Anda di halaman 1dari 53

1

1. Pendahuluan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka penjenjangan
kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara
bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian
pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan diberbagai sektor. Berdasarkan
pearturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 73 tahun 2013 tentang
penerapan KKNI bidang pendidikan tinggi, maka setiap program studi wajib menyusun deskripsi
capaian pembelajaran minimal mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai jenjang,
setiap program studi wajib menyusun kurikulum, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan
kurikulum mengacu pada KKNI.
KKNI di Fakultas Kedokteran tercantum di standar pendidikan dokter yang diterbitkan
oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) tahun 2006, berdasarkan hal tersebut maka Program
pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (FK Unsri) diselenggarakan
menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan strategi student centered,
problem based, integrated, community oriented, early clinical exposure, systematic atau
disingkat SPICES.
KBK berarti kurikulum pendidikan dokter di FK Unsri berorientasi untuk menghasilkan
lulusan yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar kompetensi dokter Indonesia.
KBK FK Unsri menerapkan strategi SPICES yang berarti berpusat kepada kompetensi
mahasiswa, belajar berdasarkan masalah di bidang kesehatan, bersifat integrasi antar cabang
ilmu kedokteran, berorientasi kepada kepentingan kesehatan komunitas, secara dini mengenali
masalah klinis dan diselenggarakan secara sistematis. KKI telah menetapkan bahwa lulusan
dokter Indonesia harus memiliki kompetensi yang mencakup 7 area yaitu:
1. Mampu berkomunikas iefektif
2. Memiliki keterampilan klinis
3. Menguasai landasan ilmiah ilmu kedokteran
4. Mampu mengelola masalah kesehatan
5. Mampu mengelola informasi
6. Bersikap mawas diri dan selalu mengembangkan diri
7. Menerapkan etika, moral, medikolegal dan profesionalisme, serta mengutamakan keselamatan
pasien
2

2. Pengembangan Bahan Kajian


Program Studi Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Unsri menerapkan sistem
pembelajaran yang berbasis pada masalah (Problem Base Learning) dengan konsep integrasi dari
berbagai bagian ilmu yang tertuang dalam bentuk Blok, sehingga mata kuliah pada prodi akan
muncul sebagai blok, dimana beberapa blok yang serumpun akan dikelompokkan ke dalam satu
tema blok (Tabel 1).

Tabel 1. Struktur Kurikulum Prodi Sarjana Kedokteran

Tema Blok Kode Blok Nama Blok Bahan Kajian


(Mata Kuliah)
Keterampilan PPD001117 Keterampilan Belajar, 1. Problem Base Learning
Generik Komunikasi dan dasar Ilmiah 2. Adult Learning dan Learning
(Blok 1) Behaviour
3. Dinamika diskusi kelompok
4. Komunikasi yang Efektif
5. Filosofi dan Etika di Bidang
Kesehatan
6. Perilaku Ilmiah dan Disiplin Medik
7. Critical Thinking
8. Dasar-dasar Ilmiah
Organisme PPD00117 Kimia dan Fisika Kehidupan 1. Ikatan Kimia
Struktural (Blok 2) 2. Kimia asam amino, karbohidrat,
Tabuh Manusia lipid dan protein
3. Sifat Larutan, Volumetri
4. Asam basa
5. Instrumentasi medis
6. Biooptik, biolistrik, biomekanik
7. Bioakuistik dan Elektromagnetik
8. Fisika kuantum dalam kedokteran
PPD003117 Karakter Biologi Tubuh 1. Sel
Manusia 2. Sitogenetik
(Blok 3) 3. Genetik kedokteran
4. Gen dan mutasi gen
5. Sentral dogma
6. Imunobiologi
7. Genotip-penotip
8. Embriologi dan teratologi
9. Kelainan kongenital
10. Sosiobiologi dan biologi
lingkungan
11. Andrologi dasar
PPD004117 Struktur Jaringan dan Organ 1. Tulang, kartilago, otot dan sendi
Tubuh Manusia I 2. Anatomy of upperlimbs,
(Blok 4) lowerlimbs
3

3. Structure of lower and upper


airway
4. Jantung dan Perikardium
5. Embriologi dasar dan Embriologi
Klinik
6. Dasar jaringan
7. Histologi Neuromuskuloskleletal
8. Histologi Kardiovaskular
9. Histologi Sumsum tulang
10. Histologi sistem respirasi
11. Imunologi dan Infeksi
PPD005117 Struktur Jaringan dan Organ 1. Anatomi Organ Visera, Organ
Tubuh Manusia II Asesori, Organ Sensori
(Blok 5) 2. Anatomi dan Histologi Sistem
Reproduksi Wanita dan Pria
3. Anatomi dan Histologi Sistem
Urinarius
4. Anatomi Sistem Saraf Pusat,
Sistem saraf Perifer
5. Kolumna Vertebralis
6. Kranium, Kepala dan Leher
7. Histologi Kulit
8. Histologi Organ Sensoris
9. Histologi Traktus Digestivus
10. Histologi Endokrin
Dinamika PPD006117 Fungsi dan Mekanisme Sistem 1. Homeostasis
Sistem Tubuh Tubuh 2. Konsep Dasar Fisiologis
Manusia (Blok 6) 3. Fisiologi Sistem Limbik dan
Sistem Saraf
4. Sistem Somestesia
5. Fisiologi Endokrin
6. Fisiologi Sensori dan Penglihatan
7. Fisiologi Pendengaran dan
Keseimbangan
8. Fisiologi Digestif, Respirasi,
Ginjal, Muskuloskletal,
Reproduksi, integrasi
9. Elektrofisiologi Jantung, Siklus
Jantung, Vaskuler,
10. Darah dan Homeostasis
11. Fungsi Sistem Imun
12. Fisologi Buffer dan Osmolaritas
Cairan
13. Metabolisme Energi
14. Fungsi Pengaturan Suhu
PPD007117 Dinamika Biokimiawi Sistem 1. Enzim
Tubuh 2. Metabolisme Karbohidrat, Lipid,
(Blok 7) Lipoprotein, Asam Amino, Protein,
Purin Pirimidin
3. Siklus Krebs
4. Metobolisme Porfirin dan Heme,
4

Air dan Mineral


5. Biokimia Darah, cairan Limfe,
LCS, Jaringan
6. Metabolisme Vitamin
7. Respirasi dan Keseimbangan Asam
Basa
8. Metabolisme Hormon
9. Biokimia Ginjal dan Urine
Gangguan PPD008217 Organisme Patogen 1. Soil Transmitted Helmiths (STH)
Keseimbangan (Blok 8) dan Non STH
Tubuh 2. Nematoda
3. Trematoda
4. Cestoda, Flagellata
5. Malaria
6. Rhizopoda dan cilliata
7. Entomologi
8. Coccus
9. Immunologi Dasar dan Tes
Serologi
10. General Virology
11. Basil Gram Positif, Basil Gram
Negatif
12. Spirochaeta dan Antimikrobial
13. Flora Normal
14. Mikologi
15. Mikobakterium
16. DVA Virus, Brain Virus, HPP
17. Sterilisasi, Aseptik Antiseptik
18. Infeksi Nosokomial
PPD009217 Aspek Biomedik Adapatasi 1. Fenomena Biomedik
dan Implementasi pada 2. Respon Fisiologi Adaptasi Tubuh
Diagnosis Fisis 3. Penilaian Status Gizi
(Blok 9) 4. Nutrigenomik
5. Konsep Sehat dan sakit
6. Homeostasis Cairan
7. Patobiologi Sel
8. Aplikasi Klinis: Kultur dan Stem
Cell, Farmakogenomik dan
Polimorfisme, Single Gen Matation
disease
9. Algaoritma Penegakan Diagnosis
10. Prinsip Anamnesis
11. Fisikal Diagnosis
12. Etik Dalam Biologi Molekuler
13. Tanda Vital
PPD010217 Terapi Obat dan Nutrisi 1. Riset dan Pengembangan Obat
(Blok 10) Baru
2. Farmakokinetik, Farmakodinamik
3. Interaksi Obat
4. Kolinergik, penghambat kolinergik,
adrenergik, penghambat adrenegik
5

5. Antitusif, antihistamin, mukolitik


6. Obat anestesi
7. Toksikologi
8. Regulasi obat
9. Bentuk, sediaan obat dan
pembuatan obat
10. Antibiotik
11. Resep Obat, Dosis, Cara, Waktu
Pemberian Obat
12. Zat Gizi Dalam Makanan
13. Prediksi Kebutuhan Zat Gizi
14. Nutrisi pada Kondisi Khusus
15. Interaksi Obat dan Makanan
16. Food Science
PPD011217 Indikator Laboratorium dan 1. Adaptasi, Jejas sel, Kematian sel,
Stres Seluler Apoptosis
(Blok 11) 2. Radang Akut, Radang Kronis
3. Proses Penyembuhan
4. Imunopatologi
5. Penyakit Genetik dan Pediatrik
6. Hemodinamik dan Penyakit
Thrombosis
7. Karsinogenesis, Neoplasia
8. Pemeriksaan Laboratorium Klinik
Rutin
9. Pemeriksaan Hematologi Khusus
10. Hematopoiesis dan Pemeriksaan
Sputum & Faeces
11. Eritrosit dan Anemia
12. Anemia (lanjutan)
13. Kelainan Jumlah & Morfologi
Leukosit dan Leukemia
14. Hemostasis dan Fibrinolisis
15. Perbankan Darah dan Transfusi
16. Pemeriksaan Laboratorium pada
Gangguan Keseimbangan Cairan
Tubuh, Elektrolit dan Asam Basa
17. Cairan Lambung dan Cairan
Duodenum, Cairan Transudat,
Eksudat dan Liquor
Cerebrospinalis
18. Cairan Sendi, Analisis Sperma,
Quality Control
Masalah PPD012217 Endokrin Metabolik 1. Dasar-dasar Endokrinologi
Kesehatan (Blok 12) 2. Histopatologi Kelainan Endokrin
Berdasarkan 3. DM dan Sindroma Metabolik
Sistem 4. Kelainan Hormonal
5. Kelainan Endikrin pada Anak
6. Dasar Pemeriksaan Hormon
7. Nutrisi pada Kelaianan Endokrin
8. Kelainan Kelenjar Adrenal
6

9. Farmakologi pada Endokrin


10. Pembedahan pada Endokrin
11. Aspek e
12. Etika dan Komunikasi pada
Endokrin
PPD011317 Kardioserebrovaskuler 1. Diagnostik Kardiovaskular
(Blok 13) 2. Modalitas Penunjang Diagnostik
3. Kelainan Irama Jantung
4. PJK, Penyakit jantung Katup,
Penyakit Pembuluh Darah Vena
5. Hipertensi
6. Gagal jantung
7. Kor Pulmonale
8. Stroke, TIA
9. Hipertensi Ensepalopati
10. Radang Dinding Jantung
11. Penyakit jantung rematik, Penyakit
jantung Bawaan
12. Cardiorespiratory Arrest
13. Farmakologi Kardiovaskuler
14. Aspek Bedah Kardiovaskuler
15. Biomarker Kardiovaskuler

PPD011417 Respirasi 1. Infeksi Paru Akut pada Dewasa dan


(Blok 14) Anak
2. Imunologi Paru dan Mekanisme
Pertahannya
3. Anatomi dan Histologi Traktus
Respirasi Bagian Atas
4. Penyakit Paru Obstruktif Dewasa
dan Anak
5. Penyakit Saluran Napas Akibat
Mikrobakteri
6. Penyakit Paru Restriktif
7. Histopatologi Kelainan Saluran
Respirasi
8. Penyakit Infeksi Paru Kronik
9. Keganasan pada saluran
Pernapasan
10. Laboratorium penyakit saluran
pernapasan
11. Penyakit Paru Akibat Lingkungan
Kerja
12. Radioimaging pada kelainan paru
13. Farmakologi kelainan respirasi
14. Nutrisi pada kelainan respirasi
PPD015217 Digestif 1. Signs and Symptom
(Blok 15) Gastrointestinal (GI) disorder
2. Kelainan pada Gigi dan Mulut
3. Upper and Lower GI disorder
4. Neoplasma GI Tract
7

