Anda di halaman 1dari 4

“PERAN ETIKA DALAM PROFESI

DOKTER”
1. Abstrak
Setiap manusia pasti memiliki fase-fase dalam kehidupannya, mulai ia kecil
hingga ia beranjak dewasa. Dalam fase dewasa manusia akan melakukan sebuah etos
kerja sebagai kodratnya untuk bekerja. Etos kerja sendiri merupakan semangat dalam
bekerja agar lebih giat dan produktif. Dunia kerja juga memiliki banyak sekali aturan
dan pedoman yang menjadi standar dalam suatu perusahaan. Suatu perusahaan pasti
memiliki seorang ahli sendiri disetiap departementnya, salah satunya seorang ahli
Profesi dokter, mereka tak bisa lepas dari aturan perusahaan dan kode etik profesi
sebagai landasan hukum dan aturan yang tidak bisa dilanggar oleh seorang ahli
profesi. Aturan Etika Profesi (kode etik) sangat diperlukan untuk menciptakan dan
mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran atau penyimpangan profesi seperti ,
malpraktik, suap, penyalahgunaan wewenang, dan pemanipulasian data.

2. Pendahuluan
I. Latar Belakang
Dalam menjalankan suatu pekerjaan (profesi) pasti memiliki suatu
standar baku sebagai acuan atau pedoman, agar pekerjaan yang dilakukan
tersebut memiliki moral tersendiri. Untuk itu dibutuhkan etika kerja ( profesi)
untuk menciptakan kondisi tersebut. Seorang ahli profesi akan dinilai baik
manakala perilaku/ etika dan pekerjaannya benar. Etika juga merupakan ilmu,
karena etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam
melakukan refleksi. Dengan objeknya yaitu tingkah laku manusia. Dengan
artiaan bahwa etika itu dapat dipelajari dan di terapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Namun etika lebih kepada sisi baik dan buruknya tingkah laku,
dengan demikian kita dapat menilai seseorang dari etika yang dimiliki.

II. Maksud & Tujuan


Maksud dan tujuan dari karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui dan
membedah lebih dalam tentang tujuan dan pentingnya etika dalam profesi
akuntansi. Serta menjadi referensi belajar yang sederhana namun serat makna,
serta mudah di pahami isi-isinya. Disamping itu pembahasan ini akan diambil
manfaat sebanyak-banyaknya.
3. Landasar Teori
Etika secara (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang
berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia: etika adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan
atau masyarakat. Sedangkan, profesi adalah pekerjaan yang dilakukan berkaitan erat
dengan keahlian khusus yang di dominasi oleh pendidikan dan keahlian serta di ikuti
pengalaman praktik kerja purna waktu yang dimiliki, dan pelaksaannya sangat
bergantung pada keahliannya itu.
Etika dibagi menjadi dua, yaitu etika umum dan khusus. Etika umum
membahas tentang moral dasar, sadangkan etika khusus menerapkan prinsip- prinsip
dasar pada masing-masing bidang kehidupan manusia. Etika khusus ini dibagi
menjadi etika individual yang memuat kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan
etika sosial yang membicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota umat
manusia. Sehingga etika profesi termasuk dalam etika khusus sosial.
Menurut Brandeis yang dikutip A. Pattern Jr. Untuk dapat disebut sebagai
profesi, maka pekerjaan itu sendiri harus mencerminkan adanya dukungan yang
berupa:
1) Ciri-ciri pengetahuan (intellectual character).
2) Diabdikan untuk kepentingan orang lain.
3) Keberhasilan tersebut bukan didasarkan pada keuntungan Finansial.
4) Didukung oleh adanya organisasi (association) profesi dan organisasi
profesi tersebut antara lain menentukan berbagai ketentuan yang
merupakan kode etik, serta pula bertanggung jawab dalam memajukan
dan penyebaran profesi yang bersangkutan.
5) Ditentukan adanya standard kualifikasi profesi.

Dokter (bahasa latin: guru) seseorang yang karena keilmuannya berusaha


menyembuhkan orang-orang yang sakit. Tidak semua orang yang mennyembuhakan
disebut dokter . Untuk menjadi seorang dokter diperlukan pendidikan dan pelatihan
khusus dan mempunyai gelar dalam bidang kedokteran.
Jadi etika profesi kedokteran merupakan kesadaran dan pedoman yang
mengatur prinsip-prinsip moral dan etika dalam melaksanakan kegiatan profesi
kedokteran, sehingga mutu dan kualitas profesi kedokteran tetap terjaga dengan cara
yang terhormat. Atau secara sin gkatnya, etika profsi kedokteran merupakan
seperangkat perilaku dokter dalam hubungannya dengan pasien, keluarga,
masyarakat, teman sejawat, dan mitra kerja.

