Anda di halaman 1dari 2

TUGAS INDIVIDU MODUL FILSAFAT

Etika Kedokteran Indonesia

Nama/NPM/Prodi : Felix Kurniawan/2206143583/Orthopaedi dan Traumatologi


Narasumber : Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, DFM., S.H., M.Si. SpF(K)

1. Apa ciri desain KODEKI 2012 yang berbeda dari kode etik sebelumnya?
KDB atau kaidah dasar bioetika digunakan dalam KODEKI 2012. Oleh karena itu,
berdasarkan KODEKI 2012, kita dapat menggunakan bagian anatomi KODEKI yang
muncul dalam penjelasan artikel untuk membantah pasal-pasal kaku tentang
keluhuran profesi. 

2. Sebutkan 3 jenis pelanggaran tersering KODEKI dari kasus spesialisasi TS?


Menjatuhkan sejawat dengan membuka kesalahannya di depan pasien
Gratifikasi
Dikotomi

3. Bagaimana cara mencegah terjadinya kehinaan profesi dari ketiga pelanggaran


tersebut?
Mencegah penghinaan profesi yang disebabkan oleh pelanggaran etik ini terutama
untuk meningkatkan nilai-nilai etika pribadi, yang mengharuskan dokter untuk
berpikir lebih banyak dan mencerminkan nilai-nilai moral dan kebajikan. Selain itu, ia
menyoroti salah satu landasan pembentukan KODEKI, yaitu janji sepihak yang harus
dijunjung tinggi karena keluhuran profesi, agar hak-hak pasien selalu terpenuhi
dengan baik.

4. Bagaimana saran TS kepada Dewan Pembina Etika PDSp masing-masing terkait etika
kesejawatan dan sosiologi profesi?
Salah satu masalah yang terus menghinggapi etika profesi dan sosiologi profesi
adalah kurangnya atau kurangnya moralitas dari dokter senior kepada juniornya.
Dokter muda, yang kemudian meniru para senior ketika mereka menjadi senior,
mengikuti moral yang kurang lebih sama. Oleh karena itu, perlu lebih memantapkan
pengenalan nilai-nilai moral pendonor, yang dimulai sejak dini ketika dokter mulai
memiliki anak muda (bahkan pada tahap pendidikan kedokteran), sehingga nilai-nilai
berharga itu mengalir ke dalam dasar penerapan etika profesi kedokteran, yang
kemudian diwariskan kepada keturunannya atau dicontohkan. Harus juga diingat
bahwa salah satu tugas dokter dalam menjalankan profesinya adalah mendidik, yang
tidak terbatas hanya pada konteks sosial, tetapi juga pada konteks mulianya profesi
seorang dokter.

Anda mungkin juga menyukai