5. Hernia dan Kelainan Kongenital


Digestif
6. Akut Abdomen
7. Gastroenterologi Anak
8. Ikterus
9. Hepatology Disorder
10. Hepatologi
11. Radioimaging digestive
12. Klinikal laboratorium digestiv
13. Farmakoterapi digestif
14. Penilaian Gizi pada Pengidap
gangguan digestiv
PPD016317 Sistem Ginjal dan Saluran 1. Gagal ginjal Akut, Gagal Ginjal
Kemih Kronik
(Blok 16) 2. Gangguan keseimbangan cairan,
asam basa pada penyakit ginjal
3. Infeksi pada salauran kemih
4. Penyakit glomerulus pada anak dan
dewasa
5. Gangguan saluran kemih pada pria
6. Histopatologi kelainan saluran
kemih
7. Laboratorium klinik saluran kemih
8. Farmakoterapi gangguan saluran
kemih
9. Tumor saluran kemih
10. Etika transplantasi ginjal
PPD017317 Sistem Saraf dan Sistem 1. Refraksi/lensa Kontak
Sensoris Khusus 2. EED
(Blok 17) 3. Glaukoma, strabismus, akomodasi
4. Lensa, vitreoretina
5. Tumor mata
6. Neuroophtalmologi
7. Pediatric ophtalmology
8. Audiosensoris desease
9. Neuro vestibularis disease
10. Gangguang penghidu
11. Gangguan kepala dan leher
12. LBP
13. Gangguan keseimbangan
14. Gangguan kesadaran
15. Gangguan sistem indra
16. Tension and cluster headache
17. Tumor
18. Farmakoterapi neurosensoris
PPD018317 Integumen 1. Efloresensi kulit
(Blok 18) 2. Dermatoterapi
3. Anatomi dan histologi kulit
4. Infeksi virus, jamur, parasit pada
kulit
5. Pioderma
8

6. Tuberkulosis kutis, lepra


7. Dermatitis
8. Penyakit vesikobulosa
9. Tumor dan kanker kulit
10. Kelainan pigmentasi
11. Farmakoterapi kelainan kulit
12. Patologianatomi kulit dan adneksa
kulit
PPD019317 Jiwa dan Fungsi Luhur 1. Komunikasi dan Etika Psikiatri
(Blok 19) 2. Gangguan seksual, drug abuse
3. Psikopatologi
4. Schizofrenia dan psikosis
5. Gangguan kognitif, gangguan
somatoform, gangguan
perkembangan pervasif
6. Gangguan Afektif, gangguan
mental organik
7. Gangguantidur, gangguan
kepribadian
8. Neurotik
9. Psikiatri komunita
10. Psikiterapi
11. Psikofarmaka terapi
12. Psychiarty liason
PPD020317 Muskuloskeletal 1. Aspek biokimia sistem
(Blok 20) muskuloskleletal
2. Aspek komunikasi
3. Gout, ossteoartritis, rematoid
arttritis
4. Infesi muskuloskleletal
5. Neoplasma muskuloskleletal
6. Kelainan muskuloskeletal
kongenital
7. Nutrisi pada kelainan
muskuloskeletal
8. Radioimaging muskuloskeletal
9. Rehabilitasi kelainan
muskuloskeletal
10. Farmakoterapi muskuloskeletal
PPD021317 Hemato-Imunologi 1. Anemia, thalasemia
(Blok 21) 2. Keganasan pada hematologi
3. Gangguan homeastasis
4. Imunologi klinik
5. Penyakit autoimun, penyakit
immunodefisiensi
6. Reaksi hipersensitivitas
7. Nutrisi pada kelainan hematologi
8. Farmakoterapi kelainan hematologi
9. Limfadenopati, limfadenitis
Masalah PPD022317 Reproduksi dan Perinatologi 1. Etika reproduksi
Kesehatan (Blok 22) 2. Fisiologi ibu hamil dan janin
9

Berdasarkan 3. Partus normal


Siklus Hidup 4. Asuhan persalinan normal
5. Hipertensi pada kehamilan
6. Penyakit kulit dan kelamin dalam
Obgyn
7. Perdarahan antepartum, perdarahan
postpartum
8. Kehamilan patologis
9. Distosia
10. Kelainan pertumbuhan janin
11. Partus lama
12. Gawat darurat ginekologi
13. Partus abnormal
14. Infeksi sistem reproduksi
15. Infeksi pada kehamilan
16. Tumor ginekologi
17. Abortus
18. Nutrisi pada kehamilan
19. Laboratorium klinik sistem
reproduksi
20. Mekanisme pengaturan haid
21. Farmakoterapi hamil dan nifas
22. Pemeriksaan penunjang
mikrobiologi
23. Psikosis depresi paska persalinan
24. Penyakit pada Neonatus
25. Kejang Neonatus
26. Gangguan Pertumbuhan, Kelainan
Kongenital Janin dan Kelaianan
Plasenta
27. Program Kependudukan dan
Kontrasepsi
PPD023317 Tumbuh Kembang dan 1. Tumbuh kembang, penilaian
Geriatri tumbuh kembang
(Blok 23) 2. Gangguan tumbuh kembang
3. Nutrisi pada gangguan tumbuh
kembang
4. Rehabilitasi gangguan tumbuh
kembang
5. Impairment in eldery
6. Inkontinensia alvi, uri
7. Neurogeriatri, psikogeriatri
8. Rehab geriatri
9. Farmakogeriatri, farmakopediatri
10. MTBS
Masalah PPD024317 Infeksi Tropik 1. Alur diagnosis demam
Kesehatan (Blok 24) 2. Malaria, dengue, hepatitis
Multi Sistem 3. HIV
4. Kecacingan
5. Fungal infection
6. Virus infection
10

7. Pencegahan dan pengendalian


infeksi
8. Filariasis
9. Infeksi kongenital
10. Etik dalam penyakit infeksi tropis
11. Farmakoterapi pada penyakit
infeksi tropik
PPD025417 Kegawatdaruratan 1. Triase
(Blok 25) 2. Assesment awal trauma dan non
trauma
3. Trauma
4. Luka bakar
5. Gawat napas pediatri
6. Basic life support
7. Syak sirkulasi
8. Fisiologi trauma
9. Radioimaging gawat darurat
10. Evaluasi dan terapi trauma
Kedokteran PPD026417 EBM dan Kedokteran 1. Pembinaan kesehatan usia lanjut
Sosial Komunitas 2. Rehabilitasi medik dasar
(Blok 26) 3. Penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi dan
pengendaliannya
4. Jenis vaksin beserta: cara
penyimpanan, cara distribusi, cara
skrining dan konseling pada
sasaran, cara pemberian,
kontraindikasi efek samping yang
mungkin terjadi dan upaya
penanggulangannya
5. Menegakkan diagnosis holistik
pasien individu dan keluarga, dan
melakukan terapi dasar secara
holistik
6. rehabilitasi sosial pada individu,
keluarga, dan masyarakat
7. Evidance Based Medicine (EBM)
8. Biostatistik
9. Metodepenelitian
10. Keslingker
11. PHA
12. PHE
Manajemen PPD027417 Manajemen Kedokteran dan 1. Konsep pelayanan kesehatan
profesi Kesehatan Berbasis Keluarga primer dan kedokteran keluarga
(Blok 27) 2. Manajemen masalah kesehatan
3. Pelayanan dokter keluarga
4. JKN dan BPJS
5. Doga dan manajemennya
6. Obat rasional, resep rasional
7. Penceghan penyakit tidak menular
8. Etika dalam layanan primer
11

PPD028417 Blok forensik, Bioetik dan 1. Tanatologi, visum et repertum


Medikolegal 2. Asfiksia, drowning
(Blok 28) 3. Luka
4. Infanticide
5. tosikologi
6. Sumpah dokter, kodeki
7. Etika kedokteran, bioetik, hukum
kesehatan
8. Transaksi terapetik
9. Rekam medik, informed consent
10. Malpraktek
11. Eutanasia, gawat darurat
12. Etik antar profesi
Elektif PPD029417 Manajemen Bencana 1. Pengaruh perubahan iklim terhadap
(Blok 29) kesehatan
2. Karantina
3. Manajemen kesehatan dialam
terbuka
PPD029417 Travelling Medicine 1. Penularan penyakit melalui
(Blok 29) manusia
2. Ekonomy Cabin Syndrome (jet lag)
3. Penyakit dalam pelayaran
4. Under see diseases (hyperbaric
syndrome)
5. Aspek legalitas dan sistem
informasi traveling medicine
6. Ansuransi traveling medicine
PPD029417 Pengobatan Tradisional 1. Eksplorasi kekayaan alam
Indonesia Indonesia (herbal)
(Blok 29) 2. Farmakokinetik, farmakodinamik
tanaman obat
3. Khasiat tanaman obat
4. Zak aktif tanaman obat
5. Formulasi obat
PPD029417 Kedokteran Olahraga 1. Penyakit tidak menular
(Blok 29) 2. Aging
3. Kebugaran dan Kesehatan
4. Biomekanika
5. Ergonomi
6. Cedera Muskuloskeletal

Materi Agama 1. Konsep Ketuhanan dalam Islam


Pengembangan 2. Keimaman dan Ketakwaan
Kepribadian 3. Implementasi Imam dan Takwa
dalam Kehidupan Modern
4. Hakekat Manusia Menurut Islam
5. Hukum, Ham dan Demokrasi dalam
Islam
6. Hukum Islam dan Kontribusi Umat
Islam Indonesia
7. Etika Moral dan Akhlak
12

8. Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan


Seni dalam Islam
Bahasa Indonesia 1. Bahasa Melayu sebagai Bahasa
Indonesia
2. Kongres Bahasa Indonesia
3. Ejaan Bahasa Indonesia
4. Kedudukan Bahasa Indonesia
5. Kekuatan Hukum Bahasa Indonesia
PPKN 1. Identitas Nasional
2. Negara dan Konstitusi
3. Peranan Konstitusi dalam
Kehidupan Bernegara
4. Hubungan Negara dan Warga
Negara
5. Demokrasi Indonesia
6. Negara Hukum dan Hak Asasi
Manusia
7. Wawasan Nusantara sebgai
Geopolitik Indonesia
Pancasila 1. Pengantar Pendidikan Pancasila
2. Urgensi Pancasila dalam Arus
Sejarah Bangsa Indonesia
3. Pancasila sebagai Dasar Negara
Indonesia
4. Pancasila sebagai Ideologi Negara
Indonesia
5. Pancasila merupakan Sistem
Filsafat dan Sistem Etik
6. Pancasila Sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu
Keterampilan PPD030417 Skripsi 1. Penulisan Proposal
Generik (Blok 30) 2. Penulisan referensi dan daftar
pustaka
3. Penelitian
4. Laporan hasil penelitian
5. Seminar skripsi
6. Etik penelitian
13

3. Susunan Mata Kuliah berbasis KKNI

Tabel 2. Susunan Mata Kuliah berbasis KKNI


Tema Blok Blok Nama Blok (Materi Ajar) Kode SKS SEMESTER
Keterampilan 1 Keterampilan Belajar, Komunikasi dan PPD001117 4 I (21 SKS)
Generik Dasar Ilmiah
Materi MKDU Pancasila 2
Pengembangan
Kepribadian MKDU Bahasa Indonesia 2

Organisme 2 Kimia dan Fisika Kehidupan PPD002117 3


Struktural Tubuh
Manusia 3 Karakter Biologi Tubuh Manusia PPD003117 5

4 Struktur Jaringan dan Organ Tubuh PPD004117 5


Manusia I
5 Struktur Jaringan dan Organ Tubuh PPD005117 6 II (21 SKS)
Manusia II
Dinamika Sistem 6 Fungsi dan Mekanisme Sistem Tubuh PPD006117 6
Tubuh Manusia
7 Dinamika Biokimiawi Sistem Tubuh PPD007117 5

Materi MKDU Agama 2


Pengembangan
Kepribadian MKDU PPKn 2

Gangguan 8 Organisme Patogen PPD008217 5 III (19 SKS)


Keseimbangan
Tubuh 9 Aspek Biomedik Adapatasi dan PPD009217 5
Implementasi pada Diagnosis Fisis
10 Terapi Obat dan Nutrisi PPD010217 4

11 Indikator Laboratorium dan Stres PPD011217 5


Seluler
Masalah 12 Endokrin Metabolik PPD012217 4 IV (20 SKS)
Kesehatan
Berdasarkan 13 Kardioserebrovaskuler PPD013217 6
Sistem
14 Respirasi PPD014217 5