4. Pembahasan
Etika profesi adalah bagian dari etika sosial, yaitu filsafat atau pemikiran kritis
rasional tentang kewajiban dan tanggung jawab manusia sebagia anggota umat
manusia (Magnis Suseno et.al., 1991 : 9). Untuk melaksanakan profesi yang luhur itu
secara baik, dituntut moralitas yang tinggi dari pelakunya ( Magnis Suseno et.al.,
1991 : 75). Tiga ciri moralitas yang tinggi itu adalah :
1) Berani berbuat dengan bertekad untuk bertindak sesuai dengan tuntutan
profesi.
2) Sadar akan kewajibannya.
3) Serta, memiliki idealisme yang tinggi.

Maka seorang dokter dalam menjalankan profesinya harus memiliki moralitas,


serta menjunjung tinggi etiika dan kode etik. Dalam pekerjaannya seorang dokter
diwajibkan berinteraksi dengan pasiennya, disinilah peran etika dan nilai moral sangat
diperlukan agar tercipta hubungan yang baik antara dokter dan pasiennya. Dengan
etika seseorang dapat menilai baik dan buruk pekerjaan yang dilakukan. Secara
otomatis etika dapat membangun image seseorang.

Dalam profesinya seorang dokter memiliki tugas dan kewajiban, sebagai


berikut :

a. Tugas profesi dokter :


 Melakukan pemeriksaan pada pasien untuk mendiagnosa
penyakit pasien secara cepat dan memberikan terapi secara cepat
dan tepat.
 Memberikan terapi untuk kesembuhan penyakit pasien.
 Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien
pada saat sehat dan sakit.
 Menangani penyakit akut dan kronik.
 Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar.

b. Kewajiban seorang dokter menurut Fuady (2015) :


 Kewajiban melakukan diagnosa penyakit.
 Kewajiban mengobati penyakit.
 Memberikan informasi yang cukup kepada pasien dalam bahasa
yang dimengerti oleh pasien, baik di minta atau tidak.
 Kewajiban untuk mendapatkan persetujuan pasien ( tanpa
paksaan atau penekanan) terhadap tindakan medik yang akan di
lakukan dokter setelah dokter memberikan informasi yang cukup
dan telah di mengarti oleh pasien.

Etika juga dapat di jadikan sebagai pencegah seseorang melakukan


pelanggaran profesi, dengan cara adanya kote etik profesi dokter. Sebagaimana yang
tertuang dalam SK PB IDI No 221/PB/A.4/04/2002 tanggal 19 April 2002 tentang
penerapan Kode Etik Kedokteran Indonesia. Kode Etik Kedokteran Indonesia pertama
kali disusun pada tahun 1969 dalam Musyawarah Kerja Susila Kedokteran Indonesia.
Dan sebagai bahan rujukan yang dipergunakan pada saat itu adalah Kode Etik
Kedokteran Internadional yang telah disempurnakan pada tahun 1968 melalui
Muktamar Ikatan Dokter Sedunia ke 22, yang kemudian disempurnakan lagi pada
MuKerNas IDI XIII, tahun 1983. Dengan adanya etika serta kode etik profesi,
seorang dokter dapat menjalankan profesinya dengan sungguh-sungguh.

Menurut kode etik profesi, ada tiga norma yang berlaku bagi seorang dokter
dalam menjalankan praktik profesinya. Yaitu :
1) Disiplin, sebagai aturan penerapan keilmuan kedokteran.
2) Etika, sebagai aturan penerapan etika kedokteran (Kodeki).
3) Hukum, sebagai aturan hukum kedokteran.

5. Kesimpulan
Kesimpulan dari pemaparan diatas bahwa etika :
i. Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang
menjadi pegangan bagi seseorang/suatu kelompok masyarakat dalam mengatur
perilakunya.
ii. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral, yang dimaksud disini adalah kode
etik.
iii. Etika mempunyai arti lagi: ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Etika disini
sama artinya dengan filsafat moral.
iv. Etika sangat berperan dalam tugas dan kewajiban profesi agar dapat berjalan
sesuai kote etik.

Daftar Pustaka

 file:///C:/Users/user/a/materi tugas/Joon's Blog ETIKA PROFESI DOKTER.htm


 file:///C:/Users/user/Documents/materi%20tugas/Welcome%20To%20My%20Blog
%20%20ETIKA%20PROFESI%20SEORANG%20DOKTER.htm
 PDF/EtikaProfesi/MarnoUNBRAW/Author/HennyNotaris

Anda mungkin juga menyukai