra Fakultas Kedokteran Unsri dan/atau
Mahasiswa/Residen Fakultas Kedokteran Unsri.
SANKSI
Pelanggaran terhadap Pasal-Pasal dalam Aturan Sikap dan Tingkah Laku Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Unsri dikategorisasikan atas empat tingkat, yaitu :
A. PELANGGARAN RINGAN
KRITERIA :
SANKSI :
1. Minimal :
- diberi peringatan secara lisan langsung tetapi tetap diizinkan mengikuti kegiatan
intrakurikuler yang sedang berlangsung.
2. Maksimal :
- diberi peringatan secara lisan langsung dan dikeluarkan dari /dilarang mengikuti
kegiatan intrakurikuler yang sedang berlangsung saat itu;
- boleh ikut kembali kegiatan intrakurikuler yang sama berikutnya setelah memperbaiki
kesalahannya.
B. PELANGGARAN SEDANG
KRITERIA
SANKSI
1. Minimal salah satu bentuk sanksi di bawah ini.
Peringatan tertulis oleh Dekan/WD kepada Mahasiswa tersebut dan wali/orang
tuanya, dengan tembusan kepada Pembimbing Akademik (PA) nya.
Bila berkaitan dengan ketentuan persayaratan administratif keuangan (PASAL 19 dan
26), maka isi surat peringatan intinya agar Mahasiswa segera memenuhi/melunasi
kewajiban administratif/keuangannya.
memperbaiki atau menggantinya dengan yang sepadan atau yang baru, bila
pelanggaran ringan secara tidak sengaja terhadap Pasal-Pasal yang mengatur tentang
penampilan dan kesopan-santunan.
Bila dianggap perlu untuk evaluasi dan pembinaan lebih serius, dapat dirujuk ke
UBKM
2. Maksimal :
Skorsing selama 1 (satu) bulan dari kegiatan intrakurikuler/proses pembelajaran di
Fakultas Kedokteran Unsri.
C. PELANGGARAN BERAT
KRITERIA
1. Pelanggaran berupa pemalsuan atau pembuatan dokumen/keterangan tanpa hak (Pasal 43,
Pasal 44 dan Pasal 45).
2. Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 (larangan membawa senjata di kampus).
3. Mengikuti pendidikan/kegiatan intrakurikuler tetapi tidak mentaati ketentuan persyaratan
administrasi dan/atau keuangan (melanggar Pasal 19, Pasal 26) meskipun sudah diberi
peringatan dan tenggang waktu sudah dilampaui.
4. Telah divonis secara final dan pasti menjadi terhukum oleh Pengadilan (PASAL 39)
SANKSI
1. Minimal:
skorsing dari Fakultas Kedokteran Unsri selama 1 (satu) semester.
2. Maksimal:
49
SANKSI
Minimal:
Maksimal:
TENTANG
A. PELANGGARAN RINGAN
Setiap orang suatu saat bisa berbuat khilaf, sehingga tanpa disadarinya telah berbuat melanggar
ketentuan suatu aturan. Hal ini manusiawi. Oleh karena itu semua bentuk pelanggaran yang dilakukan
50
secara tak disengaja/tak disadari, pada prinsipnya tidak perlu diberikan sanksi. Tetapi untuk mendidik si
pelanggar agar kelak lebih berhati-hati sehingga tidak terjadi pelanggaran lagi, maka perlu diingatkan
(diberi peringatan) supaya dia mengerti dan sadar bahwa dia telah melakukan pelanggaran disiplin.
Bila kesalahan ringan tersebut masih bisa diperbaiki pada saat itu juga setelah mendapat peringatan
Dosen/Ketua Bagian atau yang berwenang untuk itu, maka si Pelanggar boleh tetap mengikuti kegiatan
yang sedang berlangsung saat itu. Misalnya, seorang/beberapa Mahasiswa mengobrol ketika mengikuti
kuliah. Dosen yang memberi kuliah menegur mereka dan mereka memperbaiki kesalahan saat itu juga.