15 Digestif PPD015217 5

16 Sistem Ginjal dan Saluran Kemih PPD016317 4 V (21 SKS)

17 Sistem Saraf dan Sistem Sensoris PPD017317 6


Khusus
18 Integumen PPD018317 4

19 Jiwa dan Fungsi Luhur PPD019317 4

20 Muskuloskeletal PPD020317 3
14

21 Hemato-Imunologi PPD021317 3 VI (19 SKS)

Masalah 22 Reproduksi dan Perinatologi PPD022317 7


Kesehatan
Berdasarkan 23 Tumbuh Kembang dan Geriatri PPD023317 5
Siklus Hidup
Masalah 24 Infeksi Tropik PPD024317 4
Kesehatan Multi
Sistem 25 Kegawatdaruratan PPD025417 5 VII (25 SKS)

Kedokteran Sosial 26 EBM dan Kedokteran Komunitas PPD026417 7

Manajemen 27 Manajemen Kedokteran dan Kesehatan PPD027417 4


Profesi Berbasis Keluarga
28 Blok forensik, Bioetik dan Medikolegal PPD028417 3

Elektif 29 1. Manajemen Bencana PPD029417 2


2. Travelling Medicine
3. Pengobatan Tradisional Indonesia
4. Kedokteran Olahraga
Keterampilan 30 Skripsi PPD030417 4
Generik
TOTAL SKS 146

4. Rencana Pembelajaran
Tabel 3. Rencana Pembelajaran

Semester Kemampuan Akhir yang Mata Kuliah (Blok) Bentuk Kriteria SKS
Diharapkan Pembelajar Penilaian
an
1 Mampu menjelaskan dan 1. Kemampuan belajar, 1. Kuliah 1. Kelengkapan 21
mengaplikasikan prinsip komunikasi dan dasar ilmiah Terintegr kehadiran
dan teori belajar, (Blok 1) asi 2. Check list
komunikasi, dasar ilmiah, 2. Kimia dan fisika kehidupan 2. Tutorial tutorial
fisika kedokteran, kimia (Blok 2) 3. Praktiku 3. Pretest
medik, biologimedik, 3. Karakter biologi tubuh m praktikum
anatomi dan fisiologi manusia (Blok 3) 4. Laporan
sebagai landasan awal. 4. Struktur jaringan dan organ tutorial
tubuh manusia I (Blok 4) 5. Hasil ujian
Menguasai konsep dan teori 5. Pancasila
ilmu pancasila dan ilmu 6. Bahasa Indonesia
bahasa indonesia
2 Mampu menjelaskan dan 1. Struktur jaringan dan organ 1. Kuliah 1. Kelengkapan 21
mengaplikasikan prinsip tubuh manusia II (Blok 5) Terinteg kehadiran
dan teori anatomi dan 2. Fungsi dan mekanisme sistem rasi 2. Check list
histologi tubuh, fisiologi tubuh (Blok 6) 2. Tutorial tutorial
tubuh serta metabolisme 3. Dinamika biokimiawi sistem 3. Praktiku 3. Pretest
tubuh sebagai landasan tubuh (Blok 7) m praktikum
awal dalam menganalisis 4. Laporan
15

kasus. tutorial
Menguasai konsep dan teori 4. Agama 5. Hasil ujian
ilmu agama dan PPKN 5. PPKN
3 Menguasai teori 1. Organisme Patogen (Blok 8) 1. Kuliah 1. Kelengkapan 19
pengetahuan tentang 2. Aspek biomedik adaptasi dan Terinteg kehadiran
mikrobiologi dan parasit implementasi pada diagnosis rasi 2. Check list
sebagai agen penyebab fisis (Blok 9) 2. Tutorial tutorial
penyakit, farmakologi 3. Terapi obat dan nutrisi (Blok 3. Skill lab 3. Check list
dasar dan ilmu gizi, aspek 10) 4. Praktiku skill lab
biomolekuler suatu 4. Indikator laboratorium dan m 4. Pretest
penyakit, indikator stress seluler (Blok 11) praktikum
laboratorium serta stress 5. Laporan
seluler dalam membantu tutorial
menegakkan diagnosis, 6. Hasil ujian
serta mampu
mengaplikasikan prinsip
anamnesis dan pemeriksaan
fisik dalam upaya
penegakkan diagnosis.
4 Menguasai prinsip dan teori 1. Endokrin metabolik (Blok 12) 1. Kuliah 1. Kelengkapan 20
masalah kesehatan 2. Kardioserebrovaskuler (Blok Terinteg kehadiran
berdasarkan sistem 13) rasi 2. Check list
endokrin metabolik, 3. Respirasi (Blok 14) 2. Tutorial tutorial
kardioserebrovaskuler, 4. Digestif (Blok 15) 3. Skill lab 3. Check list
respirasi, digestif, 4. Praktiku skill lab
mengaplikasikannya dalam m 4. Pretest
penegakan diagnosis suatu praktikum
penyakit, mampu 5. Laporan
menguasai patofisiologi tutorial
penyakit serta memahami 6. Hasil ujian
tatalaksana berbagai
masalah kesehatan
berdasarkan sistem tubuh
5 Menguasai prinsip dan teori 1. Sistem ginjal dan saluran 1. Kuliah 1. Kelengkapan 21
masalah kesehatan kemih (Blok 16) Terinteg kehadiran,
berdasarkan sistem ginjal 2. Sistem saraf dan sistem rasi 2. Check list
saluran kemih, saraf dan sensoris khusus (Blok 17) 2. Tutorial tutorial,
sensoris khusus, integumen, 3. Integumen (Blok 18) 3. Skill lab 3. Check list
jiwa dan fungsi luhur, 4. Jiwa dan fungsi luhur (Blok 4. Praktiku skill lab,
muskuloskeletal, 19) m 4. Pretest
mengaplikasikannya dalam 5. Muskuloskeletal (Blok 20) praktikum,
penegakan diagnosis suatu 5. Laporan
penyakit, mampu tutorial,
menguasai patofisiologi 6. Hasil ujian
penyakit serta memahami
tatalaksana berbagai
masalah kesehatan
berdasarkan sistem tubuh
6 Menguasai prinsip dan teori 1. Hemato-Imunologi (Blok 21) 1. Kuliah 1. Kelengkapan 19
masalah kesehatan 2. Reproduksi dan Perinatologi Terinteg kehadiran,
berdasarkan sistem hemato- (Blok 22) rasi 2. Check list
16

imunologi, infeksi tropik 3. Tumbuh Kembang dan 2. Tutorial tutorial,


memahami patofisiologi Geriatri (Blok 23) 3. Skill lab 3. Check list
serta mengaplikasikannya 4. Infeksi Tropik (Blok 24) skill lab,
dalan penegakkan diagnosis 4. Laporan
penyakit hematoimunologi , tutorial,
infeksi tropik serta 5. Hasil ujian
penatalaksanaannya.
Memahami fisiologi
kehamilan berserta
kelainannya, penyakit
reproduksi, gangguan
hormonal, kelainan
neonatus, konsep tumbuh
kembang beserta
penyimpangannya, serta
masalah pada penuaan
7 Mampu menguasai prinsip 1. Kegawatdaruratan (Blok 25) 1. Kuliah 1. Kelengkapan 21
tatalaksana awal trauma 2. EBM dan Kedokteran Terinteg kehadiran,
dan gawat darurat, basic Komunitas (Blok 26) rasi 2. Check list
life support, menguasai 3. Manajemen kedokteran dan 2. Tutorial tutorial,
teori penegakkan diagnosis Kesehatan Berbasis Keluarga 3. Skill lab 3. Check list
secara holisti serta tindakan (Blok 27) skill lab,
preventif, menguasai 4. Forensik, bioetik dan 4. Laporan
prinsip doga serta medikolegal (Blok 28) tutorial,
manajemennya,menguasai 5. Elektif (Manajemen bencana, 5. Hasil ujian
prinsip pembuatan visum, travelling medicine,
informed consent. Pengobatan tradisional
indonesia, kedokteran
olahraga) (Blok 29)
8 Mampu menguasai teori Skripsi(Blok 30) 1. Diskusi 1. Seminar 4
ilmiah dalam pembuatan Proposal
proposal, mampu 2. Seminar
mengaplikasikannya dalam Hasil
penulisan proposal, 3. Bimbingan
penelitian, laporan akhir
dan skripsi

5. Proses Pelaksanaan Pembelajaran


Kegiatan akademik tahap sarjana kedokteran dilaksanakan melalui berbagai aktivitas
pembelajaran di dalam blok, berupa:
a. KuliahTerintegrasi
Kuliah terintegrasi merupakan kuliah yang berisi materi ilmu yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran blok dan berkaitan dengan berbagai materi lain yang relevan dengan tujuan
pembelajaran blok tersebut. Kuliah terintegrasi dilakukan oleh dosen yang kompeten di bidang
materi kuliah ditunjuk oleh bagian/cabang ilmu dan ditetapkan oleh blok untuk memberi kuliah.
17

b. Tutorial
Tutorial merupakan penerapan metode problem based learning (PBL). Setiap satu
kegiatan tutorial terdiri dari 5 rangkaian aktivitas yaitu 2 kali diskusi kelompok kecil (10-12
orang), 1 kali diskusi pleno dan diselingi 2 kali kegiatan mandiri terstruktur dan terjadwal.
c. Praktikum Ilmu Kedokteran Dasar
Praktikum merupakan pemaparan fenomena nyata kepada mahasiswa untuk menambah
pengetahuan, wawasan kognitif dan memperkuat dasar-dasar ilmu kedokteran yang telah
dipelajari. Kegiatan praktikum dilaksanakan oleh Bagian di laboratorium kedokteran dasar.

d. Skill Lab (SL)


Skill lab merupakan latihan keterampilan yang dilaksanakan oleh Blok di laboratorium
keterampilan klinik. Kegiatan berupa pelatihan psikomotor agar mahasiswa mampu
memperagakan atau melaksanakan berbagai keterampilan klinik sesuai dengan kompetensi yang
ditetapkan.

e. Tugas Mandiri
Tugas mandiri merupakan kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri, terstruktur
tetapi tidak terjadwal dan dibimbing oleh dosen pembimbing. Kegiatan ini dilaksanakan oleh
blok untuk memperluas dan melengkapi pencapaian kompetensi mahasiswa.
f. Skripsi
Skripsi adalah kegiatan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa secara mandiri dan
terstruktur, berupa pemaparan pengalaman mahasiswa untuk melakukan penelitian di bidang
kedokteran dan kesehatan. Dalam melakukan penelitian, mahasiswa dibimbing oleh 2 dosen
pembimbing penelitian. Mahasiswa berhak mengikuti kegiatan skripsi apabila sudah
menyelesaikan kegiatan Blok yang setara dengan 102 SKS dengan IPK Minimal 2,0.

6. Cara Penilaian Pembelajaran

Sistem penilaian mahasiswa di FK Unsri terdiri dari 2 jenis yaitu penilaian formatif dan
penilaian sumatif.
18

6.1 Penilaian formatif


Penilaian formatif bertujuan untuk membantu mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran.
Penilaian formatif merupakan penilaian yang menentukan seorang mahasiswa untuk dapat
mengikuti ujian akhir dan atau dapat digunakan dalam penentuan nilai akhir dengan porsi yang
minimal. Aspek prioritas pada penilaian formatif berturut-turut adalah afektif, psikomotor, dan
kognitif. Penilaian formatif dilakukan dengan pengamatan dan umpan balik pendidik terhadap
mahasiswa pada proses kuliah integrasi, tutorial, praktikum, keterampilan klinis/skill lab, dan
skripsi.
Komponen penilaian formatif pada masing-masing proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. KuliahTerintegrasi
Kehadiran: minimal 85% dari seluruh jumlah kuliah yang ada dan terlaksana di dalam
suatu blok. Jika tidak mencapai kehadiran minimal dengan alasan yang dapat dibenarkan, maka
mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian MCQ.
b. Daftar Tilik Tutorial
Daftar tilik tutorial adalah instrumen penilaian afektif yang dilakukan oleh tutor terhadap
proses tutorial yang dilakukan mahasiswa. Tutor akan memberikan umpan balik kepada
mahasiswa. Hasil penilaian daftar tilik tutorial merupakan penilaian formatif yang akan
mempengaruhi penilaian sumatif.
c. Kehadiran Tutorial dan Pleno
Kehadiran dalam tutorial harus 100% dari seluruh proses diskusi kelompok tutorial
terjadwal (diskusi tahap I, tahap II). Kehadiran dalam diskusi pleno harus 100%. Jika mahasiswa
tidak mencapai kehadiran 100%, maka nilai daftar tilik tutorialnya tidak dapat dijadikan sebagai
bagian dari komponen penilaian sumatif dan mahasiswa tersebut tidak diperbolehkan untuk
mengikuti ujian MCQ.
d. Penilaian Respon Praktikum
Proses kegiatan mahasiswa dalam praktikum akan dinilai oleh dosen pembimbing
praktikum dengan penilaian respon praktikum. Bentuk penilaian dapat dalam bentuk pre- dan
post-test, ataupun hasil kegiatan praktikum. Penilaian akan dilakukan oleh pembimbing
praktikum. Bentuk penilaian respon praktikum berupa layak atau tidak layak. Mahasiswa tidak
dapat mengikuti ujian OSPE bila dinyatakan tidak layak oleh Bagian pelaksana praktikum.
19

e. Kehadiran Praktikum
Kehadiran praktikum harus 100% dari seluruh praktikum yang diselenggarakan Bagian
Ilmu Kedokteran Dasar. Jika tidak mencapai ketentuan kehadiran tersebut, maka mahasiswa
tidak dapat mengikuti ujian Objectives Structured Practical Examination (OSPE).
f. Daftar Tilik Skill Lab (SL)
Daftar tilik SL adalah instrumen penilaian afektif yang dilakukan oleh instruktur terhadap
proses yang dilakukan mahasiswa. Tutor akan memberikan umpan balik kepada mahasiswa.
Hasil penilaian daftar tilik SL juga akan mempengaruhi hasil penilaian sumatif.
g. Kehadiran Skill Lab
Kehadiran dalam skill lab harus 100% dari seluruh SL yang ada dan terlaksana di blok.
Jika tidak mencapai ketentuan kehadiran tersebut, maka mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian
Objectives Structured Clinical Examination (OSCE).
h. Ketidakhadiran mahasiswa
1) Bila kehadiran mahasiswa dalam aktifitas Blok tidak memenuhi syarat minimal karena
alasan yang dapat dibenarkan, maka yang bersangkutan harus segera diberi kesempatan
oleh Blok untuk melengkapi proses pembelajaran sebelum ujian blok (kekurangan IT
diberi tugas, tutorial diberikan tutorial sendiri, pleno diberi tugas, skill lab diberikan skill
lab susulan, praktikum diberikan susulan).
Ketidakhadiran karena alasan yang dapat dibenarkan meliputi:
1) Sakit, yang dilengkapi dengan surat keterangan sakit dari dokter.
2) Kematian orang tua, saudara kandung, suami/istri, anak.
3) Melahirkan, dibuktikan dengan surat keterangan melahirkan.
4) Mendapat tugas resmi kegiatan ilmiah, bakti sosial mahasiswa dan kegiatan lainnya
yang dilengkapi dengan surat tugas resmi dari Rektor/Dekan.
2) Bila kehadiran mahasiswa sudah memenuhi persyaratan minimal tetapi yang bersangkutan
tidak mengikuti ujian untuk komponen tertentu tanpa alasan yang dapat dibenarkan, maka
yang bersangkutan wajib mengikuti ujian susulan tahun berikutnya.
3) Bila kehadiran mahasiswa sudah memenuhi persyaratan minimal tetapi yang bersangkutan
tidak dapat mengikuti ujian untuk komponen tertentu karena alasan yang dapat dibenarkan,
maka yang bersangkutan harus diberi kesempatan untuk segera mendapatkan ujian susulan.
20

6.2 Penilaian Sumatif


Penilaian sumatif merupakan penilaian akhir dari pembelajaran di blok dengan tujuan
menilai hasil pencapaian mahasiswa untuk kemudian menentukan tingkatan kompetensi yang
telah dicapai.
Penilaian sumatif dilaksanakan secara menyeluruh terhadap aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotor. Penilaian sumatif dilakukan dengan cara menghitung semua nilai kuantitatif
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pada satu blok tertentu.Tabel 3 menggambarkan
instrumen dan tujuan penilaian dari masing-masing ranah pembelajaran.

Tabel 4. Jenis dan Instrumen Penilaian Sumatif


RANAH JENIS INSTRUMEN
TUJUAN
PEMBELAJARAN PENILAIAN PENILAIAN
Menilai pengetahuan pada berbagai
MCQ* (CBT atau PBT) tingkatan kognitif dari kuliah dan
tutorial.
Kognitif Tertulis
OSPE
Menilai pencapaian pengetahuan
Nilai pre- &post- test
dari pengalaman praktikum
praktikum
Menilai tingkat keterampilan
dalam melakukan suatu prosedur
Psikomotor Observasi OSCE
standar yang pernah dilakukan
pada Skill lab
Menilai pencapaian afektif/sikap
-Daftar tilik tutorial
Afektif Observasi mahasiswa terhadap proses
-Daftar tilik Skill Lab
pembelajaran

Ujian MCQ pencapaian kuliah dan pencapaian tutorial dijadikan satu kali dalam
pelaksanaannya, dengan jumlah soal yang diperhitungkan secara proporsional. Nilai akhir MCQ
digabung jadi satu. Soal MCQ tutorial disesuaikan dengan learning objectives dan bagian yang
terlibat diwajibkan membuat soal.
Soal OSCE dibuat oleh blok dalam bentuk daftar tilik yang terdiri dari prosedur
keterampilan, dan direview oleh UEAM dan blok. Format soal OSCE blok merujuk pada
pedoman soal yang telah disusun oleh UEAM.
21

6.3 Pembobotan Nilai Ranah Pembelajaran


Pembobotan nilai ranah pembelajaran merujuk pada kaidah piramida Miller (1990).
Piramida Miller menunjukkan bahwa pengetahuan/pengertian (cognition) yang pada dasarnya
dimulai dari “tahu” (knows) kemudian dapat meningkat menjadi “paham/pandai/nalar” (knows
how) adalah dasar dari sebuah perilaku (behavior) yang terdiri dari kemampuan “menunjukkan
bagaimana” sebuah proses dan wujudnya (shows how)dan akhirnya dapat “melakukan” (does)
dengan tepat dan benar.

Gambar 1. Piramida Miller (1990)

Berdasarkan piramida tersebut, tingkat pencapaian hasil pembelajaran didasari dari ranah
kognitif yang terletak di dasar piramida yang berarti proporsinya lebih dominan dalam penilaian
suatu kompetensi setelah itu diikuti ranah psikomotor dan afektif. Bobot nilai ranah
pembelajaran pada penilaian sumatif di FK Unsri dirincikan pada Tabel 4.

Tabel 5. Bobot Nilai Ranah Pembelajaran pada Penilaian Sumatif di FK Unsri

Ranah Pembelajaran Rentang Proporsi Keterangan


MCQ
30-70%
Kognitif Proporsi dibagi pada instrumen penilaian:
10-15% OSPE
Nilai pre- dan post-test
Proporsi dibagi pada instrumen penilaian:
Psikomotor 20-40% OSCE
Hasil kerja keterampilan mahasiswa
Proporsi dibagi pada instrumen penilaian:
Afektif 5-20% Umpan balik tutor, atau;
Hasil tugas mandiri
Keterangan: penetapan proporsi bobot nilai pembelajaran diputuskan pada rapat persiapan blok.
22

6.4 Penetapan Standar Nilai Kelulusan (Standard Setting)


Penetapan standar nilai kelulusan pada dasarnya merupakan keputusan apakah seorang
mahasiswa kompeten/cakap/layak dalam suatu kompetensi proses pembelajaran tertentu.
Pernyataan kompetensi dinyatakan dalam suatu gradasi kompetensi dengan penyetaraan dalam
bentuk huruf dan angka. Standar nilai kelulusan dan gradasi kompetensi merujuk ke universitas
sebagaimana dirincikan pada Tabel 5.

Tabel 6. Gradasi Nilai Akhir Blok


Skala Nilai Angka Huruf Keterangan Kompetensi
86,00-100 4 A Sangat baik
71,00-85,99 3 B Baik
56,00-70,99 2 C Cukup
41,00-55,99 1 D Kurang
<41,00 0 E Gagal

Standar nilai kelulusan penilaian hasil belajar perlu ditetapkan batasan gradasinya dan
proses penetapan gradasi tersebut disebut standard setting. Literatur-literatur tentang standard
setting menyebutkan standard setting adalah proses keputusan “what is good enough?” karena
suatu kompetensi merupakan variabel kontinum sehingga perlu batasan konsep apakah suatu
capaian kompetensi layak atau tidak bagi mahasiswa yang diuji.
Penentuan standard setting nilai CBT di FK Unsri mengacu pada metoda Angoff, yaitu
beberapa orang penilai / judges (minimal 3 orang) yang tergabung dalam tim dibawah koordinasi
UEAM menganalisis tingkat kesulitan setiap soal yang diujikan ke mahasiswa dan memutuskan
kompetensi minimalnya yaitu kemungkinan mahasiswa dapat menjawab soal tersebut dengan
benar berdasarkan kualitas dan relevansi soal. Hasil akhir analisis para penilai tersebut dihitung
rata-ratanya dan dinyatakan sebagai skor minimal kompetensi (sesuai standar adalah nilai B)
yang harus dicapai oleh mahasiswa. Hasil akhir analisis masing-masing penilai tidak perlu
mencapai konsensus. Penetapan standard setting juga tidak mengacu pada hasil pencapaian
mahasiswa pada ujian.
Skor minimal kompetensi hasil standard setting CBT kemudian ditetapkan sebagai nilai
minimal gradasi kompeten (lulus) sesuai nilai pada acuan skala yaitu B (angka 71). Standard
23

setting dilakukan pada ujian CBT blok masing-masing blok. Oleh karena itu, standard setting
per blok akan bervariasi satu sama lain.
Batasan kompeten untuk OSCE ditentukan dari nilai rata-rata untuk semua komponen
OSCE berdasarkan referensi standar, dimana tidak ada konversi ke dalam bentuk nilai lain.
Batasan nilai kompeten adalah hasil nilai rata-rata 71 untuk semua komponen OSCE.

6.5 Remedial
Remedial dilaksanakan untuk setiap instrumen yaitu MCQ, OSCE, dan OSPE. Walaupun
nilai blok adalah gabungan dari instrumen penilaian, masing-masing instrumen penilaian
memiliki kekhususan dalam menilai suatu kompetensi. Oleh karena itu, pengumuman nilai blok
akan disampaikan ke mahasiswa dalam bentuk nilai per instrumen penilaian.
Mahasiswa yang boleh mengikuti remedial hanya mahasiswa yang pernah mengikuti ujian
akhir blok. Artinya, yang bersangkutan sudah dinyatakan menyelesaikan proses blok. Remedial
tidak berlaku bagi mahasiswa yang sudah dinyatakan menyelesaikan proses tetapi tidak hadir
pada saat ujian atau mahasiswa yang tidak diizinkan mengikuti proses ujian karena tidak
mencukupi persyaratan. Mahasiswa harus mengulang seluruh kegiatan blok jika tidak memenuhi
syarat untuk mengikuti lebih dari satu (>1) instrumen penilaian sumatif blok, dan tidak boleh
mengikuti remedial untuk blok tersebut.
Untuk mahasiswa yang memperoleh nilai akhir blok dengan gradasi huruf “B”,”C”,dan
“D”, remedial dilakukan terhadap skor instrumen nilai sumatif <86 (kurang dari delapan puluh
enam). Mahasiswa yang memiliki nilai instrumen <86 namun nilai akhir blok sudah bergradasi
huruf “A” tidak boleh lagi melakukan remedial. Mahasiswa yang memiliki nilai akhir blok
dengan gradasi huruf “E” tidak diizinkan mengikuti remedial dan harus mengulang seluruh
kegiatan blok.
Jika nilai remedial lebih kecil dari nilai lama, maka nilai akhir remedial per-instrumen
ditetapkan dari nilai yang terbaik. Mahasiswa yang mengikuti remedial berhak mendapatkan
nilai setinggi-tingginya tetapi tidak berhak mendapat predikat kelulusan dengan pujian
(cumlaude). Jadwal pelaksanaan remedial dilaksanakan pada setiap semester, Khusus blok
semester VII remedial dilaksanakan pada semester ganjil dan genap.
24

6.6 Indeks Prestasi (IP) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)


Indeks prestasi merupakan suatu indikator keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti
kegiatan akademik. IP dan IPK dicantumkan pada KHS setiap semester, sementara IPK adalah
IP kumulatif dari seluruh semester yang telah diikuti oleh mahasiswa.
Cara menghitung IP:
K = beban studi (SKS) blok dalam satu semester
N = bobot nilai blok (0 s/d 4) yang ditentukan dari nilai akhir blok dalam satu
semester

Tabel 7. Penilaian dan Gradasi Penentuan Indeks Prestasi (IP) dan Indeks prestasi
Kumulatif (IPK)

Gradasi Angka
Rentang Nilai Akhir Huruf
(N)
< 41 0,5 E
41.00–55.99 1 D
56.00–70.99 2 C
71.00–85.99 3 B
≥ 86 4 A

6.7 Transkrip Nilai


a. Nilai Blok
Mahasiswa yang telah menyelesaikan ujian sumatif blok akan menerima pengumuman
nilai hasil ujian dalam bentuk nilai per instrumen (nilai MCQ, OSCE, OSPE). Nilai per
instrumen kemudian diolah dengan nilai remedial (nilai yang diambil adalah nilai yang terbaik)
untuk dijadikan sebagai nilai akhir blok. Penerbitan nilai blok berupa lembar yang
mencantumkan seluruh nilai mahasiswa per angkatan.

b. Transkrip Nilai Semester/Kartu Hasil Studi (KHS)


Secara administratif transkrip nilai juga diterbitkan dalam bentuk KHS, berupa transkrip
nilai semester yang berisi nilai akhir beberapa blok dalam semester berjalan. KHS akan
diterbitkan setelah fase remedial untuk setiap mahasiswa.
25

c. Transkrip Nilai Tahap Pendidikan


Mahasiswa yang telah menyelesaikan masa studi pada tahap Sarjana Kedokteran secara
administratif akan mendapatkan Transkrip Nilai Tahap Sarjana Kedokteran. Demikian juga bagi
mahasiswa yang telah menyelesaikan masa studi pada tahap Profesi Dokter, secara administratif
yang bersangkutan akan mendapatkan Transkrip Nilai Tahap Profesi Dokter.