Mereka tetap boleh ikut kuliah. Contoh lain, beberapa Mahasiswa asyik mengobrol dan bercanda, saat
itu salah seorang Dosen lewat di belakang mereka, mereka tak melihatnya, tanpa sengaja diantara
mereka ada yang bergerak ke arah belakang secara mendadak sehingga menabrak sang Dosen. Bila
Mahasiswa tersebut langsung meminta maaf atas kehilafannya, Sang Dosen cukup menegur dengan
peringatan: “Lain kali hati-hati”, maka kesalahan Mahasiswa tersebut dinilai telah diperbaiki
Bila kesalahan karena memakai pakaian yang terlarang, misal memakai kaus oblong, atau rok mini,
atau celana jeans, atau mode rambut berwarna selain dari hitam/warna sama dengan aslinya, kesalahan
mana tidak bisa diperbaiki segera saat itu juga tetapi memerlukan waktu, maka si Pelanggar baru boleh
ikut kuliah lagi setelah dia memperbaiki kesalahannya. Selama tidak ikut kegiatan intrakurikuler karena
kesalahan belum diperbaiki, maka hari-hari tidak masuk tersebut dihitung sebagai hari absen. Apabila
kesalahan telah diperbaiki maka boleh masuk kembali.
Perlu direnungkan, bahwa suatu tindak pelanggaran yang hanya dinilai dengan salah atau benar
tidak akan menemukan akar permasalahannya. Hendaknya juga dikaji faktor-faktor predisposisi, faktor
penyebab dan faktor pencetusnya. Misalnya, ada ketentuan aturan dalam ujian tertulis (biasanya tertera
di bagian atas halaman soal) sebagai PETUNJUK : “bekerjalah sendiri dengan tenang”. Karena si
Mahasiswa peserta ujian sedang menghadapi masalah di rumah (faktor predisposisi) maka dia tidak
dapat belajar dengan optimal sehingga penguasaan materi pelajaran untuk menghadapi ujian sangat
minim (faktor penyebab). Bila ada kesempatan untuk menyontek (faktor pencetus), maka Mahasiswa
tersebut menyontek, terjadilah pelanggaran disiplin terhadap ketentuan dari aturan ujian tersebut.
Penilaian bahwa si Mahasiswa tersebut bodoh makanya di menyontek, dan perlu diberi sanksi, akan
menambah dia tertekan berlebihan sehingga bisa mengalami depresi. Tindakan PA yang lebih
bermanfaat baginya memberikan nasihat atau pembinaan yang agak lebih serius, bila tidak juga berhasil
dapat merujuknya ke UBKM. Unit Bimbingan dan Konseling Mahasiswa akan membantu mencari jalan
terbaik bagi mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. Bila masalahnya cukup kompleks dan
51
penyelesaiannya membutuhkan waktu agak lama, mungkin disarankan untuk stop out sampai
kondisinya memungkinkan untuk mengikuti studi kembali.
Dalam Pasal-Pasal yang memuat ketentuan : ikut memelihara perlu dijelaskan bahwa yang
dimaksud dengan ikut memelihara adalah memelihara secara pasif, yaitu paling tidak adalah tidak
mengganggu situasi/kondisi, atau ketertiban/ketenangan, atau keindahan/kebersihan yang sudah ada;
bila tidak sedang mempergunakan fasilitas, atau peralatan, atau barang milik Fakultas Kedokteran Unsri
tersebut, tidak mengotori atau mengganggunya atau yang lebih berat dari itu. Bila sedang
menggunakan, gunakan dengan semestinya, dan setelah selesai harus melakukan prosedur
pemeliharaan/pengembalian ke keadaan/posisi semula yang baik dan benar (yang berkewajiban
memeliharan secara aktif dan kontinu adalah petugas resmi yang ditetapkan oleh fakultas).
Perbuatan melanggar secara tidak sengaja tetapi bersifat kriminal, misalnya berkenaan dengan
pelanggaran KUHP seperti bila melanggar Pasal 4 Ayat 1 tentang pelanggaran terhadap UU, atau Pasal 7
tentang larangan membawa senjata di kampus, atau Pasal 8 dan Pasal 38 tentang NAPZA, atau Pasal 25
tentang joki, atau Pasal 40 tentang melanggar KUHP/UU dalam pelaksanaan tugas KK/Residensi, atau
Pasal 43/Pasal 44/Pasal 45 tentang pemalsuan dokumen, tak tergolong dalam kategori PELANGGARAN
RINGAN (lihat pelanggaran kategori SEDANG, BERAT dan SANGAT BERAT).