6.8 Evaluasi Belajar Mahasiswa Tahap Sarjana Kedokteran


Evaluasi belajar mahasiswa (EBM) ditetapkan oleh Surat Keputusan Dekan yang
diselenggarakan setelah setiap musim remedial. Evaluasi belajar mahasiswa adalah evaluasi
prestasi akademik mahasiswa yang bertujuan untuk menentukan kelayakan mahasiswa
untukmelanjutkan studi. Evaluasi belajar tahap Sarjana Kedokteran dilakukan dalam 3 (tiga)
tahap yaitu Evaluasi Belajar Tahap Pertama, Evaluasi Belajar Tahap Kedua dan Evaluasi Batas
Akhir Studi tahap Sarjana Kedokteran.
a. Evaluasi Belajar Tahap Pertama (EBT I)
EBT I dilaksanakan pada saat akhir tahun pertama perkuliahan setelah pelaksanaan
remedial
Mahasiswa dinyatakan lulus EBT I bila:
1) Menyelesaikan seluruh proses blok pada tahun pertama
2) IPK terakhir pada tahun pertama minimal 2,0 untuk 26 SKS nilai terbaik
Apabila tidak lulus EBT I, maka mahasiswa tidak dapat melanjutkan proses pembelajaran tahap
berikutnya dan harus memperbaiki nilai yang menyebabkan mahasiswa tidak lulus EBT I.Setelah
memperbaiki nilai, dilakukan EBT I kembali. Apabila mahasiswa tidak mampu memenuhi
persyaratan pada EBT I, maka yang bersangkutan dinyatakan putus studi (drop out).
b. Evaluasi Belajar Tahap Kedua (EBT II)
EBT II dilaksanakan pada saat akhir tahun kedua perkuliahan setelah pelaksanaan
remedial. Khusus untuk mahasiswa yang pernah tidak lulus EBT I, dapat mengikuti EBT II pada
tahun ke-tiga menjalani studi di FK Unsri. Mahasiswa dinyatakan lulus EBT II bila:
1) Menyelesaikan proses pembelajaran blok setara41 SKS.
2) IPK terakhir minimal 2,0 untuk 41 SKS terbaik.
Apabila mahasiswa tidak mampu memenuhi persyaratan pada EBT II, maka yang bersangkutan
dinyatakan putus studi (drop out).
26

c.Evaluasi Batas Akhir Studi Tahap Sarjana Kedokteran (EBT III)


Masa studi pendidikan dokter tahap Sarjana Kedokteran di FK Unsri berlangsung selama
7 (tujuh) sampai 14 (empat belas) semester. Mahasiswa yang tidak mampu menyelesaikan masa
studi tahap sarjana kedokteran dalam 14 (empat belas) semester akan dikeluarkan (drop out) dari
proses pendidikan di FK Unsri.
27
28

8. Putus Studi (Drop Out/DO)


8.1 Persyaratan Putus Studi
Mahasiswa dinyatakan putus studi apabila:
a) Pada akhir tahun kedua tidak dapat mengumpulkan kredit sebanyak 42 SKS atau;
b) Pada akhir tahun kedua mengumpulkan kredit sebanyak ≥42 SKS tetapi IPK yang
dicapai <2,00, atau;
c) Tidak lulus EBT I dalam jangka waktu 4 semester, atau;
d) Tidak lulus EBT II
e) Total masa studi tahap sarjana kedokteran melewati 14 semester

8.2 Tahapan Prosedur Penetapan Putus Studi


a) Setiapakhir semester coordinatortahunmengidentifikasimahasiswa yang berisiko DO.
b) Mahasiswa yang teridentifikasi berisiko DO akan diberi peringatan tertulis pada akhir
semester kedua (Sm II).
c) Mahasiswa yang teridentifikasi berisiko DO pada saat pengulangan/remedial. EBT I
akan diberi peringatan tertulis pada akhir semester ketiga (Sm III).
d) Mahasiswa yang teridentifikasi berisiko melewati batas studi tahap Sarjana Kedokteran
akan diberi peringatan tertulis pada akhir semester 12.
e) Mahasiswa yang dinyatakan DO ditetapkan dengan surat keputusan Dekan.

9. Penundaan Kegiatan Akademik (Stop Out/SO)


Penundaan Kegiatan Akademik (PKA) atau cuti kuliah atau stop out (SO) adalah status
mahasiswa yang berhenti sementara dalam mengikuti program pendidikan. Ketentuan penundaan
adalah sebagai berikut:
1. Penundaan kegiatan akademik dapat dilakukan dengan alas an kesehatan / sakit dengan surat
keterangan resmi dari dokter RSMH / poliklinik Unsri atau alasan lain sesuai dengan
ketentuan dan persetujuan Dekan FK Unsri
2. Pada masa penundaan, mahasiswa tidak membayar biaya pendidikan (SPP) dan tidak
diperkenankan melakukan kegiatan akademik, tidak diperkenankan menggunakan fasilitas
pendidikan, dan tidak dapat bimbingan dari dosen pembimbing.
3. Lama PKA maksimum 2 tahun untuk seluruh masa pendidikan
29

4. PKA tidak boleh diambil lebih dari 2 semester berturut-turut.


5. Lama PKA diperhitungkan sebagai masa studi.
6. Penetapan PKA dilakukan melalui SK Rektor sesuai pengajuan dari Dekan FK Unsri atau
permohonan dari mahasiswa yang bersangkutan dengan persetujuan dari Dekan FK Unsri
7. Permohonan, pengajuan, dan penetapan PKA dilakukan setiap semester sesuai batas waktu
dan prosedur yang ditetapkan.

10. Perpindahan Mahasiswa


10.1 Perpindahan Mahasiswa dari FK Unsri ke Perguruan Tinggi Lain
Mahasiswa dapat pindah dari FK Unsri ke perguruan tinggi lain apabila memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
a) Perpindahan hanya dapat dilakukan oleh mahasiswa yang telah melewati tahap Sarjana
Kedokteran.
b) Usul perpindahan diajukan kepada Rektor melalui Dekan.
c) Mahasiswa yang telah pindah keluar FK Unsri tidak dapat diterima kembali.

10.2 Perpindahan Mahasiswa dari Perguruan Tinggi Lain ke FK Unsri


Mahasiswa dapat pindah dari satu program studi kedokteran di perguruan tinggi lain ke
FK Unsri apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a) Pindah program hanya dapat dilakukan oleh mahasiswa program pendidikan dokter yang
telahmelewati tahap Sarjana Kedokteran.
b) Berasal dari program studi pendidikan dokter terakreditasi A
c) Memiliki IPK Sarjana Kedokteran minimal 3,0
d) Tidak dikeluarkan dari perguruan tinggi asal karena sebab-sebab tertentu dibuktikan dengan
surat keterangan dari Rektor bersangkutan.
e) Disetujui pimpinan Fakultas/Jurusan/Program yang bersangkutan.
f) Bersedia memenuhi semua ketentuan administrasi dan keuangan yang berlaku di FK Unsri
g) Penetapan persetujuan perpindahan dilakukan dengan mempertimbangkan daya tampung
yang tersedia.
30

10.3 Ketentuan bagi Mahasiswa Pindahan


Mahasiswa yang diizinkan pindah ke FK Unsri harus memenuhi berbagai ketentuan
berikut:
a) Mahasiswa pindahan dikenakan ketentuan-ketentuan akademik, kurikulum, jangka masa
studi, dan ketentuan administrasi keuangan yang berlaku di Unsri.
b) Masa studi bagi mahasiswa pindahan sesuai dengan batas waktu program studi yang berlaku
di FK Unsri terhitung sejak terdaftar pada perguruan tinggi asal.
c) Universitas Sriwijaya hanya menerima mahasiswa pindahan pada awal semester.

11. Status Mahasiswa


Pengakuan status sebagai mahasiswa FK Unsri secara legal formal ditetapkan bila
memenuhi persyaratan berikut:
1. Terdaftarsebagaimahasiswa FK Unsri
2. Membayar biaya pendidikan sesuai dengan ketentuan pada waktu yang ditetapkan
3. Tidak dalam masa PKA (stop out)
4. Mengisi dan menyerahkan kartu rencana studi untuk semester yang ditempuh
5. Mengikuti kegiatan akademik
6. Tidak terlibat dalam tindakan kriminal
7. Tidak melakukan tindakan indisipliner dan keonaran di kampus

12. Penasehat Akademik


Selama mengikuti pendidikan, mahasiswa dibantu oleh seorang dosen Penasehat Akademik
(PA), yang ditetapkan oleh Fakultas/Program berdasarkan usulan dari jurusan/program studi.
Secara umum dosen PA bertugas memberikan bimbingan akademik kepada sejumlah mahasiswa
sebagai berikut.
Peran Penasehat Akademik adalah:
1. Membantu mahasiswa bimbingannya untuk mengenal minat, bakat dan kemampuan
akademiknya.
31

2. Membantu mahasiswa bimbingannya merencanakan studinya termasuk menentukan pilihan


dan penetapan mata kuliah yang akan diikutinya setiap semester.
3. Memotivasi mahasiswa bimbingannya agar mempunyai ketabahan/kemampuan dalam
menghadapi kendala akademiknya sehingga dapat menemukan sendiri pemecahan
masalahnya.
4. Membantu mahasiswa bimbingannya yang mempunyai masalah personal, kerluarga dan
sosial agar mahasiswa yang bersangkutan dapat memecahkan masalah.

Tugas Penasehat Akademik adalah:


1. Membimbings ebanyak-banyaknya 20 orang mahasiswa
2. Mencari informasi dari Ketua Jurusan / Program Studi tentang nama-nama mahasiswa
bimbingannya; keadaan terakhir Fakultasnyadan atau Universitas.
3. Menentukan jadwal bimbingan;
4. Mempelajari masalah akademik, personal dan sosial mahasiswa bimbingannya;
5. Mendiskusikan hasil dan rencana studi mahasiswa bimbingannya pada tiap awal semester.
6. Menandatangani Kartu RencanaStudi (KRS) dan Kartu Perubahan Rencana Studi (KPRS)
mahasiswa bimbingannya;
7. Memberikan pertimbangan kepada Ketua Jurusan / Program Studi bagi mahasiswa
bimbingannya yang mengajukan permohonan penundaan kegiatan akademik (PKA);
8. Menyimpan arsip KRS dan KPRS mahasiswa bimbingannya yang telah ditandatangani oleh
Kepala Sub-bagian Akademik/Wakil Dekan I/Ketua Jurusan/Ketua Program Studi;
9. Memantau perkembangan studi mahasiswanya dengan cara menjadwalkan pertemuan dengan
mahasiswa bimbingannya sekurang-kurangnya 5 kali setiap semester.

13. Yudisium dan Kelulusan


13.1 Persyaratan Yudisium Tahap Sarjana Kedokteran
Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh proses pendidikan tahap Sarjana
Kedokteran wajib mengikuti yudisium dan dapat dinyatakan lulus/telah menyelesaikan program
belajar tahap Sarjana Kedokteran dan ditetapkan sebagai Sarjana Kedokteran (S.Ked) dengan
syarat:
32

a) Mencapai IPK minimal 2,5


b) Tidak memiliki nilai D dan E
c) Telah menyelesaikan tugas Skripsi dengan lengkap
d) Telah menyelesaikan semua kewajiban administrasi dan pelengkap lainnya sesuai dengan
ketentuan
Bila mahasiswa dinyatakan tidak lulus pada yudisium yaitu tidak memenuhi syarat point
a sampai d maka mahasiswa wajib memperbaiki nilai sehingga memenuhi persyaratan. Bila
hanya mempunyai 1 (satu) nilai D maka yang bersangkutan diberi special treatment oleh blok
terkait untuk memperbaiki nilai D tersebut. Bila nilai D lebih dari 1 (satu) maka mahasiswa
diwajibkan mengulang ujian di blok terkait (sesuai dengan jadwal remedial). Bilaada nilai E
harus mengulangi seluruh aktifitas blok sesuai dengan jadwal blok terkait.

13.2 Predikat Kelulusan


Predikat kelulusan terdiri atas 3 tingkat yaitu memuaskan, sangat memuaskan dan lulus
dengan pujian (cumlaude) yang ditetapkan berdasarkan pada Indeks Prestasi kumulatif (IPK)
yang dicapai mahasiswa dan kriteria sebagai berikut:
Predikat kelulusan bagi Sarjana Kedokteran (S.Ked) adalah:
a. Memuaskan : IPK 2,50-2,75
b. Sangat memuaskan :IPK 2,76-3,50
c. Dengan Pujian (cumlaude) : IPK 3,51-4,00 (nilai C maksimum satu mata kuliah)
dengan masa studi maksimal 7 (tujuh) semester, tanpa remedial

14. Yudisium
Acara yudisium dilaksanakan dalam suatu acara khusus yang dilaksanakan oleh Fakultas
yang ditetapkan melalui suatu keputusan Dekan FK Unsri. Rincian prosedur dan tata cara
acara/upacara yudisium ditetapkan oleh FK Unsri.

15. Wisuda
Wisuda adalah suatu kegiatan seremonial akademik dan merupakan acara rapat terbuka
senat Universitas Sriwijaya. Wisuda pada dasarnya dilakukan sebagai momentum pengukuhan
33

gelar dan pemberian ijazah kepada semua lulusan program pendidikan yang diselenggarakan
oleh Universitas Sriwijaya yang pada dasarnya wajib diikuti oleh semua lulusan.

16. Aturan Tambahan


Segala sesuatu yang belum diatur dalam pedoman ini akan ditetapkan lebih lanjut dalam
rapat khusus yang diperkuat dengan Keputusan Dekan.
34

TATA TERTIB MAHASISWA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
35

MUKADIMAH

Ilmu kedokteran adalah suatu studi sepanjang hidup (Medical science is a life long study).
Seorang dokter, meski telah menyelesaikan pendidikan kedokterannya, tetap harus selalu
menyegarkan dan menambah ilmunya. Memasuki pasar bebas dan modernisasi di bidang ilmu
dan teknologi kedokteran, seorang dokter dituntut untuk terus meningkatkan kualitas
kemampuannnya secara berkesinambungan. Hal tersebut mutlak dilakukan guna mempersiapkan
dokter Indonesia yang mampu bersaing baik di tingkat regional maupun internasional.

Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi tidak boleh membuat dokter


menghalalkan segala cara dan melupakan keluhuran budi profesinya. Profesi kedokteran adalah
salah satu profesi yang mempunyai kode kehormatan(code of honour). Artinya, para
profesionalnya hanya akan dapat bekerja sepanjang adanya kepercayaan dari masyarakat,
khususnya pasiennya. Dokter harus bersikap dan bertingkah laku moral yang luhur dalam
melayani pasiennya. Sebagaimana Hippocrates telah meletakkan dasar-dasar ini dalam suatu
tradisi luhur jabatan kedokteran.

Dokter yang berbudi luhur harus dipersiapkan sejak dalam proses pembelajaran belajar di
bangku kuliah. Proses pembelajaran adalah suatu proses perubahan perilaku. Diperlukan suatu
aturan yang jelas dan tegas sebagai salah satu upaya dalam mempersiapkan para Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Unsri untuk membentuk perilaku disiplin agar kelak mampu mengemban
amanat tradisi luhur jabatan kedokteran dan sekaligu mampu berprestasi baik di tingkat nasional,
regional maupun internasional.Maka dari itu, Fakultas Kedokteran Unsri menetapkan berlakunya
suatu peraturan yang disebut Aturan Tata Tertib MahasiswaFK Unsri. Aturan ini digunakan
sebagai penuntun perilaku di dalam kampus serta tempat-tempat yang menjadi lahan kegiatan
pendidikannya seperti Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit/Puskesmas yang menjadi mitra
pendidikan Fakultas Kedokteran Unsri. Selain itu,aturan tata tertib ini juga diberlakukan di
dalam setiap kegiatan Mahasiswa di luar kampus yang membawa nama Fakultas Kedokteran
Unsri.
36

DAFTAR ISI

Mukadimah

Bab I Ketentuan Umum..............................................................................

Bab II Penampilan Secara Umum................................................................

Bab III Sikap Dan Tingkah Laku Secara Umum........................................

Bab IV Penggunaan Fasilitas Secara Umum...............................................

Bab V Tingkat Pendidkan Akademik : Kuliah / Praktikum / Ujian........

Bab VI Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan............................................

Bab VII Sanksi................................................................................................

Bab VIII Penjelasan..........................................................................................


37

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam ketentuan ini :
1. Universitas Sriwijaya disingkat Unsri.
2. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya disingkat FK Unsri.
3. Tridharma Perguruan Tinggi adalah kegiatan yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat.
4. Pendidikan Kedokteran adalah jenjang pendidikan yang terdiri dari Program Pendidikan
Akademik/Sarjana Kedokteran, Profesi Kedokteran, dan Spesialis Kedokteran.
5. Pendidikan Akademik/Kesarjanaan Kedokteran& Kesehatan adalah pendidikan yang diarahkan
terutama pada ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran.
6. Pendidikan Profesi Kedokteran, Kedokteran Gigi, Nersdan Psikolog adalah pendidikan lanjutan
setelah program pendidikan akademik/sarjana kedokteran untuk memperoleh gelar profesi dalam
bidang kedokteran.
7. Pendidikan Spesialis Kedokteran adalah pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan
penerapan keahlian dalam salah satu cabang ilmu kedokteran.
8. Program Pendidikan Dokter Spesialis, disingkat PPDS, adalah program pendidikan spesialis yang
menghasilkan dokter spesialis.
9. Bagian adalah unsur pelaksana pendidikan akademik dan atau profesi dari satu cabang ilmu
kedokteran tertentu.
10. Kurikulum Pendidikan Akademik adalah kurikulum pendidikan ilmu-ilmu kedokteran sebagaimana
yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dijabarkan kedalam
kurikulum pendidikan sarjana kedokteran.
38

11. Kurikulum Pendidikan Profesi adalah kurikulum pendidikan dokter sebagaimana yang ditetapkan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dijabarkan kedalam kurikulum
pendidikan profesi.
12. Kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis adalah adalah Katalog kurikulum pendidikan Program Studi
Dokter Spesialis sebagaimana yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangn yang berlaku
yang dijabarkan kedalam kurikulum pendidikan dokter spesialis masing-masing PPDS.
13. Dosen adalah tenaga pendidik dan pengajar pada Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
14. Kampus adalah suatu lokasi wilayah dimana keberadaan secara fisik baik berupa sarana dan
prasarana beserta seluruh kegiatan civitas akademika Fakultas Kedokteran Unsri berlangsung.
15. Lahan kegiatan Kepaniteraan Klinik (KK) dan/atau Residensi adalah Rumah Sakit Pendidikan Utama
atau Rumah Sakit Mitra Pendidikan / serta sarana kesehatan lainnya termasuk Puskesmas yang
ditetapkan sebagai tempat berlangsungnya program pendidikan Kepaniteraan Klinik dan/atau
Residensi oleh FK Unsri bersama instansi-instansi terkait.
16. Rektor adalah pemimpin struktural tertinggi Universitas Sriwijaya
17. Senat adalah Senat Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya yang merupakan badan normatif dan
perwakilan tertinggi di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
18. Dekan adalah pemimpin struktural tertinggi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
19. Wakil Dekan, disingkat WD, adalah pemimpin struktural di bawah Dekan, terdiri dari WD I mengurus
bidang pendidikan, WD II mengurus bidang administrasi dan keuangan, dan WD III mengurus bidang
kemahasiswaan.
20. Penasihat Akademik adalah Dosen yang ditugaskan untuk memberikan bimbingan akademik pada
sejumlah mahasiswa untuk mengenal minat, bakat dan kemampuan akademiknya.
21. Unit Bimbingan dan Konseling Mahasiswa (UBKM) adalah salah satu unit dilingkungan Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya yang bertugas dalam bimbingan dan konseling seluruh mahasiswa
pada saat menjalani pendidikan.
22. Mahasiswa adalah seluruh peserta program pendidikan apapun yang ada di Fakultas Kedokteran
Unsri, termasuk peserta PPDS.
23. Residen adalah sebutan spesifik bagi Mahasiswa peserta PPDS.
24. Alumnus (jamak : alumni) adalah lulusan program pendidikan apapun yang ada di FK Unsri yang
telah di wisuda di Universitas Sriwijaya.
39

BAB II

PENAMPILAN MAHASISWA SECARA UMUM

A. KEWAJIBAN

Pasal 2

Wajib berpakaian bersih, rapi, sopan, dan memakai sepatu.

B. LARANGAN

Pasal 3

(1) Bagi Mahasiswa: dilarang memakai pakaian kaos oblong, atau memakai pakaian model
robek, atau memakai pakaian bertulisan/bergambar poster menyolok/berumbai-rumbai; atau
memakai pakaian dari bahan jeans; atau memakai celana pendek; atau memakai
sandal/sepatu sandal/sandal sepatu; atau memakai perhiasan seperti : kalung, gelang,
ataupun anting-anting.

(2) Bagi Mahasiswi: dilarang memakai pakaian ketat, atau memakai pakaian transparan, atau
memakai pakaian model robek, atau memakai pakaian bertulisan/bergambar poster
menyolok atau memakai pakaian tanpa lengan, atau memakai pakaian yang bagian perut
dan/atau dada terbuka, atau memakai rok mini, atau memakai celana pendek; atau memakai
pakaian dari bahan jeans; atau memakai sandal/sepatu sandal/sandal sepatu; atau memakai
perhiasan secara berlebihan, atau bersolek berlebihan; ataupun menata rambut berlebihan
(antara lain disasak tinggi, dikuncir banyak), atau mewarnai rambut (mewarnai rambut
dengan warna hitam atau sama dengan warna asli rambutnya, tetap diperbolehkan).
40

BAB III

SIKAP DAN TINGKAH LAKU MAHASISWA SECARA UMUM

A. KEWAJIBAN

Pasal 4

1) Wajib mematuhi semua ketentuan Hukum yang berlaku dalam NegaraRI.

2) Wajib mematuhi semua ketentuan Peraturan di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia.

3) Wajib mematuhi semua ketentuan Peraturan yang dikeluarkan oleh Rektor Unsri.

4) Wajib mematuhi semua ketentuan Peraturan yang dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Kedokteran
Unsri.Wajib mematuhi semua ketentuan Peraturan yang dikeluarkan oleh setiap Bagian, atau
Laboratorium, atau Perpustakaan, atau Sekretariat Fakultas Kedokteran Unsri.

Pasal 5

1) Wajib bersikap sopan santun terhadap setiap unsur PimpinanFakultas, Dosen dan
Karyawan Fakultas Kedokteran Unsribaik PreKlinik dan Klinik.
2) Wajib bersikap sopan santun terhadap sesama Mahasiswa / Residen yang seangkatan.
3) Mahasiswa/Residen yang lebih junior wajib bersikap hormat dan respek terhadap
seniornya, sebagaimana sikap yang lebih muda terhadap yang lebih tua di dalam Tradisi
Masyarakat Timur.
4) Mahasiswa/Residen yang lebih senior wajib bersikap sebagai pembina dan pengayom
terhadap juniornya sebagaimana sikap yang lebih tua terhadap yang lebih muda di dalam
Tradisi Masyarakat Timur.
5) Wajib bersikap sopan santun terhadap setiap tamu Fakultas Kedokteran Unsri.