B. PELANGGARAN SEDANG
SANKSI MINIMAL
Pelanggaran ringan oleh Mahasiswa yang sama secara tidak sengaja untuk kedua kalinya terhadap
Pasal-Pasal yang mengatur tentang penampilan dan kesopanan (bukan kriminal), perlu mendapat
peringatan agak serius. Dosen/Ketua Bagian yang menemukan/menghadapi kesalahan Mahasiswa
tersebut perlu menginformasikannya kepada PA nya. Pembimbing Akademik (PA) Mahasiswa yang
tersebut akan melakukan pembinaan agak serius agar si mahasiswa tersebut tidak melakukan
pelanggaran yang serupa lagi dimasa yang akan datang.
Pelanggaran ringan tetapi disadari/disengaja, maka dapat digolongkan pelanggaran sedang, bahkan
bila ada indikasi atau pertimbangan yang rasional kuat dapat digolongkan sebagai pelanggaran berat.
Misalnya sengaja dan tanpa alasan yang dapat diterima, memakai pakaian terlarang di dalam kampus
52
saat ikut kegiatan intrakurikuler. Tetapi bila ada alasan yang dapat diterima, misalnya sengaja memakai
sandal waktu kuliah karena kakinya cedera dan tidak bisa memakai sepatu, maka dinilai bukan sebagai
pelanggaran.
Bila pelanggaran tidak disengaja tapi sampai mengakibatkan kerusakan atau hilangnya peralatan,
maka si pelanggar wajib memperbaiki kerusakan itu atau menggantinya dengan yang baru.
Bila ada indikasi/kesan bahwa pelanggaran terjadi mungkin berkaitan dengan masalah kejiwaan,
atau masalah pribadi dalam keluarga Mahasiswa yang kompleks, maka dapat dirujuk ke UBKM untuk
dilakukan evaluasi serta bimbingan/konseling. Setelah itu UBKM akan memberikan rekomendasi kepada
Dekan tentang tindakan apa yang perlu dilakukan terhadap Mahasiswa tersebut. Rujukan ke UBKM
dapat dilakukan oleh Dekan/WD/PA untuk semua kategori pelanggaran bila dipandang perlu.
SANKSI MAKSIMAL
Pengambilan keputusan skorsing satu tahun, atau dikeluarkan dari Fakultas Kedokteran Unsri,
dilakukan di dalam Rapat Senat Fakultas, dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan
memberatkan serta buruk-baik putusan tersebut bagi Mahasiswa, bagi institusi Fakultas Kedokteran
Unsri/Unsri, maupun bagi masyarakat. Mahasiswa terkait diberi hak untuk membela diri dihadapan
sidang Senat, atau memberikan informasi masukan yang mungkin dapat meringankan sanksi yang akan
diberikan kepadanya.
Bila si Mahasiswa mendapat hukuman penjara karena pelanggaran berat UU Lalu Lintas berupa
menghilangkan nyawa orang karena kelalaian (menabrak orang bukan disengaja sehingga korban
53
meninggal dunia), atau si Mahasiswa/i menjadi terhukum karena semata-mata urusan kegiatan
politiknya di luar kampus, maka mahasiswa/i tersebut diberi status Stop Outselama masa hukuman
berlangsung. Setelah selesai menjalani hukuman penjara, diperbolehkan kembali mengikuti kegiatan
intrakurikuler/proses pembelajaran di Fakultas Kedokteran Unsri.
KETENTUAN PENUTUP
(1). Usul perubahan dan tambahan mengenai peraturan tata tertib ini hanya dapat
diusulkan pada rapat paripurna Senat Fakultas Kedokteran dan oleh rapat, usul itu
dapat dsetujui seluruhnya,disetujui dengan perubahan atau ditolak.
(2). Segala sesuatu yang telah diatur dalam Peraturan Tata Tertib ini diputus oleh Dekan
Fakultas Kedokteran dan dilaporkan pada rapat paripurna Senat Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya.
(3). Segala ketentuan yang bertentangan dengan peraturan Tata Tertib ini dinyatakan tidak
berlaku.