Pasal 6

Wajib ikut memelihara ketenangan, atau ketertiban, atau kebersihan dan keindahan, atau
keutuhan dari kampus Fakultas Kedokteran Unsri yang meliputi semua gedung dengan ruangan-
41

ruangannya beserta semua fasilitas/peralatan/barang-barang milik Fakultas Kedokteran Unsri,


halaman dan taman-tamannya, serta fasilitas sanitasinya.

B. LARANGAN

Pasal 7

Dilarang secara tanpa hak dan indikasi membawa senjata api, senjata tajam, atau senjata lainnya
di dalam kampus atau di lahan-lahan kegiatan KK/Residensi.

Pasal 8

Dilarang secara tanpa hak dan indikasi membawa, atau mengedarkan, atau menjual, ataupun
menggunakan NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya).

Pasal 9

Dilarang mengganggu ketenangan dan ketertiban setiap kegiatan yang berlangsung di dalam
kampus seperti: kuliah/ujian, atau praktikum; atau kerja kesekretariatan; atau upacara dan
peringatan hari-hari besar nasional maupun keagamaan; atau kegiatan keagamaan; atau kegiatan
sosial; atau kegiatan kesenian/kebudayaan; atau kegiatan pelayanan dan perawatan pasien di RS
Pendidikan atau RS/Puskesmas lahan kegiatan KK/Residensi
42

BAB IV

PENGGUNAAN FASILITAS OLEH MAHASISWA SECARA UMUM

A. KEWAJIBAN

Pasal 10
Wajib ikut memelihara dengan baik dalam penggunaan semua fasilitas, atau peralatan, atau
barang milik Fakultas Kedokteran Unsri.

Pasal 11
Wajib mengganti bila memecahkan, menghilangkan, atau mengakibatkan kerusakan fasilitas atau
peralatan atau barang apapun milik Fakultas Kedokteran Unsri sehingga tak bisa dipergunakan
lagi dengan baik, atau wajib memperbaikinya bila kerusakan masih bisa diperbaiki.
Pasal 12
Wajib memenuhi ketentuan persyaratan administratif dalam penggunaan fasilitas Multimedia milik
Fakultas Kedokteran Unsri.

Pasal 13
Wajib ikut memelihara kebersihan, keutuhan, ketertiban dengan baik dalam penggunaan fasilitas
Multimedia milik Fakultas Kedokteran Unsri.

Pasal 14

1) Wajib memenuhi ketentuan persyaratan administratif yang telah ditentukan dalam


penggunaan fasilitas Perpustakaan Fakultas Kedokteran Unsri.

2) Wajib mengikuti ketentuan peraturan yang berlaku dalam pemotokopian/penggandaan,


ataupun peminjaman literatur Perpustakaan Fakultas Kedokteran Unsri.

3) Wajib ikut memelihara keutuhan, kebersihan dan ketertiban dalam penggunaan, atau
pemotokopian/penggandaan, atau peminjaman literatur Perpustakaan Fakultas
Kedokteran Unsri.
43

4) Wajib ikut memelihara kebersihan, keutuhan, ketenangan, dan ketertiban dalam


penggunaan fasilitas ruangan Perpustakaan Fakultas Kedokteran Unsri

Pasal 15
Wajib meminta izin yang berwenang dan mengikuti ketentuan peraturan yang berlaku dalam
menggunakan fasilitas milik Fakultas Kedokteran Unsri yang tidak berkaitan langsung dengan proses
pembelajaran yang sedang diikutinya (misalnya komputer, mesin tik, telefon, faksimil, ruang rapat,
kenderaan dan lain sebagainya).

Pasal 16
Wajib ikut menjaga kebersihan dan keutuhan dalam penggunaan fasilitas sanitasi (seperti kamar mandi,
WC, wastafel, wadah limbah, dsb.).

B. LARANGAN

Pasal 17
Dilarang merusak, atau menghilangkan, atau mengotori, ataupun mengganggu ketertiban kampus
Fakultas Kedokteran Unsri yang meliputi semua gedung dengan ruangan-ruangannya beserta semua
fasilitas/peralatan/barang-barang milik Fakultas Kedokteran Unsri, halaman dan taman-tamannya, serta
fasilitas sanitasinya.

Pasal 18
Dilarang secara tanpa hak menggunakan fasilitas yang diperuntukkan bagi proses pembelajaran milik
Fakultas Kedokteran Unsri untuk tujuan yang tidak berkaitan dengan proses pembelajaran yang telah
ditentukan.

KULIAH / PRAKTIKUM / UJIAN


44

A. KEWAJIBAN

Pasal 19
Wajib memenuhi seluruh ketentuan persyaratan administratif terlebih dahulu sebelum mengikuti
kuliah, atau praktikum, atau ujian praktikum, atau ujian semester/midsemester atau ujian tertentu
lainnya.

Pasal 20
Wajib melapor kepada Ketua Bagian/Kepala Laboratorium saat pertama akan mengikuti praktikum dan
saat setelah menyelesaikan seluruh mata pelajaran praktikum.

PASAL 21
Wajib mentaati ketentuan aturan tentang tata tertib dan prosedur dan cara kerja dalam melakukan
kegiatan praktikum di Laboratorium.

PASAL 22
Wajib mentaati ketentuan aturan tentang peruntukan, jadwal, dan prosedur yang berlaku dalam
penggunaan semua fasilitas Laboratorium termasuk literaturnya baik Laboratorium milik
Fakultas Kedokteran atau milik fakultas lain yang digunakan dalam praktikum maupun ujian
praktikum.

PASAL 23
Wajib hadir tepat waktu dalam mengikuti kuliah, atau praktikum, atau ujian; bila terlambat wajib
melapor dan meminta izin dosennya apakah masih boleh mengikuti kegiatan tersebut.
B. LARANGAN

PASAL 24
Dilarang memasuki ruangan kuliah, atau memasuki ruang praktikum, atau ruang ujian yang bukan
menjadi mata pelajaran pilihannya tanpa izin Dosen/petugas yang berwenang dalam kegiatan tersebut.

PASAL 25
Dilarang menggantikanMahasiswa lain atau meminta gantikan dan atau menanda tangani daftar
kehadiran atau meminta ditanda tangani daftar kehadiran dalam kegiatan kuliah, atau kegiatan
45

praktikum, atau ujian demi kepentingan diri sendiri dan atau kepentingan Mahasiswa yang
digantikannya (dilarang menjadi joki).

KEGIATAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN/


ORGANISASI PROFESI DOKTER

A. KEWAJIBAN

Pasal 26
Wajib mentaati ketentuan Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait tentang
Organisasi Kemahasiswaan.

Pasal 27
Wajib mentaati ketentuan Peraturan yang dikeluarkan Rektor Unsri, dan ketentuan Peraturan yang
dikeluarkan Dekan Fakultas Kedokteran Unsri dalam menjalankan kegiatan Organisasi Kemahasiswaan
Fakultas Kedokteran Unsri/Organisasi Profesi Dokter.

Pasal 28

Aktivis Organisasi Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran Unsri /Organisasi Profesi Dokter wajib
menjunjung tinggi nama baik Fakultas Kedokteran Unsri.

Pasal 29

(1) Bagi peserta program pendidikan akademik atau profesi yang akan meninggalkan kegiatan
intrakurikuler karena akan melaksanakan tugas resmi dari Organisasi Kemahasiswaan Fakultas
Kedokteran Unsri, wajib meminta izin ke Dekan/Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Unsri dengan
melampirkan surat resmi dari Pemimpin Organisasi Kemahasiswaan tersebut. Selanjutnya, bila
Dekan/Wakil Dekan memberikan izin, maka Dekan menginformasikan pemberian izin tersebut
kepada Dosen/Ketua Bagian/Kepala Laboratorium pengasuh kegiatan intrakurikuler terkait.
(2) Bagi peserta program PPDS yang akan meninggalkan tugas kegiatan intrakurikuler karena mengikuti
kegiatan Organisasi Profesi yang bernaung dibawah IDI, wajib meminta izin tertulis (yang telah
disetujui Ketua Bagian terkait) kepada Dekan. Bila Dekan memberikan izin, maka Dekan/Wakil
Dekan wajib menginformasikan pemberian izin tersebut kepada Direktur RS Pendidikan dan atau
RS/Puskesmas lahan PPDS.
46

B. LARANGAN

Pasal 30

Dilarang mengganggu, atau menghambat, atau menghalangi kegiatan intrakurikuler dan/atau


kegiatan resmi yang telah disusun Fakultas Kedokteran Unsri dalam melaksanakan kegiatan
Organisasi Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran Unsri/Organisasi Profesi Dokter.

Pasal 31
Dilarang melakukan kegiatan yang merusak citra Fakultas Kedokteran Unsri dan/atau
Mahasiswa/Residen Fakultas Kedokteran Unsri.

SANKSI

Pelanggaran terhadap Pasal-Pasal dalam Aturan Sikap dan Tingkah Laku Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Unsri dikategorisasikan atas empat tingkat, yaitu :

A. Pelanggaran Ringan (mild)


B. Pelanggaran Sedang (moderate)
C. Pelanggaran Berat (severe)
D. Pelanggaran Sangat Berat (profound)
Untuk pelanggaran ringan dan sedang, penetapan pelanggaran dan pemberian sanksi dapat ditentukan
oleh dosen yang mendapati pelanggaran tersebut sesuai dengan aturan yang ditetapkan dalam buku
tata tertib ini, dengan tujuan untuk memperbaiki sikap dan tingkah laku mahasiswa.
Untuk Pelanggaran Sedang sampai sangat berat, penetapan Gradasi pelanggarandan pemberian sanksi
hukuman ditentukan melalui rapat pimpinan FK Unsri melibatkan Program studi dan unit-unit terkait
berdasarkan pertimbangan dari berbagai pihak yang diperlukan. Penetapan pelanggaran dan pemberian
sanksi hukuman ditetapkan melalui surat keputusan Dekan FK Unsri. Isi surat keputusan Dekan bukan
hanya berupa sanksi untuk mahasiswa namun juga nasihat untuk perbaikan.
47

A. PELANGGARAN RINGAN
KRITERIA :

Memenuhi semua dari dua kriteria di bawah ini :

1. Pelanggaran bukan bersifat kriminal.


2. Pelanggaran terjadi pertama kali dan secara tak disengaja.

SANKSI :
1. Minimal :
- diberi peringatan secara lisan langsung tetapi tetap diizinkan mengikuti kegiatan
intrakurikuler yang sedang berlangsung.
2. Maksimal :
- diberi peringatan secara lisan langsung dan dikeluarkan dari /dilarang mengikuti
kegiatan intrakurikuler yang sedang berlangsung saat itu;
- boleh ikut kembali kegiatan intrakurikuler yang sama berikutnya setelah memperbaiki
kesalahannya.

B. PELANGGARAN SEDANG
KRITERIA

Memenuhi paling sedikit satu kriteria di bawah ini :

1. Pelanggaran ringan yang terulang untuk ke dua kalinya.


2. Pelanggaran terkategori ringan tapi secara disengaja.
3. Pelanggaran yang mengakibatkan terhentinya salah satu atau lebih kegiatan intrakurikuler
di dalam kampus, atau terganggunya fungsi RS/Puskesmas lahan kegiatan KK selama
sehari atau lebih.
4. Pelanggaran secara sengaja terhadap ketentuan KODEKI dalam menjalankan tugas
KK/Residensi.
5. Mengikuti pendidikan/kegiatan intrakurikuler tetapi tidak mentaati ketentuan persyaratan
administrasi dan/atau keuangan (melanggar PASAL 19, PASAL 26).
48

SANKSI
1. Minimal salah satu bentuk sanksi di bawah ini.
 Peringatan tertulis oleh Dekan/WD kepada Mahasiswa tersebut dan wali/orang
tuanya, dengan tembusan kepada Pembimbing Akademik (PA) nya.
 Bila berkaitan dengan ketentuan persayaratan administratif keuangan (PASAL 19 dan
26), maka isi surat peringatan intinya agar Mahasiswa segera memenuhi/melunasi
kewajiban administratif/keuangannya.
 memperbaiki atau menggantinya dengan yang sepadan atau yang baru, bila
pelanggaran ringan secara tidak sengaja terhadap Pasal-Pasal yang mengatur tentang
penampilan dan kesopan-santunan.
 Bila dianggap perlu untuk evaluasi dan pembinaan lebih serius, dapat dirujuk ke
UBKM
2. Maksimal :
Skorsing selama 1 (satu) bulan dari kegiatan intrakurikuler/proses pembelajaran di
Fakultas Kedokteran Unsri.
C. PELANGGARAN BERAT
KRITERIA

Memenuhi paling sedikit satu dari kriteria di bawah ini :

1. Pelanggaran berupa pemalsuan atau pembuatan dokumen/keterangan tanpa hak (Pasal 43,
Pasal 44 dan Pasal 45).
2. Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 (larangan membawa senjata di kampus).
3. Mengikuti pendidikan/kegiatan intrakurikuler tetapi tidak mentaati ketentuan persyaratan
administrasi dan/atau keuangan (melanggar Pasal 19, Pasal 26) meskipun sudah diberi
peringatan dan tenggang waktu sudah dilampaui.
4. Telah divonis secara final dan pasti menjadi terhukum oleh Pengadilan (PASAL 39)

SANKSI

1. Minimal:
skorsing dari Fakultas Kedokteran Unsri selama 1 (satu) semester.

2. Maksimal:
49

dikeluarkan dari Fakultas Kedokteran Unsri.

D. PELANGGARAN SANGAT BERAT


KRITERIA

Memenuhi paling sedikit satu kriteria di bawah ini:


1. Pelanggaran terhadap Pasal 11: secara tanpa hak membawa, atau mengedarkan, atau menjual,
atau menggunakan NAPZA.
2. Pelanggaran terhadap KUHP karena melakukan tindak krimal berat yang telah divonis hakim
secara final dan pasti.
3. Pelanggaran berat terhadap BAB II Sikap dan Tingkah Laku Secara Umum berupa: terlibat
secara aktif sebagai pelaku tindak kekerasan/penganiayaan berat, baik fisik (termasuk pelecehan
seksual/pemerkosaan) maupun mental, terhadap Dosen Fakultas Kedokteran Unsri, atau
Karyawan Fakultas Kedokteran Unsri maupun Karyawan RS/Pusekesmas lahan kegiatan KK, atau
sesama Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsri, atau Pasien RS/Puskesmas lahan kegiatan KK.

SANKSI

Minimal:

Skorsing selama satu tahun dari Fakultas Kedokteran Unsri.

Maksimal:

Dikeluarkan/diberhentikan dari Fakultas Kedokteran Unsri.

PENJELASAN TENTANG SANKSI

TENTANG

A. PELANGGARAN RINGAN

Setiap orang suatu saat bisa berbuat khilaf, sehingga tanpa disadarinya telah berbuat melanggar
ketentuan suatu aturan. Hal ini manusiawi. Oleh karena itu semua bentuk pelanggaran yang dilakukan
50

secara tak disengaja/tak disadari, pada prinsipnya tidak perlu diberikan sanksi. Tetapi untuk mendidik si
pelanggar agar kelak lebih berhati-hati sehingga tidak terjadi pelanggaran lagi, maka perlu diingatkan
(diberi peringatan) supaya dia mengerti dan sadar bahwa dia telah melakukan pelanggaran disiplin.

Bila kesalahan ringan tersebut masih bisa diperbaiki pada saat itu juga setelah mendapat peringatan
Dosen/Ketua Bagian atau yang berwenang untuk itu, maka si Pelanggar boleh tetap mengikuti kegiatan
yang sedang berlangsung saat itu. Misalnya, seorang/beberapa Mahasiswa mengobrol ketika mengikuti
kuliah. Dosen yang memberi kuliah menegur mereka dan mereka memperbaiki kesalahan saat itu juga.
Mereka tetap boleh ikut kuliah. Contoh lain, beberapa Mahasiswa asyik mengobrol dan bercanda, saat
itu salah seorang Dosen lewat di belakang mereka, mereka tak melihatnya, tanpa sengaja diantara
mereka ada yang bergerak ke arah belakang secara mendadak sehingga menabrak sang Dosen. Bila
Mahasiswa tersebut langsung meminta maaf atas kehilafannya, Sang Dosen cukup menegur dengan
peringatan: “Lain kali hati-hati”, maka kesalahan Mahasiswa tersebut dinilai telah diperbaiki

Bila kesalahan karena memakai pakaian yang terlarang, misal memakai kaus oblong, atau rok mini,
atau celana jeans, atau mode rambut berwarna selain dari hitam/warna sama dengan aslinya, kesalahan
mana tidak bisa diperbaiki segera saat itu juga tetapi memerlukan waktu, maka si Pelanggar baru boleh
ikut kuliah lagi setelah dia memperbaiki kesalahannya. Selama tidak ikut kegiatan intrakurikuler karena
kesalahan belum diperbaiki, maka hari-hari tidak masuk tersebut dihitung sebagai hari absen. Apabila
kesalahan telah diperbaiki maka boleh masuk kembali.

Perlu direnungkan, bahwa suatu tindak pelanggaran yang hanya dinilai dengan salah atau benar
tidak akan menemukan akar permasalahannya. Hendaknya juga dikaji faktor-faktor predisposisi, faktor
penyebab dan faktor pencetusnya. Misalnya, ada ketentuan aturan dalam ujian tertulis (biasanya tertera
di bagian atas halaman soal) sebagai PETUNJUK : “bekerjalah sendiri dengan tenang”. Karena si
Mahasiswa peserta ujian sedang menghadapi masalah di rumah (faktor predisposisi) maka dia tidak
dapat belajar dengan optimal sehingga penguasaan materi pelajaran untuk menghadapi ujian sangat
minim (faktor penyebab). Bila ada kesempatan untuk menyontek (faktor pencetus), maka Mahasiswa
tersebut menyontek, terjadilah pelanggaran disiplin terhadap ketentuan dari aturan ujian tersebut.
Penilaian bahwa si Mahasiswa tersebut bodoh makanya di menyontek, dan perlu diberi sanksi, akan
menambah dia tertekan berlebihan sehingga bisa mengalami depresi. Tindakan PA yang lebih
bermanfaat baginya memberikan nasihat atau pembinaan yang agak lebih serius, bila tidak juga berhasil
dapat merujuknya ke UBKM. Unit Bimbingan dan Konseling Mahasiswa akan membantu mencari jalan
terbaik bagi mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. Bila masalahnya cukup kompleks dan
51

penyelesaiannya membutuhkan waktu agak lama, mungkin disarankan untuk stop out sampai
kondisinya memungkinkan untuk mengikuti studi kembali.

Dalam Pasal-Pasal yang memuat ketentuan : ikut memelihara perlu dijelaskan bahwa yang
dimaksud dengan ikut memelihara adalah memelihara secara pasif, yaitu paling tidak adalah tidak
mengganggu situasi/kondisi, atau ketertiban/ketenangan, atau keindahan/kebersihan yang sudah ada;
bila tidak sedang mempergunakan fasilitas, atau peralatan, atau barang milik Fakultas Kedokteran Unsri
tersebut, tidak mengotori atau mengganggunya atau yang lebih berat dari itu. Bila sedang
menggunakan, gunakan dengan semestinya, dan setelah selesai harus melakukan prosedur
pemeliharaan/pengembalian ke keadaan/posisi semula yang baik dan benar (yang berkewajiban
memeliharan secara aktif dan kontinu adalah petugas resmi yang ditetapkan oleh fakultas).

Perbuatan melanggar secara tidak sengaja tetapi bersifat kriminal, misalnya berkenaan dengan
pelanggaran KUHP seperti bila melanggar Pasal 4 Ayat 1 tentang pelanggaran terhadap UU, atau Pasal 7
tentang larangan membawa senjata di kampus, atau Pasal 8 dan Pasal 38 tentang NAPZA, atau Pasal 25
tentang joki, atau Pasal 40 tentang melanggar KUHP/UU dalam pelaksanaan tugas KK/Residensi, atau
Pasal 43/Pasal 44/Pasal 45 tentang pemalsuan dokumen, tak tergolong dalam kategori PELANGGARAN
RINGAN (lihat pelanggaran kategori SEDANG, BERAT dan SANGAT BERAT).

B. PELANGGARAN SEDANG

SANKSI MINIMAL

Pelanggaran ringan oleh Mahasiswa yang sama secara tidak sengaja untuk kedua kalinya terhadap
Pasal-Pasal yang mengatur tentang penampilan dan kesopanan (bukan kriminal), perlu mendapat
peringatan agak serius. Dosen/Ketua Bagian yang menemukan/menghadapi kesalahan Mahasiswa
tersebut perlu menginformasikannya kepada PA nya. Pembimbing Akademik (PA) Mahasiswa yang
tersebut akan melakukan pembinaan agak serius agar si mahasiswa tersebut tidak melakukan
pelanggaran yang serupa lagi dimasa yang akan datang.

Pelanggaran ringan tetapi disadari/disengaja, maka dapat digolongkan pelanggaran sedang, bahkan
bila ada indikasi atau pertimbangan yang rasional kuat dapat digolongkan sebagai pelanggaran berat.
Misalnya sengaja dan tanpa alasan yang dapat diterima, memakai pakaian terlarang di dalam kampus
52

saat ikut kegiatan intrakurikuler. Tetapi bila ada alasan yang dapat diterima, misalnya sengaja memakai
sandal waktu kuliah karena kakinya cedera dan tidak bisa memakai sepatu, maka dinilai bukan sebagai
pelanggaran.

Bila pelanggaran tidak disengaja tapi sampai mengakibatkan kerusakan atau hilangnya peralatan,
maka si pelanggar wajib memperbaiki kerusakan itu atau menggantinya dengan yang baru.

Bila ada indikasi/kesan bahwa pelanggaran terjadi mungkin berkaitan dengan masalah kejiwaan,
atau masalah pribadi dalam keluarga Mahasiswa yang kompleks, maka dapat dirujuk ke UBKM untuk
dilakukan evaluasi serta bimbingan/konseling. Setelah itu UBKM akan memberikan rekomendasi kepada
Dekan tentang tindakan apa yang perlu dilakukan terhadap Mahasiswa tersebut. Rujukan ke UBKM
dapat dilakukan oleh Dekan/WD/PA untuk semua kategori pelanggaran bila dipandang perlu.

SANKSI MAKSIMAL

Bila menurut pertimbangan Dosen/Ketua Bagian terkait bahwa pelanggaran tersebut


mengakibatkan terhentinya kegiatan Fakultas Kedokteran Unsri secara total atau terganggunya fungsi
RS/Puskesmas lahan kegiatan KK selama sehari atau lebih, atau ada pertimbangan objektif lain yang
kuat, maka dapat dipertimbangkan pemberian skorsing selama 1 (satu) bulan. Sanksi skorsing ini harus
atas persetujuan sidang Senat Fakultas, dimana Mahasiswa terancam skorsing tersebut diberi
kesempatan untuk membela diri atau memberi penjelasan yang mungkin dapat membatalkan skorsing
atasnya itu.

C. PELANGGARAN BERAT DAN


D. PELANGGARAN SANGAT BERAT

Pengambilan keputusan skorsing satu tahun, atau dikeluarkan dari Fakultas Kedokteran Unsri,
dilakukan di dalam Rapat Senat Fakultas, dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan
memberatkan serta buruk-baik putusan tersebut bagi Mahasiswa, bagi institusi Fakultas Kedokteran
Unsri/Unsri, maupun bagi masyarakat. Mahasiswa terkait diberi hak untuk membela diri dihadapan
sidang Senat, atau memberikan informasi masukan yang mungkin dapat meringankan sanksi yang akan
diberikan kepadanya.

Bila si Mahasiswa mendapat hukuman penjara karena pelanggaran berat UU Lalu Lintas berupa
menghilangkan nyawa orang karena kelalaian (menabrak orang bukan disengaja sehingga korban
53

meninggal dunia), atau si Mahasiswa/i menjadi terhukum karena semata-mata urusan kegiatan
politiknya di luar kampus, maka mahasiswa/i tersebut diberi status Stop Outselama masa hukuman
berlangsung. Setelah selesai menjalani hukuman penjara, diperbolehkan kembali mengikuti kegiatan
intrakurikuler/proses pembelajaran di Fakultas Kedokteran Unsri.

KETENTUAN PENUTUP

(1). Usul perubahan dan tambahan mengenai peraturan tata tertib ini hanya dapat
diusulkan pada rapat paripurna Senat Fakultas Kedokteran dan oleh rapat, usul itu
dapat dsetujui seluruhnya,disetujui dengan perubahan atau ditolak.

(2). Segala sesuatu yang telah diatur dalam Peraturan Tata Tertib ini diputus oleh Dekan
Fakultas Kedokteran dan dilaporkan pada rapat paripurna Senat Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya.

(3). Segala ketentuan yang bertentangan dengan peraturan Tata Tertib ini dinyatakan tidak
berlaku.

Anda mungkin juga menyukai